Anda di halaman 1dari 15

Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

PENGUATAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG 1001 MALAM SEBAGAI


UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP DI KELURAHAN DUPAK KREMBANGAN
SURABAYA
Maharani Dwi Pertiwi
(S1-PPKn, FISH UNESA) maharani.17040254093@mhs.unesa.ac.id
Sarmini
(S1-PPKn, FISH UNESA) sarmini@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penguatan modal sosial yang dilakukan oleh masyarakat
Kampung 1001 Malam dalam meningkatkan kualitas hidup dan faktor penghambat yang dihadapi. Pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif menggunakan desain studi kasus. Subjek penelitian yaitu ketua Kampung 1001
Malam dan masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
mendalam dan observasi partisipan yang kemudian dianalisis menggunakan model Milles dan Huberman yang
dicermati menggunkan teori struktural fungsional Talcott Parsons. Hasil penelitian menunjukkan lima upaya
penguatan yang dilakukan masyarakat meliputi kepercayaan antar masyarakat di Kampung 1001 Malam sebagai
upaya penyesuaian terhadap lingkungan. Dalam hal ini terdapat dua bentuk penguatan yang ditemukan yaitu
pemberian kepercayaan kepada tokoh kampung untuk memimpin serta mengarahkan terwujudnya tujuan
bersama, menjaga rasa saling percaya dan keutuhan kampung melalui komunikasi yang baik dan saling berbagi
informasi. Selanjutnya menjadi lebih aktif berorganisasi untuk memperluas jaringan sosial di masyarakat, saling
tolong-menolong dalam kegiatan rutin sebagai upaya menjaga kekompakkan antar masyarakat, mengontrol
perilaku masyarakat terhadap aturan kampung dan bertegur sapa saat berpapasan. Hambatan yang dialami
berupa rasa bosan hingga dipandang sebelah mata oleh masyarakat di luar kampung. Penelitian ini bermanfaat
untuk memperkuat teori struktural fungsional Talcott Parsons pada bagian fungsi adaptation, goal attainment,
dan integration, sedangkan fungsi latency masih belum ditemukan sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan.
Hasil penelitian direkomendasikan menjadi referensi bagi penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan
pemerintah Kelurahan Dupak untuk menetapkan kebijakan pembentukan RT serta kebijakan yang membantu
peningkatan kesejahteraan.
Kata kunci : Modal Sosial, Kampung 1001 Malam, Tindakan sosial

Abstract
This study aims to describe the form of strengthening social capital carried out by the people of 1001 Malam
Village in improving the quality of life and the inhibiting factors faced. The approach used is qualitative using a
case study design. The research subjects were the head of 1001 Malam Village and the people who participated
in the activities. The data collection technique used in-depth interviews and participant observation which was
then analyzed using the Milles and Huberman model which was examined using Talcott Parsons' structural-
functional theory. The results of the study show that there are five strengthening efforts carried out by the
community including inter-community trust in 1001 Malam Village as an effort to adjust to the environment. In
this case, two forms of strengthening were found, namely giving trust to village leaders to lead and direct the
realization of common goals, maintaining mutual trust and village integrity through good communication and
sharing information. Furthermore, they became more active in organizing to expand social networks in the
community, helping each other in routine activities as an effort to maintain cohesiveness between communities,
controlling people's behavior towards village rules and greeting each other when they passed each other.
Barriers experienced in the form of boredom to be underestimated by people outside the village. This research
is useful for strengthening Talcott Parsons' structural functional theory in the adaptation, goal attainment, and
integration functions, while the latency function has not yet found a firm sanction for rule violators. The results
of the study are recommended to be a reference for similar research and as a consideration for the Dupak
Village government to determine policies for the formation of RT and policies that help improve welfare.
Keyword: Social capital, 1001 Malam Village, Social action

pada tahun 2019 terdata sejumlah 39.543 orang (Dinas


PENDAHULUAN Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota
Kota Surabaya adalah ibu kota Jawa Timur yang menjadi Surabaya, 2020). Kepadatan Kecamatan Krembangan
pusat bisnis, industri, perdagangan dan pendidikan secara keseluruhan memengaruhi lima Kelurahan
dengan penduduk tersebar dari penduduk asli Kota terutama pada Kelurahan Dupak sebanyak 52.231
Surabaya maupun para pendatang di setiap Kecamatan jiwa/km2 dengan luas wilayah hanya 0,48 km2 di tahun

595
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

2019 (BPS Kota Surabaya, 2020:49). Adanya kualitas hidup menjadi kehidupan sejahtera sesuai dengan
keterbatasan luas wilayah permukiman di Kelurahan UU 11 Tahun 2009, dimana undang-undang ini
Dupak yang tidak sebanding dengan kepadatan penduduk menggambarkan kondisi masyarakat yang sejahtera yaitu
membuat tumbuhnya masalah berupa kemiskinan dan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
lingkungan kumuh atau pemukiman liar (Wresniwira, warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
2017:157). mengembangkan diri sesuai fungsi sosialnya (Suhendi,
Kurangnya pemukiman tempat tinggal di kawasan 2013:108). Mewujudkan kesejahteraan sosial salah
Dupak dapat dilihat dari munculnya perkampungan- satunya merupakan tanggung jawab pemerintah guna
perkampungan di wilayah perkotaan yang identik dengan menciptakan keadilan sosial sebagaimana sila ke lima
penduduk masih membawa perilaku kehidupan di desa Pancasila didukung oleh peran masyarakat, maka dari itu
dalam hal ikatan kekeluargaan, bangunan rumah yang masyarakat di Kampung 1001 Malam berupaya untuk
tidak beraturan, tanah bukan milik pribadi, sarana dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dengan
prasarana sosial kurang memadai (Izzudin, 2014:3). Ciri- memanfaatkan modal sosial (Kholis, 2015:244).
ciri perkampungan kota tersebut dapat dilihat di Perubahan masyarakat terjadi akibat pada tahun 1989
Kampung 1001 Malam Surabaya yang berdiri sejak tahun hingga 1993 terdapat fenomena bajing loncat yang
1986 di sekitar daerah kolong tol Dupak bukan tepat bersembunyi di bawah kolong tol, dimana meninggalkan
berada di bawahnya. Kampung 1001 Malam terbentuk dampak berkepanjangan yaitu adanya stigma negatif
akibat dari kebutuhan hunian sebuah keluarga dari berupa gelar nama tempat tinggal yaitu ‘Kampung Sarang
Mojokerto yang tak mampu membayar kontrakan, Kriminal’ karena dianggap menjadi perkampungan para
kemudian mengubah area sekitar kolong tol yang penuh pelaku bajing loncat (Liputo, 2014:286).
rumput liar dan berkembang semakin padat dan kumuh Stigma negatif sebagai kampung sarang kriminal
(Fadilla, 2019:3). Masyarakat yang mendirikan rumah di membuat ikatan sosial yang ada di Kampung 1001
sekitar tol Dupak hingga saat ini kurang lebih sudah Malam saat itu kacau, rasa kepedulian antar sesama
mencapai hampir 200 kepala keluarga dengan rata-rata buruk ditambah lagi masyarakat hanya mementingkan
memiliki pekerjaan kategori penghasilan rendah seperti uang untuk kehidupan sehari-hari (sumber:
pengemis, pengamen, pemulung, kuli bangunan, sopir, koalisiperempuan.or.id, diakses 1 Januari 2021, pukul
penjual makanan dan minuman di depan rumah atau 07.23 WITA). Pada faktanya masyarakat mengalami
buruh kasar. Pola ini mencerminkan lingkungan kumuh kerugian dari adanya penyalahgunaan wilayah tempat
dengan taraf hidup rendah serta akses layanan yang tinggal mereka karena barang yang mereka miliki
terbatas menjadikan masyarakat terpinggirkan di sebuah terkadang ikut dicuri oleh bajing loncat, tidak hanya itu
kota metropolitan (Fikri, 2017:3). masyarakat di luar Kampung 1001 Malam serta
Akses yang terbatas di dekat kolong Tol Dupak pemerintah daerah menjadi kurang berinteraksi dengan
membuat masyarakat hanya dapat membangun rumah baik akibat terpengaruh stigma negatif yang ada (sumber:
kecil dengan lantai dari tanah ataupun plester berdinding Merdeka.com, diakses 29 Mei 2021, pukul 02.13 WITA).
sebagian besar terbuat dari anyaman bambu, seng, Pemerintah Kota Surabaya juga tidak memfasilitasi
triplek, ataupun plester dengan kurangnya penerangan perbaikan jalan bagi wilayah permukiman ilegal
diperburuk dengan lingkungan sungai kotor, bau yang membuat masyarakat berusaha sendiri untuk mengatasi
dapat merusak paru-paru, menimbulkan penyakit kulit kekurangan di wilayahnya, dimulai pada tahun 1999
dan banyaknya bakteri di sekitar lingkungan akibat adanya perubahan nama kampung menjadi Kampung
tumpukan sampah (Fadilla, 2019:2). Masyarakat yang 1001 Malam (sumber: Antaranews, diakses 15 Juni 2021,
tinggal di pemukiman kumuh menggunakan kebudayaan pukul 06.48 WITA).
kemiskinan sebagai suatu adaptasi serta reaksi terhadap Perubahan nama kampung menjadi Kampung 1001
kedudukan marginal mereka yang mencerminkan upaya Malam yang terinspirasi oleh kisah dongeng yang sudah
mengatasi rasa putus asa serta tanpa harapan untuk ada sejak zaman dahulu, dimana akan ada cahaya-cahaya
mencapai kesuksesan akibat perubahan secara pesat dan menerangi kehidupan dan pengharapan bagi setiap
terasing dari masyarakat pada umumnya (Wahyudi, indvidu yang memiliki suatu masalah selalu ada
2014:3). Berbeda dengan masyarakat kota kebudayaan penyelesaiannya apabila memiliki keteguhan untuk
yang diterapkan dengan memandang bidang pekerjaan membuat permasalahan itu mencapai penyelesaiannya.
dan kelas sosial (Murdiyanto, 2008:45). Perubahan nama kemudian diusahakan dapat diketahui
Masyarakat Kampung 1001 Malam walaupun oleh masyarakat di luar kampung dengan memberikan
tergolong masyarakat marjinal tidak menyerah dengan papan nama pada jalur masuk kampung, tidak hanya itu
keadaan, mereka tentunya menginginkan perubahan bagi pengusiran pelaku bajing loncat yang bersembunyi juga
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

dilakukan agar menjadikan kehidupan yang lebih aman lingkungan pada bantaran sungai. Agustina,dkk (2014)
dan dapat berinteraksi dengan masyarakat luar tanpa mencermati modal sosial elit alternatif di pemukiman
adanya diskriminasi. Masyarakat Kampung 1001 Malam kumuh Kampung Baru Jagir Wonokromo Surabaya
yang memiliki keterbatasan dalam ekonomi, modal alam, melalui kepercayaan, dan interaksi pada rapat dan hajatan
dan modal manusia membuat masyarakat memanfaatkan maupun ada yang meninggal. Heryanto (2019)
modal sosial yang dimiliki dari hubungan sosial antar mencermati modal sosial di Kampung Warna Warni
anggota masyarakat seperti kerjasama, kepercayaan, Jodipan Malang melalui pemberdayaan masyarakat.
maupun saling tolong menolong yang sudah ada sejak Studi ini memiliki perbedaan dengan studi yang
lama. dilakukan oleh beberapa ahli sebelumnya, perbedaan
Modal sosial dikembangkan juga untuk menginginkan terletak pada bentuk upaya yang dilakukan dalam
adanya perhatian dari pemerintah Kota Surabaya ataupun memperkuat modal sosial melalui tindakan sosial.
dari pihak Kelurahan Dupak Krembangan untuk memiliki Permasalahan pada penelitian ini nantinya akan
RT atau RW. RT dan RW dibutuhkan karena sebagai dijelaskan menggunakan teori struktural fungsional
pengkoordinasi antar warga baik dalam penyampaian Talcott Parson (1951) yang mengatakan masyarakat
aspirasi, ataupun jembatan penghubung antar warga merupakan sistem sosial yang terdiri dari pluralitas aktor
dengan pemerintah daerah. Selama Kampung 1001 individu yang saling berinteraksi dalam situasi yang
Malam berdiri, masyarakat menggunakan alamat pada memiliki tujuan berkaitan dengan situasi mereka sesuai
identitas mereka masing-masing ataupun menumpang dengan budaya bersama agar saling menyatu dalam
pada Jalan Lasem 1 Kelurahan Dupak Kecamatan keseimbangan (Parsons, 1951:5-6).
Krembangan sebagai lokasi paling dekat. Dampak dari Sistem sosial yang dimaksudkan terbentuk dari
tidak adanya RT dan RW membuat masyarakat Kampung tindakan-tindakan yang memiliki makna atau tujuan yang
1001 Malam tidak terjamah oleh pemerintah daerah, berpengaruh pada pencapaian bersama. Parsons (1951)
bantuan yang diberikan juga hanya sampai pada dalam sistem sosialnya agar tetap bertahan harus
masyarakat yang memiliki RT dan RW saja dan memiliki empat fungsi yang terkenal dengan sebutan
pengurusan surat terhambat. skema AGIL berupa fungsi adaptation, goal attainment,
Berbagai studi tentang modal sosial masyarakat telah integration, dan latency. Fungsi Adaptation (adaptasi)
dilakukan oleh beberapa ahli dengan perspektif yang dimaksudkan sebuah sistem harus menyesuaikan diri
berbeda. Dari perspektif hubungan antar masyarakat dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu
dicermati oleh Lestari (2018), Medha (2017), dan dengan kebutuhannya, seperti adanya rasa saling percaya
Supriadi (2020). Modal sosial yang dibahas oleh Lestari dimasyarakat yang kemudian memudahkan untuk bekerja
(2018) bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat lokal sama menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan. Tujuan
pada wisata petik jeruk di Dusun Borogragal berdasarkan yang direncanakan masyarakat Kampung 1001 Malam
dimensi kepercayaan, jaringan sosial dan norma. Medha diwujudkan dengan tindakan rutin sesuai dengan fungsi
(2017) juga mencermati modal sosial yangs sama, namun Goal Attainment (pencapaian tujuan) mengharuskan
pada masyarakat Madokan Semampir sebagai upaya sistem mencapai tujuan utamanya pada pencapaian tujuan
menghadapi gentrifikasi dengan melakukan tindakan kelompok.
kolektif dan toleransi dengan perbedaan status ekonomi. Masyarakat Kampung 1001 Malam menciptakan
Modal sosial juga sebagai bentuk adaptasi dan suatu aturan-aturan kampung untuk mengatur hubungan
kelangsungan hidup di Desa Tambak Lorok Semarang antar komponen masyarakat merupakan fungsi Latency
Utara sesuai dengan Supriadi (2020) yang menyebutkan (pemeliharaan pola) dimana sistem harus melengkapi,
adaptasi dalam hal ini terlihat saat merespon keadaan memelihara dan memperbaiki motivasi individual
diluar kampung, hubungan erat antar masyarakat hingga maupun pola-pola kultural agar tetap seimbang serta
menciptakan kepercayaan dan kerja sama. Sedangkan mengantisipasi sewaktu-waktu ada para anggota
modal sosial dari perspektif hubungan dengan pihak bertindak diluar sistem. Fungsi Integration (integrasi)
eksternal dicermati oleh Salmah (2020), Agustina,dkk yang mengharuskan sistem mengatur antar hubungan
(2014), dan Heryanto (2019), dimana pihak eksternal bagian-bagian yang menjadi komponennya dengan
saling berpengaruh dalam membentuk peran modal membangun solidaritas internal diwujudkan adanya
sosial. Salmah (2020) mencermati modal sosial musyawarah untuk mendiskusikan bagaimana kegiatan
masyarakat bantaran sungai Ciliwung dengan akan berlangsung (Ritzer, 2011:247). Penelitian ini
menyandingkan 3 kebijakan yaitu kebijakan pemerintah dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk penguatan
pusat, pemerintah daerah, dan kebijakan modal sosial modal sosial yang dilakukan masyarakat Kampung 1001
untuk mengurangi kekumuhan dan meningkatkan kualitas Malam melalui adaptasi, pemeliharaan pola, integrasi

597
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

untuk mencapai suatu tujuan, beserta hambatan internal antar masyarakat di Kampung 1001 Malam sebagai
dan eksternal yang dialami. upaya penyesuaian terhadap lingkungan. Dalam hal ini
terdapat dua bentuk penguatan modal sosial kepercayaan
METODE yang ditemukan dengan pemberian kepercayaan kepada
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tokoh kampung untuk memimpin serta mengarahkan
adalah studi kasus mengacu pendapat Robert K. Yin yang terwujudnya tujuan bersama, menjaga rasa saling percaya
merupakan penelitian kualitatif karena fokus yang diteliti dan keutuhan kampung melalui komunikasi yang baik
terkait bentuk penguatan modal sosial masyarakat dan saling berbagi informasi. Kedua, menjadi lebih aktif
kampung 1001 Malam, meliputi rasa saling percaya antar berorganisasi untuk memperluas jaringan sosial di
masyarakat, jaringan sosial, dan norma. Hambatan masyarakat. Ketiga, saling tolong-menolong dalam
masyarakat yang menjadi fokus yaitu hambatan eksternal kegiatan rutin sebagai upaya menjaga kekompakkan antar
dan internal. Penelitian ini dilakukan di Kampung 1001 masyarakat. Keempat, mengontrol perilaku di masyarakat
Malam Surabaya yang berlokasi di Jalan Lasem I, dan menciptakan aturan kampung untuk dipatuhi.
Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Hambatan yang dialami berupa rasa bosan hingga
Surabaya tepatnya di sekitar tol Dupak (Surabaya- dipandang sebelah mata mempersulit dalam mewujudkan
Gresik). Subyek penelitian yaitu masyarakat Kampung penguatan modal sosial.
1001 Malam yang memiliki kriteria sebagai ketua
kampung, masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan, dan Kepercayaan Antar Masyarakat di Kampung 1001
bersedia menjadi informan. Pemilihan kriteria informan Malam sebagai Upaya Penyesuaian terhadap
Lingkungan
karena berdasarkan pertimbangan mampu atau tidaknya
Kepercayaan dalam konteks pembahasan ini adalah rasa
informan yang dipilih menjawab rumusan masalah yang
saling percaya yang terbangun dari hubungan-hubungan
dibuat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa individu
menggunakan wawancara mendalam, dan observasi
atau kelompok lain akan melakukan sesuatu hal sesuai
partisipan.
dengan yang diharapkan sebagai upaya penyesuaian
Teknik analisis data dalam penelitian ini mengacu
terhadap lingkungan masyarakat dengan latar belakang
pada model Milles dan Huberman dengan langkah-
berbeda-beda. Salah satu aspek penting dalam
langkah pengumpulan data, reduksi data, model data dan
terlaksananya bentuk penguatan sosial adalah adanya
verifikasi atau penarikan kesimpulan. Tahap
kepercayaan karena apabila aspek ini tidak ada seluruh
pengumpulan data digunakan untuk memeroleh data
elemen masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik,
melalui wawancara, dan observasi partisipan. Tahap
masyarakat tidak akan peduli satu sama lain, dan tidak
reduksi data mengacu pada tema-tema yang ada dalam
terbentuknya kerjasama. Maka dari itu, terdapat dua
penelitian meliputi penguatan modal sosial kepercayaan
bentuk penguatan modal sosial kepercayaan yang
yaitu, pemberian kepercayaan kepada tokoh kampung
merupakan adaptasi dalam penelitian ini adalah
dan berkomunikasi yang baik dengan saling memberi
pemberian kepercayaan kepada tokoh kampung untuk
informasi terkait kampung, penguatan modal jaringan
memimpin dan mengarahkan terwujudnya aspirasi
sosial masyarakat dengan ikut serta dalam organisasi,
masyarakat serta partisipasi aktif dalam kegiatan.
berpartisipasi aktif dalam kegiatan rutin kampung,
penguatan norma: saling mengontrol perilaku masyarakat
Pemberian Kepercayaan Kepada Tokoh Kampung
terhadap aturan kampung. Hambatan masyarakat dalam untuk Memimpin dan Mengarahkan Terwujudnya
penguatan modal sosial, meliputi: hambatan internal dan Aspirasi Masyarakat
eksternal. Verifikasi atau penarikan kesimpulan Salah satu modal sosial masyarakat Kampung 1001
dilakukan dengan cara menyimpulkan penguatan modal Malam ialah adanya kepercayaan dari anggota
sosial dan hambatan yang dialami sesuai dengan data masyarakat, masyarakat dengan ketua dan masyarakat
yang telah direduksi dan dianalisis sesuai teori yang dengan kelompok lain. Penetapan ketua kampung
digunakan (Milles dan Huberman, 1994:5). merupakan bentuk kepercayaan kepada salah satu tokoh
kampung sebagai penggerak, tauladan dan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN mewakili setiap aspirasi dari masyarakat Kampung 1001
Penelitian ini secara substansi mencermati penguatan Malam. Pada kehidupan di Kampung 1001 Malam
modal sosial masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai permasalahan kampung dahulu di atasi oleh seorang
upaya meningkatkan kualitas hidup ditinjau dari sesepuh kampung bernama Mbah Jo, namun seiring
perspektif teori struktural fungsional Talcott Parsons bertambahnya usia sudah tidak mampu lagi memikirkan
yang terbagi menjadi empat, yaitu pertama kepercayaan keadaan sekitarnya. Kondisi tersebut membuat adanya
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

individu yang membantu mengurus permasalahan kepada ketua kampung terlihat ketika terdapat kunjungan
kampung, kemudian masyarakat mulai terbiasa dengan di Kampung 1001 Malam, masyarakat mempercayakan
terbantunya segala permasalahan kampung yang pada ketua kampung untuk menjelaskan permasalahan yang
akhirnya individu tersebut diberikan kepercayaan sebagai terjadi dan juga menunjuk warga yang berhak
ketua kampung. Hal ini seperti diungkapkan oleh ketua mendapatkan bantuan.
Kampung 1001 Malam (Sigit, 37 tahun) bahwa “…waktu itu ada bantuan saat kunjungan Ibu
“...saya menjadi ketua itu memang tidak dipilih Hetty (ketua Persit Kartika Chandra Kirana) dan
secara formal, jadi dulu kan kampung ini jajarannya. Bantuan yang diberikan dalam bentuk
ditangani oleh Mbah Jo sesepuh kampung disini. sembako dan uang, untuk pembagian sembako
Akan tetapi, sekarang untuk permasalahan yang di ketua kami mengarahkan ibu Hetty keseluruh
luar dan di dalam kampung kebiasaannya saya rumah yang ada. Namun, ada juga bantuan berobat
yang menangani semua jadi akhirnya wes saya hanya diberikan untuk satu rumah yang memang
tangani saja kan Mbah Jo sudah sepuh dan warga ada penghuni yang sakit sejak 9 tahun lalu. Terkait
ibaratnya wes pasrah sama saya, pokoknya gimana sejumlah dana diberikan untuk perbaikan jalan
baiknya kampung ini sajalah…” (Wawancara, 22 dan itu semua kami percayakan kepada ketua
Januari 2021) dalam mengelolanya, warga disini cuma tau
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa masyarakat rinciannya saat ada musyawarah saja…”
Kampung 1001 Malam menaruh kepercayaan kepada (Wawancara, 22 Januari 2021)
Berdasarkan dua informan tersebut dapat disimpulkan
ketua kampung secara lisan untuk dapat memimpin,
bahwa penguatan modal kepercayaan pada masyarakat
mengarahkan, dan memperjuangkan keinginan
Kampung 1001 Malam kepada ketua kampung
masyarakat memeroleh kehidupan yang sejahtera.
ditunjukkan dengan adanya pemberian amanah untuk
Pemilihan ketua diadakan karena dirasa bahwa
menyelesaikan masalah seperti mengusahakan masuknya
kepentingan masyarakat menjadi lebih terarahkan harus
air PDAM ke wilayah mereka, mengusahakan
melakukan apa. Maka dari itu mendukung kepercayaan
pembentukan RT, dan mengatur bantuan yang masuk.
yang diberikan oleh masyarakat, ketua kampung
Selain itu, masyarakat menunjukkan rasa percayanya
menentukan tindakan yaitu menghadap pihak kelurahan
dengan menjalankan perintah dari ketua kampung dalam
untuk menyampaikan keinginan memiliki RT dan air
membantu melengkapi keperluan yang dibutuhkan karena
PDAM seperti penjelasan yang ditambahkan oleh Sigit
tindakan yang dilakukan ketua dirasakan tepat untuk
(37 tahun) dalam kutipan wawancara di bawah ini,
mewujudkan tujuan mereka.
“…warga biasanya mendorong saya untuk ayo
jadikan RT, ya saya jawab ayolah coba kita Tindakan tersebut yang menjadi faktor penguat
rembuk sama pak lurah dulu. Warga juga sempat kepercayaan masyarakat bahwa ketua kampung dapat
meminta saya mengupayakan air PDAM masuk, mengupayakan terwujudnya harapan bersama dan
alhamdulillah waktu itu saya sudah pernah mampu menjaga agar tetap ada rasa percaya antar satu
bertemu dan bertanya pada pak lurah nggak apa- sama lain. Rasa saling percaya ini nantinya akan
apa diajukan saja gitu. Setelah itu saya rundingkan
menciptakan kerjasama melalui suatu tindakan untuk
dengan warga untuk membantu keperluan berkas.
Biasanya saya panggilin satu-satu gitu, saya suruh mempertahankan keutuhan mereka yang memiliki latar
bawa ini itu yang diperlukan agar mereka punya belakang berbeda-beda. Kepercayaan dalam hal ini
tanggung jawab, ya walaupun ada yang nggak apabila ditinjau dari teori Talcott Parsons merupakan
bawa apa-apa datang saja saya udah syukur. Air suatu bentuk adaptasi dari masyarakat pendatang
PDAM kami sudah dapatkan sejak tahun 2019 terhadap lingkungan baru, ketika mereka memutuskan
kemarin, penuh perjuangan sekali saya untuk merantau dan menemukan tempat tinggal
memperjuangkan hingga dikeluarkan dari kerjaan
diperlukan upaya menimbulkan rasa saling percaya
karena sering izin. Saya tidak menyesali itu, ini
demi warga biar merasakan air PDAM…” dengan anggota masyarakat lain. Kepercayaan itu
(Wawancara, 22 Januari 2021) ditimbulkan dan dijaga melalui kontrol serta pemberian
Pada kenyataannya ketua kampung sudah dapat amanah kepada individu yang dianggap sebagai ketua
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan seperti kampung untuk mengatur berjalannya kehidupan di
dijelaskan pada kutipan di atas bahwa untuk masyarakat, dengan begitu masyarakat mulai
mendapatkan RT dan pemasangan air PDAM hal yang menyesuaikan pola kehidupan yang ada di Kampung
harus dilakukan menyiapkan berkas yang diperlukan 1001 Malam sebagai tempat tinggal baru mereka.
untuk kemudian mengajukan kepada pihak kelurahaan. Penyesuaian inilah nantinya akan menciptakan suatu
Hasilnya juga sudah dirasakan pada tahun 2019 air kerjasama antar masyarakat untuk melakukan tindakan-
PDAM masuk ke kampung mereka. Selanjutnya Sri (36 tindakan dengan tujuan bersama, dan terciptanya rasa
tahun) juga menyatakan mengenai adanya rasa percaya saling peduli.

599
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

Menjaga Rasa Saling Percaya demi Keutuhan membeli apa saja. Ibu Hetty juga melihat
Kampung melalui Komunikasi yang Baik dan Saling keseluruhan kondisi kampung kami didampingi
Berbagi Informasi oleh ketua, kemudian beliau diarahkan juga ke
salah satu rumah warga yang sedang sakit.
Menjalin komunikasi yang baik antar masyarakat sangat Hasilnya ibu Hetty membantu pengobatannya.
diperlukan untuk menjaga keakraban, kepercayaan, dan Jika tidak ada ketua kampung mungkin ketika ada
keutuhan tatanan masyarakat yang sudah dibentuk. yang datang bingung untuk mengarahkan
Terjalinnya komunikasi yang baik nantinya dapat kemana…” (Wawancara, 22 Januari 2021)
membuat masyarakat saling terbuka untuk mengontrol Kondisi yang dialami warga di suatu wilayah sudah
keadaan di kampung mereka. Cara masyarakat Kampung seharusnya diketahui secara rinci oleh pengurus
1001 Malam menjaga komunikasi dengan melakukan kampung, hal itu sudah terjadi di Kampung 1001 Malam
penyebaran informasi melalui group whatsapp yang dimana ketua sudah mengetahui keluarga mana yang
berisikan perencanaan kegiatan-kegiatan seperti gotong- sangat memerlukan bantuan. Keterbukaan melalui
royong, pembagian jadwal ronda malam, informasi bila komunikasi yang terjadi terkait kampung mereka juga
ada warga pendatang dan perkembangan donasi yang memberikan pengaruh pada kehidupan sosial, seperti
masuk kepada ketua kampung. Terkadang komunikasi masyarakat saling tolong-menolong jika tetangga mereka
melalui media sosial hanya melibatkan beberapa orang mengalami musibah, dan keakraban antar warga juga
saja, sehingga diadakan pertemuan untuk lebih semakin erat. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil
memperjelas informasi yang diperoleh. Hal ini sesuai wawancara Sigit (37 tahun),
dengan hasil wawancara Sigit (37 tahun) sebagai berikut, “…di luar obrolan membahas kampung kami
“…ada rapat biasanya sebelum mengadakan sering ngobrol biasa, lokasinya itu di depan rumah
gotong royong, tapi warga disini nggak seberapa saya. Biasanya bapak-bapaknya ngobrol saat
antusias biasanya cuma perwakilan pengurus saja malam hari setelah kerja, ya hanya untuk menjalin
yang saya kumpulkan. Saya beri informasi jika silaturahmi saja sambil minum kopi. Ibu-ibunya
besok ada gotong royong, apa yang perlu juga ada komunikasi setiap hari apalagi jika
disiapkan dan besok langsung dikerjakan. Semua rumahnya bersebelahan, warga disini bisa dibilang
informasi seperti kunjungan, bantuan, berita akrab dan rukun jadi kalau ada musibah warga
tentang kampung kami, para pendatang itu warga lain membantu…” (Wawancara, 1 Februari 2021)
lapor ke saya dulu, lalu saya sampaikan pada saat Data wawancara yang diperoleh dapat dianalisis
musyawarah atau melalui group whatsapp…” bahwa untuk menjaga kepercayaan antar masyarakat di
(Wawancara, 22 Januari 2021) Kampung 1001 Malam dilakukan dengan berkomunikasi
Penyebaran informasi yang dilakukan oleh yang baik. Komunikasi yang baik dimaksudkan berupa
masyarakat pada pernyataan di atas mencerminkan penyebaran informasi terkait perencanaan kegiatan
adanya keterbukaan antar masyarakat mengenai kampung gotong-royong, pengelolaan dana bantuan, dan perizinan
mereka. Masyarakat menyampaikan informasi yang kunjungan. Selain itu, masyarakat menjalin silaturahmi
mereka ketahui dikarenakan memiliki rasa peduli dengan berkumpul disalah satu rumah warga atau
terhadap kemajuan kampung yang tentunya dapat mengobrol antar tetangga. Komunikasi yang baik antar
membangun rasa saling percaya melalui komunikasi. masyarakat dapat menjadi pandangan bagi masyarakat
Informasi-informasi yang disebar luaskan kepada warga luar bahwa adanya kekompakan yang terbentuk sehingga
kampung dirasa sangat diperlukan mengingat solidaritas mereka mempercayai bahwa masyarakat Kampung 1001
harus terus terjaga dan juga kondisi kampung dahulu Malam telah mengalami perubahan. Ketakutan yang
banyak mengalami pencurian, maka dari itu pendatang selama ini menghinggapi masyarakat luar juga secara
yang masuk harus dilaporkan terlebih dahulu. Begitupun perlahan dapat memudar melalui komunikasi yang sudah
dalam hal rincian bantuan yang masuk di Kampung 1001 terjalin menunjukkan bukan masyarakat Kampung 1001
Malam beserta pengelolaannya lebih diperjelas Malam tidak sepenuhnya melakukan kekerasan. Bukti
mekanismenya oleh Sri (36 tahun) seperti kutipan nyata yang dapat dilihat yaitu adanya kunjungan petinggi
dibawah ini, yang datang.
“…ada kunjungan ibu Hetty dan jajarannya (ketua Komunikasi yang baik ini menjadi penguat modal
Persit Kartika Chandra Kirana) beberapa bulan kepercayaan sekaligus sebagai bentuk adaptasi sesuai
lalu ingin melihat kondisi lingkungan kami. Ibu dengan teori struktural fungsional Talcott Parson karena
Hetty membawa bantuan juga bentuknya dana dan
dengan komunikasi masyarakat dapat diterima
sembako. Bantuan itu diberikan kepada ketua
dahulu untuk dibagikan ke warga, tetapi untuk dilingkungan tersebut dan masyarakat dapat
dananya dirundingkan dulu dengan pengurus menyampaikan ide dalam lingkungan yang baru.
disini. Setelah jelas baru saat musyawarah Komunikasi yang baik pada masyarakat Kampung 1001
dananya dipaparkan akan digunakan untuk Malam dapat membuat warga mengubah perilaku ke arah
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

yang lebih baik, dan menjadikan lebih aktif bersosialisasi. masyarakat dibantu mengurus air PDAM agar bisa masuk
Komunikasi yang terjalin membuat pengelola kampung ke Kampung 1001 Malam seperti hasil wawancara yang
terbuka terhadap hal-hal yang menyangkut penggunaan ditambahkan oleh Sigit (37 tahun),
dana bantuan, begitupun masyarakat dapat mengusulkan, “…LSM disini ibaratnya untuk kekuatan hukum
memberikan kritik dan saran dari apa yang dilakukan kampung ini, waktu masalah PDAM kemarin kita
pengurus kampung. Keterbukaan itulah nantinya akan lebih diperhatikan. Kalau kami warga sendiri
mengajukan nggak mungkin ketemu direktur
memperkuat kepercayaan antar warga untuk dapat terus
utama PDAM Kota Surabaya, pastinya dipersulit
menjalankan upaya-upaya penguatan modal sosial. bagi warga kecil seperti kami. Melalui LSM ini
saya membuat surat permohonan kemudian saya
Menjadi Lebih Aktif Berorganisasi untuk dibantu anggota DPRD dipertemukan sama
Memperluas Jaringan Sosial di Masyarakat direktur utama PDAM, terjadilah komunikasi dan
Jaringan sosial dalam konteks ini merupakan suatu ada kunjungan kesini yang pada akhirnya air bisa
interaksi yang diikat oleh unsur kepercayaan yang masuk setelah hampir 20 tahun. Warga sangat
dipertahankan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada antusias mbak bisa merasakan air bersih, kami
sangat berterima kasih sekali…” (Wawancara, 22
penelitian ini terdapat tiga cara yang dilakukan untuk
Januari 2021)
memperluas jaringan sosial yakni, ikut serta dalam Organisasi Pemuda Nusantara dan Lembaga Swadaya
organisasi Barisan Pemuda Nusantara, aktif dalam Masyarakat Kampung 1001 Malam banyak diikuti oleh
lembaga swadaya masyarakat dan membentuk Komunitas remaja putra dan bapak-bapak, namun tidak tinggal diam
Sulam Pita. Organisasi kemasyarakatan dalam penelitian para ibu-ibu dan remaja putri di Kampung 1001 Malam
ini adalah Badan Pemuda Nusantara (BAPERA) yang membentuk suatu Komunitas Sulam Pita untuk
merupakan organisasi masyarakat dan organisasi meningkatkan perekonomian mereka sejak tahun 2008.
kepemudaan dengan berorientasi pada perjuangan serta Komunitas sulam pita merupakan komunitas yang
pengabdian kepada masyarakat. begerak pada bidang seni menyulam menggunakan pita
Barisan Pemuda Nusantara merekrut pemuda-pemudi dengan teknik menghias secara dekoratif ke atas benda
disetiap daerah untuk dapat mengembangkan potensi yang akan dihias. Kegiatan menyulam akan dilaksanakan
yang dimiliki bersama dengan pemerintah daerah. ketika ada pesanan yang diterima. Hasil sulam nantinya
Pemuda pemudi di Kampung 1001 Malam tidak dipasarkan pada sosial media atau kepada kerabat dekat.
ketinggalan untuk megikuti organisasi tersebut, hal itu Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sri (36
menandakan bahwa keaktifan remaja di Kampung 1001 tahun),
Malam sudah mulai meningkat. Tidak cukup sampai “...awal mula sulam pita masuk ke Kampung 1001
disitu saja, dampak dari tergabung dalam BAPERA Malam itu dari salah satu istri pejabat yang
membuka akses jaringan sosial dengan pihak luar sesuai mengajarkan pada warga disini dimulai sejak
dengan apa yang diungkapkan oleh Sigit (37 tahun), tahun 2008. Ada komunitasnya juga untuk
“…para pemuda disini saya ajak ikut ormas Badan menambah perekonomian warga disini dan biar
Pemuda Nusantara Jawa Timur. Kebetulan saya warga disini semakin akrab. Kami membuat
diajak salah satu teman saya untuk ikut itu, ya produk yang bahannya tidak membutuhkan modal
sudah saya minta pemuda-pemudi disini ikut juga yang besar, selain itu kami juga
alhamdulillah mereka sangat antusias. Mereka mempertimbangkan ingin menjual apa biar laku.
jarang ikut kegiatan seperti itu, jadi sekali diajak Kami mempromosikan melalui media sosial
semangatnya luar biasa apalagi anggotanya dari kampung atau pribadi. Kebanyakan pesanan itu
berbagai masyarakat di Jawa Timur. Sementara ini berupa baju dan tas. Pelaksanaannya dulu sering
ormas memiliki tujuan memenangkan calon sekarang jarang hanya membuat sesuai pesanan
walikota dulu, kita mau mendukung soalnya aja…” (Wawancara, Ibu Sri 22 Januari 2021)
mungkin saja bisa menjadikan kampung ini lebih Adanya komunitas sulam pita menjadi wadah
diperhatikan pemerintah. Pada saat pelantikan penyalur penjualan hasil sulam pita yang nantinya dapat
kemarin kami banyak sekali bertemu orang-orang meningkatkan pendapatan keluarga, melatih dan
dari berbagai wilayah di Jawa Timur, disana kami mengembangkan potensi keterampilan yang dimiliki
bisa bertukar pikiran mengenai masalah yang
warga sekitar agar tidak kaku dengan pekerjaan utama.
kami hadapi…” (Wawancara, 1 Februari 2021)
Interaksi dengan masyarakat di luar Kampung 1001 Potensi ini nantinya terlihat secara luas oleh pihak luar
Malam juga dirasakan melalui Lembaga Swadaya sekaligus membuktikan bahwa masyarakat yang
Masyarakat Kampung 1001 Malam, lembaga ini terpinggirkan tidak selamanya tidak memiliki potensi.
menjadikan masyarakat memiliki kekuatan hukum dimata Terjalinnya komunikasi dan kerjasama melalui
pihak luar dibuktikan dengan dapat terhubung oleh salah organisasi mencerminkan suatu cara mempertahankan
satu anggota DPRD Kota Surabaya. Dampaknya modal hubungan sosial yang dapat dimanfaat untuk

601
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik yaitu Pembagian tugas dalam kegiatan bersih kampung dapat
kehidupan sejahtera. Tercermin dari menjadi anggota digambarkan melalui hasil wawancara Sri (36 tahun),
pemuda nusantara tidak hanya memudahkan hubungan “…kami ibu-ibu bagian membawa alat-alat
sosial dengan masyarakat luar, namun juga mengatur pembersih misalnya sapu, karung dan menyiapkan
hubungan antara generasi muda dan generasi tua di konsumsi seperti minuman, makanan ringan, dan
terkadang rokok untuk para bapak-bapak. Tugas
Kampung 1001 Malam.
bapak-bapak biasanya bersih-bersih sampah di
Dari pengembangan jaringan sosial melalui pinggiran sungai, dan mencabut rumput liar di
organisasi Badan Pemuda Nusantara, Lembaga Swadaya sekitar jalanan kampung dibantu pemuda disini.
Masyarakat Kampung 1001 Malam dan Komunitas Warga disini sudah tahu ketika dikasih arahan
Sulam Pita secara garis besar jika ditinjau menggunakan bersihkan bagian apa saja, jadi saat di lapangan
teori struktural fungsional Talcott Parsons tergolong secara spontan menempatkan diri sesuai minat
sebagai goal attainment (pencapaian tujuan), dimana saja…” (Wawancara 22 Januari 2021)
Sikap tolong-menolong yang dilakukan warga
perlu adanya tindakan yang memberikan dampak
Kampung 1001 Malam juga dilaksanakan melalui
keterbukaan akses komunikasi secara luas, peningkatan
kegiatan ronda malam. Ronda malam di Kampung 1001
ekonomi dan memberikan kesempatan kepada pihak luar
Malam pada mulanya dilaksanakan oleh sesepuh
untuk mengetahui keberadaan Kampung 1001 Malam.
kampung saja bersama beberapa warga setiap hari dengan
Saling Tolong-menolong dalam Kegiatan Rutin cara berjaga di bawah kolong tol agar tidak ada bajing
sebagai Upaya Menjaga Kekompakkan Antar loncat yang bersembunyi. Masyarakat pada saat itu masih
Masyarakat jarang berkeinginan mengikuti ronda malam karena
Kegiatan yang ada di Kampung 1001 Malam merupakan pemikiran mereka masih belum mengarah pada
rancangan dari masyarakat yang tinggal dikampung 1001 perubahan. Masyarakat Kampung 1001 Malam dahulu
Malam untuk membuktikan kepada masyarakat sekitar dikenal sebagai kampung sarang kriminal oleh pihak luar
bahwa adanya bentuk nyata perubahan yang terjadi, sejak maraknya pencurian di sekitar wilayah tol Dupak,
meningkatkan kepercayaan dari pihak luar, dan menjaga hal itu membuat pihak jasa raharja menegur warga untuk
keakraban masyarakat dari perpecahan diakibatkan segera pindah dari lokasi tersebut karena dianggap
perbedaan yang terjadi. Kegiatan yang bersifat rutin meresahkan pengguna jalan tol Dupak. Teguran yang
berkaitan dengan bagaimana masyarakat berusaha untuk diberikan pihak jasa raharja membuat sesepuh kampung
mewujudkan tujuan kegiatan yang dilaksanakan, dengan pada saat itu bersikeras untuk membuktikan bahwa bukan
begitu masyarakat nantinya membutuhkan tindakan warga kampungnya pelaku pencurian tersebut. Sesepuh
saling tolong-menolong. Pada proses pelaksanaan kampung memberikan penjelasan kepada pihak jasa
kegiatan tidak jarang membutuhkan keterlibatan raharja bahwa kampung mereka sedang mengupayakan
masyarakat luar untuk memberi bantuan baik berupa pengusiran bajing loncat dari tol Dupak dan menjamin
saran atau bantuan donasi, dengan begitu pihak luar keselamatan warga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
melihat secara nyata perubahan perilaku masyarakat Dampak dari adanya teguran itu membuat sesepuh
Kampung 1001 Malam. Kegiatan yang ditemukan dalam kampung semakin giat mensosialisasikan pentingnya
penelitian ini adalah kegiatan bersih kampung, ronda mengusir bajing loncat kepada seluruh masyarakat.
malam, dan musyawarah. Bentuk sosialisasinya dari rumah ke rumah hingga
Latar belakang diadakannya kegiatan tentunya masyarakat mulai banyak ikut kegiatan. Seiring
berbeda-beda, pada kegiatan bersih kampung dapat berjalannya waktu, ronda malam dilaksanakan sebanyak
terbentuk karena lingkungan mereka banyak bertumpuk dua kali dalam seminggu. Ronda malam biasa dilakukan
sampah atau barang curian yang disembunyikan disana. dengan sistem keliling dan selebihnya hanya berjaga-jaga
Kondisi itulah menjadikan kegiatan ini dilaksanakan di depan salah satu rumah warga, seperti yang
dengan tujuan menciptakan lingkungan sekitar tempat diungkapkan oleh Sigit (37 tahun)
tinggal bebas dari sampah, rapi, dan sehat. Cara “…ronda malam dulu belum ada, awalnya hanya
mewujudkannya yaitu dengan saling berkerjasama berupaya mengusir pelaku bajing loncat saja.
dimulai dari pembagian tugas pada masing-masing Beberapa tahun kemudian, Mbah Jo mengajak
warga untuk ikut berjaga di bawah kolong tol tapi
anggota serta pembagian titik dimana saja yang akan
yang bersedia hanya sedikit saja mungkin warga
dibersihkan, kemudian mengumpulkan sampah yang juga takut. Setelah kejadian itu, penjagaan dari
berserakan di lingkungan kampung. Pelaksanaan kegiatan kami semakin sering hasilnya sudah jarang bajing
ini dilakukan setiap satu minggu sekali atau saat adanya loncat bersembunyi disini, barang-barang warga
donasi pembangunan yang masuk di kampung mereka. semua aman dari situlah warga lain percaya dan
ikut berjaga malam. Kita biasanya menjaga malam
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

dengan ngobrol di depan salah satu rumah warga “…dulu ada warga lapor ke saya setelah baca
atau berkeliling. Apabila warga kurang antusias berita di HP dia bilang ini pak ada yang
ikut saya selipkan obrolan pentingnya menjaga menuliskan kita tinggal di bawah kolong tol,
kemanaan kampung, seenggaknya biar makin setelah itu kami rundingkan dan langsung ditegur
sadar dan wawasan saja nggak memaksa mereka penulisnya. Warga saya kasih tahu juga kalau ada
untuk ikut. Jika tidak bisa hadir warga yang lain tamu tolong diarahkan ke pengurus biar tau
membantu temannya untuk berjaga. Ronda malam informasi yang sebenarnya tentang kondisi
saat ini sangat membantu warga yang menaruh kampung kami…” (Wawancara, 1 Februari 2021)
kendaraan di depan rumah, tentunya menjadi lebih Tindakan musyawarah yang dilakukan oleh
terpantau dari aksi pencurian…” (Wawancara, 22 masyarakat Kampung 1001 Malam menunjukkan rasa
Januari 2021) peduli terhadap tempat tinggal dan perubahan yang sudah
Kegiatan ronda malam mampu mengusir para bajing
diupayakan agar tidak dikenal lebih buruk lagi.
loncat untuk tidak bersembunyi di kampung mereka
Kesalahan informasi ini juga akan menimbulkan dampak
merupakan hasil kerjasama antar masyarakat. Kondisi
bagi mereka apabila ingin mengurus keperluan, untuk itu
yang sudah dirasa aman sangat diperlukan untuk
dilakukan musyawarah dan mendapatkan solusi berupa
dipertahankan kedepannya. Cara mempertahankan
mengkonfirmasikan langsung kepada pihak penulis serta
keamanan itu dengan tetap menjaga keberlangsungan
menciptakan aturan apabila ada pihak-pihak yang
kegiatan ronda malam melalui sosialisasi dan juga
berkepentingan di Kampung 1001 Malam harus
menjaga rasa peduli antar masyarakat. Kepedulian
mendapatkan izin dari ketua kampung. Jika dilihat dari
masyarakat tidak hanya dibutuhkan untuk
teori struktural fungsional Talcott Parsons kegiatan
keberlangsungan keamanan kampung saja, dalam
musyawarah, bersih kampung dan ronda malam
kehidupan di masyarakat tentunya terdapat suatu
merupakan fungsi latency (pemeliharaan pola). Adanya
masalah. Masalah yang ada baru dapat diselesaikan jika
kegiatan rutin yang direncanakan tentunya membutuhkan
masyarakat saling peduli mencari solusinya. Solusi yang
rasa peduli untuk saling tolong-menolong, secara garis
ada nantinya sesuai dengan keinginan bersama dicapai
besar bertujuan menjaga pola-pola yang sudah ada seperti
melalui pembahasan pada kegiatan musyawarah.
keterbukaan, kekompakkan, keakraban, dan kerjasama.
Kegiatan musyawarah diadakan untuk pemeliharaan
Kegiatan rutin juga mengatur keseimbangan perubahan
solidaritas masyarakat, memelihara pola-pola
yang telah dilakukan seperti mengubah pandangan
keterbukaan yang ada di masyarakat, dan mengambil
masyarakat bahwa Kampung 1001 Malam bukanlah
suatu keputusan bersama. Permasalahan yang pernah
seperti stigma negatif yang beredar dan menjaga apabila
terjadi di Kampung 1001 Malam mengenai semangat
ada tindakan yang dirasa dapat mengganggu perubahan
masyarakat dalam mengajukan RT dan RW, maka dari
yang terjadi.
itu dilakukan musyawarah untuk mencari solusi
meningkatkan kembali semangat perubahan sesuai Mengontrol Perilaku Masyarakat terhadap Aturan
pernyataan Sri (36 tahun), Kampung dan Bertegur sapa saat Berpapasan
“…waktu itu warga sangat antusias untuk segera Norma diartikan sebagai sekumpulan aturan yang
mendapatkan RT dan RW, akan tetapi hanya diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat
mengandalkan ketua kampung saja untuk
untuk mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh
menghadap kelurahan. Hasilnya ketua kampung
tidak mau menghadap kelurahan dan dalam masyarakat. Norma sangat diperlukan di
memberhentikan segala tindakan yang selama ini kehidupan sosial karena mengatur hubungan antar
dilakukan karena pihak kelurahan tidak akan sesama agar dapat berjalan harmonis. Berjalannya suatu
mempercayai bahwa warga juga menginginkan. norma dengan baik secara umum diikuti oleh sanksi yang
Pertemuan antar warga dilakukan membahas menyertai bagi pelanggarnya, namun norma yang ada di
alasan warga tidak bersemangat mengurus Kampung 1001 Malam merupakan aturan tidak tertulis
pembentukan RT, ternyata mereka tidak tahu
yang diterapkan tanpa sanksi. Hal tersebut berdampak
bahwa perlu adanya pendampingan saat ketua
menghadap kelurahan. Pada akhirnya masyarakat apabila adanya suatu pelanggaran terkait aturan itu
sadar dan ikut membantu sebisa mereka…” hasilnya para pelanggar hanya mendapat teguran saja
(Wawancara, 1 Februari) tanpa efek jera.
Permasalahan lain juga pernah terjadi mengenai Aturan yang ada di Kampung 1001 Malam berawal
penulisan letak kampung pada surat kabar yang dari adanya stigma negatif terkait perilaku masyarakat
menimbulkan kesalahpahaman pembaca bahwa yang dikatakan buruk, stigma inilah kemudian menjadi
Kampung 1001 Malam berada tepat di bawah kolong tol faktor utama dalam mempertimbangkan pembuatan
Dupak. Hal ini diketahui oleh Sigit (37 tahun) yang aturan. Aturan kampung terbagi menjadi dua yakni,
diceritakan melalui kutipan wawancara berikut, pembatasan jam malam bagi remaja dan perizinan

603
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

berkunjung. Kedua aturan tersebut perlu dilakukan membicarakan hal ini sama orang yang datang
pengawasan agar tetap terlaksana dengan baik. Cara untuk ramah pada warga disini dan lagi buat
masyarakat menjaga ketaatan terhadap aturan itu yaitu laporan dulu ke Pak Sigit atau salah satu warga
supaya tidak ada kesalahpahaman. Kami disini
dengan saling mengingatkan dan menegur bila ada
sebenarnya santai asalkan tamunya sopan, setiap
pelanggaran dan bertegur sapa saat berpapasan. Saling berpapasan dengan warga disapa jadi membuat
mengontrol antar masyarakat ini memiliki alasan penting, masyarakat merasa dihargai di wilayah mereka
dikhwatirkan terjadi kembali tindakan kriminal serta sendiri. Coba saja saat lewat mengatakan permisi
stigma yang berkembang mengenai remaja di Kampung nggih bu pak, pasti mereka ramah ataupun
1001 Malam suka mengkonsumsi narkoba semakin tersenyum. Sikap ramah saat bertemu bisa dilihat
marak dibicarakan dan remaja suka melakukan tawuran. saat ada yang bertanya rumah ketua akan langsung
diarahkan…” (Wawancara, 1 Februari 2021)
Mengantisipasi hal itu, masyarakat selalu saling
Data hasil wawancara dari keseluruhan informan
mengingatkan dan mengontrol ketaatannya seperti yang
menyimpulkan bahwa terdapat dua cara untuk menjaga
dijelaskan oleh Sigit (37 tahun),
keberlangsungan aturan yang ada yaitu, saling
“…lampu jalan di sini minim sekali ditambah lagi
mengontrol keberlangsungan aturan dan bertegur sapa
remaja di sini sering dibilang nakal, suka narkoba,
mabuk, pacaran bebas jadi ya sebisa mungkin saat berpapasan. Etika kesopanan dalam berpapasan saat
kami sosialisasi terus para orang tua agar lebih bertemu warga Kampung 1001 Malam dapat dikatakan
menjaga jam keluar anaknya. Pada kenyataannya, sebagai penghargaan bagi warga berupa rasa hormat dan
masih ada saja remaja yang berkumpul di sekitar dihargai bila adanya masyarakat lain yang tidak mereka
sini pada tengah malam, kadang suka kami tegur kenal masuk ke wilayah mereka. Sikap ramah yang selalu
tetapi kadang diulangi. Kami punya aturan tapi dijaga oleh warga menunjukkan bahwa adanya
dianggap sepele sama sebagian remaja karena
kepedulian terhadap keamanan kampung bila orang luar
tidak ada sanksi. Dulu juga kami pernah tegur
orang tuanya, alasan tidak ada RT jadi dianggap masuk ke kampung mereka. Apabila tidak terjadi tegur
nggak resmi aturannya…” (Wawancara, 1 sapa dengan warga sekitar akan disampaikan oleh ketua
Februari 2021) kampung kepada warga dan tamu untuk saling menyapa.
Saling mengontrol berjalannya suatu aturan Warga juga mengetahui bahwa ada adanya aktivitas yang
merupakan hal yang sangat penting. Hal itu diakibatkan berhubungan dengan kampung mereka sebelum nantinya
suatu aturan dapat berjalan dengan baik apabila adanya ketua menyampaikan. Hal itu juga termasuk upaya dalam
kepedulian bersama untuk saling mematuhi dan menegur memilih baik buruknya dampak yang akan dirasakan
ketika adanya pelanggaran. Cara masyarakat mengontrol masyarakat.
aturan jam malam remaja dengan mengingatkan orang Dari penjelasan tersebut dapat dilihat dari perspektif
tua untuk tidak lengah mengawasi anak remajanya dan teori struktural fungsional Talcott Parson yaitu fungsi
juga menegur remaja yang terlihat masih berada diluar integration (integrasi) dimana norma ini mengatur
rumah pada tengah malam. Orang dewasa yang ada di hubungan antar masyarakat ataupun pihak luar dan
Kampung 1001 Malam juga mencontohkan hal yang baik mengatasi apabila terdapat pelanggaran yang
dengan tidak berkumpul hingga larut malam. mengganggu keseimbangan di masyarakat. Fungsi ini
Cara selanjutnya mengenai norma kesopanan berupa tidak dapat berjalan lancar dikarenakan masih banyak
sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang warga yang mengganggap aturan ini tidak resmi karena
dihadapannya dengan maksud untuk menghormati orang mereka tidak memiliki RT, alhasil pelanggar hanya
lain, hingga membuat kondisi yang nyaman serta penuh diberikan teguran saja.
keharmonisan yang dilakukan oleh setiap individu. Sikap
ramah yang ditunjukan juga akan menimbulkan rasa Rasa Bosan hingga Dipandang Sebelah Mata
dihargai oleh sesama, maka dari itu ada aturan di Mempersulit dalam Mewujudkan Penguatan Modal
Kampung 1001 Malam berupa etika sopan santun bagi Sosial
siapapun yang ingin berkunjung atau berkepentingan Hambatan pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu
ketika berpapasan dengan warga dijaga dengan sikap hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal
ramah seperti hasil wawancara Sri (36 tahun), adalah segala sesuatu yang bersifat menghalangi tujuan
“…waktu menuju kemari lewat di bawah suatu kegiatan berasal dari pelaku kegiatan itu sendiri,
jembatan banyak orang dewasa berkumpul ya? sedangkan hambatan eksternal adalah segala sesuatu
Banyak laporan kesaya mereka kalau ada tamu- yang muncul diluar pelaku kegiatan guna menghalangi
tamu lewat nggak ditegur, jadi mereka tersinggung terwujudnya tujuan suatu kegiatan. Hambatan yang
kesannya nggak permisi masuk kampung orang.
muncul dapat dari anggota masyarakat itu sendiri yaitu
Biasanya yang berkunjung para wartawan atau
orang yang mau meniliti disini, saya sering masyarakat cepat merasa bosan mengikuti kegiatan,
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

waktu kegiatan bersamaan dengan waktu mencari nafkah, apabila dana pembuatan bukan dari uang mereka. Hal
dan masyarakat menggantungkan ketua kampung. Hal ini dijelaskan oleh Sigit (37 tahun),
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sri (36 tahun) “…saya dulu pernah mau bikin UMKM, usaha
kecil-kecilan gitu dengan ternak lele. Susahnya ya
mengatakan bahwa,
disitu, warga tidak menyetujui dengan alasan
“…kami dulu sempat membentuk PKK, nggak ada dana. Maksud saya itu ayolah bantu
sayangnya sudah bubar karena ibu-ibu disini susah saya mencari donator kalau memang mintanya
diminta untuk bayar iyuran, saya paham dengan begitu, kan lumayan buat tambah penghasilan
kondisi ekonomi warga disini lama-kelamaan disini. Kebetulan ada sungai juga jadi hanya butuh
warga menjadi bosan saya minta uang iyuran dan pakan dan bibit, ya sayangnya warga tidak
akhirnya dibubarkan. Warga di sini juga lebih berpikir sampai sejauh itu. Asalkan bisa makan
mementingkan kegiatan yang menghasilkan uang hari ini itu sudah sangat bagus. Donator juga
dengan cepat, jadi aktivitas sulam pita saat ini sampai sekarang masih belum ada, biasanya hanya
berkurang. Ibaratnya mereka mengamen sejam mengutamakan seperti perbaikan jalan saja…”
sudah ada hasilnya, kalau sulam pita harus (Wawancara, 1 Februari 2021)
menunggu beberapa hari baru mendapatkan hasil. Hambatan faktor internal dari keseluruhan
Kebetulan saja pekerjaan mereka tidak kenal libur
wawancara daapt disimpulkan yaitu rasa bosan yang
ya, membuat warga disini tidak bisa hadir karena
bentrok. Warga disini juga ada yang ibaratnya menghinggapi masyarakat dalam menekuni suatu
buka tangan yang penting terima jadi, terus kalau kegiatan kampung, waktu pelaksanaan kegiatan
ketua sendiri suruh maju beliau juga punya bersamaan dengan waktu kerja warga, warga terlalu
keluarga butuh makan, disuruh ngurus kampung menggantungkan penanganan kepada ketua, dan
terus ya nggak makan…” (Wawancara, 22 Januari faktor ekonomi menghambat masyarakat
2021)
memanfaatkan lingkungannya. Hambatan dari faktor
Hambatan yang dialami tidak hanya sampai disitu
eksternal tidak kalah menghambat perubahan salah
saja, ketua kampung sempat berhenti mengusahakan
satunya berkaitan dengan pemerintahan, dalam hal ini
perolehan RT karena rasa ragu ketika sudah disetujui
dari pihak pemerintah masih mempercayai stigma
masyarakat tidak ada yang mau mengurus surat pindah
negatif Kampung 1001 Malam sebagai kampung
ditempat masing-masing. Keraguan itu muncul karena
kriminal di dukung dengan padangan terhadap
antusias warga yang kurang lebih banyak
kampung mereka termasuk pemukiman liar yang
menggantungkan pergerakan ketua. Padahal jika
berdampak pada dipersulit pengurusan keperluan
masyarakat berkomitmen penuh akan dengan cepat
kampung. Stigma itu membuat kurangnya
mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan data wawancara
kepercayaan terhadap Kampung 1001 Malam telihat
Sigit (37 tahun) sebagai berikut,
pada saat pengajuan air PDAM seperti yang
“…saya sebagai ketua belakangan ini mulai
berdiam diri saja, ingin melihat respon diungkapkan oleh Sigit (37 tahun),
masyarakat. Apakah mereka menyadarinya “…pemerintah tahunya Kampung 1001 Malam itu
ataukah mereka tetap menyerahkan kepada saya kampung liar yang tinggal di kolong tol, padahal
akan berjalan kapan. Ditakutkan ketika saya sudah akses masuknya saja melewati bawah tol.
mendesak pihak kelurahan dan disetujui Bayangkan saja, mana mungkin lah hampir 200
pembentukan RT, warga tidak mau mengurus KK tinggal di bawah kolong tol, tetapi memang
surat pindah karena ekonomi mereka kan lemah ada beberapa keluarga yang tinggal di sana. Sudah
jadi tidak memiliki biaya untuk pulang. Percuma hampir 20 tahun warga di sini tidak merasakan air
saja kalau ada RT tidak ada berkas warganya. PDAM, saya waktu itu mengajukan rumit sekali
Faktor lain saya membiarkan masyarakat karena minta izinnya. Saya sampai minta tolong kesana
dulu sempat ada kebocoran pipa air kemari nggak ada yang mau mengizinkan,
mengakibatkan pembayaran membengkak, kami akhirnya saya dibantu anggota DPRD Kota
kan bingung ya bayar pakai apa. Kondisi itu Surabaya langsung dipertemukan direktur utama
membuat saya ragu dengan komitmen PDAM tanpa izin lurah. Mungkin saja mereka
masyarakat…” (Wawancara, 1 Februari 2021) berpikir kami kan nggak punya KTP Surabaya,
Dari kutipan diatas dapat dikatakan masyarakat ditambah kampung kami dulu terkenal kriminal
hanya mau hasil akhirnya saja dan belum dan lagi legalitas tanah masih dipertanyakan jadi
berkomitmen sepenuh hati apabila mendapatkan RT buat apa memperhatikan kami. Para tamu yang
mau untuk mengurus surat kepindahan menjadi warga datang biasanya memarkir kendaraan tidak tepat
Kampung 1001 Malam. Ketua kampung pernah di depan rumah tujuan, alhasil saat menitip di
mengusulkan untuk membuat ternak lele dengan dekat arah kampung warga sekitar masih
memanfaatkan sungai yang ada. Saat mengusulkan mengatakan bahwa hati-hati nanti motornya hilang
pada warga yang terjadi adalah masyarakat langsung ataupun hati-hati kampung itu bekas tempat
menolak dengan alasan mereka akan menyetujui kriminal. Seakan-akan wilayah kami ini sarangnya

605
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

penjahat, padahalkan memang sebenarnya termarjinalkan dari segi ekonomi cenderung berpengaruh
memarkir kendaraan dimanapun itu rawan akan pada status sosial dan akses politik, dimana apabila
pencurian...” (Wawancara, 1 Februari 2021) marjinal secara politik berkaitan terkait hak. Hak menjadi
Hambatan selanjutnya muncul dari segi legalitas
hal penting yang wajib dijamin oleh negara, namun jika
tanah yang mana berurusan dengan pihak jasa marga
hak tidak dapat dipenuhi oleh negara maka masyarakat
yang hingga saat ini hanya memberikan pernyataan
itu akan terpinggirkan, dimanipulasi, dan ditekan. Maka
secara lisan mengenai tanah yang menjadi pemukiman
dari itu, agar terhindar dari kondisi tersebut sesuai dengan
warga Kampung 1001 Malam. Dampaknya warga masih
teori struktural fungsional Talcott Parsons bahwa untuk
belum bisa mengajukan pemekaran RT karena pihak
dapat mempertahankan suatu sistem sosial terdapat empat
kelurahan menyebutkan salah satu syarat harus memiliki
fungsi yang saling berkaitan. Sistem sosial dalam
legalitas tanah. Hambatan ini sesuai dengan yang
penelitian ini yaitu masyarakat Kampung 1001 Malam
diungkapkan oleh Sigit (37 tahun),
yang merupakan masyarakat urban dari berbagai daerah,
“…kami disebut menempati tanah yang termasuk
dimana menyatu menjadi kesatuan akibat dari
lahan jalan tol, artinya milik jasa raharja. Legalitas
tanah sangat kami butuhkan untuk mengajukan keterbatasan yang sama. Keterbatasan yang dimiliki tentu
RT, kami menghadap pihak mereka dengan tidak akan menghalangi masyarakat untuk
berusaha menjelaskan perubahan kami. Itulah mempertahankan keutuhannya, masyarakat Kampung
sebabnya pihak jasa marga sedikit luluh dengan 1001 Malam memanfaatkan modal sosial yang dimiliki
memberikan legalitas tanah secara lisan jadi kami berupa rasa saling percaya, jaringan sosial, dan norma
bisa tinggal disini, tapi ya gitu kami belum punya yang ada.
bukti legalitas tanah tertulis. Legalitas ini sangat
Modal sosial yang ada tentunya diperlukan penguatan
mempengaruhi keberhasilan kami sebenarnya, tapi
ya mau bagaimana lagi, daripada kami diusir jadi untuk menjaga agar tidak pudar seiring waktu. Penguatan
ikuti saja maunya. Anggapannya payung hukum modal sosial yang dilakukan masyarakat inilah nantinya
kami saat ini haya LSM aja, dengan LSM kami berkaitan dengan empat fungsi sesuai teori struktural
banyak terbantu…” (Wawancara, 22 Januari fungsional Talcott Parsons yaitu adaptasi, goal
2021) attainment, integrasi, dan latency. Fungsi yang
Dari data wawancara seluruh informan dapat dimaksudkan pada teori Talcott Parsons adalah
disimpulkan bahwa hambatan internal yang dialami sekumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan
berupa rasa bosan mengikuti kegiatan, waktu pelaksanaan kebutuhan masyarakat, seperti masyarakat Kampung
berbarengan dengan waktu bekerja, dan kurangnya dana 1001 Malam membutuhkan penyesuaian pada lingkungan
kegiatan. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu baru dengan menumbuhkan kepercayaan antar
kurangnya kepercayaan pemerintah daerah, masih masyarakat. Modal rasa saling percaya yang telah ada itu
melekatnya stigma sarang kriminal dan legalitas tanah nantinya akan dipertahankan dengan cara memberikan
hanya secara lisan. Hambatan yang ada tentunya dibahas kepercayaan kepada tokoh kampung untuk memimpin
pada saat kegiatan musyawarah untuk dapat diatasi oleh dan mengarahkan terwujudnya tujuan bersama serta
masyarakat agar tidak mengganggu pencapaian tujuan menjaga kepercayaan itu dengan berkomunikasi yang
yang telah direncanakan. Hambatan-hambatan dapat baik dan saling berbagi informasi. Dari hasil wawancara
muncul karena mereka memfokuskan diri pada kegiatan kedua narasumber Sigit (37 tahun) dan Sri (36 tahun)
ekonomi untuk kehidupan sehari-hari. Keterbatasan ini menunjukkan bahwa dengan cara memberikan
muncul akibat dari tidak mampu bersaing pada kehidupan kepercayaan pada tokoh kampung sebagai ketua akan
perkotaan yang berkembang sangat pesat, ditambah lagi memfokuskan ke arah mana masyarakat memulai terlebih
status sosial sebagai pendatang membuat stigma-stigma dahulu untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,
negatif bermunculan. Masyarakat pendatang di perkotaan masyarakat juga menjadi lebih terarah dalam
yang mana memiliki perbedaan akses antara masyarakat menyampaikan hak berpendapat mengenai aspirasinya
asli dengan pendatang disebut sebagai kaum urban, selain disamping tidak adanya RT dan RW. Apabila sudah
itu dalam hal tempat tinggal penduduk asli menempati terfokuskan, masyarakat dapat menjaga komunikasi
tempat di pusat kota sedangkan para pendatang dengan baik seperti membahas hal-hal terkait kampung
bermukim di pinggiran kota yang notabene sebagai yang mana nantinya akan menciptakan keterbukaan dan
kawasan ilegal untuk dihuni (Fikri, 2017:3). keakraban di kehidupan mereka.
Perbedaan itulah yang membuat masyarakat di Ketua kampung kemudian mampu mengetahui apa
Kampung 1001 Malam juga termajinalkan dari segi saja yang dibutuhkan untuk warganya dan disalurkan
ekonomi, dimana rata-rata pekerjaan mereka yaitu pada Kelurahan Dupak. Rasa saling percaya menjadi
pengamen, pemulung atau pengemis, yang cenderung modal utama masyarakat dalam menyesuaikan
mengarah pada kemiskinan. Masyarakat yang
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

lingkungan untuk kebutuhannya. Benar saja, dengan percaya dan aktif dalam organisasi belum bisa menjaga
adanya rasa saling percaya membuat masyarakat menjadi keutuhan masyarakat itu sendiri, untuk itu kegiatan rutin
mengadakan suatu kegiatan serta melakukan tindakan diadakan. Ketika fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, dan
tertentu seperti menjadi lebih aktif memperluas jaringan pemeliharaan pola sudah ada dalam suatu sistem sosial
sosial melalui suatu organisasi masyarakat. Jaringan dibutuhkan fungsi integrasi dimana harus mampu
sosial diperluas dengan cara menjadi anggota Badan mengatur dan menjaga antar komponennya tercermin
Pemuda Nusantara, LSM Kampung 1001 Malam dan melalui adanya aturan yang mengontrol perilaku
Komunitas Sulam Pita yang ditujukan untuk membuka masyarakat.
hubungan sosial dengan masyarakat luar. Terbukanya Aturan yang ada menurut Sigit (37 tahun) dan Sri (36
akses dengan masyarakat luar mampu merubah ketakutan tahun) mampu menjaga keseimbangan perubahan yaitu
akibat stigma kampung kriminal dan juga membuka apabila perilaku remaja dijaga membuat stigma negatif
akses masyarakat untuk menunjukkan bahwa mereka pergaulan bebas akan mulai pudar, apabila tamu berizin
juga memiliki hak yang sama dalam aktif berorganisasi kepada ketua terpantau informasi yang disampaikan dan
walaupun mereka tergolong masyarakat urban. Cara yang juga apabila tamu serta warga bertegur sapa adanya
dilakukan merupakan upaya untuk mencapai tujuan perasaan dihargai di wilayahnya sendiri. Empat fungsi
utama peningkatan kualitas hidup, dimana termasuk yang diterapkan oleh masyarakat Kampung 1001 Malam
dalam fungsi goal attainment (pencapaian tujuan) yang secara garis besar untuk meningkatkan kualitas hidup
perlu diwujudkan dengan suatu tindakan. Tindakan demi berupa mendapatkan kesejahteraan sosial seperti
mencapai tujuan tidak hanya memperluas jaringan saja, kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
masyarakat mengadakan kegiatan rutin guna menjaga agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
keakraban, kepercayaan, dan kerjasama yang sudah sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Akan
terbentuk. tetapi, salah satu fungsi yaitu integrasi masih belum
Tujuan menjadi anggota BAPERA menurut Sigit (37 terlaksana secara sempurna diakibatkan belum ada
tahun) adalah menggerakkan remaja kampung untuk antisipasi dari masyarakat apabila terjadi pelanggaran
dapat mengenal dunia luar serta menunjukkan bahwa pada aturan yang dibuat.
Kampung 1001 Malam bukan masyarakat seperti stigma Ketidaksempurnaan fungsi tidak menghambat upaya
yang beredar yaitu menyukai kekerasan dan masayarakat masyarakat Kampung 1001 Malam dalam bertahan dan
yang tidak membuka diri dengan masyarakat lain meningkatkan kualitas hidup mereka, hasil penelitian
diakibatkan mayoritas pendidikan warga kurang. Tidak menunjukkan sampai saat ini masyarakat masih
sampai disitu saja, adanya LSM Kampung 1001 Malam melakukan penguatan modal sosial. Hasil penelitian ini
membuat masyarakat memiliki akses bertemu pemerintah sejalan dengan penelitian (Supriadi, 2020:280-287)
daerah membahas mengenai permohonan pengajuan air bahwa modal sosial dapat sebagai upaya
PDAM. Jika dihubungkan dengan hak kebebasan menyejahterakan kehidupan masyarakat. Beberapa
berpendapat, adanya LSM Kampung 1001 Malam secara indikator yang diperhatikan yaitu jaringan sosial dari
perlahan mewujudkan hak tersebut. Seperti diungkapkan pihak luar atau pelakunya sendiri, kepercayaan
oleh Sigit (37 tahun) bahwa dengan LSM bisa masyarakat yang ditunjukkan melalui tindakan dan
menghubungkan dengan direktur utama PDAM untuk adanya norma yang menguatkan perkembangan tujuan
menyampaikan aspirasi warga ingin mendapatkan air yang dicapai. Akan tetapi, tindakan yang diterapkan
bersih dalam kehidupan sehari-hari. masih kurang tegas sehingga tidak bisa sepenuhnya
Komunitas Sulam Pita seperti penjelasan Sri (36 melengkapi modal yang dimiliki.
tahun) menunjukkan masyarakat memiliki potensi
keterampilan agar tidak kaku dengan pekerjaan utama, PENUTUP
ketekunan juga terlihat dari bagaimana masyarakat Simpulan
merajut barang-barang pesanan agar mendapatkan Penguatan modal sosial yang terjadi pada masyarakat
kepercayaan pelanggan mereka. Kegiatan rutin yang ada Kampung 1001 Malam merupakan upaya masyarakat
seperti bersih kampung, ronda malam, dan musyawarah untuk mempertahankan keberadaan mereka sebagai kaum
sebagai suatu fungsi latency (pemeliharaan pola) karena urban dan untuk meningkatkan kualitas hidup.
pada prosesnya dibutuhkan kerjasama seluruh masyarakat Masyarakat memiliki modal kepercayaan sebagai
guna menjaga pola yang sudah ada. Pada kegiatan penyesuaian dengan lingkungan sekitar berupa pemberian
musyawarah masyarakat juga diberi hak kebebasan kepercayaan kepada tokoh kampung untuk memimpin,
menyatakan berpendapat disamping memikirkan solusi mengarahkan terwujudnya tujuan bersama serta adanya
dari hambatan-hambatan yang dialami. Rasa saling komunikasi yang baik tercemin dari saling bertukar

607
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 595 - 609

informasi ataupun masukan terkait kampung. Penguatan Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota
kepercayaan merupakan modal utama untuk selanjutnya Surabaya. Banyaknya Penduduk Datang yang
berkembang pada modal jaringan sosial yang diperluas Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2015-
2019.
melalui organisasi-organisasi untuk membuka diri pada
https://surabayakota.bps.go.id/statictable/2020/07/04/
masyarakat luar dan menunjukkan potensi keterampilan 881/banyaknya-penduduk-datang- yang –dilaporkan -
yang dimiliki melalui kegiatan sulam pita. per- kecamatan -hasil- registrasi-2015---2019.html.
Jaringan sosial berupa keakraban, kerjasama, Diakses 3 September 2020, pukul 21.00 WIB
kekompakkan diperkuat dengan kegiatan rutin yang
Fadilla, Sarah Hasna. 2019. “Kajian Kondisi Fisik,
wajib diikuti seluruh masyarakat Kampung 1001 Malam, Kondisi Sosial dan Kondisi Ekonomi di Permukiman
tidak ketinggalan bahwa adanya aturan kampung dijaga Kumuh Kampung 1001 Malam, Dupak, Krembangan,
dengan saling mengontrol perilaku antar masyarakat Kota Surabaya.” Swara Bhumi e-Jurnal Pendidikan
apakah ada indikasi pelanggaran. Kemudian etika saat Geografi FIS Unesa. 2(1). 1-7.
berpapasan dengan bertegur sapa untuk perizinan saat Fikri, Sultoni. 2017. “Marjinalisasi Masyarakat Miskin
berkunjung digunakan untuk menyeimbangkan Atas Hak Kesehatan di Kota Surabaya.” Jurnal
perubahan yang sudah terjadi. Penguatan yang dilakukan Sosial. 2(1). 1-11.
masyarakat tidak memungkiri akan terjadi hambatan Heryanto, Cakra Bima Aditya. 2019. “Identifikasi Modal
dimulai dari rasa bosan melakukan kegiatan, waktu Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat pada
bersamaan jam kerja, dana kegiatan kurang, dan Desa/Kampung Wisata di Kota Malang (Studi Kasus
kesalahpahaman lokasi kampung. di Kampung Warna – Warni Jodipan, Kota Malang).”
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Saran Brawijaya. 8(2). 1-17.
Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada pemerintah Izzudin, Muhammad dan Risyanto. 2014. “Pengaruh
Kota Surabaya khususnya pihak-pihak terkait Kelurahan Sosial Ekonomi Penghuni terhadap Permukiman
Dupak agar dapat membuat kebijakan pembentukan RT Kumuh di Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.”
Jurnal Bumi Indonesia. 2(2). 1-8.
di Kampung 1001 Malam dan kebijakan yang dapat
membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat Kholis, Nur. 2015. “Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Kampung 1001 Malam. Penelitian ini juga sebagai Perspektif Ekonomi.” Jurnal Akademika. 20(2). 244-
260.
referensi bagi penelitian terkait penguatan modal sosial
masyarakat. Koalisiperempuan.or.id., Berjuang di Kampung 1001
Malam Surabaya.
Ucapan Terima Kasih http://www.koalisiperempuan.or.id/2016/07/14/berju
ang-di-kampung-1001-malam-surabaya/. Diakses 1
Penulis mengucapkan terima kasih kepada informan Januari 2021, pukul 07.23 WITA.
penelitian dan pihak-pihak yang sudah membantu serta
mendukung proses pengerjaan artikel ini. Lestari, Rini Puji, Sevi Nur Latifa Musyaffa dan Zahria
Latifatulhanim, 2018. “Analisis Modal Sosial untuk
Kesejahteraan Masyarakat Lokal (Studi pada Wisata
DAFTAR PUSTAKA Petik Jeruk di Dusun Borogragal, Desa Donowarih,
Agustina, Pera Yunitri dan Sri Sadewo. 2014. “Modal Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang).”
Sosial Elit Alternatif di Pemukiman Kumuh Jurnal Cakrawala Litbang Kebijakan. 12(1). 85-96.
Kampung Baru Jagir Wonokromo Surabaya.” Jurnal Liputo, Shalahuddin. 2014. “Distres Psikologik dan
Paradigma. 2(3). 1-9. Disfungsi Sosial di Kalangan Masyarakat Miskin
Antaranews. 2020. Warga Kampung 1001 Malam Kota Malang.” Jurnal Sains dan Praktik Psikologi.
Akhirnya Bisa Melalui Jalan Dengan Aman. 2(3). 286-295.
http;//m.antaranews.com/berita/1832240/warga- Malau, Waston. 2013. “Dampak Urbanisasi terhadap
kampung-1001-malam-akhirnya-bisa-lalui-jalan- Pemukiman Kumuh (Slum Area) di Daerah
dengan-aman. Diakses 30 Juni 2021, pukul 06.48 Perkotaan.” Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial.
WITA 5(2). 39-47.
BPS Kota Surabaya. 2020. “Kota Surabaya dalam Medha, Azka Nur dan Putu Gede Ariastita. 2017. “In
Angka 2020.” Surabaya BPS Kota Surabaya CV. The Face of Gentrification: A Case Study of Social
Azka Putra Pratama. Capital in supporting Community Efforts to Form A
Cahyono, Budhi. 2014. “Peran Modal Sosial dalam Collective Action.” Journal of Engineering. 3(3). 30-
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani 36.
Tembakau di Kabupaten Wonosobo.” Jurnal Ekobis.
15(1). 1-16.
Penguatan Modal Sosial Masyarakat Kampung 1001 Malam sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

Merdeka.com. 2021. Kerasnya Kehidupan di Kampung


Kolong Tol Dupak.
http://www.merdeka.com/travel/kerasnya-kehidupan-
di-kampung-kolong-tol-dupak-kampung-1001-
malam.html. Di akses 29 Mei 2021, pukul 02.13
WITA
Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1994.
“Qualitative Data Analysis, second edition. Thousand
Oaks.” California SAGE Publications, Inc.
Murdiyanto, Eko. 2008. “Sosiologi Perdesaan,
Pengantar untuk Memahami Masyarakat Desa.”
Yogyakarta UPN “Veteran” Yogyakarta Press.
Parsons, Talcott. 1951. “The Social System.” New York
The Free Press of Glencoe.
Ritzer, George. 2011. “Sociological Theory, Eight
Edition” New York The McGraw-Hill Companies,
Inc.
Salmah, Sjarifah. 2020. “Modal Sosial: Kekuatan dan
Pertahanan di Bantaran Sungai.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. 7(1). 31-36.
Suhendi, Ahmad. 2013. “Peranan Tokoh Masyarakat
Lokal dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial.”
Jurnal Informasi. 18(2). 105-116.
Supriadi, Endang. Kasan Bisri dan Nurhalimah. 2020.
“Adaptation and Forms of Social Capital of Coastal
Communities in Environmental Preservation.”
Mimbar Journal. 36(2). 280-287.
Wahyudi, Safarit fafan. 201 4. “Budaya Kemiskinan
Masyarakat Pemulung.” Jurnal paradigm. 2(2). 1-8.
Wresniwira, M.Ichwan Harya. 2017. “Rezim
Pertumbuhan Kota: Studi Pembangunan di
Kecamatan Gunung anyar.” Jurnal Politik Muda.
6(2). 156-162.

609

Anda mungkin juga menyukai