Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Civic Hukum

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 6, Nomor 1, Mei 2021 Hal. 71-78 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v6i1.13907
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PERILAKU


MASYARAKAT PASCA KONFLIK ANTAR ETNIK

Susilo1), Irma Lusi Nugraheni2), Ana Mentari3), Nurhayati4)


1
KIP Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
Email: susilounila@gmail.com
2
KIP Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
email:irmalusi.nugraheni@fkip.unila.ac.id
3
KIP Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
email: ana.mentari@fkip.unila.ac.id
4
KIP Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
email: nurhayati.1992@fkip.unila.ac.id

ABSTRAK
Keadaan masyarakat yang multikultur di Indonesia sering memunculkan konflik antar
etnik. Tidak terkecuali wilayah Kabupaten Lampung Selatan, yang memiliki catatan sebagai
daerah tujuan transmigrasi sejak tahun 1963. Tercatat di kabupaten Lampung Selatan telah
terjadi beberapa konflik horizontal. Trauma pada warga yang menjadi korban dan harus
mengungsi dari daerah tersebut. Perubahan sikap dan cara berinteraksi pasca kejadian tersebut
disadari atau tidak dapat dilihat dikeseharian warga masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh interaksi sosial terhadap prilaku masyarakat pasca terjadinya konflik.
Metode yang digunakan berupa survei, menggunakan angket wawancara dalam pengumpulan
data dan analisis yang digunakan dengan menggunakan regresi sederhana. Hasil penelitian
diketahui ada pengaruh interaksi sosial yang mengakibatkan perubahan prilaku masyarakat.
Perubahan prilaku masyarakat terlihat pada cara berkomunikasi dan sikap keseharian warga
yang pernah mengalami konflik, temuan pada penelitian ini juga menunjukan adanya usaha
dari masyarakat untuk mencegah terjadinya konflik kembali dengan berbagai upaya, seperti
mencegah jika ada warga yang memprovokasi, mengajarkan bagaimana berkomunikasi
dengan baik kepada keluarganya, melarang anggota keluarganya untuk berdandan atau
menggunakan pakaian yang mencolok, dan diketahui muncul keengganan untuk melakukan
kegiatan bersama warga dari desa lain. Proses asosiatif pasca konflik membutuhkan peran
aparat desa dan tokoh masyarakat untuk menjadi jembatan mempercepat upaya asosiatif
antar kedua desa.
Kata Kunci: Interaksi Sosial; Perilaku; Masyarakat

ABSTRAK
The state of society multikultur in indonesia often brings ethnic conflict. No exception
the district south lampung has transmigration area destination 1963 since. Recorded in south
bank district there have been some horizontal conflicts. Trauma to residents who are victims
and have to flee the area. Changes in attitudes and ways of interacting after the incident were
realized or could not be seen in the daily life of residents. The purpose of this research is
to know the social interaction of civil society in the aftermath of the conflict Methods used
in the survey , using the survey interview in the collection of data and the analysis used by
using simple regression. The results of the study known to exist influence social interaction
that have caused the changes the civil society. The civil society changes seen in a way to
communicate and the daily life of residents had experienced conflict. Findings in this study
also indicated an effort from the community to prevent the conflict back all the efforts to, as
prevent if the citizens that provokes, teaches how communicate well to his family, prohibiting
a member of his family to dress up or using striking , and it was known appear unwillingness
to do with local activities from other villages .The associative post conflict need the role of
village officials and community leaders to speed up efforts to become a bridge between the
associative village.
Keywords: Social Interactions; Behavior; Societ

71
72

PENDAHULUAN risiko konflik akibat adanya miskomunikasi


Kabupaten Lampung Selatan merupakan antara transmigran dan penduduk asli
pintu gerbang pulau Sumatra memiliki keunikan (Fearside: 1997).
tersendiri jika dibandingkan dengan kabupaten Kabupaten Lampung Selatan sangat
lainnya di Provinsi Lampung. Berdasarkan data rentan terjadi konflik horizontal. Konflik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung antar suku di Lampung Selatan memang
Selatan berpenduduk 7.608.405 jiwa (sensus bukan merupakan sebuah hal baru,
2010) ini ditempati oleh berbagai suku, selain konflik tersebut sudah terjadi sebelumnya
suku asli lampung sendiri di Kabupaten dan pemicunya hanyalah berawal dari
Lampung Selatan juga banyak penduduk / masalah sepele. Tahun 2012 terjadi konflik
suku yang berasal dari Semendo (sumsel), di Kecamatan Way Panji antara suku
Bali, Lombok, Jawa, Minang/Padang, Batak, Lampung dan suku Bali (https://nasional.
Sunda, Madura, Bugis, Banten, Palembang, tempo.co/read/439069/pemicu-bentrokan-
warga keturunan, dan Warga asing (China). lampung-versi-penduduk). Kemudian pada
Salah satu keunikan lainnya dari kabupaten tahun 2009 di Kecamatan Palas, tepatnya
Lampung Selatan adalah banyak nama di Desa Palas Pasemah Kecamatan Palas
daerah/ kecamatan/ desa yang dinamai Lampung Selatan pernah terjadi konflik
seperti nama daerah di pulau jawa, seperti yang menyebabkan kondisi di daerah
Sidomulyo, Pasuruan, Palas dan lainnya. tersebut mencekam. Desa Palas Pasemah
Sejarah transmigrasi di Lampung Selatan, yang mayoritas dihuni oleh Suku Semendo
di awali sejak era penjajahan (Belanda), berkonflik dengan masyarakat Desa Bali
pada saat itu Provinsi Lampung adalah Agung yang mayoritas dihuni oleh Suku
salah satu tempat tujuan transmigrasi Bali (Benjamin, 2017).
besar-besaran dari tanah Jawa. Awal konflik dipicu pertikaian siswa
Sejarah transmigrasi di provinsi SMAN 1 Palas. Keadaan peserta didik di
Lampung telah di mulai sejak masa sekolah tersebut terdiri atas beberapa suku.
kolonialisasi tahun 1905 yang mana para Siswa suku Semendo yang tidak terima atas
transmigran merupakan orang-orang ejekan siswa suku Bali yang mengeraskan
dari daerah Jawa Tengah. Daerah tujuan suara motor inilah yang menjadi awal
transmigrasi awalnya di kecamatan Gedong konflik kedua siswa yang berbeda suku
tataan yang saat itu merupakan bagian dari tersebut. Akibatnya sejumlah warga
Lampung Selatan. Sejarah mencatat daerah luka-luka dan beberapa rumah kacanya
transmigrasi tersebut dinamakan sebagai pecah. Konflik ini memanas dikarenakan
desa Bagelan sesuai dengan daerah asal sikap egois dari kedua belah pihak yang
para transmigran di pulau Jawa. menganggap sukunya atau kelompoknya
Pada masa pemerintahan orde Baru yang lebih baik atau unggul dibandingkan
pemerintah juga mengadakan transmigrasi suku atau kelompok lawannya dan mudah
ke Lampung pasca meletusnya gunung terpancing emosi saat ada suku lain
Merapi dan Gunung Agung Bali. Transmigrasi merendahkan. Menurut Smith, Mazzarella
masyarakat bali Nusa dari Nusa Penida tahun dan Piele diakses dalam (http://www.
1963 dan Masyarakat bali Jembrana pasca pengertianpakar.com/201 5/03/pengertian-
tahun 1963 menjadi awal komunitas Bali konflik-faktor-penyebabnya.html.) faktor
Nusa ke desa Balinuraga di Lampung Selatan penyebab konflik antara lain perbedaan
(Yulianto dalam Benjamin 2017). individu, perbedaan latar belakang
Transmigrasi selain memiliki dampak kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan
positif namun juga membawa permasalahan, perubahan sosial. Interaksi yang yang
diantaranya munculnya arogansi budaya, berlangsung secara terus-menerus pada

Jurnal Civic Hukum,Volume 6, Nomor 1, Mei 2021, hal 71-78


73

individu atau kelompok yang berbeda akan semacam itu baru akan terjadi apabila
memunculkan kemungkinan konflik. orang-orang perorangan atau kelompok-
Menurut H. Bonner (dalam Gerungan, kelompok manusia bekerja sama, saling
2012), interaksi sosial adalah suatu hubungan berbicara, dan seterusnya untuk mencapai
antara dua atau lebih individu manusia, diman suatu tujuan bersama, mengadakan
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.
mengubah atau memperbaiki kelakuan Seperti yang dikemukakan oleh Bonner
individu yang lain atau sebaliknya. Menurut (dalam Gerungan, 2004) faktor-faktor yang
Walgito (2003; Fatnar, 2014), interaksi mendasari berlangsungnya interaksi sosial
sosial merupakan hubungan antar individu adalah faktor imitasi, faktor sugesti, faktor
dengan individu lainnya, serta individu identifikasi dan faktor simpati.
satu dapat mempengaruhi individu lain Menurut Krech, Crutchfield dan
maupun sebaliknya, sehingga terjadi Ballachey (1982) dalam Ali (2014),
adanya hubungan yang saling timbal perilaku sosial seseorang itu tampak dalam
balik. Interaksi sosial adalah salah satu pola respons antar orang yang dinyatakan
cara individu untuk memelihara tingkah dengan hubungan timbal balik antar
laku sosial individu tersebut supaya dapat pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan
bertingkah laku sosial dengan individu lain. reaksi seseorang terhadap orang lain.
Interaksi sosial dapat pula meningkatkan Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan,
jumlah atau kuantitas dan mutu atau tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau
kualitas dari tingkah laku sosial individu, rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku
agar individu makin matang dalam sosial seseorang merupakan sifat relatif
bertingkah laku sosial dengan individu lain untuk menanggapi orang lain dengan cara-
dalam situasi sosial apapun (Santoso, 2010; cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam
Fatnar, 2014). Menurut Soekanto (2012; melakukan kerja sama, ada orang yang
Fatnar, 2014), interaksi sosial bisa ikatan melakukannya dengan tekun, sabar dan
sebagai kunci semua kehidupan sosial, hal selalu mementingkan kepentingan bersama
ini disebabkan tanpa interaksi sosial, tak diatas kepentingan pribadinya.
akan mungkin ada kehidupan bersama. Pasca terjadinya berbagai konflik
Interaksi sosial dijadikan syarat antara masyarakat di Kabupaten Lampung
utama terjadinya aktivitas dan integrasi Selatan, terlihat adanya perubahan cara
sosial (Kymlicka, 2007; Modood, 2007; interaksi secara sosial pada desa atau
Parekh, 2002; Philips, 2006; lestari, 2013). kecamatan yang pernah mengalami konflik.
Interaksi sosial merupakan kaitan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut METODE
hubungan orang perorang, antar kelompok- Penelitian merupakan penelitian
kelompok manusia, maupun antara orang survei dengan pendekatan deskriptif
perorang dengan kelompok manusia (lestari, kuantitatif (Sugiyono, 2013). Pengumpulan
2013). Definisi tersebut menggambarkan data menggunakan observasi, dokumentasi,
adanya kelangsungan timbal-baliknya dan dengan alat pengumpul data berupa
interaksi sosial antara dua atau lebih manusia. kuesioner. Teknik pengumpulan data
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua menggunakan acidental sampling. Accidental
kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak sampling dipilih untuk menghindari penolakan
ada kehidupan bersama. Bertemunya orang warga dan kevalidan dari hasil jawaban warga
perorangan secara badaniah belaka tidak yang lepas dari faktor tekanan akibat dipilih
akan menghasilkan pergaulan hidup dalam dari daerah setempat. Setelah jumlahnya
suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup diperkirakan mencukupi maka pengumpulan

Susilo, Irma Lusi Nugraheni, Ana Mentari, Nurhayati, Analisis Interaksi Sosial Terhadap Perilaku
Masyarakat Pasca Konflik Antar Etnik di Kabupaten Lampung Selatan
74

data dihentikan (Nawawi, 2007). Metode Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Prilaku
analisis yang digunakan dengan teknik Masyarakat Pasca Konflik Antara Etnik Di
analisis kuantitatif regresi sederhana. Data Kecamatan Palas Kabupaten Lampung
diolah dengan program SPSS version 20 . Selatan
Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil olah data penelitian menunjukan
masyarakat yang pernah mengalami adanya hubungan yang signifikan. Pengukuran
konflik di kecamatan Palas Kabupaten yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lampung Selatan. Fokus penelitian pada teknik scoring pada alternatif jawaban dalam
pengaruh interaksi sosial dan perubahan lembaran angket yang disebar ke responden.
perilaku masyarakat terutama ibu rumah Interaksi Sosial dan Prilaku masyarakat diukur
tangga yang tinggal di Kecamatan Palas dengan menggunakan angket tertutup.
Kabupaten Lampung Selatan. Jenis sampel Perubahan interaksi terhadap perilaku
penelitian
konflik di menggunakan
kecamatan Palas nonKabupaten
probability masyarakat
Lampung Selatan.pasca
Fokuskonflik yang pada
penelitian terjadi di
sampling dimana jumlah atau ukuran Kecamatan Palas Kabupaten Lampung
pengaruh interaksi sosial dan perubahan perilaku masyarakat terutama ibu rumah
sampel hanya dilakukan dengan perkiraan Selatan. Pada penelitian ini faktor interaksi
tanggaestimasi
atau yang tinggal
telah di mencukupi
Kecamatan PalasuntukKabupaten Lampung
yang menjadi Selatan.
fokus Jenis sampel
penelitian ada 4 yaitu
penelitian menggunakan non probability sampling dimana jumlah atau ukuran sampel dan
mewakili populasi. Data dikumpulkan faktor imitasi, sugesti, identifikasi
menggunakan teknik observasi dan angket imitasi. Keempat faktor tersebut menjadi
hanya menggunakan
dengan dilakukan dengan perkiraan atau estimasi
kuesioner. dasartelah
dari mencukupi
mengatakanuntuk mewakili
perubahan interaksi
populasi. Data dikumpulkan menggunakan dan teknikprilaku masyarakat.
observasi dan angketFokus indikator
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan kuesioner. imitasi diperoleh temuan penelitian bahwa
Setelah proses pengumpulan data responden melihat cara berkomunikasi dan
penelitian dilakukan, langkah selanjutnya bergaul pertama kali ada dilingkungan
adalah
HASIL DAN melakuakan
PEMBAHASAN pengolahan data keluarga. Ajaran Ki Hadjar Dewantoro tentang
penelitian. Analisis data menggunakan tri pusat pendidikan jelas menempatkan keluarga
Setelah proses pengumpulan data penelitian dilakukan, langkah selanjutnya
regresi linier sederhana. Hasil pengolahan sebagai bagian penting dalam pendidikan,
adalah
data dalam melakuakan
penelitianpengolahan data penelitian.
ini dapat dilihat Analisis
pada keluarga data menggunakan
menjadi regresi anak
titik awal pendidikan
tabel (Mentari, ini
linier1.sederhana. Hasil pengolahan datadalam penelitian 2017;
dapat Dewantara, 2013).1. Anak
dilihat pada tabel
sebelum ke masyarakat akan mempelajari
Tabel 1 Output Olah Data Analisis Regresi
berbagai perilaku dan cara komunikasi dari
orang-orang sekitarnya terutama keluarga.
Fenomena saat ini, sering kita jumpai anak
tidak lagi hormat pada orang tua, sikap-sikap
anti sosial yang nampak dari kehidupan
sehari-hari (Numalisa, dkk, 2020). Mayoritas
responden mengatakan mereka belajar cara
Hasil dari pengolahan data penelitian komunikasi dari orangtua, dan mayoritas
menggunakanHasil dari pengolahan
analisis datasederhana
regresi penelitian menggunakan analisis regresi
responden mengatakan sederhana
menjaga komunikasi
menunjukan
menunjukan nilainilaisignifikansi
signifikansi0.000, maka dengan
0.000,maka desa lain,
dapat diambil komunikasi
kesimpulan disiniada
bahwa artinya
dapat diambil kesimpulan bahwa ada adalah cara bersikap jika sedang bersama
hubunganantara interaksi sosial terhadap prilaku masyarakat. Hasil olah data tersebut
hubungan antara interaksi sosial terhadap sama warga dari desa lain yang pernah
pada pembahasan
prilaku masyarakat.akan
Hasilditambahkan dengan hasil
olah data tersebut temuan wawancara yang dilakukan
bertikai.
pada
padapembahasan akan
saat penelitian ditambahkan
sesuai Harapannya, anak-anak seperti yang
denganyang dinginkan.
fokus informasi
hasil temuan wawancara yang dilakukan diungkapkan oleh Dewantara (1977) formulated
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Prilaku Masyarakat Pasca Konflik Antara
pada saat penelitian sesuai fokus informasi an education based on the nation's culture
Etnik
yang Di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung
dinginkan. Selatan
because both in its implementation of cultural
education
Hasil olah data penelitian menunjukan adanya hubungan and national yang education
signifikan. were
Pengukuran yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik scoring pada alternatif
Jurnal Civic Hukum,Volume 6, Nomor 1, Mei 2021, hal 71-78
jawaban dalam lembaran angket yang disebar ke responden. Interaksi Sosial dan
Prilaku masyarakat diukur dengan menggunakan angket tertutup.
Perubahan interaksi terhadap perilaku masyarakat pasca konflik yang terjadi di
75

inseparable from the spirit of nationality to memiliki kaitan yang erat terhadap perasaan
lead to the nobility and sanctity of inner life, seseorang. Perasaan atau kejiwaan yang
as well as order and peace of life (Mentari, muncul tersebut bisa didasarkan pada
dkk. 2020). Hal ini bermakna bahwa Ki beberapa hal seperti sikap, penampilan,
Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa kondisi pribadi, kejadian yang dialami, dan
pendidikan yang berdasarkan kebudayaan lain sebagainya. Selain itu, didalam proses
bangsa akan mengimplementasikan pendidikan simpati juga terdapat faktor pendorong
budipekerti dan pendidikan kebangsaan yang lainnya, seperti adanya keinginan untuk
tidak lepas dari ruh kebangsaan untuk menuju memahami maupun menolong dan bekerja
kearah keluhuran dan kesucian hidup batin, sama dengan pihak lain.
serta ketertiban dan kedamaian hidup. Sehingga Berdasarkan temuan pada penelitian
melalui proses pendidikan baik di keluarga, diketahui bahwa mayoritas responden
sekolah dan masyarakat, luarannya agar memiliki rasa simpati yang tingga pada
terciptanya kehidupan tentram dan damai desa yang mengalami konflik. Namun
tanpa adanya konflik di masyarakat. mayoritas responden juga masih merasa
Faktor interaksi sosial kedua adalah khawatir akan keselamatan mereka jika
sugesti, temuan masih banyak warga yang mereka langsung berinteraksi dengan
masih menceritakan kejadian konflik yang warga dari desa lain, hal ini terlihat dari sub
terjadi dimasa lalu kepada anggota keluarganya, indikator “mengikuti acara-acara seperti
ini menampakan bahwa warga belum bisa hajatan dan memainkan musik dengan
melupakan kejadian yang terjadi dimasa lalu, desa yang berselisih” mayoritas responden
sugesti tentang keadaan masa lalu dapat menjawab tidak setuju. Rasa khawatir atas
memicu terjadinya konflik, rasa khawatir keselamatan diri menjadi penghalang bagi
dan enggan untuk melakukan interaksi warga untuk melakukan interaksi ke warga
dengan warga dari desa lain. Namun tidak di desa lain.
dapat dipungkiri banyak responden yang
menyatakan bahwa mereka akan mencegah Perubahan Perilaku Masyarakat
apabila ada warga yang mulai melakukan Terlihat bahwa pasca konflik antar
profokasi, agar tidak memicu kembali etnik yang terjadi didaerahnya masyarakat
terjadinya konflik. berupaya agar kembali utuh atau terintegrasi
Faktor interaksi sosial ketiga melalu kesepakatan untuk menjalankan hasil
indentifikasi, temuan pada penelitian perjanjian kerjasama pasca konflik. Dalam
ketika ditanyakan perbedaan pandangan suatu masyarakat yang plural sebagaimana
tentang adat budaya pasca konflik antar di desa kecamatan Palas, bentuk intraksi
desa yang tidak dapat dileburkan menjadi sosial dapat terjadi proses disosiatif atau
satu, mayoritas responden menyatakan proses assosiatif. Proses disositaif dapat
tidak dapatnya dilebur pandangan terjadi jika masing-masing kelompok
tentang perbedaan kebudayaan. Sikap masyarakat tidak mampu menyelesaikan
etnoxentris masyarakat masih terlihat di diri dengan kelompok lain dan sebaliknya
anut oleh mayoritas responden, etnoxentris proses assosiatif dapat terjadi jika proses
menyulitkan masyarakat untuk terbuka penyesuaian diri dapat dilakukan dengan
dan menerima budaya masyarakat lain. baik maka intraksi soaial masyarakat pasca
Komunikasi yang kurang baik dengan desa konflik di Kecamatan Palas akan bercorak
lain pasca konflik juga menyulitkan dalam assosiatif. Melihat hubungan yang terjadi
berinteraksi. antara sesama warga masyarakat dalam
Faktor Simpati merupakan salah bahwa masyarakat ada keinginan untuk
satu faktor dalam interaksi sosial, dimana kembali hidup berdampingan secara

Susilo, Irma Lusi Nugraheni, Ana Mentari, Nurhayati, Analisis Interaksi Sosial Terhadap Perilaku
Masyarakat Pasca Konflik Antar Etnik di Kabupaten Lampung Selatan
76

normal antara sesama warga masyarakat. hasil dari perjanjian perdamaian antar desa
Dalam rangka menjaga kedamaian diharapkan dapat menciptakan kembali
saat ini dan mencegah perselisihan, menjaga integrasi antar etnik di kabupaten lampung
keharmonisan hubungan antar masyarakat selatan. Dari sudut pandang responden
desa mayoritas responden menyatakan yang semuanya ibu rumah tangga mayoritas
siap berupaya melakukan berbaai perilaku mengatakan sangat setuju dan bersedia
yang menghindari terjadinya konflik seperti melaksanakan perjanjian perdamaian agar
melakukan pertemuan untuk menyelesaikan proses asosiatif segera terwujud.
konflik, Berani berbicara kepada masyarakat Konflik adalah proses sosial yang
untuk tetap menjaga keharmonisan dengan selalu ajeg dilatarbelakangi oleh perbedaan
desa lain, Jika ada pertengkaran maka kepentingan sehingga perbedaan ini sendiri
melerai agar tidak berkepanjangan, upaya sulit untuk didamaikan. Perbedaan-perbedaan
yang dilakukan pasca konflik untuk yang daat mendorong terjadianya konflik
menjaga stabilitas kondisi sosial dan tersebut dalam masyarakat antara lain
mengurangi kemungkinan terjadinya menyangkut ciri fisik, budaya, ras, kepandaian,
gesekan antar etnik. pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan
Upaya membangun kembali masyarakat Menurut Green dalam Idhamsyah
pasca-konflik membutuhkan pendekatan dan (2008) dalam konflik terbuka seperti perang,
strategi pembangunan perdamaian pasca- konflik pihak yang berkonflik dapat memanipulasi
secara khusus, bukan hanya untuk mencegah prasangka untuk mencapai tujuan politik. Perang
agar konflik tidak kembali muncul ke permukaan yang berkepanjangan dapat terus meningkatkan
tetapi juga untuk mengkonsolidasikan dan mempertahankan prasangka. Menurut
perdamaian menuju tercapainya pembangunan William Jr., dalam Idhamsyah (2012) konflik
dan perdamaian berkelanjutan. Demikian itu sosial tidak terjadi begitu saja, karena ada faktor
selain membutuhkan pemahaman yang yang kompleks mulai dari kekuatan etnis, kelas
baik atas konflik dan karakteristiknya sosial, ketidaksetaraan, kesempatan politik,
di masa lalu sehingga bisa diantisipasi mobilisasi sumber daya, saling ketergantungan,
segala kemungkinan terjadinya konflik di dan intervensi internasional.
masa yang akan datang. Pasca konflik dan Perubahan prilaku sosial timbul
perjanjian perdamaian antar desa warga karena berbagai faktor penyebab perubahan
sudah tidak takut untuk tetap tinggal dan sosial yakni bertambah atau berkurangnya
beraktifitas seperti sediakala. penduduk, penemuan-penemuan baru,
Menurut Sztompka (2014), adakalanya pertentangan (conflict) masyarakat, terjadinya
perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas pemberontakan atau revolusi. Dalam kehidupan
ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat bermasarakat tidak luput dari interaksi social,
besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem interaksi yang terjalin ini dapat terjadi antar
sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi individu dengan individu, individu dengan
perubahan menyeluruh atas unsur-unsurnya kelompok, kelompok dengan kelompok yang
meski di dalamnya terjadi perubahan sedikit bisa menyebabkan terjadinya perubahan
demi sedikit. Berdasarkan hasil temuan sosial karena manusia lahir sebagai mahluk
penelitian hanya sedikit prilaku sosial individu, yang memiliki perbedaan yang
yang mengalami perubahan di warga desa khas dengan manusia lainnya.
bali agung dan palas pasemah terutama Berpijak pada pengujian hipotesis
dalam menjaga sikap agar meminimalisir penelitian ini yang mana hasil pengujian
kemungkinan terjadinya konflik dimasa regresi di peroleh harga konstanta sebesar
yang akan datang. 10,503 dan nilai koefisien regresi yaitu 425.
Kesepakatan untuk melaksanakan Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui

Jurnal Civic Hukum,Volume 6, Nomor 1, Mei 2021, hal 71-78


77

besarnya Nilai korelasi antara interaksi munculnya kembali konflik antar etnik.
sosial terhadap perilaku Ibu Rumah Sedangkan saran dari peneliti untuk
Tangga sebesar 0,443 dengan besarnya pemerintah dan aparat desa harus optimal
nilai Koefisien determinasi Interaksi sosial dalam proses asosiatif pasca konflik antar
dalam menentukan besarnya pengaruh etnik. Ibu-ibu rumah tangga, tidak boleh
terhadap perilaku ibu rumah tangga Pasca takut untuk berinteraksi dengan warga lain,
konflik antara Etnik di kecamatan palas sebagai bentuk upaya penyatuan warga
kabupaten Lampung Selatan sebesar 0,196 pasca konflik.
atau 19,6% dan sisanya 80,4% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dimasukkan DAFTAR PUSTAKA
dalam penelitian ini. Hal yang perlu dikaji Ali, M. (2014). Memahami Riset Perilaku
kembali pada penelitian selanjutnya adalah Dan Sosial. Jakarta. Bumi Perkasa.
faktor lain yang mempengaruhi perubahan Benjamin, (2017). Insiden Konflik Antar
perilaku ibu rumah tangga pasca konflik Warga Di Lampung Selatan. Lampung:
yang terjadi di kecamatan palas kabupaten Aura.
lampung selatan. Dewantara. (2013). Pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka: Jilid
SIMPULAN I Pendidikan. (Cetakan Kelima).
Berdasarkan hasil penelitian perihal Yogyakarta: Penerbit Universitas
pengaruh interaksi sosial terhadap perilaku Sarjanawiyata Tamansiswa (UST-
masyarakat yang telah diperoleh, maka Press) bekerjasama dengan Majelis
didapat kesimpulan adanya pengaruh Luhur Persatuan Tamansiswa
interaksi sosial terhadap perubahan prilaku Dewantara. (1977). Bagian Pertama
ibu rumah tangga pasca konflik antar etnik Pendidikan. Cetakan ke-2. Jogjakarta
di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung : Yayasan Persatuan Taman Siswa.
Selatan dilakukan karena warga ingin Fatnar, V. N., & Anam, C. (2014).
hidup dengan damai dan tentram dalam Kemampuan interaksi sosial antara
bermasyarakat. Perubahan interaksi tersebut remaja yang tinggal di pondok
dilakukan atas kesadaran tidak mau ada pesantren dengan yang tinggal
konflik. bersama keluarga (Doctoral
Perubahan interaksi sosial tersebut dissertation, Universitas Ahmad
dapat dilihat dari cara komunikasi warga Dahlan).
terutama ibu rumah tangga yang dalam Gerungan, W.A. (2012). Psikologi Sosial.
pergaulan dengan warga desa lain yang lebih Bandung: REFIKA.
berhati-hati baik cara bersikap maupun Ibrahim Rusli, (2001). Promosi Kesehatan
dalam ucapan. Ibu rumah tangga juga Dengan Pendekatan Teori Prilaku,
mengajarkan kepada anak-anak maupun Media, dan Aplikasinya. Semarang:
keluarganya agar dapat menjaga sikap PT. Raja Grafindo Persada.
dan perilaku ketika melakukan interaksi Idhamsyah P. E. (2012). Psikologi Prasangka
dengan desa lain. Sukarnya proses asosiatif : Sebab, Dampak, dan Solusi. Ghalia
pasca terjadinya konflik salah satunya Indonesia.
disebabkan oleh rasa khawatir warga untuk Kymlicka, W. (2007). Multiculturalism
melakukan interaksi dengan warga desa and the welfare state: recognition
yang pernah mengalami konflik. Perubahan and redistribution in contemporary
prilaku yang ditunjukan oleh ibu rumah democracies. Oxford: Oxford
tangga yang menjadi responden penelitian University Press.
ini adalah upaya mereka dalam mencegah Lampung Selatan dalam Angka 2019.

Susilo, Irma Lusi Nugraheni, Ana Mentari, Nurhayati, Analisis Interaksi Sosial Terhadap Perilaku
Masyarakat Pasca Konflik Antar Etnik di Kabupaten Lampung Selatan
78

(2020) Badan Pusat Statistik, Harvard: Harvard University Press.


Lampung: BPS Lampung Selatan. Philip M. Feamside. (1997). Transmigration
Lampung Geh. Diakses dalam (https:// in Indonesian:Lessons from Its
kumparan.com/lampunggeh/ Environmental and Social Impacts.
sejarah-transmigrasi-dari-era- Departement of Ecology National
penjajahan-hingga-orde-baru-di- Institute for Research in The
lampung-1550229097078779585) Amazone (INPA) C.P 478 69011-
Lestari, I. P. (2013). Interaksi sosial 970 Manaus, Amazonas, Brazil, BR
komunitas Samin dengan masyarakat Philips, A. (2009). Multiculturalism
sekitar. Komunitas: International without culture. Princeton: Princeton
Journal of Indonesian Society and University Press.
Culture, 5(1). Santoso, S. (2010). Teori-teori psikologi
Mentari, A. (2017). KAJIAN PEMIKIRAN sosial. Yogyakarta: Reflika Aditama
KI HAJAR DEWANTARA TENTANG Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu
KARAKTER BANGSA DAN Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
PENDIDIKAN KEBANGSAAN, 2017 Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian
(Doctoral dissertation, Universitas Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Pendidikan Indonesia). (Bandung: ALFABETA)
Mentari, A., & Yanzi, H. (2020, August). Smith, Mazzarella dan Piele. (2020).
Character Building Since Early diakses Online dalam (http://www.
Childhood Through Story Telling pengertianpakar.com/ 03/pengertian-
About Folklore. In International konflik-faktor- penyebabnya.html.)
Conference on Early Childhood Sztompka, Piotr. (2014). Sosiologi
Education and Parenting 2009 (ECEP Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada
2019) (pp. 43-47). Atlantis Press. Media Grup
Modood, T. (2007). Multiculturalism. Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial Suatu
London: Polity Press. Pengantar. Yogyakarta: Andi Offet
Myers. (2010). Social psychology. Jakarta: .
Salemba Humanika
Nawawi, Hadari. (2007). Metode penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta; Gadjah
Mada University.
Nurmalisa, Y., Mentari, A., &
Rohman, R. (2020). PERANAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
K E WA R G A N E G A R A A N
DALAM MEMBANGUN CIVIC
CONSCIENCE. Bhineka Tunggal
Ika, 7(1), 34-46.
Nutfa, Anwar. (2015). Jurnal: Membangun
Kembali Perdamaian: Rekonsiliasi
Konflik Komunal Berbasis Trust.
Jurnal KRITIS (Jurnal Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Hasanudin)
Vol 1, No 1, Juli Tahun 2015.
Parekh, B. (2002). Rethinking Multiculturalism:
Cultural Diversity and Political Theory.

Jurnal Civic Hukum,Volume 6, Nomor 1, Mei 2021, hal 71-78

Anda mungkin juga menyukai