PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan di
Bidang Ilmu Sosial Budaya Dasar dan menambah pemahaman tentang hakikat
manusia, keragaman dalam dinamika sosial budaya yang diharapkan bermanfaat bagi
kita semua.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, bahasa,
budaya, dan tradisi. Keberagaman ini merupakan salah satu ciri khas dan kekayaan
bangsa Indonesia. Namun, keberagaman ini juga menimbulkan tantangan dan potensi
konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat
Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan harmoni keberagaman yang telah terbina
selama ini.
Suku: Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa yang tersebar di seluruh
wilayahnya. Beberapa suku besar di Indonesia adalah Jawa, Sunda, Batak, Melayu,
Madura, Bugis, Minangkabau, Dayak, dan lain-lain.
Agama: Indonesia memiliki enam agama resmi yang diakui oleh negara, yaitu Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain itu, masih
ada banyak aliran kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Bahasa: Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang digunakan oleh
berbagai suku bangsa. Bahasa daerah ini memiliki ragam dan dialek yang berbeda-
beda. Bahasa resmi nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia yang berasal dari
bahasa Melayu.
3
Budaya: Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang mencerminkan nilai-nilai,
adat istiadat, seni, dan tradisi masing-masing suku bangsa. Budaya ini meliputi
pakaian adat, tarian adat, musik adat, rumah adat, senjata adat, kuliner adat, dan
lain-lain.
Pancasila: Pancasila adalah ideologi dasar dan falsafah hidup bangsa Indonesia.
Pancasila terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan menyatu, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pancasila merupakan dasar bagi masyarakat Indonesia untuk menghargai perbedaan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.
Bhinneka Tunggal Ika: Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia
yang berarti “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu”. Semboyan ini berasal dari kitab
Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke-14. Semboyan ini menggambarkan
bahwa meskipun masyarakat Indonesia berbeda-beda dalam hal suku, agama, bahasa,
budaya, dan lain-lain, tetapi mereka tetap satu sebagai bangsa dan negara. Semboyan
ini juga mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu.
4
orang lain. Toleransi juga berarti menghindari sikap fanatisme, ekstremisme, atau
radikalisme yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerjasama: Kerjasama adalah proses bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama merupakan salah satu cara untuk memperkuat harmoni
keberagaman masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia harus dapat bekerja sama
dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, dll., untuk
membangun bangsa dan negara. Kerjasama juga berarti saling membantu,
mendukung, dan mengisi antara sesama warga negara tanpa membeda-bedakan suku,
agama, bahasa, budaya, dan lain-lain.
5
ide baru yang orisinal, unik, dan bermanfaat. Kreativitas juga berarti masyarakat
Indonesia dapat menemukan solusi-solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi. Harmoni keberagaman masyarakat Indonesia dapat
memberikan inspirasi dan stimulasi bagi masyarakat Indonesia untuk bereksplorasi,
bereksperimen, dan berkolaborasi dalam menciptakan karya-karya seni, budaya, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan lain-lain.
Diskriminasi: Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil atau tidak sama terhadap
seseorang atau kelompok tertentu berdasarkan perbedaan suku, agama, ras, jenis
6
kelamin, orientasi seksual, status sosial, dan lain-lain. Diskriminasi dapat
menghambat harmoni keberagaman masyarakat Indonesia jika menimbulkan rasa
sakit hati, dendam, atau permusuhan di antara masyarakat Indonesia. Diskriminasi
dapat melanggar hak asasi manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Diskriminasi juga dapat menghamburkan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia.
Konflik: Konflik adalah pertentangan atau perselisihan antara dua pihak atau lebih
yang disebabkan oleh perbedaan atau ketidaksesuaian kepentingan, tujuan, nilai, dan
lain-lain. Konflik dapat mengganggu harmoni keberagaman masyarakat Indonesia
jika berlangsung secara terus-menerus, meluas, atau berujung pada kekerasan. Konflik
dapat merusak hubungan sosial dan kerjasama di antara masyarakat Indonesia.
Konflik juga dapat menimbulkan kerugian materiil dan immateriil bagi bangsa dan
negara.
Separatisme: Separatisme adalah paham atau gerakan yang ingin memisahkan diri
dari suatu negara atau wilayah untuk membentuk negara atau wilayah baru yang
merdeka. Separatisme dapat mengancam harmoni keberagaman masyarakat Indonesia
jika didasari oleh rasa tidak puas, tidak percaya, atau tidak setia terhadap negara.
Separatisme dapat melanggar kedaulatan, keutuhan, dan kepentingan nasional
Indonesia. Separatisme juga dapat melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa serta
mengurangi kekayaan bangsa.
7
menumbuhkan rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta toleransi
dan kerjasama antar sesama warga negara.
Dialog: Dialog adalah proses komunikasi dua arah yang dilakukan dengan saling
mendengarkan, memahami, dan menghormati pendapat atau pandangan orang lain.
Dialog merupakan salah satu solusi untuk menjaga dan meningkatkan harmoni
keberagaman masyarakat Indonesia. Dialog harus dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan aspirasi, menyelaraskan persepsi, menyelesaikan permasalahan, serta
mencari titik temu dan kesepakatan di antara masyarakat Indonesia. Dialog juga harus
dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial dan kerjasama antar sesama
warga negara.
Partisipasi: Partisipasi adalah proses keterlibatan aktif dari semua pihak yang
berkepentingan dalam suatu proses pengambilan keputusan atau pelaksanaan suatu
program atau kegiatan. Partisipasi merupakan salah satu solusi untuk menjaga dan
meningkatkan harmoni keberagaman masyarakat Indonesia. Partisipasi harus dapat
memberikan kesempatan dan ruang bagi masyarakat Indonesia untuk berkontribusi,
berbagi, dan bertanggung jawab dalam membangun bangsa dan negara. Partisipasi
juga harus dapat memberikan rasa memiliki, bangga, dan puas terhadap hasil yang
dicapai bersama-sama.
8
2.2 PEMBAHASAN
A. Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena terdiri
atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-
beda. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Keberagaman ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia.
Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam
Indonesia. Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan yang maha kuasa, yang
patut dihargai. Oleh karena itu, kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini,
dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keberagaman masyarakat memiliki potensi yang menimbulkan berbagai
masalah dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya
perbedaan.
1) Bentuk Konflik Pada Masyarakat Indonesia
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih, salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihat lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dalam
masyarakat dapat dikelompokan berdasarkan tingkatannya, yaitu konflik
idiologi dan konflik politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi
dalam masyarakat. Contoh konflik ideologi adalah peristiwa G 30 S/PKI yang
merupakan penolakan bangsa Indonesia terhadap ideologi komunis. Konflik
politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan
dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah.
Contoh nyata konflik politik antara lain bentrokan akibat proses pemilihan
umum, bentrokan menolak kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.
9
Berdasarkan jenisnya, berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya:
a) Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku
yang lain.
Contohnya, konflik pada masyarakat suku pedalaman. Konflik tersebut
perlu mendapat perhatian serius dari semua kalangan karena jika tidak,
dapat mengakibatkan terjadinya tinak kekerasan.
b) Konflik antaragama yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama yang berbeda.
c) Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang
lain.
d) Konflik antargolongan yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan
dalam masyarakat. Contohnya, golongan buruh yang menuntut perbaikan
upah kepada pemerintah maupun perusahaan.
10
Beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi
penyebab konflik sosial antara lain sebagai berikut.
a) Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok.
Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang berarti suku sedangkan
sentrismeberarti titik pusat.
Dengan demikian, etnosentrisme memiliki arti perasaan kelompok
dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, paling hebat
sehingga mengukur kelompok lain dengan nila dan norma kelompoknya
sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya terdapat dalam kelompok suku,
namun juga terdapat dalam kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai
politik,pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
b) Stereotip terhadap suatu kelompok
Yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat
tidak baik. Stereotip ini dapat terjadi terhadap kelompok agama, suku,ras,
maupun golongan sepertigeng sepeda motor, kelompok remaja
tertentu,organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip
mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan
anggapan negatif tersebut.
c) Hubungan antarpenganut agama yang kurang harmonis.
Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan,
namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang
lain.Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi
suatu persoalan dalam masyarakat.
d) Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang
harmonis
Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat
yang beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi dengan diawali rasa
ketidakadilan dalam bidang ekonomi,politik,ketersinggungan, keterbatasan
ekonomi, dan sebagainya
11
Beberapa penyebab konflik dalam masyarakat antara lain:
1. Perbedaan Antarindividu
Perbedaan antarindividu contohnya perbedaan pendapat,tujuan,
keinginan, dan pendirian. Perbedaan individu ini dapat menjadi
sumber terjadinya konflik dalam masyarakat.
2. Benturan Antarkepentingan
Benturan antarkepentingan diantaranya kepentingan
ekonomi,politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya,
perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh
faktor ekonomi yang sreing kali menimbulkan konflik dalam
masyarakat.
3. Peruahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula
menimbulkan ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan.
4. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya
(in group) dan bukan kelompoknya (out group). Perbedaan
kebudayaan sering kali diikuti oleh sikap etnosentrisme.
12
masyarakat. Selain itu, konflik juga mengakibatkan korban jiwa.
Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada
c) Nilai-nilai dan norma sosial dapat hancur akibat konflik dalam
masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong,
persaudaraan terganti oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya
kelompok lain. Aturan-aturan sosial juga dapat berubah seperti
larangan bertemu dengan kelompok lain, larangan melakukan kerja
sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
d) Perubahan kepribadian Kepribadian seseorang dapat berubah akibat
konflik, misalnya anak-anak korban konflik akan menjadi pemurung,
takut melihat orang lain, dendam. Orang yang terlibat konflik dapat
menjadi beringas, pemarah, dan agresif.
13
c) Cara kuratif, merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat
masalah yang tetrjadi, seperti:
Pendampingan bagi korban kerusuhan
Perdamaian
Kerjasama
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Konflik tersebut disebabkan oleh faktor yang saling mendukung. Penyebab lain
yaitu sikap etnosentrisme terhadap kelompok sendiri, sikap stereotip pada kelompok
lain, hubungan antarpemeluk agama yang kurang harmonis, dan hubungan penduduk
asli dan penduduk baru yang kurang harmonis,
3.2. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
- https://an-nur.ac.id/blog/harmoni -keberagaman-masyarakat-indonesia-tantangan-
manfaat-dan-solusi.html
- Buku PPKN Kelas 9 Kurikulum 2013 Yuyus Kardiman
16