Oleh ;
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk saya sehingga laporan mengenai “ Akupresur Kecemasan Ibu Hamil “ ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas PKNBT yang dibimbing oleh Ibu Dyah Ayu
W, S.SiT,M.Keb saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang
khususnya. Kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
kebidanan saya selanjutnya. Besar harapan saya agar laporan kebidanan ini bisa bermanfaat bagi
para bidan pada khususnya dan tenaga kesehatan pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat didambakan bagi setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum), tumbuh
dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau hingga 42 minggu
(Nugroho & Utama, 2014). Pada masa kehamilan ini, wanita akan mengalami beberapa
perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan secara fisiologis pada masa
kehamilan diantaranya perubahan pada sistem reproduksi, sistem endokrin,
gastrointestinal, kardiovaskuler, perkemihan, dan lain sebagainya. Selain itu, juga terjadi
perubahan emosional pada ibu hamil. Perubahan emosional terutama terjadinya
kecemasan pada ibu hamil yang dapat berupa tegang, khawatir, sedih, gugup, dan takut
menjadi persoalan yang mendasar. Keluhan psikis dapat ibu hamil alami sejak kehamilan
trimester I sampai dengan trimester III yang dapat berbeda-beda di tiap trimesternya,
terlihat lebih kompleks dan meningkat pada kehamilan trimester III (Laili & Wartini,
2017).
Kecemasan yang terjadi sejak awal kehamilan hingga menginjak trimester III
dapat memengaruhi proses persalinan, kelahiran prematur, pertumbuhan dan
perkembangan anak, berat badan lahir rendah (BBLR), partus lama, serta gangguan
mental dan motorik anak (Mardjan, 2016). Dampak kecemasan lain yang dapat terjadi
pada ibu diantaranya hiperemesis gravidarum, pre-eklampsia, dan eklampsia (Hawari,
2013).
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, banyak dikembangkan metode non
farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi kecemasan, salah
satunya yaitu teknik akupresur (Tayebi et al., 2015; Dehghanmehr et al., 2017).
Akupresur adalah salah satu metode yang populer dalam pengobatan tradisional Cina
dimana jari merangsang titik-titik akupuntur dengan gerakan menekan dan mengusap
atau menggosok. Akupresur dapat mengontrol dan mengurangi kecemasan secara efektif
dan praktis, serta tidak menimbulkan efek samping atau komplikasi dengan merangsang
respon otak dan aktivitas hormon melalui peningkatan sirkulasi darah dan mengatur
metabolisme (Dehghanmehr et al., 2017). Menurut Neri et al. (2016).
B. Rumusan Masalah
Apakah akupresur efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan pada ibu hamil ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kecemasan.
2. Untuk mengetahui konsep akupresure.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan mengenai terapi alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan pada ibu hamil.
2. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dalam rangka mengatasi kecemasan pada ibu hamil dan
meminimalisir dampak buruk yang dapat terjadi pada ibu dan bayi.
3. Bagi Penulis
Agar dapat menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh akupresur terhadap
tingkat kecemasan pada ibu hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan respons normal seseorang terhadap bahaya atau ancaman
dan pengalaman di masa lalu, tetapi apabila respon yang ditimbulkan berlebihan dan
berlangsung lebih dari tiga minggu, maka dapat menjadi masalah dalam kesehatan
mental seseorang dan mengganggu kehidupan sehari-hari (Mental Health Foundation,
2007; Deklava, Lubina, Circenis, Sudraba, & Millere, 2015). Kecemasan atau
ansietas didefinisikan sebagai keadaan emosional yang tidak menyenangkan, ditandai
dengan timbulnya rasa takut serta gejala fisik lainnya yang menegangkan dan tidak
diinginkan (Davies & Craig, 2009). Kecemasan dicirikan sebagai perasaan tidak
menentu, takut, dan panik (Dehghanmehr et al., 2017).
Menurut Haring et al. (2013), kecemasan atau ansietas merupakan suatu
pengalaman yang normal dan biasa terjadi serta dapat memengaruhi pikiran,
perasaan, perilaku, dan kesejahteraan fisik seseorang. Apabila kecemasan semakin
bertambah intensitasnya atau terasa semakin kuat, maka dapat menyebabkan
gangguan kecemasan (anxiety disorders). Seseorang yang mengalami gangguan
kecemasan (anxiety disorders) dapat mengalami gejala kecemasan berlebihan secara
teratur dalam jangka waktu yang lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun).
Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan
oleh ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya
sendiri dan janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika
telah berperan menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012). Menurut Sukmaningrum
(2009) dalam Litsmanasari (2013), ibu hamil trimester III memiliki tingkat
kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil trimester I dan II, yang memiliki
tingkat kecemasan yang hampir sama.
2. Teori Kecemasan
a. Teori Psikoanalisis
Menurut Sigmund Freud, struktur kepribadian terdiri dari elemen, yaitu id,
ego, dan superego. Teori psikoanalitik menyatakan bahwa kecemasan merupakan
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian dan berfungsi untuk
memberitahu ego mengenai ancaman yang harus diatasi, yaitu id dan superego. Id
melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, superego menggambarkan
tentang hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya, sedangkan ego adalah
penghubung antara tuntutan dari id dan superego.
b. Teori Interpersonal
Kecemasan muncul dari rasa takut dan penolakan interpersonal, yang
dikaitkan dengan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan atau
terjadinya perpisahan. Seseorang dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah
untuk mengalami kecemasan berat.
c. Teori Perilaku
Kecemasan merupakan hasil dari frustasi terhadap segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan individu untuk menggapai tujuan yang diinginkannya.
Para ahli perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah hasil dari mempelajari
melalui dorongan berdasarkan keinginan untuk menghindari sesuatu. Pakar teori
beranggapan bahwa apabila individu mengalami rasa takut yang ekstrim pada
awal kehidupannya, maka pada masa dewasa individu tersebut dapat mengalami
kecemasan berat.
d. Teori Keluarga
Teori ini mengungkapkan bahwa berbagai bentuk kecemasan dapat terjadi
dalam keluarga, pada umumnya tumpang tindih antara gangguan kecemasan dan
depresi.
e. Teori Biologis
Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiasepine, sehingga dapat membantu regulasi terkait aktivitas
neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang berperan penting
dalam mengendalikan aktivitas neuron otak untuk mengontrol kecemasan. Teori
ini menyatakan bahwa seseorang yang sering cemas memiliki masalah dalam
proses neurotransmiternya.
3. Tanda dan Gejala Kecemasan
Menurut Hawari (2013), gejala klinis yang sering terjadi pada seseorang yang
mengalami kecemasan yaitu:
a. Cemas, khawatir, memiliki firasat buruk, mudah tersinggung atau emosional,
takut akan pikirannya sendiri;
b. Gelisah, tidak tenang, merasa tegang, mudah terkejut;
c. Takut sendirian, takut pada keramaian;
d. Terjadi gangguan pada pola tidur, mengalami mimpi-mimpi yang kurang
menyenangkan dan menegangkan;
e. Mengalami gangguan pada konsentrasi dan daya ingat;
f. Timbul keluhan-keluhan somatik seperti sakit kepala, telinga berdenging, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, nyeri pada otot dan tulang, gangguan pencernaan dan
perkemihan, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Haring et al. (2013), tanda dan gejala kecemasan terbagi ke
dalam 4 kategori, antara lain:
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Rabu,15 Juli 2020
Jam : 08.00 WIB
Tempat : BPM Dewi Indah Semarang
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “S” / Tn “R”
Umur : 28 tahun / 28 tahun
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : Wiraswasta / Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : bugis / jawa
Alamat : jln. sambiroto
Lama menikah : ± 1 tahun
B. DATA BIOLOGIS
1. Alasan kunjungan : Memeriksakan kehamilan
2. Keluhan utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya yang pertama
kalinya menjelang persalinan
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : ibu mengatakan hamil pertama kalinya tidak
pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran
1. HPHT : 18-11-2019
2. TP : 25-08-2020
3. Gerakan janin : ibu mengatakan pergerakan janin sudah dirasakan sejak
umur kehamilan 5 bulan sampai sekarang
4. Keluhan saat hamil muda : Tidak ada keluhan
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu : Ibu mengatakan sudah pernah diperiksa
kehamilannya.
6. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah perna disuntik TT sebanyak 2 kali.
7. Obat yang dikonsumsi : ibu mengatakan hanya mengomsumsi obat yang
diberikan oleh bidan.
b. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : teratur setiap bulan
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar
c. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu
Tidak ada riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu
4. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Tumor : tidak ada
c. Operasi : tidak ada
d. Penyakit lain : tidak ada
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
Tidak ada riwayat penyakit asma, TBC,Hepatitis B, jantung, hipertensi, diabetes
mellitus, dan penyakit lainnya.
7. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
Frekuensi makan : 2-3 kali sehari
Frekunsi minum : ± 7-8 gelas sehari
Pantangan : tidak ada pantangan
Selama hamil
Frekuensi makan : 4-5 kali sehari
Frekunsi minum : ± 8 - 9 gelas sehari
Pantangan : tidak ada pantangan
8. Pola eliminasi
Sebelum hamil
Frekuensi BAK : 4-5 kali/hari
Warna : jernih kekuningan
Bau : khas amoniak
Masalah : tidak ada
Frekuensi BAB : 1-2 kali sehari
Konsistensi : lunak
Masalah : tidak ada
Selama hamil
Tidak ada perubahan selama hamil.
9. Pola istirahat/tidur
a. Malam : ± 8 jam ( 21.00-05.00 wita)
b. Siang : ± 2 jam ( 14.00-16.00 wita)
c. Masalah : tidak ada
10. Kebutuhan personal hygiene/kebersihan diri
- Sebelum hamil
a. Ibu mandi 2x sehari
b. Ibu menyikat gigi 3x sehari
c. Ibu keramas 2x hari sekali
d. Ibu memotong kuku setiap kali panjang
e. Pakaian diganti setiap kali kotor dan setiap habis mandi,dan pakaian dalam diganti
setiap kali setelah BAB dan BAK
- Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan selama hamil.
D. DATA PSIKOSOSIAL
1. Ibu merasa senang dengan kehamilannya.
2. Suami dan keluarga mendukung dan senang dengan kehamilan ibu.
3. Ibu mengatakan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari ibu dibantu suami
4. Tidak ada masalah dalam keluarga.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Berat badan : 54 kg
3. Tinggi badan : 155 cm
4. LILA : 24 cm
5. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 kali/ menit
S : 36 ˚C
P : 20 kali/ menit
6. Kepala
Rambut lurus hitam panjang dan tebal, tidak ada ketombe, tidak rontok, dan tidak ada
benjolan.
7. Wajah
Ekspresi wajah tenang, tidak ada cloasma, dan tidak ada oedema.
8. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, penglihatan
normal.
9. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan tidak ada secret.
10. Mulut
Bibir nampak lembap, tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries.
11. Telinga
Simetris kiri dan kanan, telinga terbentuk dengan sempurna, tidak ada pengeluaran
secret dan pendengaran normal.
12. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
13. Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan tidak ada benjolan.
14. Abdomen
a. Inpeksi
Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
Tampak linea nigra dan strie livide
Tidak ada luka bekas luka operasi
b. Palpasi
1. Tonus otot perut : tegang
2. Leopold I : pertengahan pusat dan processus xyphoideus
3. Leopold II : teraba bagian memanjang seperti papan disebelah kiri dan
teraba bagian-bagian kecil pada sebelah kanan
4. Leopold III : teraba keras bulat dan melenting dan masih bisa
digoyangkan.
5. Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP.
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 140 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : kuat
15. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia luar
16. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan anus.
17. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda, bersih, dan tidak ada oedema
Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan warna kuku merah muda, bersih, tidak ada oedema dan
varises.
F. DATA PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
LANGKAH V. INTERVENSI
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juli 2020
Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan oleh ibu
hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya sendiri dan
janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika telah berperan
menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012).
Terdapat dua metode untuk mengatasi kecemasan, yaitu secara farmakologi dengan
mengonsumsi obat-obatan tertentu dan secara non farmakologi sebagai pengobatan alternatif.
Salah satu metode non farmakologi yang dapat digunakan ialah Akupresur.
Akupresur merupakan terapi pijat atau menekan titik-titik akupunktur menggunakan jari-
jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik ini merupakan salah satu metode pengobatan
tradisional Cina yang sering digunakan untuk mengatasi kecemasan dan rasa nyeri,
mengurangi ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah, serta dapat mengatur
metabolisme.
Seorang ibu bernama Ny. “S” umur 28 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan
keluhan merasa cemas dengan kehamilannya yang pertama kalinya menjelang persalinan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, didapat umur kehamilan 35 minggu 1 hari, janin tunggal,
hidup, intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP pukul 08.00
WIB dengan masalah kecemasan kehamilan.
Dalam pelaksanaannya, Bidan menjelaskan kepada Ny. “S” bahwa keluhan yang dialami
ibu yakni rasa cemas yang dirasakan ibu merupakan reaksi emosional yang dirasakan oleh
ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya sendiri dan
janinnya. Bidan juga menjelaskan hasil pemeriksaannya baik dan tidak terjadi masalah.
Didalam pelaksanaannya bidan menciptakan suasana yang nyaman dan menawarkan
tindakan akupresure yang berfungsi untuk membantu mengatasi kecemasan pada yang
dirasakan oleh ibu. Akupresure kecemasan ialah tekhnik pemijatan atau penekanan titik
akupresure (acupoint) yang bertujuan untuk membantu mengatasi kecemasan pada ibu hamil.
Dari hasil yang telah dilakukan oleh bidan, setelah dilakukan tindakan akupresure
kecemasan ibu hamil, Ny. “S” mengatakan bahwa ia merasa lebih baik setelah diberikan
pemijatan. Hal ini menunjukan bahwa tindakan akpresure kecemasan efektif dalam
menurunkan kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fiyanisa Aziza Kharismawati 1
yang dilakukan di Di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang yang melakukan penelitian
Dengan Judul “Efektivitas Akupresur Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang
Tahun 2019” Terdapat perbedaan penurunan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III sesudah dilakukan tindakan akupresur dan relaksasi nafas dalam.
Akupresur lebih efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III
dibandingkan relaksasi nafas dalam.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan
oleh ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya
sendiri dan janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika
telah berperan menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012). Menurut Sukmaningrum (2009)
dalam Litsmanasari (2013), ibu hamil trimester III memiliki tingkat kecemasan yang
lebih tinggi dibandingkan ibu hamil trimester I dan II, yang memiliki tingkat kecemasan
yang hampir sama.
Menurut Dehghanmehr et al. (2017), terdapat 2 metode untuk mengatasi
kecemasan, yaitu secara farmakologi dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu dan
secara non farmakologi sebagai pengobatan alternative. Salah satu pengobatan non
farmakologi adalah akupresure yaitu terapi pijat atau menekan titik-titik akupunktur
menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik ini merupakan salah satu
metode pengobatan tradisional Cina yang sering digunakan untuk mengatasi kecemasan
dan rasa nyeri, mengurangi ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah, serta
dapat mengatur metabolisme
B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alza, N., & Ismarwati. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III.
2. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 13(1), 1–6. Arifin, Z. (2017). Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Asmara, M. S., Rahayu, H. E., & Wijayanti, K. (2017).
3. Efektifitas Hipnoterapi dan Terapi Musik Klasik Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Resiko
Tinggi di Puskesmas Magelang Selatan Tahun 2017.
4. In The 6th University Research Colloquium (pp. 329–334). Aswitami, N. G. A. P., &
Mastiningsih, P. (2018).
5. Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil TM III di
Wilayah Kerja Puskesmas Abian Semal 1. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(2), 47–
51. Au, D. W. H., Tsang, H. W. H., Ling, P. P. M., Leung, C. H. T., Ip, P. K., & Cheung,
W. M. (2015).
6. Effects of Acupressure on Anxiety: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Acupuncture in Medicine, 33(5), 353–359. Azis, N. A., & Margaretha. (2017).
7. Strategi Coping Terhadap Kecemasan pada Ibu Hamil dengan Riwayat Keguguran di
Kehamilan Sebelumnya. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 05(01), 144–157. Chen, C. H.
(2015).
8. Revision and Validation of A Scale to Assess Pregnancy Stress. The Journal of Nursing
Research, 23(1), 25–32. Davies, T., & Craig, T. K. J. (2009).