Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKUPRESURE KECEMASAN IBU HAMIL

(Diajukan untuk melengkapi tugas PKNBT Individu)

Dosen : Ibu Dyah Ayu W, S.SiT,M.Keb

Oleh ;

Nama : Dewi Nurahmayanti


NIM : 2004018
Kelas : Regular A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk saya sehingga laporan mengenai “ Akupresur Kecemasan Ibu Hamil “ ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas PKNBT yang dibimbing oleh Ibu Dyah Ayu
W, S.SiT,M.Keb saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang
khususnya. Kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
kebidanan saya selanjutnya. Besar harapan saya agar laporan kebidanan ini bisa bermanfaat bagi
para bidan pada khususnya dan tenaga kesehatan pada umumnya.

Semarang, Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat didambakan bagi setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum), tumbuh
dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau hingga 42 minggu
(Nugroho & Utama, 2014). Pada masa kehamilan ini, wanita akan mengalami beberapa
perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan secara fisiologis pada masa
kehamilan diantaranya perubahan pada sistem reproduksi, sistem endokrin,
gastrointestinal, kardiovaskuler, perkemihan, dan lain sebagainya. Selain itu, juga terjadi
perubahan emosional pada ibu hamil. Perubahan emosional terutama terjadinya
kecemasan pada ibu hamil yang dapat berupa tegang, khawatir, sedih, gugup, dan takut
menjadi persoalan yang mendasar. Keluhan psikis dapat ibu hamil alami sejak kehamilan
trimester I sampai dengan trimester III yang dapat berbeda-beda di tiap trimesternya,
terlihat lebih kompleks dan meningkat pada kehamilan trimester III (Laili & Wartini,
2017).
Kecemasan yang terjadi sejak awal kehamilan hingga menginjak trimester III
dapat memengaruhi proses persalinan, kelahiran prematur, pertumbuhan dan
perkembangan anak, berat badan lahir rendah (BBLR), partus lama, serta gangguan
mental dan motorik anak (Mardjan, 2016). Dampak kecemasan lain yang dapat terjadi
pada ibu diantaranya hiperemesis gravidarum, pre-eklampsia, dan eklampsia (Hawari,
2013).
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, banyak dikembangkan metode non
farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi kecemasan, salah
satunya yaitu teknik akupresur (Tayebi et al., 2015; Dehghanmehr et al., 2017).
Akupresur adalah salah satu metode yang populer dalam pengobatan tradisional Cina
dimana jari merangsang titik-titik akupuntur dengan gerakan menekan dan mengusap
atau menggosok. Akupresur dapat mengontrol dan mengurangi kecemasan secara efektif
dan praktis, serta tidak menimbulkan efek samping atau komplikasi dengan merangsang
respon otak dan aktivitas hormon melalui peningkatan sirkulasi darah dan mengatur
metabolisme (Dehghanmehr et al., 2017). Menurut Neri et al. (2016).

B. Rumusan Masalah
Apakah akupresur efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan pada ibu hamil ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kecemasan.
2. Untuk mengetahui konsep akupresure.

D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan mengenai terapi alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan pada ibu hamil.
2. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dalam rangka mengatasi kecemasan pada ibu hamil dan
meminimalisir dampak buruk yang dapat terjadi pada ibu dan bayi.
3. Bagi Penulis
Agar dapat menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh akupresur terhadap
tingkat kecemasan pada ibu hamil
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan respons normal seseorang terhadap bahaya atau ancaman
dan pengalaman di masa lalu, tetapi apabila respon yang ditimbulkan berlebihan dan
berlangsung lebih dari tiga minggu, maka dapat menjadi masalah dalam kesehatan
mental seseorang dan mengganggu kehidupan sehari-hari (Mental Health Foundation,
2007; Deklava, Lubina, Circenis, Sudraba, & Millere, 2015). Kecemasan atau
ansietas didefinisikan sebagai keadaan emosional yang tidak menyenangkan, ditandai
dengan timbulnya rasa takut serta gejala fisik lainnya yang menegangkan dan tidak
diinginkan (Davies & Craig, 2009). Kecemasan dicirikan sebagai perasaan tidak
menentu, takut, dan panik (Dehghanmehr et al., 2017).
Menurut Haring et al. (2013), kecemasan atau ansietas merupakan suatu
pengalaman yang normal dan biasa terjadi serta dapat memengaruhi pikiran,
perasaan, perilaku, dan kesejahteraan fisik seseorang. Apabila kecemasan semakin
bertambah intensitasnya atau terasa semakin kuat, maka dapat menyebabkan
gangguan kecemasan (anxiety disorders). Seseorang yang mengalami gangguan
kecemasan (anxiety disorders) dapat mengalami gejala kecemasan berlebihan secara
teratur dalam jangka waktu yang lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun).
Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan
oleh ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya
sendiri dan janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika
telah berperan menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012). Menurut Sukmaningrum
(2009) dalam Litsmanasari (2013), ibu hamil trimester III memiliki tingkat
kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil trimester I dan II, yang memiliki
tingkat kecemasan yang hampir sama.
2. Teori Kecemasan
a. Teori Psikoanalisis
Menurut Sigmund Freud, struktur kepribadian terdiri dari elemen, yaitu id,
ego, dan superego. Teori psikoanalitik menyatakan bahwa kecemasan merupakan
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian dan berfungsi untuk
memberitahu ego mengenai ancaman yang harus diatasi, yaitu id dan superego. Id
melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, superego menggambarkan
tentang hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya, sedangkan ego adalah
penghubung antara tuntutan dari id dan superego.
b. Teori Interpersonal
Kecemasan muncul dari rasa takut dan penolakan interpersonal, yang
dikaitkan dengan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan atau
terjadinya perpisahan. Seseorang dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah
untuk mengalami kecemasan berat.
c. Teori Perilaku
Kecemasan merupakan hasil dari frustasi terhadap segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan individu untuk menggapai tujuan yang diinginkannya.
Para ahli perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah hasil dari mempelajari
melalui dorongan berdasarkan keinginan untuk menghindari sesuatu. Pakar teori
beranggapan bahwa apabila individu mengalami rasa takut yang ekstrim pada
awal kehidupannya, maka pada masa dewasa individu tersebut dapat mengalami
kecemasan berat.
d. Teori Keluarga
Teori ini mengungkapkan bahwa berbagai bentuk kecemasan dapat terjadi
dalam keluarga, pada umumnya tumpang tindih antara gangguan kecemasan dan
depresi.
e. Teori Biologis
Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiasepine, sehingga dapat membantu regulasi terkait aktivitas
neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang berperan penting
dalam mengendalikan aktivitas neuron otak untuk mengontrol kecemasan. Teori
ini menyatakan bahwa seseorang yang sering cemas memiliki masalah dalam
proses neurotransmiternya.
3. Tanda dan Gejala Kecemasan
Menurut Hawari (2013), gejala klinis yang sering terjadi pada seseorang yang
mengalami kecemasan yaitu:
a. Cemas, khawatir, memiliki firasat buruk, mudah tersinggung atau emosional,
takut akan pikirannya sendiri;
b. Gelisah, tidak tenang, merasa tegang, mudah terkejut;
c. Takut sendirian, takut pada keramaian;
d. Terjadi gangguan pada pola tidur, mengalami mimpi-mimpi yang kurang
menyenangkan dan menegangkan;
e. Mengalami gangguan pada konsentrasi dan daya ingat;
f. Timbul keluhan-keluhan somatik seperti sakit kepala, telinga berdenging, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, nyeri pada otot dan tulang, gangguan pencernaan dan
perkemihan, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Haring et al. (2013), tanda dan gejala kecemasan terbagi ke
dalam 4 kategori, antara lain:

a. Perasaan: Perasaan takut, bingung atau kesal, mudah tersinggung, merasa


tegang.
b. Pikiran yang mengganggu: Pikiran yang muncul tentang hal yang dapat
membahayakan bayi, kekhawatiran yang berlebihan terhadap bayi, khawatir
menjadi orang tua yang baik, dan kekhawatiran lainnya seperti masalah
keuangan, hubungan, dan lain sebagainya.
c. Perilaku: Melakukan aktivitas seperti mencuci atau membersihkan sesuatu
secara berlebihan, mencari kepastian atau riset online mengenai masalah
kesehatan secara berlebihan, serta menghindar dari orang lain, tempat atau
kegiatan.
d. Gejala fisik: Gelisah, gemetar, berkedut, mudah goyah, mudah lelah, sulit
berkonsentrasi, jantung berdebar, tangan mudah berkeringat dan dingin,
pusing, mengalami kesulitan tidur, nafas memendek, mudah terkejut, dan
mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.
4. Tingkat Kecemasan
Menurut Frisch & Frisch (2011), kecemasan terbagi atas 4 tingkatan, yaitu:
a. Kecemasan Ringan
Seseorang yang mengalami kecemasan ringan merasakan bahwa ada
sesuatu yang berbeda dalam kehidupan sehari-harinya. Kecemasan ringan yang
dialami menyebabkan individu menjadi lebih waspada, melapangkan luas
persepsinya, dan mempertajam indra. Kecemasan sering memotivasi individu
untuk belajar, berpikir, bertindak, menyelesaikan permasalahan secara efektif,
serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitasnya.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang pada individu berupa perasaan yang mengganggu
sehingga menyebabkan individu mengalami kegelisahan. Pada kecemasan sedang,
perhatian individu hanya berpusat pada pikirannya sendiri, terjadi penyempitan
lapang persepsi, dan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi namun masih
dapat melakukan sesuatu berdasarkan arahan dari orang lain.
c. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat, individu cenderung berfokus pada hal-hal yang
rinci dan spesifik, tidak dapat berfikir mengenai hal-hal lainnya, dan lapang
persepsi menjadi sangat sempit.
d. Panik
Individu mengalami ketakutan, teror, terperangah, kehilangan kendali diri
dan detail perhatian, sehingga tidak dapat melakukan sesuatu meskipun dengan
adanya pengarahan dari orang lain. Panik yang dialami individu menyebabkan
terjadinya peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, terjadi penyimpangan persepsi dan hilangnya
pikiran rasional, kehilangan fungsi efektif, serta dapat disertai dengan terjadinya
disorganisasi kepribadian.
5. Dampak Kecemasan
Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil apabila tidak diatasi maka dapat
berdampak buruk bagi ibu dan anak, seperti mempengaruhi proses persalinan,
kelahiran prematur, pertumbuhan dan perkembangan anak, berat badan lahir rendah
(BBLR), partus lama, serta gangguan mental dan motorik anak (Mardjan, 2016).
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh kecemasan yaitu hiperemesis gravidarum,
pre-eklampsia, dan eklampsia (Hawari, 2013).
Menurut Dole et al. (2003) dalam Alza & Ismarwati (2017), kecemasan dan
depresi antenatal yang terjadi selama masa kehamilan merupakan faktor risiko yang
sangat kuat untuk menimbulkan gangguan kejiwaan atau depresi saat postpartum dan
dapat menyebabkan kelahiran prematur. Penelitian lain menyatakan bahwa
kecemasan yang dialami oleh ibu hamil dapat mempengaruhi tinggi, berat badan, dan
lingkar kepala bayi baru lahir. Kecemasan kronis yang dialami ibu juga dapat
menyebabkan perubahan pada aliran darah ke bayi sehingga akan sulit membawa
oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan organ bayi. Selain
itu, ibu hamil yang mengalami kecemasan berlebihan mungkin merasa kelelahan
sehingga mungkin dapat mempengaruhi pola makan, istirahat, dan perawatan prenatal
ibu (Shahhosseini, Pourasghar, Khalilian, & Salehi, 2015).
6. Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Dehghanmehr et al. (2017), terdapat dua metode untuk mengatasi
kecemasan, yaitu secara farmakologi dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu dan
secara non farmakologi sebagai pengobatan alternatif.
a. Farmakologi
Terapi farmakologis untuk mengatasi kecemasan terdiri dari obat
anxiolytic dan psikoterapi. Anxiolytic memiliki efek yang cepat dalam
menurunkan tanda dan gejala kecemasan tetapi individu yang mengonsumsi
obat ini berisiko mengalami ketergantungan. Obat anxiolytic diberikan selama
2 minggu pengobatan, lalu mulai dilakukan psikoterapi. Anxiolytic tetap
diberikan namun dosis akan diturunkan secara bertahap. Jenis obat anxiolytic
yang digunakan adalah golongan benzodiasepine, non-benzodiasepine, anti-
depresan seperti trisiklik, Serotonin Reuptake Inhibitor (SRI), Spesific
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), dan Monoamin Oxidase Inhibitor
(MAOI) (Sutrimo, 2012).
Penggunaan benzodiazepine selama kehamilan dapat menyebabkan BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah), meningkatnya penggunaan ventilator pada
neonatus, memendeknya usia kehamilan, dan meningkatkan jumlah persalinan
sectio caesarea. Sedangkan penggunaan obat anti-depresan seperti Serotonin
Reuptake Inhibitor (SRI) dapat menimbulkan hipertensi kehamilan atau pre-
eklampsia, kelahiran prematur, memendeknya usia kehamilan, dan gangguan
pernapasan pada neonatus (Yonkers et al., 2017).
b. Non Farmakologi
1. Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan
dengan menggunakan metode hipnotis untuk memberikan sugesti pada
alam bawah sadar dengan tujuan mengatasi suatu gangguan psikologis
atau mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku agar menjadi lebih baik.
Hipnoterapi dapat digunakan untuk mengurangi nyeri, stres, cemas, dan
gangguan tidur (Romi, 2010).
2. Guided Imagery
Guided imagery merupakan teknik relaksasi dengan membimbing
dan mengarahkan pikiran seseorang kepada imajinasi atau khayalan yang
menyenangkan dengan menggunakan audio, visual, dan kinestetik untuk
mengalihkan perhatian dari ketidaknyamanan seperti rasa nyeri. Tujuan
dan manfaat dari guided imagery yaitu mengatasi kecemasan, nyeri, stres,
serta untuk mencapai ketenangan dan ketentraman (Novarenta, 2013).
3. Senam Hamil
Senam hamil dapat memperkuat kontraksi dan memperkuat otot-
otot dinding perut, ligamen-ligamen dan otot-otot dasar panggul yang
berhubungan dengan persalinan, sehingga dianjurkan untuk dilakukan saat
kehamilan memasuki trimester III. Senam hamil ini memiliki 3 unsur inti,
yaitu latihan pernapasan, latihan penguatan dan peregangan otot, serta
latihan relaksasi (Suryani & Handayani, 2018).
4. Terapi Musik
Terapi musik dapat digunakan untuk mengurangi stres psikologis,
kecemasan, dan depresi. Musik dapat memberikan efek terapi pada tubuh
dan pikriran, menetralisir emosi negatif, menurunkan puncak stres dan
kecemasan (Shin & Kim, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Asmara, Rahayu, & Wijayanti (2017), terapi musik klasik efektif
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil resiko tinggi. Musik klasik
dapat mengurangi stres, membantu individu menjadi lebih rileks dan
gembira, serta melepaskan sedih dan rasa sakit.
5. Akupresur
Merupakan terapi pijat atau menekan titik-titik akupunktur
menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik ini
merupakan salah satu metode pengobatan tradisional Cina yang sering
digunakan untuk mengatasi kecemasan dan rasa nyeri, mengurangi
ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah, serta dapat mengatur
metabolisme (Dehghanmehr et al., 2017).
6. Relaksasi Nafas
Dalam Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, dimana perawat mengajarkan cara melakukan napas dalam,
napas lambat dan menghembuskannya secara perlahan. Teknik ini
digunakan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan ventilasi paru, dan
oksigenasi dalam darah (Smeltzer & Bare, 2013). Penelitian yang
dilakukan oleh Laili & Wartini (2017) menunjukkan bahwa melakukan
relaksasi nafas dalam dengan irama normal 3 kali dan diulang sampai 15
kali dengan diselingi istirahat singkat setiap 5 kali efektif dalam
mengurangi kecemasan pada ibu hamil trimester III.
B. Akupresur
1. Definisi Akupresur
Akupresur berasal dari kata accos yang berarti jarum dan pressure yang berarti
menekan. Akupresur adalah salah satu pengobatan tradisional dengan cara menekan
titik-titik tertentu di permukaan kulit dengan menggunakan jari-jari tangan atau benda
tumpul, sebagai upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif (Kementerian Kesehatan
RI, 2011). Penekanan yang dilakukan adalah sebagai pengganti jarum pada tindakan
akupunktur yang bertujuan untuk melancarkan aliran energi vital (qi) pada seluruh
tubuh.
Akupresur yaitu melakukan pemijatan atau penekanan pada titik-titik tertentu
(acupoint) menggunakan jari secara bertahap sehingga dapat menstimulasi tubuh
untuk sembuh secara alami (Setyowati, 2018). Akupresur merupakan jenis terapi pijat
yang dikembangkan di Tiongkok kuno, yang dapat menstimulasi tubuh untuk
memproduksi hormon endorfin dan opioid sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan
cemas (Akbarzadeh et al., 2015). Akupresur merupakan terapi pijat atau menekan
titik-titik akupunktur menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik
ini merupakan salah satu metode pengobatan tradisional Cina yang sering digunakan
untuk mengatasi kecemasan dan rasa nyeri, mengurangi ketegangan pada otot,
memperlancar sirkulasi darah, dapat mengatur metabolisme (Dehghanmehr et al.,
2017).
2. Sejarah Akupresur
Tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan sejarah pijat ditemukan. Pada
mulanya, pijat hanya dilakukan untuk mengatasi keluhan nyeri pada bagian tertentu
tanpa memperhitungkan anatomi otot maupun konsep aliran energi Yin dan Yang.
Seiring berjalannya waktu, terapi pijat terbagi dalam dua arah, yaitu pijat atau masase
yang termasuk dalam disiplin ilmu fisioterapi yang berpedoman pada struktur
anatomi otot dan saraf pada bagian yang dipijat dan akupresur dalam pengobatan
komplementer yang berpedoman pada aliran energi Yin dan Yang (Hartono, 2012).
Akupresur merupakan perkembangan terapi pijat yang memiliki teknik atau
prinsip kerja yang sama dengan akupunktur, yaitu dilakukan pada titik-titik yang
sama dengan titik akupunktur namun pemijatan dilakukan dengan menggunakan jari
tangan. Pada awalnya, masyarakat di wilayah Cina yang terletak dekat gurun pasir
dan bersuhu panas menggunakan jari-jari tangan untuk akupresur dan batu-batu yang
tajam untuk akupunktur karena tanaman yang sulit tumbuh sehingga tidak
memungkinkan untuk mengembangkan terapi herbal. Dalam kitab yang berjudul “Nei
Jing Su Wen”, Huang Di atau Kaisar menjelaskan tentang perbedaan teknik terapi
dari tiap wilayah di Cina sebagai upaya mandiri untuk menyembuhkan gangguan
kesehatan (Hartono, 2012).
“Nei Jing Su Wen”, Huang Di atau Kaisar menjelaskan tentang perbedaan teknik
terapi dari tiap wilayah di Cina sebagai upaya mandiri untuk menyembuhkan
gangguan kesehatan (Hartono, 2012). Pengobatan tradisional Cina ini telah
berkembang lebih dari 5000 tahun yang lalu, dengan merangsang 12 sistem meridian
untuk menyeimbangkan bioenergi Yin, Yang, Qi/chee. Di sepanjang meridian,
terdapat 400-500 titik-titik saluran energi yang berhubungan dengan organ dalam
tubuh dan sistem tertentu yang berfungsi sebagai katup yang menyalurkan energi ke
seluruh tubuh. Energi yang tersalurkan akan memengaruhi emosi dan cara berpikir
(Nurgiwiati, 2015).
3. Manfaat Akupresur
Menurut Setyowati (2018), akupresur memiliki manfaat dalam pencegahan dan
penyembuhan, rehabilitasi, meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan denyut
jantung pada pasien stroke, mengatasi mual muntah pada ibu hamil (morning
sickness), memenuhi kecukupan ASI, memperlancar proses persalinan, serta
mengatasi nyeri seperti nyeri yang bersifat umum, menurunkan low back pain, nyeri
persalinan, dismenore, dan distress menstrual. Akupresur dapat meningkatkan
sirkulasi darah, memperbaiki dan meningkatkan fungsi kerja dari organ-organ tubuh,
meningkatkan sistem imun dan energi, mengurangi rasa sakit, memperbaiki sistem
reproduksi, serta untuk detoksifikasi dan menjaga kesehatan (Nurgiwiati, 2015).
Akupresur dapat mengontrol dan mengurangi kecemasan pada pasien
hemodialisa, meningkatkan sirkulasi darah dan mengatur metabolisme, mengatasi
nyeri, dan mengurangi ketegangan pada otot (Dehghanmehr et al., 2017).
4. Mekanisme Kerja Akupresur
Akupresur bekerja dengan menekan titik-titik saluran energi, sehingga
mempengaruhi kelenturan dari otot-otot dan terjadinya peningkatan sirkulasi darah.
Hal tersebut akan memperbaiki dan meningkatkan fungsi kerja dari organ-organ
tubuh, meningkatkan sistem imun dan energi, mengurangi rasa sakit, memperbaiki
sistem reproduksi, serta untuk detoksifikasi dan menjaga kesehatan (Nurgiwiati,
2015).
Penekanan yang dilakukan pada titik-titik akupresur tertentu dapat mempengaruhi
sel saraf pusat sehingga menghasilkan neurokimiawi seperti hormon endorphine,
serotonin, dan norepinephrine yang mampu menurunkan kadar serum kortisol dan
mengurangi rasa nyeri. Energi akupresur pada titik akupresur akan mengalir melalui
aliran meridian menuju target organ. Rangsangan yang diberikan dari penekanan
tersebut akan memberikan efek sehingga terjadi perubahan biokimia, fisiologis, dan
persepsi/rasa. Perubahan biokimia dapat berupa peningkatan kadar hormon
endorphine, perubahan fisiologis dapat berupa aktivitas aliran darah dan oksigen,
sedangkan perubahan persepsi/rasa dapat berupa timbulnya rasa nyaman dan tenang
serta berkurangnya rasa nyeri (Adikara, 2015; Aswitami & Mastiningsih, 2018).
Akupresur yang dilakukan akan merangsang sel saraf sensorik yang berada di
sekitar titik akupresur kemudian diteruskan ke medula spinalis, mesensefalon dan
komplek pituitari hypothalamus. Ketiganya akan diaktifkan untuk melepaskan zatzat
kimiawi diantaranya serotonin yang berperan dalam mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan, termasuk kecemasan (Au et al., 2015).
5. Titik-Titik Akupresur
Terdapat beberapa titik akupresur yang dapat digunakan untuk mengatasi
kecemasan pada ibu hamil, antara lain:
a. K 27 atau KID 27
Titik ini terletak pada batas bawah klavikula, 2 cun lateral ke garis tengah
anterior b. K 27 Titik Akupresur (di kedua sisi) baik untuk kecemasan dan
agitasi dan penyimpangan kelenjar tiroid. c. Akupresur paling efektif untuk
menyeimbangkan kesehatan dan fungsi tubuh. Ketika Anda membuka K 27
dengan memegangnya selama beberapa menit sambil bernapas dalam-dalam.
b. CV 17
Terletak di garis tengah sternum di tingkat ruang interkostal keempat. b.
Pada pria, titik ini berada langsung di antara puting susu. c. Acupoint CV17
mempertahankan kontrol dari detak jantung dan irama melalui aktivasi sistem
saraf otonom .
6. Prosedur Pelaksanaan Akupresur Kecemasan Ibu Hamil
a. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan seperti baju ganti atau
kimono, minyak zaitun, waslap dan air bersih.
2. Persiapan akupresuris
Akupresuris harus mencuci tangan dengan sabun sebelum memijat dan
kuku dipotong pendek.
3. Persiapan klien
Klien diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan dan mengatur posisi klien senyaman mungkin untuk berbaring atau
duduk menghadap sandaran kursi.
b. Melakukan pijat akupresure
1. Instruksikan klien untuk membuka baju bagian belakang (punggung/area
pemijatan)
2. Tuangkan secukupnya minyak zaitun pada kedua telapak tangan
3. Lakukan endorphine massage pada punggung atau tubuh bagian belakang
klien.
4. Minta klien untuk mengatur nafas secara teratur dan merilekskan tubuhnya.
5. Tekan titik kid 27 yang terletak pada batas bawah klavikula, dua lebar ibu jari
wanita dari pusat sternum selama 10 sampai 15 detik kiri dan kanan secara
bersamaan.
6. Tekan titik CV 17 yang terletak digaris tengah sternum di tingkat ruang
interkostal keempat (2 sampai 3 jari di atas epigastrium) selama 10 sampai 15
detik.
7. Bersihkan area pemijatan menggunakan washlap dan air.
8. Minta klien untuk berganti pakaian.
9. Beritahu tindakan telah selesai, bereskan alat-alat, cuci tangan dan evaluasi.
BAB III

ASKEB 7 LANGKAH VARNEY

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY “S” GI P0 A0 UMUR KEHAMILAN 35 MINGGU 1 HARI
DENGAN KECEMASAN KEHAMILAN
DI BPM DEWI INDAH SEMARANG

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Rabu,15 Juli 2020
Jam : 08.00 WIB
Tempat : BPM Dewi Indah Semarang
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “S” / Tn “R”
Umur : 28 tahun / 28 tahun
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : Wiraswasta / Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : bugis / jawa
Alamat : jln. sambiroto
Lama menikah : ± 1 tahun
B. DATA BIOLOGIS
1. Alasan kunjungan : Memeriksakan kehamilan
2. Keluhan utama : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya yang pertama
kalinya menjelang persalinan
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : ibu mengatakan hamil pertama kalinya tidak
pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran
1. HPHT : 18-11-2019
2. TP : 25-08-2020
3. Gerakan janin : ibu mengatakan pergerakan janin sudah dirasakan sejak
umur kehamilan 5 bulan sampai sekarang
4. Keluhan saat hamil muda : Tidak ada keluhan
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu : Ibu mengatakan sudah pernah diperiksa
kehamilannya.
6. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah perna disuntik TT sebanyak 2 kali.
7. Obat yang dikonsumsi : ibu mengatakan hanya mengomsumsi obat yang
diberikan oleh bidan.
b. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : teratur setiap bulan
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar
c. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu
Tidak ada riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu
4. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Tumor : tidak ada
c. Operasi : tidak ada
d. Penyakit lain : tidak ada
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
Tidak ada riwayat penyakit asma, TBC,Hepatitis B, jantung, hipertensi, diabetes
mellitus, dan penyakit lainnya.
7. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
 Frekuensi makan : 2-3 kali sehari
 Frekunsi minum : ± 7-8 gelas sehari
 Pantangan : tidak ada pantangan
Selama hamil
 Frekuensi makan : 4-5 kali sehari
 Frekunsi minum : ± 8 - 9 gelas sehari
 Pantangan : tidak ada pantangan
8. Pola eliminasi
Sebelum hamil
 Frekuensi BAK : 4-5 kali/hari
 Warna : jernih kekuningan
 Bau : khas amoniak
 Masalah : tidak ada
 Frekuensi BAB : 1-2 kali sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
Selama hamil
 Tidak ada perubahan selama hamil.
9. Pola istirahat/tidur
a. Malam : ± 8 jam ( 21.00-05.00 wita)
b. Siang : ± 2 jam ( 14.00-16.00 wita)
c. Masalah : tidak ada
10. Kebutuhan personal hygiene/kebersihan diri
- Sebelum hamil
a. Ibu mandi 2x sehari
b. Ibu menyikat gigi 3x sehari
c. Ibu keramas 2x hari sekali
d. Ibu memotong kuku setiap kali panjang
e. Pakaian diganti setiap kali kotor dan setiap habis mandi,dan pakaian dalam diganti
setiap kali setelah BAB dan BAK
- Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan selama hamil.

C. PENGETAHUAN IBU HAMIL


1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri dan kebutuhannya saat hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter.
3. Ibu dan suami mulai mempersiapkan biaya dan kebutuhan saat persalinan nanti.

D. DATA PSIKOSOSIAL
1. Ibu merasa senang dengan kehamilannya.
2. Suami dan keluarga mendukung dan senang dengan kehamilan ibu.
3. Ibu mengatakan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari ibu dibantu suami
4. Tidak ada masalah dalam keluarga.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Berat badan : 54 kg
3. Tinggi badan : 155 cm
4. LILA : 24 cm
5. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 kali/ menit
S : 36 ˚C
P : 20 kali/ menit
6. Kepala
Rambut lurus hitam panjang dan tebal, tidak ada ketombe, tidak rontok, dan tidak ada
benjolan.
7. Wajah
Ekspresi wajah tenang, tidak ada cloasma, dan tidak ada oedema.
8. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, penglihatan
normal.
9. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan tidak ada secret.
10. Mulut
Bibir nampak lembap, tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan tidak ada caries.
11. Telinga
Simetris kiri dan kanan, telinga terbentuk dengan sempurna, tidak ada pengeluaran
secret dan pendengaran normal.
12. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
13. Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan tidak ada benjolan.
14. Abdomen
a. Inpeksi
 Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
 Tampak linea nigra dan strie livide
 Tidak ada luka bekas luka operasi
b. Palpasi
1. Tonus otot perut : tegang
2. Leopold I : pertengahan pusat dan processus xyphoideus
3. Leopold II : teraba bagian memanjang seperti papan disebelah kiri dan
teraba bagian-bagian kecil pada sebelah kanan
4. Leopold III : teraba keras bulat dan melenting dan masih bisa
digoyangkan.
5. Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP.
c. Auskultasi
 DJJ : (+)
 Frekuensi : 140 x/menit
 Irama : teratur
 Kekuatan : kuat
15. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia luar
16. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan anus.
17. Ekstremitas
 Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda, bersih, dan tidak ada oedema
 Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan warna kuku merah muda, bersih, tidak ada oedema dan
varises.
F. DATA PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL


Ibu Ny “S” umur 28 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilan 35 minggu 1 hari, janin tunggal,
hidup, intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala, kepala belum masuk PAP dengan kecemasan
kehamilan.
Dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan umurnya 28 tahun
- ibu mengatakan hamil pertama kalinya tidak pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran
- Ibu mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya yang pertama kalinya
menjelang persalinan
Data Objektif :
- Keaadan umum : Baik
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36 ºC
- P : 20 x/menit
- DJJ : (+)
- Frekuensi : 140 x/menit
- Irama : teratur
- Usia kehamilan 35 minggu 1 hari
- Leopold II :teraba bagian memanjang seperti papan disebelah kiri dan teraba
bagian-bagian kecil pada sebelah kanan
- Leopold III : teraba keras bulat dan melenting dan masih bisa digoyangkan.
- Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP.

LANGAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya dilakukan tindakan segera/ kolabrasi.

LANGKAH V. INTERVENSI
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juli 2020

Pukul : 08.00 WIB

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan


2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu.
3. Jelaskan kondisi yang dirasakan ibu
4. Jelaskan akupresure kecemasan ibu hamil.
5. Ajarkan cara melakukan akupresure kecemasan ibu hamil.
6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
7. Melakukan pendokumentasian

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Tanggal/Hari : Rabu, 15 Juli 2020
Pukul : 08.10 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
- TD : 110/700 mmHg
-N : 80 x/menit
-S : 36 ºC
-P : 20 x/menit
- DJJ : (+)
- Frekuensi : 140 x/menit
- Irama : teratur
2. Memberikan penjelasan mengenai rasa cemas yang dirasakan ibu merupakan reaksi
emosional yang dirasakan oleh ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap
kesejahteraan dirinya sendiri dan janinnya.
3. Memberikan penjelasan mengenai akupresure kecemasan ibu hamil yaitu tekhnik
pemijatan atau penekanan titik akupresure (acupoint) yang bertujuan untuk membantu
mengatasi kecemasan pada ibu hamil.
4. Memberikan penjelasan mengenai cara melakukan akupresure kecemasan ibu hamil,
yaitu :

- Meminta persetujuan klien


- Menyiapkan alat : baju ganti atau kimono, minyak zaitun, waslap dan air.
- Mengatur posisi klien senyaman mungkin untuk berbaring atau duduk
menghadap sandaran kursi
- Intruksikan klien untuk membuka baju bagian belakang (punggung atau area
pemijatan)
- Menuangkan minyak zaitun pada kedua telapak tangan pemijat
- Melakukan endhorpine massage pada punggung atau tubuh bagian belakang
klien dan meminta klien untuk mengatur nafas dan merilekskan tubuhnya
- Tekan titik kid 27 yang terletak pada batas bawah klavikula, dua lebar ibu jari
wanita dari pusat sternum selama 10 – 15 detik kiri dan kanan secara
bersamaan.
- Tekan titik cv 17 yang terletak di garis tengah sternum di tingkat ruang
interkostal keempat (2-3 jari diatas epigastrium) selama 10-15 detik.
- Setelah tindakan selesai, membersihkan area pemijatan menggunakan washlap
dan air.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
6. Lakukan pendokumentasian
VII. EVALUASI
Tanggal/Hari : Rabu, 15 Juli 2020
Pukul : 08.50 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dengan baik
2. Kondisi ibu nampak baik
3. Ibu mengerti penjelasan bidan mengenai akupresure kecemasan ibu hamil dan
bersedia dilakukan akupresurre kecemasan ibu hamil.
4. Ibu telah diberikan teknik akupresure kecemasan ibu hamil, dan ibu mengatakan
bahwa ia merasa lebih baik setelah diberikan pemijatan.
5. Ibu akan istirahat yang cukup sesuai dengan anjuran bidan.
6. Telah dilakukan pendokumentasian.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan oleh ibu
hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya sendiri dan
janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika telah berperan
menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012).
Terdapat dua metode untuk mengatasi kecemasan, yaitu secara farmakologi dengan
mengonsumsi obat-obatan tertentu dan secara non farmakologi sebagai pengobatan alternatif.
Salah satu metode non farmakologi yang dapat digunakan ialah Akupresur.
Akupresur merupakan terapi pijat atau menekan titik-titik akupunktur menggunakan jari-
jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik ini merupakan salah satu metode pengobatan
tradisional Cina yang sering digunakan untuk mengatasi kecemasan dan rasa nyeri,
mengurangi ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah, serta dapat mengatur
metabolisme.
Seorang ibu bernama Ny. “S” umur 28 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri dengan
keluhan merasa cemas dengan kehamilannya yang pertama kalinya menjelang persalinan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, didapat umur kehamilan 35 minggu 1 hari, janin tunggal,
hidup, intrauteri, punggung kiri, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP pukul 08.00
WIB dengan masalah kecemasan kehamilan.
Dalam pelaksanaannya, Bidan menjelaskan kepada Ny. “S” bahwa keluhan yang dialami
ibu yakni rasa cemas yang dirasakan ibu merupakan reaksi emosional yang dirasakan oleh
ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya sendiri dan
janinnya. Bidan juga menjelaskan hasil pemeriksaannya baik dan tidak terjadi masalah.
Didalam pelaksanaannya bidan menciptakan suasana yang nyaman dan menawarkan
tindakan akupresure yang berfungsi untuk membantu mengatasi kecemasan pada yang
dirasakan oleh ibu. Akupresure kecemasan ialah tekhnik pemijatan atau penekanan titik
akupresure (acupoint) yang bertujuan untuk membantu mengatasi kecemasan pada ibu hamil.
Dari hasil yang telah dilakukan oleh bidan, setelah dilakukan tindakan akupresure
kecemasan ibu hamil, Ny. “S” mengatakan bahwa ia merasa lebih baik setelah diberikan
pemijatan. Hal ini menunjukan bahwa tindakan akpresure kecemasan efektif dalam
menurunkan kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fiyanisa Aziza Kharismawati 1
yang dilakukan di Di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang yang melakukan penelitian
Dengan Judul “Efektivitas Akupresur Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang
Tahun 2019” Terdapat perbedaan penurunan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III sesudah dilakukan tindakan akupresur dan relaksasi nafas dalam.
Akupresur lebih efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III
dibandingkan relaksasi nafas dalam.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kecemasan pada masa kehamilan merupakan reaksi emosional yang dirasakan
oleh ibu hamil yang berkaitan dengan ketakutan ibu terhadap kesejahteraan dirinya
sendiri dan janinnya, masa kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika
telah berperan menjadi ibu (Schetter & Tanner, 2012). Menurut Sukmaningrum (2009)
dalam Litsmanasari (2013), ibu hamil trimester III memiliki tingkat kecemasan yang
lebih tinggi dibandingkan ibu hamil trimester I dan II, yang memiliki tingkat kecemasan
yang hampir sama.
Menurut Dehghanmehr et al. (2017), terdapat 2 metode untuk mengatasi
kecemasan, yaitu secara farmakologi dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu dan
secara non farmakologi sebagai pengobatan alternative. Salah satu pengobatan non
farmakologi adalah akupresure yaitu terapi pijat atau menekan titik-titik akupunktur
menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar. Teknik ini merupakan salah satu
metode pengobatan tradisional Cina yang sering digunakan untuk mengatasi kecemasan
dan rasa nyeri, mengurangi ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah, serta
dapat mengatur metabolisme

B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alza, N., & Ismarwati. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III.
2. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 13(1), 1–6. Arifin, Z. (2017). Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Asmara, M. S., Rahayu, H. E., & Wijayanti, K. (2017).
3. Efektifitas Hipnoterapi dan Terapi Musik Klasik Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Resiko
Tinggi di Puskesmas Magelang Selatan Tahun 2017.
4. In The 6th University Research Colloquium (pp. 329–334). Aswitami, N. G. A. P., &
Mastiningsih, P. (2018).
5. Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil TM III di
Wilayah Kerja Puskesmas Abian Semal 1. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(2), 47–
51. Au, D. W. H., Tsang, H. W. H., Ling, P. P. M., Leung, C. H. T., Ip, P. K., & Cheung,
W. M. (2015).
6. Effects of Acupressure on Anxiety: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Acupuncture in Medicine, 33(5), 353–359. Azis, N. A., & Margaretha. (2017).
7. Strategi Coping Terhadap Kecemasan pada Ibu Hamil dengan Riwayat Keguguran di
Kehamilan Sebelumnya. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 05(01), 144–157. Chen, C. H.
(2015).
8. Revision and Validation of A Scale to Assess Pregnancy Stress. The Journal of Nursing
Research, 23(1), 25–32. Davies, T., & Craig, T. K. J. (2009).

Anda mungkin juga menyukai