KAJIAN KONDISI FISIK, KONDISI SOSIAL DAN KONDISI EKONOMI DI PERMUKIMAN KUMUH
KAMPUNG 1001 MALAM, DUPAK, KREMBANGAN, KOTA SURABAYA
seluruh Kepala Keluarga di Kampung 1001 Malam Kondisi di permukiman Kampung 1001 Malam
dengan jumlah 171 Kepala Keluarga. masih banyak ditemukan kondisi kurang layak yaitu
sebanyak 121 kepala keluarga atau (71%). Permukiman
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dengan kualitas kurang layak dicirikan dengan jarak antar
menggunakan 3 cara, yaitu observasi, wawancara dan
bangunan berukuran 1-2 meter, konstruksi jalan
dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menggunakan
diperkeras dengan semen, dinding masih terbuat dari
lembar observasi meliputi kondisi fisik (jarak antar
triplek atau setengah tembok dan atap terbuat dari asbes.
bangunan, konstruksi jalan, dinding, atap, lantai,
Lantai rumah di permukiman ditemukan masih terbuat
ventilasi, pencahayaan, mandi cuci kakus (MCK),
dari semen/plester, memiliki ventilasi >15% dari luas
jaringan listrik, persampahan, sumber air bersih,
lantai pencahayaan cukup, masyarakat menggunakan
drainase), kondisi sosial (Kesehatan, pendidikan,
kamar mandi umum, mencuci di tempat pencucian
kegiatan masyarakat, ruang terbuka), kondisi ekonomi
umum, menggunakan kakus umum, jaringan listrik
(status pekerjaan, pendapatan, beban tanggungan).
menggunakan token. Masyarakat mengelola
Teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan persampahan dengan cara dibakar, sampah dibiarkan
tanya jawab secara langsung menggunakan kuesioner menumpuk di salah satu tempat, sumber air menggunakan
kepada responden mengenai kondisi fisik, kondisi sosial air sumur, memiliki drainase yang dialirkan ke selokan
dan kondisi ekonomi di permukiman kumuh Kampung terbuka.
1001 Malam meliputi kesehatan, pendidikan, kegiatan
Permukiman tidak layak ditemukan yaitu sebanyak
kemasyarakatan, ruang terbuka, status pekerjaan,
21 kepala keluarga atau (12%). Permukiman dengan
pendapatan, beban tanggungan. Dokumentasi dilakukan
kualitas tidak layak pada umumnya dicirikan dengan
dengan cara mencatat kejadian yang ada di lapangan
jarak antar bangunan sangat rapat yaitu kurang dari 1
dengan memanfaatkan data sekunder yang ada.
meter bahkan sebagian rumah tidak ada jarak antara
Teknik analisis data untuk menjawab rumusan rumah satu dengan rumah yang lain, konstruksi jalan
masalah yang pertama, yaitu untuk mengetahui kondisi banyak ditemukan masih terbuat dari tanah. Dinding
fisik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi masyarakat di rumah mayoritas terbuat dari non permanen, atap rumah
permukiman kumuh menggunakan deskriptif kuantitatif mayoritas terbuat dari non permanen atau rumah tidak
persentase. Teknik analisis data untuk faktor-faktor yang memiliki atap seperti warga yang menempati
mempengaruhi masyarakat untuk tinggal di permukiman permukiman di bawah jembatan tol. Lantai rumah di
kumuh menggunakan deskriptif kuantitatif prosentase permukiman ditemukan belum dilapisi bahan bangunan,
dan untuk mengetahui upaya dalam penanganan banyak rumah di permukiman yg tidak memiliki ventilasi
permukiman kumuh di Kampung 1001 Malam yaitu atau ventilasi berukuruan <15% dari luas lantai,
menggunakan analisis deskriptif. pencahayaan di dalam ruangan kurang, menggunakan
sungai menjadi tempat mandi, mencuci di depan rumah
atau disungai, menggunakan sungai untuk membuang
HASIL PENELITIAN kotoran, tidak menggunakan listrik sebagai alat penerang.
Kondisi Fisik, Kondisi Sosial dan Kondisi Ekonomi Dalam mengelola persampahan, sampah di buang di
Penilaian di permukiman kumuh dilakukan dengan sungai, tidak memiliki tempat pembuangan sampah atau
berbagai aspek pertimbangan. Mengenai penjelasan sampah dihanyutkan di sungai, sumber air berasal dari air
tentang kondisi fisik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi hujan, tidak memiliki drainase sehingga tergenang tidak
di permukiman kumuh Kampung 1001 Malam dapat teratur di halaman rumah.
dilihat pada tabel berikut ini: Permukiman layak ditemukan yaitu sebanyak 29
Tabel 1. Kondisi di Permukiman Kumuh Kampung kepala keluarga atau (17%). Permukiman dengan kualitas
1001 Malam lingkungan layak dicirikan dengan jarak antar bangunan
Kondisi Permukiman F Prosentase% berukuran lebih dari 2 meter. Permukiman dengan
kategori layak memiliki konstruksi jalan menggunakan
Layak 29 17% paving, dinding rumah sudah terbuat dari tembok dan
Kurang Layak 121 71% atap terbuat dari genteng. Lantai rumah terbuat dari ubin,
memiliki ventilasi, pencahayaan didalam rumah bagus,
Tidak Layak 21 12% memiliki kamar mandi sendiri, tempat cuci, dan kakus
Jumlah 100 100% pribadi. Jaringan listrik menggunakan listrik prabayar,
dalam mengelola persampahan, sampah diangkat petugas
Sumber: Data primer diolah tahun 2019
3
ke tempat pembuangan sampah, memiliki tempat jembatan Tol Dupak. Tanah kosong yang dibuat oleh
pembuangan sampah dirumah, sumber air berasal dari perkampungan tersebut dulunya merupakan
Perusahaan Daerah Air Minum, memiliki drainase perkampungan yang telah digusur karena digunakan
diresapkan dan tidak mencemari sumber air. untuk membuat jalan dan Tol Dupak, namun setelah
proyek tersebut selesai dibuat ternyata masih ada
tanah kosong dibawah jembatan yang terbengkalai.
Faktor-Faktor Bertahan Masyarakat di Permukiman Tanah tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai
Kumuh tempat berteduh untuk para pengamen, pengemis,
pemulung bahkan hingga sampai saat ini menjadi
FAKTOR BERTAHAN tempat hunian yang dikarenakan tidak punya rumah.
MASYARAKAT DI PERMUKIMAN
Semakin lama orang yang tinggal di lahan
KUMUH Pekerjaan Yang Tidak Dapat
Transportasi
kosong tersebut semakin banyak sehingga menjadi
Ditinggalkan
18%
15% permukiman masyarakat. Tapatnya pada tahun 1999,
Pandangan masih puluhan orang yang menempati lahan illegal
Masyarakat
Terhadap
mengadakan rapat bersama dengan tujuan untuk
Peluang Kerja Permukiman menjadikan permukiman tersebut layaknya sebuah
14% Kumuh
20% perkampungan. Pimpinan PT. Jasa Marga yang kini
bertugas di Jakarta mengetahui keberadaan lokasi
Jarak ke Pusat
tersebut namun instansi tersebut mengakui bahwa
Kenyamanan
16%
Kota/pusat kegiatan
17%
tidak adanya hak dari PT. Jasa Marga untuk
mengelola maupun menggusur permukiman di
Kampung 1001 Malam.
Diagram 1. Persentase Faktor Bertahan Masyarakat
Sikap pemerintah merupakan bentuk evaluasi
Permukiman Kumuh di Kampung 1001
atau reaksi terhadap suatu permasalahan di
Malam, Dupak, Krembangan, Kota
permukiman kumuh. Sikap pemerintah dalam
Surabaya (Sumber: Data primer diolah tahun
2019) menyikapi permasalahan permukiman kumuh sangat
dibutuhkan mengingat pengaruh pemerintah bagi
Diagram 1. di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat. Berdasarkan penelitian, belum
faktor yang mempengaruhi masyarakat bertahan tinggal adanya penanganan dari pemerintah untuk
di permukiman kumuh Kampung 1001 Malam yaitu ada masyarakat di Kampung 1001 Malam. Masyarakat
5 faktor, yaitu pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan, berharap bahwa tidak adanya penggusuran
pandangan masyarakat terhadap permukiman kumuh, melainkan adanya perhatian untuk permukiman
jarak ke pusat kota/pusat kegiatan, kenyamanan, peluang tersebut.
kerja dan transportasi. Faktor yang paling dominan dari b. Upaya Masyarakat
semua faktor tersebut adalah pandangan masyarakat Mengatasi permukiman ilegal bukanlah hal yang
terhadap permukiman kumuh yaitu sebanyak 80%. mudah karena jelas tidak adanya perhatian dari
Upaya Penanganan Permukiman Kumuh pemerintah maupun instansi luar. Berdasarkan
penelitian, upaya dalam penanganan permukiman
a. Upaya Pemerintah Kota
kumuh bukan dilakukan oleh pemerintah melainkan
Hasil penelitian yang dilakukan di Kampung
masyarakat luar yang sering melakukan bakti sosial
1001 Malam, belum adanya penanganan dari
ataupun sekedar berkunjung ke permukiman
pemerintah untuk mengatasi permukiman kumuh di
tersebut. Salah satunya Putri Indonesia Jawa Timur
Kampung 1001 Malam. Pemerintah Kota Surabaya
2014, Elvira Devinamira yang meminta doa restu ke
tentunya memiliki sejumlah program dalam
masyarakat permukiman kumuh Kampung 1001
mengatasi permukiman kumuh yang terdapat di Kota
Malam. Dilakukannya dua kali sebagai bentuk
Surabaya, namun pemerintah kota maupun instansi
perhatiannya untuk masyarakat setempat.
terkait justru tidak mengetahui keberadaan
Masyarakat luar lainnya yang ikut membantu dalam
permukiman tersebut. Melihat besarnya jumlah
menangani permukiman kumuh di Kampung 1001
daerah kumuh maka sudah selayaknya Pemerintah
Malam yaitu SINERGI (Aksi UNESA Untuk
Kota memberikan perhatian yang cukup terhadap
Negeri), merupakan salah satu lembaga swadaya
keberadaan permukiman kumuh seperti Kampung
masyarakat yang bergerak untuk membantu minat
1001 Malam. Kampung 1001 Malam merupakan
baca masyarakat dengan membangun perpustakaan
permukiman kumuh yang berada di bawah kolong tol
4
Analisis Interaksi Dan Potensi Antar Objek Wisata Religi Di Kabupaten Gresik
5
Masyarakat yang datang ke Kota Surabaya selain Swadaya Masyarakat (LSM). Masyarakat tidak dapat
untuk memperbaiki nasib namun terdapat juga berbuat lebih untuk permukimannya mengingat
masyarakat yang datang karena diajak oleh kerabat atau keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki seperti tidak
temannya. Ajakan yang ditawarkan tentu membuat adanya dana dan keterampilan yang dimiliki.
tergiur, namun aspek-aspek lainnya tidak menjadi bahan
pertimbangan sehingga masyarakat di Kampung 1001
Malam memiliki pandangan untuk bertahan di PENUTUP
permukiman kumuh karena rumah disana memiliki Kesimpulan
harga yang relative murah. Cerita yang dibawa kerabat
tidak sesuai dengan imajinasi mereka bahkan hanya Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
untuk menarik seseorang untuk mau ikut, kerabat telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan
melebih-lebihkan keadaan yang terjadi padanya saat sebagai berikut:
perantauan di Kota Surabaya. Masyarakat datang ke 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman di
Kota Surabaya dengan modal nekat tanpa memiliki Kampung 1001 Malam merupakan kawasan illegal
keterampilan membuat masyarakat kesusahan dalam sehingga untuk mengenai data izin mendirikan
mencari pekerjaan. Mereka bekerja seadanya demi bisa bangunan tidak ada. Kualitas lingkungan kurang
hidup di perkotaan seperti menjadi pengamen, layak sebanyak 71%, permukiman dengan kualitas
pemulung, penyemir sepatu, kuli bangunan, supir angkot lingkungan tidak layak sebanyak 12% dan
bahkan menjadi pengemis. Keadaan tersebut membuat permukiman dengan kualitas lingkungan layak yaitu
mereka tidak dapa merubah nasib mereka apalagi harus sebanyak 17%. Sehingga dapat diambil kesimpulan
mengirim uang untuk keluarga mereka di desa. bahwa kualitas lingkungan permukiman di kawasan
Pandangan masyarakat mengenai permukiman kumuh tersebut kurang layak untuk ditempati.
menjadi salah satu faktor mereka bertahan di 2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor
permukiman kumuh. Kembali ke desa bukanlah hal yang bertahan masyarakat di permukiman kumuh
tepat bagi mereka karena mereka tidak ingin keluarga di Kampung 1001 Malam, mayoritas mereka memiliki
desa mencemaskan keadaan mereka di Kota Surabaya pandangan bahwa tinggal di permukiman kumuh
dan untuk menyewa rumah yang layak pun mereka tidak karena harga rumah relatif murah yaitu sebanyak
sanggup. 80%.
Upaya pemerintah sangat diharapkan terkait 3. Upaya dari pemerintah setempat baik kedinasan
permasalahan yang makin berkembang di daerah kumuh maupun instansi terkait mengenai penanganan di
seperti Kampung 1001 Malam. Perbaikan lingkungan permukiman kumuh Kampung 1001 Malam, mereka
permukiman kumuh termasuk sebagai salah satu mengakui bahwa belum mengetahui lokasi tersebut
kebijakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan dan upaya dari penduduk setempat untuk tidak
kemiskinan yang dilaksanakan secara terpadu dan menutup diri dari lingkungan dan potensi jaringan
kompherensif yang meliputi kondisi fisik dan non fisik. yang mungkin dapat terbentuk, mempererat
Salah satu jalan keluar untuk mengatasi permukiman hubungan meskipun berasal dari daerah atau
kumuh di Kampung 1001 Malam yaitu pemerintah kota kelompok yang berbeda maupun memiliki
membuat sebuah kebijakan pelarangan bagi masyarakat persamaan.
untuk menetap atau tinggal di lokasi tersebut (Kampung Saran
1001 Malam) mengingat dari segi kelayakan dan bahaya
menempati permukiman tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi
Sampai saat ini masyarakat di permukiman kumuh dilapangan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
Kampung 1001 Malam hanya mengandalkan bantuan yaitu :
dari luar seperti baksos yang biasa diadakan di hari sabtu 1. Bagi Pemerintah
atau minggu bagi penduduk setempat. Masyarakat - Perlu adanya penanganan khusus untuk
sekitar berusaha untuk menjaga kebersihan agar tidak permukiman di Kampung 1001 Malam,
ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Bentuk bagaimanapun juga lokasi tersebut seharusnya
penanganan di permukiman kumuh Kampung 1001 steril dari kehidupan bermasyarakat.
Malam masih berupa non fisik seperti melakukan - Sebaiknya pemerintah dapat memberikan
pengajian tiap minggu, belajar mengajar di perpustakaan pengawasan kepada masyarakat agar tidak
yang diadakan setiap hari minggu bagi anak-anak dan menempati lokasi tersebut.
sosialisasi yang terkadang dilakukan oleh Lembaga
6
Analisis Interaksi Dan Potensi Antar Objek Wisata Religi Di Kabupaten Gresik
2. Bagi Masyarakat
- Sebaiknya masyarakat tidak menempati
permukiman di dekat bantaran sungai dan juga di
bawah kolong jembatan.
- Masyarakat seharusnya memperhatikan kualitas
lingkungan di sekitar terutama menjaga
kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA