Anda di halaman 1dari 1

Sikap berbineka cerminan mahasiswa Indonesia

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan teresar di dunia. Indonesia memiliki lebih
dari 17.000 pulau, di mana hanya sekitar 7.000 pulau yang berpenghuni. Indonesia juga
merupakan negara dengan jumlah penduduk tertinggi ke empat di dunia, dengan berbagai
keanekaragaman agama, suku, budaya, adat, dan kebiasaan yang telah melekat pada diri
masryarakat Indonesia. “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakan “berbeda-beda tetapi tetap
satu” adalah logo nasional republik Indonesia. Logo ini menggambarkan masyrakat Indonesia
yang majemuk namun tetap satu. Terdapat 300 suku, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Cina,
Dayak dan Papua. Setiap suku memiliki dialeknya tersendiri. Secara keseluruhan terdapat
lebih dari 360 dialek yang memperkaya budaya Indonesia (KJRT Fankurt, 2018). Meskipun
memiliki banyak dialek, masyarakat Indonesia dipersatukan oleh bahasa Indonesia sebagai
bahasa pemersatu bangsa. Logo Bhineka Tunggal Ika sampai saat ini belum dapat
mempersatukan masyrakat Indonesia sepenuhnya, karena masih terjadi konflik terkait dengan
perbedaan. Data yang ditunjukkan oleh IDN Times terkait dengan konflik sara yang terjadi
sepanjang tahun 2018 ini, yakni tanggal 13 februari terjadi perusakan masjid di Tuban. 19
februari Pura di lumajang dirusak orang tak dikenal dihari yang sama pula terjadi
penyerangan terhadap ulama di lamongan, beberapa hari sebelum itu teptanya tanggal 11
februari juga terjadi ancaman bom di kelenteng Kwan Tee Koen Karawang. Salah satu
penyebab konflik ini terjadi karena rasa intoleransi dan mudahnya masyarakat untuk
terprovokasi oleh beritu isu atau hoax. Melihat kondisi ini, sikap yang perlu ditanamkan
dalam diri masyarakat Indonesia adalah sikap toleransi dan sikap berpikir kritis. Toleransi
dalam agama, budaya, adat, kebiasaan, sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia
mengingat keanekaragaman budaya yang dimilikinya, Contoh sikap toleransi secara umum
antara lain menghargai pendapat dan/atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita,
serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang
suku/ras/agama/kepercayaannya, contoh lain tidak memaksakan orang lain untuk menganut
agama kita. Sikap lain yang tidak kalah penting yaitu sikap berpikir kritis, sikap ini
merupakan sikap seseorang dalam menaggapai suatu hal atau teori dengan respon untuk
mengevaluasi secara sistematis, artinya jika ada suatu kabar berita, teori, maka seseorang
perlu mengevaluasi hal tersebut benar adanya atau tidak, sehingga kabar berita yang tidak
benar (hoax) yang dapat memecah belah dapat dihindari. Generasi muda sebagai penerus
bangsa perlu untuk menanamkan sikap tersebut dalam diri mereka, mengingat merekalah
yang akan menjalankan tongkat estafet kepemimpinan. Sehingga mereka bisa menjadi
pemimpin yang adil, cerdas, dan mementingkat kepentingan bersama, untuk kemajuan
bangsa dan tanah air Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai