Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

INTOLERANSI

Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Kewarganegaraan

KELOMPOK 5

Azizah Salfa Dilla 131911133010

Iqbal Maulana Salsabila 131911133011

Putri Puji Rahayu 131911133012

Bryan Bernadine 131911133013

Ida Sholihatun Nisa’ 131911133014

Maghfira Nurisra Abadi 131911133015

Rani Widya Ningrum 131911133016

Febrina Ayu Indraswari 131911133017

Safira Ihlasul Amalia 131911133018

Fardah Dewi Rofiliah 131911133019

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
SKENARIO KASUS KEDUA : INTOLERANSI
Setara Institute merilis Laporan Tengah Tahun 2018 Kondisi Kebebasan
Beragama/Berkeyakinan dan Minoritas Keagamaan di Indonesia 2018. Dalam rilis tersebut,
hingga pertengahan tahun 2018, tepatnya 30 Juni 2018, terdapat 109 peristiwa pelanggaran
KBB dengan 136 tindakan. Peristiwa pelanggaran KBB tersebar di 20 provinsi. Data
SETARA institute menunjukkan hal yang kongruen dengan kegawatan intoleransi atas nama
agama, sebagaimana data sebaran peristiwa sebagai berikut:

Tabel 1. Sebaran PeristiwaPer Provinsi

Tabel 1.
Sebaran PeristiwaPer Peristiwa
Provinsi Provinsi
DKI Jakarta 23
JawaBarat 19
JawaTimur 15
DI Yogyakarta 9
NTB 7
JawaTengah 6
SumateraUtara 6
Aceh 5
Sumatra Barat 4
SumateraSelatan 3
Banten 2
Jambi 2
Bali 1
KalimantanTimur 1
KalimantanUtara 1
NTT 1
Papua 1
Riau 1
SulawesiSelatan 1
SulawesiTengah 1
Jumlah 109
Sumber: SETARA, 2018
Kelompok- kelompok minoritas keagamaan tersebut secara berpola mengalami beberapa
tindakan pelanggaran, yang dominan antara lain salah satunya intoleransi dalam beragama.
Apabila kondisi intoleransi dalam beragama muncul di kampus Uniersitas Airlangga.
Kata kunci: intoleransi, masyarakat berbhineka, berbangsa dan bernegara
Pertanyaan:

1. Bagaimana sikap dan pendapat saudara sebagai mahasiswa Universitas AIrlangga?

Intoleransi menurut KBBI secara bahasa bermakna, ketiadaan tenggang rasa.


Sedangkan yang harus dimengerti dari defenisi toleran-intoleran adalah merupakan
sebuah “tindakan”, bukan pikiran, apalagi sebuah aturan.
Disebut toleran, menurut Cohen (2004) adalah tindakan yang disengaja oleh
actor dengan berprinsip menahan diri. dari campur tangan (menentang) perilaku
mereka dalam situasi keragaman, sekalipun actor percaya dia memiliki kekuatan
untuk mengganggu (Cohen 2004, hal. 69).
Dapat diartikan bahwa Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika suatu
kelompok (misalnya masyarakat, kelompok agama, atau kelompok non-agama) secara
spesifik menolak untuk menoleransi praktik-praktik, para penganut, atau kepercayaan
yang berlandaskan agama.
Sikap intoleransi bukanlah hal yang sangat langka di Indonesia. Sejatinya,
sikap ini sudah sering kali terjadi dalam kehidupan berbangsa dan negara. Contoh dari
kasus – kasus Intoleransi yang pernah terjadi di Indonesia adalah:
 Tragedi Sampit, Suku Dayak vs Madura
Tragedi Sampit adalah konflik berdarah antar suku yang paling membekas dan
bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam. Konflik yang melibatkan suku
Dayak dengan orang Madura ini dipicu banyak faktor, di antaranya kasus orang
Dayak yang didiuga tewas dibunuh warga Madura hingga kasus pemerkosaan gadis
Dayak.

Warga Madura sebagai pendatang di sana dianggap gagal beradaptasi dengan


orang Dayak selaku tuan rumah. Akibat bentrok dua suku ini ratusan orang
dikabarkan meninggal dunia. Bahkan banyak di antaranya mengalami pemenggalan
kepala oleh suku Dayak yang kalap dengan ulah warga Madura saat itu. Pemenggalan
kepala itu terpaksa dilakukan oleh suku Dayak demi memertahankan wilayah mereka
yang waktu itu mulai dikuasai warga Madura.

 Konflik Agama di Ambon

Konflik berbau agama paling tragis meletup pada tahun 1999 silam. Konflik
dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999, telah
berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan
menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat.

Konflik tersebut kemudian meluas dan menjadi kerusuhan hebat antara umat
Islam dan Kristen yang berujung pada banyaknya orang meregang nyawa. Kedua
kubu berbeda agama ini saling serang dan bakar membakar bangunan serta sarana
ibadah.

Saat itu, ABRI dianggap gagal menangani konflik dan merebak isu bahwa
situasi itu sengaja dibiarkan berlanjut untuk mengalihkan isu-isu besar lainnya.
Kerusuhan yang merusak tatanan kerukunan antar umat beragama di Ambon itu
berlangsung cukup lama sehingga menjadi isu sensitif hingga saat ini.

 Sentimen Etnis Berujung Penjarahan


Peristiwa penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti pada 12
Mei 1998 ternyata berbuntut panjang dan menyulut emosi warga. Akibatnya,
keesokan harinya Jakarta menjadi lautan aksi massa yang terjadi di beberapa titik.
Penjarahan dan pembakaran pun tak dapat dihindarkan.

Krisis moneter berkepanjangan di tahun 1998 berujung pada aksi kerusuhan


hebat pada penghujung rezim Orde Baru pimpinan almarhum Soeharto. Saat itu,
Indonesia dilanda krisisi ekonomi parah sehingga melumpuhkan seluruh persendian
ekonomi dalam negeri.

Kerusuhan yang terjadi malah menular pada konflik antar etnis pribumi dan
etnis Tionghoa. Saat itu, banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar
oleh massa yang kalap. Massa pribumi juga melakukan tindak kekerasan dan
pelecehan seksual terhadap para wanita dari etnis Tionghoa kala itu. Konflik antar
etnis itu menjadi catatan kelam di penghujung pemerintahan rezim Soeharto.

 Pemerintah vs Kelompok Separatis

Pemerintah RI pernah disibukkan dengan konflik melawan beberapa


kelompok separatis. Sebut saja konflik melawan kelompok Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) dipicu keinginan mereka yang ingin melepaskan diri dari NKRI.

Pemerintah yang enggan melepas Aceh, mau tidak mau mempertahankannya


mati-matian hingga pecahlah peperangan di tanah rencong. Konflik dengan GAM
berakhir menyusul kesepakatan yang diteken kedua belah pihak, di mana salah
satunya menyepakati agar Aceh menjadi daerah otonomi khusus (otsus) dengan
penegakan hukum syari'ahnya.

Jadi berdasarkan pengetahuan umum mengenai intoleransi yang telah


dipaparkan diatas, maka sikap kami menyatakan tidak setuju dan melawan setiap
tindakan intoleransi.
2. Bagaimana pemikiran kritis saudara mengelola / meminimalkan intoleransi agama di
Kampus Universitas Airlangga?

Meminimalisir perilaku intoleran sejatinya dapat dimulai dari diri sendiri.


Karena dari diri sendirilah seseorang dapat membuat sebuah perubahan besar dalam
lingkungannya.
Pertama dan terpenting ialah menyegarkan kembali dalam jiwa masyarakat
kita, khususnya generasi muda, tentang betapa luhur perjuangan maupun cita-cita
kemerdekaan bangsa kita.
Kedua ialah menyadarkan segenap lapisan masyarakat kita akan hakikat
"bangsa" dan "demokrasi" sebagai yang niscaya tegak dan berkiprah di dalam
keberagaman dan niscaya terjalin dalam suatu hubungan simbiosis.
Diperlukan juga berbagai cara untuk mempromosikan toleransi dan melawan
perilaku dan sikap intoleran sehingga Bhinneka Tunggal Ika terus mengalir dalam
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya, Lingkungan kampus harus mampu menghadirkan model
pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati
perbedaan. Terlepas dari sikap seseorang bersepakat atau tidak terhadap satu agama,
ras, suku, dan golongan tertentu, gerakan apresiasi terhadap "yang lain" mutlak
diimplementasikan.
Baik itu dalam pembelajaran maupun kegiatan diluar kelas seperti organisasi,
perlu adanya rasa keadilan dalam berkehidupan sesame dan tidak memihak kepada
suatu etnis maupun golongan
3. Buatlah policy brief untuk rekomendasi kebijakan pada pimpinan perguruan tinggi
dalam meredam intoleransi agama di Kampus Universitas Airlangga?
Perlu adanya penindakan tegas dan peraturan yang mengikat dalam pemberantasan
kasus intoleransi. Karena selama ini, perilaku tersebut hanya dianggap sebelah mata
saja oleh kebanyakan kalayak kampus. Peraturan tersebut harus konsisten dan berlaku
serta tidak memihak golongan manapun dan penindakan harus dilaksanaka secara
tegas. Tidak ada lagi tumpeng tindih dalam peraturan yang berlaku. Karena sejatinya
pendidikan tentang kehidupan sudah dapat diberlakukan sebagaimana mestinya dalam
pembelajaran di kampus. Serta agar mahasiswa mengetahui yang mana yang benar
maupun yang salah.
DAFTAR PUSAKA

Merdeka.com. (2017, 15 Agustus). Mengatasi Intoleransi. Diakses pada 27 Oktober


2019 dari Mengatasi Intoleransi:

https://m-merdeka-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.merdeka.com/amp/khas/mengatasi-
intoleransi.html?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#ao
h=15720752559517&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=
Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fm.merdeka.com%2Fkhas
%2Fmengatasi-intoleransi.html

HuKamNas.com. (2019, 28 April). 6 Kasus Intoleransi di Indonesia Paling


Menghebohkan. Diakses pada 27 Oktober 2019 dari 6 Kasus Intoleransi di Indonesia
Paling Menghebohkan:

https://hukamnas.com/contoh-kasus-intoleransi-di-indonesia

KBBI.com (2019). Definisi Intoleransi. Diakses pada 27 Oktober 2019 dari Definisi
Intoleransi:

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Intoleransi

KSM UI. (2017, 2 Maret). Melawan Intoleransi: Semua Berawal Dari Sini. Diakses
pada 27 Oktober 2019 dari Melawan Intoleransi: Semua Berawal Dari Sini:

https://ksm.ui.ac.id/melawan-intoleran-semua-berawal-dari-diri-sendiri/

News.okezone.com. (2016, 25 Februari). Lima Konflik SARA paling mengerikan ini


pernah terjadi di Indonesia. Diakses pada 27 Oktober 2019 dari Lima Konflik SARA
paling mengerikan ini pernah terjadi di Indonesia:

https://www.google.com/amp/s/news.okezone.com/amp/2016/02/25/340/1320
731/lima-konflik-sara-paling-mengerikan-ini-pernah-terjadi-di-indonesia

https://news.okezone.com/amp/2016/01/25/340/1320731/lima-konflik-sara-
paling-mengerikan-ini-pernah-terjadi-di-indonesia?page=2

Anda mungkin juga menyukai