Anda di halaman 1dari 6

Karakteristik Bermukim Masyarakat Banjar Pinggiran Sungai ………… (Muhammad Tharziansyah)

KARAKTERISTIK BERMUKIM MASYARAKAT


BANJAR PINGGIRAN SUNGAI
STUDI KASUS: KELURUHAN KUIN UTARA BANJARMASIN
Muhammad Tharziansyah (1)
(1)
Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Unlam
Ringkasan
Banjarmasin merupakan salah satu kota yang dikenal memiliki kawasan permukiman ba-
tang air yang khas. Namun akibat pesatnya pembangunan jalan darat, banyak pertum-
buhan dan perkembangan permukiman baru yang tidak lagi berorientasi ke arah sungai.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik bermukim masyarakat ping-
giran sungai dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Pendekatan penelitian dila-
kukan melalui housing attributes yang meliputi faktor lokasi, lingkungan perumahan dan
faktor rumah dan household attributes yang meliputi kondisi sosial ekonomi dan sosial
budaya rumah tangga. Data diambil dari wawancara terstruktur dan pengamatan lapang-
an. Dengan menggunakan factor analysis variabel dikelompokkan dan disaring. Selanjut-
nya variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis regresi. Hasil analisis re-
gresi menunjukkan bahwa faktor sosial budaya sangat mempengaruhi karakteristik ber-
mukim. Terdapatnya sejumlah warga di Kuin Utara yang memilih tinggal di permukiman
darat di sekitarnya akan mengurangi preferensi bermukim di kawasan ini di masa menda-
tang. Implikasinya citra Banjarmasin sebagai kota air semakin menghilang di masa men-
datang akibat dipengaruhi oleh kemajuan pembangunan infrastruktur seperti jalan darat,
kecuali ada kebijakan untuk melestarikannya.
Kata Kunci : karakteristik bermukim, permukiman pinggiran sungai

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN

Terbentuknya Kota Banjarmasin tidak terle- Pengumpulan data dilakukan secara berta-
pas dari keberadaan permukiman tradisional di hap, yaitu 1) Pendataan umum dari data sekun-
pinggiran sungai. Karakteristiknya tidak hanya der berupa buku/literatur, hasil penelitian ten-
terlihat dari tatanan fisik, melainkan juga dapat tang Kota Banjarmasin dan produk rencana tata
dilihat dari aktivitas dan cara bermukim yang di- ruang kota, 2) melakukan pengamatan kondisi
dukung oleh ikatan kekerabatan. Dalam per- perumahan permukima, dan 3) Survey penga-
kembangannya, telah terjadi perubahan secara matan dan interview dengan kuesioner yang di-
fisik ruang permukiman. Pada masa lalu sungai lakukan.
menjadi arah orientasi, sedangkan masa seka- Analisis dalam penelitian ini dilakukan da-
rang sungai bukan satu-satunya arah orientasi. lam beberapa tahapan. 1) seluruh data hasil ku-
Perubahan orientasi permukiman dari sungai ke esioner dikelompokkan kategori masing-masing.
darat diperkirakan sebagai pengaruh langsung 2) Kategorisasi data ke dalam empat skala. 3)
dari perkembangan sistem transportasi darat. Analisa data dengan menggunakan metode
Meskipun orientasi rumah terhadap daratan se- Factor Analysis ataupun Principal Component
makin kuat, keterikatan masyarakat tradisional Analysis. Metode Factor Analysis berfungsi un-
batang air terhadap sungai masih besar. tuk mengelompokkan variabel ke dalam bebera-
Karakteristik bermukim tidak saja dipenga- pa komponen yang lebih mudah dipahami (Larr,
ruhi faktor budaya, tetapi juga dipengaruhi fak- 1983). 4) melakukan analisis dengan analisis
tor ekonomi. Perubahan fungsi rumah untuk regresi yaitu untuk mengukur kekuatan dari so-
berdagang, maupun industri rumah tangga me- sial budaya/tradisi dan ekonomi dalam mempe-
rupakan pengaruh dari faktor ekonomi. Demiki- garuhi karakteristik bermukim. Selain itu, pene-
an juga adanya peningkatan kualitas fisik rumah litian ini juga menggunakan analisis diskriptif
dari rumah kayu menjadi rumah beton, bentuk dan analisis korelasi yang berfungsi untuk men-
rumah tradisional dirubah menjadi modern. dapatkan gambaran awal kondisi responden
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me- dan hubungan antara variabel. Untuk menguji
ngetahui karakteristik bermukim masyarakat korelasi data variabel ordinal maka di gunakan
pinggiran sungai, yaitu berkaitan dengan faktor- Uji Korelasi Spearman dan Kendall (Santoso,
faktor berpengaruh pada preferensi perumahan. 2000).
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 1, Juni 2011 : 1 - 6

3. TINJAUAN PUSTAKA kesamaan faktor keturunan tetangga menjadi


pendorong utama yang mempengaruhi prefe-
Aktivitas bermukim berkaitan dengan taraf rensi perumahan, sehingga terdapat ikatan ke-
ekonomi masyarakat. Masyarakat berpenghasil- kerabatan yang kuat dalam suatu permukiman
an rendah memiliki prioritas untuk tinggal berde- tradisional. Karakteristik tetangga juga dapat
katan dengan tempat bekerja, sedangkan priori- dilihat berdasarkan pekerjaan atau tingkat pen-
tas utama masyarakat berpenghasilan tinggi dapatan. Rumah tangga memiliki pertimbangan
berkaitan dengan masalah indentitas (Turner, untuk memilih perumahan yang disukai (teruta-
1972). Pilihan rumah tangga terhadap perumah- ma perumahan yang dibangun oleh pengem-
an merupakan keputusan yang diambil setelah bang) berdasarkan kondisi fisik rumah. Prefe-
sebelumnya mendapatkan persepsi dan image, rensi perumahan juga dapat dinilai dari status
kemudian menimbulkan respon terhadap ling- kepemilikan rumah. Semakin kuat status kepe-
kungan. Hal ini seperti yang dijelaskan Rapo- milikan rumah (status hak milik) akan memper-
port (1977) bahwa preferensi adalah eviron- kuat preferensi rumah tangga terhadap ling-
mental evaluation. Preferensi perumahan dapat kungan perumahan yang ada.
dijadikan sebagai alat evaluasi terhadap ling-
kungan perumahan. Penilaian terhadap peru- Atribut Rumah Tangga (household attri-
mahan akan berbeda antara individu satu de- butes)
ngan individu lainnya, karena latar belakang ke- Rumah tangga ekonomi lemah cenderung
butuhan dan kepentingan yang berbeda (Knox, memilih tempat tinggal yang dekat dengan tem-
1989). Faktor yang mempengaruhi preferensi pat bekerja, karena hal ini berkaitan dengan bi-
perumahan dapat dikelompokkan menjadi dua aya transportasi. Semakin jauh tempat bekerja,
yaitu faktor lingkungan perumahan (housing at- maka biaya komuting semakin besar. Sinuling-
tributes) dan faktor individu (household attri- ga (1999) menemukan bahwa para migran di
butes). Metropolitan Medan mempertimbangkan kede-
katan tempat tinggalnya dengan transportasi,
Atribut Perumahan (housing attributes) bukan kedekatan dengan tempat bekerja. Ru-
Lokasi perumahan merupakan faktor yang mah tangga berpenghasilan tinggi justeru tidak
selalu dipertimbangkan setiap individu dalam mempersoalkan jarak ke tempat bekerja. Krite-
memilih perumahan. Setiap individu akan memi- ria lingkungan perumahan yang dipilih oleh ru-
lih lokasi yang berbeda-beda sesuai dengan mah tangga ini adalah kawasan elite/bergengsi,
preferensi perumahan (Alonso dalam Knox, lengkap dengan fasilitas sosial dan infrastruktur
1982). Rumah tangga berpendapatan tinggi ti- kota, lingkungan yang nyaman dan asri.
dak mengalami kesulitan untuk bermukim di Karakteristik bermukim dapat dipengaruhi
pinggiran kota, karena memiliki kemampuan oleh status sosial kota. Sebagian rumah tangga
ekonomi yang tinggi (Knox, 1982; Turner, berpandangan bahwa kota memiliki status so-
1972), sedangkan rumah tangga berpendapat- sial yang tinggi, sehingga rumah tangga yang
an rendah mengalami kesulitan tinggal berjauh- menginginkan status sosial cenderung bermu-
an dengan tempatnya bekerja karena biaya kim di kawasan kota. Di Yogyakarta, kawasan
transportasi yang tinggi. permukiman Jeron Benteng pada awalnya me-
Faktor aksesibilitas tersebut sangat penting rupakan kawasan bergengsi/elite karena dekat
dalam perumahan sehingga setiap rumah tang- dengan keraton, tetapi sekarang tidak dipan-
ga selalu mempertimbangkan aksesibilitas da- dang sebagai kawasan elit lagi, karena terjadi
lam memilih lokasi perumahan (Troy dalam perubahan sosial masyarakat. Bagi masyarakat
Bourne (1982), Zulfan (1990), dan Sinulingga Yogyakarta kawasan pendidikan memiliki status
(1999). Troy (dalam Bourne, 1982) menyatakan sosial yang tinggi (Condroyono,1987). Status
bahwa kondisi lingkungan permukiman, fasilitas sosial juga berkaitan dengan gaya hidup ma-
kota dan transportasi sangat mempengaruhi syarakat. Setiap rumah tangga memiliki gaya
preferensi bermukim. hidup berbeda-beda. Gaya hidup merupakan
Komponen non-fisik pada lingkungan peru- pola perilaku yang relatif konsisten dengan nilai-
mahan yang erat kaitannya dengan preferensi nilai, kepercayaan, norma, ide ataupun tujuan
adalah karakteristik tetangga (berdasarkan sta- (Wilianto, 1994). Gaya hidup dapat mempenga-
tus pekerjaan dan tingkat pendapatan, etnis dan ruhi preferensi perumahan (Yeats & Garner,
agama). Imigran Ghana di Toronto, Kanada 1980) dan rumah tangga yang memiliki life-style
cenderung memilih lokasi bermukim yang ber- yang sama juga memiliki preferensi perumahan
dekatan dengan keluarga atau teman mereka sama (Wilianto,1994).
(Owusu, 1999). Bertetangga dengan orang ter- Faktor sosial budaya yang dapat mempe-
dekat, seperti keluarga atau kerabat dekat me- ngaruhi preferensi diantaranya berkaitan de-
rupakan faktor yang seringkali dipertimbangkan ngan faktor kekerabatan. Ikatan kekerabatan
dalam bermukim. Pada permukiman tradisional dapat menjadi bahan pertimbangan rumah ta-
Karakteristik Bermukim Masyarakat Banjar Pinggiran Sungai ………… (Muhammad Tharziansyah)

ngga untuk memilih lingkungan permukiman. didikan berjarak sekitar 1 km dari permukiman.
Para migran di Cairo memilih perumahan de- Hal ini sangat memudahkan masyarakat dalam
ngan kriteria yang mirip seperti kondisi asal me- memenuhi kebutuhan dan pelayanan. Masyara-
reka (Abu-Lughod, 1969). Demikian juga di Afri- kat Kuin hidup pada lingkungan permukiman
ka (Epstein, 1969), di kampung suku Aborigin, yang homogen dari sisi asal usul tetangga dan
Australia (Rapoport, 1972e) dan di London jenis pekerjaannya. 67,17% responden memiliki
(Young dan Wilmott, 1973) rumah tangga me- tetangga yang bekerja pada sektor swasta dan
milih berdekatan hidup dengan etnis yang sa- memiliki tetangga yang berasal dari Kuin (asli
ma. Preferensi bermukim etnis Turki dan Maro- Kuin) sebesar 44,78%.
ko pada empat kota di Belanda (van Kempen & Berkaitan dengan lingkungan, permukiman
van Weeseb, 1998) dilatarbelakangi aspek ke- di Kuin Utara dipengaruhi oleh pola sungai dan
samaan etnis, aibatnya permukiman berkem- jaringan jalan. Salah satu implikasinya mempe-
bang cukup signifikan. ngaruhi orientasi rumah, baik menghadap su-
Para orang tua (suku Banjar) selalu meng- ngai, sungai dan darat, maupun menghadap da-
harapkan agar anak-anak mereka (khususnya rat. Pada Tabel 1 memperlihatkan 56,72% ru-
anak perempuan) membangun rumah di sam- mah responden menghadap darat. Orientasi ke
ping rumah mereka sendiri atau pada lokasi arah darat merupakan pengaruh langsung dari
yang tidak terlalu jauh (Daud, 1997). Pada su- adanya jalan darat yang semakin meningkat ku-
atu kampung yang padat dan susunannya tidak alitas dan kuantitasnya.
teratur berlapis-lapis, masih terdapat daerah
yang masih kosong. Tanah kosong itu dica- Tabel 1. Karakteristik Rumah
dangkan untuk anaknya atau dijual kepada ke-
rabat dekatnya. Arah Ke sungai 20,90%
Orientasi Ke sungai dan ke darat 22,39%
Ke darat 56,72%
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Kayu panggung 83,58%
Konstruksi Kayu tidak panggung 10,45%
Atribut Perumahan Bangunan Beton panggung 5,97%
Lokasi permukiman Kuin Utara (Gambar 1) Status Beli 47,78%
Kepemilikan Waris 37,31
berada pada pinggiran Kota Banjarmasin. Ke-
Sewa 10,45%
dudukan lokasi tersebut mempengaruhi aksesi- Pinjam 4,48%
bilitas warganya khususnya menuju tempat be-
Jl. Kui nMasjid
Utara
Ke Pusat
Batas Wilayah Penelitian
kerja.
(lokal)
P.S uriansyah
Kota
Arah perkembangan
permukiman Atribut Rumah Tangga
Jalan sebagai daya tarik
pembangunan rumah di daratan Berdasarkan tingkat pendapatan per bulan
.H
K
S
N
maka 31,34% responden memiliki tingkat pen-
Jl
dapatan lebih dari satu juta rupiah dan 58,21%
responden bekerja di sektor swasta. Jika dilihat
KEL.KUIN UTARA
Arah perkembangan dari tingkat pendidikan, maka sebear 37,31%
permukiman
r Te ra pun g

lulusan SMA. Adapun berkaitan dengan lama


tinggal maka 41,79% responden tinggal di Kuin
Ka was an P asa

selama 5 sampai 25 tahun. Responden yang


tinggal antara 25 – 50 tahun sebesar 25,37%.
Sungai Barito

Faktor budaya sangat mempengaruhi aktivi-


tas bermukim yang meliputi etnis dan tradisi.
Sungai
Sebesar 44,78% responden merupakan ketu-
Kuin
runan Kuin merupakan keturunan dari Hulu Su-
ngai. Antara keturunan Kuin dan Banjar memi-
KEL.KUIN SELATAN
liki kemiripan karakteristik sehingga rumah tang-
ga kedua keturunan ini memiliki ikatan yang ku-
at. Keturunan Kuin memiliki ikatan asal keturun-
Gambar 1. Lokasi Permukiman di Kuin Utara S umber:
DINA S TATA K OTA DA N K E INDA HA N K OTA
an yang cukup kuat dan memiliki kebiasaan
B A NJA RMA S IN dan A DA P TA S I P RODUK
GIS TE LK OM K A LIMA NTA N bermukim berdekatan dengan sanak saudara
Sebagian besar tempat bekerja relatif de- dan kondisi ini telah berkembang secara turun
kat dengan tempat tinggal yaitu antara 1 hingga temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Ikatan
2 km. Moda
WILAYAH angkutan yang digunakan
PENELITIAN KELURAHAN KUIN UTARA ada be- kekerabatan di Kuin Utara dapat tercermin dari
berapa jenis, sebesar 53,73% menggunakan keberadaan tetangga yang sebagian besar me-
klotok dan sepedaSkalamotor.1 : 9600
Selain jarak ke tem- rupakan keturunan dari Kuin. Berdasarkan hasil
pat kerja yang relatif dekat, jarak ke beberapa analisis korelasi seperti pada Tabel 2 didapat-
fasilitas sosial pun juga relatif dekat. Lokasi per- kan koefisien korelasi antara asal responden
belanjaan (pasar), fasilitas kesehatan dan pen- dan asal tetangga sebesar 0,411.
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 1, Juni 2011 : 1 - 6

Tabel 2. Korelasi Ikatan Sosial Budaya Pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa 80,597%
responden di Kuin Utara menyatakan tidak
Lama Tinggal Asal Tetangga menginginkan pindah rumah, karena pertim-
bangan dekat dengan keluarga. Angka ini sa-
Asal Keturunan 0.531 0.411
ngat siginifikan dibandingkan pertimbangan la-
Lama Tinggal 1.000 0.278
innya. Berdasarkan analisis 86,567% respon-
Asal Tetangga 1.000
den tidak memiliki pendapat tentang lokasi pe-
** correlation is significant at the .01 level (2-tailed)
* correlation is significant at the .05 level (2-tailed) rumahan ideal, Seperti halnya dengan sikap ke-
inginan pindah, maka dengan tidak adanya lo-
Kebiasaan bepergian atau daya jangkau ter- kasi perumahan yang dianggap ideal menunj-
hadap suatu tempat menggambarkan adanya ukkan adanya preferensi terhadap perumahan.
gaya hidup yang dipengaruhi oleh faktor sosial Indikator yang terakhir adalah alasan me-
ekonomi maupun budaya. Keterjangkauan ter- nyukai perumahan yang saat ini, terdiri dari lima
sebut dapat berkaitan dengan pekerjaan, gaya alasan yaitu kedekatan dengan keluarga, kam-
hidup, rekreasi dan kunjungan keluarga. Rumah pung sendiri, kedekatan dengan tempat beker-
tangga yang memiliki kemampuan ekonomi ja, kebutuhan terpenuhi dan lingkungan yang
tinggi memiliki kemampuan untuk mencapai baik. Alasan terbesar (38,803%) menyatakan
tempat yang jauh hingga keluar propinsi. Sebe- menyukai perumahan karena lingkungan baik.
sar 55,22% responden memenuhi kebutuhan Keempat indikator dalam tabel 4 dianalisis
berasal dari dalam lingkup Kota Banjarmasin dengan menggunakan analisis prosentase/
saja. bobot, yang hasilnya diklasifikasikan sebagai
variabel kategori (1,2,3,4). Kode “1” menunjuk-
Analisis Variabel Laten kan preferensi sangat lemah, “2” menunjukkan
Melalui Factor Analysis dan Principals Com- preferensi lemah, “3” menunjukkan preferensi
ponent Analysis dihasilkan komponen variabel kuat dan “4” menunjukkan preferensi sangat
yang lebih sederhana atau disebut sebagai va- kuat. Tiga kelompok variabel yang akan dianali-
riabel laten yang dapat mewakili beberapa va- sis dengan analisis regresi, yaitu kelompok so-
riabel. Dari hasil analisis didapatkan sejumlah sial budaya dan sosial ekonomi sebagai varia-
variabel laten, yaitu 7 (tujuh) variabel laten yaitu bel independent dan kelompok preferensi seba-
aksesibilitas (jarak ke tempat bekerja dan moda gai variabel dependent.
angkutan), ikatan sosial budaya (asal keturunan Setelah dilakukan beberapa kali uji model
dan lama tinggal), pekerjaan tetangga, asal te- dari analisis regresi, maka didapatkan model
tangga, status kepemilikan rumah (tenure), jenis ideal regresi : PREF =  + 1 ASTEG + 2
pekerjaan dan tingkat pendapatan (income). IKASB + 3 TIPDT + e = 2.687 + 0.463 ASTEG
Tabel 3 memperlihatkan hasil ekstraksi de- + 0.409 IKASB – 0.343 TIPDT + 0.127
ngan metode Principals Component Analysis Model ini memperlihatkan bahwa faktor so-
terhadap beberapa variabel. Variabel jarak pe- sial budaya sangat mempengaruhi preferensi
kerjaan dan moda angkutan mengelompok perumahan (PREF). Variabel predictornya ada-
menjadi satu dengan nama aksesibilitas (AK- lah tingkat pendapatan (TIPDT), asal tetangga
SES). Variabel asal keturunan dan lama tinggal (ASTEG) dan ikatan sosial budaya (IKASB). Di
juga mengelompok menjadi satu dengan nama dalam IKASB terdapat asal keturunan (ASAL)
ikatan sosial budaya (IKASB). Variabel yang dan lama tinggal (TINGGAL). Ketiga variabel ini
lainnya berdiri sendiri yaitu PKJTEG, STAKR, mempengaruhi preferensi perumahan di Kelu-
ASTEG, PKJ dan TIPDT. rahan Kuin Utara.

Tabel 3. Hasil Rotasi Variabel


AKSES IKASB PKJTEG STAKR ASTEG PKJ TIPDT
Jarak Pekerjaan 0.916 0.109 -0.036 0.080 -0.009 0.046 -0.044
Moda angkutan -0.849 -0.056 0.001 -0.050 -0.163 0.126 0.213
Asal Keturunan 0.060 0.918 0.130 -0.072 0.041 0.037 -0.102
Lama tinggal 0.140 0.746 -0.291 0.205 0.268 -0.021 -0.002
Pekerjaan Tetangga -0.026 -0.035 0.958 -0.003 0.156 0.090 -0.051
Kepemilikan Rumah 0.103 0.047 -0.007 0.984 -0.024 -0.044 -0.014
Asal Tetangga 0.115 0.194 0.167 -0.030 0.942 0.055 -0.027
Jenis Pekerjaan -0.054 0.020 0.087 -0.044 0.049 0.989 0.000
Tingkat Penghasilan -0.203 -0.091 -0.052 -0.014 -0.025 -0.001 0.969
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
AKSES = aksesibilitas (jarak pekerjaan+moda angkutan) ASTEG = asal keturunan tetangga
I KASB = ikatan sosial budaya (asal keturunan+lama tinggal) PJK = jenis pekerjaan
PJKTEG = pekerjaan tetangga TIPDT = tingkat pendapatan
STAKR = status kepemilikan rumah
Karakteristik Bermukim Masyarakat Banjar Pinggiran Sungai ………… (Muhammad Tharziansyah)

Tabel 4. Analisis Variabel Preferensi lanan ke tempat kerja atau ke tempat lain. Fak-
tor lain yang menyebabkan TIPDT ini berpenga-
Indikator Kategori % ruh terhadap lokasi perumahan adalah keterse-
Keinginan Pindah
tidak ada 80.597 diaan lapangan kerja di sekitar tempat tinggal.
ada 19.403 Dari ketiga variabel yang mempengaruhi prefe-
Dekat keluarga 80.597
Warisan 5.790
rensi, maka dapat disimpulkan bahwa faktor so-
Dekat Pekerjaan 4.478 sial budaya lebih besar pengaruhnya dibanding-
Pertimbangan memilih
Lokasi
Fasos lengkap 2.985 kan faktor ekonomi. Artinya masyarakat di per-
Dekat sumber air 1.493 mukiman tradisional seperti di Kelurahan Kuin
Dekat angkutan umum 1.493
Harga murah 2.985
Utara ini lebih banyak mempertimbangkan fak-
Pendapat tentang tidak ada 86.567 tor sosial budaya dalam aktivitas bermukimnya.
lokasi yang ideal ada 13.433
dekat keluarga 25.373 Prediksi Perkembangan Preferensi Perumah-
kampung sendiri 8.955 an
Alasan suka terhadap
Dekat Pekerjaan 16.418
lingkungan
kebutuhan terpenuhi 10.448 Variabel yang sangat berpengaruh terhadap
lingkungan baik 38.803 preferensi adalah ASTEG dengan koefisiensi
sebesar 0,463. Kekuatan preferensi akan ber-
Tabel 5. Hasil Analsisi Regresi ubah sebesar 0,463 jika variabel ASTEG ber-
ubah satu satuan. Artinya jika semakin banyak
ASTEG IKASB TIPDT tetangga yang memiliki kesamaan daerah asal,
C 0.463 0.409 -0.343 maka preferensi bermukim akan semakin kuat.
t-value 3.632** 3.209** -2.691** Sebaliknya jika tetangga semakin heterogen
Sig 0.001 0.002 0.009 maka preferensi semakin berkurang. Ada be-
std.error 0.127 0.127 0.127
berapa faktor yang menyebabkan perubahan
Constant 2.687
t-value 21.245
tetangga, diantaranya rumah dijual kepada
R² 0.328 orang lain yang bukan berasal dari Kuin Utara,
F 10.242 semakin banyak pendatang luar daerah hingga
** significant at the 1% level1 lebih dominan daripada penduduk asal, terjadi
C = koefisien regresi perkawinan dengan orang yang berasal dari
suku/daerah berbeda.
Pada Tabel 5 terlihat bahwa t-value seluruh Variabel kedua yang mempengaruhi prefe-
variabel (kecuali PKJ) lebih dari t tabel (2.655) rensi adalah IKASB dengan koefisiensi sebesar
dan nilai signifikansi pada level 1%. ASTEG 0.409. IKASB terdiri dari dua variabel yaitu lama
(asal tetangga) merupakan variabel yang sa- tinggal dan asal keturunan. Jika terjadi perubah-
ngat mempengaruhi preferensi perumahan de- an satu satuan maka preferensi akan berubah
ngan koefisiensi sebesar 0.463, kemudian sebesar 0,409. Semakin lama rumah tangga
IKASB sebesar 0,409 dan TIPDT sebesar – tinggal di perumahannya maka preferensinya
0,343. Kuatnya pengaruh ASTEG terhadap pre- terhadap perumahan tersebut semakin me-
ferensi perumahan disebabkan oleh ikatan ke- ningkat dan jika asal rumah tangga yang sama
kerabatan atau keturunan. Pada umumnya ma- dominan maka preferensi perumahan juga me-
syarakat di Kelurahan Kuin Utara memiliki ke- ningkat. Fenomena asal keturunan merupakan
biasaan tinggal berdekatan dengan kerabat/sa- faktor yang sangat menentukan dalam aktivitas
nak saudaranya. Sebagian besar hubungan an- bermukim. Variabel ketiga adalah TIPDT de-
tar tetangga merupakan hubungan keluarga. ngan koefisiensi sebesar – 0,343. Artinya jika
Adapun IKASB terbentuk dari dua variabel terjadi perubahan sebesar satu satuan pada
yaitu ASAL dan TINGGAL. Sebagian besar ma- TIPDT maka preferensi akan berkurang sebesar
syarakat Kuin tinggal cukup lama, bahkan hing- 0,343. Semakin tinggi tingkat pendapatan jus-
ga beberapa generasi. Sebesar 44,78% rumah teru semakin mengurangi nilai preferensi, kare-
tangga merupakan orang asli Kuin dan 38,81% na pendapatan yang tinggi mempunyai alternatif
merupakan orang Banjar, sehingga hal ini sa- pilihan perumahan yang lebih banyak meskipun
ngat berpengaruh terhadap preferensi peru- pada lokasi-lokasi yang relatif jauh. Peningkat-
mahan di Kelurahan Kuin Utara. Demikian juga an taraf ekonomi menyebabkan preferensi ter-
dengan lama tinggal, semakin lama tinggal di hadap perumahan yang ada saat ini semakin
perumahan maka semakin besar kadar prefe- berkurang.
rensinya terhadap perumahan.
TIPDT merupakan variabel ketiga setelah 5. KESIMPULAN
IKASB yang mempengaruhi preferensi di Kuin
Utara. TIPDT ini dapat berkaitan biaya perja- Faktor sosial budaya memberikan pengaruh
yang besar dalam aktivitas bermukim di per-
1
1% level: t-value > 2,655, 5% level: 1,998 <t-value<2,295 mukiman batang air. Pada masa lalu preferensi
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 3, No. 1, Juni 2011 : 1 - 6

bermukim batang air di Kota Banjarmasin sa- 6. Knox, Paul. 1982; ‘Housing Demand, Re-
ngat didominasi oleh faktor sosial budaya, se- sidential Mobility and Urban Residential
dangkan pada masa sekarang di samping faktor Structure’, Urban Social Geography an In-
sosial budaya juga terdapat pengaruh faktor troduction, Second Edition, Longman Scien-
sosial ekonomi. Faktor-faktor yang mempenga- tific and Technology, John Wiley and Sons,
ruhi preferensi bermukim dapat diketahui mela- Inc, New York.
lui pendekatan housing attributes dan house- 7. Larr. 1983. dalam Wilianto, Herman. 1994;
hold attributes. Hasil dari factor analysis me- ‘Life Style and Housing Choice in The City
nunjukkan bahwa terdapat sebanyak tujuh va- of Bandung’, Ph.D Thesis, University of
riabel yang berfungsi sebagai variabel laten di Waterloo, Canada
Kuin Utara yaitu aksesibilitas, ikatan sosial bu- 8. Owusu, Thomas. Y. 1999; ‘The Residential
daya, pekerjaan tetangga, asal tetangga, status Patterns and Housing Choices of Ghanaian
kepemilikan rumah, jenis pekerjaan dan tingkat Immigrants in Toronto Canada’, Housing
pendapatan. Temuan penelitian memperlihat- Studies, Vol.14, No.1
kan bahwa karakteristik bermukim di Kuin Utara 9. Pemerintah Kotamadia Dati II Banjarmasin.
dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Semakin 1994; Rencana Umum Tata Ruang Kota
banyak tetangga yang berasal dari Kuin Utara, Banjarmasin (Evaluasi dan Revisi), Buku
maka nilai preferensi semakin kuat. Ikatan sosi- Rencana, Banjarmasin.
al budaya yang semakin kuat juga akan mem- 10. Rapoport, A. 1977; ‘Perception of Environ-
perkuat preferensi perumaan di Kuin Utara. mental Quality’, Human Aspects of Urban
Meskipun ikatan sosial budaya memiliki penga- Society Towards a Man-Environment Ap-
ruh yang besar terhadap preferensi, tetapi fak- proach to Urban Form and Design, Chapter
tor asal keturunan lambat laun akan mengalami 2, Pergamon Press, New York.
penurunan seiring dengan proses keterbukaan 11. Saleh, Muhammad Idwar. 1975; Banjar-
wilayah dan akulturasi budaya setempat de- masih: Sejarah Singkat Mengenai Bangkit
ngan budaya luar. Demikian juga dengan per- dan Berkembangnya Kota Banjarmasin Ser-
geseran karakter dari generasi lama ke baru ta Wilayah Sekitarnya Sampai Dengan Ta-
merupakan faktor yang tidak bisa dihindari. hun 1950, Banjarmasin.
Adapun kekuatan faktor sosial ekonomi mu- 12. Santoso, Singgih. 2000; SPSS (Statistical
lai mempengaruhi preferensi bermukim di Kuin Product and Service Solutions) Versi 7.5,
Utara. Dari hasil regression analysis menunjuk- PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
kan bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan 13. Sinulingga, Budi D. 1999; ‘Pengaruh Kon-
maka nilai preferensi mengalami penurunan. disi Lingkungan Pemukiman, Ketersediaan
Rumah tangga dengan tingkat pendapatan ting- Fasilitas Kota, Transportasi dan Lapangan
gi memiliki peluang yang besar dalam memilih Pekerjaan terhadap Preferensi Bermukim
lingkungan perumahan. Para Migran di Wilayah Metropolitan
Mebidang’, dalam Budi D. Sinulingga,
6. DAFTAR PUSTAKA Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan
Lokal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
1. ________1999; ‘The Relationship Between 14. Turner, John F. 1972; Freedom to Build –
Household Social Characteristics and Hous- Dweller Control of The Housing Process,
ing Preferences’, Jurnal Arsitektur Tatanan, The Macmillan Company, New York.
Vol.1 No.2, pp.135-140. 15. Van Kempen, Ronald and Jan van Weesep.
2. Abu-Lughod, Janet. 1969; ‘Migrant Adjust- 1998; ‘Ethnic Residential Patterns in Dutch
ment to City Life: The Egytian Case’ dalam Cities: Backgrounds, Shifts and Consequ-
G. Breese (ed.), The City in Newly Develop- ences’, Urban Studies, Vol.35, No.10,
ing Countries, Princeton, Princeton Unversi- pp.1813-1833.
ty Press, pp.376-388. 16. Yeates M and Barry G, 1980; The North
3. Bourne L.S. (Ed.). 1982; Internal Stucture of American City, Harper & Row Publishers,
The City Readings on Urban Form, Growth, New York.
and Policy, Second Editions, Ox-ford Uni- 17. Zulfan. 1990; ‘Identifikasi Aspek-Aspek
versity Press, Oxford. Keterhubungan Dan Pengaruh Tingkat Pen-
4. Condroyono. 1987; ‘Implikasi Perubahan dapatan Masyarakat Terhadap Preferensi
Sosial Pada Pola Ruang Sosial Kota Yog- Lokasi Rumah Tinggal : Studi Kasus Kota-
yakarta: Kasus Pengamatan Terhadap Pola madya Bandung’, Thesis Magister Peren-
Permukiman’, Thesis Magister Perencana- canaan Wilayah dan Kota, ITB.
an Wilayah dan Kota, ITB, Bandung.
5. Daud, Alfani. 1983; Islam dan Masyarakat
Banjar (Deskripsi dan Analisa Kebudayaan
Banjar), PT. Raja Grafindo Persada. ₪ JPT © 2011 ₪

Anda mungkin juga menyukai