Disusun Oleh :
ARIF ISNALIA
BAMBANG S.
CHOIRUN NISA
EKO SETIAWAN
FENTIANITA N.
MARIA ULFA
RIZA FRIKA. A
SEFTIFAN NUGROHO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul Askep pada Klien
dengan Gangguan Kecemasan dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga
ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan dan kami terima dengan senang hati.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Krisis
meningkatnya
ekonomi
jumlah
yang
penderita
berkepanjangan
penyakit
jiwa,
telah
menyebabkan
terutama
gangguan
Schizoprenia,
Alzheimer,
epilepsy,
keterbelakangan
mental
dan
1.2
Rumusan Masalah
Diharapkan mahasiswa atau perawat dapat melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan kecemasan.
1.3
Tujuan
1. Mahasiswa atau perawat mampu malakukan pengkajian.
2. Mahasiswa atau perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan.
3. Mahasiswa atau perawat dapat membuat intervensi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KECEMASAN / ANXIETAS
2.1.1
Definisi
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung
berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau
buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah. ( Harold I. LIEF) Anenvous condition of unrest ( Leland E.
HINSIE dan Robert S CAMBELL).
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan
oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan
membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang
individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN).
2.2.2
Penggolongan Anxietas
1. Anxietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak,
menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.
Anxietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada.
a. Respon Fisiologis
b. Respon Kognitif
Aktivitas menyendiri
2. Anxietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa
ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau
agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama
kali dalam beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat
berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak
tanpa ia berupaya menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi
terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal
yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
a. Respon fisiologis
b. Respon kognitif
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Tidak sadar
Gembira
3. Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan
distres. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik
berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut
mengalami respon fight, flight atau freeze-yakni, kebutuhan untuk
pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau menjadi beku atau
tidak dapat melakukan sesuatu.
a. Respon fisiologis
Hiperventilasi
Mondar-mandir, berteriak
b. Respon kognitif
Sulit berfikir
Egosentris
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
2. Teori Interpersonal
Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal
ini juga dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti
kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai harga diri rendah
biasanya sangat mudah mengalami anxietas yang berat.
3. Teori Perilaku
Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal
kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan
menunjukkan kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan masa
dewasanya.
2.2.4 Bentuk Gangguan Anxietas
1. Gangguan Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens,
dan meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami
ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.
Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu mengalami
serangan panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa
khawatir yang menetap sekurang-kurangnya satu bulan bahwa ia akan
mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir tentang makna
serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait dengan
serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan
zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu
dengangangguan panik mengalami serangan awal spontan tanpa ada
pemicu dari lingkungan. Sisanya mengalami serangan panik yang
distimulasi oleh stimulus fobia atau karena berada di bawah pengaruh
zat yang mengubah sistem saraf pusat dan menstimulasi respon
hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg terjadi pada serangan
panik. Setengah dari individu yang mengalami serangan panik juga
mengalami agorafobia.
sumber
ketakutannya.
Pasien
mungkin
merasa
yang
dapat
memicu
terjadinya
kecemasan
adalah
regulasi
suhu
tubuh,
perubahan
biologis
normal
(mis.hamil)
Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
ancaman
terhadap
integritas
fisik
juga
dapat
dan
psikologis
dan
secara
pengambangan
mekanisme
koping
tidak
sebagai
langsung
pertahanan
melalui
melawan
kecemasan.
1. Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
2. Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun
personal.
3. Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses
pikir
maupun
isis
pikir,
diantaranya
adalah
tidak
mampu
INTERVENSI :
INTERVENSI :
INTERVENSI :
INTERVENSI :
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada Ny. I dengan usia 45 tahun, masuk RSJ Lawang karena mengalami
gangguan jiwa dikarenakan ada masalah pada perkawinannya dengan Tn. A
akibatnya terjadi perceraian dikarenakan Tn. A berselingkuh dengan perempuan
lain sehingga Ny. I mengalami stress yang ditandai dengan panic, menarik diri,
menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria, depresi, takut yang
berlebihan.
Identitas
Nama
: Ny. I Umur
Perempuan
Alamat
: Bululawang, Malang
Suku
: Jawa, Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Pendidikan
: SMA
Nomor Register
: 04511
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Penanggung jawab
Nama
: 36 tahun Pendidikan
Diploma III Pekerjaan
: Tn. S Umur
:
:
PNS
Alamat
: Kedung, Jepara
: Adik kandung
A. Alasan Masuk
Panik, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria,
depresi, takut yang berlebihan.
B. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa.
Menurut adik kandung klien, tidak ada keluarga yang menderita sakit jiwa
seperti klien. Klien adalah seorang istri yang sangat setia dan cinta dengan
suaminya dan klien sudah mempunyai 2 orang anak. Dan klien
mengetahui secara tidak sengaja bahwa suaminya mempunyai istri lain.
Tetapi klien selalu menutupi masalahnya sendiri dengan cara menarik diri
dan menghindari kontak sosial dengan keluarganya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD
: 110/70 mmHg
: 84 x/mnt
RR
: 20 x/mnt
BB
: 52 kg
TB
: 165 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
: Bersih,
pendengaran
baik,
tidak
nyeri,
Leher
Paru-paru
tidak
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas : Tidak ada edema, CRT < 2 detik, klien dapat berjalan
dengan baik
D. Psikososial
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Orang yang tinggal serumah
Keterangan :
Klien sudah menikah, mempunyai seorang suami dan 2 orang anak. Dari keluarga
tidak ada yang menderita gangguan jiwa seperti klien.
1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien merasa sudah tidak cantik lagi dan merasa banyak
kekurangan pada dirinya sehingga suaminya berpaling pada wanita
lain.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa merasa banyak kekurangan dalam
dirinya.
c. Peran diri
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2
orang anak. Klien sudah tinggal di rumahnya sendiri bersama suami
dan anaknya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya tetapi
klien tidak ingin pulang ke rumahnya karena tidak ingin bertemu
dengan suaminya.
e. Harga diri
Klien merasa minder dengan masyarakat sekitar karena sudah
ditinggal selingkuh oleh suaminya.Klien dalam kesehariannya jarang
bergaul dengan tetangganya. Kegiatan kelompok tidak pernah klien
ikuti.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Menurut klien orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah
suami dan anak-anaknya.
b. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok
dalam masyarakat seperti arisan, PKK,dll.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
g. Proses pikir
Pembicaraan klien bisa dimngerti oleh perawat, selama komunikasi
dengan perawat dapat diobservasi bahwa pembicaraan klien terarah,
jawaban klien koheren dengan pertanyaan yang diajukan.
h. Isi pikir
Saat interaksi dengan perawat klien mengatakan bahwa ia merasa
tidak berharga, karena ditinggal oleh suaminya .
i. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang
baik, klien mengetahui sekarang berada di rumah sakit jiwa Lawang,
klien mengetahui hari, tanggal dan jam, klien dapat membedakan pagi,
siang dan malam.
j. Memori
Klien masih ingat tahun lahir yaitu tahun 1966, mampu mengingat
kejadian masa lalu, dan kejadian sekarang, klien dapat menceritakan
riwayat kehidupannya secara berurutan dan konsisten.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mudah berkonsentrasi, daya ingat jangka panjang klien baik,
dimana klien masih mengingat tahun lahirnya dan tahun lahir anaknya,
klien masih mampu mengingat hal-hal yang baru saja terjadi. Klien
masih dapat berhitung sederhana, ketika diberi pertanyaan 12 + 9 + 11 =
klien menjawab 32.
l. Kemampuan penilaian
Klien masih mampu mengambil keputusan sederhana, dibantu
orang lain. Contoh ketika diberi opsi minum obat dulu sebelum tidur
atau tidur dulu sebelum minum obat, klien mengatakan minum obat dulu
sebelum tidur.
m. Daya tilik diri
Klien mengakui dan sadar bahwa dirinya sedang sakit dan ingin
segera sembuh.
Aspek Medik
Therapi oral :
Benadryl 25-50 mg
Atarax 25-50 mg
Diazepam 15 mg
Halcion 0,125-0,25 mg
H.
ANALISA DATA
No
1. DS :
-
Data Fokus
Masalah Keperawatan
Kecemasan berat
DO :
-
2.
DO :
Panik
keluarganya
DS :
3.
DO :
-
I.
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
-
K.
No
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien
: Ny. I
Ruang
: 27
No. RM
: 04511
No
Diagnosa
Perencanaan
Tujuan
Dx.
Keperawatan
Kecemasan
berat
Tujuan Umum:
bersahabat,
berhubungan
Kecemasan klien
menunjukkan
Intervensi
Kriteria Evaluasi
1.Ekspresi
wajah
1.Bina hubungan
rasa saling percaya dengan
perkawinan.
dapat
berhubungan
tangan,
sosial dengan
mau
optimal
salam,
Tujuan Khusus :
Klien
membina
dihadapi
c.Tanyakan nama
yang lengkap klien dan
nama panggilan yang
disukai klien
d.Jelaskan tujuan
pertemuan
e.Jujur dan menepati
janji
f.Tunjukkan sikap
empati dan menerima
klien apa adanya
g.Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
Ttd
Tujuan Khusus 2
Klien dapat
semua masalahnya
percaya kepada
cemas klien,
dapat mampu
kecemasan dan
hangat, ,menjadi
menceritakan
menarik diri
masalahnya
Tujuan Khusus 3
3. Klien memahami
3.Bantu klien
Klien dapat
dan mengerti
mengenali perasaan
menilai
penyebab
semua
nilainya
digunakan dan
kecemasan yang
dihadapi
Tujuan Khusus 4
4. Klien mampu
4.Melakukan
Klien mampu
menjawab semua
komunikasi dengan
menceritakan
pertanyaan yang
semua
diberikan oleh
masalahnya
Tujuan Khusus 5
perawat
5. Stres klien hilang
yang ringan.
5.Bantu kilen
Klien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya
tanpa stres
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien
: Ny. I
Ruang
: 27
No. RM
: 04511
Tgl/
jam
13/04/
No
Implementasi Keperawatan
Dx
1
TUK 1
Evaluasi
S:
11
-Waalaikum salam
11.15
percaya
a.
b.
Memperkenalkan diri
tidak bekerja
-Klien menjawab pertanyaan
memasak
c.
Menanyakan nama
lengkap klien, nama panggilan
serta asal
d.
Menjelaskan tujuan
pertemuan yaitu ingin
membantu menyelesaikan
masalah klien
TUK 2
O:
a.
Memualisasi TUK 2
b.
Memberikan
TTD
masalahnya
keberhasilan klien
mengungkapkan segala
kemampuan klien
d.
Menyampaikan kontrak
waktu untuk pertemuan
berikutnya
A:
-TUK 1 tercapai
Klien mau menyebut nama
lengkap, alamat serta hobi
-TUK 2 sedikit tercapai
Klien mau menceritakan
sedikit masalahnya
P:
P : optimalkan TUK 2
Lanjutkan TUK 3 dan 4
K : katakan pada klien bahwa
perawat ingin membantu klien
dan ingin menjadi teman klien,
katakan bahwa perawat siap
kapan saja klien mau bercerita
tentang masalah yang
dihadapi, motivasi klien untuk
mengetahui kemampuan yang
dimiliki, anjurkan untuk
14/04/
TUK 3
11
-Klien mengatakan
09.10
waalaikum salam
yang dihadapi
a. Mengucapkan salam
berbincang-bincang sesuai
diminum
kontrak sebelumnya
-Klien mengatakan
c. Mengingatkan kembali
(identitas / nama perawat)
d. Bertanya pada klien tentang
kontrak hari ini
e.
Mendiskusikan
kemampuan klien yang dapat
dilakukan selama di rumah
O:
semua masalahnya
di rumah sakit
keberhasilan klien
P:
P : optimalkan TUK 4
Lanjutkan TUK 5
K : katakan bahwa perawat
siap kapanpun klien mau
bercerita tentang masalah yang
dihadapi, anjurkan klien untuk
mengingat nama perawat,
anjurkan klien membuat
15/04/
TUK 5
11
Waalaikum salam
09.30
a.Mengucapkan salam
berbincang-bincang sesuai
O:
klien
perawat
c.Mengingatkan kembali
identitas perawat
d.Bertanya kepada klien tentang
kontrak hari ini
f.Mendiskusikan dengan klien
A:
rumah
TUK 5 terpenuhi
bolpoinya
P:
P : optimalkan TUK 5
i.Mendiskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan
penggunaannya
: Kecemasan
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi
b. Diagnosa
c. TUK
Apa yang ibu I senangi dari keluarga? Bagaimana dengan suami dan
anak-anak?
c. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan Ibu I setelah kita bercakapcakap?
b. Evaluasi Obyektif
c. Rencana Tindak Lanjut : Baiklah, waktu kita sudah habis, nanti coba Ibu
I ingat lagi kemampuan yang belum disampaikan.
d. Kontrak
Topik : Besok kita akan melihat kemampuan Ibu I yang masih dapat
dilakukan di rumah sakit.
Tempat : Kira- kira dimana kita akan bicara? Bagaimana kalau di
tempat ini saja?
Waktu
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung
berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau
buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah.
4.2
Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai
sumber dengan harapan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Makalah dapat bermanfaat lebih baik apabila pembaca juga
menggunakan referensi yang
kelemahan dan kelebihan dari makalah ini dan makalah tersebut dapat
menjadi salah satu acuan untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan
pada klien krisis dan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tamoy.com/list/kasus-askep-kecemasan-pada-pasien-jiwa
http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/01/respon-cemas-dan-gangguankecemasan_04.html
http://www.scribd.com/doc/34869031/STUDI-KASUS-Anak-Dengan-GangguanKecemasan
http://mausehatdong.blogspot.com/2009/10/askep-cemas-dan-gangguankecemasan.html
http://yuflihul.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-pada-klien-jiwa.html