Dosen Pengajar:
Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si
Disusun oleh:
Anjelin Meilinda
A1A513011
Wilda Muslimah
A1A513064
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan penulisan
makalah ini. Adapun maksud dari pambuatan makalah ini adalah untuk
melengkapi tugas mata kuliah Geografi Permukiman.
Dalam penyusunan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari semua pihak, baik dukungan moril maupun bantuan dalam
mendapatkan data, bimbingan dan sistematika penyusunan maupun dalam
penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Banjarmasin,
Oktober 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia (kebutuhan
primer) yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup layak
sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Permukiman sebenarnya merupakan
kebutuhan perorangan (individu) namun dapat berkembang menjadi
kebutuhan bersama jika manusia berkeluarga dan bermasyarakat. Selain
sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial maka
manusia tidak hidup sendiri-sendiri akan tetapi hidup bersama dan
membentuk kelompok-kelompok, demikian pula halnya dengan rumah
tempat
tinggalnya
akan
dibangun
secara
bersama-sama
sehingga
Model
dari
pengertian-
pengertian
permukiman
mencakup
oleh
penghuni
tinggal
yang
merupakan
indikator
penurunan
kualitas
lingkungan
permukiman. Begitu pula di daerah pedesaan baik disekitar kota maupun jauh
dari kota.
Bertambahnya jumlah penduduk maupun kegiatan penduduk telah
menuntut bertambahnya ruang untuk mengakomodasi permukiman maupun
bangunan-bangunan yang dapat mewadahi kegiatan tersebut. Dengan adanya
variasi topografi yang beragam di Kecamatan Pangeran khususnya Komplek
Simpang Adhiyaksa sendiri menjadikan daerah tersebut menarik untuk
diteliti. Dengan begitu, pola persebaran permukiman yang terdapat di daerah
penelitian dapat beragam. Karena permukiman sendiri merupakan salah satu
wujud adaptasi dari masyarakat sekitar terhadap kondisi fisik lingkungannya.
Pola permukiman yang terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng
yang terjal dengan yang terdapat pada lereng yang lebih landai akan berbeda.
Komplek Simpang Adhiyaksa merupakan salah satu perumahan yang ada
di Kota Banjarmasin, tepatnya berada di Kecamatan Banjarmasin Utara,
Kelurahan Pangeran. Pemilihan perumahan ini sebagai studi kasus didasarkan
pada lokasi perumahan ini berada pada pemukiman yang padat penduduk di
Kota Banjarmasin dan merupakan salah satu komplek perumahan yang
termasuk golongan menengah keatas.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi permukiman di komplek Simpang Adhiyaksa, RT.26
RW.01
Kelurahan
Pangeran,
Kecamatan
Banjarmasin
Utara,
Kota
fisik
(shelter)
dalam
kesatuan
budaya
(adat
istiadat)
dalam
D. Pola Permukiman
Menurut Jayadinata (1986) pola permukiman merupakan lingkup
penyebaran daerah tempat tinggal menurut keadaan geografi (fisik) tertentu,
seperti permukiman sepanjang pantai, alut, aliran sungai dan jalan yang
biasanya berbentuk linear.
Sedangkan menurut Yodohusodo
(1991)
terdapat
(tiga)
pola
2.
Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang
berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun,
sumber air beracun, dsb).
3.
4.
5.
F.
Lingkungan Permukiman
Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima
elemen, yaitu (K. Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih):
1. Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti
topografi, hidrologi, tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan
2.
fauna.
Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
BAB IV
TABEL HASIL DAN PEMBAHASAN
a)
Tabel Hasil
Tabel Kualitas Lingkungan Rumah di Lokasi Penelitian
No
Aspek
Lingkungan
Ruang
Indikator
Deskripsi
Luas Rumah
Bertinggal
2
Ruang Hijau
beberapa
rumah
yang
berukuran kecil.
Mayoritas rumah memiliki taman.
Adapun jenis tanaman berupa
pohon kecil, pohon buah-buahan
(Permanen,
Permanen,
Permanen)
tipe semi permanen.
Kondisi
Bangunan Kondisi bangunan yang ada di
(Asli, Renovasi)
komplek
Simpang
Adhiyaksa
renovasi.
Kondisi jalan
yang
komplek
Simpang
memiliki
kualitas
ada
di
Adhiyaksa
yang
baik,
Tempat
Tinggal
polisi
tidur
yang
Jarak Antar
< 3 Meter
Rumah
kendaraan bermotor.
Jarak antar rumah yang satu
dengan
rumah
yang
lainnya
pagar.
Ada beberapa lahan yang kosong
sehingga memisahkan rumah
Pola
Persebaran
Menyebar
Mengelompok
pola
persebaran
Permukiman
7
Jenis Jalan
Saluran
Memanjang
permukiman
memanjang
Aspal
Tanah
Konblok
pada
Saluran Tertutup
Drainase
Listrik
Saluran Terbuka
Ada
10
Air
Kayu
PDAM
Kayu
menggunakan
12
mempunyai listrik
Semua penghuni yang tinggal di
komplek
11
Tangi
di
Tangi
PDAM
dalam
Hunian
Bertingkat
Penggolongan
Tunggal),
(Rumah
Hunian
Jenis Sarana
(Rumah Susun)
Tempat Ibadah
Pendidikan
Toko/Warung
Taman/Tempat
Bermain
13
Lebar Jalan
b)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembahasan
Ruang Bertinggal
Ruang Hijau
Kualitas Fisik Rumah
Kondisi Jalan Sekitar Lingkungan Tempat Tinggal
Jarak Antar Rumah
Pola Persebaran Permukiman
Jenis Jalan
Saluran Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
9. Listrik
Pertumbuhan kawasan pemukiman pada keadaan sekarang ini terjadi
sangat pesat. Pertumbuhan pemukiman ini akan membawa suatu konsekuensi
bagi penambahan kebutuhan lainnya yang merupakan sarana dan prasarana yang
menyertai setiap kawasan pemukiman pada umumnya, serta setiap rumah mukim
pada khususnya. Penambahan sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah
listrik.
Jaringan Listrik merupakan salah satu sarana dan prasarana penting dalam
suatu permukiman. Selain berguna dalam penerangan juga menghindarkan dari
tindakan kriminal. Pada komplek Kayu Tangi I ini semua rumah sudah terpasang
jaringan listrik hal ini dapat dilihat dari tiang-tiang listik yang terdapat
disepanjang jalan.
10. Air
Untuk memenuhi kebutuhan air pada kawasan komplek Kayu Tangi I ini,
semua penduduk telah menggunakan jasa pelayanan PDAM hal ini dapat dilihat
dari adanya meteran PDAM yang terpasang di rumah-rumah warga. Penggunaan
air PDAM di komplek Kayu Tangi I ini per rumahnya tergolong cukup besar
karena sebagian besar rumah yang ada di komplek ini dijadikan tempat kost.
11. Penggolongan Hunian
Acuan penggolongan hunian berdasarkan beberapa ketentuan peraturan
yang telah berlaku, berdasarkan tipe wujud fisik arsitektural dibedakan atas:
a) Hunian tidak bertingkat
Hunian tidak bertingkat adalah bangunan rumah yang bagian huniannya
berada langsung di atas permukaan tanah, berupa rumah tunggal, rumah
kopel dan rumah deret. Bangunan rumah dapat bertingkat dengan
kepemilikan dan dihuni pihak yang sama.
b) Hunian bertingkat
Hunian bertingkat adalah rumah susun
golongan berpenghasilan
rendah
(rumah
(rusun)
susun
baik
untuk
sederhana
sewa),
berpenghasilan
atas
(rumah
susun
mewahapartemen).
komplek Kayu Tangi I ini yaitu Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Sarana
terakhir yang terdapat pada komplek Kayu Tangi I ini yaitu beberapa toko-toko
yang menjual alat-alat keperluan sehari-hari, toko kosmetik, toko yang menjual
alat tulis kantor (ATK), warung-warung makan yang banyak terdapat di jalur II
selain itu di komplek ini terdapat beberapa buah salon kecantikan.
Penyediaan sarana yang ada di komplek Kayu Tangi I tidak terlalu banyak,
hal ini dikarenakan komplek ini tidak terlalu besar. Komplek ini juga berada di
kawasan yang strategis sehingga sarana-sarana yang tidak ada di dalam komplek
mudah untuk dijangkau. Komplek ini berada di kawasan yang dekat dengan
sarana umum lainnya seperti dekat dengan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun
Swasta, selain itu juga dekat dengan saran bermain/taman serta sarana lain yang
tidak ada dalam komplek.
13. Lebar Jalan
Jalan sebagai prasarana transportasi, dibuat untuk menyalurkan berbagai
modatransportasi jalan yang bergerak dari asalnya ke tujuannya. Modatransportasi
seperti mobil penumpang, bus, dan truk, merupakan alat untuk melakukan
perpindahan orang dan barang. Dalam kaitan ini, jalan direncanakan untuk
menyalurkan aliran kendaraan dari berbagai klasifikasi kendaraan sesuai
fungsinya.
Berbagai tipe jalan akan menunjukan kinerja berbeda pada pembebanan
lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi, jalan tak terbagi, dan jalan satu arah.
Lebar jalur kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan
lebar jalur lalu lintas. Pada komplek Kayu Tangi I memiliki tipe jalan satu arah
yang mempunyai lebar 4 meter. Jadi jarang sekali jalan yang ada di komplek ini
mengalami kemacetan. Kemacetan hanya terjadi pada saat-saat tertentu saja
misalnya saat ada acara di gedung Sultan Syuriahsyah sehingga menyebabkan
ruas-ruas jalan di komplek ini di jadikan parkiran mobil-mobil pengunjung yang
datang.
BAB V
PENUTUP
A.
B.
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA