Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kerusuhan Poso (Poso communal conflict) adalah sebutan bagi


serangkaian kerusuhuhan yang terjadi di wilayah Poso, Sulawesi Tengah,
Indonesia. Peristiwa ini melibatkan dua kelompok yaitu Muslim dan Kristen.
Kerusuhan ini terbagi dalam be
amaan yang melartarbelakangi pemilihan tersebut. Setelah menangnya
pasangan Piet 1 dan Mutholib Rimi waktu tidak lepas dari identitas agama
dan suku. Pada setiap konflik di Poso agama terus-menerus dijadikan sebagai
tedeng aling-aling di Poso.

2. Rumusan Masalah
1) Apa integrasi ?
2) Apa yang menjadi penyebab akar masalah yang terjadi di Poso?
3) Bagaimana solusi untuk mengurangi konflik di Poso?
3.Tujuan Penelitian
1) Mengetahui apa penyebab terjadinya konflik di Poso.
2) Mengetahui solusi untuk mengurangi konflik di Poso.
3) Agar dapat mentoleransi dan menghargai perbedaan yang ada seperti
yang ada pada masyarakat poso.

BAB II
2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Integrasi
Menurut KBBI integrasi ialah proses pembaruan hingga jadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh.
2. Penyebab akar masalah yang terjadi di Poso
Pertentangan antara masyarakat muslim dan Kristen, konflik tersebut
sudah pecah sejak tahun 1998. Namun sampai sekarang masih belum
ada solusi yang bias menyelesaikan masalah tersebut.
Beberapa penyebab konflik di Poso:
1. Agama
Poso dulunya memiliki mayoritas masyarakat yang menganut
agama islam. Namun sejak bersatunya beberapa daerah bergabung
dalam rangka pemekaran Poso, agama Kristenlah yang menjadi
dominan. Bukan hanya agama Kristen saja, agama yang berada
dalam suku-suku juga ada.
Didukung dengan rasa kurang toleransi, konflik pun dapat dengan
mudah terjadi. Agama juga dijadikan alasan untuk menghancurkan
masyarakat lain yang memiliki konflik pribadi dengan masyarakat
tertentu.
2. Politik
Politik tidak hanya dipenuhi oleh berbagai cara seseorang untuk
menang dengan jalan kebijaksanaan dan factor kepemimpinan, tapi
ada beragam cara yang busuk didalamnya.
3.Penegak hukum yang tidak adil
Tindakan yang keji kerap dilakukan hanya untuk sekedar
menghukum para pelaku supaya jera, semua pelaku kejahatan
dihukum rata. Tidak hanya memandang itu berat ataupun ringan. Jika
tidak ada hukum yang ditegakkan, masyarakat pun menderita tanpa
alasan yang jelas. Sosok Herman Parimo yang diduga tersangka
pelaku kerusuhan Poso 1, tidak di tegakkan hukum secara adil.
3

Fase pertama dan kedua berawal dari serangkaian bentrokan antara


kelompok pemuda islam dan pemuda Kristen. Hal itu termasuk
Faktor yang berkotribusi terhadap pecahnya kekerasan, termasuk
persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso dan para pedagang,
Bulan mei menandai fase ketiga , yang secara luas di pandang
sebagai periode kekerasan terburuk dalam hal kerusakan dan jumlah
korban jiwa. Pada fase ketiga ini memuncak dalam sebuah peristiwa
pembantaian di sebuah pesantren yang terjadi di desa Sintuwu
Lembaga yang mayoritas penduduknya beragama islam.

3. Cara untuk mengurangi konflik di Poso


Adanya peran dari pengusaha sampai mahasiswa untuk
menangani konflllik yang ada di Poso dengan melakukan tindakan
yang nyata seperti jangan hanya bergantung pada aparat keamanan.
Tetapi pengusaha, ekonomi, budayawan, anggota masyarakat, dan
mahasiswa. Seluruh kalangan tersebut harus bekerja sama agar
kerusuhan di Poso segera berakhir, termasuk juga antara ulama dan
umaro.
Sebab tentang penggunaan senjata bagi warga sipil
bukankah aturannya cukup ketat. Artinya tidak sembarang orang bias
membawa atau memiliki senjata apalagi yang mematikan. Sejumlah
warga perwakilan masyarakat kabupaten Poso dan masyarakat
bertemu dengan DPRD Sulawesi Tengah di Gedung DPRD Sulawesi
Tengah di Kota Palu, alih-alih menyampaikan keresahan masyarakat
akan kondisi keamanan Poso yang belakangan kembali memanas,
suasana pertemuan malah berlangsung tegang. Perwakilan rakyat
pun kecewa.
Selain itu, perwakilan masyarakat Poso berniat
menyampaikan beberapa langkah untuk menyelesaikan atau
meredam kekerasan di Poso. Diantaranya yaitu menguatkan aparat
keamanan agar bertindak proposional dengan mengedepankan upaya
dialogis sebelum langkah-langkah penegakan hukum ditindak. Tetapi
4

nyatanya semua itu tidak cukup, mahasiswa, para pengusaha, tokoh


agama, ekonom, budayawan, mesyarakat, polri dan semua yang
terlibat harus dikumpulkan bersama utuk menangani konflik yang
terjadi di Poso.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulannya adalah konflik ysng terjadi di Poso tidak hanya dari
faktor agama melainkan dari sisi politik dan penegakan hukum yang
tidak adil di masyarakat. Sehingga masyarakat di sana menjadi tidak
5

terkendali. Yang dulunya poso dianggap sebagai miniaturnya


Indonesia malah menjadi malah sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

[10:25, 11/7/2019] kaka:


https://www.academia.edu/8749799/ILMU_SOSIAL_BUDAYA_DAS
AR_KONFLIK_AGAMA_DI_POSO_

[10:26, 11/7/2019] kaka:


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Poso

[10:26, 11/7/2019] kaka: http://www.satuharapan.com/read-


detail/read/perempuan-barisan-terdepan-perdamaian-di-poso

[10:27, 11/7/2019] kaka: https://hukamnas.com/penyebab-konflik-


poso

Anda mungkin juga menyukai