Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PELAJARAN PKN

Nama Kelompok :

1. Rahma Dita Azzahra


2. Shakila Luthfiya Azzahra
3. Wasiatul Qolbiyah Zamzam
4. Fauza Iklima Syakila

SEKOLAH : SMP NEGERI 2 SAMPIT


MATA PELAJARAN : PKN
KELAS : IXH
1.SUKU
Salah satu contoh masalah keberagaman budaya di Indonesia adalah konflik antarsuku
yang terjadi antara suku Dayak dan Madura. Konflik antarsuku Dayak dengan Madura ini terjadi
di Kota Sampit, Kalimantan Tengah, yang berkembang menjadi kerusuhan antarsuku.
Kerusuhan berawal dari terbunuhnya empat keluarga Matayo (Madura) yang diduga dibunuh
dan disembunyikan oleh orang Timil (Dayak) dan pada akhirnya meluas menjadi perang
antarsuku. Konflik antarsuku ini seharusnya bisa saja dihindarkan apabila kesadaran budaya
telah tertanam.Konflik tersebut salah satunya juga dapat terjadi akibat adanya isu-isu budaya
serta pandangan-pandangan yang muncul antarsuku.
Misalnya, adanya pandangan stereotip antarsuku, lalu diskriminasi terhadap suatu suku yang
masih sering muncul, serta mikroagresi. Selain itu, salah satu penyebab lain lahirnya konflik
disebabkan oleh stereotip satu kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda.Isu-isu budaya
seperti stereotip, diskriminasi, serta mikroagresi rentan terjadi dalam interaksi antarbudaya,
terutama di negara Indonesia yang setiap warganya berbeda-beda latar belakang budaya.
2. AGAMA
Konflik agama komunal didominasi oleh penolakan pembangunan tempat ibadah seperti
penolakan pembangunan Gereja Jemaat Advent Hari Ketujuh di Makasar kemudian penolakan
warga yang berujung protes terhadap Gereja Damai milik umat Katolik di Kelurahan Duri
Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat serta penolakan terhadap pembangunan rumah
ibadah umat agama lainnya. Adapun contoh konflik agama yang berjenis sektarian berkaitan
dengan penolakan terhadap komunitas agama tertentu seperti penolakan terhadap Komunitas
Ahmadyah di Kabupaten Bogor.
Jenis lain dari konflik sektarian ini adalah dualisme kepemimpinan di Gereja Protestan di
Indonesia bagian barat (GPIB) Anugerah, Kabupaten Bekasi. Terakhir, konflik pendirian masjid
komunitas Lembaga Dakwah Islam (LDII) di Kecamatan Tajur, Kabupaten Bogor. Adapun
konflik keagamaan berjenis terorisme menjadi segmen yang paling berbahaya dengan tingkat
ancaman tertinggi serta dapat mengakibatkan kebencian yang turun-temurun terhadap umat
agama tertentu. Konflik keagamaan dapat mengancam stabilitas Indonesia apalagi Indonesia
merupakan salah satu negara dengan tingkat keberagaman tertinggi di dunia.
Intolerasni antar umat beragama di Indonesia bagaikan mimpi buruk yang tidak
berkesudahan. Adapun pada Januari 2019 terjadi perusakan makam di Taman Pemakaman
Umum (TPU) Giriloyo, Magelang. Perusakan makam tersebut berupa pencopotan salib yang
kemudian dihancurkan hingga pencopotan ubin makam. Total 21 makam yang dirusak 18
diantaranya adalah makam umat Kristiani dan 3 makam dari umat Islam. Aksi perusakan makam
ini tidak hanya terjadi di TPU Giriloyo semata, perusakan juga terjadi di TPU Kiringan dan TPU
Malangan. Tetapi, problematika ini tidak ditetapkan oleh Polres Kota Malang sebagai sentimen
agama karena tidak ditujukan bagi agama tertentu.
Sementara itu, dominasi perusakan makam dari kaum umat minoritas perlu diperhatikan.
Walaupun tidak hanya dialami oleh umat minoritas saja, namun jumlah yang timpang tersebut
perlu dijadikan tanda tanya besar. Selain perusakan makam juga terdapat fenomena penolakan
yang berujung terhadap pengusiran warga umat minoritas yang terjadi di Dusun Klaret, Bantul,
Yogyakarta pada April 2019. Slamet Juniarto adalah korban dari kebijakan intoleran yang
mengamanatkan bahwa warga non-muslim tidak boleh untuk menetap di desa tersebut.
Kebijakan ini sebenaranya sudah berlangsung sejak tahun 2015. Indikasi ketidakpedulian oleh
pemerintah mencuat, sebab aturan tersebut sudah berlangsung 4 tahun.
Upaya untuk tidak secara langsung melabeli dan mengeneralisir agama tertentu sebagai
dalang intoleransi di Indonesia perlu ditekankan. Tujuannya agar tidak menyimpan dendam dan
steryotype yang tidak berkesudahan. Direktur Institut Dialog Antar Iman, Elga Sarapung
menegaskan bahwa fundamentalisme sempit seperti radikalisme, ekstrimisme hingga toleransi
tidak hanya terjadi pada umat muslim saja, semua agama memiliki permasalahan yang sama.
Hanya saja di Indonesia yang mencolok adalah agama islam. Kemencolokan tersebut bukan
semerta-merta menjadi dasar untuk upaya mengeneralisasi umat agama tertentu. Konflik agama
akan berimplikasi terhadap keamanan negara sebagaimana yang terjadi di beberapa negara di
dunia.

3. RAS
adanya perselisihan antara satu ras dengan ras yang lain karena ketidakcocokan serta perbedaan
antara satu ras dengan ras lainnya. cara penyelesaian : mencoba menghargai perbedaan dan
meningkatkan toleransi antar ras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Sesuai
dengan namanya, konflik ini terjadi pada suatu kelompok ras dengan kelompok ras lainnya.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya perlakuan tidak baik dari salah satu kelompok ras pada
kelompok ras lainnya yang berbeda.
4. BAHASA
Beberapa konflik yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, seperti NTB, Papua dan
lain-lain, timbul hanya gara-gara perbedaan bahasa," katanya berbicara pada Rapat Koordinasi
Kebahasaan se-Indonesia di Kendari, RabuMasyarakat di berbagai daerah tersebut kata dia
merasa berbeda dengan warga lainnya di Indonesia, hanya karena menggunakan dialek bahasa
yang berbeda.
Padahal ujarnya, para pendiri republik ini sudah menyatukan keberagaman suku, budaya
dan agama ke dalam bingkai NKRI dengan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Oleh karena itu kata dia, para pengelola Badan Bahasa di seluruh Indonesia, haruslah berhati-
hati dalam mengelola dan membina keragaman bahasa di wilayah Nusantara ini, sehingga
bahasa yang beragam itu bisa menjadi perekat dari keberagaman suku-suku bangsa yang hidup
di bawah naungan NKRI.
Keberagaman bahasa di Nusantara ini hanya bisa menjadi perekat dan tetap
memperkokoh berdiri tegaknya NKRI, jika keberagaman bahasa ini dapat dikelola dengan baik,"
katanya.
Mahsun memuji masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki 19 bahasa daerah
dan 172 dialek bahasa, namun masyarakatnya tetap hidup rukun dan damai, tanpa ada konflik.
"Kita memberi apresasi kepada masyarakat Sultra yang hidup rukun dan damai di tengah
keberagaman bahasa ini. Kita berharap daerah lain bisa mencontoh Sultra yang saat ini menjadi
daerah teraman di Indonesia," katanya.
Rapat Koordinasi Kebehasaan se Indonesia yang akan berlangsung hingga Jum’at (25/5)
itu, dibuka Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasata.
Gubernur Sultra, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Jawa Tengah
dijadwalkan menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Kebahasaan tersebut.
5. EKONOMI
Menurut Indrastuti (2009), keragaman ekonomi adalah suatu perihal yang berjenis-jenis di
dalam suatu kegiatan ekonomi atau mata pencaharian. Sementara itu, menurut Haris Iskandar
(2017), kegiatan ekonomi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang didapatkan dari adanya keberagaman ekonomi di
masyarakat Indonesia.
1. Terbatasnya Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat
Terbatasnya lapangan pekerjaan ini semakin dirasakan apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19
seperti saat ini. Banyaknya perusahaan atau lapangan pekerjaan yang bangkrut secara tidak
langsung menyebabkan para pekerjanya juga mau tidak mau harus mencari pekerjaan baru.
Namun, dalam mencari pekerjaan baru tersebut tidak mudah sebab keadaan ekonomi satu sama
lain juga sedang sulit. Ditambah lagi, seiring dengan berkembangnya zaman maka pekerjaan
juga menjadi beraneka ragam dan harus mempunyai skill tertentu. Tidak semua orang
mempunyai skill tertentu tersebut.
Hal tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada keberagaman ekonomi, sehingga bisa saja
akan muncul pula konflik antar masyarakatnya.

2. Kesenjangan Sosial
Nah, ini adalah permasalahan yang jelas akan muncul dalam keberagaman ekonomi. Adanya
strata sosial dalam hal ekonomi, yakni kelas ekonomi atas, menengah ke atas, hingga kelas
ekonomi ke bawah.
Contoh nyata dapat kamu lihat di sekitarmu, ada seseorang yang berada di kelas ekonomi atas
sehingga akan mudah dalam memenuhi kebutuhan, baik primer hingga tersier. Ada pula
seseorang yang berada di kelas ekonomi ke bawah, untuk memenuhi kebutuhan primer berupa
mengisi perut saja mereka berpikir dua kali, apalagi untuk memenuhi kebutuhan sekunder
hingga tersier.
Adanya kesenjangan atau perbedaan yang mencolok tersebut adalah contoh permasalahan yang
ditemui dari keberagaman ekonomi di masyarakat Indonesia ini.

3. Terjadinya Persaingan Tidak Sehat


Masalah berikutnya adalah akan adanya persaingan atau kompetisi yang terjadi pada anggota
masyarakat. Mulai dari hal industri, UMKM, hingga proses melamar kerja.
Dalam hal UMKM misalnya, ada dua orang yang sama-sama mendirikan UMKM berupa
makanan bakso aci. Namun, dua orang ini mempunyai keadaan ekonomi yang berbeda, sehingga
satu orang dapat membeli bahan baku dengan kualitas rata-rata tetapi berhasil membayar sebuah
agen untuk mencetak merek dagang. Sementara satu orang lainnya hanya dapat membeli bahan
baku dengan kualitas baik, tetapi menjualnya melalui warung.
Melalui perbedaan modal bahan baku tersebut, tentu saja akan memberikan hasil yang berbeda.
Konsumen cenderung akan memilih produk makanan yang terdapat sebuah merek dagang,
meskipun kualitasnya belum tentu baik.

6. ANTARGOLONGAN
Indonesia yang termasuk negara rawan konflik memang nyata adanya. Hal itu ditandai dengan
banyaknya konflik yang terjadi. Berikut ini adalah Contoh konflik antar golongan
Konflik Antar Suporter Bola

Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang memiliki fans yang cukup fanatik.
Banyak dari fans bola ini yang hanya menginginkan kemenangan saja. Jadi, tidak jarang jika tim
mereka kalah mereka akan ‘ngamuk’.
Mereka akan melampiaskan kemarahannya dengan cara bentrok antar suporter atau dengan
menyerang pemain lawan.
Dengan banyaknya club bola yang dimiliki Indonesia, maka banyak macam-macam suporter di
Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang tinggi masalah konflik antar
suporter. Hampir setiap momen pertandingan ada kerusuhan pastinya dengan intensitas yang
berbeda-beda.
Namun yang paling parah, terkadang konflik ini juga meluas hingga di luar pertandingan.
Misalnya saat ada supporter A memakai atribut A Di wilayah B. Sebenarnya kalau dilihat
sekilas itu adalah hal sepele namun hal itu bisa menimbulkan konflik bahkan bisa sampai fatal.
Contoh konflik antar golongan dan cara penyelesaiannya kadang belum menemukan titik temu.
Sampai saat ini konflik-konflik tersebut masih sangat sering terjadi. contoh konflik antar ras juga
kadang menjadi penyulut lain dalam persepakbolaan.
Cara penyelesaian biasanya hanya sebisa mungkin mencegah terjadinya konflik.
Jika ada 2 club yang memiliki fans yang cukup fanatik biasanya hanya salah satu suporter saja
yang diizinkan untuk menonton pertandingan.
Bahkan tidak jarang yang akhirnya meniadakan penonton. Untuk menghindari konflik di luar
lapangan adalah dengan menghimbau untuk tidak mengenakan atribut Club di luar apalagi di
wilayah lawan.

Anda mungkin juga menyukai