Anda di halaman 1dari 10

GEOGRAFI DESA DAN PENGERTIAN DESA

Oleh: Dilahur

ABSTRACT

Rural geography constitutes the branch ofgeography which specializes the study about
the rural. Rural constitutes the object of study to be traced by geography viewpoint i.e.
spatial approach, ecological approach and regional complex approach. As a sub-discipline
ofgeography the rural geography just came into being in 7960 desennary. It was concerning
with the less attentiveness ofgeography to poverty case in th~ rurals of developing countries.
The study has been increasing rapidly conforming to its yOJJ.ng age.
The main problem that emerge to solve is about definition concerning with the both
comprehension of geography and rural. Rural geography maintains the study based on
geography approach while according to geography viewpoint rural constitute as a region.

ABSTRAK

Geografi desa merupakan cabang geografi yang mengkhususkan diri pada study
pedesaan. Desa merupakan obyek studi yang dikaji dari sudut pandang geografi yaitu
pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan komplek wilayah. Geografi
desa sebagai sub disiplin geografi belum lama yaitu baru pada masa dasa warsa 7960-an.
Hal ini disebabkan perhatian yang agak kurang terhadap masalah kemiskinan di daerah
pedesaan negara-negara berkembang. Bidang kajian berkembang dengan pesat sesuai
dengan umurnya yang masih muda.
Problem utama yang muncul adalah pendefinisian baik pengertian geografi desa
maupun pengertian desa. Geografi desa mengutamakan kajian dengan pendekatan
geografi sedangkan desa dari sudut pandang geografi merupakan suatu wilayah.

mata teori-teori geografi. Geografi


PENDAHULUAN sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai
Geografi desa merupakan cabang ciri-ciri khusus dalam meninjau obyek
dari ilmu geografi yang mengkusus- studinya. Geografi selalu berbicara
kan diri pada studi pedesaan. Desa tentang interelasi, interaksi, inter-
merupakan obyek studi, sedang Geo- dependensi maupun integrasi antara
grafi sebagai subyek studi artinya unsur-unsur alam, manusia, ruang dan
didalam memp"elajari desa dan waktu, sehingga diperlukan kemam-
permasalahannya dilihat melalui kaca puan untuk melihat gejala, proses,

Forum Geografi No. 14 dan 15 Th. VIII !Juli dan Desember 1994 119
perubahan, perkembangan maupun dari fenomena tersebut pada berbagai
asosiasi-asosiasi antar unsur-unsur. lokasi di wilayah yang bersangkutan.
"Dalam geografi terpadu (integrated Didalam berbicara tentang pen-
geography) untuk mendekati atau dekatan keruangan ini, selalu akan
menghampiri masalah dalam geografi dibicarakan tentang site dan situasion.
digunakan bermacam-macam pen- Site mempunyai pengertian kondisi
dekatan atau hampiran (approach) ruang setempat sedang situasion kaitan
yaitu pendekatan analisa keruangan suatu tempat dengan ruang yang lebih
(spatial analysis), analisa ekologi luas atau tempat-tempat lainnya.
(ecological analysis) dan analisa Pada pendekatan ekologi, ahli Ge-
kompleks wilayah (regional complex ografi akan menitik beratnya pe-
analysis)" (Bintarto dan Surastopo, ngamatannya terhadap interaksi anta-
1979: 13-25). ra manusia dengan lingkungannya
dalam suatu ekosistem tertentu.
Analisa keruangan mempelajari
Fenomena yang menjadi sasaran
perbedaan lokasi mengenai sifat- sifat
penelitiannnya dipelajari polanya,
penting atau seri sifat-sifat penting. Ahli
sifatnya d~n kemudian dicari kaitan
ge ografi akan bertanya faktor-faktor
pengaruhnya dengan lingkungan
apakah yang menguasai pola pe-
sekitamya yang merupakan suatu
nyebaran dan bagaimanakah pola
kesatuan ekosistem.
tersebut dapat diubah agar penyebar-
Lingkungan hidup manusia dapat
annya menjadi lebih efisien dan lebih
digolongkan dalam beberapa kelom-
wajar. Dengan kata lain dapat
pok yaitu lingkungan fisikal (physical
diutarakan bahwa dalam analisa
environment), lingkungan biologis
keruangan yang harus diperhatikan
(biological environment) dan ling-
adalah pertarna: penyebaran penggu-
kungan sosial (social environment).
naan ruang yang telah ada dan kedua:
Pendekatan wilayah merupakan
penyediaan ruang yang akan di-
kombinasi antara pendekatan keru-
gunakan untuk pelbagai kegunaan
angan dengan pendekatan ekologi.
yang dirancang.
Dalam pendekatan ini wilayah-wilayah
Pendekatan ruang juga disebut yang menjadi ajang penelitiannya
pendekatan horisontal (AJ. Suharjo, didekati dengan dasar konsep areal
1983: 15), yang dimaksud adalah defferentiation yaitu suatu konsep yang
pengamatan terhadap penyebaran mengetengahkan bahwa interaksi
suatu fenomena tertentu yang sedang antar wilayah akan berkembang ka-
menjadi pusat perhatiannya pada rena pada hakekatnya terdapat per-
suatu wilayah, sehingga 'n antinya akan bedaan karakteristik antara wilayah
diketahui pola hubungan atau struktur yang satu dengan wilayah lainnya.

120 Forum Geografi No. 14 dan IS Th. VITI/Juli dan Desember 1994
Dalam pendekatan ini diperhatikan duk pedesaan di negara-negara ber-
pula penyebaran fenomena yang kembang.
menjadi sasaran penelitian serta Kurangnya perhatian para ahli
interaksi antara manusia dengan ling- Geografi terhadap masalah-masalah
kungannya untuk dipelajari kaitan- sosial ekonomi daerah pedesaan pada
kaitannya. Dalam kaitannya dengan waktu yang lampau dapatlah di-
pendekatan ini juga termasuk aspek- paharni, mengingat ilmu pengeta-
aspek peramalan wilayah dan peren- huan yang pada umumnya yang
canaan wilayah. Melalui pendekatan bersumber dari dunia Barat dengan
Geografi inilah obyek studi dalam hal struktur ekone>mi industrialistik mem-
ini daerah pedesaan akan dipelajari. berikan suas"ana bagi para ilmuan
Geografi Barat menjadi kurang terkait
SEJARAH, RUANG UNG- perhatiannya terhadap fenomena-
KUP DAN PENGERTIAN fenomena sosial ekonorni daerah
GEOGRAFI DESA pedesaan dibandingkan dengan ;
Geografi desa merupakan suatu daerah perkotaan. Ditambah lagi
studi dalam bidang ilmu Geografi adanya anggapan bahwa perubahan-
yang termasuk dalam kelompok studi perubahan keadaan sosial ekonomi di
Geografi Manusia. Munculnya Geo- daerah pedesaan berjalan sangat
grafi desa sebagai suatu studi dalam lamban, karenanya kurang menarik
ilmu Geografi yang berdiri sendiri untuk melakukan penelitian-penelitian.
sebagai sub-disiplin ilmu belum begitu Karena kurangnya minat untuk
lama. Barulah disekitar akhir dasa- melakukan penelitian-penelitian di
warsa 1960-an Geografi Pedesaan wilayah pedesaan, sewajamyalah
mencapai bentuknya yang lebih nyata. apabila literatur yang membicarakan
Kelambanan pemunculan Geografi permasalahan daerah pedesaan dari
Pedesaan sebagai studi yang berdiri ilmuwan Geografi sangat langka.
sendiri itu, kemungkinan dikarenakan barulah kemudian menjelang tahun
kurangnya perhatian para ilmuwan 1970, mulai bermunculan artikel-
Geografi pada waktu yang lampau artikel mengenai daerah pedesaan
terhadap masalah-masalah sosial yang ditulis oleh para ilmuwan
ekonomi di daerah pedesaan. Per- Geografi. Namun tulisan-tulisan terse-
hatian ini barulah mulai nampak but lebih banyak bersifat deskriptif
disekitar tahun 1950-an, yang dibandingkan analisisnya (Cloke
nampaknya bersamaan dengan per- dalam Suharjo, 1983).
hatian dunia * terhadap masalah- Berhubung dengan umumya yang
masalah kemiskinan yang untuk relatif masih sangat muda, maka
sebagian besar diderita oleh pendu- bidang permasalahan yang menjadi

Forum Geografi No. 14 dan 15 Th. Vlll!Juli dan Desember 1994 121
arena pembicaraan dalarn studi Desa adalah identik dengan geografi
Geografi desa masih mengalarni Permukiman Pedesaan.
perkembangan- perkembangan yang Ketiga, kelornpok lainnya ber-
relalif cepat waktunya. Hingga akhir pandangan bahwa disarnping rnasalah
dasawarsa 1970-an ruang lingkup studi pertanian dan permukirnan, perna-
Geografi desa diwarnai oleh pan- salahan tata guna lahan di daerah
dangan Geografi Tradisional. Dalarn pedesaan rnerupakan sasaran studi
Geografi Tradisional pandangan yang penting dalarn Geografi Desa.
rnengenai ruang lingkup studi Di dalarn sejarah perkernbangan
Geografi desa pada dasarnya dapat studi Geografi Desa rnaka Clout-lah
dibagi rnenjadi tiga "'" kelornpok yang dipandang sebagai pionimya.
pandangan 0ohnston, Clout, dalarn Clout adalah orang yang pertarna-tarna
SuhaJjo, 1983). rnenyarnpaikan kerangka dasar studi
Pertarna, kelornpok yang ber- Geografi-,Pedesaan untuk dapat berdiri
pendapat bahwa fokus perhatian sendiri t sebagai sub-disiplin ilrnu
Geografi desa adalah bidang perta- Geografi. kerangka dasar tersebut
nian. Dengan argumentasi bahwa termuat dalarn bukunya yang berjudul
pertanian rnerupakan faktor dominan "Rural Geography" An Introductory
dalarn tata kehidupan penduduk Survey" yang terbit tahun 1972. Dalarn
daerah pedesaan. Dengan pandangan situasi yang langka akan literatur yang
ini rnaka Geografi desa banyak rnernbahas permasalahan daerah
bertumpang tindih dengan Geografi pedesaan dari sudut pandangan
Pertanian. Untuk rnenekankan per- Geografi, di Indonesia telah terbit
bedaan antara geografi pedesaan untuk yang pertarna kali buku
dengan Geografi Pertanian dikernu- karangan Prof. Drs. Bintarto dengan
kakan bahwa: geografi pertanian judul "Pengantar Geografi desa" pada
rnernfokuskan perhatiannya pada tahun 1969. Buku ini bermaksud
hubungan-hubungan ekonorni dari rnengisi kekosongan akan literatur
produksi pertanian, sedangkan Geo- pedesaan dari sudut pandangan
grafi desa rnenitik beratkan perha- seorang ahli Geografi.
tiannya pada hubungan-hubungan Pada waktu orang rnasih rnencari-
antara usaha tani dengan segala aspek cari isi dari studi geografi Desa ini,
kehidupan dari penduduknya. Bowler (1975) rnencoba rnenginven-
Kedua, kelornpok yang rnenitik tarisir pekerjaan-pekerjaan penelitian
beratkan perhatiannya pada per- yang dilakukan oleh para ilrnuan
rnasalahan permukiman sebagai isi Geografi. Tulisan- tulisan dari hasil
pokok dalarn bidang studi Geografi penelitian yang telah diinventarisir
Desa. Dengan demikian Geografi oleh Bowler itu kernudian dikelorn-

122 Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VIII j juli dan Desember 1994
pokkan menjadi tujuh bidang gunaan lahan saja, tetapi sekarang
penelitian, dan kemudian diperinci telah meliputi pula permasalahan-
lagi ke dalam aspek-aspek penelitian permasalahan pedesaan yang lain,
yang h er hubungan dengan penelitian seperti transportasi pedesaan, kesem-
tadi. Ketujuh bidang penelitian patan kerja, perumahan, strategi
terse but adalah: (1 ) pertanian, (2) pengembangan pedesaan, dan lain-
kehutanan, (3) permukiman, (4) lainnya lagi. Dari buku "Progress in
kependudukan, (5) transportasi, (6) Rural Geography" terbitan pertama
rekreasi dan turisme, (7) perencanaan oleh editomya telah dipilih sepuluh
(pengembangan) pedesaan. Sudah buah karya tulis mengenai pokok-
barang tentu dalam perkembangannya pokok permasalahan yang berbeda-
kemudian, bidang studi Geografi desa beda. .,
...
dapat bervariasi dan jumlahnya juga Judul-judul kesepuluh karya tulis
tidak hanya terbatas pada tujuh bidang tersebut adalah :
penelitian itu. 1). The evaluation of the Settlement
Dalam buku "progress in Rural Pattern (Me Bunce). ,
Geography" yang untuk pertama 2) . Landuse and Competition (A.C.
kalinya terbit tahun 1983 ini terdapat Champion) .
sepuluh artikel terpilih. Tiga diantara 3). Structural Change in Agriculture
sepuluh artikel tersebut merupakan (l.R. Bowler).
artikel dari permasalahan-permasa- 4) . Population and Employment (A.W.
lahan tradisional (permukiman, tata- Gilg).
guna lahan, pertanian) . Menurut 5). Housing (A.W. Rogers).
Michael Pacione, editomya, buku 6). Transport and Accessibility (DJ.
tersebut diterbitkan dengan maksud Banister).
untuk memonitor perkembangan studi 7). Rural Communities (GJ. Lewis).
Geografi yang menekuni permasa- 8). Recreation (M.F. Tanner) .
lahan pedesaan. Diharapkan ke- 9) . Resource Evaluation and
mudian akan terjadinya saling kontak Management (PJ. Cloke) .
diantara ilmuwan Geografi (Desa) lO).Rural Planning (D.R.J. Robbins).
serta dapat memonitor perkembangan -·
studi Geografi desa, baik dari segi isi, Mengingat bahwa artikel-artikel
metodologi dan teorinya. Dari segi isi, yang termuat dalam buku "Progress in
dikemukakan bahwa Geografi Desa Rural Geography" tersebut ditulis oleh
tidak lagi secara tradisional hanya para ilmuan Geografi Barat, yang
menyangkut {11asalah-masalah yang ditulis atas dasar pengalaman,
berhubungan dengan pertanian, pengamatan dan hasil penelitian
fl
permuklman dan pola-pola peng- daerah pedesaan di Dunia Barat,

Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VIII / Juli dan Desember 1994 123
sudah barang tentu masih perlu pendekatan wilayah. Dr. AJ. Suha.Ijo,
dipertanyakan mengenai aplikasinya M.A. memberikan definisi yang lebih
untuk daerah pedesaan di Indonesia. menekankan pada dinarnika sosial
Tetapi setidak-tidaknya kita akan dapat ekonorni daerah pedesaan dengan
mempelajari kerangka dasar pemikir- definisi: Geografi Pedesaan adalah
annya, materinya serta metodologi- suatu cabang ilmu Geografi yang
nya dalam menelaah pemikirannya, mempelajari fenomena sosial dan
materinya serta metoda loginya dalam ekonomi beserta perubahan-peru-
menelaah permasalahan-· permasa- bahannya di daerah pedesaan.
lahan pedesaan yang tercfapat dalam Dari pengertian-pengertian tersebut
artikel-artikel tersebut. dapat diketahui bahwa lingkup studi
Pada umurnnya dalam bidang Geografi Pedesaan yang luas, dapat
keilmuan pendefinisian suatu pe- meliputi satu desa maupun meliputi
ngertian atau istilah merupakah suatu suatu ka&asan pedesaan.
permasalahan tersendiri. Pendefini-
sian sebagai suatu usaha pembatasan DESA DAN UNSUR-UNSUR
obyek studi serta ruang lingkup studi DESA DITINJAU DARI
walaupun sulit namun penting untuk SEGI GEOGRAFI
dilaksanakan. Kesulitan ini disebabkan Perkataan "Dusun" "Desi" (ingat
masing-masing ahli mempunyai pan- perkataan Swadesi), seperti juga
dangan-pandangan yang sering halnya dengan perkataan "negara",
berbeda-beda, apalagi bagi cabang "Negari", "Negory" (dari perkataan
ilmu yang masih relatif muda seper- negaram), asalnya dari perkataan
ti Geografi Pedesaan. Namun derni- Sanskrit, yang artinya tanah air, tanah
kian seperti telah dikemukakan di asal, tanah kelahiran dan seterusnya.
depan Geografi sebagai subyek studi Perkataan desa hanya dipakai di Ja-
telah mempunyai suatu sistem wa, Madura dan Bali (Sukandar
pendekatan yang telah mapan yaitu Wiraatmaja, 1972: 11). Pada daerah
dengan pendekatan keruangan, lainnya dipakai istilah-istilah lain yang
pendekatan ekologi serta pendekatan mernilih pengeritian yang sama seperti
wilayah. Oleh karena itu, secara dusun di Sumatera Selatan, dusun di
urnurn Geografi Desa dapat dikatakan Maluku, gampong dan menuasah di
sebagai cabang ilmu Geografi yang Aceh Kota, ucla atau huta di Batak dan
menjadikan desa atau daerah pe- sebagainya. Namun demikian untuk
desaan sebagai obyek studi melalui menterjemahkan tentang pengertian
pendekatan keruangan, pendekatan desa dapat ditinjau dari berbagai segi,
ekologi, serta melalui pendekatan sehingga tidak terdapat rumusan yang
keruangan, pendekatan ekologi, serta seragam.

124 Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VIll !Juli dan Desember 1994
Hal ini bila kita lihat beberapa Dalam lingkungan desa atau kota
definisi yang dikutip oleh R. Bintarto kecil yang berotonom dengan
(1983: 1): sendirinya sudah tidak akan
1. Desa adalah suatu tempat yang terdapat lagi desa biasa yang
terutama untuk temp at tinggal dan mempunyai pemerintahan sen-
bahkan terutama sebagai pusat diri, sebab desa atau kota kecil itu
perdagangan. Desa-desa itu disusun adalah pemerintah daerah-dae-
sebagian besar oleh rumah-rumah rah terbawah (The Liang Gie,
pertanian dan dihubungkan dengan 1976:27).
bangunan tambahan (Finch, 1957). 6. Desa ialah satu kesatuan hukum
2. Desa adalah meliputi suatu ke- dimana bertempat tinggal sua-
satuan organisasi kehidupan so sial tu ~asyarakat yang berkuasa
didalam daerah yang terbatas mengadakan pemerintahan sen-
(William, 1963). diri (Sutardjo Kartohadikusuma:
3. Sebuah desa adalah bukan hanya 1953: 2).
kumpulan dari rumah-rumah 7. Sebenarnya desa itu adalah suatu
tempat tinggal. hasil perpaduan antara kegi~tan
Desa adalah sebuah daerah sekelompok manusia den.g an
pertanian yang padat dengan lingkungannya. Hasil dari per-
batas-batas tertentu, biasanya 50 - paduan itu ialah suatu ujud atau
lOOO acre luasnya (1 acre= 4,047 m kenampakan di muka bumi yang
persegi) (Mitra, 1962). ditimbulkan oleh unsur-unsur
4. Dapat dikatakan dengan tegas fisiografi, sosial, ekonomi, politik
bahwa sebuah de sa adalah temp at dan kultural yang saling berinteraksi
pemusatan penduduk dengan antar unsur terse but dan juga dalam
jurnlah antara 250 sampai 2500 hubungannya dengan daerah-
orang (Bunner, 1952). daerah lain. Definisi lain, yaitu
5. Penjelasan resmi pasal 1, UU oleh Sukandar Wiraatmaja
1948;22 menyatakan bahwa dengan (1972:12) menyatakan yang
desa dimaksudkan daerah yang dinamakan desa ialah suatu
te rdiri dari satu a tau lebih dari satu kesatuan hukum, dimana ber-
(di sumatra : Negeri, Marga, dan tempat tinggal suatu masyarakat
sebagainya) yang digabungkan yang berkuasa mengadakan pe-
hingga merupakan satu daerah yang merintahan sendiri. Desa terjadi
mempunyai syarat-syarat cukup dari hanya satu tempat kediaman
untuk berdiri menjadi daerah masyarakat saja., ataupun terjadi satu
otonom yang berhak mengatur dan induk dan beberapa tempat
men~ rumah tangganya sendiri. kediaman sebagian daripada

Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VITI !Juli dan Desember 1994 125
masyarakat hukum yang terpisah primer atau pengolahan produksi
yang merupakan kesatuan-kesa- primer.
tuan tempat tinggal sendiri, Hal ini seperti dijelaskan lebih
kesatuan-kesatuan m ana dina- lanjut oleh Harm]. de Blij (1977: 241),
makan pedukuhan, kampung, desa-desa dengan demikian, merniliki
cantilan, beserta tanah pertanian, variasi yang besar dalam ukuran dan
tanah perikanan darat (empang, bentuknya. Kesamaan dari padanya
tambak, dan sebagainya), tanah adalah orientasinya pada bidang
hutan dan tanah belukar. pertanian. Sebagian besar penduduk
Perbedaan pengertian i~ sulit nya bekerja di bidang pertanian;
untuk dapat dikompromikan.... karena rumah-rumah adalah rumah-rumah
adanya perb edaan persepsi dan petani dan bangunan tambahan
perbedaan latar belakang. Adalah berupa gudang-gudang, lumbung-
kesulitan yang besar untuk lumbung d~ bangunan-bangunan
memperoleh pengertiaan umum yang lain yang sejenis. Di dalam desa-_des a
dapat diterima semua fihak. Hal ini mungkin terdapat tempat ibadah,
dapat diberikan penjela.san barangkali juga sebuah klinik
berdasarkan berbagai rumusan di atas. kesehatan, sebuah sekolah dan tempat
Ditinjau dari jumlah penduduknya, pertemuan umum; desa-desa yang
tidak dapat ditentukan dengan pasti besar mungkin menampung pula
yaitu antara 250 - 2500. Di beberapa orang-orang yang berprofesi sebagai
negara misalnya di Kanada suatu guru, dokter dan pernimpin agama,
permukiman yang berpenduduk lebih juga pengusaha toko dan ahli
dari 1000 jiwa telah diberi status kota, perbengkelanjmekanik. Tetapi mereka
di Amerika lebih dari 2.500 jiwa diberi semua melayani penduduk yang
status kota sedang di India desa-desa sebagian besar terikat pada lahannya.
bisa berpenduduk lebih dari 30.000 Oleh karena itu dalam usaha ke arah
baru diberi status kota (harm J. de Blij : penyusunan definisi desa perlu
1977 : 240). diperhatikan tiga unsur desa yang
Demikian pula luas, fungsi, penting yaitu :
lapangan kelja dan sebagainya tidak
dapat digunakan dengan tepat untuk 1. Unsur daerah : Dalam artian
memberi batasan desa. Namun tanah-tanah di de sa yangproduktif
demikian dapat dicatat untuk memberi dan yang tidak produktif, beserta
batasan desa. Namun demikian dapat penggunaannya, termasuk juga
dicatat bahwa desa mempunyai unsur lokasi, luas dan batas yang
hubungan yang erat dengan lingkung- merupakan unsur geografi
an alam dan kegiatan pada bidang setempat.

- 126 Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VIII / Juli dan Desember 1994
2. Penduduk, dalam hal ini meliputi salah-masalah pedesaan diperlukan
jumlah, pertambahan, kepadatan, pendekatan kewilayahan atau dengan
penyebarandanmatapencaharian kata lain menempatkan didalam
penduduk setempat. konteks kewilayahan.
3. Tatakehidupan, dalamhalini pola
tata pergaulan dan ikatan- ikatan
PENUTUP
pergaulan tata desa.Jadi seluk beluk Perkembangan Geografi Desa agak
kehidupan masyarakat desa (rural terlambat berhubung problem per-
society) (R. Bintarto, 1977:15). kotaan Jebih meonjol pada masa-masa
perkembangan Industri di Eropa.
Yang perlu diperhatikan adalah masalah-masalah pedesaan mulai di-
bahwa unsur-unsur desa tersebut rasakan setelah munculnya masalah
bukanlah unsur yang statis, tetapi kemiskinan di negara-negara sedang
merupakan bagian tak terpisahkan berkewbang.
dari daerah lainnya sehingga akan .Dari sudut pandang Geografi desa
mengikuti perubahan dan perkem- dan kawasan pedesaan merupakan
bangan yang akan merubah pola suatu wilayah yang tidak dapat
pemanfaatan tanah dan hngkungan, dilepaskan dari wilayah di sekit¥nya.
pola kependudukan dan pola tata Konsekuensinya kajian geografi ter-
pergaulan masyarakatnya. Dengan hadap desa dan kawasan pedesaan
demikian desa secara individual hendaknya ditekankan pada pendekat
maupun kawasan pedesaan ditinjau an kewilayahan, dengan demikian
dari segi geografi merupakan sebuah kajian tersebut akan memberikan
wilayah. Oleh karena itu untuk konstribusi yang berarti terhadap
memaharni desa maupun kawasan pembangunan desa;kawasan pedesaan
pedesaan serta untuk memaharni rna- terse but.

Farum Geografi No. 14 dan 15 Th. VIII / Juli dan Desember 1994 127
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto R. , Surastop H, 1979, Metode Analisa Geografi, Jakarta, LP3ES.


Bintarto, R, 1983, Geografi Des a, Yogyakarta, UP. Spring .
.. .... ......., 1983, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Jakarta, Ghalia
Indonesia.
Clout, Hugh D., 1972, Rural Geography, an Introductory Survey, Oxford, Pergamon
Press.
Harm, J. de Blij, Human Geography; Culture, Society, and Space, New York, John
Wiley and Sons.
Pacione, Michael (ed), 1983, Progress in Rural Geography, London, Croom Helm.
Suharjo, AY, 1983, Geografi Pedesaan dan Pembangunan, Pidato Pengukuhan
jabatan Lektor kepala dalam Bidang Geog~dfi Pedesaan Pada Fakultas
Geografi Universitas Gajah Mada.

128 Forum Geografi No. 14 dan 15Th. VITI / Juli dan Desember 1994

Anda mungkin juga menyukai