1. Aulia Fathonah
2. Bunga Aulia
3. Clara Anastasya
4. Dea Ananda
5. Desi Wulandari
7. Erina Delia
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat dari berbagai
sumber. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
sumber yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
B. Saran ........................................................................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu kitab yang paling momental pada abad pertama
tidak ada kitab yang paling sahhih setelah al-Qur’an kecuali kitab ini. Untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1
3. Untuk mengetahui siapa saja murid-murid Imam Malik.
8. Untuk mengetahui kritik dan tanggapan para ulama terhadap kitab al-
Muwatta’.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap dari Imam Malik adalah Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amir bin Amr bin Al-Harits bin Ghaiman bin Khutsail bin Amr bin Al-
Imam Dar-Al Hijirah. Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin
Murrah dari suku Quraisy. Malik adalah sahabat Utsman bin Ubaidillah At-
serangkai dalam Islam (para mujtahid) dari segi umur. Imam Malik seorang
imam dari Kota Madinah dan imam bagi penduduk Hijaj. Ia adalah seorang
menjadi pusat madzhab aliran hadits. Dan dikota ini pula tempat lahirnya
Imam Madzhab ini, Malik bin Anas Al-Asybahi Al-Arabi tahun 95 hijriah
(713 M). Beliau terus menetap di Madinah, tidak pernah pindah ke negeri
ilmu fiqih dan menjadi imam negerinya sehingga pernah dikatakan orang,
guru Imam Syafi’I yang pernah mangatakan, Malik adalah hujjatullah atas
3
makhluknya sesudah para Tabi’in. Beliau guru saya dan dari padanyalah
saya memperoleh ilmu. Kalau kau dapatkan dari padanya peganglah itu
kuat-kuat dan kalau datang atsar atau hadits maka Imam Malik adalah
bintangnya.
tidak dapat dipengaruhi baik dengan kekuasaan ataupun dengan paksaan dan
(Muahmassani, 1976).
Anas ibn Malik dan Aliyah binti Suraik, bangsa Arab Yaman. Ayah Imam
Malik bukan Anas bin Malik sahabat Nabi, tetapi seorang tabi'in sangat
ayah Imam Malik tinggal di suatu tempat bernama Zulmarwah, nama suatu
tempat di padang pasir sebelah utara Madinah dan bekerja sebagai pembuat
panah. Kakeknya memiliki kunyah Abu Anas, adalah tabi'in besar yang
banyak meriwayatkan hadis dari Umar, Talhah, Aisyah, Abu Hurairah dan
Hasan bin Sabit, termasuk penulis mushaf Usmani serta termasuk orang
para sejarawan. Ada yang menyatakan 90H, 93H, 94H dan ada pula yang
beliau lahir tahun 93H pada masa khalifah Sulaiman bin abdul Malik ibn
4
Marwan dan meninggal pada hari ahad 12 Rabi'ul Awal 179H dalam usia 87
Baqi'. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan pakaiannya yang putih dan
dari Madinah. Karena pada waktu itu kota Madinah adalah pusat ilmu
pengetahuan agama Islam dan karena tempat inilah banyak tabi’in yang
berguru pada sahabat-sahabat Nabi. Imam Malik pernah belajar kepada 900
Abdurrahman Furuh al-Madinah (wafat 136 H). Rabi’ah adalah guru Imam
Malik pada waktu kecil, yang mengajari Imam Malik tentang ilmu akhlak,
Ibn Hurmuz Abu Bakar bin Yazid (wafat 147 H). Imam Malik berguru
kepada Hurmuz selama kurang lebih 8 tahun dalam ilmu kalam, ilmu I’tiqad
dan ilmu fiqih yang mendapatkan 54-57 hadis darinya. Ibn Hurmuz
5
merupakan guru Imam Malik yang sangat berpengaruh padanya sangat
sedikit apa yang dapat diketahui tentang Ibn Hurmuz kecuali anggapan
bahwa ia salah satu ulama terkemuka Madinah saat itu. Namun dalam kitab
dari tujuh tahun di saat beliau belum pernah belajar pada orang lain. Adapun
d. Abdurrahman bi Zakuan
Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Beliau
pernah mendengar tiga puluh satu hadis dari Ibn Syihab tanpa menulisnya.
Dan ketika diminta untuk mengulanginya seluruh hadis tersebut, tak satupun
yang dilupakan. Selain itu, beliau dikenal sangat ihlas dalam melakukan
“Ilmu adalah cahaya, ia akan mudah mencapai dengan hati yang taqwa dan
6
menghadapi dua hal, dan salah satunya meragukan, maka kerjakanlah yang
bidang hadis dan fiqh. Ia mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua
cabang ilmu tersebut Imam Malik bahkan telah menulis kitab al-Muwatta
juga membangun sebuah aliran fiqih yang berdiri, yang begitu bebas
hukum sebelum dia berusia delapan belas tahun. Dia mulai mengajar ilmu
agama pada usia dua puluh satu tahun, dan banyak perawi meriwayatkan
Pada masa Imam Malik kecil, pendidikan anak itu tidak diwajibkan.
7
“Dan orang-orang beriman tidak harus pergi bersama-sama. Dari
memperoleh ilmu yang benar dalam agama, agar mereka dapat menasihati
Malik mulai belajar ketika dia masih sangat muda. Dia menghabiskan
guru tunggal, Ibnu Hurmuz. Bahkan di usianya yang masih muda, Malik
guru saya dan memberi tahu mereka bahwa jika ada yang memanggilnya,
mereka harus mengatakan bahwa ayah mereka sedang sibuk.” Malik begitu
untuk waktu yang lama. Dia memiliki bantal berisi jerami yang akan dia
meliputi di antaranya para sahabat, para tabi’in, cerdik-pandai dan para ahli
anak yang cerdas pikirannya, cepat menerima pelajaran, kuat dalam berfikir
dan menerima pengajaran, setia dan teliti. Beliau sudah hafal Al-quran
dalam usia yang sangat dini. Sekitar umur 10 tahun, Imam Malik telah hafal
8
al-Qur’an dengan sejumlah hadits. Wawasannya telah terpenuhi dengan
Imam Malik sangat rajin dan tekun dalam mencari ilmu apapun,
padahal beliau bukanlah termasuk orang kaya. Akan tetapi semua yang
sahabat dan dengan inilah membangun mazhabnya. Imam malik tidak hanya
berhenti sebatas itu, beliau mengkaji setiap ilmu yang ada hubungannya
dengan ilmu syariat. Beliau memiliki firasat yang tajam dalam menilai
fiqh telah memberi andil besar bagi tersebernya mazhab beliau dan
banyaknya murid yang datang untuk belajar dari segala penjuru negeri
Islam, dari syam, irak, mesir, afrika utara, dan Andalusia. Semuanya datang
9
2) Abdurrahman bin Al-Qasim Al-Mishriy (wafat pada tahun 192 H)
Andalusia.
5) Azzuhri
7) Abul Aswad
10
24) Syarik bin ibn Lati’ah
sa'id, Hammad ibn Zaid, Sufyan ibn Uyainah, Abu Hanifah, Abu
Salim ibn Abi 'Umayah, Abu Al-Nadri, Maula Umar ibn Abdullah,
dikarenakan problem politik dan sosial agama yang memiliki andil besar
mengapa kitab ini disusun. Kondisi politik pada saat itu merupakan masa
intregitas dari umat islam. Disamping itu karena kondisi sosial agama yang
11
beragam khususnya dalam bidang hukum yang bermula dari perbedan nash
permintan dari khalifah Ja’far al manshur atas usulan dari Muhmmad ibn al
Muqaffa’ yang prihatin atas perbedaan fatwa yang terjadi dengan tujuan
kurun waktu sekitar 40 tahun. Mulai pada abad ke-2 tepatnya tahun 137
memang sudah memiliki niat untuk menyusun kitab yang dapat membantu
umat Islam dalam memahami agama. Kondisi politik yang penuh konflik
dan fitnah pada masa transisi Daulah Umayyah dan Abbasiyyah. Sehingga
Ja’far al-Manshur (khalifah dari Bani Abbas) datang kepada Malik Ibn Anas
Ibn Malik pada musim haji dan bertanya kepada beliau tentang masalah-
masalah keilmuan dan hadits. Kemudian Abu Ja’far meminta kepada beliau
undang) yang harus dipatuhi oleh umat Islam.31 Malik Ibn Anas Ibn Malik
12
atau pijakan bagi umat Islam dengan alasan bahwa para ulama telah
mengumpulkan dan meneliti banyak ilmu yang belum beliau teliti. Begitu
juga para sahabat Nabi telah tersebar diseluruh penjuru daerah (negara) dan
sendiri-sendiri.
adalah ketika Malik Ibn Anas Ibn Malik telah selesai menyusun kitabnya
Manshur, akan tetapi penulisan dan kodifikasi tersebut selesai pada masa
Khalifah al-Mahdi. Terlepas dari itu semua, diasumsikan bahwa orang yang
filosof terkenal yang bernama Ibn al-Muqaffa (Suyuthi & Fahruddin, 2017).
daftar isi.
13
2. Jilid 2 terdiri dari 651 halaman. Pokok pembahasan dimulai dari
daftar isi.
yang berfokus pada kajian hadis bernuansa fikih. Kitab ini membahas
berbagai problem dan hukum agama yang merangkum ilmu hadis, ilmu
fikih dan sebagainya. Kitab ini termasuk dalam al-kutub at-tis’ah. Imam al-
setelah al-Quran. Hal ini beliau katakannya sebelum adanya kitab sahihain.
Semua hadis yang ditulis adalah sahih karena Imam Malik terkenal
dengan sifatnya yang tegas dalam penerimaan sebuah hadis. Awalnya berisi
10.000 hadis yang kemudian direvisi dan menjadi 1000 lebih hadis saja,
dalamnya mencapai 853 hadis. Akan tetapi Imam Abu Bakar al-Abhari
berkata: “Jumlah hadis Rasulullah Saw, atsar sahabat dan fatwa tabiin yang
ada dalam kitab al-Muwaththa’ adalah 1720 hadis, yang bersanad sebanyak
600, mursal 222, mauquf 613 dan fatwa tabiin 285 (Lutviah, 2022).
14
F. Sistematika Penulisan Kitab al-Muwatta’
Anas Ibn Malik adalah pada masing-masing tema didahului dengan hadits-
perkataan) dari para sahabat dan tabi’in yang kebanyakan berasal dari
sendiri juga mencakup pendapat-pendapat Malik Ibn Anas Ibn Malik yang
banyak berasal dari Madinah, namun tidak ditemukan dalam kitab tersebut
fiqh (pendapat) Ali ibn Abi Thalib. Hal ini disebabkan adanya konflik
politik yang terjadi pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, sehingga
fiqh Ali ibn Abi Thalib tidak bisa tersebar secara optimal.
Berkaitan dengan hadits yang diperolehnya, Malik Ibn Anas Ibn Malik
dengan menghafalkan). Untuk yang terakhir ini, Malik Ibn Anas Ibn Malik
15
G. Penilaian Ulama Terhadap Kitab al-Muwatta’
bahwa al-Muwaththa’nya Malik Ibn Anas Ibn Malik adalah kitab yang
ada kitab yang paling benar setelah al-Quran kecuali Muwaththa’ Malik Ibn
setelah al-Quran yang paling shahih kecuali Muwaththa’ Malik Ibn Anas
shahih, maka dia tidak melanggar sumpahnya. Tapi kalau dia bersumpah
dengan mengatakan bahwa hadits-hadits yang ada pada selain kitab al-
dan seluruh isinya kecuali al-Quran dan al-Muwaththa’”. Umar ibn Abi
Salamah berkata “Setiap aku membaca Muwaththa’ Malik Ibn Anas Ibn
Malik, pasti datang seseorang dalam mimpiku dan berkata “ini benar-benar
dari al-kutub al-sittah sebagai ganti dari Ibn Majah (Suyuthi & Fahruddin,
2017).
16
H. Tanggapan dan Kritik Para Ulama Terhadap Kitab al-Muwatta’
hadits. Pendapat ini berasal dari Ali Hasan Abdul Qadir dan dituangkan
Kitab Malik Ibn Anas Ibn Malik yang fundamental adalah al-
kitab hadits dengan makna hadits shahih seperti kitab-kitab lain yang
17
penyangkalan bahwa al-Muwaththa’ tidak mencakup semua bab dari
tapi tujuannya adalah pandangan Malik Ibn Anas Ibn Malik tentang
Maka dari sini, jelas bahwa Malik Ibn Anas Ibn Malik bukanlah
pretensi Ali Hasan di atas ditentang oleh Muhammad Abu Zahwi dalam
Al-Muwattha', yaitu:
a. Al-Syafi'i: "Di dunia ini tidak kitab setelah Al-Qur'an yang lebih
18
d. Waliyullah Al-Dahlawi menyatakan Al-Muwattha' adalah kitab yang
hadis paling sahih adalah ulama yang hidup antara abad II dan III Hijriah,
yang mana pada saat itu belum ada kitab Shahih Al-Bukhari, sedangkan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imam malik merupakan seorang sosok imam yang sangat akan haus
ilmu, itu semua terbukti bahwa beliau memiliki banyak guru, selain itu
beliau tidak main-main. Dalam menuntut ilmu beliau hanya akan mencari
obyeknya.
masih muda yaitu pada usia 17 tahun, pada waktu itu dikarenakan beliau
merupakan seorang sosok yang banyak memiliki ilmu terlebih dalam hadist.
Selain itu juga, beliau merupakan orang yang kuat ingatannya, hal ini telah
dikarang oleh Abu Abdullah Malik ibn Anas ibn Malik ibn Abi Amir ibn
Amr ibn al-Haris ibn Gaiman ibn Husail ibn Amr ibn al-Haris al Asbahi al-
Madani atau yang dikenal sebagai Imam Malik. Selanjutnya kitab ini
merupakan kitab hadist yang bersistematika fiqh yang terdiri dari 2 juz, 61
kitab (bab) dab 1824 hadist dan juga bermetode tawabib (Bab per Bab).
B. Saran
dalam menuntut ilmu, yang selalu haus akan ilmu dan tak pernah merasa
20
DAFTAR PUSTAKA
Amzah.
https://majalahnabawi.com/imam-malik-dan-al-muwaththa-karyanya/
Susanti, E. (2021, Februari 24). Kisah Imam Malik. Retrieved Oktober 24, 2023,
Suyuthi, A., & Fahruddin, A. H. (2017). Malik ibn Anas ibn Malik dan Kitab
21