Disusun oleh:
Midi
Semester 6 C
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Tak lupa sholawat serta salam
kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wa sallam dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman
Aamin Yaa Robbal’alaamiin.
Berkat rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kuasa saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Aliran Kalam Maturidiyah" yang merupakan
salah satu tugas dari Bapak Drs. H. A. Burhanuddin, MPI pada mata kuliah Ilmu
Kalam. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini
bisa bermanfaat dan juga besar keinginan saya bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada makalah-
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya pada dunia pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kalam yaitu suatu ilmu yang membahas tentang keyakinan. Yang
kemudian muncul berbagai aliran ilmu kalam yang dikarenakan perbedaan pemahaman
pemikiran tentang akidah (keyakinan), karena ilmu bersumber dari filsafat yang
basisnya fikiran.
Aliran kalam muncul dipicu oleh persoalan politik pada masa khalifah Usman bin
Affan yang di demo.. Setelah Usman bin Affan wafat kedudukannya sebagai khalifah
digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.Pada masa Ali bin Abi Thalib terjadilah
pemberontakan dari Gubernur Syam,Muawiyah bin Abi Sofyan,karena tidak terima
atas kebijakan Khalifah Ali .Dan terjadilah perang Siffin diselesaikan dengan takhrim
(genjatan senjata).Ada beberapa pengikut Ali yang tidak setuju dengan penyelesaian
tersebut.Mereka berpendapat bahwa menurut Al Qur’an pemberontak harus dihukum
mati.Dari sinilah persoalan yang tadinya politis menjadi theologis.Maka dari itu
munculah berbagai aliran kalam,salah satunya adalah Aliran kalam Maturidiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kemuculan Aliran Maturidiyah ?
2. Siapa saja tokoh dalam aliran Maturidiyah?
3. Bagaimana ajaran Aliran Maturidiyah?
4. Apa saja pembahasan Aliran Maturidiyah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah kemunculan aliran Maturidiyah
2. Untuk mengetahui tokoh dalam aliran Maturidiyah.
3. Untuk mengetahui ajaran aliran Maturidiyah
4. Untuk mengetahui pokok bahasan dalam aliran Maturidiyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tergolong ahli al-Rayi. Kehadirannya dalam belantika pemikiran kalam, ternyata
memberikan nuansa baru dalam pemahaman aqidah dan teologi.
3
ketahui dengan pasti namun muhammad abu zahrah menuliskani perkirakan paa abad
ke 3 hijriyah.
Abu mansur al-maturidi adalah seorang theologian (mutakallimin) pembentuk
ilmu kalam dari nasr ibn yahya al- balkhi yang wafat pada tahun 268 H. Pada masa
hidupnya Al-maturidi banyak menerima ilmu dari berbagai guru, di antaranya adalah
Abu nashr Ahmad ibn al- abbas Al-bayadi, Ahmad ibn ishak, dan jurjani dan Nashr ibn
yahya al-balkhi yang termasuk ulama terkemuka dalam mazhab hanafiah.
4
tidak, apakah hanya dapat diketahui oleh wahyu dan lain sebagainya. Keempat
masalah pokok tersebut adalah : Mengetahui Tuhan, Kewajiban mengetahui Tuhan,
Mengetahui baik dan buruk dan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang
buruk sebelum datangnya wahyu.
-Tentang sifat-sifat Tuhan
Bagi al Maturidi bahwa Tuhan itu mempunyai sifat-sifat, tetapi sifat-sifat itu bukan
zat. Dengan kata lain sifat-sifat itu bukanlah suatu yang berdiri pada zat, seperti: Tuhan
mengetahui bukan dengan zat-NYA, tapi dengan pengetahuan-NYA. Sifat itu qadim
dengan qadimnya zat. Kekalnya sifat-sifat itu sendiri, akan tetapi kekalnya sifat itu
melalui kekekalan yang terdapat dalam esensi Tuhan.
. -Tentang perbuatan manusia
Maturidi berpendapat bahwa perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan. Ada dua
jenis perbuatan yakni : perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Perbuatan Tuhan
dimanifestasikan dalam bentuk penciptaan daya dalam diri manusia, dan pemakaian
daya itulah merupakan perbuatan manusia.
5
b. Sifat-sifat Tuhan
Al Bazdawi berpendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat. Tuhan pun qadim. Akan
tetapi untuk menghindari banyaknya yang menyertai qadimnya zat Tuhan, maka al
Bazdawi mengatakan bahwa ke qadiman sifat-sifat Tuhan itu melalui ke qadiman yang
melekat pada diri zat Tuhan, bukan melalui ke qadiman sifat-sifat itu sendiri.
Perbuatan manusia
Al Bazdawi berpendapat bahwa perbuatan manusia itu di ciptakan Tuhan, sekalipun
perbuatan tersebut di sebabkan oleh qudrah hadisah yang berasal dari manusia itu
sendiri. Karena timbulnya perbuatan itu terdapat dua daya yaitu daya untuk
mewujudkan dan daya untuk melakukan.
Meskipun dua tokoh aliran Maturidi dan juga Asy’ari berbeda dalam beberapa hal
tetapi punya prinsip yang sama. Jika terdapat pertentangan antara akal dan usaha, maka
akal harus tunduk kepada wahyu.
Pemakaian nalar yang cukup dan seimbang adalah corak pemikiran Abu
Mansur al-Maturidi dalam ilmu akidah. Corak terebut selaras dengan karakter
pemikiran Imam Abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi). Pemikiran Abu Mansur
al-Maturidi pun dianggap telah menyempurnakan argumentasi dari Abu Hanifah
dalam kitab al-Fiqh al-Akbar.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aliran al-Maturidiyah berdiri atas prakarsa al-Maturidi pada tahun pertama
abad ke-4 H di wilayah Samarkand.[2] Aliran ini sebenarnya dilahirkan untuk
memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri
dari ekstrimitas kaum rasionalis, dimana pada waktu itu yang berada dibarisan
paling depan adalah Mu’tazilah, maupun kaum tekstualitas yang dipelopori
oleh kaum Hambaliyah (para pengikut Imam Ibnu Hambal).
2. Tokoh dalam aliran matudariyah :
- Abu Manshur Al-Maturidi (pendiri Maturidiyah Samarkand)
- Abu Al-Yusr Muhammad Al-Bazdawi
3. Pokok ajaran Maturidiyah diantarnya:
Golongan Al-Maturidi Samarkand berpendapat mengetahui Tuhan, kewajiban
mengetahui Tuhan dan mengetahui perbuatan baik dan jahat dapat diketahui
oleh akal sementara kewajiban mengetahui perbuatan baik dan jahat hanya
dapat diketahui oleh wahyu
Golongan Maturidi Bukhara berpendapat mengetahui Tuhan dan kewajiban
mengetahui Tuhan dapat diketahui oleh akal sedangkan mengetahui baik dan
jahat serta kewajiban mengetahui baik dan jahat dapat diketahui oleh wahyu.
7
DAFTAR PUSTAKA
Adnin, A., & Zein, M. (2020). Epistemologi Kalam Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah.
Al-Hikmah: Jurnal Theosofi Dan Peradaban Islam, 2(1).