Anda di halaman 1dari 5

Nama : Feisel K.

Rompas
NIM : 18605071
Kelas : A / V
M.K : Geografi Pembangunan

KONSEP GEOGRAFI, NILAI GEOGRAFI, PEMBANGUNAN YANG BERPIJAK


KEPADA RUANG PERMUKAAN BUMI DAN SUMBANGAN GEOGRAFI TERHADAP
PEMBANGUNAN

A. KONSEP GEOGRAFI
 Konsep Lokasi
Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer.
Konsep lokasi dibagi atas:
1. Lokasi absolut: lokasi menurut letak lintang, dan bujur bersifat tetap. Contoh:
Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS, dan di antara 95°BT-141°BT.
2. Lokasi relatif: lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya, dan sifatnya
berubah. Contoh: Indonesia terletak antara Benua Asia, dan Australia.
 Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur
dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer, dan jarak
waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).
 Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak, dan
kondisi tempat. Contoh: Surabaya–Jakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
 Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola
permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
 Konsep Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi
tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah, dan
dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
 Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan
aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan, dan daerah
pemukiman.
 Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama
pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai
kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam
keramaian, kebisingan, dan kesibukan.
 Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan
gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan, dan perkotaan yang
kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan
pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
 Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh:
Areal pedesaan khas, dan corak persawahan.
 Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan
keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan
lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.

B. NILAI/MANFAAT GEOGRAFI
a) Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan.
b) Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,
mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
c) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber
daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat.
d) Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar,
dan wilayah negara/dunia
e) Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil-hasil dari
interaksi berbagai gejala geografis.
f) Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasannya untuk
dimanfaatkan
C. PEMBANGUNAN YANG BERPIJAK KEPADA RUANG PERMUKAAN BUMI
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi
dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995 dalam Tikson, 2005). Paradigma
modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial
dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma
ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development) ketergantungan
(dependent development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi
Larrain (1994). Sedangkan Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klassifikasi teori
pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma
tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.
Konsepsi pembangunan yang dikemukakan di atas sejalan dengan kajian terhadapnya maupun
implementasi diberbagai negara dan wilayah lain, dikemukakan berbagai kelemahan. Kelemahan
tersebut muncul seiring ditemukannya fenomena yang khas, antara lain kesenjangan,
kemiskinan, pengelolaan public good yang tidak tepat, lemahnya mekanisme kelembagaan dan
sistem politik yang kurang berkeadilan. kelemahan-kelemahan itulah yang menjadi penyebab
hambatan terhadap gerakan maupun aliran penduduk, barang dan jasa, prestasi, dan
keuntungan (benefit) dan kerugian (cost) di dalamnya. Seluruh sumberdaya ekonomi dan non-
ekonomi menjadi terdistorsi alirannya sehingga divergence menjadi makin parah. Akibatnya,
hasil pembangunan menjadi mudah diketemukan antar wilayah, sektor, kelompok masyarakat,
maupun pelaku ekonomi. implisit, juga terjadi dichotomy antar waktu dicerminkan oleh
ketidakpercayaan terhadap sumberdaya saat ini karena penuh dengan berbagai resiko (high inter
temporal opportunity cost). Keadaan ini bukan saja jauh dari nilai-nilai moral tapi juga cerminan
dari kehancuran (in sustainability). Ikut main di dalam permasalahan di atas adalah mekanisme
pasar yang beroperasi tanpa batas. Perilaku ini tidak mampu dihambat karena beroperasi sangat
massif, terus-menerus, dan dapat diterima oleh logika ekonomi disamping didukung oleh
kebanyakan kebijakan ekonomi secara sistematis.

D. SUMBANGAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBANGUNAN


a. Lingkup Geografi Dalam Pembangunan
Definisi pembangunan dalam geografi adalah usaha untuk memperbaiki kondisi kehidupan
masyarakat yang dilakukan oleh suatu wilayah tertentu yang memperhatikan segala aspek
kehidupan masyarakat. Ada tiga unsur dalam setiap usaha pembangunan yang saling terkait dan
saling mendukung terlaksananya pembangunan, yaitu:
1. Manusia,
2. Sumberdaya alam dan energi,
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan lingkungan.

Setiap tahap pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.


Untuk mencapai tujuan tahapan tersebut, pembangunan memiliki prinsip-prinsip berupa
keterkaitan ekologi, keterkaitan budaya, memperhatikan sumberdaya (potensi) daerah atau
wilayah, partisipasi masyarakat, pemerataan (equity), keterpaduan (interdependency),
keseimbangan, keserasian, dan efisiensi. Selain itu, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan
dalam pembangunan yaitu:
 Pengaruh lingkungan. setiap lingkungan memiliki karakteristik masing-masing
khususnya mengenai potensi dan kelemahannya. Karena itu, memperhatikan lingkungan
sangat memiliki andil besar dalam pembangunan.
 Orientasi Pembangunan. Idealnya, pembangunan harus berorientasi ke masa depan, sebab
pada dasarnya pembangunan atau pengembangan wilayah adalah proses dimana lingkungan
sebagai sumberdaya dipersiapkan untuk lebih ditingkatkan pemanfaatannya untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang;
 Cita-cita masayarakat. Pembangunan atau pengembangan wilayah tidak terlepas dari
nilai-nilai kehidupan masyarakat. Karena itu, setiap upaya pembangunan wilayah idealnya
selaras dengan cita-cita masyarakat dan seimbang dengan keadaan atau kondisi lingkungan.
Ruang lingkup disiplin ilmu geografi dalam pembangunan mencakup kegiatan penelitian
perencanaan, analisis dan evaluasi. Disiplin ilmu geografi berusaha meneliti dan
mendeskripsikan seluruh fenomena geografi, menganalisis dampak, dan mengevaluasi hasil
pembangunan. Ruang lingkup geografi terbagi tiga yaitu:
1. Distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia dengan aspek-aspek keruangan
permukiman penduduk.
2. Studi perbedaan area (wilayah), berupa hubungan timbal balik antara masyarakat dengan
lingkungan fisiknya.
3. Analisis wilayah secara spesifik dan kerangka kerja regional.
b. Pendekatan Pembangunan dalam kajian Geografi
a) Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang yang menekankan eksistensi ruang
sebagai wadah untuk mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.
Pelaksanaan pendekatan keruangan mengacu pada prinsip-prinsip geografi berupa prinsip
persebaran, interelasi dan deskripsi. Pendekatan keruangan mencakup pendekatan topik,
pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional.
Pendekatan topik merupakan pendekatan yang menekankan berbagai topik terhadap gejala dan
masalah pada studi geografi seperti topik-topik bencana alam dan topik-topik kondisi sosial.
Pendekatan aktivitas manusia merupakan pendekatan yang menekankan kegiatan manusia atau
kegiatan penduduk di suatu daerah atau di suatu wilayah yang bersangkutan. Hal-hal yang
berkenaan dengan aktivitas manusia atau penduduk tersebut menjadi sorotan. Pendekatan
regional merupakan pendekatan antara lingkungan dengan aktivitas manusia. Interaksi antara
manusia dan lingkungan tentunya berdampak pada aspek ruang tertentu seperti perubahan
lingkungan. Pendekatan regional menekankan dampak tersebut terhadap keruangan.
b) Pendekatan Ekologis
Ekologi adalah studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya.
Mempelajari ekologi berarti mempelajari organisme hidup (manusia, hewan, tumbuhan, dan
lain-lain) serta lingkungannya seperti (litosfer, hidrosfer, dan atmosfer). Geografi dan ekologi
merupakan dua ilmu yang berbeda. Prinsip dan konsep yang berlaku pada kedua bidang ilmu
tersebut tentu berbeda satu sama lain. Namun ada kesamaan objek yang saling terkait pada
kedua disiplin ilmu ini sehingga keduanya dapat saling membantu. Karena itu, pendekatan
ekologi dapat membantu geografi pembangunan. Kajian ekologi dalam geografi diarahkan
kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alamnya. Kajian
ini disebut pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi dapat mengungkapkan masalah hubungan
persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya, misalnya pada pendekatan ekologi
suatu daerah pemukiman, daerah pertanian, daerah konservasi lahan, daerah perindustrian, dan
sebagainya.
c) Pendekatan Kompleks Wilayah
Dalam menghadapi permasalahan keruangan di suatu wilayah yang rumit, geografi
menggunakan pendekatan kompleks wilayah. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang
terjadi sering kali melibatkan wilayah lain sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat
dihindarkan. Adapun penyebab wilayah ini memiliki keterkaitan karena adanya perbedaan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Perbedaan tersebut menciptakan hubungan
fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang sifatnya
kompleks dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang bervariasi juga. Selain itu, setiap
masalah disebabkan lebih dari satu faktor dan biasanya bersifat kompleks. Oleh karena itu,
dibutuhkan analisis yang kompleks untuk mencari solusi secara lebih luas dan kompleks pula.
Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi.
Begitu pula dengan analisisnya, tentu menggabungkan analisis keruangan dan analisis
lingkungan.

REFERENSI:

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/teori-dan-indikator-pembangunan-12. Diakses tanggal


2020-09-15
https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_pembangunan. Diakses tanggal 2020-09-15
https://core.ac.uk/download/pdf/208618989.pdf. Diakses tanggal 2020-09-15

Anda mungkin juga menyukai