Anda di halaman 1dari 6

STUDI KASUS

KONFLIK SOSIAL ANTAR SUKU LAMPUNG DAN JAWA

Disusun Oleh:

Salwaa Amisha Fitria, 220210205001

Luthfiatul Muhabibah, 220210205002

Rahmawati Aditia, 220210205003

Amanda Juniarista Artanti, 220210205004

Esa Dewi Setyawati, 220210205005

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022
Analisis Kasus

Indonesia merupakan negara dengan jumlah suku terbanyak di dunia, hasil dari kerja
sama BPS dan ISEAS (Institute of South Asian Studies) menjabarakan terdapat sekitar 633
suku yang di perolah dari pengelompokan suku yang ada di Indonesia. Ribuan pulau yang
ada di Indonesia merupakan gambaran bahwa indonesia memiliki keragaman suku dan
kebudayaan yang berbeda-beda. Dengan keaneraka ragaman suku tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa ada beberapa konflik yang terjadi antar suku yang ada di indonesia
bahkan hal tersebut, sudah beberapa kali terjadi di beberapa daerah di Indonesia salah satunya
yang terjadi di desa Bandar Agung kecamatan Bandar Sribahono Lampung Timur. Dalam
kasus tersebut bahwa telah terjadi perselisihan antar dua suku yaitu Jawa dan Lampung,
dikarena-kan tidak keterbukaannya mereka satu dengan yang lain, juga perselisihan antar
perekonomian di dalam dua belah pihak. Hal itu terjadi, karena kawasan kampung Jawa
berperilaku kasar dengan masyarakat Lampung, sehingga warga asli mengambil tindakan
seperti pembakaran rumah, serta melakukan pembunuhan pada masyarakat sekitar.

Konflik antar suku yang terjadi di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah telah membuka apa yang yang sudah tertutup dengan
perdamaian, sehingga akibat persamaan nasib dan perasaan terusir dari kota sendiri
membentuk tali persaudaraan komunal yang kuat dengan sesama Etnis Lampung dari
berbagai aliran kesukuan yang ada di Lampung Tengah untuk membentuk konflik terbuka
dengan Etnis Jawa

Konflik antar suku terjadi pada 27 november 2014 yang mengakibatkan puluhan
rumah warga hangus terbakar dan ratusan rumah warga mengalami kerusakan. Konflik antar
etnis yang terjadi di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung
Tengah telah membuka apa yang yang sudah tertutup dengan perdamaian, sehingga akibat
persamaan nasib dan perasaan terusir dari kota sendiri membentuk tali persaudaraan komunal
yang kuat dengan sesama Etnis Lampung dari berbagai aliran kesukuan yang ada di Lampung
Tengah untuk membentuk konflik terbuka dengan Etnis Jawa. Kerusuhan ini berawal dari
dari dua orang remaja A dan B yang berusia 17 tahun dari penduduk asli mencuri HP milik si
C yang berusia sama yaitu 17 tahun dari Suku Jawa didesa tetangga (Pendatang). C ini tidak
terima dan mengadu ke orang tuanya, dan orang tuanya tidak terima, dan akhirnya orang tua
dan paman C membunuh anak ini. Pasalnya suku Lampung mencari anak ini sejak 2 hari
karena tidak pulang. Suku Lampung menghampiri warga Jawa, namun warga Jawa tidak
mengetahuinya.

Saat Suku Lampung mencari keberadaan C, Suku lampung menemukan bercak darah
yang berada di gorong-gorong lebih tepatnya di daerah Suku Jawa dan akhirnya pada tanggal
27 November 2014 Suku Lampung menyerang dan melakukan pembakaran rumah terhadap
Suku Jawa sekitar 50 rumah habis terbakar, kemudian Suku Jawa menyerang kembali
merusak dan membakar 1 rumah Suku Lampung. Mengakibatkan masyarakat Suku Jawa
mengalami kerugian selama terjadi konflik. Konflik di Lampung sebelumnya memang pernah
terjadi, dikarenakan masyarakat pendatang lebih maju ekonominya dari pada Suku pribumi.
Selain itu juga ada munculnya konflik antar agama yang salah persepsi dalam menyikapinya.

Menurut jaksa penutut umum dari pelaku utama pembunuhan anak C telah melanggar
pasal 338 KHUP, pasal 55 ayat 1 KUHP tentang menghilangkan nyawa seseorang secara
bersama-sama. Pelaku dijatuhu hukuman penjara paling berat 15 tahun, Perbuatan mereka
yang menyebabkan kedua Suku menjadi ricuh dan menyebabkan kematian pada anak. Pelaku
diberi hukuman berat diakibatkan karena mereka menyembunyikan jasad korban untuk
menutupi kejahatannya. Masyarakat Suku Lampung tidak hanya menggunakan senjata api
sebagai bahan perang, namun juga ditemukan senjata tajam, dan pistol untuk melakukan
kekerasan. Alhasil, masyarakat Suku Lampung diproses secara hukum dan dipenjarakan
sesuai dengan pasal yang berlaku begitupun dengan masyarakat Suku Jawa, karena mereka
telah mengajak warga untuk membuat kericuhan dan membunuh korban yang berada di Suku
Lampung.

Tidak hanya kasus diatas yang menyebabkan perpecahan, namun masyarakat Lampng
Tengah ini juga melibatkan konflik karena adanya faktor ekonomi. Jika masyarakat tidak bisa
memenuhi ekonominya, mereka juga akan menciptakan kejahatan serta mengakibatkan pada
kenakalan remaja. Ketika mereka terjun pada kenakalan remaja mereka akan membuat
kericuhan warga sekitar. Seperti contoh, mereka ingin membeli ganja, alkohol dan
sebagainya. Ketika mereka tidak memiliki uang untuk membelinya mereka akan melakukan
pencurian. Dari sumber yang telah didapat penyelesaian konflik antar 2 suku ini telah
berakhir dengan adanya pengumuman dari suatu penegak hukum, dan telah disetujui oleh
kedua pihak yang bersangkutan serta aparat lainnya.
Rekomendasi Solusi

Dari kasus yang telah dibahas diatas adapun rekomendasi solusi terkait perseteruan
antar suku tersebut yaitu rekomendasi yang Pertama, perlu dilakukan tindakan pemerintah
dari daerah setempat (dua belah pihak) karna pemerintah daerah setempat tersebut
mempunyai wewenang terhadap keamanan dan kedamaian warga atau suku nya. Lalu yang
Kedua, mungkin dengan cara solusi memberikan kebijakan terhadap antar suku bahwa setiap
bangsa Indonesia adalah satu kesatuan dan untuk permasalahan dalam bidang ekonomi
adalah tanggung jawab dari pemerintah karena pemerintahan lah memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap kemajuan atau kelangsungan hidup ekonomi antar daerah dan
permasalahan agama, bahwa Indonesia adalah berpegang teguh terhadap semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dan terdapat pada Pancasila bahwa Indonesia mempunyai berbagai macam
perbedaan dari agama, suku, ras, atau pun etnis dan oleh karna itu untuk apa sebuah bangsa
melakukan perselisihan antar suku dan agama, jadi tokoh-tokoh agama bisa memberikan
sebuah pencerahan atau jalan solusi terhadap suatu permasalahan dalam bidang antar agama ,
rekomendasi solusi yang Ketiga, adalah bisa dengan cara melibatkan pihak ketiga atau
mediator ataupun bentuk lainnya seperti salah satunya rekonsialisasi, mediator tersebut tidak
dari pihak pemerintah saja namun bisa juga dari beberapa suku etnis lainnya yang
mempunyai niat untuk membantu mempersatukan atau mendamaikan antar suku Lampung
dan suku Jawa.

Karena rekomendasi solusi adalah suatu perencanaan dari sebuah permasalahan agar
kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi di negara Nusantara ini yakni Indonesia, dan
rekomendasi solusi ini berharap agar dapat untuk dijadikan atau sebagai salah satu jalan
sumber referensi ataupun rujukan jika perseteruan atau bahkan permasalahan, kericuhan antar
suku atau etnis hanya akan membuat kerugian antar dua belah pihak, seperti beberapa orang
dalam suku atau etnis tersebut harus kehilangan nyawa, rumah-rumah hangus karena terbakar
itu termasuk beberapa kerugian dari adanya kasus antar suku etnis Lampung dan suku etnis
Jawa di Indonesia. Sebuah konflik memang bukan harapan dari masyarakat apalagi ika
konflik tersebut menagrah pada perbedaan suku Konflik ini memang suatu konflik yang
sangat serius apalagi sampai memakan nyawa seseorang . Untuk meredam wajah bahaya dari
konflik itu, maka konflik itu harus dimanagement agar ia berproses ke arah yang positif.

Meredam nafsu untuk menghindari sebuah konflik, setiap manusia memiliki nafsu
yag berbeda, dan bagaimana cara ia mengontrolnya. Kalau nafsu dikontrol dengan baik,
kemungkinan besar tidak akan terjadi masalah konflik antar suku, semua akan damai jika
diselesaikan dengan cara kekeluargaan Untuk membangun kebersamaan  yang setara,
bersaudara  dan  merdeka mengembangkkan fungsi, profesi dan posisi, maka dalam
hubungan dengan sesama dalam suatu masyarakat. Dengan  demikian semua pihak akan
mendapatkan  manfaat dari hubungan sosial tersebut. Di samping mendapatkan sahabat yang
semakin erat, juga mendapatkan  tambahan pengalaman positif dari sesama dalam pergaulan
sosial.

Upaya/langkah-langkah realisasi
Dari kasus diatas ada beberapa Upaya salah satunya adalah diperoleh dengan cara
melakukan sebuah konsultasi, yang memiliki tujuan untuk memperbaiki hubungan antar
kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik.
Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk
menengahi. Beberapa masyarakat lainnya menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan
persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi,
sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok konflik. Setiap
manusia diberi kebebasan dan keingan untuk memilih satu keyakinan untuk dianutnya. Selain
itu manusia juga dilahirkaan untuk memiliki martabat yang memiliki hak yang sama. Kita
sebagai manusia tidak boleh merebut atau merampas hak asasi orang lain seperti
memperbudak atau memperlakukan secara tidak layak untuk ditiru. Selain itu, Dalam hidup
bermasyarakat kita bisa bertemu dengan banyak orang. Tentunya mereka bisa saja berasal
dari latar belakang yang berbeda. Meski berbeda, kita tidak boleh memiliki prasangka buruk
pada orang atau kelompok yang memiliki perbedaan. Sebaliknya, kita harus bisa menghargai
dan menghormati perbedaan yang ada di antara masyarakat.

Sebagai masyarakat di Indonesia juga harus saling menumbuhkan rasa nasionalisme


dan harus saling memiliki sikap simpati dan empati. Dari kasus diatas kita dapat mengambil
sebuah pelajaran dimana ketika kita sudah mendapatkan musibah yang terjadi pada keluarga
kita sendiri, sebaiknya dapat dibicarakan dengan cara kekeluargaan dan bukan dengan cara
melakukan pembunuhan terutama pada korban yang bisa dibilang itu cukup muda sehingga,
yang awalnya sebuah dusun terdapat 2 suku yang berbeda ini tidak pecah, hanya karena
masalah sepele dan mengakibatkan para warga bertransmigrasi, selain itu juga berdampak
pada masyarakat yang lainnya. Diawal para tetangga tidak tahu dengan kasus pencurian HP,
sehingga mereka juga ikut terseret musibah antar konflik tersebut. Dan menyebabkan trauma
disetiap rumah, banyak rumah mereka yang ikut hangus terbakar karena adanya konflik
tersebut. Selain itu, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan sikap preventif, dengan adanya
sebuah tindakan pengendalian sosial, juga dapat mencegah atau mengurangi secara
berkelompok maupun mandiri, supaya kejadian konflik ini tidak lagi terjadi pada masa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Cyrli Yunita Miyanti, H. S. (2017, November 29). Konflik Dalam Relasi Sosial Masyarakat
Jawa Dan Lampung Di Wilayah Transmigrasi (Studi Kasus di Desa Bandar Agung
Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur). Dipetik Oktober 27, 2022, dari
https://journal.unnes.ac.id/:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity/issue/view/1192

Mediawati, D. (2019). Konflik Antar Etnis Dan Upaya Penyelesaian Hukumnya. Khazanah
Hukum, Vol. 1 No. 1: 36-49 , 38-40.

Anda mungkin juga menyukai