TINJAUAN PUSTAKA
A. Enuresis
1. Pengertian Enuresis
Enuresis adalah kejadian mengompol saat tidur yang dapat terjadi sekali
dalam seminggu, dua kali atau lebih per minggu, dan dua kali dalam sebulan
(Kalo, 1996). Menurut IDAI, (2009: 72) Enuresis adalah anak yang mengompol
minimal dua kali dalam seminggu dalam periode paling sedikit 3 bulan pada anak
usia 5 tahun atau lebih yang tidak disebabkan oleh efek obat-obatan. Diperkuat
oleh Austin, (2014: 1865) Enuresis Nokturnal adalah istilah yang digunakan oleh
anak usia 5 tahun atau lebih setelah mengesampingkan penyebab organik. Hal
yang sama di ungkapkan oleh Neveus, (2006: 319) bahwa enuresis Nokturnal
didefinisikan sebagai berkemih yang tidak sadar saat tidur, frekuensi berkemih
setidaknya sebulan sekali saat pasien pernah bergejala selama minimal tiga bulan.
terjadi pada usia yang diharapkan dapat mengontrol proses buang air kecil, tanpa
kelainan fisik yang mendasari (Soetjiningsih, 2017: 372). Diperkuat oleh (Newel
& Meadow, 2003 dalam Permatasari 2018: 284) bahwa enuresis berlangsung
melalui proses berkemih yang normal (normal voiding), tetapi pada tempat dan
waktu yang tidak tepat yaitu berkemih di tempat tidur atau menyebabkan pakaian
basah dan dapat terjadi saat tidur malam hari (enuresis nocturnal), siang hari
(enuresis diurnal) ataupun pada siang dan malam hari. Menurut Wong, (2008:
121) Enuresis diurnal lebih umum ditemui pada anak perempuan dan biasanya
enuresis primer digunakan pada anak yang belum pernah berhenti mengompol
2. Etiologi Enuresis
Satu ulasan menemukan bahwa ketika kedua orang tua memiliki riwayat enuretik
nokturnal. Risiko menurun menjadi 43 persen ketika salah satu orang tua menjadi
enuretik saat masih anak-anak, dan menjadi 15 persen ketika kedua orang tua
positif pada 65 hingga 85 persen anak-anak dengan enuresis nokturnal. Jika ayah
adalah anak yang enuretik, maka risiko relatif untuk bayi adalah 7,1; jika ibu itu
enuretik, risiko relatif adalah 5,2. Selain itu, kromosom tertentu (5, 13, 12, dan
22) telah terlibat dalam enuresis nokturnal. Faktor-faktor sosial yang telah
belakang sosial, peristiwa kehidupan yang menekan, dan jumlah perubahan dalam
tampak bahwa masalah psikologis adalah hasil dari enuresis dan bukan
telah menunjukkan bahwa fungsi kandung kemih jatuh dalam kisaran normal pada
bahwa sementara kapasitas kandung kemih yang nyata identik pada anak-anak
mungkin kurang pada mereka dengan enuresis. Tidak ada korelasi yang
kelainan kongenital, struktural, atau anatomi jarang hadir hanya sebagai enuresis.
d. Hormon Vasopresin
antidiuretik. Kenaikan nokturnal pada hormon ini akan menurunkan jumlah urin
yang diproduksi pada malam hari. Bisa jadi anak-anak dengan enuresis nokturnal
e. Faktor Tidur
perubahan spesifik pada anak-anak dengan dan tanpa enuresis nokturnal. Ketika
anak mereka yang tidak tidur. Survei lain telah menemukan bahwa anak-anak
teror malam atau tidur sambil berjalan, daripada anak-anak yang tidak membasahi
tempat tidur.
infeksi berat, trauma kandung kemih, diabetes melitus, kapasitas kandung kemih
kecil, stenosis meatus (penyempitan lubang saluran kemih), atau spasme kandung
kemih. Kemungkinan faktor fisik lain, yaitu anak tidak mengosongkan kandung
kemih secara sempurna saat berkemih, atau anak benar-benar “tukang tidur yang
sulit di bangunkan”. Jika tidak ditemukan penyebab fisik, tenaga kesehatan akan
merasa rendah diri, tidak percaya diri atau lebih agresif. Enuresis yang terjadi
membuat khawatir baik anak maupun orang tua. Enuresis nocturnal dapat
menetap pada beberapa anak hingga masa kanak-kanak akhir dan masa remaja
dan dampak berdampak distress berat pada anak dan keluarga mereka (Kyle,
2016: 807).
Selain itu dampak yang dapat dirasakan oleh orang tua/pengasuh berupa
pekerjaan dan biaya laundry tambahan dan tekanan tambahan. Merawat anak
dengan enuresis bisa menyebabkan kecemasan dan rasa bersalah pada orang tua
sosial, bau, cucian dan aspek keuangan. Tingkat hukuman yang dilaporkan adalah
kandung kemih, lingkungan dan pola tidur. Hallgren menemukan sekitar 70%
keluarga dengan anak enuresis, salah satu atau lebih anggota keluarga lainnya juga
284).
5. Klasifikasi Enuresis
a. Enuresis primer
b. Enuresis sekunder
berturut-turut.
c. Enuresis Diurnal
d. Enuresis nocturnal
derajat ringan (enuresis pada 1-6 malam di bulan terakhir dan tidak
bulan terakhir dan tidak setiap malam) dan derajat berat (enuresis
setiap malam).
6. Kriteria Diagnosis
adalah :
a. Adanya pengeluaran urin yang berulang di tempat tidur atau pada pakaian
seminggu dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut atau ada gangguan klinis
yang signifikan pada fungsi sosial, akademik, atau area fungsi penting lainnya.
c. Perilaku ini bukan merupakan efek fisiologis langsung dari obat (misalnya
diuretik) atau kondisi medis umum (misalnya diabetes, spina bifida, dan
kelainan kejang)
kandung kemih. Peran hormon kortisol pada sistem renal itu sendiri dapat
mengalami enuresis yang disebabkan oleh rasa cemas, takut, stress dan masalah
dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat sistem peratahanan dan
penyakit enuresis adalah qi ginjal tidak cukup atau qi limpa dan paru-paru
defisiensi, kandung kemih disfungsi kontrol, oleh karena itu enuresis anak
berkaitan erat dengan paru-paru, limpa, dan ginjal. (Ang, 2017: 8).
Pada organ limpa, pola makan yang tidak benar menyebabkan “limpa
dapat menyebarkan nutrisi, tidak dapat menaikkan yang bersih dan menurunkan
cairan tidak terkontrol (bawah defisiensi dan tidak bisa naik) sehingga
mengusir patogen. Ji neijin rasa asam, dapat menyerap dan mengikat, karena itu
terjadi enuresis.
menjaga qi, menjaga maka qi datang. Dalam klinis mendapatkan hasil metode
aktivitas otot detrusor kandung kemih, produksi urine nokturnal yang dipengaruhi
oleh pelepasan atau respon dari vasopresinarginin dan kemampuan anak untuk
bangun pada malam hari ketika kandung kemih sudah penuh. Enuresis masih bisa
e. Pada anak yang normal, irama sirkadian menyebabkan urin malam hari
berjumlah setengah dari jumlah urine siang hari. Hal ini terjadi karena pada
9. Penatalaksanaan Enuresis
yaitu :
Anak dan keluarganya harus diberikan edukasi mengenai kondisi anak dan
dimana anak dan keluarga tidak harus malu, 2) Enuresis dapat mempengaruhi
anggota keluarga yang lain 3) Terdapat tata laksana efektif untuk mengatasi
masalah ini , orang tua harus menyusun sistem penghargaan jika anak berhasil
tidak mengompol di malam hari. Orang tua harus melibatkan anak dalam
penggantian linen tempat tidur saat anak membuat basah linen tersebut degan
ompol mereka. Akan tetapi, penggantian linen bersama anak tersebut harus
dilakukan dalam cara sesuai fakta, bukan dalam cara yang menghukum,
sepanjang hari, menghindari diet tinggi protein atau garam pada malam hari (dapat
c. Terapi Alarm
Alarm terdiri dari bantalan atau sensor logam, yang terhubung ke bel oleh
sebuah kawat. Setelah sensor menjadi basah, sirkuit listrik tertutup dan alarm nya
menyala. Alarm bisa dibersihkan, sterilisasi tidak diperlukan, karena air kencing
permukaan sudah cukup. Terdapat dua jenis alarm yang berbeda yaitu body wear
dan bedside (samping tempat tidur). Body wear dilekatkan pada celana dalam.
Jika diinginkan, body wear alarm bisa digunakan dengan popok. Bedside alarm,
foil logam atau bantalan kain (dengan kabel terintegrasi) diletakkan di bawah
bagian atas tempat tidur dan terhubung ke alarm di samping tempat tidur. Kedua
Beberapa instruksi sangat penting dan harus dilalui secara rinci dengan
3) Dalam kasus malam yang kering (tidak mengompol) tidak ada yang terjadi
4) Dalam kasus malam basah (mengompol), saat alarm dipicu, anak harus
6) Pakaian tidur dan tempat tidur (alas tidur) diganti dan alarm diatur ulang
7) Anak harus terlibat aktif dalam proses ini. Jika anak mengompol kedua
8) Orangtua diminta untuk mencatat semua data yang relevan mengenai bangun
apakah anak ke toilet sebelum atau sesudah alarm berbunyi (Gontard, 2012:
15).
minggu. Beberapa anak menjadi tidak mengompol hanya dalam beberapa minggu,
Orangtua disarankan untuk memulai kembali perawatan alarm jika kambuh (dua
malam mengompol) terjadi, ini terjadi diatas 30% kasus (Permatasari, 2018: 286).
d. Farmakoterapi
suatu hormon anti diuretik alami. Salah satu mekanisme kerja yang utama dari
obat ini adalah menurunkan volume urine yang diproduksi pada malam hari
2) Imipramin
digunakan selama 3 dekade untuk mengatasi enuresis. Obat ini bekerja dengan
meningkatkan kapasitas kandung kemih melalui efek antikolinergik yang lemah dan
kesuksesan terapi imipramin adalah 15-50%, tetapi angka relaps relatif tinggi.
desmopresin tidak memberikan hasil yang memuaskan. Obat ini hanya diberikan
bila tidak ada riwayat sinkop, palpitasi sebelumnya serta tidak ada riwayat keluarga
dengan kematian mendadak karena sakit jantung atau aritmia (Soetjiningsih, 2017:
382-383).
e. Terapi Lain
Uroterapi terdiri atas instruksi untuk tidur dengan jumlah jam yang cukup,
secara teratur, tidak menahan berkemih, menggunakan posisi badan yang optimal
pada malam hari, berkemih sebelum tidur dan menginstruksikan orang tua untuk
2013: 22)
f. Terapi Komplementer
1. Pengertian Akupresur
Kata akupresur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus (kata benda) yang
berarti jarum dan pressure (kata kerja) yang berarti tekanan. Kata tersebut
jari. Sistem akupresur secara definisi adalah “Sistem pengobatan dengan cara
efek rangsang pada energi vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu
Korea dan Jepang meskipun kurang dipahami dalam pengobatan Barat. Tinjauan
evaluasi aspek kualitas penelitian yang dilaporkan, tetapi tidak ada yang kurang
menyimpulkan bahwa ada bukti efek positif akupunktur pada enuresis nokturnal.
berkisar antara 76% hingga 98%. Tingkat kesembuhan yang sangat tinggi
daripada salah satu terapi tunggal lainnya. Studi akupunktur Barat melaporkan
efek positif pada jumlah episode enuresis, kapasitas penyimpanan kandung kemih
dan kemudahan mereda dari tidur hingga kosong. Dimana ada bukti urodinamik
dari detrusor terlalu berlebihan, terapi akupunktur telah dilaporkan untuk menekan
peredaran energi vital atau Chi. Akupresur disebut juga akupunktur tanpa jarum,
menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai
2. Manfaat Akupresur
penyakit. Dipraktekkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan yang
sudah ada yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah mencegah masuknya sumber
dan promotif (Sukanta, 2001: 2). Manusia sehat memiliki unsur Yin dan Yang
yang relatif seimbang. Jika salah satu dominan maka kesehatan terganggu atau
penyakit, tapi juga berguna untuk mencegah penyakit, menjaga kesehtan dan
memperpanjang usia. Selain itu, aman dan mudah, tidak menyebabkan sakit dan
dapat diterapkan tanpa memandang jenis kelamin dan usia (Dewi, 2017: 60).
3. Komponen Dasar Akupresur (Akupunktur)
sumber kehidupan ini dalam akupunktur dikenal dengan sebutan chi sie. Chi atau
Qi adalah energi dan Sie disamakan dengan darah. Kualaitas energi vital
Menurut Sukanta (2008) dalam Herlina 2015: 53, di dalam tubuh selain
mengalir sistem peredaran darah, sistem saraf dan sistem getah bening, terdapat
panca indra, tempat masuk dan keluarnya penyebab penyakit serta tempat
diarahkan ke organ atau bagian tubuh yang sedang mengalami gangguan. Kita
dapat menekan titik energi pada lintasan meridian pada permukaan kulit dengan
menggunakan jari-jari atau alat tumpul lain yang tidak menembus kulit dan tidak
Dari sekian banyak meridian, yang umum dipakai adalah 12 meridian umum dan
2 meridian istimewa, yaitu meridian paru-paru (Lung/LU), lambung/perut
terkait dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Sukanta, 2008). Pada
penelitian ini akan dilakukan penekanan pada titik akupresur KI 3 (titik Tai Xi),
4. Titik Akupresur
Menurut Sukanta (2008) dalam Herlina 2015: 53, terdapat ratusan titik
diagnosis maupun titik terapi. Menurut fungsinya ada tiga jenis titik akupunktur:
Titik tubuh atau titik umum. Titik ini adalah titik akupunktur yang berada
di sepanjang meridian. Titik ini langsung berhubungan dengan organ dan daerah
lintasan meridiannya.
Titik istimewa, adalah titik yang berada di luar lintasan meridian dan
mempunyai fungsi khusus. Titik nyeri adalah titik yang terdapat di daerah
keluhan. Kalau ditekan selalu terasa nyeri dan fungsinya hanya simptomatis,
jam (Tawaf). Penggunaan teknik tawaf sesuai dengan kaidah tangan kanan
(Fisika > medan magnet), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan
dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas dan akan
berkisar 15-30 menit, teknik berlawanan arah jarum jam dilakukan sebanyak 40
kali putaran, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu (Dewi, 2017: 60,62). Pemijatan
yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa nyaman, pegal, panas dan lain
sebagainya. Apabila sensasi rasa tercapai maka di samping sirkulasi chi (energi)
dan xue (darah) lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endomorfin
6. Kontra Indikasi
Cara kerja akupresur ini sendiri cukup mudah dan sederhana karena tidak
tertentu sesuai dengan tujuan untuk apa akupresur dilakukan. Menurut (Dewi,
a. Titik Shen Shu/Pang Guang Shu/Ci Liao (BL 23, BL 28, BL 32)
Titik akupresur Shen Shu (BL 23) terletak 1,5 cun disamping batas bawah
taju ruas tulang panggung ke dua. Titik Pang Guang Shu (BL 28) terletak 1,5 cun
disamping batas bawah taju ruas tulang kelangkang ke dua. Titik Ci Liao (BL 32)
Titik akupresur Taixi (KI 3) terletak 0,5 cun belakang mata kaki sisi
sekitar tiga cun atau sekitar empat jari di atas malleolus internus, tepat di ujung
tulang kering.
Sesuai dengan cara kerja dan fungsi dari terapi akupresur sendiri yaitu
salah satunya memperbaiki jaringan tubuh dan otot, dan pada kasus enuresis
otot detrusor pada kandung kemih. Pada saat dilakukannya terapi, terapis akan
menekan titik tertentu pada tubuh, dengan menekan titik tersebut akan
dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan ketenangan, sehingga pada anak yang
mengalami enuresis yang disebabkan oleh rasa cemas, takut, stress dan masalah
efektif terhadap penurunan frekuensi enuresis pada anak usia prasekolah. Rata-
rata frekuensi sebelum diberikan terapi yaitu 4,9 kali perminggu dengan standar
frekuensi enuresis 3,7 kali perminggu dengan standar deviasi 2,003. Hasil uji
statistik paired sample t test diperoleh nilai p value sebelum dan setelah dilakukan
terapi akupresur yaitu p=0,017 (p < 0,05) yang berarti ada perbedaan secara
berikan terapi akupresur. Maka dapat disimpulkan bahwa terapi akupresur efektif
untuk mengobati 98 kasus enuresis pada anak dengan hasil pengobatan sembuh 68
anak (70,4%), membaik 23 anak (23,5%), tidak ada hasil 6 anak (6,12%) sehinga
besar dari responden (74,1%) mengalami enuresis >3 kali dalam 1 minggu
(44,4%) mengalami enuresis >3 kali dalam 1 minggu sesudah diberikan terapi
baik dan sebesar 20 responden (35,1%) memiliki pengetahuan baik tentang toilet
1. Pengertian Moksibasi
(ramuan daun-daunan yang dibakar), dari bahan daun Ay atau Arthemesia vulgaris
mugwort leaf, nama lokal: Baru Cina, nama daerah: Baru cina (Melayu); Daun
gajahan (Jawa Tengah); Rumput gajah (Jawa Tengah); Kolo (Halmahera); Goro-
artemesioides.
sehingga panas yang ditimbulkan dari pembakaran moksa akan menembus kulit,
jaringan ikat atau jaringan otot dimana terletak titik akupunktur yang dituju,
direncanakan (Rajin, 2015: 185). Diperkuat oleh Ikhsan (2017: 173) Moksibasi
cerutu yang terbuat dari daun Ngai (Arthemisia vulgaris) dengan cara dibakar.
Daya panas dari moksa tersebut melalui titik akupresur akan dialirkan menembus
permukaan kulit, otot dan kemudian sampai pada titik dan meridian sehingga akan
moksa karena daun tersebut bersifat pahit dan pedas yang mampu mengaktifkan
Yang-Qi dan bisa membuka 12 jalur meridian utama dan membuat Qi dan darah
tetap lancar sirkulasinya. Pedasnya itu bisa masuk kedalam melalui meridian dan
3. Tujuan Moksibasi
c. Menghangatkan Yang.
dibiarkan mati sendiri, kemudian titik akupunktur yang dimaksud ditekan dan
efek Sie yaitu api merangsang tidak kontinyu dengan cara moksa di tiup-tiup atau
diangkat naik turun dan titik akupunktur dibiarkan saja dan jangan ditekan (Rajin,
2015: 186).
4. Teknik Moksibasi
besar sambil moksa diangkat naik turun dan tanpa adanya penekanan
di titik akupunktur.
5. Fungsi Moksa
a. Mengalir di meridian
c. Menghangatkan uterus
e. Mengatur menstruasi
a. Sindrom dingin
b. Tonifikasi Yang
e. Defisiensi Yang
f. Defisiensi Qi
7. Macam-Macam Moksa
moksibasi cara langsung cara mematuk, cara rotasi dan cara jarum jam.
beberapa ukuran moksa kerucut, berapa banyak moksa yang akan digunakan, serta
dimana akan dilakukan terapi moksibasi, keadaan penderita serta umur penderita
perlu dipertimbangkan. Pada umumnya 3-5 moksa kerucut digunakan untuk setiap
titik dan lama moksibasi adalah 10-15 menit untuk moksa batang. Untuk penderita
usia lanjut, anak-anak atau penderita lemah, gunakanlah moksa lebih sedikit dari
1) Cara langsung
Untuk melakukan cara ini, bagian yang akan dimoksa terlebih dahulu
menyengat, moksa di angkat dengan capit, dan bila perlu diganti moksa baru.
dan kulit. Penyekat dapat berupa lapis garam dapur atau seiris jahe setebal
Moksibasi cara ini biasanya dilakukan pada Sen Cie (Umbilikus). Moksa kerucut
diletakkan diatas penyekat, lalu dibakar. Cara ini dapat mengobati kasus seperti :
perut mules, sakit perut hebat, diare dan juga kolaps dengan keringat dingin serta
Sedangkan untuk tujuan sedasi api moksa ditiup-tiup dan titik akupunktur tidak
Pada penggunaan moksa yang dialas jahe atau bawang putih cenderung
terjadi pelepuhan di kulit, jika ini terjadi sobek sedikit dan keluarkan airnya,
1) Cara Langsung
Ujung moksa silinder (yang telah dibakar) yang diletakkan diatas kulit /
titik akupunktur yang dimaksud dengan cara dipegang tagan atau dengan
pencepit. Mula-mula ujung moksa didekatkan cukup dekat dengan kulit. Penderita
yang dituju sehingga bila terlalu dekat / terlalu panas, juga dapat dirasakan.
2) Cara mematuk
Dikatakan cara mematuk karena ujung moksa silinder yang sudah dibakar
itu didekatkan sampai dekat, lalu dijauhkan dan didekatkan kembali, berulang-
3) Cara rotasi
diputarkan di atas titik terapi, sampai terasa hangat panas setempat tapi tidak nyeri
terbakar. Biasanya setiap titik dimoksibasi 10-15 menit, rentang gerakan dalam
jarak sekitar 3 cm, ini sesuai untuk terapi nyeri angin dingin lembap dan
penyakit enuresis adalah qi ginjal tidak cukup atau qi limpa dan paru-paru
defisiensi, kandung kemih disfungsi kontrol (Ang, 2017: 8). Oleh karena itu
paru-paru dapat melancarkan buang air kecil. Karena itu mengambil fungsi
mengangkat dari titik baihui (DU 20), titik ini terletak di atas kepala adalah titik
ada yin, dapat mengatur meridian yin dan yang seluruh tubuh, dan melalui
kandung kemih yang mengakibatkan ngompol, ini makna dari “dengan menaikkan
untuk menurunkan”.
Pada organ limpa, pola makan yang tidak benar menyebabkan “limpa
dapat menyebarkan nutrisi, tidak dapat menaikkan yang bersih dan menurunkan
cairan tidak terkontrol (bawah defisiensi dan tidak bisa naik) sehingga
mengusir patogen. Ji neijin rasa asam, dapat menyerap dan mengikat, karena itu
maka tidak dapat mengontrol air, mengakibatkan kandung kemih tidak kokoh dan
terjadi enuresis. Karena itu, mengambil titik mingmen (DU 4), shenshu (BL 23)
dua titik ini adalah tempat berkumpulnya esensi ginjal dan yuanqi, karena itu
Mingmen (DU 4) dalam 5 unsur termasuk api, shenshu (BL 23) dalam 5
unsur termasuk air kusus mengatur cairan tubuh, melancarkan meridian seluruh
tubuh. Cara ini adalah cara “air dan api saling menolong”. Keseluruhan titik
menjaga qi, menjaga maka qi datang. Dalam klinis mendapatkan hasil metode
Titik RN 4 adalah titik meridian ren, sifat dari titik ini condong ke
tonifikasi, adalah titik utama untuk menguatkan tubuh, moksibasi titik ini dapat
menyadarkan otak dan membuka indera, memperbaiki fungsi organ zangfu. Titik
baihui terletak di atas kepala, ada makna sakit di bawah mengambil pengobatan
mencakup luar dalam, kedua titik ini dapat dilakukan moksibasi setiap 30 menit,
10 hari sebagai satu paket pengobatan. Penelitian Dokter Li Ping dan Yue Lan
hasilya 80% sembuh, 14% membaik, 6% tidak ada hasil, tingkat total efektif 94%
Tonifikasi titik shenshu (BL 23) titik shu punggung/ belakang ginjal
18).
kemih defisiensi dan dingin”. Menjelaskan bahwa Jiao bawah defisiensi dan
dingin adalah penyebab utama enuresis, karena itu menggunakan cara pengobatan
menghangatkan mentonifikasi dan mengukuhkan, mengambil titik meridian ren
dan meridian kandung kemih shenshu (BL 23) sebagai titik utama.
Tonifikasi titik shenshu (BL 23), titik shu punggung/ belakang ginjal
dan gejala-gejala lain, juga mempunyai peran yang kuat dalam pencegahan
pertemuan tiga meridian yin kaki, dapat mentonifikasi hati, limpa, ginjal.
pangguangshu (BL 28) adalah titik mu meridian kandung kemih dan titik shu
punggung / belakang, kombinasi dari titik shu dan mu, dapat meningkatkan fungsi
transformasi qi kandung kemih, neiguan (PC 6), taixi (KI 3) dapat melancarkan
hubungan jantung dan ginjal, baihui (DU 20) adalah titik utama meridian du,
kandung kemih, adalah pengobatan yang utama untuk enuresis pada anak. Moksa
memiliki fungsi menghangatkan dan merangsang kandung kemih, menstimulasi
Guiyan dan Guoxin Tahun 2017 dalam Ang (2017: 10) menggunakan
moksa di titik guanyuan / (RN 4), baihui / (DU 20) untuk mengobati 89 anak
dan tidak ada hasil 2 anak (2,2%). Sehingga didapatkan total efektifitas moksibasi
1 paket pengobatan didapatkan hasil sembuh 11 anak (36,7%), anak yang lain ada
Membaik (jumlah ngompol berkurang secara signifikan, pada waktu tidur dapat
dapat memilih waktu sore hari, atau sebelum tidur selama 5 menit menggunakan
usulan penelitian, diperlukan tinjauan kepustakaan yang kuat. Kerangka teori ini
Penatalaksanaan Enuresis:
1. Farmakoterapi
a. Obat Impramine
b. Obat Desmopresin
2. Non Farmakologi
a. Edukasi dan Motivasi
b. Membatasi intake cairan di malam hari
c. Terapi Alarm
d. Terapi Lain (Uroterapi)
1) Intruksi untuk tidur dengan jumlah
yang cukup
2) Latihan visualisasi setiap hari Penurunan
3) Meningkatkan kesadaran daytime
voiding Frekuensi Enuresis
4) Menggunakan posisi badan yang
optimal untuk berkemih
5) Setelah makan malam, anak tidak
boleh di beri makan cair
6) Sebelum pergi tidur, anak harus
buang air kecil.
7) Sebelum orangtua pergi tidur, anak
harus buang air kecil
e. Terapi komplementer
1) Akupuntur
2) Akupresur dan Moksibasi
(Sumber : Permatasari 2018, Pudjiastuti, dkk. 2013, Soetjiningsih; Ranuh 2017,
Kyle; Susan 2016, Gontard 2012, Ang 2017)
Gambar 1
Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitan yang akan dilakukan. Oleh
karena itu, konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung
diamati atau diukur (Notoatmodjo, 2014: 83). Kerangka konsep penelitian ini
Gambar 2
Kerangka Konsep
F. Variabel Penelitian
adalah sesuatu yang digunakan sebagai siri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
(dependent) atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian
3. Variabel Pengganggu
G. Hipotesis
berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang
penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka penelitian
diarahkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh terapi akupresur
dan moksibasi terhadap penurunan frekuensi enuresis pada anak usia prasekolah
sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain (Notoatmodjo,
2014: 85). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1
Definisi Operasional
Hasil
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur
1 Akupresur Penekanan pada titik Wawancara Lembar Dilakukan Nominal
dan (Conception Vessel / CV dan Observasi terapi
Moksibasi /REN 3), (Conception Vessel Observasi akupresur
/ CV / REN 4) mengunakan dan
teknik menotok dan pada moksibasi
titik (Kidney / KI 3), (Spleen
/ SP 6) menggunakan teknik
pemijatan memutar
berlawanan arah jarum jam.
Masing-masing titik di pijat
sebanyak 40 kali berkisar 15-
30 menit, dilanjutkan dengan
menggunakan moksa silinder
dengan teknik mematuk
dalam waktu 5 menit pada
titik (Conception Vessel / CV
4), terapi dilakukan 3 kali
perminggu.
2 Enuresis Kondisi anak usia 3-6 tahun Wawancara Kuesioner Frekuensi Rasio
yang tidak dapat menahan dan enuresis
buang air kecil pada saat Observasi
tidur di malam hari, minimal
mengompol 2 kali dalam
seminggu.