Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMAM GHOZALI : PEMIKIRAN DAN KARYA-KARYANYA

“Kajian Kitab Ihya’ Ulumuddin”

Dosen Pengampu :

Abdullah Safik, M.Fil.I.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Mohammad Nuriyan Alhamdani (126303201007)


2. Nawa Rohmah Firdaus (126303201001)
3. Nila Widya Kusuma (126303201006)

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG
1
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 3

BAB I ........................................................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 4

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 4

C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 4

BAB II ....................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5

A. BIOGRAFI AL-GHAZALI................................................................................................................. 5

B. KARYA-KARYA AL GHAZALI .......................................................................................................... 7

C. PANDANGAN DAN PEMIKIKRAN AL GHAZALI ............................................................................. 8

BAB III .................................................................................................................................................... 10

PENUTUP ............................................................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 10

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Perkembangan Tasawuf.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki penulisan
selanjutnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Abdullah Safik, M.Fil.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kajian Kitab Ihya’ Ulumuddin yang telah memberikan
bimbingan kepada kami sehinggga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang
telah di tentukan. Atas segala keterbatasan yang penulis miliki, apabila terdapat kekurangan
dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menjadi bekal pengetahuan bagi penulis dikemudian hari.

Tulungagung, 2 September 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan peradaban islam hari ini merupakan buah hasil kontribusi para
pendahulu kita. Dengan berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah yang telah
disampaikan Nabi Muhammad SAW. Membawa perubahan besar pada sejarah. Hal
ini dibuktikan dengan sepeninggal beliau banyak muncul khalifah hingga dinasti-
dinasti islam untuk meneruskan tongkat estafet agama islam. Munculnya berbagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan keagamaan yang terjadi menuai banyak
pendapat diantara para cendekiawan islam. Namun ada salah satu cendekia islam yang
pemikirannya sangat berpengaruh besar dalam pelurusan kembali terhadap banyaknya
persoalan itu, beliau bernama Al-Ghazali yang tidak asing ditelinga kita hari ini,
bahkan karya-karyanya menjadi kritik serta pelopor kembalinya kebenaran dan
banyak menjadi rujukan ulama modern saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas, agar pembahasan
dalam makalah ini tidak jauh dari judul, sebaiknya kita merumuskan masalah yang
akan dibahas, antara lain:

1. Biografi Imam Al-Ghozali


2. Pandangan dan Pemikiran Al-Ghozali dalam berbagai bidang
3. Mengenal karya-karya Al-Ghozali

C. TUJUAN

1. Memberikan pemahaman tentang sosok Al-Ghozali


2. Mengetahui sisi pandangan dan pemikiran al Ghazali dari berbagai bidang
3. Mengetahui karya-karya Al Ghazali yang menjadi pengaruh besar dalam
perkembangan pemikiran islam tasawuf.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI AL-GHAZALI

Al Ghazali figur yang tidak asing dalam perkembangan pemikiran Islam yang
menjadi konsep pada awal periode klasik.

Nama lengkap al-Ghozali adalah Abu Hamid Bin Muhammad Bin Muhammad
Bin Ahmad al-Ghozali ath-Thusi an-Naysaburi al-Faqih ashShufi, asy-Syafi‟I al-
Asyari. Imam al-Ghazali di lahirkan di Thusi (baigian dari wilayah Khurasan/Iran)
pada tahun 450 H, bertetapan pada tahun 1058 M. Dalam penyandaran nama Al-
ghazali, para ulama memiliki perbedaan penafsiran. Ada yang berpendapat berasal
dari kata Ghazzal yang maknanya tukang pintal benang yang di dasarkan dari
pekerjaan ayahnya terdahulu yaitu memintal benang wol. Dan ada yang berpendapat
berasal dari kata Ghazalah yang merupakan nama kampung kelahiran seorang Al-
ghazal.

Pendidikan al-Gazali di masa kanak-kanak di kampung halamannya, Orang


tuanya gemar mempelajari ilmu tasawuf, karena orang tuanya hanya mau makan dari
hasil usaha tangannya sendiri dari menenun wol. Ia juga terkenal pecinta ilmu dan
selalu berdo‟a agar anaknya kelak menjadi seorang ulama. Amat disayangkan ajalnya
tidak memberikan kesempatan padanya untuk menyaksikan keberhasilan anaknya
sesuai do‟anya. Setelah ayahnya wafat di didik oleh Ahmad bin Muhammad ar-
Razikani at-Tusi ahli tasawuf dan fiqih, Padanya al-Ghazali belajar ilmu fiqih, serta
riwayat hidup para wali dan kehidupan spiritual mereka. Ia juga belajar menghafal
syair-syair tentang mahabbah kepada Allah, al-Qur‟an dan as-Sunnah setelah
mempelajari dasar-dasar fiqih.

Kemudian Al Ghazali merantau ke Jurjan sebuah kota di Persia antara kota


Tabristan dan Nisabur dan menimba ilmu fiqih dari Abu al-Qasim Ismail bin
Mus‟idah al-Ismail (Nashr al-Ismailiy). Ketika beliau berusia tujuh belas tahun beliau
memutuskan untuk kembali ke Thus, Namuin dalam perjalanannya diceritakan bahwa
beliau dan teman-temannya dihadang sekawanan perampok dan merebut tas Al
ghazali yang berisi buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan yang ia senangi. Namun

5
karena merasa kasihan para perampok itu mengembalikan tas Al Ghazali dan setelah
peristiwa itu Al Ghazali semakin rajin mempelajari dan memahami ilmu-ilomu dan
berusaha mengamalkannya, bahkan kitab-kitab yang beliau peroleh selalu
ditempatkan ditempat yang aman. Sepulang beliau dari Jurjan ke Thus Al Ghazali
menetap selama tiga tahun untuk menghafal, merenung dan berpikir tentang ilmu-
ilmu yang telah dia peroleh. Al Ghazali kembali mengembara ke berbagai negeri
untuk menuntut ilmu pengetahuan dan sampai kepada Imam al-Haramain al-Junaunu
di Naisabur kemudian menetap disana untuk mempelajari hikamh filsafat dan
beberapa metode pembelajaran salah satunya khilariah, diskusi dan dialektika yang
menjadi awal Al Ghazali mengarang banyak kitab dalam kajian dan karangan yang
baik.

Al-Ghazali dikenal sebagai sosok intelektual muslim yang cerdas, brilian,


tawadhu, bijaksana, sangat mencintai dan haus terhadap ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu Al Ghazali dikenal sebagai figur yang ideal dengan wawasan dan pemikiran
yang luas dan pembahasan yang amat mendalam. Karena kepiawaiannya dan disiplin
ilmu beliau juga di gelari sebagai Hujjatul Islam

Setelah lama menjalani kehidupan bergelimang ilmu pengetahuan dan


kemewahan diniawi selama empat tahun lamanya. Al Ghazali yang tengah menulis
buku-buku ilmiah dan filsafat terpicu keraguan dalam hatinya dan pertanyaan-
pertanyaan baru muncul. Inikah ilmu pengetahuan sebenarnya? Inikah kehidupan
yang dikasihi Allah? Inikah cara hidup yang diridhai Tuhan?, dengan mereguk madu
dunia sampai ke dasar gelasnya. Keraguan ini akhirnya membuat Al Ghazali
menyingkirkan kursi kebesaran ilmiahnya di Bagdad menuju Mekkah, kemudian ke
Damaskus dan tinggal disana untuk beribadah.

Al-Gazali mengunjungi kota kelahirannya yaitu Thus, di sini pun ia berkhalwat.


Keadaan skeptis al-Gazali berlangsung selama 10 tahun, dan pada periode itulah ia
menulis karyanya yang terbesar Ihya „Ulum al-Din. Selanjutnya karena desakan dari
penguasan Saljuk, al-Gazali mengajar kembali pada madrasah Nizhamiyah di
Naisabur, tetapi hanya berlangsung selama 2 tahun, kemudian dia kembali ke Thus
untuk mendirikan madrasah bagi para fuqaha, dan sebuah zawiyahi atau khanaqah
untuk para mutasawwifin, dan di kota kelahirannya ini pun ia wafat pada tahun 505
H/1111 M dalam usia 54 tahun.

6
B. KARYA-KARYA AL GHAZALI

a. Ilmu Agama

 Al-Munqidh min al-Dalal (Rescuer from Error)


 Hujjat al-Haq (Proof of the Truth)
 Al-Iqtisad fil-I`tiqad (Median in Belief)
 Al-Maqsad al-Asna fi Sharah Asma' Allahu al-Husna (The Best Means in
Explaining Allah's Beautiful Names)
 Jawahir al-Qur'an wa Duraruh (Jewels of the Qur'an and its Pearls)
 Fayasl al-Tafriqa bayn al-Islam Wal-Zandaqa (The Criterion of
Distinction between Islam and Clandestine Unbelief)
 Mishkat al-Anwar (The Niche of Lights)
 Tafsir al-Yaqut al-Ta'wil
b. Sufisme
 Mizan al-'Amal (Criterion of Action)
 Ihya' Ulum al-Din: inilah karya Al-Ghazali yang paling terkenal.
 Bidayat al-Hidayah (Beginning of Guidance)
 Kimiya-ye Sa'adat (The Alchemy of Happiness)
 Nasihat al-Muluk (Counseling Kings)
 Al-Munqidh min al-Dalal (Rescuer from Error)
 Minhaj al-'Abidin (Methodology for the Worshipers)
c. Filsafat
 Maqasid al Falasifa (Aims of Philosophers)
 Tahafut al-Falasifa (The Incoherence of the Philosophers)
 Miyar al-Ilm fi fan al-Mantiq (Criterion of Knowledge in the Art of
Logic)
 Mihak al-Nazar fi al-Mantiq (Touchstone of Reasoning in Logic)
 Al-Qistas al-Mustaqim (The Correct Balance)
d. Yurisprudensi
 Fatawy al-Ghazali (Verdicts of al-Ghazali)
 Al-Wasit fi al-Mathab (The medium [digest] in the Jurisprudential
School)
 Kitab Tahzib al-Isul (Prunning on Legal Theory)

7
 Al-Mustasfa fi 'Ilm al-Isul (The Clarified in Legal Theory)
 Asas al-Qiyas (Foundation of Analogical reasoning)

C. PANDANGAN DAN PEMIKIKRAN AL GHAZALI

1. Pengaruh Al Ghazali dalam bidang Ekonomi

Posisi al-Gazali dalam alur sejarah pemikiran Ekonomi Islam i masuk kepada
fase II. Dimana pada fase ini banyak dilatarbelakangi olehnya menjamurnya
korupsi dan dekadensi moral, serta melebarnya kesenjangan miskin dan kaya,
meskipun secara umum kondisi perekonomian masyarakat Islam berada pada taraf
kemakmuran, Pemikiran-pemikiran ekonomi al-Gazali didasarkan pada pendekatan
tasawuf, karena masa hidupnya, orang-orang kaya, berkuasa, dan sarat prestise
sulit menerima pendekatan fiqih dan filosofis dalam mempercayai Yaum- al-Hisab.
Berkaitan dengan hal ini, al-Gazali memfokuskan perhatiannya pada perilaku
individu yang dibahasnya menurut perspektif al-Qur‟an, Sunnah, fatwa-fatwa
sahabat dan tabi‟in serta petuah para sufi terkemuka masa sebelumnya.

2. Pengaruh pemikiran Al Ghazali dalam bidang Tasawuf


Tasawuf dalam islam menurut Al Ghazali memiliki beberapa fase yang harus
di lewati, para calon sufi menurutnya adalah pencari kebenaran yang hakiki.
Terdapat banyak hal juga yang terkandung pengajaran asas-asas moralitas yang
sesuai dengan Al-Quran tentang asketisme, kesabaran, berserah diri pada Allah,
rela, cinta, yakin, hidup sederhana, dan segala hal yang diniscayakan pada setiap
muslim sebagai kesempurnaan iman. Dari uraian ayat Al-Quran tersebut Al
Ghazali menuangkan pemikirannya bahwa. , tentang jenjang (maqamat) menurut
al-Ghazalai yang harus dilalui oleh seorang calon sui, diantaranya: tobat, sabar,
kefakiran, zuhud,tawakal, dan makrifat. sarana ma’rifat seorang sui menurut beliau
adalah kalbu, bukannya perasaan dan bukan pula akal budi. Kalbu menurutnya
bukanlah bagian tubuh yang dikenal terletak pada bagian tubuh yang dikenal
terletak pada bagian kiri dada seorang manusia, tapi adalah percikan rohaniah ke-
Tuhan-an yang merupakan hakikat realitas manusia, namun akal-budi belum
mampu memahami perkaitan antara keduanya. Al Ghazali juga mengklasifikasikan
tingkatan manusia tentang manusia al-Ghazali membagi manusia ke dalam tiga
golongan, yaitu sebagai berikut: pertama, kaum awam, yang cara berikirnya

8
sederhana sekali.Kedua, kaum pilihan (khawas; elect) yang akalnya tajam dan
berikir secara mendalam.Ketiga, kaum ahli debat (ahl al-jadl).

3. Pengaruh pemikiran Al Ghazali dalam bidang Pendidikan


Metode pendidikan akhlak menurut al-Ghazali ada dua yaitu; pertama,
mujahadah dan membiasakan latihan dengan amal shaleh. Kedua, perbuatan itu
dikerjakan dengan diulang-ulang dan memohon karunia Ilahi. Pendidikan akhlak
menurut al-Ghazali adalah: pendidikan non formal dan non formal. Pendidikan non
formal dalam keluarga. Al-Ghazali menganjurkan metode cerita (hikayat), dan
keteladanan (uswah al hasanah). Anak dibiasakan melakukan kebaikan. Pergaulan
anak perlu diperhatikan,. Orang tua wajib menyekolahkan anak ke lembaga
pendidikan formal. Diperlukan pujian dan hukuman (reward and punishment).
Anak punya hak istirahat dan bermain. Al-Ghazali mensyaratkan adanya seorang
guru atau mursyid yang ikhlas, bertanggung jawab, mengamalkan ilmunya.
Kewajiban murid adalah: menjaga kebersihan hati, tidak sombong dan tidak
menentang guru, dalam belajar diniatkan untuk bertaqarrub kepada Allah.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

al-Gazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin at-Tusi al-Gazali,
digelar Hujjah al-Islam, lahir di Ghazaleh suatu desa dekat Thus, bagian dari kota
Khurasan, Iran pada tahun 450 H/1056 M. Dalam perjalanan keilmuannya Al Ghazali
menyerap dan mengembangkan ilmu yang telah beliau dapat dengan merenung,
mengamalkan dan menghafalnya. Kehidupan Al Ghazali kecil memang sangat
sederhana memiliki seorang ayah penganut sufi yang bekerja sebagai penenun wol.
Ketika beranjak usia Al Ghazali menempuh pengembaraan panjang untuk menimba
ilmu hingga pemikiran dan karya-karyanya dijadikan banyak rujukan sebagai rujukan
penyelesaian keterbelakangan peradaban islam saat itu. Namun ditengah naiknya
nama Al Ghazali, timbul keraguan tentang kebenaran ilmu yang telah ia kejar sampai
saat ini yang membuat Al Ghazali menuju Damaskus untuk menempuh jalan sufi dan
beribadah.

10
Daftar Pustaka

M.M Syarif Para Filosof Muslim, (Bandung: Mizan 1993), h. 220.

Perpustakaan RI., Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT.Ichtiar Baru van Hoeve, 2001), h.

Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1995),

Hasyimsyah Nasution, op. cit., h. 79

11

Anda mungkin juga menyukai