Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Fungsi , Keragaman, Bhineka Tunggal Ika Terhadap Sosial Kebudayaan

Disusun Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Geografi Sosial Budaya


Dosen Pengampuh : Wiwin Kobi S.Pd,. M.Pd

Disusun Oleh
Sry Rahayu Kaino
451420017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Geografi Sosial
Budaya

Saya sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kebudayaan . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
Makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Gorontalo, September 2022

Sry Ayu Kaino


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosial budaya dapat dilihat sebagai pola dalam suatu wilayah lokal, seringkali dipandang
secara birokratis dan sesuatu yang terorganisir, berkembang, berbudaya termasuk teori pemikiran
sistem kepercayaan dan aktivitas sehari-hari, hal ini dapat diterapkan dalam praktek keseharian.
Terkadang sosial budaya digambarkan menjadi suatu yang tidak dapat ditangkap oleh akal sehat
atau sesuatu diluar kemampuan panca indra (Cicourel, 2013).

Perilaku sosial atau tingkah laku manusia (behavior) semata-mata dipahami sebagai sesuatu
yang ditentukan oleh sesuatu rangsangan (stimulus) yang datang dari luar dirinya. Indifidu
sebagai aktor tidak hanya sekedar penanggap pasif terhadap stimulus tetapi menginterpretasikan
stimulus yang diterima itu. Masyarakat dipandang sebagai aktor kreatif dari realitas sosial,
sehingga perubahan sosialpun dapat terjadi dan akan berdampak pada aspek lain khususnya
interaksi sosial pada masyarakat (Rofiq A., 2008).

Interaksi sosial diatas yang diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang
dinamis, yang menyangkut hubungan antara orangorang secara perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Interaksi tersebut terjadi karena adanya saling mengerti maksud dan tujuan
masing-masing pihak dalam hubungan sosial. Rasa saling mengerti dapat menjadikan interaksi
yang dinamis antara satu pihak dengan pihak yang lain, sehingga tujuan dari suatu program
masyarakat akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri (Pribadi, 2004).

Perkembangan dari suatu hubungan sosial dapat pula diterangkan melalui tujuan-tujuan dari
manusia yang melakukan hubungan sosial itu dimana ketika ia mangambil manfaat dari tindakan
memberikan perbedaan yang menjadikan manfaat dari tindakan tersebut menjadi lebih dapat
dimanfaatkan untuk menjadi solusi dari permasalahan sosial. Masyarakat yang menjadikan suatu
aturan budaya sebagai solusi terbaik tanpa berfikir jernih dalam menyelesaikan permasalahan
tidak akan bertahan lama dalam melakukan aktivitas sosial (Darwis, 2003).
Kebudayaan memiliki unsur yang sama dalam setiap kebudayaan di dunia. Baik kebudayaan
kecil bersahaja dan terisolasi maupun yang besar, kompleks dan dengan jaringan hubungan yang
luas. Kebudayaan sangat mudah berganti dan dipengaruhi oleh kebudayaan lain, sehingga akan
menimbulkan berbagai masalah yang besar. Dalam suatu kebudayaan terdapat sifat sosialis
masyarakat yang didalamnya terdapat suatu ikatan sosial tertentu yang akan menciptakan
kehidupan bersama (Sulismadi & Sofwani, 2011). Kebudayaan mencakup suatu pemahaman
komprehensif yang sekaligus bisa diuraikan dan dilihat beragam vairabel dan cara
memahaminya. Kebudayaan dalam arti suatu pandangan yang menyeluruh yang menyangkut
pandangan hidup, sikap dan nilai. Pembangunan kebudayaan dikaitkan dengan upaya
memperbaiki kemampuan untuk recovery, bangkit dari kondisi yang buruk, bangkit untuk
memperbaiki kehidupan bersama, bangkit untuk menjalin kesejahteraan. Dalam hal inilah sosial
budaya berperan untuk memberikan solusi terbaik bagi beragam bidang kehidupan (Widianto &
Pirous, 2009).

Peran sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individuindividu suatu kelompok sosial untuk memenuhi
berbagai kebutuhan kesehatan, sehingga sosial budaya mampu menjadi penentu kualitas
kesehatan masyarakat. Apabila suatu masyarakat terlalu terpaku pada sosial budaya setempat, hal
tersebut juga dapat mempengaruhi perilaku-perilaku kesehatan di masyarakat (Jahidin et al.
2012). Fungsi sosial budaya menjadi salah satu fungsi keluarga yang mempunyai peran penting
untuk mengenalkan kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan budaya bangsa pada seluruh anggota
keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fungsi social budaya di berbagai daerah?
2. Bagaimana Pentingnya keragaman social budaya?
3. Bagaimana peran bhineka tunggal ika dalam persatuan dan keragaman social budaya
sekarang ?
1.3 Tujuan
1. Dapat megetahui fungsi social budaya
2. Dapat mengetahui pentingnya keragaman social budaya
3. Dapat mengetahui peran bhineka tunggal ika dalam persatuan dan keragaman social
budaya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Sosial Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang.
Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari beberapa unsur
yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa
sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia.

Oleh sebab itu, banyak dari sekelompok orang cenderung menganggap hal tersebut sebagai
sesuatu yang diwariskan secara genetis. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang-orang
yang memiliki budaya berbeda dan menyesuaikan perbedaan di antara mereka, membuktikan
bahwa budaya bisa dipelajari.

Selain itu, Budaya merupakan suatu pola hidup secara menyeluruh. Budaya memiliki sifat
abstrak, kompleks, dan luas. Sementara menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
Budaya adalah sebuah pemikiran, akal budi atau adat istiadat.

Secara tata bahasa, arti kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung mengarah
pada cara pikir manusia. Terdapat beberapa aspek budaya yang menentukan perilaku
komunikatif. Unsur sosial budaya tersebut tersebar dan mencangkup banyak kegiatan sosial
manusia.

Fungsi sosial budaya menjadi salah satu fungsi keluarga yang mempunyai peran penting
untuk mengenalkan kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan budaya bangsa pada seluruh anggota
keluarga. Sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga menjadi pintu pertama dan utama
untuk menjadikan seluruh anggota keluarga yang sekaligus sebagai anggota masyarakat paham
akan kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan budaya sendiri. Pemahaman ini harapannya akan
menumbuhkan kesadaran dan kepedulian seluruh anggota keluarga untuk melestarikan kekayaan
sosial budaya kita dengan berbagai upaya yang positif.

Upaya menghidupkan fungsi sosial budaya dalam keluarga secara berkelanjutan akan
menjadikan seluruh anggota keluarga mampu menggali dan mengembangkan kekayaan sosial
budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa kita memiliki
kekayaan sosial budaya yang demikian ragam. Kekayaan ini bukan hanya perlu dijaga atau
dipelihara, tetapi perlu dilestarikan, dikembangkan dan dimantapkan keberadaannya, agar tetap
eksis dan menjadi ciri khas budaya bangsa kita.

Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh keluarga agar
seluruh anggota mendukung upaya pelestarian adat istiadat, tradisi dan budaya bangsa kita di
antaranya: Pertama, memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengamalan
ajaran sesuai norma dan budaya yang berlaku.Utamanya norma-norma dan budaya bangsa yang
baik dan dapat mengangkat masyarakat, keluarga dan bangsa ke posisi yang lebih terhormat
dihadapan bangsa-bangsa lain di dunia.

Fungsi sosial adalah proses interaksi dengan lingkungan sosial yang dimulai sejak lahir
dan berakhir setelah meninggal. Anggota keluarga belajar disiplin, budaya, norma melalui
interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu berperan di masyarakat. Kegagalan
bersosialisasi dalam keluarga, terutama jika norma dan perilaku yang dipelajari berbeda
dengan yang ada di masyarakat dapat menimbulkan kegagalan bersosialisasi di masyarakat
(Kaplan & Sadock tahun 2008 dalam Niman dkk, 2017).

2.2 Keragaman Sosial Budaya

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda. Pertemuanpertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia.

Sebelum kita memahami keberagaman kebudayaan Indonesia, terlebih dahulu patut kiranya
kita memahami arti kebudayaan itu sendiri, kata kebudayaan dalam bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
atau akal. Dengan demikian kebudayaan di artikan sebagai hal hal yang bersankutan dengan budi
dan akal. Kata kebudayaan dalam bahasa inggris diterjemhkan dengan istilah culture. Dalam
bahasa Belanda di sebut cultuur. Kedua bahasa ini di ambil dari bahasa latin colore yg berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah. Dengan demikian culture
atau cultuur diartikan sebagai segala kegiatan manusiauntuk mengolah dan mengubah alam. ada
pula yang berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya yang berarti daya dari budi, yaitu
berupa cipta, karsa, dan rasa.

Sifat-sifat dari kebudayaan Sifat-sifat dari kebudayaan, adalah sebagai berikut :

1. Adaftif, Kebudayaan bersifat adaptif, artinya kebudayaan selalu mampu


menyesuaikan diri, sifat adaptif ini akan melengkapi manusia pendukungnya dengan
menyesuaikan diri pada halhal seperti kebutuhan fisiolologis badan mereka sendiri,
lingkungan fisik-geografis dan lingkungan sosial.
2. Integratif , Kebudayaan bersifat Integratif artinya kebudayaan memadukan semua
unsur dan sifatsifatnya menjadi satu, bukan sekumpulan kebiasaan yang terkumpul
secara acak-acakan saja. Karena itulah kebiasaan yang dimiliki dalam suatu
kebudayaan tidak dapat dengan mudah dimasukan kedalam kebudayaan lain.
3. Dinamis ,Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan
terus bergerak mengikuti dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat. Dinamika
kehidupan sosial budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia dengan
lingkungan sekitar, penafsiran-penafsiran atau interpretasi yang berubah tentang
norma-norma, dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku

Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia . keragaman budaya
Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri keberadaanya. Dalam konteks pemahaman
masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga
terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis
di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan
dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga
memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di
Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga
mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar
peradaban itu.

Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di pulau –
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.

Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan
masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan budayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang
dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa
Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok sukubangsa namun
juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan
kewilayahan.

Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keungulan


di bandingkan dengan Negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap
dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal portugis
di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa
juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di
Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga
mampu menelisik dan mengembangkan budaya local di tengah-tengah singgunagn antar
peradaban itu.

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara


berdampingan ,saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya kebudayaan kraton
atau kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok
masyarakat terentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat
urban dapat berjalan parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan
kebudayaan berburu meramu yang jauh hidup terpencil. Hubunganhubungan antar kebudayaan
tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai
bahwa konteks keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa dengan jumlah
kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia
adalah masyarakat majemuk yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman
perbedaan yang di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam.
Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk mempekuat isu
konflik yang muncul di tengahtengah masyarakat dan keragaman kebudayaan.

Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman budaya Indonesia
sebagai berikut:

1. Latar Belakang Historis Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di
Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam jangka waktu yang
lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di tempat-tempat
tersebut, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum melakukan
perjalanan. Dengan perbedaan pengalaman dan pengetahuan telah menyebabkan
timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang beranekaragam di Indonesia.
2. Perbedaan Kondisi Geografis Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan
berbagai suku bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan :
Pola kegiatan ekonomi, Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan, pertanian,
kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan corak kebudayaan
yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu
kebudayaan yang lainnya.
3. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang
terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk
keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu
ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut
datang membawa kebudayaan yang beranekaragam. Daerah-daerah yang relatif terbuka,
khususnya daerah pesisir paling cepat megalami perubahan. karena:  Dengan semakin
banyaknya sarana dan prasaranatransportasi,  Hubungan antar kelompok semakin
intensif dan  Semakin sering mereka melakukan pembauran.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak terpengaruh
budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas. Tidak semua negara
memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dengan demikian,
keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Beberapa manfaat keberagaman
budaya, sebagai berikut :

1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat
memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan
pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.

Masalah Yang Timbul Akibat Keberagaman Budaya Secara sosiologis, masyarakat


multikultural adalah masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya. Menurut Naskun,
adanya keanekaragaman budaya tersebut membuat masyarakat multikultural memiliki
karakteristik umum sbb : Adanya sub-sub kebudayaan yang bersifat saling terpisah, Kurang
berkembangnya sistem nilai bersama atau konsensus, Berkembangnya sistem nilai masing-
masing kelompok sosial yang dianut secara relatif rigid dan murni. Sering timbul konflik-
konflik sosial atau kurangnya integrasi. Menurut Pierre L. Van den Berghe, masyarakat
multikultural memiliki karakteristik umum sebagai berikut: 1. Terjadinya segmentasi dalam
bentuk kelompok-kelompok yang sering memiliki subkebudayaan yang satu sama lain berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga yang bersifat nonkomplementer.
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar. 4. Secara relatif, seringkali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang
satu dengan yang lainnya. 5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan
ketergantungan di dalam bidang ekonomi. 6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas
kelompok yang lain. Keberagaman merupakan suatu keadaan yang dapat mendatangkan
fenomena baru yang positif dan negatif (tidak diinginkan). Namun jika keduanya kita telusuri
dan kita kaji lebih jauh, merupakan gejala-gejala yang wajar terjadi dalam masyarakat. Selain
membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak negatif dengan dasar berbeda-
beda itu tidak dapat bergaul satu sama lainnya.
Potensi terpendam untuk terjadinya konflik karena ketegangan antar suku bangsa dan
golongan tidak bisa diabaikan begitu saja.

3.2

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara


berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton
atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok
masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan
masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan
kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan
tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai
bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa dengan jumlah
kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat
kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun beraneka ragam.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang unik
ini dapat dilihat dari budaya gotong royong, teposliro, budaya menghormati orang tua (cium
tangan), dan lain sebagainya.

Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad 14)
secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu (berbeda-beda tetapi tetap satu jua).
Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan
sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan menjadi bagian dari
lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Sebagai semboyan bangsa, artinya Bhinneka
Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika sebagai
pembentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak lepas dari campur tangan para pendiri bangsa
yang mengerti benar bahwa Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan sebuah unsur
pengikat dan jati diri bersama.Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan gambaran dari
kesatuan geopolitik dan geobudaya di Indonesia, yang artinya terdapat keberagaman dalam
agama, ide, ideologis, suku bangsa dan bahasa.

Kebhinekaan Indonesia itu bukan sekedar mitos, tetapi realita yang ada di depan mata
kita. Harus kita sadari bahwa pola pikir dan budaya orang Jawa itu berbeda dengan orang
Minang, Papua, Dayak, Sunda dan lainnya. Elite pemimpin yang berasal dari kota-kota besar dan
metropolitan bisa jadi memandang Indonesia secara global akan tetapi elite pemimpin nasional
dari budaya lokal tertentu memandang Indonesia berdasarkan jiwa, perasaan dan kebiasaan
lokalnya. Ini saja menunjukkan kalau cara pandang kita tentang Indonesia berbeda. Jadi tanpa
kemauan untuk menerima dan menghargai kebhinekaan maka sulit untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan membangun
kesadaran kebangsaan atau nasionalisme merupakan upaya untuk menjaga loyalitas dan
pengabdian terhadap bangsa.

Selama ini sifat nasionalisme kita kurang operasional atau hanya berhenti pada tataran
konsep dan slogan politik. Nasionalisme bisa berfungsi sebagai pemersatu beragam suku, tetapi
perlu secara operasional sehingga mampu memenuhi kebutuhan objektif setiap warga dalam
suatu negara-bangsa. Tradisi dari suatu bangsa yang gagal memenuhi fungsi pemenuhan
kebutuhan hidup objektif akan kehilangan peran sebagai peneguh nasionalisme. Saat ini
diperlukan tafsir baru nasionalisme sebagai kesadaran kolektif di tengah pola kehidupan baru
yang mengglobal dan terbuka. Batas-batas fisik negara-bangsa yang terus mencair menyebabkan
kesatuan negara kepulauan seperti Indonesia sangat rentan terhadap serapan budaya global yang
tidak seluruhnya sesuai tradisi negeri ini. Disamping itu realisasi otonomi daerah yang kurang
tepat akan memperlemah nilai dan kesadaran kolektif kebangsaan di bawah payung
nasionalisme.

Berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tungal Ika-an yang syarat dengan
integrasi nasional dalam masyarakat multikultural, nilai-nilai budaya bangsa sebagai keutuhan,
kesatuan, dan persatuan negara bangsa harus tetap dipelihara sebagai pilar nasionalisme. Jika hal
ini tidak wujud, apakah persatuan dan kesatuan bangsa itu akan lenyap tanpa bekas, atau akan
tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai-nilai global yang menantang kesatuan
negara bangsa (union state) Indonesia? Bagamanakah mengaktualisasikan pemahaman nilai-nilai
ke Bhinnekatunggal Ikaan Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam kajian ini agar
terwujud dan terpelihara secara langgeng integrasi sebagai pilar nasionalisme.

Bhineka Tunggal Ika pada era Glablisasi saat ini, Indonesia pada saat ini banyak
mengalami kemunduran persatuan dan kesatuan. Penyebabnya adalah adanya ketimpangan
sosial, kesenjangan ekonomi, belum stabilnya kondisi politik pemerintahan di Indonesia
menjadikan rakyat tumbuh menjadi rakyat yang apatis terhadap pemerintah. Dampak buruk
globalisasi yang membawa kebudayaan-kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayaan
masyarakat Indonesia menjadi lebih kompleks atau rumit. Karena banyaknya kebudayaan baru
yang datang dan diterima begitu saja, menyebabkan terjadinya penyimpangan kebudayaan di
masyarakat. Belum lagi masalah klasik yang sepele namun berdampak serius seperti perbedaan
suku, agama, ras dan antar golongan yang semakin memecah belah kesatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Melihat kondisi seperti ini tentu kita semua tidak boleh pesimis dan patah
semangat, Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu
jua, selamanya akan tetap relevan untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang
multikultural ini, karena komposisi kehidupan rakyat Indonesia akan terus beragam sampai
kapanpun. Ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antar
golongan di antara kita janganlah dijadikan pembeda. Perkembangan jaman yang cepat dan
masuknya budaya baru biarkanlah berlalu, karena pada dasarnya kita semua satu, satu bangsa,
Bangsa Indonesia
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional
sendiri memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang
beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita
memiliki karakteristik tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa
kita, kita bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar
yang bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari
keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang
ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya
segalanya bertolak pada ideology pancasila. Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman
budaya tentu perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menikis
kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk
diangkat dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan empati.

3.1Saran

Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aprisiasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda beda.  Peran
masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan kesamaan yang
dimiliki oleh setiap budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press

Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan

Anda mungkin juga menyukai