Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/2023

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIP UNAIR

MATA KULIAH:SOSIOLOGI KONFLIK DAN TRANFORMASI

PJMK:

1.Dr.Daniel Sparringa

2. Dr. Muhammad Saud

Oleh:

NAMA: MOH.FAUZAN

NIM: 271222003

PRODI:SOSIOLOGI

PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS FISIP UNAIR

SURABAYA

2023
AGAMA DAN KONFIK POSO SEBUAH CATATAN GELAP
Isu hangat di negeri ini merupakan isu mengenai agama. Tidak dipungkiri setiap membicarakan
agama selalu menuai sesuatu yang seksi (menarik sekaligus menantang). Jika kita menyadari
kalau kehidupan di negeri ini penuh keberagaman, mulai dari agama, budaya, dan bahasa
sangat beragam. Sehingga kerap menjadi sebuah kajian bahkan memunculkan konlfik tidak
berkesudahan. Namun perlu menyadari juga mengenai kepentingan oleh oknum tertentu
dengan atas nama agama untuk melakukan perpecahan. Ancaman yang kerap mengenai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk dipecah belah, paling dimanfaatkan dengan atas
nama agama.
Kejadian yang terjadi di Poso1 merupakan potret masalah yang belum diselesaikan oleh negara.
Sebab secara letak geografi sangat. Selain itu juga sangat konpleks—yang tidak hanya
mengenai agama, tapi juga mengenai kepentingan ekonomi yang legal. Mengapa demikian,
bisa saja kalau berkaitan dengan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat Palu dan sekitar
terhadap konflik berkepanjangan. Sikap mengharukan atas konflik tersebut membuka ruang
lebih kecil lagi atas perkembangan.
Konflik yang sering terjadi di luar jawa. Dengan kata lain sangat rentan wilayah di luar jawa
yang mendapatkan konflik agama di luar jawa. Padahal di jawa juga begitu banyak perbedaan
agama. Tentu dalam hal ini perihal perbedaan agama; Islam, Kristen, Konghucu, Katholik,
Hindu, dan agama kepercayaan—yang sangat beragam. Hal ini bukti keberagaman bukan
hanya terletak pada budaya namun juga terhadap agama.
Konlfik yang ada di Poso dalam sejarah Indonesia yang hingga kini menyorot perhatian
masyarakat. Konflik tersebut termasuk konflik agama. Konon dalam sejarah yang sering kali
dibicarakan. Konflik yang terjadi di Poso salah satu permasalah itu terkait dengan penduduk
asli Poso yang merasa dipinggirkan dengan keberadaan penduudk datang dari luar Poso,
hadirnya pendatang tersebut mengubah transformasi sosial-ekonomi di Poso yang ditandai
dengan pendusuk asli dengan pendatang. Hal ini dapat dikatakan ada kesenjangan antara
kesetaraan sebuah masyarakat merasa dirugikan.
Dalam kronologi yang terjadi . mulai terjadi konflik terjadi pada tahun 1998 hingga 20
Desember 2001. Pada mulanya permasalah tersebut berangkat dari peritiwa kecil antar
kelompok pemuda yang berujung pada kerusahan antar agama.
Dalam wancara dan haris berita Kompas2 ada korban 577 korban tewas, 384 terluka, 7.932
rumah-rama hancur, dan 501 fasilitas umum terbakar. Dalam hal ini humanisme dapat
dikatakan penuh memiriskan. Masalah yang seirng terjadi tidak dapat diselesaikan secara
kelompok. Sehingga memakan korban dan menyorot perhatian konflik kemanusian di
Indonesia.
Keterlibatan tokoh masyakarat, terutama tokoh agama. Dalam hal ini dengan tujuan
memperkecil kemungkinan kejadian krisis kemanusian bisa teratasi. Bagaimana pembunuan
seoalolah-olah memiki kebenaran atas diri sendiri. Pembelaan atas kebenaran menjadi salah
satu masalah besar di setiap negara, khusus di Indonesia yang sepertinya perlu melakukan
perbaikan atas pemahaman Namanya toleransi. Peran tersebut kerap menjadi penting terletak

1
Dearah di Sulawesi Tengah tepatnya di Kabupaten Poso, Kecamatan Pamona Puselemba.
2
Sumber berita Kompas Konflik: Latar Belakang, Kronologi, dan Penyelesaian. Koran Kompas 30.07.2021.
pada tokoh agama. Selain itu juga mengenai keterlibatan pemerintah daerah ataupun pemerinta
pusat. Sehingga negara punya ikut andil dalam kejadian konflik yang terjadi.
Tokoh Masyarakat Bersikap
Agar konflik terlerai atau bahkan dapat diselesaikan. Keterlibatan banyak pihak dilakuakn
secara komunal, terutama di bidang agama dan budaya, bahkan suku. Karena dengan seperti
itulah masyarakat mampu merasakan secara Bersama akan kedamaian. Maka sikap yang sering
terjadi dilakukan oleh kita yaitu mencari benang merah (solusi agar tak selalu berkepanjangan
masalah-masalah kemanusiaan—yang mengatas namakan agama). Sehingga, sebagai
masyakarat Indonesia perlu dengan serius mencari solusi dengan melibatkan banyak orang agar
menemukan sebuah solusi.
Masalah yang sering terjadi dari sebuah konflik yang tidak dapat diselesaikan, kerap tidak
menemukannya sebuah solusi akan pencapaian akan kesepatakan. Karena kejadian selalu
muncul dengan para meter yang tidak dapat diprediksi. Pada saat berpikir secara meluas akan
konflik di Poso dan pemerintah tidak terlibat aktif. Salah satu faktor sebuah isu yang tidak
disiarkan secara nasional dan masyarkaat luas tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai
maslaah tersebut. Karena pemerintah—yang punya wewenang tidak mampu menyadarkan
masyarakat dari kedua belah kelompok.
Jika masyakarat bisa menampung atau bisa meberikan jawaban atas rasionalitas konflik, maka
masyakarat berboyong-boyong saling mencari solusi. Sebab masalah tersebut terkait dengan
kemanusiaan. Bahkan tidak hanya kemanusiaan juga tentang agama (kelompok). Keyakinan
penulis setiap kelompok akan benci akan sebuah kekejaman, kekerasan, dan kesewenang-
wenangan.
Agar konflik agama yang biasanya berkaitan dengan keyakinan yang sering diganggu. Contoh
salah satunya tidak boleh membuat tempat ibadah di suatu daerah, pelarangan umat beragama
lain di wilayah tersebut, dan bahkan penghinaan kapada suatu kaum. Pada konteks inilah saya
yakin negara punya peran paling penting. Sehingga dapat dikatakan dengan masalah yang
terjadi agar tidak ada dirugikan satu samalain dapat membuat sistem yang sangat general agar
tidak ada yang dirugikan satu samalin.
Keterlibatan negara yang selalu diharapkan mampu menjawab persoalan. Jika negara punya
sistem keamanan, maka melakukan diplomasi atau sosialisasi mengenai kepentingan Bersama
akan kemanusian. Melalui sebuah program atau memanggil beberapa peran aktif masyakat di
sekitar untuk diminta penjelasan. Sehingga keterlibatan masyarakat mampu menjawab masalah
yang tidak berkepanjangan. Salah satu faktor lain merupakan masalah ekonomi. Karena
ekonomi akan menjadi salah satu faktor penting dalam solusi di sebuah masalah yang terjadi.
Karena dengan adanya ekonomi baik masyakarakat akan lebih tidak sibuk dengan memikirkan
masalah-masalah tak menguntungkan.
Kronologi Konflik Poso
Pada tahun 1998 tepat dengan terjadinya reformasi. Sorot mata memandang semestinya bukan
mengenai reformasi atau kesuksesaan Soeharto lenggeng dan begitu lama memimpin. Para
masyarakat memiliki kesadaran Bersama mengenai pemimpin dictator hingga untuk keluar dari
zona tersebut sangat diharapkan. Sehingga sangat begitu antusias masyarakat dalam melakukan
pelengseran orda baru. Sejauh mata memandang bahwa masalah di republic pada saat itu
berdampak pada masalah-masalah konflik di kalangan bawah. Hal itu paling menonjol yaitu
konflik agama di Poso.
Jika memandang masalah yang ada di Poso. Peran negara pada saat itu tidak terlalu banyak.
Bahkan pada tahun 2016, saat melakukan kunjungan study banding mahasiswa, ada
pengalaman sangat miris cerita dari warga Palu mengenai Poso. Kalimat yang dilontar terhadap
mahasiswa study banding pada saat itu mengenai konflik tak berkesudahan di Poso. Cerita
tersebut mengangkat dari sebuah konflik setiap hari selalu ada. Narasi didapatkan pada saat itu
bukan hanya mengenai perihal agama melainkan tentang isu lain tentang ekonomi. Bahwa
adanya penyelundukan illegal yang jarang diinformasikan oleh media nasional. Padahal pada
sisi lain tidak hanya dengan konflik agama salah satunya ekonomi.
Pernyataan di atas mungkin dapat dikatakan agak personal dengan yang ada di isu nasional
mengenai konflik Poso. Hal ini memang menjadi sorotan khusus agar masyakarat lebih lebar
lagi dalam memandang narasi umum (kurva normal)—yang masyakarat ketahui tentang Poso.
Seorang dapat mengambil keputusan dengan sisi lain agar media di sana dapat
menginformasikan sisi lain—yang tidak ditemukan oleh negara. Karena negara hanya berfokus
pada pusat kota khsuus di Jakarta. Dengan Bahasa lain di sana ada masalah yang jarang
diketahui atas konflik tak berkesudahan itu. Bisa jadi masalah itu sangat menganggu urusan
negara atau sebaliknya membahayakan negara karena berkaitan dengan legalitas barang-
barang. Atau ada oknum masyakarat memang membuat sebuah konlfik tak berkesudahan
dengan menutup rapat isu tersebut dengan menghadirkan konlfik bahwa negara sudah
menyerahkan masalah ini kepada masyrakat adat atau suku bahkan tokoh agama.
Narasi di atas dapat menjadi alternatif lain dalam memandang konflik di Posa yang hingga kini
belum menemukan titik temu yang jelas. Sehingga konflik tersebut masih menjadi berlanjut
bahkan masyarakat membaisakan konflik tersebut setiap saat adu tembak atau bom, bahkan
dengan senjata tajam sudah terbiasa.
Solusi dan Saran untuk Poso
Berangkat dari ruang akademik yang sangat penting, narasi tentang isu Poso perlu disuarakan
secar bersamaan. Dengan kata lain narasi atas kesadaran atas ingin atau maksud untuk
menyelesaikan konflik kemanusiaan ini merupakan tugas Bersama. Salah satu corong paling
baik ruang akademik dapat menemukan sebuah solusi. Karena sebuah kajian mendalam atas
hidup tersebut merupakan masalah nasional yang perlu ditangani pada setiap elemen
masyarakat. Sehingga narasi kesadaran atas nama perdamaiaan untuk Poso sama.
Membangun narasi kolektif untuk bisa mencapai kesadaran Bersama dengan maksud, kalau
Poso bagian dari Indonesia, jangan sampai ada sebuah pertikaian tidak dapat diselesaikan.
Kasihan dengan korban-korban yang telah banyak. Sehingga masyarakat perlu menyadarkan
secara Bersama memahami pentingnya bersamaan. Untuk memahami apa yang telah terjadi di
negeri ini akan hidupnya. Sehingga kebersamaan untuk mencapai sebuah kehidupan lebih
harmoni dari sebuah konflik antar agama. Kesadaran yang perlu disuarakan yaitu konflik ini
bukan tentang agama saja, melainkan sebuah masalah ekonomi awal mula terjadi sehingga
menjadi isu konflik agama.

Anda mungkin juga menyukai