Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BERBAGAI PENDEKATAN DI DALAM MEMAHAMI AGAMA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu : Hartinah, S.Sos.I., S.Pd.I., M.A.

Disusun oleh :

Alda Shafitri (520320002)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SORONG
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2

PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

A. Pengertian Pendekatan dalam Memahami Agama .................................... 3


B. Macam-macam Pendekatan dalam Memhami Agama .............................. 3
C. Hal-hal Yang Diperhatikan dalam Melakukan Pendekatan Agama Islam 5
D. Konsep Pendekatan dalam Memahami Agama Islam................................ 6
E. Metode-metode Dalam Melakukan Pendekatan Pemahaman Agama Islam 11

PENUTUP....................................................................................................... 14

A. Kesimpulan................................................................................................. 14

DAFTAR PUSAKA........................................................................................ iii

ii | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang mengatur seluruh tata kehidupan umat manusia
mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Islam hadir dengan tujuan untuk
memberikan keselamatan dan kebahagiaan bagi umat manusia di dunia dan di
akhirat. Oleh karena itu, penting bagi kita umat manusia untuk memahami Islam
dengan sangat baik, memahami islam secara utuh. Selain itu, pemahaman
terhadap Islam dibutuhkan agar umat manusia mampu berjalan sesuai koridornya,
menumbuhkan kebaikan-kebaikan, mengembangkan nilai-nilai kehidupan, tidak
terbatas pada tataran konsep dan ide semata. Tapi, bagaimana fungsi tersebut
hadir dalam realitas kehidupan manusia kemudian menjawab problematika yang
dihadapi manusia. Sebab ruang lingkup Islam sangatlah luas dan kehidupan
manusia juga begitu kompleksnya, sehingga untuk mewujudkan hal tesebut,
diperlukan pemahaman Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin, melalui
berbagai pendekatan. Tanpa pengetahuan berbagai pendekatan tersebut, tidak
mustahil Islam menjadi sulit untuk dipahami masyarakat. Apalagi telah jelas
dalam Al-Qur’an, bahwa kebanyakan manusia tidak mengetahui. Sehingga wujud
dari pendekatan-pendekatan dalam memahami agama yakni Islam, diharapkan
mampu menjadi media dalam menanamkan pemahaman, menumbuhkan
pengetahuan, dan menghasilkan generasi-generasi Islam.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan mencoba


mengupas mengenai berbagai pendekatan di dalam memahami agama khususnya
Islam, sebagaimana yang dipaparkan di bawah ini:

1|Metodologi Studi Islam


B. Rumusan Masalahh

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan di dalam memahami agama?


2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam memahami agama?
3. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pendekatan
pemahaman agama khususnya Islam?
4. Bagaimana pendekatan-pendekatan yang ada mampu di konsepkan dalam
pemahaman agama Islam?
5. Bagaimana metode-metode dalam melakukan pendekatan pemahaman agama
Islam?

2|Metodologi Studi Islam


PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Memahami Agama

Secara etimologi pendekatan adalah derivasi kata dekat, artinya tidak jauh.
Setelah mendapatkan awalan ‘pe’ dan akhiran ‘an’ maka artinya (a) proses,
perbuatan, cara mendekati (b) usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.1
Dari pengertian tersebut dapat kita jabarkan bahwa pendekatan dapat berarti
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang kadang sulit
membuktikannya. Dalam memahami agama, pendekatan sangat diperlukan dalam
menanamkan suatu pemahaman. Pendekatan dalam memahami agama merupakan
upaya yang dilakukan untuk memahami agama dengan menggunakan kerangka
ilmu ketuhanan, melalui sudut pandang berbagai disiplin ilmu.

B. Macam-macam Pendekatan dalam Memahami Agama

1. Pendekatan Sosiologis, merupakan pendekatan yang berkaitan dengan


kehidupan sosial masyarakat. Bersandar pada Ilmu Sosiologi yang mempelajari
hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan manusia yang
menguasai hidupnya itu. Pendekatan ini juga tentu berdasar pada ilmu
pengetahuan yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat dengan struktur
lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang berkaitan dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

2. Pendekatan Psikologis, merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat


keadaan jiwa pribadi-pribadi yang beragama. Dalam pendekatan ini, yang menarik

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai. Pustaka, 1994), hal.125.

3|Metodologi Studi Islam


merupakan keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama, baik
pengaruh maupun akibat. Lebih lanjut, bahwa pendekatan psikologis bertujuan
untuk menjelaskan fenomena keberagaman manusia yang dijelaskan dengan
mengurai keadaan jiwa manusia. Yang mana bergantung erat dengan teori-teori
psikologi umum yang dikembangkan orang-orang Eropa .

Kemudian, pendekatan psikologis bertujuan untuk menjelaskan keadaan jiwa


seseorang. Keadaan jiwa tersebut dapat diamati melalui tingkah laku, sikap, cara
berpikir dan berbagai gejala jiwa lainnya. Dalam penelitian, inform;asi tentang
gejala-gejala tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti observasi,
wawancara, atau dari surat maupun dokumen pribadi yang diteliti.2

3. Pendekatan Sejarah, merupakan pendekatan yang melihat dari sejarah-sejarah


masa lampau yang mana dapat menjadi ibrah(pelajaran) faktual yang pernah ada,
sebagai bahan evaluasi yang dicari nilai-nilai positif dan negatif nya untuk
digunakan masa kini dan masa depan.

4. Pendekatan fenomenologi, merupakan pendekatan yang memberikan disiplin


kesejarahan untuk memberi arti keagamaan yang tidak dapat mereka pahami. Oleh
sebab itu, memahami agama dalam kajian fenomenologi berarti memahami agama
dari sejarah, memahami sejarah dalam arti menurut dimensi keagamaannya. 3
Fenomenologi bertujuan memahami pemikiran-pemikiran, tingkah laku, dan
lembaga-lembaga keagamaan tanpa mengikuti teori-teori filsafat, teologi,
metafisika, ataupun psikologi.

5. Pendekatan Kebudayaan, merupakan pendenkatan yang diambil dari hasil


daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin
yang dimilikinya. Di dalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan,
seni, moral, adat istiadat dan sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan

2
Faisar Anada Arfa, Syafruddin Syam, Muhammad Syukri Albani Nasution, Metode Studi
Islam Jalan Tengah Memahami Islam, (Cet.1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015),
hal. 179-180.

3
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2000),
hal. 41

4|Metodologi Studi Islam


sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seseorang dalam menjawab berbagai
masalah yang dihadapinya. Dengan demikian kebudayaan tampil sebagai pranata
yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi
selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.

6. Pendekatan Antropologi merupakan pendekatan yang bersandar pada ilmu


tentang manusia dan kebudayaan. Yang mana, ada 2 macam antropologi, yakni
antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi budaya ialah antropologi
yang mempelajari kebudayaan atau antropologi yang ruang lingkupnya adalah
kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan adalah “ keseluruhan
pengetahuan manusia yang diperoleh sebagai makhluk sosial yang digunakan
untuk memahami dan menginterpretasi pengalaman dan lingkungan, dan
mendasari serta mendorong tingkah lakunya”. Koentjaningrat, mengemukakan
bahwa kebudayaan mencakup 3 aspek, yaitu : pemikiran, kelakuan, dan hasil
kelakuan. Kebudayaan manusia pada dasarnya adalah serangkaian aturan-aturan,
kategorisasi-kategorisasi, serta nilai-nilai. Kebudayaan bukan hanya ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga hal-hal yang gaib, hal-hal yang buruk, bahasa, dan
lain-lain. Kebudayaan meliputi unsur-unsur : sistem sosial, (organisasi sosial,
pendidikan) sistem bahasa dan komunikasi, sistem agama, sistem ekonomi dan
teknologi dan sistem politik dan hukum.

7. Pendekatan Teologis Normatif, merupakan upaya pendekatan memahami


agama dengan menggunakan karangan ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu
keyakinan bahwa wujud emperik dari suatu kegamaan dianggap sebagai yang
paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Amin Abdulah mengatakan
bahwa teologis, sebagaimana kita ketahui, tidak bisa tidak pasti mengacu kepada
agama tertentu.

C. Hal-hal Yang Diperhatikan dalam Melakukan Pendekatan Agama Islam


Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan pendekatan
agama khususnya Islam:

5|Metodologi Studi Islam


1. Menyiapkan perangkat pembelajaran
Dalam melakukan pendekatan, menyiapkan perangkat pembelajaran sangat
diprlukan. Dimana, dalam melakukan pendekatan khususnya di bidang agama
Islam, selain materi, bahan ajar, media atau alat pembelajaranpun akan sangat
membantu dalam melakukan pendekatan. Yang mana antusias terhadap pelajaran
semakin tinggi, apalagi diiringi dengan kreativitas.
2. Gunakan metode yang variatif
Dengan menggunakan metode yang variatif, pendekatan dalam keagamaan
tentu akan semakin menarik. Yang mana, metode-metode tersebut akan kita
pelajari di laman berikutya.
3. Membarengi teori dengan kerangka berpikir
Dalam menanamkan pemahaman agama, pendekatan perlu dilakukan dengan
membentuk kerangka berpikir, mengaitkan dengan lingkungan sekitar. Tidak
hanaya teori, segla sesuatunya bisa digambarkan dengan memperlihatkan,
mengaitkan, menunjukkan, dan mengajarkan tentang kekuasaan Allah SWT
dalam ciptaan-Nya.
4. Mengenali bagaimana lingkungan sekitar
Dalam melakukan pendekatan pemahaman agama khususnya Islam,
lingkungan harus kita kenali. Yang mana dari itu juga agar kita mampu
menyesuaikan dan memberikan pemahaman nilai, norma, dan etika.
5. Tidak bertentagan dengan Syariah Islamiah
Pendekatan tentu harus sesuai dengan Syariah Islamiah, aturan-aturan islam.
Menerangkan segala aturan-aturan Allah SWT dengan elas,agar mamou
menggapai kebahagiaan hakiki.

D. Konsep Pendekatan dalam Memahami Agama Islam


Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, pendekatan-pendekatan dalam
memahami agama terbagi dalam beberapa pendekatan, diantaranya ; Pendekatan
Sosiologis, Pendekatan Psikologis, Pendekatan Entropologi, Pendekatan

6|Metodologi Studi Islam


Kebudayaan, Pendekatan Sejarah, Pendekatan Fenomenologis, dan Pendekatan
Teologis Normatif. Dari pendekatan-pendekatan terebut, tentu dapat dikonsepkan
dalam suatu pendekatan pemahaman agama khususnya Islam.
Sebagaimana dalam pendekatan psikologis, islamisasi psikologi sendiri belum
mampu menemukan teori-teori khusus yang bisa digunakan dalam pendekatan
terhadap studi keislaman. Akan tetapi hal tersebut bukan hal yang salah atau
memalukan karena tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran islam. Dan itu juga
memberikan nilai tambah tersendiri dalam melakukan pendekatan. Seperti
mengenai kelebihan dan kelemahan masing-masing sifat dasar. Dalam Psikologi
memaparkan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Segala sesuatu pasti
ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sifat.4 Kemudian di era ini,
telah banyak berkembang psikologi Islam yang sangat membantu dalam
pendekatan pemahaman agama Islam. Dan jelas menerangkan bahwa Islam tidak
memaksa mengubah sifat dasar manusia.5
Selanjutnya pendekatan sejarah, untuk memuat konsep pendekatan di dalam
memahami agama Islam, maka tentu dengan kisah-kisah sejarah. Yang mana
disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran yang amat berharga untuk setiap
orang yang mempunyai semangat berpikir secara akademik, sehingga bisa
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Selain itu pelajaran
sejarah yang bersumber dari Al-Qur’an juga merupakan sebuah pembuktian
bahwa Al-Qur’an bukanlah sebuah cerita bohong, akan tetapi merupakan sebenar-
benarnya mukjizat untuk menyempurnakan kita-kitab agama sebelum islam,
bahkan sejarah dalam Al-Qur’an bisa digunakan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang mempercayainya. Kesimpulan dari pendekatan sejarah ini
dengan mengkaji sejarah awal, sejarah perkembangan, dan konteks masa kini,
merupakan kombinasi antara analisa dari aktor sejarah dan peneliti sejarah,
sehingga merupakan suatu realitas dari hari lampau yang utuh.

4
Raehanul Bahraen, Psikologi Islam Yang Sempurna, (Cet.1, Yogyakarta: Muslimafiyah
Publishing, 2018) hal.14.
5
Ibid., h.39-42.

7|Metodologi Studi Islam


Adapun pendekatan fenomenologi, salah satu cara untuk memahami
fenomenologi agama adalah menganggapnya sebagai reaksi terhadap pendekatan-
pendekatan historis, sosiologis, dan psikologis. Kebanyakan ahli fenomenologi
menganggap semua pendekatan semacam itu untuk mereduksi agama menjadi
semata-mata aspek sejarah, atau aspek sosial atau aspek kejiwaan. 6 Pendekatan
fenomenologis berusaha mempelajari dan memahami berbagai gejala keagamaan
sebagaimana apa adanya dengan cara membiarkan manifestasi-manifestasi
pengalaman agama berbicara bagi dirinya sendiri. Pendekatan ini muncul pada
akhir abad ke-20, terutama karena pengaruh filsafat yang dikembangkan Edmund
Husserl. Yang mana, terdapat dua konsep yang mendasari karyanya dan menjadi
titik tolak metodologis yang bernilai bagi studi fenomenologis terhadap agama
yaitu; epoch yang terdiri dari pengendalian atau kecurigaan dalam mengambil
keputusan, dan pandangan eidetic yaitu pandangan yang terkait dengan
kemampuan melihat apa yang ada sesungguhnya. Tugas pendekatan ini adalah
mendeskripsikan, mengintegrasikan atau menyusun tipologi dari semua data yang
diperoleh dari seluruh agama dunia. Ada tiga tugas yang harus dipikul oleh
fenomenologi agama, yakni: Mencari hakikat ketuhanan, menjelaskan teori
wahyu, meneliti tingkah laku keagamaan.7

Selanjutnya pendekatan antropologi, dalam konteksnya sebagai metodologi,


antropologi merupakan ilmu tentang masyarakat dengan bertitik tolak dari unsur-
unsur tradisional, mengenai aneka warna, bahasa-bahasa dan sejarah
perkembangannya serta persebarannya, dan mengenai dasar-dasar kebudayaan
manusia dalam masyarakat. Memahami islam secara antropologis memiliki makna
memahami islam dengan mengungkap tentanng asal usul manusia yang berbeda
dengan pandangan teori evoulsi (the origin of species)nya Charles Darwin. Bisa
juga memahami misalnya, tentang kisah Ashabul Kahfi yang tidur (baca:
ditidurkan oleh ALLAH) secara kurang lebih 309 tahun. Ini merupakan salah satu
topik yang menarik untuk diteliti melalui pendekatan antropologi.

6
Djamannuri, Ilmu Perbandingan Agama: Pengertian dan Obyek Kajian, (Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta, 1998), h. 20.
7
Adeng Muchtar Ghazali, Op. Cit., h. 42.

8|Metodologi Studi Islam


Selanjutnya konsep pendekatan dalam memahami agama Islam jika diambil
dari pendekatan sosial, yakni: Islam ternyata lebiah banyak memerhatikan aspek
kehidupan spsial dari pada aspek kehidupan ritual. Islam diantaranya mengajarkan
bahwa seluruh bumi Allah boleh dijadikan masjid (tempat sujud), yakni tempat
yang luas mengabdi kepada Allah.8

Dalam kajian islam, persoalan menjadi hal yang sangat menarik untuk di kaji.
Dimensi sosial ini biasanya di sebut dengan istilah ”muamalah”, yakni hubungan
dengan manusia (hablun minannas). Sedangkan dimensi yang satu lagi, lazim di
sebut “ibadah” atau dimensi ritual, yakni hubungan langsung dengan Allah
(HablunminAllah). Dari dua dimensi penting ajaran islam tersebut, ternyata islam
adalah agama yang menekankan urusan sosial (muamalah) lebih besar dari pada
urusan ibadah(ritual).

Adapun pendekatan kebudayaan, yang mana dapat pula digunakan untuk


memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil
dalam bentuk formal yang meggejala di masyarakat. Pengalaman agama yang
terdapat di masyarakat tersebut di proses oleh penganutnya dari sumber agama,
yaitu wahyu melalui penelaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian,
agama menjadi membudaya atau membunyi di tengah-tengah masyarakat. Agama
yang tampil dalam bentuknya yang demikian itu berkaitan dengan ilmu jiwa.
Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang
dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan
usianya. Dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok
untuk menanamkannya. Misalnya, kita dapat mengetahui sholat, puasa, zakat,haji,
dan ibadah lainnya dengan melaui ilmu jiwa. Dengan pengetahuan ini, maka daat
disusun langkah-langkah efisien lagi dalam menanamkan ajaran agama.itulah
sebabnya ilmu jiwa ini banyak digunakan sebagai alat untuk menjelakan gejala
atau sikap keagamaan.

8
Supiana, Metodologi Studi Islam, (Cet.1, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017),
hal.94-95.

9|Metodologi Studi Islam


Begitupun pendekatan teologis normatif, dalam memahami agama secara
harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan
karangan ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud
emperik dari suatu kegamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan
dengan yang lainnya. Amin Abdulah mengatakan bahwa teologis, sebagai mana
kita ketahui, tidak bisa tidak pasti mengacu kepada agama tertentu. Loyalitas
terhadap kelompok sendiri, komitmen, dan dedikasi yang tinggi serta penggunaan
bahasa yang bersifat subjektif, yakni bahasa sebagai pelaku, bukan sebagai
pengamat adalah meerupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran teologis
karena sifat dasarnya yang partikulalistik, maka dengan mudah kita dapat
menemukan teologi kristen katolik, teologi kristen protesan, dan begitu
seterusnya.

Dalam islam sendiri, secara tradisional, dapat dijumpai teologi muntazilah,


teologi Asy`ariyah dan Metoridiyah dan Maturidiyah. Dan sebelumnya terdapat
pula teologi yang bernama Khawarij dan Murjiah. Menururt pengamatan Seyyed
Hossein Nasr, dalam era kontemporer ini ada 4 prototipe pemikiran keagaman
islam, yaitu pemikiran keagamaan fundamentaslis, modernis mesianis, dan
tradisionalis. Keempat prototipe pemikiran keagamaan tersebut sudah barang
tentu tidak mudah disatukan denga begitu saja, masing-masing mempunyai “
keyakinan” teologi yanng sering kali sulit untuk didamaikan. Mungkin kurang
tepat menggunakan istilah “ teologi” disini, tetapi menunjukan pada gagasan
pemikiran keagamaan yang terinspirasi oleh paham ketuhanan dan pemahaman
kitab suci serta penafsiran ajaran agama tertertu adalah juga bentuk dari pemikiran
teologi dalam bentuk dan wajah yangn baru. Dari pemikiran tersebut, dapat
diketahui bahwa pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan adalah
pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan
yang masih-masing bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan mengklaim
dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya sebagai salah. Aliran
teologi yang satu begitu yakni dan fanatik bahwa pemahamnnyalah yang benar
sedangkan faham lainnya salah sehingga memandang paham orang lain itu keluar,

10 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
sesat, kafir,murtad dan seterusnya. Demikian pula paham yang dituduh keliru,
sesat, dan kafir itupun menunduh kepada lawannya sebagai yag sesat dan kafir.
Dalam keadaan demikian, maka terjadilah proses saling mengkafirkan salah
menyalahkan dan seterusnya. Dengan demikian, atau aliran dan aliran lainnya
tidak terbuka dialog atau saling menghargai. Yang ada hanyalah ketertutupan
( eksklusifisme), sehingga yang terjadi adalah pemisahan dan terkotak-kotak.9

Dari uraian tersebut kita melihat ternyata agama dapat dipahami melalui
berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu semua orang akan sampai pada
agama. Seorang teolog, sesiolog,antarolog, sejarawan, ahli ilmu jiwa, dan
budayawan akan sampai pada pemahaman agama yang benar. Disini kita melihat
bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normatif belaka,
melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan
kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang akan memiliki
kekuasaan dari agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan
dari agama. Sehingga, semua pendekatan tersebut dapat digunakan dalam
pendekatan pemahaman Islam, yakni dengan tetap terfokus dengan Islam
merupakan agama Rahmatan Lil’alamin. Segala sesuatu yang dikonsepkan
haruslah mendasar pada Al-Qur,an dan Hadist, Ijtihad dan Ijma’ para ulama,
maupun Qiyas. Yang mana tentu harus menerapkan syariah islamiyah secara
utuh.

E. Metode-metode Dalam Melakukan Pendekatan Pemahaman Agama Islam

Metode dalam melakukan pendekatan pemahaman agama islam, yankni dengan


menggunakan metode Studi Islam yang akan dijabarkan sebagai berikut: Menurut
Syari’ati metode studi Islam itu dibagi menjadi empat, yaitu 1) Mengenal Allah
dan membandingkan-Nya dengan sesembah agama-agama lain, 2) Mempelajari
kitab Al-Quran dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi atau kitab-
kitab yang dikatakan samawi lainnya, 3) Mempelajari kepribadian Rasul Islam
dan membandingkannya dengn tokoh-tokoh besar pembaharuan yang pernah

9
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Cet.18, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,
2011), hal.28-29.

11 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
hidup dalam sejarah., dan 4) Mempelajari tokoh-tokoh utama agama aupun aliran-
aliran pemikiranlain.10

Adapun metode lain yang dapat digunakan dalam melakukan pendekatan


pemahaman agama Islam secara lebih rinci, dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Metode Ilmu Pengetahuan

Metode ilmu pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui
oleh proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka
dalam sains-sains spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-
proposisi mengenai yang ada atau harus ada, sementara dalam sainssains
normative mengindikasikan sebagai jalan menuju norma-norma yang mengatur
perbuatan atau pembuatan sesuatu.

a. Metode Diakronis, suatu metode mempelajari islam menonjolkan aspek sejarah.


Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai
penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam, sehinggga umat
islam memiliki pengetahuan yang relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan
integral. Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode
pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihat
suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat,
kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau kejadian
itu muncul.

b. Metode Sinkronis-Analistis, suatu metode mempelajari islam yang memberikan


kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan
dan mental intelek umat Islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi
aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.

c. Metode Problem Solving, metode mempelajari Islam yang mengajak


pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari satu cabang ilmu
pengetahuan dengan solusinya. Metode ini merupakan cara penguasaan
10
M. rozali, Metodologi Studi Islam (Cet.1. Depok: PT Rajawali Buana Pusaka, 2020), hal.
17

12 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
keterampilan dari pada pengembangan mentalintelektual, sehingga memiliki
kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat islam mungkin hanya terbatas
pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.

d. Metode Empiris, suatu metode mempelajari islam yang memungkinkan umat


islam mempelajari ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan
kaidah islam dengan satu proses aplikasi yang menimbulakan suatu interaksi
sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu
norma baru.

e. Metode Deduktif, suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah
secar logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk
menuntukan masalah yang dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana
mengistinbatkan syariat, dan kaidahkaidah itu benar bersifat penentu dalam
masalah-masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan paham
mazhabnya.Bab 1 | Pengertian, Ruang Lingkup, Pendekatan dan Metodologi Studi
Islam.

f. Metode Induktif, suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah
hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan
mazhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah
khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hokum dengan catatan setelah
terlebih dahulu disesuaikan dengan paham mazhabnya.11

PENUTUP
11
Ibid., h.17-19.

13 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
A. Kesimpulan

Dari uraian tentang pendekatan di dalam memahami agama, dapat ditarik


kesimpulan bahwa pendekatan dalam memahami agama adalah suatu upaya
memahami agama melalui sudut pandang berbagai disiplin ilmu. Hal ini sangat
penting mengingat agama dan ajaran yang terkandung di dalamnya sangat
kompleks.

Sebab itulah, diperlukan berbagai macam pendekatan untuk memahami agama


agar terhindar dari kesempitan pemahaman di dalam memahami agama. Beberapa
pendekatan di dalam memahami agama yang telah diuraikan di dalam makalah ini
yaitu; pendekatan psikologis, pendekatan sejarah, pendekatan fenomenologis,
pendekatanan antropologi, pendekatan sosiologi, pendekatan kebudayaan, dan
pendekatan teologis-normatif. Selanjutnya, dari uraian pendekatan-pendekatan di
dalam memahami agama tersebut dapat dilihat bahwa agama dapat dipahami
melalui berbagai pendekatan. Melalui pendekatan-pendekatan tersebut seseorang
dapat memahami agama. Jadi, agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan
normatif saja. Tapi, seorang sosiolog, antopolog, budayawan, psikolog pun dapat
memahami agama dengan benar melalui disiplin ilmu mereka masing-masing.
Pendekatan-pendekatan di dalam memahami agama tersebut juga dapat
memberikan kita gambaran akan agama secara komprehensif dan mempertegas
bahwa agama khususnya Islam merupakan agama yang sesuai pada tiap waktu
dan tempat.

Kemudian, kita juga dapat memahami beberapa metode-metode yang dapat kita
lakukan dalam melakukan pendekatan pemahaman keislaman. Yang mana tentu
akan sangat membantu dalam menanamkan pemahaman keislaman melalui
pendekatan-pendekatan sekaligus pengembangan pengetahuan dalam
mewujudkan generasi-generasi yang faham akan Islam secarah utuh dan
menyeluruh. Sebab, Isla adalah Agama Rahmatan Lil,alaamin, agama yang lurus.

14 | M e t o d o l o g i S t u d i I s l a m
DAFTAR PUSTAKA

Arfa , Faisar Anada, Syafruddin Syam, dan Muhammad Syukri Albani Nasution. Metode Studi
Islam Jalan Tengah Memahami Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2015.

Bahraen, Raehanul. Psikologi Islam Yang Sempurna, Yogyakarta: Muslimafiyah Publishing,


2018.

Djamannuri. Ilmu Perbandingan Agama:Pengertian dan Obyek Kajian. Yogyakarta: Kurnia


Kalam Semesta,1998.

Djamannuri. Prespektif Sejarah Agama-agama. Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta,1998.

Ghazali, Adeng Muchtar. Ilmu Perbandingan Agama. Bandung : Pustaka Setia,1998.

Nata Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,2011.

Rohimat, Asep Maulana.Metodologi Studi Islam Memahami islam Rahmatan Lil’alamin.


Yogyakarta : Gerbang Media,2018.

Rozali, M. Metodologi Studi Islam, Depok: PT Rajawali Buana Pusaka, 2020.

Supiana. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2017.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

1|Metodologi Studi Islam

Anda mungkin juga menyukai