Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
PENUTUP....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan................................................................................................. 14
ii | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mengatur seluruh tata kehidupan umat manusia
mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Islam hadir dengan tujuan untuk
memberikan keselamatan dan kebahagiaan bagi umat manusia di dunia dan di
akhirat. Oleh karena itu, penting bagi kita umat manusia untuk memahami Islam
dengan sangat baik, memahami islam secara utuh. Selain itu, pemahaman
terhadap Islam dibutuhkan agar umat manusia mampu berjalan sesuai koridornya,
menumbuhkan kebaikan-kebaikan, mengembangkan nilai-nilai kehidupan, tidak
terbatas pada tataran konsep dan ide semata. Tapi, bagaimana fungsi tersebut
hadir dalam realitas kehidupan manusia kemudian menjawab problematika yang
dihadapi manusia. Sebab ruang lingkup Islam sangatlah luas dan kehidupan
manusia juga begitu kompleksnya, sehingga untuk mewujudkan hal tesebut,
diperlukan pemahaman Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin, melalui
berbagai pendekatan. Tanpa pengetahuan berbagai pendekatan tersebut, tidak
mustahil Islam menjadi sulit untuk dipahami masyarakat. Apalagi telah jelas
dalam Al-Qur’an, bahwa kebanyakan manusia tidak mengetahui. Sehingga wujud
dari pendekatan-pendekatan dalam memahami agama yakni Islam, diharapkan
mampu menjadi media dalam menanamkan pemahaman, menumbuhkan
pengetahuan, dan menghasilkan generasi-generasi Islam.
Secara etimologi pendekatan adalah derivasi kata dekat, artinya tidak jauh.
Setelah mendapatkan awalan ‘pe’ dan akhiran ‘an’ maka artinya (a) proses,
perbuatan, cara mendekati (b) usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.1
Dari pengertian tersebut dapat kita jabarkan bahwa pendekatan dapat berarti
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang kadang sulit
membuktikannya. Dalam memahami agama, pendekatan sangat diperlukan dalam
menanamkan suatu pemahaman. Pendekatan dalam memahami agama merupakan
upaya yang dilakukan untuk memahami agama dengan menggunakan kerangka
ilmu ketuhanan, melalui sudut pandang berbagai disiplin ilmu.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai. Pustaka, 1994), hal.125.
2
Faisar Anada Arfa, Syafruddin Syam, Muhammad Syukri Albani Nasution, Metode Studi
Islam Jalan Tengah Memahami Islam, (Cet.1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015),
hal. 179-180.
3
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2000),
hal. 41
4
Raehanul Bahraen, Psikologi Islam Yang Sempurna, (Cet.1, Yogyakarta: Muslimafiyah
Publishing, 2018) hal.14.
5
Ibid., h.39-42.
6
Djamannuri, Ilmu Perbandingan Agama: Pengertian dan Obyek Kajian, (Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta, 1998), h. 20.
7
Adeng Muchtar Ghazali, Op. Cit., h. 42.
Dalam kajian islam, persoalan menjadi hal yang sangat menarik untuk di kaji.
Dimensi sosial ini biasanya di sebut dengan istilah ”muamalah”, yakni hubungan
dengan manusia (hablun minannas). Sedangkan dimensi yang satu lagi, lazim di
sebut “ibadah” atau dimensi ritual, yakni hubungan langsung dengan Allah
(HablunminAllah). Dari dua dimensi penting ajaran islam tersebut, ternyata islam
adalah agama yang menekankan urusan sosial (muamalah) lebih besar dari pada
urusan ibadah(ritual).
8
Supiana, Metodologi Studi Islam, (Cet.1, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017),
hal.94-95.
10 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
sesat, kafir,murtad dan seterusnya. Demikian pula paham yang dituduh keliru,
sesat, dan kafir itupun menunduh kepada lawannya sebagai yag sesat dan kafir.
Dalam keadaan demikian, maka terjadilah proses saling mengkafirkan salah
menyalahkan dan seterusnya. Dengan demikian, atau aliran dan aliran lainnya
tidak terbuka dialog atau saling menghargai. Yang ada hanyalah ketertutupan
( eksklusifisme), sehingga yang terjadi adalah pemisahan dan terkotak-kotak.9
Dari uraian tersebut kita melihat ternyata agama dapat dipahami melalui
berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu semua orang akan sampai pada
agama. Seorang teolog, sesiolog,antarolog, sejarawan, ahli ilmu jiwa, dan
budayawan akan sampai pada pemahaman agama yang benar. Disini kita melihat
bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normatif belaka,
melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan
kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang akan memiliki
kekuasaan dari agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan
dari agama. Sehingga, semua pendekatan tersebut dapat digunakan dalam
pendekatan pemahaman Islam, yakni dengan tetap terfokus dengan Islam
merupakan agama Rahmatan Lil’alamin. Segala sesuatu yang dikonsepkan
haruslah mendasar pada Al-Qur,an dan Hadist, Ijtihad dan Ijma’ para ulama,
maupun Qiyas. Yang mana tentu harus menerapkan syariah islamiyah secara
utuh.
9
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Cet.18, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,
2011), hal.28-29.
11 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
hidup dalam sejarah., dan 4) Mempelajari tokoh-tokoh utama agama aupun aliran-
aliran pemikiranlain.10
Metode ilmu pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui
oleh proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka
dalam sains-sains spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-
proposisi mengenai yang ada atau harus ada, sementara dalam sainssains
normative mengindikasikan sebagai jalan menuju norma-norma yang mengatur
perbuatan atau pembuatan sesuatu.
12 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
keterampilan dari pada pengembangan mentalintelektual, sehingga memiliki
kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat islam mungkin hanya terbatas
pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.
e. Metode Deduktif, suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah
secar logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk
menuntukan masalah yang dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana
mengistinbatkan syariat, dan kaidahkaidah itu benar bersifat penentu dalam
masalah-masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan paham
mazhabnya.Bab 1 | Pengertian, Ruang Lingkup, Pendekatan dan Metodologi Studi
Islam.
f. Metode Induktif, suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah
hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan
mazhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah
khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hokum dengan catatan setelah
terlebih dahulu disesuaikan dengan paham mazhabnya.11
PENUTUP
11
Ibid., h.17-19.
13 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
A. Kesimpulan
Kemudian, kita juga dapat memahami beberapa metode-metode yang dapat kita
lakukan dalam melakukan pendekatan pemahaman keislaman. Yang mana tentu
akan sangat membantu dalam menanamkan pemahaman keislaman melalui
pendekatan-pendekatan sekaligus pengembangan pengetahuan dalam
mewujudkan generasi-generasi yang faham akan Islam secarah utuh dan
menyeluruh. Sebab, Isla adalah Agama Rahmatan Lil,alaamin, agama yang lurus.
14 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
DAFTAR PUSTAKA
Arfa , Faisar Anada, Syafruddin Syam, dan Muhammad Syukri Albani Nasution. Metode Studi
Islam Jalan Tengah Memahami Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2015.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.