Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU KALAM

“MU’TAZILAH”
Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
DOSEN PENGAMPU : AHMAD RIFQI AZMI, M. Ag

Disusun oleh :

FIFI NUR DWI AFWA MURTI 220101094


CHOIRUL IMAM ACHMAD NUR ARINGGA 220101128
SHEILLA VIDA RAHMAH 220101129

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA‘ SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Kalam dengan judul “Pengertian
Mu’tadzilah.”
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Terlebihnya kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Jauharul Ma’arif, M.Pd. I selaku rektor Universitas Nahdlatul Ulama’ Sunan
Giri Bojonegoro.
2. Bapak Su’udin Aziz, S.Pd.I, M.Ag selaku kepala prodi Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Ahmad Rifqi Azmi, M.Ag selaku guru pengampu mata kuliah Ilmu Kalam.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan makalah ini, khususnya
teman-teman prodi Pendidikan Agama Islam.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karenaitu,
kami mengharap segala bentuk saran masukan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bojonegoro,02 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
a. Latar Belakang ......................................................................................1
b. Rumusan Masalah .................................................................................1
c. Tujuan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
a. Pengertian Mu’tazilah ...........................................................................2
b. Tokoh-tokoh Mu’tazilah .......................................................................2
c. Ajaran-ajaran Mu’tazilah ......................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................5
a. Kesimpulan ...........................................................................................5
b. Saran .....................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nama Mu’tazilah yang diberikan kepada mereka berasal dari kata i’tazala yang
berarti “mengasingkan diri”. Menurut suatu teori, nama itu diberikan atas dasar ucapan
Hasan al-Bashri setelah melihat Washil memisahkan diri Hasan al-Bashri diriwayatkan
memberi komentar sebagai berikut i’tazala anna (ia mengsasingkan diri dari kami). Orang-
orang yang mengasingkan diri disebut Mu’tazilah. “Mengasingkan diri” bisa berarti
mengasingkan diri dari majelis pengajian Hasan al-Bashri, atau mengasingkan diri dari
pendapat Murji’ah dan Khawarij.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mu’tazilah?
2. Siapa tokoh-tokoh mu’tazilah?
3. Apa ajaran-ajaran mu’tazilah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Mu’tazilah.
2. Mengetahui tokoh-tokoh Mu’tazilah.
3. Mengetahui ajaran-ajaran Mu’tazilah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MU’TAZILAH
Mu’tazilah sendiri berasal dari akar kata i’tazala yang berarti berlepas diri,
memisahkan diri, mengndurkan diri. 1 Sedangkan Mu’tazilah, sebagaimana di dalam kamus
al-Munjid: “suatu kelompok dari golongan Qadariyah yang menyatakan diri menyimpang
(bersikap netral) terhadap kedua kubu yaitu Ahl al-Sunnah dan Khawarij.”2 Dalam hal ini,
Abu Huzaifah Washil ibn “Atha’ memisahkan dirinya, karena berlainan pendapat dengan
gurunya al-Hasan al-Basri, tentang orang Islam yang mengerjakan maksiat dan dosa besar
yang belum bertaubat sebelum mati. 3
Aliran Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal dengan
kerasionalannya dalam memaknai atau memberikan pemahaman terhadap teks agama atau
teks al-Qur’an khususnya mengenai ke-Tuhanan, kenabian dan keakhiratan dan selainnya
yang masuk dalam rukun iman dan seterusnya yang menjadi permasalahan inti dalam
teologi, seperti soal iman dan kufur, soal mukmin dan kafir. Siapa sebenarnya orang yang
dapat disebut sebagai orang mukmin dan siapa pula yang dapat disebut sebagai orang kafir.
Siapa pula sebenarnya muslim yang masih tetap dalam Islam, dan siapa yang sudah
dinyatakan keluar dari Islam. Di samping itu, dalam teologi Islam juga dibahas tentang
orang Islam yang mengerjakan perbuatan haram (dosa besar dan dosa kecil). Bagaimana
pula dengan orang kafir yang mengerjakan kebaikan.
Mu’tazilah sebagai salah satu aliran teologi rasional yang berangkat dari tasdiq bi
al-qalb wa ikrar bi al-lisan wa amal bi al-arkam, adalah aliran yang pertama kali
menciptakan ilmu kalam di dalam Islam. Mu’tazilah merupakan aliran teologi di dalam
Islam yang mempersenjatai umat Islam dengan senjata pemikiran, sehingga umat Islam
memberikan suatu pembelaan terhadap serangan-serangan secara filosofis yang datang dari
musuh-musuh mereka, yang mana musuh-musuh mereka itu dipersenjatai dengan alam
pikiran filsafat Yunani yang mengandalkan akal semata yang didasari atas nafsu dan
kepentingan ego. Mereka itu adalah kaum Yahudi, Nasrani, dan Majusi. 4
B. TOKOH-TOKOH MU’TAZILAH
Aliran Mu’tazilah banyak melahirkan pemuka dan tokoh-tokoh penting. Hal ini
tidak terlepas dari pusat pengembangannya yang sangat strategis, yaitu kota Basrah dan
kemudian di Baghdad, yang merupakan pusat kekuasaan dan kiblat ilmu pengetahuan
dunia pada saat itu,5 di antara tokoh itu adalah:
1. Abu Huzail al-Allaf

1
Abd. ibn Nuh dan Oemar Bakry, Kamus Arab Indonesia Inggris, Cet. IV; (Jakarta: Mutiara Sumber Widya
1974) , hlm. 186.
2
Louis Ma’lout, al-Munjid al-Abjadiy, Cet. IV; (Beirut: Dar al-Masyriq, 1985), hlm. 974.
3
Taib Tahir Abdul Muin; Ilmu Kalam, Cet. VIII,(Jakarta: Widjyah; 1986) , hlm. 102.
4
Ahmad Amin, Fajr al-Islam (Kairo: Dar al-Kutub, 1975), hlm. 229.
5
Quraish Shihab (ed), Eksklopedi Islam, Juz. III, Cet. III; (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hove, 1994), hlm.
293.

2
Nama lengkapnya adalah Abu Huzail Muhammad ibn al-Huzail ibn Ubaidillah ibn
Makhul al-Allaf abd al-Qais. Ia dinamakan Al-Allaf karena tempat kelahiranya adalah
Basrah (al-Allaf). Al-Allaf dilahirkan pada tahun 135 H,6 dan meninggal pada masa
pemerintahan khalifah al-Mutawakkil pada tahun 235 H.7
Abu Huzail al-Allaf adalah pendiri yang sebenarnya bagi aliran Mu’tazilah. Ia
mengembangkan pandangan-pandangan Mu’tazilah dan meramunya dengan
informasi-informasi baru. Atas prakarsa al-Allaf, tidak sedikit lahir tokoh besar
Mu’tazilah. Ia lama berdomisili di kota Basrah. Ia pernah diundang ke Baghdad untuk
beberapa waktu. Ia diberi umur panjang, hidup sekitar seratus tahun lamanya. 8
2. Ishaq Ibrahim Sayyar al-Nazhzham
Nama lengkapnya adalah Ibrahim ibn Sayyar ibn Haniy dan lebih dikenal dengan
nama al-Nazhzham. Ia dilahirkan pada tahun 185 H. di Basrah dan wafat pada tahun
231 H. Ia adalah salah satu tokoh Mu’tazilah yang paling muda usianya dalam
mengarungi dunia keMu’tazilahan9.
Al-Nazhzham adalah filosof pertama dari kalangan Mu’tazilah yang paling
mendalam pemikirannya, paling berani, paling banyak berfikir merdeka, di samping
orisinil pendapatnya di antara mereka. Ia adalah anak saudara perempuan al-‘Allaf dan
sekaligus muridnya.
3. Abu ‘Ali al-Jubba’i
Namun nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Muhammad ibn Abdul Wahab ibn Salam
ibn Khalid ibn ‘Imran ibn Abban Maula Usman ibn Affan ra. Ia dilahirkan di daerah
Jubbah pada tahun 230 H dan wafat pada tahun 303 H. pada bulan Sya’ban. 10
Al-Jubba’i adalah tokoh besar terakhir dari kalangan Mu’tazilah. Ia dilahirkan dan
dibesarkan di Basrah. Ia belajar pada ayahnya sendiri. AlJubba’idan al-Asy’ari pada
awalnya merupakan sendi yang sama. Kemudian memisahkan diri darinya dan
mendirikan kelompok khusus. Ia berpindah dari Baghdad, di mana di kota ini al-Jubba’i
mengenal gerakan filsafat. Ia hidup sezaman dengan al-Farabi dan sebagai kaum
paripatek Arab. Teorinya tentang kondisi-kondisi, al-akhwal merupakan saksi terbaik
yang membuktikan anggapan itu. 11
C. AJARAN-AJARAN MU’TAZILAH
Mu’tazilah sebagai salah satu aliran dalam Islam yang lahir sehubungan dengan
persoalan dosa besar yang dihadapi oleh golongan Khawarij dan Murji’ah. Khawarij
mengatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam oleh
karena itu wajib dibunuh. Muncul aliran Murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang
buat dosa besar tetap mukmin dan bukan kafir. Persoalan dosa yang dilakukannya terserah
kepada Allah swt. Mu’tazilah tidak menerima pendapat tersebut. Mereka yang berbuat dosa

6
Ali Mustafa al Ghurabiy, Tarikh al-Firq al-Islamiyah (Mesir: Maktabah wa Mat’baah Muhammad Ali
Sabihiy wa Awladu, t. th), hlm.148.
7
Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, Juz, I, (Kairo: Muassasah al Halabiy, 1968), hlm. 53.
8
Ibrahim Madkour, Fi al-Falsafah al-Islamiyah: Manhaj wa Tatbiqu, Jus. II, diterjemahkan oleh Yudian
Wahyudi Asmin dengan judul “Aliran dan Teologi Filsafat Islam”, Cet. I; (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.
53.
9
Ali Mustafa al-Ghurabiy, ..., hlm. 184.
10
Ali Mustafa al-Ghurabiy, ..., hlm. 218.
11
Ibrahim Madkour, ...., hlm. 58.

3
besar bukan kafir tetapi pula bukan mukmin (posisi di antara dua posisi). 12 Pandangan-
pandangan inilah yang memberikan corak bagi masing-masing aliran tersebut.
Mu’tazilah sebagai salah satu aliran yang berciri rasional dan filosofis selalu
mengedepankan rasio (akal) dalam memberikan bantahan terhadap lawan-lawannya.
Mu’tazilah pada fase-fase perkembangan selanjutnya merangkum asas-asas pemikiran
dalam bentuk global yang terkenal dengan istilah al-usul al Khamsah.
Usul al-Khamsah yang merupakan ilmu dasar utama yang harus dipegang oleh
setiap orang mengaku dirinya sebagai pengikut Mu’tazilah dan ini telah merupakan
kesempatan mereka semua. 13 Kelima dasar utama dimaksud adalah sebagai berikut :
1. al-Tauhid
Yaitu mengesakan Tuhan. Dalam mengesakan Tuhan, kaum Mu’tadzilah
berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat-sifat yang berdiri sendiri diluar zat,
karena akan berakibat banyaknya yang qodim.
2. al-‘Adlu
Artinya adalah keadilan Tuhan. Keadilan Tuhan menurut mu’tadzilah mengandung
arti bahwa Tuhan wajib berbuat baik dan terbaik bagi hamba-Nya (al-shalah wal
ashlah), Tuhan wajib menepati janji, Tuhan wajib berbuat sesuai norma dan aturan
yang ditetapkan-Nya, dan Tuhan tidak akan memberi beban di luar kemampuan
seorang hamba.
3. al-Wa’du wa al-Wa’id
Artinya janji dan ancaman. Kaum Mu’tazilah meyakini bahwa janji dan ancaman
tuhan untuk membalas perbuatan hamba-Nya pasti akan terlaksana.
4. al-Manzilat bain al-Manzilatain
Artinya tempat diantara dua tempat. Kaum Mu’tazilah bahwa orang mukmin yang
berdosa besar, statusnya tidak lagi mukmin dan juga tidak kafir, ia berada diantara
keduanya. Doktrin inilah yang kemudian melahirkan aliran mu’tazilah yang di gagas
oleh Washil ibn Atha.
5. al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-Nahyi ‘an al-Munkar
Artinya melaksanakan perintah melaksanakan perbuatan baik dan larangan
perbuatan munkar. Ini merupakan kewajiban dakwah bagi setiap orang Mu’tazilah.14
Sistematika ajaran dasar ini tidak disusun berdasarkan kronologis kemunculannya,
tetapi disesuaikan dengan tata aturan menurut klasifikasi intensitasnya dan keterkaitannya
antara satu sama lainnya.

12
Ibid. hlm. 7.
13
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Juz III; (Kairo: Matabah al-Nahdah al-Mishriyah, 1952), hlm. 22.
14
https://www.qowim.net/2020/10/sekte-mutazilah-sejarah-tokoh-dan-pokok.html

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mu’tazilah sendiri berasal dari akar kata i’tazala yang berarti berlepas diri,
memisahkan diri, mengndurkan diri. Sedangkan Mu’tazilah, sebagaimana di dalam kamus
al-Munjid: “suatu kelompok dari golongan Qadariyah yang menyatakan diri menyimpang
(bersikap netral) terhadap kedua kubu yaitu Ahl al-Sunnah dan Khawarij.”
Aliran Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal dengan
kerasionalannya dalam memaknai atau memberikan pemahaman terhadap teks agama atau
teks al-Qur’an khususnya mengenai ke-Tuhanan, kenabian dan keakhiratan dan selainnya
yang masuk dalam rukun iman dan seterusnya yang menjadi permasalahan inti dalam
teologi, seperti soal iman dan kufur, soal mukmin dan kafir.
Tokoh-tokoh mu’tazilah, di antara tokoh itu adalah:
1. Abu Huzail al-Allaf
Nama lengkapnya adalah Abu Huzail Muhammad ibn al-Huzail ibn Ubaidillah ibn
Makhul al-Allaf abd al-Qais.
2. Ishaq Ibrahim Sayyar al-Nazhzham
Nama lengkapnya adalah Ibrahim ibn Sayyar ibn Haniy dan lebih dikenal dengan
nama al-Nazhzham.
3. Abu ‘Ali al-Jubba’i
Namun nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Muhammad ibn Abdul Wahab ibn Salam
ibn Khalid ibn ‘Imran ibn Abban Maula Usman ibn Affan ra.
Ajaran-ajaran mu’tazilah Mu’tazilah sebagai salah satu aliran yang berciri rasional
dan filosofis selalu mengedepankan rasio (akal) dalam memberikan bantahan terhadap
lawan-lawannya. Usul al-Khamsah yang merupakan ilmu dasar utama yang harus dipegang
oleh setiap orang mengaku dirinya sebagai pengikut Mu’tazilah dan ini telah merupakan
kesempatan mereka semua. Kelima dasar utama dimaksud adalah sebagai berikut :
1. al-Tauhid
2. al-‘Adlu
3. al-Wa’du wa al-Wa’id
4. al-Manzilat bain al-Manzilatain
5. al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-Nahyi ‘an al-Munkar
B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan

5
tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan sesudahnya kami haturkan
banyak terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish, (ed), Eksklopedi Islam, Juz. III, Cet. III; (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van
Hove, 1994)
Ma’lout, Louis, al-Munjid al-Abjadiy, Cet. IV; (Beirut: Dar al-Masyriq, 1985)
Bakry, Abd. ibn Nuh dan Oemar, Kamus Arab Indonesia Inggris, Cet. IV; (Jakarta: Mutiara
Sumber Widya, 1974)
Al-Ghurabiy, Ali Mustafa, Tarikh al-Firq al-Islamiyah (Mesir: Maktabah wa Mat’baah
Muhammad Ali Sabihiy wa Awladu, t. th)
Amin, Ahmad, Dhuha Islam (Kairo: Maktabat al-Nahdah al-Misriyah, 1972)
Ibrahim, Madkour. Fi al-Falsafah al-Islamiyah: Manhaj wa Tatbiqu, Jus. II, diterjemahkan
oleh Yudian Wahyudi Asmin dengan judul “Aliran dan Teologi Filsafat Islam”,
Cet. I; (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, Juz, I, (Kairo: Muassasah al Halabiy, 1968)
Amin, Ahmad. Fajr al-Islam (Kairo: Dar al-Kutub, 1975)
Taib Tahir Abdul Muin. Ilmu Kalam, Cet. VIII,(Jakarta: Widjyah; 1986)
https://www.qowim.net/2020/10/sekte-mutazilah-sejarah-tokoh-dan-pokok.html

Anda mungkin juga menyukai