Anda di halaman 1dari 17

MACAM- MACAM PENDEKATAN STUDI ISLAM

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA KELOMPOK : 1. FINA ARIYANI
2. NADILA MARGARETHA
DOSEN PEMBIMBING : Dr. INDAH WIGATI, M.Pdi
MATA KULIAH : STUDI KEISLAMAN

TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya Makalah
yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

    Secara garis besar makalah ini memuat PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI ISLAM.
Semoga makalah ini bermanfaat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih .Sehingga bisa
mencapai hasil yang sangat sempurna dimasa yang akan datang. Dan terimakasih kepada pihak
yang terkait yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita
semua dan juga Nusa dan Bangsa.

Penyusun

Palembang, 30 Agustus 2021

II
DAFTAR ISI

JUDUL…………....................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR…............................................................................................................ II

DAFTAR ISI............................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN………………..………………………………….……...…. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. PENGERTIAN PENDEKATAN ISLAM ……………………………………………2


1. PENDEKATAN NORMATIF…...……………………………………………….. 3
2. PENDEKATAN TEOLOGIS……………….………………………..……….……4
3. PENDEKATAN FENOMENOLOGI...……………………………………………5
4. PENDEKATAN HISTORIS…………..……………………………………………6
5. PENDEKATAN SOSIOLOGI…………………….………………………………..7
6. PENDEKATAN PSIKOLOGIS……………..……………………………………..9
7. PENDEKATAN ARKEOLOGI…………………………………………………..10

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 12

A. KESIMPULAN......................................................................................................12
B. SARAN.................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 13
III

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam bukan hanya agama yang didasarkan pada intuisi mistis manusia dan terbatas hanya
pada hubungan antara manusia dengan Tuhan. Untuk mempelajari aspek multidimensional dari
Islam, metode filosofis niscaya dipergunakan untuk menemukan sisi-sisi terdalam dari hubungan
manusia dengan Tuhan dengan segenap pemikiran metafisikanya yang umum dan bebas.
Dimensi lain dari agama Islam adalah masalah kehidupan manusia di bumi ini. Untuk
mempelajari dimensi ini harus dipergunakan metode-metode yang selama inidipergunakan dalam
“ilmu manusia”. Agama (Islam), dengan cara pandang seperti ini, tidak lagi berwajah tunggal
(Single Face) melainkan memiliki banyak wajah (Multiface).

Secara substantive-perennial agama merupakan system nilai (value system) yang bersumber
dari dzat yang transhistoris, transtruktural, transcendental, realitas tertinggi, kebenaran mutlak
dalam kesejatian abadi. Manusia sebagai penerima agama merupakan makhluk temporal-
cultural, tidak tak terbatas dan terikat oleh ruang dan waktu. Oleh karenanya agama lebih
merupakan tatanan kemanusiaan yang bersifatnormative, dan oleh karenanya dalam tataran
aplikatif sangat tergantung pada bagaimana cara memahami dan menginterpretasikannya.

B. RUMUSAN MASALAH
8. Bagaimana pengertian pendekatan studi islam?
9. Apa itu pendekatan normatif, teologis, fenomenologi, historis, sosiologi, psikologi,
arkeologi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan studi islam.
2. Untuk mengetahui apa itu pendekatan normatif, teologis, fenomenologi, historis,
sosiologi, psikologi, arkeologi.
1

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN STUDI ISLAM


Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pendekatan adalah Pertama, Proses perbuatan, cara
mendekati. Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan
orang yang diteliti, metode - metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Dalam bahasa inggris pendekatan diistilahkan dengan “Approach”, dalam bahasa Arab disebut
dengan “Madkhal”. Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini,
Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai
paradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai realitas kebenaran sesuai dengan
kerangka paradigmanya. Karena itu, tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian
ilmu sosial, penelitian legalistik atau penelitian filosofis.

Islamic Studies adalah studi tentang disiplin dan tradisi intelektual keagaamaan klasik
menjadi inti dari Islamic Studies, karena ada di jantung kebudayaan yang dipelajari dalam
peradaban Islam dan agama Islam, dan karena banyak muslim terpelajar masih memendangnya
sebagai persoalan penting. Pengertian Islamic Studies sebagai studi tentang teks-teks Arab pra-
modern utamanya karena itu mesti dipertahankan. Islamic Studies adalah bukan sebuah disiplin,
namun ia lebih merupakan kesalinghubungan anatara beberapa disiplin. Dalam bahasa
metodologi, para peneliti meminjam serangkaian disiplin termasuk ilmu-ilmu social. Macam-
macam pendekatan studi islam :

 Pendekatan normatif
 Pendekatan teologis
 Pendekatan fenomenologi
 Pendekatan historis
 Pendekatan sosiologi
 Pendekatan psikologi
 Pendekatan arkeologi

1. PENDEKATAN NORMATIF

Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal-formal
atau normatifnya. Pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas sebab seluruh
pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih (usuliyin),ahli hukum islam(fuqaha),ahli tafsir
(mufassirin) dan ahli hadits (muhaddithin) ada hubungannya dengan aspek legal-formal serta
ajaran islam dari sumbernya termasuk pendekatan normatif. Sesuai dengan istilahnya,

Kata “normatif” berasal dari bahasa Inggris, norm, yang berarti norma, ajaran, acuan,
ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk, yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan. Dalam hubungan ini kata norma erat hubungannya dengan akhlak, yaitu perbuatan
yang muncul dengan mudah dari kesadaran jiwa yang bersih dan dilakukan atas kemauan sendiri,
bukan berpura-pura dan bukan pula paksaan. Selanjutnya karena akhlak, merupakan inti dari
agama, bahkan inti ajaran al-Qur’an, maka norma sering diartikan pula agama. karena agama
tersebut berasal dari Allah, dan sesuatu yang berasal dari Allah pasti benar adanya, maka norma
tersebut juga diyakini pasti benar adanya, tidak boleh dilanggar dan wajib dilaksanakan. Ada
juga istilah yang berdekatan dengan kata normatif, yaitu normativitas, sebagai kata sifat dari
norma Pendekatan normatif tekstualis dalam memahami agama menggunakan cara berpikir
deduktif yaitu cara berpikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak
sehingga tidak perlu dipertanyakan lebih dulu melainkan dimulai dari keyakinan yang
selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.

Dalam pendekatan normatif ini, teks agama dilihat sebagai suatu kebenaran yang mutlak
dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Kebenaran diukur
berdasarkan nash atau teks yang sifatnya qat’i atau mutlak. Dengan kata lain, pendekatan
normatif merupakan pendekatan legal-formal. Maksudnya yaitu pendekatan yang masih bersifat
rigid, kaku, mengandung kemutlakan ajaran atau hukum yang ada hubungannya dengan halal
dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif di sini yaitu seluruh ajaran yang
terkandung dalam nash.

2. PENDEKATAN TEOLOGIS

Pendekatan teologis adalah upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris dari suatu agama dianggap
sebagai yang paling benar dibandingkan dengan lainnya. Pendekatan teologis dibagi menjadi
tiga:

a. Teologi Normatif/Apologis

b. Teologi Dialogis

c. Teologi Konvergensi

Pluralitas dalam perbedaan tersebut seharusnya tidak membawa mereka pada sikap saling
bermusuhan dan saling menonjolkan segi perbedaan masing-masing, tapi sebaiknya dicari titik
persamaanya untuk menuju subtansi dan misi agama yang paling suci. Salah satunya adalah
dengan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam yang dilandasi pada prinsip keadilan,
kemanusiaan, kebersamaan, kemitraan, saling menolong, saling mewujudkan kedamaian, dan
seterusnya. Jika misi tersebut dapat dirasakan, fungsi agama bagi kehidupan manusia segera
dapat dirasakan. Pendekatan teologis dirangkum dalam makalah ini yaitu :

1. Pendekatan teologis-normatif
Pendekatan teologis normatif dalam memahami agama, ialah upaya memahami agama
dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud
empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar bila dibandingkan dengan
yang lainnya

2. Pendekatan Teologis–Dialogis
Pendekatan teologis–dialogis seperti yang telah dijelaskan ialah mengkaji agama tertentu
dengan mempergunakan perspektif agama lain. Model pendekatan ini, banyak digunakan oleh
orientalis dalam mengkaji Islam.

3. Pendekatan Teologis-Konvergensi
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan terdahulu bahwa "pendekatan teologi
konvergensi" adalah merupakan metode pendekatan terhadap agama dengan melihat unsur-unsur
persamaan dari masing-masing agama atau aliran. Maksudnya dari pendekatan ini ialah ingin
mempersatukan unsur-unsur esensial dalam agama-agama, sehingga tidak nampak perbedaan
yang esensial.

Dari ketiga metode pendekatan teologis tersebut di atas, maka yang paling akurat
dipergunakan menurut analisa penulis adalah pendekatan teologis konvergensi, di mana
pendekatan ini telah tercakup di dalamnya nilai-nilai normatif dan dialogis. Lain halnya hanya
dengan menggunakan metode pendekatan normatif atau dialogis saja, belum tentu terdapat unsur
konvergensi di dalamnya.

3. PENDEKATAN FENOMENOLOGI

Fenomenologi adalah pendekatan yang dimulai oleh Edmund Husserl dan dikembangkan
oleh Martin Heidegger untuk memahami atau mempelajari pengalaman hidup manusia.
Pendekatan ini berevolusi sebuah metode penelitian kualitatif yang matang dan dewasa selama
beberapa dekade pada abad ke dua puluh. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
juga mmemenurut Mujib (2015) ada dua karakteristik dalam pendekatan fenomenologi dalam
bidang agama. Pertama, pendekatan ini merupakan metode dalam memahami agama orang lain
dalam perspektif netralitas. Dalam situasi ini, peneliti menggunakan preferensi orang
bersangkutan untuk merekonstruksi dalam dan berdasarkan pengalaman orang tersebut. Kedua,
dalam menggali data pada pendekatan ini dibantu denga disiplin ilmu yang lain, seperti sejarah,
arkeologi, filologi, psikologi, sosiologi, studi sastra, bahasa, dan lain-lain.

Fokus utama fenomenologi agama adalah aspek pengamalan keagamaan, dengan


mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena keagamaan secara konsisten dalam orientasi
keimanan atau kepercayaan obyek yang diteliti. Fenomenologi agama muncul dalam upaya
untuk menghindari pendekatan-pendekatan yang sempit, etnosentris dan normative dengan
berupaya mendeskripsikan pengalamam-pengalaman agama dengan akurat

. Fenomenologi agama diartikan sebagai sebuah investasi terhadap fenomena-fenomena atau


objek-objek, fakta-fakta dan peristiwa agama nyang bisa diamati. Fenomenologi diartikan
sebagai sebuah kajian komparatif dan klasifikasi tipe-tipe fenomena agama yang berbdeda.
Fenomenologi agama diartikan sebagai cabang, disiplin atau metode khusus dalam kajian-kajian
agama.

Setidaknya ada enam langkah atau tahapan pendekatan fenomenologi dalam studi agama yang
ditawarkan oleh Geradus Van der Leeuw dalam bukunya Relegion in essence and manifestation:
A study in phenomenology of religio

1. Mengklasifikasikan fenomena keagamaan dalam kategorinya


2. Melakukan interpolasi dalam kehidupan pribadi peneliti,
3. Melakukan ephoce atau menunda penilaian (menjamin istilah Husserl) dengan cara
pandang yang netral.
4. Mencari hubungan structural dari informasi yang dikumpulkan untuk memperoleh
pemahaman yang holistic tentang berbagai aspek terdalam suatu agama.
5. Tahapan-tahapan tersebut menurut Van der Leeuw secara alami akan menghasilkan
pemahaman yang asli berdasarkan ‘realitas’ atau menifestasi dari sebuah wahyu.
6. Fenomenologi tidak berdiri sendiri (operate in isolation).

4. PENDEKATAN HISTORIS
Pendekatan sejarah atau historis adalah suatu ilmu yangdidalamnya dibahas berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsurtempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari
peristiwa tersebut.

Unsur pengaruh hasil kajian (penulisan) sejarahadalah sebagai berikut.

 Sumber sejarah (evident/bukti historis)


 Informasi/ data sejarah (lisan dan tulisan) Persepsi dan sikap peneliti/sejarawan
(subjektif, objektif)
 Kemampuan analisis historis (daya kritis, critical historis)

Mircae Eliade and Joseph M. Kitagawa (12-13) berpendapat bahwa, pendekatan sejarah
merupakan metode dan instrument penting bagi penelitian agama. Kajian sejarah (historis) di
zaman modern, sepertinya halnya di Abad Pertengahan, menekankan penilaian yang kritis atas
sumber-sumber sejarah para sejarawan. Akan tetapi, pada abad kesembilan belas, penelitian
agama melalui pendekatan sejarah menekankan agama ummat manusia secara keseluruhan. Oleh
karena itu, sejarah agamapun secara khusus mempunyai perhatian (concern) terhadap
rekonstruksi yang kritis atas aspek-aspek esensial berbagai agama timur. Perkembangan studi
agama dengan pendekatan sejarah telah menarik minat pengkajian agama melalui perbandingan
agama. Persoalan yang ditimbulkan oleh pendekatan sejarah adalah perbedaan antara fakta
dengan nilai (fact and value). Akan tetapi, akhirnya sejarah harus berbicara atas dasar fakta.
Menurut Sumadi Suryabrata penelitian historis (historical research) ini memiliki ciri-cirinya
yaitu:

(1) Bergantung kepada daya yang diobservasi oleh peneliti itu sendiri;

(2) Harus tertib, ketat, sistematik, tuntas, dan buka sekadar mengoleksi informasi yang tidak
layak, tidak reliable, dan berat sebelah;

(3) Bergantung pada data primer dan sekunder;

(4) Harus melakukan kritik eksternal dan internal.


5. PENDEKATAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-
ikatan antara manusia yang meguasai hidup ini. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud
hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh secara berubahnya perserikatan-perserikatan hidup
itu serta kepercayaan. Selanjutnya sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan
dalam memahami agama. Untuk menghasilkan suatu teori tentulah melalui pendekatan-
pendekatan, demikian halnya dengan teori-teori sosiologi. Ada tiga pendekatan utama sosiologi,
yaitu:

1. Pendekatan struktural – fungsional.

2. Pendekatan konflik (marxien).

3. Pendekatan interaksionisme – simbolis

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat. Sarjono soekanto
mengartikan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap
persoalan nilai. Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
memahami agama, hal ini karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara
proposional dengan menggunakan ilmu sosiologi. Dalam agama islam dapat dijumpai peristiwa
Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bias jadi penguasa mesir. Mengapa dalam
melaksanakan tugasnya nabi Musa harus dibantu nabi Harun, dan masih banyak contoh lainnya.
Beberapa peristiwa tersebut dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosiologi.
Disinilah letaknya sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami agama. Dalam buku
berjudul Islam Altenative, Jalaluddin Rahmat menunjukkan berapa besarnya perhatian agama
dalam masalah sosial, dengan lima alasan sebagai berikut:

a. Al-qur‟an atau kitab-kitab hadits yaitu berkenaan dalam urusan muamalab. Misal dalam surat
Al-mukminun ayat 1-9 berisi mengenai orang yang khusyuk sholatnya, menghindarkan diri ari
perbuatan yang tidak bermanfaat,menjaga amanat dan janji.
b. Ditekankan masalah muamalah (sosial) dalam ibadah adalah adanya kenyataan bahwa bila
urusan ibadah dikerjakan sesuai mestinya.

c. Bahwa ibadah mengandung segi kemasyarakatan lebih besar ganjarannya daripada


perseorangan.

d. Dalam urusan ibadah ada ketentuannya. Misal apabila tidak mampu melaksanakan puasa maka
jalan keluarnya membayar fidyah dalam bentuk member makan orang miskin.

e. Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih
besar.Melalui pendekatan sosiologis agama akan dapat dipahami dengan mudah karena agama
sendiri itu diturunkan untuk kepentingan sosial.

6. PENDEKATAN PSIKOLOGI

Pendekatan psikologi adalah paradigma cara pandang memahami agama dengan


mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam
Islam banyak sekali penggambaran batin. Seperti iman, taqwa kepada Allah. Perilaku seseorang
dapat dilihat dari sesuatu yang dia yakini. Sedangkan Psikologi Agama menitikberatkan pada:
a. “Aspek pengaruh” yakni ilmu yang mempelajari sikap dan prilaku seseorang sebagai hasil
pengaruh keyakinan atau kepercayaan.

b.“Proses” terjadinya pengaruh tersebut.

c. “Kondisi” keagamaan seseorang yaitu mengkaji bagaimana terjadinya kemantapan dan


kegoncangan jiwa dalam keberagamannya.

Pendekatan psikologis tidak berhak menentukan benar salahnya suatu agama karena ilmu
pengetahuan tidak memiliki teknik untuk mendemonstrasikan hal-hal seperti itu, baik sekarang
maupun waktu yang akan datang. Selain itu, sifat ilmu pengetahuan sifatnya adalah empirical
science, yakni mengandung fakta empiris yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
metode ilmiah. Fakta empiris ini adalah fakta yang dapat diamati dengan pola indera manusia
pada umumnya, atau dapat dialami oleh semua orang biasa, sedangkan Dzat
Tuhan,wahyu,setan,dan fakta gaib lainnya tidak dapat diamati dengan pola indera orang umum
dan tidak semua orang mampu mengalaminya. Sumber-sumber ilmiah untuk mengumpulkan
data ilmiah melalui pendekatan psikologi ini dapat diambil dari:

1. Pengalaman dari orang-orang yang masih hidup

2. Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri

3. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan, atau yang ditulis oleh para ahli
agama.

7. PENDEKATAN ARKEOLOGI

Arkeologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang benda-benda kuno sebagai bukti
dari peninggalan makhluk yang telah punah, seperti artefak dan fitur (artefak yang tidak dapat
lepas dari tempatnya). Arkeologi ada dua yaitu arkeologi prasejarah (bagian dari antropologi)
dan arkeologi sejarah (bagian dari sejarah). Fungsi arkeologi adalah untuk merekonstruksi
sejarah umat manusia. Studi Islam adalah usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam. Baik yang berhubungan dengan ajarannya, sejarahnya dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan Arkeologi

Penemuan-penemuan arkeologi Islam Indonesia adalah sebagai berikut:

• Situs

• Artefak

• Bangunan

• Makam
Salah satu hasil budaya manusia Indonesia pada masa Indonesia Islam yang cukup menonjol
adalah maesan atau nisan kubur. Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakanhasil
kebudayaan. Makam biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orangyang
dikebumikan pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budayatinggi.
Tradisi penguburan ini sudah ada bahkan sejak masa prasejarah. Dalamperkembangan
arsitekturnya, bangunan kubur di Indonesia merupakan hasil seni budayamanusia, khususnya
para seniman yang mencoba memberikan pola-pola hias beranekawarna. Banyak jenis pola-pola
hias beraneka warna yang terdapat pada makam-makam didaerah kuno Aceh, Jawa dan Madura.
Dalam bangunan Islam tidak dibenarkan dekorasiberupa gambaran manusia. Dekorasi yang
diperbolehkan hanya lukisan, ukiran atau hiasanyang bersifat daun-daunan. Oleh karena itu
arsitektur yang berkembang adalah arabesk(arabesque) dan motif yang terdiri dari motif daun-
daunan.

10

Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir,
senipahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini dapatdijumpai
pada masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnyatarian Seudati.
Pada seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisanarab yang tidak
memakai tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).
11

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Metode-metode yang digunakan untuk memahami Islam itu suatu saat mungkin dipandang
tidak cukup lagi, sehingga diperlukan adanya pendekatan baru yang harus terus digali oleh para
pembaharu. Dalam konteks penelitian, pendekatan-pendekatan (approaches) ini tentu saja
mengandung arti satuan dari teori, metode, dan teknik penelitian. Terdapat banyak pendekatan
yang digunakan dalam memahami agama. Diantaranya adalah pendekatan normatif, teologis,
fenomenologi, historis, sosiologi, psikologi, dan pendekatan arkeologi, serta pendekatan-
pendekatan lainnya. Adapun pendekatan yang dimaksud disini (bukan dalam konteks penelitian),
adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam satu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahman mendasarkan
bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang
diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu
tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian filosofi, atau
penelitian legalistik.

B. SARAN

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau
memberikan masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.

12

DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/citations?user=_GyloF8AAAAJ&hl=id&oi=sra
http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/1854
https://pps.iiq.ac.id/jurnal/index.php/MISYKAT/article/view/35
https://scholar.google.co.id/citations?user=SD8XNAEAAAAJ&hl=id&oi=sra
https://www.academia.edu/download/64396987/PENDEKATAN%20FENOMENOLOGI
%20DALAM%20PENDIDIKAN%20ISLAM%20ISLAM%20PERSPEKTIF%20RICHARD
%20C%20MARTEN.pdf
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/mq/article/download/927/498
https://pdfcoffee.com/pendekatan-arkeologi-dalam-studi-islam-pdf-free.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.walisongo.ac.id/
index.php/walisongo/article/download/200/181&ved=2ahUKEwiK5N2Q-
9XyAhUKb30KHc8sCqEQFnoECDQQAQ&usg=AOvVaw3fLszlHgdp_LgjCqPHZrUH&cshid
=1630231011597
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.aifis-digilib.com/
uploads/1/3/4/6/13465004/09_zulfikar-
pendkt_sosiologis_dlm_studi_islam__oke_.pdf&ved=2ahUKEwiYwY6U_9XyAhXDX3wKHZo
ZBiMQFnoECCAQAQ&usg=AOvVaw3pLpNKEs1fv2QILGza6qVn
http://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/makalah-pendekatan-studi-islam.html?m=1
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/download/2110/1599
https://www.academia.edu/download/55388834/
Makalah_Pendekatan_dan_Metode_Studi_Islam.pdf
Taufik Abdullah (Ed.), Sejarah dan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hlm. 105. [9]
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), cet. I. Hlm. 76. [10] Bakri
Dusar, Tauhid dan Ilmu Kalam. (IAIN IBP Press. Padang: 2001), hlm. 80.
[8] http://en. Wikipedia. Org/phonemonology of relion, dikutip, 23 Oktober 2011

13

Anda mungkin juga menyukai