Anda di halaman 1dari 4

Agama , Perbedaan, dan Toleransi

Karya ini disusun untuk mengikuti event lomba

Essay bertemakan Budaya Toleransi Dalam Kehidupan Masyarakat

PK IMM STAIM KLATEN 2022

Ditulis oleh:

Utama Ari Wibawa

Asal Institusi:

Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Klaten


Toleransi antar umat beragama meupakan suatu topik yang hangat untuk dibahas saat
ini. Mengingat aksi 411, 212 hingga Habib Rizieq dilaporkan oleh PP-PMKRI,Habib Bahar
dituduh menyebarkan hoaks dan Student Peace Institute atas tuduhan penistaan
agama.Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan baik itu
suku,ras,agama,adat dan lainnya tanpa kehilangan jati dirinya.

Indonesia didirikan di atas tanah yang dimiliki oleh rakyat dengan berbagai suku,
bahasa, agama dan budaya. Oleh karena itu, Indonesia juga dikenal dengan negara yang
penuh toleransi. Sudah sepatutnya orang yang tinggal di Indonesia memahami makna
toleransi dan mengamalkannya.Terutama toleransi dalam urusan agama.Dan sebenarnya
semua urusan,semua hal adalah agama.Karena semua berhubungan dengan Tuhan.Dan tidak
ada satu hal pun ,yang tidak ada hubunganya dengan Tuhan

Ada kisah menarik dari dua orang yang berbeda agama. Syahdan dua orang sahabat
karib, yakni yang satu seorang pendeta, satunya lagi ustadz. Karena saking asyiknya
bekerjasama dalam urusan kebaikan dunia, mereka tidak sempat memahami ritual agama
masing-masing. Pada suatu hari keduanya naik pesawat. Ketika di dalam pesawat di atas
langit ada petir menyambar, pak pendeta kaget dan berucap :”haleluyah”. Pak ustadz di
sebelahnya dengan lugunya “membetulkan” ucapan pak pendeta. Bukan, itu halilintar,
bukan haleluyah. Pak pendeta senyum menanggapi sahabatnya.

Ketika pesawat turun, keduanya dijemput bus bandara. Sebelum kaki melangkah naik
bus, pak ustadz berujar :”bismilllah”. Pak pendeta dengan lugunya juga “membetulkan”
ucapan sahabatnya. Bukan pak ustadz, ini bukan bismillah, namun Bis DAMRI. Pak ustadz
juga tersenyum. Keduanya tidak sadar dengan kesalahpahaman memahami ritual agama
masing-masing, dan mereka tetap bersahabat.(Wilonoyudho,2012)

Karena bagi Islam “Bagiku agamaku, dan bagi pak pendeta, hidup adalah melayani
sesama dengan cinta kasih. Singkatnya nggak ada masalah. Toleransi itu ialah ketika seekor
kucing masuk kandang kambing tidak harus memaksakan diri mengembik dan
sebaliknya.Urusan agama adalah urusan pribadi dengan Tuhannya.Agama ibarat “Istri” yang
tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainya.
Pemeluk agama Islam adalah mayoritas di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta
jiwa per 31 Desember 2021. Jumlah itu setara dengan 86,9% dari populasi tanah air yang
mencapai 273,32 juta orang. Posisi kedua ditempati oleh penduduk beragama Kristen
sebanyak 20,45 juta jiwa.

Akan tetapi saat ini umat Islam sedang disudutkan.Mengingat tahun 2017,ketika Ahok
menistakan agama Islam.Anehnya masih saja ada pembelaandan demo besar besaran terkenal
dengan demo 212.Dan hukumannya atau pengadilannya pun soal identitas tidak kepada
substansi.Dan ahok pum tetap merasa tidak bersalah.

Ironisnya Ulama Islam yang menyebarkan dakwah , dicari kesalahanya ,dan banyak
kasusnya.Seperti Habib Bahar bin Smith yang di vonis menyebarkan hoaks,Ustadz Abdul
Somad yang dituntut pendeta yang dituduh menghina agama nasrani.

Aku ingin mengajak kita semua untuk melihat bagaimana ketimpangan keadilan atau
ketidakadilan hukum dalam mengadili para penista Agama Islam.Ibaratnya Masalah istri
orang lain begini atau begitu, tidak perlu dipersoalkan karena setiap suami tentu memiliki
penilaian tersendiri untuk istrinya. Orang tidak akan ada yang suka jika istrinya menjadi
bahan omongan dan bahan olok-olokan. Seperti itu pula keyakinan, tidak akan ada yang
senang jika keyakinan mereka diomongkan ataupun diolok-olok.

Padahal umat Islam di Indonesia sudah sangat toleran,bukti salah satunya hari libur
nasional adalah hari minggu.Coba kita tengok di Timur Tengah yang mayoritas
muslim ,maka hari libur kebanyakan hari Jum’at,sebaliknya di Eropa karena mayoritas
nasrani atau non muslim maka hari liburnya adalah minggu.Tetapi berbeda dengan Indonesia
meski mayoritas adalah muslim,tetapi Islam sangat toleran sehingga hari liburnya adalah hari
minggu.

Maka sebenarnya Islam sudah sangat toleran di Indonesia,tetapi umat muslim masih
dituntut untuk toleran ,tetapi ketidak adilan terjadi di negri ini.Toleran menjadi senjata para
non muslim untuk memojokkan umat muslim.Padahal umat islam sudah sangat toleransi.

Secara adsminitratif dan identitas memang mayoritas masyarakat Indonesia adalah


mayoritas,tetapi secara substansi dan nilai kenyataannya adalah minoritas dalam tanda
petik.Berbagai tuiduhan palsu atas nama toleransi memojokkan para ulama.Sementara ketika
ada suara rakyat untuk bicara keadilan dituduh radikal.
Bangsa ini sudah harus sadar bahwa penyempurnaan diri melalui transedensi terus
menerus harus dilakukan, tidak dalam retorika  atau sosialisasi palsu, namun benar-benar
melepaskan diri dari kotak primordialisme. Bentuk-bentuk primordialisme seperti partai,
aliran, atau golongan, hanya boleh berhenti pada level metoda, dan bukan tujuan hidup.
Indonesia sudah harus lebih bergerak cepat menjadi manusia pasca-partai, pasca-golongan,
pasca-etnik, dan berbagai formalisme agama yang jauh dari nilai-nilai spiritual etik.

Dengan terbebasnya bangsa ini dalam kotak kotak yang menyudutkan satu sama
lain.Toleransi yang sebenarnya akan benar benar dapat terwujud.Yang menghormati satu sam
lai tanpa kehilangan jati diri.Tidak hanya mengatas namakan kata toleransi demi kepentingan
kelompok dan golongan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai