Anda di halaman 1dari 11

Analisis Komunikasi

Antar Budaya POSO


Memenuhi Tugas Perkuliahan : “Komunikasi Lintas Budaya”
Dosen Pengampu : George W. Bander, M.Ikom

Kelas : 44.7E.37
Anggota Kelompok 2

Damayanti Bunga – 4420025 Rifki Buyung – 44200173


Kristina Natalia - 44201028 Rifqi Muhammad – 44200237
Muhammad Rayhan Fadillah - 44200233 Shafira Nafisha – 44200767
Nurrizky Ainun – 44200181 Zahra Adella - 44200264
Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang penduduknya majemuk baik dari suku bangsa,
ras, budaya, agama dan golongan. Kemajemukan ini menjadi realitas yang memang
disadari oleh para pemimpin bangsa, yang juga memperjuangkan kemerdekaan dari
para penjajah.

Hal itu terjadi seperti kekerasan berlatarkan agama / paham agama, kekerasan etnis,
kekerasan orientasi seksual, dan juga kekerasan jender. Sebagai contoh kasus antar
etnis yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya ialah kasus “kerusuhan Poso”,
yang terjadi di Central Sulawesi. Kasus SARA ini disebabkan oleh
adanya keinginan dari Islam dan Kristen untuk mendominasi dan keinginan untuk
menguasai, kerusuhan ini terjadi pada tahun 1998 - 2001 silam.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan kami membuat
dan menulis makalah ini untuk :
1. Memenuhi kebutuhan tugas kelompok
2. Mencoba menganalisa kasus yang
berkaitan dengan pertentangan
Pluralisme
3. Mencoba mengkaji gejala yang
ditimbulkan dari masalah tersebut.
Pembahasan
Kronologi Pembahasan
pada tahun 1998 – 2001 Kerusuhan Poso tersebut sendiri sampai sekarang belum terpecahkan,
meskipun secara umum konflik – konflik yang terjadi di poso berlatar belakangi kepentingan agama,
memakan korban hampir mencapai 9.000 jiwa orang meninggal, bukan hanya mengalami kerugian
jiwa, kerugian materi juga tak bisa dielakkan yaitu 29.000 rumah terbakar, 45 Masjid, 47 Gereja, 719
Toko, 38 gedung pemerintahan serta 4 BANK hancur. Kerusuhan ini berlangsung sampai 4 tahun

Kerusuhan poso I tepatnya pada tanggal 25 – 29 Desember 1998Sekelompok pemuda kristen yang
mengkonsumsi minuman keras atau miras membuat kerusuhan di masjid ketika Sholat Tarawih
sedang berlangsung. Kerusuhan ini mengakibatkan pemuda Islam ditemukan tewas di depan halaman
Masjid. Akibatnya Keesokan harinya massa berkumpul dan terjadilah baku hantam.

Kerusuhan Poso II terjadi pada tanggal 16 April – 22 Mei yang dipicu oleh pembunuhan pemuda desa
Kayamanya yang dilakukan oleh pemuda Kristen Lambogia tepatnya pada tanggal 16 Mei, akibat
pembunuhan itu pada tanggal 17 Mei warga Kayamanya melakukan aksi pembakaran rumah, kurang
lebih 400 rumah habis terbakar serta 1 Gedung Gereja Baniel hancur terbakar di desa Lambogia,
kerusuhan ini menghasilkan kembali tewasnya pemuda Islam yang di temukan meninggal karena
pembantaian.
Pembahasan
Kronologi Pembahasan
Kerusuhan Poso III kembali pada tanggal 23 Mei kerusuhan terjadi dipicu adanya 13 pasukan yang
berpakaian ala ninja melakukan penyerangan dengan bersenjatakan kelewang dan memakan banyak
korban.

Tanggal 31 Mei beredar isu bahwa pada hari Psakah Isa Al-Masih, ribuan massa akan kembali
menyerang kota Poso serta akan menghancurkannya. Jalan –jalan menuju kota Poso. Aksi serupa juga
terjadi di desa Toini Ladangan, massa dari dua desa tersebut menggunkan senjata rakitan untuk
menyerang para kelompok penyerangan kelurahan Sayo. Massa Kristen telah menguasai Kota Poso
dan Poso pesisir dan terus melakukan pembakaran terhadap rumah – rumah yang ditinggalkan
oleh penduduk.
Pembahasan
Kajian Literatur
peristiwa ini dapat terjadi karena adanya kesalahan baik itu sikap maupun komunikasi.
Minimnya kesadaran masyarakat untuk saling menghormati / toleransi agama,serta
untuk menjadi salah satu alasan kenapa kasus rasisme di Indonesia

Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya
bertuhan tuhannya sendiri. bahwa hendaklah semua yang bertempat baik itu di Indonesia
maupun yang diluar indonesia pasti memiliki tiap – tiap keleluasaan untuk menyembah
tuhan yang mereka percayai untuk itu hormatilah kepercayaan serta segala sesuatu yang
mereka yakini, yakni dengan
tidak adanya egoisme agama lagi
Pembahasan
Dari konflik poso dapat dilihat bahwa kerusuhan ini terjadi di picu oleh
adanya perbedaan baik dari segi politik, ekonomi maupun sosial budaya :

1 Segi politik

2 Segi ekonomi

3 Segi sosial budaya


Kesimpulan
Kerusuran Poso yang terjadi pada tahun 1998 ini merupakan konflik yang sangat besar yang
melibatkan dua kubu agama yaitu Islam dan Kristen. Konflik ini dipicu oleh politik untuk kepentingan
individual serta kelompok masing – masing masyarakat, Hal ini sangat disayangkan sekali karena
mengingat politik tidak boleh mengatas namakan agama untuk menentukan pemenang, karena dapat
menimbulkan hal – hal yang akan menjadi perpecahan nantinya

Pendapat lain mengenai akar permasalahan ini ditimbulkan oleh sistem budaya dalam hal yang
menyangkut agama, suku dan ras, serta kurang adanya keadilan dimana dari sebagian masyarakat
yang merasa di diskriminasi, dan juga masalah politik dimana penguasaan struktur pemerintahan oleh
satu pihak dalam arti tidak ada keseimbangan jabatan didalam pemerintahan.
Saran
Kami berharap dari kejadian Kerusuhan Poso yang sudah terjadi serta menjadi sejarah yang kelam
bagi Indonesia dan Bangsa ini dapat di ambil sisi positif dan dapat di hilangkan sisi negatifnya serta
dapat pula diambil pelajaran bahwa seharusnya mereka dapat menyatuhkan pendapat secara baik,
menjaga toleransi yang semestinya dilakukan, sesuai dengan semboyan yang Indonesia punya yaitu
“Bineka Tunggal Ika” walau berbeda tetapi tetap satu jua. Agar dikemudian hari kejadian seperti ini
tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai