Anda di halaman 1dari 7

STUDI KUALITAS PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA MINOMARTANI

Muhammad Khusban Nurmansyah


mkhusban@gmail.com

Djaka Marwasta
marwasta_d@geo.ugm.ac.id

Abstrak

Kondisi sosial ekonomi rumah tangga erat kaitannya dengan kualitas permukiman. Penelitian
ini bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas permukiman dan kondisi sosial ekonomi, (2)
mengetahui hubungan dan pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kualitas permukiman.
Penelitian dilakukan di Desa Minomartani menggunakan teknik simpel random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 88 kepala keluarga. Analisis data dilakukan secara deskriptif
kuantitatif dan inverensial berupa korelasi dan regresi. Hasil penelitian ini adalah Desa
Minomartani didominasi oleh kualitas permukiman dengan tingkat yang baik. Variabel
tingkat pendidikan kepala keluarga, jenis pekerjaan kepala keluarga, pendapatan kepala
keluarga serta jumlah anggota rumah tangga memiliki hubungan positif dengan kualitas
permukiman sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah jumlah anggota rumah
tangga.

Kata kunci : permukiman, kualitas pemukiman, kondisi sosial ekonomi.

Abstract
Socio-economic conditions of households is closely related to the quality of settlements. This
study aims to (1) know the quality of the housing and socio-economic conditions, (2)
determine the relationship and influence of socioeconomic variables on the quality of
settlements. The study was conducted in the village of Minomartani using simple random
sampling technique with a total sample of 88 households. Data analysis was performed by
descriptive quantitative and inverensial such as correlation and regression. Results of this
study are Minomartani village dominated by the quality of settlements with a good rate.
Variable head of family educational level, head of the family ocupancy, income and number
of household members have a positive correlation with the quality of the housing while the
most influential variable is member of household.

Keywords : settlement, quality of housing, socio-economic conditions.


PENDAHULUAN sekitarnya sehingga dapat memperburuk
Aspek kependudukan adalah bagian kualitas permukiman itu sendiri.
yang tak lepas dari kajian mengenai Masalah dalam permukiman secara
permukiman. Penduduk merupakan salah umum adalah tidak adanya keseimbangan
satu komponen utama suatu wilayah, baik antara pertambahan jumlah penduduk
itu di desa maupun di kota. Dalam dengan lahan untuk permukiman yang
melangsungkan kehidupnya penduduk tersedia. Desa Minomartani merupakan
memerlukan tempat hunian yang berguna salah satu desa yang berada di daerah
melindungi diri dari berbagai ancaman dan pinggiran Kota Yogyakarta. Lokasi desa
membentuk satu kesatuan permukiman. tersebut yang berdekatan dengan Kota
Yunus (2007) mengatakan secara garis Yogyakarta mendorong terjadinya
besar bahwa ekspresi geografis dari pada dinamika penggunaan lahan di desa
permukiman dapat dikategorisasikan tersebut adalah berkembang nya
menjadi dua jenis, yaitu permukiman permukiman baru di dalam kluster yang
perdesaan (rural settlement) dan telah ada. Peningkatan kepadatan
permukiman perkotaan (urban settlement). bangunan rumah dan bertambah luasnya
Jumlah penduduk dari waktu kewaktu lahan permukiman di Desa Minomartani
mengalami peningkatan, peningkatan seperti yang telah dijelaskan diatas
jumlah penduduk akan menyebabkan disebabkan karena banyaknya kaum
semakin tingginya jumlah permintaan migran yang bertempat tinggal di desa
lahan permukiman, yang pada akhirnya tersebut. Penduduk pendatang bersama-
akan berdampak pada meningkatnya nilai sama dengan penduduk asli mempunyai
dari suatu lahan permukiman. Menurut peranan dalam mengelola lingkungan
Yudohusodo (1991), permukiman juga permukiman di Desa Minomartani.
mempunyai fungsi ekonomi yang sangat Tujuan dalam penelitian ini adalah
penting bagi manusia sebagai insan sebagai berikut:
ekonomi, karena kepemilikan rumah 1. Mengkaji kualitas permukiman dan
merupakan investasi jangka panjang yang kondisi sosial ekonomi Desa
dapat menjamin penghidupan di masa Minomartani.
depan. 2. Mengetahui hubungan variabel sosial
Permukiman penduduk merupakan ekonomi terhadap kualitas
tempat tinggal yang dapat diukur dari jenis permukiman Desa Minomartani dan
dan ukuran rumah. Kondisi permukiman mengetahui variabel sosial ekonomi
antara daerah kota dengan daerah desa apa yang paling berpengaruh terhadap
tentunya memiliki perbedaan. Daerah kota kualitas permukiman Desa
cenderung memiliki permasalahan seputar Minomartani
penggunaan lahan. Lahan yang tersedia
semakin sempit karena pertumbuhan TINJAUAN PUSTAKA
penduduk yang pesat dan masih ditambah Settlement atau permukiman
dengan adanya para migran pendatang dari menurut Finch (1957) dalam Ritohardoyo
daerah lain yang menambah tingginya (2000) adalah kelompok satuan-satuan
tekanan penduduk terhadap lahan. Makin tempat tinggal atau kediaman manusia,
sempitnya ketersediaan lahan di daerah mencakup fasilitasnya seperti bangunan
tersebut menyebabkan bertambah rumah, serta jalur jalan, dan fasilitas lain
tingginya harga lahan. Hal ini yang digunakan sebagai sarana pelayanan
menyebabkan banyaknya permukiman manusia tersebut. Batasan ini rupanya
yang dibangun pada lahan sempit dengan lebih mengarah pada arti permukiman
kepadatan tinggi dan kurang sebagai kelompok satuan kediaman
memperhatikan kondisi lingkungan alam manusia pada suatu wilayah tidak hanya
berupa bangunan rumah tempat tinggal keputusan perihal pendirian suatu tempat
tetapi mencakup segala fasilitas yang bermukim serta pemeliharaannya.
diperlukan untuk menunjang kehidupan METODE PENELITIAN
penghuninya. Desa Minomartani dipilih sebagai
Kualitas permukiman memiliki makna daerah penelitian. Desa yang secara
akan kondisi dari suatu permukiman yang administratif terletak di Kecamatan
berbeda-beda sesuai dengan usaha yang Ngaglik. Daerah ini diharapkan dapat
dimiliki oleh penguninya untuk menjadi daerah yang tepat untuk penelitian
memanfaatkan permukiman tersebut. dan mampu merepresentasikan pengaruh
Biasanya semakin baik kualitas yang kondisi sosial ekonomi terhadap kondisi
dimiliki oleh manusia, hal itu akan fisik permukiman. Kondisi permukiman
meningkatkan kualitas yang ada. yang tersebar di Desa Minomartani
Kualitas permukiman mencakup memiliki karakteristik yang cenderung
mengenai kondisi rumah, lingkungan serta homogen, namun seiring adanya Perumnas
manusia yang ada didalamnya. Tinggi Minomartani keadaan homogen tersebut
rendahnya kualitas bangunan rumah berangsur berubah karena munculnya
maupun fasilitas yang ada sangat aktifitas ekonomi baru yang dapat
dipengaruhi oleh kondisi biofisik. Kondisi menambah pemasukan materi masyarakat
biofisik meliputi letak, topografi, batuan, Desa Minomartani, juga bertambahnya
tanah, air, maupun vegetasi. Demikian fasilitas sarana dan prasarana serta
pula komponen manusia secara individu aksesibilitas.
juga akan berpengaruh. Sektor pendidikan, Penentuan responden ini dilakukan
pendapatan, pekerjaan juga akan menggunakan teknik simple random
mempengaruhi usaha manusia dalam sampling atau simple acak sederhana.
membangun kualitas permukimannya. Pemilihan sampel seperti ini dilakukan
Dalam kondisi normal, kualitas karena peneliti tidak memungkinkan untuk
permukiman yang dimiliki manusia secara meneliti semua jumlah populasi yang ada.
nyata akan terlihat sama sejajar dengan Pengambilan sampel secara acak ini
kondisi penghuninya. Semakin baik dilakukan untuk memudahkan pada saat
kondisi penghuni yang ada di dalamnya, pengambilan sampel di lapangan.
akan semakin baik pula kondisi Penentuan responden cadangan sangat
permukiman yang ada. penting dalam teknik sampling ini, karena
Sosial ekonomi merupakan segala dapat dimungkinkan responden yang telah
sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan ditentukan tidak berada di tempat atau
kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, berhalangan saat akan diwawancarai.
perumahan, pendidikan, kesehatan dan Penentuan responden ini dilakukan
lain-lain. Pemenuhan kebutuhan hidup ini menggunakan teknik simple random
erat kaitannya dengan penghasilan sampling atau simple acak sederhana.
seseorang. Melly G. Tan mengemukakan Pemilihan sampel seperti ini dilakukan
bahwa kedudukan sosial ekonomi karena peneliti tidak memungkinkan untuk
seseorang dapat dilihat berdasar pekerjaan, meneliti semua jumlah populasi yang ada.
penghasilan dan pendidikan sehingga Pengambilan sampel secara acak ini
masyarakat tersebut dapat digolongkan ke dilakukan untuk memudahkan pada saat
dalam kedudukan ekonomi rendah, sedang pengambilan sampel di lapangan.
dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981:35). Penentuan responden cadangan sangat
Oleh karenanya faktor sosial ekonomi ini penting dalam teknik sampling ini, karena
menjadi salah satu faktor penentu baik dapat dimungkinkan responden yang telah
buruknya suatu kualitas permukiman di ditentukan tidak berada di tempat atau
suatu daerah. Dimana faktor sosial berhalangan saat akan diwawancarai.
ekonomi mempengaruhi penentuan
Data yang terkumpul kemudian permukiman di suatu wilayah. Untuk
dianalisis, analisis data dilakukan secara mengetahui hubungan faktor sosial
deskriptif kuantitatif, yaitu frekuensi ekonomi terhadap kualitas permukiman
tunggal dan tabel silang (crosstab) serta Desa Minomartani digunakan analisa
dengan metode skoring untuk menentukan korelasi. Jenis korelasi yang digunakan
klasifikasi kondisi fisik permukiman dan adalah Pearson dimana untuk menguji
kondisi sosial ekonomi di daerah korelasi dengan menggunakan Product
penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui Moment Pearson karena belum diketahui
hubungan faktor sosial ekonomi terhadap bentuk hubungan antar variabel maka
kondisi kualitas permukiman Desa digunakan test of significance dua sisi
Minomartani digunakan analisa korelasi. (two-tailed).
Correlations
Jenis korelasi yang digunakan adalah skor_kualitas pendidikan pekerjaan jumlah_art pendapatan
Pearson. Sedangkan untuk mengetahui Pearson
Correlation
skor_kualitas
pendidikan
1,000
,056
,056
1,000
-,011
,428
-,369
-,059
,102
,566
faktor sosial ekonomi yang paling pekerjaan -,011 ,428 1,000 -,168 ,418
jumlah_art -,369 -,059 -,168 1,000 ,063
berpengaruh terhadap kondisi kualitas pendapatan ,102 ,566 ,418 ,063 1,000
Sig. (1- skor_kualitas . ,304 ,458 ,000 ,173
permukiman di Desa Minomartani tailed) pendidikan ,304 . ,000 ,292 ,000
pekerjaan ,458 ,000 . ,059 ,000
digunakan analisa regresi berganda. jumlah_art ,000 ,292 ,059 . ,279
pendapatan ,173 ,000 ,000 ,279 .
N skor_kualitas 88 88 88 88 88
pendidikan 88 88 88 88 88
HASIL PENELITIAN pekerjaan 88 88 88 88 88
jumlah_art 88 88 88 88 88
a. Kualitas permukiman pendapatan 88 88 88 88 88
Kualitas permukiman dapat dinilai dari
kondisi fisik bangunan, fasilitas rumah, • Besarnya koefisien korelasi kualitas
serta kesehatan lingkungan dimana permukiman dengan pekerjaan -
kesehatan lingkungan di sini meliputi 0,011 dengan nilai signifikansi
pembuangan air limbah, jarak sumber air sebesar 0,458 berarti memiliki
ke septictank, dan pengelolaan sampah. hubungan yang berbanding terbalik.
Dari beberapa hal tersebut telah dilakukan Hubungan tersebut signifikan dengan
penghitungan dan didapat hasil guna dengan tingkat yang rendah.
menjawab pertanyaan bagaimanakah • Besarnya koefisien korelasi kualitas
kualitas permukiman di Desa permukiman dengan jumlah anggota
Minomartani. Dengan metode skoring rumah tangga -0,369 dengan nilai
didapat skor terendah untuk kualitas signifikansi sebesar 0,000 berarti
permukiman 43 dan tertinggi 60. memiliki hubungan yang berbanding
terbalik. Hubungan tersebut
signifikan dengan dengan tingkat
yang tinggi.
• Besarnya koefisien korelasi kualitas
permukiman dengan pendapatan
0,102 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,173 berarti tidak terdapat
hubungan yang signifikan atau tidak
diterima.
• Besarnya koefisien korelasi kualitas
permukiman dengan pendidikan
0,056 dengan nilai signifikansi
b. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi sebesar 0,304 berarti tidak terdapat
Terhadap Kualitas Permukiman hubungan yang signifikan atau tidak
Kondisi sosial ekonomi diterima.
diasumsikan sangat erat hubungannya
dengan tinggi rendahnya kualitas
c. Faktor yang Paling Berpengaruh kualitas permukiman tinggi terdapat di
Terhadap Kualitas Permukiman Dusun Plosokuning 5. Hal ini
Hasil analisis regresi berganda dipengaruhi oleh keadaan faktor-faktor
menyatakan bahwa terdapat beberapa sosial ekonomi yang baik juga yakni
faktor sosial ekonomi yang tingkat pendidikan kepala keluarga,
mempengaruhi kondisi kualitas jenis pekerjaan kepala keluarga,
permukiman, diantaranya adalah faktor pendapatan kepala keluarga serta
pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh jumlah anggota rumah tangga yang
kepala keluarga, pendapatan total menunjukkan angka positif.
keluarga, dan jumlah anggota rumah 2. Terdapat hubungan atau korelasi
tangga. Faktor-faktor sosial ekonomi antara kualitas permukiman dengan
tersebut terbukti mempengaruhi kualitas pekerjaan dan jumlah anggota rumah
permukiman di daerah penelitian, namun tangga. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
masing-masing faktor memiliki tingkat koefisien korelasi masing-masing
pengaruh yang berbeda. sebesar -0,011 dan -0,369 dengan nilai
Unstandardized Coefficient adalah signifikansi sebesar 0,458 dan 0,000.
koefisien regresi yang diperoleh dari Sedangkan faktor sosial ekonomi yang
meregresikan data mentah atau data asli paling berpengaruh terhadap kualitas
yang diperoleh sesuai kenyataan permukiman di Desa Minomartani
dilapangan, sedangkan Standardized adalah jumlah anggota rumah tangga
Coefficient adalah koefisien regresi yang dengan arah hubungan negatif, dimana
diperoleh dari meregresikan data yang semakin sedikit jumlah anggota rumah
sudah distandarisasi dari data mentah. tangga maka semakin baik kualitas
Jadi Nilai Standardized Coefficient permukiman.
menunjukkan perubahan dalam variabel
dependen yang diukur dalam standar Saran
deviasi. Berdasarkan penelitian yang telah
Berdasarkan hasil analisis dilakukan, ada beberapa saran yang
mengenai pengaruh faktor-faktor sosial penulis ajukan yaitu perbaikan kualitas
ekonomi terhadap kualitas permukiman, permukiman seharusnya tidak hanya
maka diperoleh kesimpulan yang berlaku menitikberatkan pada perbaikan kondisi
di daerah penelitian. Bab ini akan fisik saja namun juga memperhatikan
menginformasikan kesimpulan- perbaikan komponen-komponen lain
kesimpulan apa saja yang dapat ditarik seperti fasilitas rumah, arsitektural serta
beserta saran-saran yang mungkin kesehatan lingkungan. Dalam upaya tetap
berguna untuk penelitian selanjutnya mempertahankan kualitas permukiman
maupun pengambilan kebijakan yang sudah baik di Desa Minomartani
berkenaan dengan kualitas permukiman. tidak hanya masyarakat namun hendaknya
pemerintah, pemerintah setempat
KESIMPULAN DAN SARAN khususnya seperti pamong Desa
Kesimpulan Minomartani turut berperan serta dalam
1. Secara umum daerah Desa mewujudkan tercapainya lingkungan yang
Minomartani memiliki kualitas lebih baik. Salah satu contoh usaha dalam
permukiman yang baik dilihat dari menjaga kualitas permukiman adalah
keadaan kondisi fisik permukiman dengan mengadakan penyuluhan mengenai
78% dalam kondisi baik dengan 77% permukiman yang baik dan layak huni,
fasilitas rumah yang baik, kesehatan pemerintah terkait dengan menambah
lingkungan yang 80% tinggi serta sarana penunjang seperti sarana kesehatan,
kualitas permukiman yang tinggi yakni transportasi dan pendidikan. Sehingga
60% dan secara spasial mayoritas nantinya masyarakat akan semakin mudah
dalam meningkatkan kualitas permukiman. Pleret, Desa Tayuban, dan Desa
Kalirejo Kabupaten Kulonprogo,
Daftar Pustaka Propinsi DIY. Skripsi.
Yogyakarta:Fakultas Geografi
Bintarto. 1977. Geografi Desa. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta:UP. Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2001.
BPS. 2007. Statistik Perumahan dan Dimensi Keruangan Kota Teori
Permukiman 2007. Jakarta:Badan dan Kasus. Jakarta:UI-Pres
Pusat Statistik. Mantra, Ida Bagoes. 1995. Langkah-
Damawati, Fima. 2011. Kajian Pengaruh langkah Penelitian Survai.
Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Yogyakarta:Universitas Gadjah
Kualitas Permukiman Daerah Kota Mada.
Dan Desa Di Kecamatan Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi
Umbulharjo Dan Kecamatan Pedesaan dan Pertanian.
Patuk. Skripsi. Yogyakarta:Gadjah Mada
Yogyakarta:Fakultas Geografi University Press.
Universitas Gadjah Mada. Ridwan. 2010. Kajian Kualitas
Dharma Perdana, Nanda. 2011. Studi Lingkungan Permukiman
Kualitas Permukiman Skala Mikro Masyarakat Pesisir
Di Kecamatan Plered. Skripsi. Suku Bajo di Kabupaten Muna Propinsi
Yogyakarta:Fakultas Geografi Sulawesi Tenggara. Tesis.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta:Fakultas Geografi
Dewi, Eka Aprilia Kusuma. Identifikasi Universitas Gadjah Mada.
Kualitas Lingkungan dan Ritohardoyo, Su. 2000. Geografi
Persebaran Kawasan Permukiman Permukiman (Bagian 1)
Kumuh di Yogyakarta. Semarang: Pengertian,
Fakultas Teknik Universitas Klasifikasi, Perumahan, dan Pola
Diponegoro. Permukiman. Yogyakarta:Fakultas
Dwi Astuti, Endah. 2011. Studi Remitan Geografi Universitas Gadjah Mada.
Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Setiawan, Nugraha. 2007. Penentuan
Perubahan Kualitas Permukiman Ukuran Sampel Memakai Rumus
Desa Jangkaran Kecamatan Temon Slovin Dan TabelKrejcie-Morgan :
Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Telaah Konsep dan
Yogyakarta:Fakultas Geografi Aplikasinya. Bandung:Universitas
Universitas Gadjah Mada. Padjadjaran.
Hammond, Charles Whyne. 1979. Soefaat, dkk. 1997. Kamus Tata Ruang.
Element of Human Geography. Jakarta:Direktorat Jendral Cipta
London:McDonald and Evans Ltd. Karya Departemen Pekerjaan
Haryati, Rina Dwi. 2006. Kualitas Umum.
Lingkungan Permukiman Subekti. 2011. Kualitas Lingkungan
Kecamatan Cangkringan dan Permukiman Di Kecamatan Sewon
Kecamatan Depok dan Dan Gamping Dalam
Hubungannya dengan Aspek Sosial Hubungannya Dengan Aspek
Ekonomi. Skripsi. Yogyakarta: Sosial Ekonomi. Skripsi.
Fakultas Geografi Universitas Yogyakarta:Fakultas Geografi
Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada.
Hidayati, Inayah. 2008. Studi Komparatif Suhardjo. 2008. Geografi Perdesaan
Kualitas Lingkungan Permukiman Sebuah Antalogi.
antara Daerah Dataran dan Yogyakarta:IdeAs Media.
Perbukitan (Studi Kasus Desa
Suranto, Iwan Dwi. 2004. Pengaruh
Perumahan Mewah Terhadap
Fasilitas
Pelayanan, Kondisi Sosial Ekonomi, dan
Kualitas Lingkungan Rumah
Daerah Sekitar. Skripsi.
Yogyakarta:Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada.
Yudohusodo, Siswono, dkk. 1991. Rumah
untuk Seluruh Rakyat. Jakarta:Unit
Percetakan Bharakerta.
Yunus, Hadi Sabari. 1987. Geografi
Permukiman dan Beberapa
Permasalahan Permukiman di
Indonesia. Yogyakarta:Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yunus, Hadi Sabari. 2007. Subject Matter
dan Motode Penelitian Geografi
Permukiman Kota.
Yogyakarta:Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada.
Zee, D. Van der. 1979. Human Geography
of Rural Settlement and
Population. Enschede:ITC.

Peraturan Perundang-undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman
Lembar Negara Tahun 1992
Nomor 23, Tambahan Lembar
Negara Nomor 3469.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman
Lembar Negara Tahun 1992
Nomor 23, Tambahan Lembar
Negara Nomor 3469.

Anda mungkin juga menyukai