Kelompok 2 PAI :
Ayat ini berisi tentang kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan manusia
laki-laki dan perempuan, serta menjadikannya bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan
berlainan ras untuk saling mengenal satu sama lain. Di dalam ayat ini Allah telah
menjelaskan bahwa perbedaan sengaja Allah ciptakan bukan untuk membuat pertikaian.
Namun, untuk menjadi tantangan bagi umat manusia dalam menjalin kerukunan. Allah
pun menegaskan dalam ayat tersebut bahwa semua manusia itu sama dihadapan Allah,
yang menjadi pembeda adalah ketakwaannya kepada Allah. Jadi, dapat disimpulakan
Orang yang paling mulia di sisi-Nya bukan karena warna kulit maupun bahasanya,
melainkan Karen ketakwaannya.
Ayat ini juga menerangkan agar manusia saling mengenal, semakin kuat
pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi
manfaat. Jika ada perbedaan maka hal yang harus dilakukan adalah saling menghargai
antar sesama, atau biasa disebut toleransi.
Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa Latin, tolerare, yang artinya sabar
dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling
menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada
antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan
menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok.
2. Mencegah perpecahan
Sikap toleransi bertujuan untuk mencegah terjadinya perpecahan akibat
banyaknya perbedaan. Terjadinya perpecahan yang dapat merugikan masing-
masing individu dalam melakukan aktivitas sosialnya.
3. Menyatukan perbedaan
Setiap jenis perbedaan yang ada di masyarakat memiliki penerapan sikap toleransi
yang berbeda-beda. Berikut contoh-contoh sikap toleransi yang bisa diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat:
Toleransi beragama.
Toleransi budaya.
Toleransi berpolitik.
Toleransi pergaulan.
Toleransi sekolah.
Toleransi lingkungan keluarga.
Toleransi bermedia sosial.
1. Konflik Poso
Latar Belakang Kabupaten Poso adalah salah satu dari delapan kabupaten yang
ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabuten Poso ini memiliki penduduk mayoritas
Muslim di desa-desa, sedangkan mayoritas Protestan di dataran tinggi. Selain
penduduk asli Muslim, terdapat juga pendatang orang Bugis dari Sulawesi Selatan
dan Gorontalo bagian utara. Kabupaten Poso ini juga menjadi fokus program
transmigrasi pemerintah. Tujuan program transmigrasi ini adalah untuk
membawa warga dari daerah padat penduduk mayoritas Muslim, seperti Jawa dan
Lombok, serta pulau Bali yang dominan Hindu. Daerah padat penduduk ini akan
dibawa ke daerah yang jarang penduduknya. Dari keadaan tersebut, akhir tahun
1990-an, penduduk di Kabupaten Poso mayoritas Muslim dengan persentase di
atas 60 persen. Para pendatang ini kemudian membuat adanya persaingan
ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas Kristen dengan para
pendatang Bugis yang memeluk Islam.
Kronologi Kerusuhan Poso ini bisa dibagi menjadi tiga periode, sebagai berikut:
Desember 1998
April 2000
Pada April 2000 terjadi persidangan mantan bupati Afgar Patanga. Dalam
persidangan tersebut, Patanga didakwa telah menyalahgunakan dana dari program
kredit pedesaan. Ada rumor bahwa sebagian dana tersebut digunakan menyewa
massa untuk menyerang gedung peradilan.
Mei 2000
Pada artikel tersebut merupakan bukti bahwa jika tiada toleransi maka
akan mendatangkan berbagai macam bentrok yang akan merugikan banyak pihak.
Jika sudah mengenai hal tersebut bukan hanya kita telah lupa akan penerapan Q.S
Al-hujurat ayat 13, namun juga tentang tujuan manusia diutus kebumi. Allah
sudah menyampaikan dalam Surat Al Baqarah ayat 30
Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Bukankah perbedaan itu indah? Jika ada hal yang bisa memicu perbedaan
pendapat, kita dapat menyelesaikannya secara kekeluargaan sesuai QS. Asy
Syura: 38 Artinya: "...sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka...."
Komunitas ojek online (ojol) membantu mengatur arus lalu lintas di sekitar Gereja
Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu (25/12/2021). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)
Liputan6.com, Jakarta - Di bawah terik matahari, seorang pria berbadan gempal
mengenakan atribut ojek online (ojol) terlihat melambai-lambaikan tangan.
Sesekali menyetop kendaraan demi mempermudah pejalan kaki yang hendak
menyeberang.
Dia adalah Adi Febriano (33). Bersama perwakilan komunitas ojek online (ojol)
dan kepolisian, dia membantu mengatur arus lalu lintas. Adi berdiri di pintu
III Gereja Katedral, Jakarta Pusat sejak pukul 08.00 WIB.
Adi sengaja datang dari Tangerang. Ia melupakan sejenak pekerjaan sebagai ojek
daring hanya untuk membantu umat kristiani yang merayakan Natal di Gereja
Katedral hari ini (25/12/2021).
Bukan tanpa alasan, Adi ingin memberikan contoh sikap toleransi antar umat
beragama. Adi sendiri adalah seorang muslim.
"Saya dan teman-teman hampir rata-rata beragama muslim. Tapi inilah bentuk
toleransi kami. Setiap umat beragama mesti hidup secara berdampingan,"
ucap Adi.
Rezeki Ada yang Mengatur
Komunitas ojek online (ojol) membantu mengatur arus lalu lintas di sekitar Gereja
Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu (25/12/2021). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)
Adi menyadari, buruh harian tidak punya penghasilan tetap seperti pegawai
kantoran yang. Namun, dia tak khawatir. Baginya, rezeki sudah ada yang
mengatur.
"Kalau masalah dapat penumpang atau enggak, hitung dapat rezeki baik
isitilahnya kita ikhlas saja," ujar dia.
Apalagi, istrinya sudah mendukung. Kepada Adi, sang istri hanya berpesan agar
tetap berhati-hati. "Itu saja pesan istri," ujar dia.
"Haraapnnya bisa saling bersama saja. Walaupun berbeda agama Ras, Suku,
Agama kita tetap sama satu Indonesia," tandas dia.
Dari artikel diatas kita bisa simpulkan bahwa orang - orang yang ada di
dalam artikel tersebut, sangat menjunjung tinggi toleransi, khususnya tolerasi
dalam beragama. Sesuai dengan surat Al-hujurat ayat 13. Ojol yang ikut
membantu mengamankan acara tersebut mencerminkan bahwa islam bukan
agama yang saling membenci melainkan saling menyayangi dan menjaga antar
umat beragama, bukan hanya sikap toleransi yang ditunjukkan tetapi juga islam
sebagai rahamatallilalamin yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat al-
Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”.
Kita harus toleransi antar umat beragama karena dengan kita toleransi
dapat menunjukan persatuan dan kesatuan walaupun berbeda beda sesuai dengan
semboyan kita yaitu Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki makna sesuai
dengan keberagaman Indonesia yang tidak hanya bersuku-suku, ber ras-ras, dsn
berbudaya tetapi kita punya makna yang jauh lebih luas bahwa kita memang
ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan.
Karena dengan kita toleransi kita dapat saling kenal mengenal satu sama lain
tanpa ada rasa permusuhan. Sebagaimana yang ada pada Q.S Al-hujurat ayat 13.
Selain itu pula, Allah juga telh menegaskan untuk tidak mengusik agama lain.
Biarlah mereka dengan kepercyaannya, dalam surat Al Kafirun ayat 6 yang
berbunyi lakum dinukum waliyadin artinya "bagimu agamamu dan bagiku
agamaku."