OLEH:
PUJI LESTARI, S.PD
NIP. 197406102003122007
SMAN 1 MAGELANG
Jl. Cepaka 1 Kota Magelang
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Mendeskripsikan hakikat, objek, Menentukan penggunaan prinsip, konsep dasar,
ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek, dan pendekatan Geografi dalam mengkaji
aspek fenomena geosfer.
dan pendekatan geografi.
2 Menganalisis sejarah Mendeskripsikan proses pembentukan Bumi,
pembentukan Tatasurya, dan Jagadraya.
Bumi, Tatasurya, dan Jagadraya
Mengidentifikasi planet Tatasurya dan Jagadraya
3 Menganalisis dinamika unsur- Menganalisis fenomena yang terjadi di lithosfer
unsur dan
geosfer serta kaitannya dengan pedosfer serta kaitannya dengan kehidupan
kehidupan manusia. manusia
Menganalisis fenomena yang terjadi di atmosfer
dan
hidrosfer serta kaitannya dengan kehidupan
manusia
Mendeskripsikan keanekaragaman flora dan fauna
sebagai potensi pendukung kehidupan
Mendeskripsikan fenomena kependudukan.
4 Mendeskripsikan sumber daya Mengidentifikasi sumber daya alam yang
alam berhubungan dengan aspek geografi
serta kaitannya dengan Mengidentifikasi pemanfaatan sumber daya alam
kehidupan secara arif.
manusia.
5 Mendeskripsikan pemanfaatan Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian
dan lingkungan hidup
pelestarian lingkungan hidup Mengkaji kaitan lingkungan hidup dengan
pembangunan berkelanjutan
Menerapkan keterampilan dasar Menerapkan keterampilan dasar pemetaan pada
peta/pemetaan dalam memahami pembuatan peta
fenomena geosfer. Menganalisis penggunaan peta untuk penentuan
lokasi kegiatan ekonomi penduduk.
7 Mendeskripsikan pemanfaatan Menginterpretasi citra hasil penginderaan jauh dan
citra pemanfaatnya sebagai sumber informasi geosfer.
penginderaan jauh dan Sistem Mendeksripsikan Sistem Informasi Geografis
Informasi Geografis sebagai sebagai
media media informasi fenomena geosfer.
informasi fenomena geosfer
8 Mendeskripsikan wilayah dan Membedakan pola keruangan dan interaksi
pewilayahan di dunia. desadesa,
desa-kota, dan kota-kota.
Mendeskripsikan konsep wilayah dan pewilayahan
dalam kaitan dengan pembangunan.
Mendeskripsikan karakteristik negara berkembang
dan negara maju.
a. PENGERTIAN GEOGRAFI
b. PENUNJANG ILMU GEOGRAFI
c. OBYEK GEOGRAFI
Pada dsarnya bumi adalah obyek geografi. Obyek kajian geografi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu obyek material dan obyek formal.
1. Obyek Material
Obyek material adalah meliputi letak dan gejala atau fenomena yang terdapat
dan terjadi di geosfer yang atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, maupun
antroposfer.
2. Obyek Formal
Yaitu cara pandang dan cara pikir terhadap obyek material dari sudut pandang
geografi. Cara pandang dan cara piker terhadap obyek material dilihat dari segi
keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan, serta waktu.
d. ASPEK GEOGRAFI
1. Aspek Fisik meliputi :
a. Aspek Topologi membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi
suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah
yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non Biotik membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk
iklim dan cuaca
2. Aspek Sosial meliputi
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik
perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari
kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang
dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek
ini antara lain :
a. Aspek Ekonomi membahas tentang industri, perdagangan, pertanian,
transportasi, pasar dan sebagainya
b. Aspek Budaya membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan
lain-lain.
c. Aspek Politik misalnya membahad tantang kepartaian dan pemerintahan.
f. PENDEKATAN GEOGRAFI
1. PENDEKATAN KERUANGAN
Merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
pada eksistensi RUANG
Analisis yang digunakan dimana mengkaji obyek formal untuk menjawab
pertanyaan dimana fenomena geosfer tsb berada.
2. PENDEKATAN KELINGKUNGAN
Keterkaitan antara fenomena GEOSFER dengan variabel LlNGKUNGAN
Keterkaitan antara fenomena alam dengan aktivitas manusia.
Mengkaji antara variable manusia dan lingkungannya pada suatu tempat.
SKL 2 . Menganalisis sejarah pembentukan bumi, tata surya, dan jagad raya.
Bentuk-bentuk Galaksi
Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe galaksi spiral, elips,
dan tak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-
galaksi tersebut. Hasil pengamatan para astronom menunjukkan bahwa galaksi-galaksi
yang terdapat di jagat raya ini terdiri atas 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5%
galaksi tak beraturan. Walaupun begitu, galaksi elips diyakini merupakan tipe galaksi
yang paling banyak terdapat di jagat raya ini. Berikut adalah bentuk-bentuk galaksi:
1. Elips
2. Spiral
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral)
dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda. Bintang-bintang tua terdapat pada kumpulan bintang-
bintang yang berjumlah ratusan dan berbentuk bola (gugus bola). Bintang-bintang muda
terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi. Galaksi spiral berotasi
dengan cepat sehingga membuat galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Contoh dari galaksi tipe ini adalah galaksi Andromeda dan galaksi Bimasakti. Di
galaksi Bimasakti inilah Bumi sebagai bagian dari sistem Tata Surya berada.
3. Tak Beraturan
Galaksi ini tidak memiliki bentuk khusus. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar
dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bimasakti, yang hanya
berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bimasakti. Galaksi tak beraturan ini banyak
mengandung materi antar-bintang yang terdiri atas gas dan debu-debu.
Ciri-ciri Galaksi
1. Sumber cahaya berasal dari galaksi itu sendiri dan bukan merupakan cahaya
pantulan;
2. Antara galaksi satu dengan yang lain mempunyai jarak jutaan tahun cahaya;
3. Galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada di luar Galaksi Bimasakti;
4. Galaksi punya bentukan tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk elips, dan
bentuk tidak beraturan.
Jenis-jenis Galaksi
Dalam jagat raya ini, terdapat begitu banyak galaksi. Ada beberapa galaksi di antaranya
telah dikenal dengan baik, misalnya galaksi Andromeda, galaksi Magellan, galaksi Ursa
Mayor, galaksi jauh, galaksi Black Eye dan galaksi kita yitu galaksi Bimasakti.
1. Galaksi Bimasakti
Galaksi Bimasakti ditemukan pada 18 Juli 1783, oleh seorang astronom Inggris William
Hershel. Galaksi Bimasakti terdiri dari 400 milyar bintang, dengan garis tengah sekitar
130.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya sama dengan 9.500 milyar kilometer). Galaksi
Bimasakti merupakan rumah bagi matahari kita beserta planet-planet yang
mengelilinginya.
2. Galaksi Magellan
Galaksi Magellan adalah galaksi yang paling dekat dengan galaksi Bimasakti. Jaraknya
kurang lebih 150.000 tahun cahaya dan berada di belahan langit selatan. Galaksi ini
memiliki bentuk tak beraturan.
5. Galaksi Jauh
Galaksi ini terletak lebi dari 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti, dan
termasuk galaksi jauh. Contoh galaksi jauh lainnya yaitu galaksi Silvery, Triangulum,
dan Whipool.
2. Matahari adalah pusat peredaran benda-benda angkasa atau pusat tata surya.
Mataharimerupakan bola gas yang sangat besar dan menyala sangat panas.
Diameter : 1,4 juta km
Massa : 1,99 x 1020 atau 333.000 x massa bumi
Gravitasi : 28 x lebih kuat dari gravitasi bumi
Suhu pusat : 14.000.000 0 C dan di permukaan = 6.000o C
Susunan matahari : Inti, fotosfer, kromosfer, korona.
Bagian-Bagian Matahari
o Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi yaitu pembentukan
unsur-unsur berat yang dimulai dari pembentukan Helium. Bagian inti Mthr
membangkitka 99% energi Mthr. Suhu inti Mthr 16 juta derajat celcius
o Bagian Radiatif. Di bagian atas inti terdapat bagian radiatif tempat dimana
energi Mthr dihantarkan melalui radiasi. Bagian radiatif meluas sampai 0,86
jari-jari Mthr atau 598.500 km dan memiliki temperatur 8 juta derajat celcius
di perbatasan dengan inti, dan 500.000 derajat di perbatasan dengan daerah
konvektif.
o Bagian Konvektif. Di atas daerah radiatif, suhu semakin turun sehingga
energi tidak efisien lagi jika dihantarkan dengan cara radiasi. Oleh karena itu
di bagian ini energi dihantarkan dengan cara konveksi. Konveksi di Mthr
sangat jelas efeknya pada granulasi Mthr.
Akifitas matahari
Granulasi adalah daerah terang yang dikelilingi oleh daerah gelap di
permukaan mthr. Granulasi menunjukkan adanya aliran gas ke fotosfer.
Bintik Matahari (Sunspot). Merupakan bentuk bercak gelap di permukaan
Mthr. Jumlah bintik Mthr tidak tetap, selalu berubah-ubah dengan periodesasi
rata-rata 10,5 tahun.
Flare adalah peningkatan intensitas pancaran Mthr. Penga-ruhnya bisa
sampai ke bumi, antara lain dengan terjadinya gangguan komunikasi atau
terputusnya aliran listrik di suatu daerah di bumi. (Contoh: adanya badai
magnetik dan terputusnya aliran listrik di Quebec Canada, 13 Maret 1989).
Lidah api Matahari (Prominensa). Menjulur di permukaan Mthr, bisa
mencapai 1.000.000 km dari permukaan fotosfer. Prominensa menunjukkan
adanya kegiatan magnetik Mthr.
3. Planet adalah benda langit dalam tata surya yang bergerak mengelilingi Matahari
pada litasannya(orbit) yang stabil.
Syarat benda angkasa disebut planet:
1) Berada pada orbit tertentu yang mengelilingi Matahari
2) Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dan berbentuk hampir
bulat
3) Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri
ciri-ciri planet:
1) tidak mempunyai cahaya sendiri,
2) tidak berkelap-kelip tapi berkilauan,
3) dengan teleskop, planet terlihat seperti cakram,
4) lintasan planet berbentuk elips,
5) planet beredar mengelilingi matahari dengan arah yang sama,
6) kebanyakan planet memiliki planet pengiring.
Planet dalam tata surya kita ada 8 buah, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Klasifikasi Planet
1) Bumi sebagai batas
Planet Inferior: planet yang lintasannya di antara bumi dan matahari /
planet yang jarak rata-ratanya kematahari lebih pendek dari jarak rata-
rata bumi ke matahari. (Merkurius, Venus)
Planet Superior: planet yang lintasannya di luar bumi / planet yang
jarak rata-ratanya ke matahari lebih panjang dari jarak rata-ratanya ke
bumi. (Mars, Jupiter, Saturnus, Urans, Neptunus)
Gambar
Merkurius Venus
Massa : 0,05 (Massa Bumi = 1,0) Massa : 0,82 (Massa Bumi = 1,0)
Diameter (Equatorialnya) : 4.880 km. Diameter (Equatorialnya) : 12.108 km.
Jarak dengan Matahari : 0.38 S.A ( 1 Jarak dengan Matahari : 0.72 S.A ( 1
Satuan Astronomis = 149 juta km.)
Satuan Astronomis = 149 juta km.)
Albedo : 0,76.
Albedo : 0,07 (Sinar Matahari yang
Atmosfer : mengandung unsur 95 %
dipantulkan 7 % dan diserap 93 %).
Karbondioksida (CO2).
Atmosfer : mengandung unsur Helium
Kepadatan : 5,1 g / cm3.
(He), Neon (Ne) dan Xenon (Xe).
Suhu permukaan : 477° C
Kepadatan : 5,3 g / cm3.
Gravitasi relatif permukaan terhadap
Suhu permukaan : -212° C s/d 327° C Bumi : 0,91.
Jupiter Saturnus
Massa : 318 (Massa Bumi = 1,0) Massa : 95 (Massa Bumi = 1,0)
Diameter (Equatorialnya) : 143.200 km. Diameter (Equatorialnya) : 120.000
km.
Jarak dengan Matahari : 5,2 S.A ( 1
Jarak dengan Matahari : 9,5 S.A ( 1
Satuan Astronomis = 149 juta km.)
Satuan Astronomis = 149 juta km.)
Albedo : 0,51.
Albedo : 0,50.
Atmosfer : mengandung unsur Amoniak
Atmosfer : mengandung unsur
(NH3) dan Metana (CH4). Hidrogen
Kepadatan : 1,3 g / cm3. (H2), Methana (CH4), dan Amoniak
Suhu permukaan : - 120° C. (NH3 bentuk salju).
Gravitasi relatif permukaan terhadap Kepadatan : 0,69 g / cm3.
Bumi : 2,64. Suhu permukaan : - 180° C.
Periode rotasi : 9 jam, 50 menit. Gravitasi relatif permukaan terhadap
Bumi : 1,13.
Periode rotasi : 10 jam, 30 menit.
Uranus Neptunus
Kharateristik
Massa : 14,6 (Massa
PlanetBumi = 1,0)
secara umum Massa : 17,3 (Massa Bumi = 1,0)
a. Merkurius
Diameteradalah planet berbatu,
(Equatorialnya) jarak denganbumi
: 50.100 km. 92 juta
Diameter km, berevolusi
(Equatorialnya) 88km.
: 49.400 hari
dan berotasi 59 hari, tidak memiliki
Jarak dengan Matahari : 19,2 S.A ( 1
atmosfer. Jarak dengan Matahari : 30 S.A ( 1
b. Venus adalah bintang fajar, jarak dengan bumi 108 Satuanjuta km, juga
Astronomis disebut
= 149 planet
juta km.)
Satuan Astronomis = 149 juta km.)
panas dengan dominan CO2 bisa sangat panas dan sangat dingin.
Albedo : 0,62.
c. Bumi dengan
Albedo : 0,66.satelit bulan, berotasi 23 jam 56 menit dan berevolusi 365 hari 6 jam
d. Mars adalah planet merah Atmosfer : mengandung unsur
Atmosfer : mengandung unsur karena karat debu besi yang teroksidasi gas
karbondioksida di atmosfernya, dengan air ada Amoniak di daerah (NH3) dan Methana (CH4).
kutub yang berupa es,
Hidrogen (H2) dan Methana (CH4).
rotasinya 24 jam 37 menit, dan revolusi 687 hari dengan satelit Deimos
Kepadatan : 2,27 g / cm3.dan Phobos
Kepadatan : 1,56 g / cm3.
e. Yupiter permukaannya berupa gas helium dan hidrogen cair yang
Suhu permukaan : - bergerak,
223° C. tampak
dipermukaannya
Suhu permukaan titik : - 208°berwarna
C. merah di khatulistiwanya yang berupa badai,
Gravitasi relatif permukaan terhadap
rotasinya 10 jam dan berevolusi
Gravitasi relatif permukaan terhadap selama 12 tahun Bumi : 1,41.
f. Saturnus dengan cincin-cincinnya berupa gas, debu dan uap air, berat jenisnya
sangat ringan daripada es, rotasinya 10,5 jam dan revolusi 30 tahun
g. Uranus adalah planet bercincin sembilan yang letaknya vertikal tersusun atas
hidrogen, metana, helium serta es, dengan sudut deklinasi 80 rotasi 11 jam dan
revolusi 84 tahun
4. Bintang adalah bola besar dan berpijar di angkasa yang tersusun atas gas
hidrogen, helium, dan unsur-unsur lain.
5. Komet adalah benda langit yang diliputi oleh kabut putih tipis, panjang dan
menyerupai ekor. Komet sering disebut bintang berekor atau lintang kemukus,
komet diperkirakan serpihan-serpihan tata surya yang terbentuk 4,5 M th lalu.
Yang terkenal adalah komet Halley melintas di dekat matahari sekitar 76 th
sekali.
Bagian komet adalah :1) Inti/nukleus (berupa bola salju kotor yang terdiri atas
debu, fragmen batuan, metana beku, amonia beku, dan bentuk es lainnya) , 2)
Koma (gas atau debu yang terlihat di sekeliling nukleus)
6. Asteroid adalah planet-planet kecil atau sering disebut planetoid. Jalur asteroid
adalah antara orbit mars dan Jupiter kira-kira berjarak 2,2 - 3,3 AU dari
matahari. 1 AU= 150.000.000km
7. Meteor /bintang beralih : benda langit yang memasuki atmosfer bumi
(mesosfer) dan terbakar sehingga meninggalkan jejak cahaya.
8. Meteoroid : benda-benda angkasa yang melayang-layang di angkasa.
9. Meteorid : benda langit yang tidak terbakar habis sehingga jatuh sampai ke
permukaan bumi
LITOSFER
Beberapa teori perkembangan muka bumi:
1. Teori Apungan Benua oleh Alfred Lothar Wegener
Yaitu Teori Apungan Benua bahwa ”benua-benua yang sekarang ini dahulunya
adalah satu benua yang disebut Benua Pangea (dibaca pan gea).
Bukti-bukti atau titik tolak teori ini adalah:
Adanya persamaan geologi pantai Amerika Utara-Selatan bagian Timur dengan
pantai Afrika-Eropa bagian Barat.
Greenland menjauhi daratan Eropa (kecepatan 36 m/th)
Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika (kecepatan 9m/Th)
Samudera Atlantik menjadi semakin luas ( benua Amerika terdesak ke Barat)
Adanya kegiatan seismik/kegempaan hebat disepanjang patahan St. Andreas
( panati Barat Amerika Serikat).
Patahan San
Andreas
Lempeng divergen adalah keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling
menjauhi, sehingga pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer
yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut.
Ada dua macam zona yang terbentuk akibat kejadian lempeng divergen, yaitu:
Mode
l Zona Divergen. Sumber: Handout Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen disebut
seafloor spreading atau spreading center. Contohnya terdapat pada pertemuan
antara lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera Antartika,
sedangkan
Adanya bekas tarikan berlawanan arah antara kedua lempeng, yang bisa ditandai
dengan: celah antara kedua lempeng, atau bisa juga dengan adanya penipisan
lempeng di pertengahan kedua arah gaya.
Pada zona ini bisa terbentuk gunungapi, dimana magma di dalam bumi akan
lebih mudah mencapai permukaan (dikarenakan lempeng yang menipis).
Dicirikan gunungapi cenderung berbentuk landai
Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi, lempeng samudera akan tersubduksi ke
arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua.
Adapun terjadinya gunung-gunung aktif tersebut, adalah karena adanya pergesekan
antara lempeng samudera dengan batuan-batuan di sekitarnya, dimana batuan akan leleh
dan berubah fase menjadi cair (magma). Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng
samudera. Akibatnya, magma akan merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan,
sehingga terbentuklah gunung api. Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya
aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami tak jarang
terjadi akibat hal tersebut. Contoh tipe konvergensi lempeng benua—lempeng samudera
terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang Pantai barat Sumatera dan di
sepanjang Pantai Selatan Jawa.
Peristiwa konvergensi ini mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya
semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh adalah pembentukan pegunungan
Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet.
Jika salah satu lempeng menunjam ke dalam mantel, dapat kita lihat bahwa di
permukaan bumi tersebut, terdapat kenampakan batas penunjaman antara kedua
lempeng, dimana satu lapisan lempeng terlihat masuk ke dalam lapisan lempeng
lain. Batas antara kedua lempeng ini disebut
Terdapat bentang alam berupa busur pegunungan. Pegunungan tersebut akan
memanjang sesuai dengan jalur trench. Tipikal gunung biasanya berwujud
tinggi. Dapat dimungkinkan juga terjadi gunungapi, apabila pergerakan lempeng
saat menunjam dapat menyebabkan batuan sekitar menjadi leleh dan berwujud
magma, lalu magma mencapai permukaan bumi.
Jika terbentuk di laut, bisa memicu terjadinya busur kepulauan gunungapi.
Jika terbentuk di zona konvergensi samudera-benua, akan memicu busur
gunungapi tepi kerak benua.
Jika terbentuk di pertemuan lempeng benua, akan membentuk wilayah
pegunungan (mountain range) yang cukup tinggi.
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan
berlawanan arahnya. Tidak seperti pola struktur yang terbentuk dalam zona konvergen,
pada tipe zona transform tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya
penunjaman yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya. Tipe pergerakan
transform bisa terjadi, baik di antara lempeng samudera, maupun di antara lempeng
benua. Sebagai contoh adalah pergerakan transform yang terjadi pada dua buah lempeng
benua di California,mengakibatkan terjadinya Patahan San Andreas.
Contoh divergen :
Contoh konvergen:
Contoh transform fault:
Teori Tektonik Lempeng
Beberapa tahun setelah Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968
dikemukakan sebuah teori yang lebih memuaskan daripada teori pengapungan
kontinen. Teori ini kemudian dinamakan teori tektonik lempeng. Teori ini
menyatakan bahwa bagian luar dari bumi yaitu pada bagian Litosfer, terdapat
sekitar 20 segmen yang padat yaitu lempeng. Dari semua itu, lempeng terbesar
adalah Lempeng Pasifik yang menempati sebagian besar lautan. Semua
lempeng besar lainnya dapat berupa kerak-kerak benua maupun kerak
samudera, sedangkan lempeng-lempeng yang lebih kecil, umumnya hanya
sebagai kerak samudera. Contohnya Lempeng Nazca dilepas pantai barat
Amerika Selatan
1 = Magma batuan cair pijar didalam lithosfer, bentuk mula –mula siklus batuan
2 = Batuan Beku.
a = Karena pendinginan magma menjadi makin padat membeku.
3 = Batuan sedimen Klastis.
b = Batuan beku rusak hancur karena tenaga eksogen: air hujan, pamas/di-
dingin, es, angin, dll, diangkut diendapkan menjadi batuan sedimen klastis.
4.a= Batuan sedimen chemis.
c.1= Batuan larut dalam air dan langsung diendapkan menjadi batuan sedimen
chemis.
4.b= Batuan sedimen organis.
c.2= Batuan larut dalam air diambil oleh organisme dan melalui
organismemembentuk batuan endapan organisme.
5 = Batuan metamorf.
d = Karena tekanan dan suhu batuan beku dan batuan
sedimenmengalamiperubahan bentuk menjadi batuan malihan /metamorf.
BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya
homogen, kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3:
Batuan beku dalam (plutonik): terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi,
pada kedalaman 15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya
besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna
(karena dekat astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku luar,
jarang ada lubang gas. Contohnya granit, diorit, gabro, sienit.
Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah
kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat,
sehingga struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri, diorit
porfir.
Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses pem-
bukuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Con-
tohnya riolit, basalt, andesit, obsidian, pumice(batu apung), scoria.
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibagi 2:
Batuan beku mineral ringan: tersusun atas mineral-mineral ringan berwarna
terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat asam.
BATUAN MALIHAN/METAMORF
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi,
sehingga berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perubahannya antara lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh suhu
tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan in-
trusi. Contohnya batolit, lakolit, sill, marmer. Pada zona ini banyak ditemukan
mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi,
timah, seng yang dihasilkan dari limestone dan calcareous shale.
Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan yang
tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi
oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-
butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu
lumpur menjadi batu tulis (slate).
Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas dari
magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan
gas florin menjadi topas (permata kuning).
TENAGA INDOGEN
Ada beberapa fenomena sebagai akibat tenaga indogen
A. Diatropisme/ Tektonisme/ Tektogenesa
2) Patahan (retakan)
Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang
rapuh menjadi retak atau patah.
Misalnya: tanah turun/slenk, tanah naik/horst, dan fleksur.
B. G e j a l a Vulkanisme
Yang dimaksud dengan vu l k a n i s m e adalah peristiwa yang berhubungan
dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran
batu-batuan dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas. Aktivitas magma
disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung
di dalamnya. Magma itu dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Magma bisa
diartikan batuan-batuan dalam keadaan cair, liat dan sangat panas. Magma
dapat berwujud padat, gas dan cair. Gas yang terdapat dalam magma antara
lain : SO 2, uap air, HCl, H 2SO4.
Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih
mengeluarkan magma. Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada tiga macam gunung
api yakni:
a. Gunung api maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi hanya karena letusan
(eksplosi). Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya terdapat di lereng Gunung
Lamongan Jawa Timur, di. Pegunungan Eifel Jerman, dan di dataran tinggi
Perancis Tengah.
b. Gunung api kerucut (strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusi), secara
bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato.
Jenis ini yang terbanvak di Indonesia.
Keterangan:
Hawaii, yakni magma sangat cair dengan tekanan gas rendah, dapur magma
yang dangkal. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawaii.
Stromboli, yakni erupsi tidak begitu eksplosif, namun berlangsung lama. Dapur
magmanya agak dalam. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung
(Jawa Timur, Indonesia)
Vulkano, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi, berasal dari dapur
magma dangkal sampai dalam. Contohnya Gunung Etna di Italia, Gunung
Bromo dan Semeru.
Perret (Plinian), yakni memiliki ledakan sangat dahsyat disertai material yang
menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya Gu-
nung Krakatau(1883).
Merapi, Lava kental mengalir dan membentuk sumbat kawah. Jika tekanan gas
besar, maka terangkat sumbat kawah itu dan pecah jatuh ke lereng sebagai
gloedlawine atau ladu. Terjadi pula awan panas atau gloedzoolk.yakni magma
kental dan mengalir perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga mem-
bentuk sumbat kawah, mengakibatkan tekanan gas makin kuat hingga kawah
terangkat dan pecah disertai keluarnya awan panas. Contohnya Gunung Merapi.
Saint Vincent, yakni magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari da-
pur magma yang dangkal. Contohnya Gunung Saint Vincent di Kepulauan An-
tiles, Gunung Kelud(1919).jen
Pelee, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi berasal dari dapur magma
yang dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.
C. Gempa Bumi
Gempa bumi ialah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam. Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam
gempa:
a. Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui
tanpa menggunakan alat.
b. Microsieisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat
diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan seisme/gempa bumi
a) Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa
b) seismograf adalah alat pencatat getaran gempa.
c) Hyposentrum adalah pusat gempa yang berada di bawah permukaan bumi
d) Episentrum adalah pusat gempa yang terdapat di permukaan bumi.
Untuk menghitung jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa digunakan
Rumus Laska:
Contoh:
TENAGA EKSOGEN
1. Pelapukan
Pelapukan adalah perusakan karena pengaruh cuaca (temperatur), air, atau
organisme. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar
pengaruhnya terhadap batu-batuan. Batu-batuan akan menjadi lapuk. Kulit bumi
yang mengalami pelapukan itu hanya lapisan bagian luar saja. Tebalnya ditentukan
oleh besarnya pengaruh peristiwa-peristiwa penyebabnya. Di daerah tropis, tebalnya
bisa sampai 100 m. tetapi di daerah sedang hanya beberapa meter saja.
Ada tiga macam pelapukan:
a. Pelapukan fisis atau mekanis
Pada pelapukan ini batu-batuan akan mengalami perusakan fisik. Yang
besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini disebut juga
pelapukan mekanis sebab peristiwa proses penyebabnya berlangsung secara
mekanis. Termasuk pelapukan ini ialah perusakan karena hal-hal berikut.
1) Perbedaan temperatur yang besar. Peristiwa ini terutama terjadi di daerah
yang beriklim kontinental, atau yang beriklim gurun. Di daerah gurun
temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 °C. Akibatnya, batu-batuan
besar dapat pecah atau retak-retak.
2) Bekunya air tanah atau bekunya air dalam pori-pori batuan. Air yang
membeku mengalami pemuaian volume. Perkembangan ini menimbulkan
tekanan. Karena adanya tekanan ini batu-batuan dapat menjadi retak. Di
daerah yang beriklim sedang, pembekuan itu sangat hebat. Jika
temperaturnya rendah sekali, maka air tanah bagian atas dapat mengalami
pembekuan.
b. Pelapukan organis
Pelapukan ini disebabkan oleh organisme, yaitu binatang-binatang atau
tumbuh-tumbuhan. Binatang yang dapat menimbulkan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga, tikus, dan lain-lain.
Di pantai yang terangkat seringkali terdapat garis-garis pantai yang terdiri
atas lubang-lubang bekas rumah binatang yang hidup pada permukaan air.
Pengaruh tumbuh-tumbuhan juga besar sekali. Pengaruh ini dapat bersifat
mekanis dan kimiawi. Pengaruh bersifat mekanis, yaitu berkembangnya akar
tumbuh-tumbuhan di dalam tanah, yang dapat merusak tanah di sekitarnya.
Pengaruh bersifat kimiawi, yaitu asam-asam yang dikeluarkan oleh akar-akar
ketika mengisap garam makanan. Asamasam ini bersifat merusak batu-batuan
sehingga mendorong terjadinya pelapukan.
c. Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini batu-batuan mengalami perubahan kimiawi. Pelapukan ini
berlangsung dengan pertolongan air dan didorong oleh temperatur yang tinggi.
Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CaC03). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala-gejala karst. Yang tergolong gejala-gejala karst antara lain:
1) Dolina, ialah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina ini dapat terjadi
karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Puncak-puncak dari pegunungan
kapur ada yang merupakan akibat dari dolina. Puncak-puncak itu adalah sisa
pelarutan, sedangkan lembah di antaranya adalah dolina-dolina yang melebur.
2) Gua dari sungai di dalam tanah. Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat
celah-celah (retakan). Karena pengaruh pelarutan, maka retakan ini menjadi
besar dan menjadi gua-gua atau lubang-:ubang. Jika lubang-lubang itu
berhubungan satu sama lain, maka terjadilah sungai-sungai di dalam tanah.
3) Stalaktit dan statagmit. Pada atap gua yang terbentuk dari kapur tebai dan
udara mudah masuk maka dapat terbentuk kerucut-kerucut kapur Nrang
disebut stalaktit dan stalagmit. Stalaktit adalah kerucutkerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua. Stalagmit adalah kerucut-kerucut kapur yang
berdiri pada dasar gua. Stalaktit dan stalagmit sering bergabung membentuk
tiang kapur.
2. Erosi
Setelah permukaan batuan terlapuk dan jika ada aliran tenaga yang kuat
akan membawa material hasil pelapukan ini. Proses ini disebut erosi. Erosi
merupakan pengikisan permukaan kulit bumi karena aliran air, es, atau angin.
Dilihat dari penyebabnya ada empat macam erosi, yaitu:
a) Erosi air sungai
Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya.
Gesekan itu besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini
menimbulkan pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda
padat. Air yang tenang tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan
pengikisan. Jadi, syarat pengikisan adalah bahwa air itu harus mengalir dan
mengangkut benda-benda padat. Akibatnya, terjadilah lembah-lembah,
ngarai, dan jurang yang dalam. Misalnya Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan
Grand Canyon dengan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Bentukan yang
lain hasil pengikisan air sungai adalah:
potholes: lubang-lubang di dasar sungai.
air terjun,
c) Erosi es (gletser)
3. Pengendapan / Sedimentasi
Material yang terbawa karena erosi setelah menempuh jarak tertentu
akan diendapkan, karena tenaga erosi semakin berkurang. Semua hasil
pelapukan batu-batuan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan
sedimen. Batuan sedimen dapat diklasifikasi dan berdasarkan tenaga alam yang
mengangkutnya dan tempat pengendapannya sebagai berikut.
a) Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya:
(1) Sedimen akuatis, yaitu oleh air,
(2) Sedimen aeolis (aeris), yaitu oleh angin,
(3) Sedimen marine, yaitu oleh air laut,
(4) Sedimen glasial, yaitu oleh gletser (es).
b) Berdasarkan tempat pengendapan:
(1) Sedimen fluvial, yaitu di sungai,
(2) Sedimen terestris, yaitu di darat,
(3) Sedimen limnis, yaitu di danau atau rawa,
(4) Sedimen marine, yaitu di laut,
(5) Sedimen glasial, yaitu di daerah es.
Bentuk-bentuk sedimentasi ini antara lain:
Kipas aluvial, yaitu bentukalam yang menyerupai kipas atau kerucut rendah.
Delta, yaitu bentuk endapan yang ditemukan di muara sungai berbentuk
menyerupai huruf delta. Delta terdiri dari berbagai macam bentuk: Delta
Runcing (contohnya Delta Sungai Tiber), Delta Cembung/Busur Kipas
(contohnya Delta Sungai Nil), Delta Pengisi Estuarium (contohnya Delta Sungai
Seine), Delta Kaki Burung/Delta Lobben (contohnya Delta Sungai Mississippi).
Dataran banjir (floodplain), yaitu hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran
yang ditinggalkan pada daerah meander.
Sand dunes (bukit pasir).
Tombolo/ spit, yaitu endapan pasir/kerikil yang menghubungkan antara pulau
dekat pantai dan daratan utama.
Nehrung (lidah pasir), yaitu endapan pasir yang bentuknya menyerupai lidah,
biasa ditemukan pada mulut sebuah teluk atau muara sungai.
Moraine (morena), yaitu endapan pasir, kerikil, atau bongkah-bongkah batuan
yang diendapkan gletser.
Tanggul sungai yang terdapat di tepi sungkai dan arahnya sejajar aliran air
sungai.
Tanggul pantai adalah hasil pengendapan material yang dibawa sungai tapi
dibantu arus laut dengan arah tegak lurus tanggul sungai.
PEDOSFER
Proses Pembentukan Tanah Di Indonesia
Pada dasarnya, tanah berasal dari batuan atau zat organik lainnya yang
mengalami pelapukan. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-
butir tanah dikarenakan oleh beberapa faktor:
1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan
sehingga hancur.
4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang
membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan
batuan.
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat
terbentuknya tanah.
2. Tanah organosol ialah tanah yang terjadi dari bahan induk organik seperti
gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari
2.500 mm / tahun. Sebagian besar tanah jenis ini masih tertutup hutan rawa
gambut dan rumput rawa. Di Indonesia, tanah organosol terdapat di daerah
3. Tanah aluvial ialah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa
melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian
bahan-bahan makanan. Dataran aluvial yang luas terdapat di Sumatera bagian
timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian selatan dan tengah, dan Papua
(Irian Jaya) bagian selatan.
4. Tanah kapur ialah tanah yang berasal dari batuan kapur yang
umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur berumur tua. Tanah itu betul-
betul tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati, seperti daerah hutan
jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa Tengah dan di Pegunungan Sewu,
Gunung Kidul, Yogyakarta. di daerah perbukitan kapur Sumatera Selatan, dan
Sulawesi Selatan.
5. Tanah vulkanis/ andosol ialah tanah yang berasal dari pelapukan batu-
batuan vulkanis, baik dari lava/batu yang telah membeku (effusif) maupun
dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata). Daerah pembekuan lava
tidak begitu luas bila dibandingkan dengan daerah abu vulkanis. Contoh
tanah vulkanis adalah tanah tuff yang terbentuk dari abu gunung api, dan
bersifat sangat subur. Tanah tuff terdapat di Lampung, Palembang, dan
Sumatera Barat. Ada beberapa daerah yang karena letusan gunung berapi
terisi abu vulkanis, misalnya Bandung, Garut, dan sekitar Danau Toba. Sifat
tanah abu vulkanis sangat baik untuk pertanian karena sangat subur. Tanah
vulkanis terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, dan beberapa wilayah lain yang
memiliki gunung api.
6. Tanah pasir ialah tanah yang berasal dari batu pasir yang telah melapuk.
Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Tanah pasir
terdapat di pantai barat Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi. Tanah
pasif yang terdapat di pantai-pantai pasir yang disebut sand dune dipengaruhi
oleh angin. Contoh bukit pasir misalnya di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
7. Tanah humus (bunga tanah) ialah tanah yang terjadi dari tumbuhtumbuhan
yang telah membusuk. Tanah yang mengandung humus bersifat sangat subur
dan umumnya berwarna hitam.
8. Tanah latosol /laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi
dan aluminium. Tanah ini berwarna merah hingga kuning, sehingga sering
disebut tanah merah. Tanah latosol tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, dan Papua.
9. Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material
gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Tanah
jenis ini banyak terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara Barat. Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir
vulkan. Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu, palawija, tembakau,
dan sayuran.
10. Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material halus
berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah
ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Su-
Pemanasan Udara
Udara sifatnya diathesman artinya melewatkan panas, karena sinar matahari
bergelombang panjang dan tak dapat ditangkap oleh udara. sinar matahari setelah
sampai ke bumi dipancarkan kembali tetapi bergelombang pendek.
Cara bumi memanasi udara
a) Konveksi : pemanasan secara vertikal
b) Adveksi : pemanasan secara horizontal
c) Turbulensi : penyebaran panas secara berputar-putar
d) Konduksi : pemanasan secara kontak langsung bersinggungan
Semakin banyak panas yang diterima semakin ringan udara (bertekanan - ) dan
semakin sedikit panas yang diterima udara menjadi berat (bertekanan +) maka angin
akan bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi/ +) ke daerah yang bertekanan
udara rendah (-)
Misal daerah A suhunya 200c, daerah B suhunya 270c, maka udara akan bergerak
dari A ke B
b. Kelembapan Udara
Yaitu banyaknya uap air yang dikandung tiap m3 udara.
Kelembapan udara dibedakan menjadi
1. Lembab absolute (mutlak)
Yaitu banyaknya uap air yang terdapat di udara yang dinyatakan dengan
sejumlah gram uap air tiap m3 udara.
2. Lembab relatif (nisbi)
Yaitu perbandingan dalam prosen dari jumlah uap air dalam udara (lembab
absolute) dengan jumlah maksimal uap air yang dapat dikandung oleh udara
dengan suhu yang sama.
Misal :
Pada suhu 250c udara tiap m3 maksimal dapat memuat 20 gr uap air. Sedangkan
pada waktu itu hanya ada 15 gr uap air. Maka lembab relatifnya saat itu 15/20 x
100% = 75%
Karena kesanggupan udara memuat uap air maksimal itu makin bertambah
dengan naiknya suhu, maka lembab relatif makin kecil jika suhu naik sebaliknya
makin dingin lembab relatifnya makin bertambah jika lembap relatif mencapai
100% terjadilah titik pengembunan (terjadilah proses kondensasi) bahkan jika
melampaui titik beku maka terjadi sublimasi, terbentuk butir-butir salju atau
kristal es. Titik-titik air atau titik-titik es itu membentuk awan
c. Angin
Beberapa nama angin sebagai berikut.
a. Angin Pasat
Awan
Pembagian awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional
tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia)
tahun 1894. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.
a. Awan tinggi, terdapat pada ketinggian antara 6 km - 12 km. Avvan ini selalu
terdiri dari kristal-kristal es karena ketinggiannya. Awan yang tergolong
awan tinggi, yaitu:
1) Cirrus (Ci): Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat, berbentuk
seperti bulu burung. Sering tersusun seperti pita yang melengkung di
langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik
pada horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan ini tidak menimbulkan
hujan.
2) Cirro Stratus (Ci - St): Bentuknya seperti kelambu putih yang halus dan
rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, atau terlihat seperti
anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan ini sering menimbulkan
terjadinya hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi Matahari atau
Bulan. Biasanya terjadi pada musim kering.
3) Cirro Cumulus (Ci - Cu): Awan ini terputus-putus dan penuh dengan
kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan
sering dapat menimbulkan bayangan.
b. Awan menengah, terdapat pada ketinggian antara 3 - 6 km Awan yang
tergolong awan menengah. yaitu:
1) Alto Cumulus (A - Cu): Awan ini kecil-kecil, tetapi banyak. Biasanya
berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih sampai pucat dan
ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan
sehingga tampaknya saling bergandengan.
2) Alto Stratus (A - St): Awan ini bersifat luas dan tebal. warna awan alto
stratus adalah kelabu, sehingga pada Matahari dan Bulan akan tampak
terang.
c. Awan rendah, terdapat pada ketinggian kurang tergolong awan rendah, yaitu:
1) Strato Cumulus (St - Cu): Awan ini bentuknya seperti bola-bola yang
sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang di
lautan. Lapisan awan ini menimbulkan hujan.
2) Stratus (St): Awan yang rendah dan sangat luas, tingginya di bawah
2.000 m. Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara
kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.
3) Nimbo Stratus (Ni - St): Awan ini bentuknya tidak menentu tepinya
compang-camping tak beraturan. Di Indonesia awan ini hanya
menimbulkan hujan gerimis saja. Awan ini berwarna putih kegelapan dan
penyebarannya di langit cukup luas
d. Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian antara 500
m - 1.500 meter.
1) Cumulus (Cu): merupakan, awan tebal dengan puncak-puncak yang agak
tinggi, terbentuk pada siang hari karena udara yang naik. Kalau
berhadapan dengan Matahari akan kelihatan terang dan apabila yang
memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang
berwarna kelabu.
2) Cumulo Nimbus (Cu - NO: Awan ini dapat menimbulkan hujan dengan
kilat dan guntur. Awan ini bervolume besar, posisinya rendah dengan
puncak yang tinggi sebagai menara atau gunung dan puncaknya melebar,
sehingga merupakan awan yang tebal Biasanya, di atas awan cumulo
Hujan
Ada bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan berikut ini.
a. Hujan zenital (hujan tropis ..) terjadi di daerah tropis, disebut juga hujan
naik ekuatorial. Hujan ini biasanva terjadi pada waktu sore hari, setelah
pemanasan maksimal (pukul 14.00 - 15.00). Di daerah tropis, kira-kira
10° LU - 10° LS, hujan ini terjadi bersamaan waktunya dengan
kedudukan Matahari pada titik zenitnya, atau beberapa waktu sesudah-
nya. Selama setahun daerah tropis mengalami dua kali hujan zenital,
sedangkan daerah lintang 23-L' LU/LS hanya mengalami hujan zenital
sekali saja.
b. Hujan musim terjadi di daerah-daerah musim. Hujan zenital di daerah
musim mengalami perubahan karena daerah-daerah ini dipengaruhi oleh
angin musim. Contoh: Pulau Jawa, meskipun berdekatan dengan
khatulistiwa, tetapi hanya mengalami musim hujan sekali dalam setahun
kira-kira dari Oktober sampai April.
c. Hujan siklon terjadi di daerah sedang. Angin di daerah sedang selalu
disertai hujan. Sebab di daerah siklon udara naik ke atas dan menjadi
dingin. Hujan di daerah sedang dapat dikatakan berlangsung sepanjang
tahun.
d. Hujan musim dingin terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah subtropis
di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim dingin mengalami
hujan, ketika Matahari berada pada posisi nadir. Daerah subtropis ini
terletak antara 30° - 40° LU/LS. Daerahdaerahnya ialah di sekitar Laut
Tengah (Portugal, Spanyol, Italia, Afrika Utara, Siria, Palestina,
Mesopotamia, dan Persia), California barat daya, serta pulau sebelah
utara Selandia Baru.
e. Hujan musim panas terjadi di daerah subtropis (pesisir timur kontinen-
kontinen). Daerahnya terletak antara 30°- 40° LU/LS, yaitu sebelah
tenggara Amerika Serikat, Argentina utara, Uruguay dan Brazilia
Selatan, Cina Timur, Jepang, dan pantai , timur Afrika Selatan.
f. Hujan pegunungan (hujan orografis) terjadi di daerah pegunungan.
Udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan.
Akibat penurunan suhu, udara tersebut terkondensasi dan turunlah hujan
pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin. Udara ini
terus bergerak ke atas akhirnya turun ke sisi lereng di belakangnya,
tetapi tidak lagi mengandung uap air. Sisi lereng yang dilalui udara
kering disebut daerah bayangan hujan. Contoh: Angin Fohn di
Pegunungan Alpina, Angin Bohorok di Bukit Barisan (Sumatera), Angin
Musim Barat Daya di Pegunungan pantai barat India, dan Angin Pasat
Tenggara di pegunungan pantai timur Brasil.
Menurut kenyataannya, temperatur beberapa tempat menyimpang dari teori
tersebut.
Contoh:
Hammerfest yang terletak di ± 71° LU pelabuhannya tidak beku pada musim
dingin. Sedangkan Moskow yang terletak di ± 56° LU sungainya beku pada mu -
sim dingin.
d. Iklim
i. Iklim Menurut Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperatur
dan hujan. Menurut keadaan temperatur dan hujannya, permukaan bumi
dibagi menjadi beberapa daerah iklim.
Untuk ciri-ciri temperatur dan hujan digunakan huruf-huruf besar dan
huruf-huruf kecil sebagai berikut.
A. Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah 18
°C. Suhu tahunan 20 °C sampai 25 °C dengan curah hujan rata-rata dalam
setahun + 60 cm.
B. Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin di antara 18 °C - 3
°C.
C. Temperatur bulan-bulan terdingin di bawah 3 °C.
D. Temperatur bulan-bulan terpanas di atas 0 °C.
E. Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 10 °C.
F. Temperatur bulan-bulan terpanas di antara 0 °C - 10 °C.
G. Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 0 °C.
Ciri-ciri hujan:
B. Iklim kering hujan di bawah batas kering.
f. Selalu basah: hujan jatuh dalam semua musim.
HIDROSFER
A. Siklus Air
1. Siklus Pendek
Air laut terkena sinar matahari akan menguap. Uap sir ini makin lama
makin banyak. Pada ketinggian tertentu, terjadi kondensasi (peristiwa terjadinya
titik-titik air karena temperatur turun) sehing8a terbentuk awan. Awan semakin
banyak, volume titik-titik air bertambah, menjadi butir-butir air dan jatuh sebagai
hujan. Selanjutnya air hujan itu kembali lagi ke laut.
2. Siklus Sedang
Air laut terkena sinar matahari akan menguap. Pada ketinggian tertentu
akan terjadi kondensasi sehingga terbentuk awan. Makin lama awan makin
banyak, volume titik-titik air bertambah sehingga jatuh sebagai hujan. Air hujan
masuk ke selokan-selokan, sungai-sungai, danau, dan akhirnya kembali lagi ke
laut.
3. Siklus Panjang
Pancaran sinar matahari menyebabkan air laut menguap. Uap air itu
semakin lama semakin banyak, pada ketinggian tertentu terjadi kondensasi,
sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin banyak. Volume titik-titik
air semakin banyak dan menjadi butir-butir air. Butir-butir air itu akan jatuh
sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di atas tanah, sebagian meresap ke dalam
tanah dan sebagian lainnya mengalir di atas tanah sebagai cur permukaan, Air
hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi air tanah dan keluar sebagai mata air,
yang mengalir ke sungai dan kembali ke laut.
Siklus Panjang dapat juga terjadi karena awan mengalami sublimasi
(membeku), atau berubah menjadi kristal es dan jatuh sebagai salju. Bila salju
yang berkumpul semakin banyak, maka membentuk gletser. Gletser mencair dan
selanjutnya mengalir kembali ke laut.
Dalam siklas panjang, tidak selalu air berubah menjadi salju dan gletser
terlebih dahulu. Bisa terjadi air yang jatuh kemudian meresap ke dalam tanah
dan keluar sebagai mata air, mengalir ke sungai-sungai dan selanjutnya
kembali ke laut.
DAUR HIDROLOGI KECIL
Matahari KETERANGAN
Air laut yang yang mendapat
AWAN pemanasan dari matahari akan
menguap menjadi Gas H20
kemudian akan mengalami proses
kondenisasi dimana Gas H2O
berubah menjadi titik air yang
KONDENISASI berkumpul yang dianamakan awan .
Apabila titik air jatuh ke bumi atau
laut maka terjadilah hujan.
GAS H2O
PENGUAPAN HUJAN
SAMUDERA
By Sutarto
B. Air Tanah
Air yang keluar dari lapisan akuifer jumlahnya sangat banyak, bahkan
apabila tekanan air di lapisan itu sangat besar; air yang keluar bisa memancar. Air
yang memancar keluar dari lapisan akuifer disebut air artesis. Jika memancarnya
disebabkan oleh retaknya batuan secara alami, akan terbentuk mata air artesis.
Namun jika memancamya karena pengeboran atau - penggalian sumur dalam, akan
terbentuk sumur artesis (buatan).
Perhatikan gambar berikut ini!
Sekalipun tekanan sir pada lapisan akuifer itu rendah dan air yang keluar
tidak memancar, namun jumlahnya tetap banyak. Air pada sumur-sumur dalam di
hotel-hotel besar, kampus perguruan tinggi, pusat-pusat industri, dan kompleks
perumahan, biasanya termasuk air tanah dalam atau air artesis. Jadi, memancar
atau tidaknya air tanah dalam tergantung tekanan air pada lapisan akuifer tersebut.
C. Sungai
a. Jenis-Jenis Sungai
Jenis sungai ditentukan berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilalui
oleh sungai. Jenis sungai dibedakan menjadi tujuh macam sebagai berikut.
1) Sungai anteseden adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah
lapisan batuan yang dilaluinya. Setiap kali terjadi pengangkatan, air sungai
tersebut berhasil mengikisnya.
Contoh sungai anteseden adalah Bengawan Madiun di Jawa Tengah. Sungai
ini mengikis Pegunungan Kendeng yang mengalami pengangkatan. Contoh
lainnya adalah Sungai Oya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sungai ini
mengikis Plateau Wonosari yang mengalami pengangkatan.
2) Sungai epigenesa adalah sungai yang terus-menerus mengikis batuan yang
dilaluinya, sehingga mencapai daerah batuan asli (induk). Proses terjadinya
sungai epigenesa dimulai pada waktu daerah itu mengalami penurunan. Karena
penurunan, terjadilah sedimentasi dan setelah itu timbul sungai. Sungai ini
7) Sungai insekuen adalah sungai yang alirannya tidak teratur. Sungai ini tidak
terikat lapisan batuan dari daerah yang dilaluinya.
Contoh: Sungai-sungai di dataran rendah.
Selain pembedaan/ perincian sungai-sungai seperti disebutkan di atas,
masih ada pembedaan jenis sungai yang didasarkan pada keadaan aliran airnya
dan sumber airnya. Sungai-sungai tersebut sebagai berikut.
1) Sungai episodik yaitu sungai yang aliran airnya hampir tetap, baik pada
musim penghujan maupun kemarau. Sungai jenis ini terdapat di daerah yang
masih banyak hutannya. Misalnya sungai di Kalimantan; Sumatra, dan Irian
Jaya.
2) Sungai periodik yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan.
Misalnya beberapa sungai di Jawa dan Nusa Tenggara. Sungai jenis ini pada
daerah yang hutannya sangat sedikit atau tidak ada sama sekali.
3) Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Pada
sungai hujan, volume airnya tidak tetap. Pada musim penghujan banyak,
sedang pada musim kemarau sedikit. Sungai-sungai di Indonesia, sebagian
besar adalah jenis sungai hujan.
4) Sungai campuran adalah sungai yang sumber airya berasal dari air hujan dan
gletser. Sungai campuran di Indonesia terdapat di Irian Jaya, yaitu Sungai
Mamberamo dan Sungai Digul.
d. Arus Laut
Arus laut adalah gerakan air laut yang sangat luas, dengan arah tetap dan
teratur. Arus laut terdapat di permukaan air laut dan di bawah permukaan air laut.
Macam-macam arus laut sebagai berikut.
1) Menurut letaknya, arus laut dibedakan sebagai berikut.
a) Arus atas, adalah arus yang bergerak di permukaan air laut.
b) Arus bawah, adalah arus yang bergerak di bawah permukaan air laut.
2) Menurut suhunya, arus laut dibedakan sebagai berikut.
1) Bioma Tundra
Tundra adalah suatu area di mana pertumbuhan pohon terhambat
dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar. Bioma ini terletak di kawasan
lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra
berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut Sphagnum
dan lumut kerak (lichenes); vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan
sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.
a) Mendapat sedikit energi radiasi matahari; musim dingin sangat panjang
dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
b) Musim panas bedangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi
mengalami pertumbuhan.
2) Bioma Taiga
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah subtropika dengan daerah
kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia; Alaska, dan Kanada.
Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut.
3) Bioma Gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir
adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit. Gurun
dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Kurang
lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun. Bioma gurun banyak
ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia, dan Asia Barat.
Ciri-ciri bioma gurun adalah sebagai berikut.
a) Curah hujan sangat rendah kurang dari 250 mm per tahun.
b) Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
c) Kelembapan udara sangat rendah.
d) Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang hari
dapat mencapai 45°C, malam hari dapat turun sampai 0°C).
e) Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
Tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang beradaptasi dengan
keadaan kering, misalnya tumbuhan yang ditutupi oleh kutikula yang tebal
dan akar yang panjang, juga tumbuhan kaktus yang menyimpan banyak air
pada batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri.
4) Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropik sampai dengan
daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah,
Amerika Selatan, dan Australia. Afrika, , Amerika Serikat bagian barat,
Argentina dan Australia.
Ciri-ciri bioma padang rumput adalah sebagai berikut..
a) Curah hujan antara 250-500 mm/tahun.
b) Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
c) Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sulit mengambil air.
Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Flora yang mampu
beradaptasi dengan daerah yang porositas dan drainase kurang baik adalah
rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi
karena rumput merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang
rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia
Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
5) Bioma Sabana
Sabana adalah padang rumput yang diselingi dengan sebaran pohon
yang tumbuh jarang. Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi
oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan
sabana campuran.
a) Sabana murni: bila pohon-pohon penyusunnya hanya terdiri dari satu
jenis tumbuhan saja.
b) Sabana campuran: bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran
berjenis-jenis pohon.
6) Bioma Hutan Hujan Tropis
d. Keanekaragaman Fauna
Pembagian fauna Indonesia terdiri dari fauna Asiatis (daerah Dangkalan
Sunda), fauna Australis (daerah Dangkalan Sahul), dan daerah peralihan. Pembagian
ini berhubungan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia.
Di antara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul terdapat perairan laut
dalam. Perairan ini terdapat di Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan -
pulau-pulau kecil lainnya. Kawasan ini dikenal dengan nama Wallacea. Wallace
memberi batas antara kawasan Dangkalan Sunda dan kawasan Wallacea dengan
garis Wallace. Garis ini untuk menunjukkan pembagian fauna yang sangat berbeda
antara kawasan tipe Asiatis dan kawasan Wallacea. Selanjutnya, antara kawasan ini
dengan kawasan Dangkalan Sahul dipisahkan oleh garis Weber untuk menunjukkan
pembagian jenis faunanya. Kawasan Wallacea selain memiliki fauna yang bersifat
endemik, yaitu anoa, komodo, dan babi rusa, juga memiliki fauna peralihan dari
kawasan Asiatis dan Australis. Oleh karena itu, fauna yang ada di kawasan Wallacea
disebut tipe peralihan.
a. Fauna Asiatis
Meliputi daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna Asiatis
menunjukkan kesamaan dengan fauna Asia.. Misalnya gajah Sumatra sama
jenisnya dengan gajah India. Badak bercula terdapat di India, Myanmar,
Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Sumatra, dan Jawa. Fauna kawasan
Indonesia bagian barat sering disebut fauna Dangkalan Sunda.
Mammalia: gajah, harimau, banteng, badak, beruang, orang utan, tapir, rusa,
badak bercula satu, kerbau, babihutan, kijang.
Reptil: kura-kura, buaya, ular, tokek, kadal, bunglon, biawak, dan
trenggiling.
burung: burung hantu, merak, kutilang, elang, jalak, dan berbagai macam
unggas.
ikan: ikan air tawar, dan pesut(lumba-lumba)
e. Fauna Peralihan
Meliputi Sulawesi, Maluku, dan seluruh Nusa Tenggara. Jenis faunanya
merupakan fauna Asiatis dan Australis juga jenis fauna yang tidak terdapat pada
keduanya. Misalnya seperti anoa, babi rusa di Sulawesi dan komodo di Pulau
Komodo.
Mammalia: babi rusa, anoa, ikan duyung, tarsius, monyet hitam, sapi, banteng,
kuda, kus-kus
Rreptil: komodo, biawak; buaya, kura-kura, ular, dan soa-soa.
Burung: maleo, dewata, raja udang, pemakan lebah, kakaktua, dan
rangkong. cenderawasih, nuri.
b. Fauna Australis
Wilayah ini sering disebut wilayah fauna Dangkalan Sahul. Meliputi
Papua dan Kepulauan Maluku, kep. Aru. Fauna daerah ini mirip dengan fauna
Australia. Kanguru pohon di Papua juga terdapat di Australia. Sedangkan
burung cenderawasih di Papua juga terdapat di Papua Nugini dan Australia.
Mammalia: walaby, kanguru, beruang, nokdiak (landak), oposuma layang,
kelelawar, kanguru pohon, dan kuskus.
Reptil : biawak, buaya, kadal, kura-kura dan ular.
Burung: cenderawasih, kasuari, kakaktua, namudur, raja udang, dan nuri.
B. Mobilitas Penduduk
1. Migrasi Penduduk
Migrasi ialah perpindahan penduduk yang dilakukan dari suatu daerah ke daerah
lain., Faktor yang mempengaruhi migrasi antara lain,
1. Faktor-Faktor Pendorong Adanya Migrasi (Daerah Asal)
a. Lapangan pekerjaan di tempat asal tidak memadai.
b. Kurangnya sumber-sumber alam.
c. Secara sosiologis tidak cocok lagi terhadap budaya, adat, dan kepercayaan.
d. Karena pekerjaan yang memaksa berimigrasi (penempatan kerja).
2. Faktor-Faktor Penarik Adanya Migrasi (Daerah Tujuan)
a. Banyaknya lapangan pekerjaan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana.
c. Secara sosiologis sesuai dengan lingkungan pada daerah tujuan.
3. Jenis-Jenis Migrasi
Migrasi dibedakan menjadi dua macam yaitu,
a. Migrasi lokal ialah perpindahan penduduk yang terjadi dalam suatu wilayah
negara.
b. Migrasi internasional ialah perpindahan penduduk yang terjadi antar negara
yang dibagi atas:
1) Emigrasi yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
2) Imigrasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara dan masuk ke
negara lain.
3) Remigrasi yaitu kembalinya penduduk dari negara lain menuju negara
asalnya.
4) Evakuasi yaitu perpindahan penduduk karena bencana di negerinya,
seperti bencana alam, gunung meletus, peperangan, dan sebagainya.
Cara-Cara untuk Menghitung Migrasi
a. Angka Migrasi Masuk (In Migration/Mi)
Contoh:
Jumlah penduduk di kecamatan Z pada tahun 2004 adalah 150.000 jiwa
dan jumlah imigran 30.000 jiwa. Hitunglah migrasi yang keluar!
Jawab:
350 .000
Mi x 1. 000 = 35
10 .000 . 000
Jadi, di kecamatan Z pada tahun 2004 terdapat emigran 200 tiap 1000
penduduk.
2. Urbanisasi
Urbanisasi ialah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
1. Faktor Pendorong di Kota
a. Upah kerja di kota lebih tinggi.
b. Banyaknya lapangan pekerjaan di kota.
c. Tersedianya sarana dan prasarana di kota (kesehatan, pendidikan,
industri, pasar, pertokoan, dan lain-lain).
2. Faktor Pendorong di Desa
a. Lapangan kerja di desa lebih sempit.
b. Areal pertanian di desa makin sempit.
c. Adanya pengangguran tidak kentara.
d. Kurangnya fasilitas di desa.
3. Akibat Terjadinya Urbanisasi bagi Kota
a. Banyaknya pengangguran.
b. Meningkatnya kriminalitas.
c. Mempersulit perencanaan kota.
d. Timbulnya daerah slums.
4. Akibat Terjadinya Urbanisasi bagi Desa
C. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk
tabel atau bentuk grafik. Grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin
pada saat tertentu disebut piramida penduduk. Data penduduk pada komposisi
penduduk. menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam piramida
penduduk seperti pada contoh gambar berikut ini,
Data Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
L P
L : Laki-laki
P : Perempuan
CARA
NO MANFAAT PERSEBARAN
TERBENTUKNYA
1 PETROLEUM FUEL 1. Lhok sukon &
Petroleum formed chiefly - JP (Jet Propelan) used Peurelak ,Aceh
from ancient, microscopic for jet airplane 2. Sumatra Utara
plants (algae) and bacteria, machineun. 3. Riau
plankton, protozoa that - Super TT (High 4. Jambi
lived in the ocean and octane gasoline 5. Sumatra Selatan
saltwater seas. When these without lead). It for 6. Lampung
microorganisms died and motorcycle fuel. 7. Kal Bar (Melawi)
settled to the seafloor, they - Avtur(avian turbin 8. Kal Tim
mixed with sand and silt to fuel) 9. Kal Sel (Barito)
form organic-rich mud. As - Premium 10. Ja Bar (Ngim-
layers of sediment - Mogas(motor gas) for bang)
accumulated over this combustion engine) 11. Ja Teng(Cepu,
organic ooze, the mud was - Kerosene Blora)
gradually heated and 12. Delta Sungai
3. BATU BARA
- Bahan Bakar industri 1. Umbilin (Sum Bar)
Generasi dari tumbuh- semen Pusat di Sawah
tumbuhan ini mati dan - Bahan bakar lokomo Lunto)
perlahan tertimbun di tif 2. Bukit Asam(Sum
4. BATU GAMPING
Batu gamping terbentuk - Nutrisi pakan ternak 1. Padalarang, JaBar
karena adanya tumbuhan - campuran bahan 2. Palimanan, Cire-
dan hewan yang bangunan bon
menggunakan kalsium - penetral keasaman 3. Gunung Kidul
bikarbonat untuk tanah 4. Dieng
membentuk kal- - untuk industri ban 5. Sukoharjo, JaTeng
sium karbonat. Hewan dan karet 6. Barito Utara, Mu-
digunakan untuk rung Raya, Kota
membentuk tulang dan Waringin Barat,
rangka, sedangkan ( Kal Teng)
tumbuhan dikelilingi
lumpur kapur.
9. TEMBAGA
Tembaga terbentuk secara - bahan elektronok: 1. Papua
hidrotermal seperti emas sake 2. Jawa Barat
dan perak. Tembaga juga lar, generator, elek- 3. Sulawesi utara
dapat tromagnet 4. Sulawesi Selatan
terbentuk dari proses - patung
metasomatisme yaitu - bantalan rel KA
kontak magma diorite - gagang pintu
dengan batuan kapur. - alat masak
- alat makan: pisau,gar-
Metasomatisme adalah pu
magma yang bersentuhan
dengan batuan di sekitar
magma.
10. BAUXIT /
ALUMINIUM - kabel 1. P. Bintan, Sumatera
- badan pesawat terbang 2. Kep. Riau
Bauxit terbentuk dari - bingkai jendela 3. P. Bangka
pelapukan batuan granit - panic 4. Kalimantan
yang cepat di daerah tropis - botol sofdrink
dan lembab Bauxit - tutup botol susu
dilelehkan menjadi - compact disc
alumina dan kemudian - suku cadang mobil, ke
diolah menjadi aluminium. reta api, kapal laut
e. Skala Peta
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta
dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta.
Skala merupakan hal yang penting, sebab pembaca peta dapat mengetahui jarak
yang sebenarnya di lapangan. Misalnya skala 1 : 80.000, berarti bahwa jarak
sebenarnya di lapangan untuk 1 cm dalam peta sama dengan (80.000 cm atau
800 m) di lapangan.
f. Sumber Peta
Sumber peta dicantumkan supaya pembaca tahu dari mana sumber peta itu
diperoleh. Untuk Negara Indonesia, badan yang memiliki fungsi dan tugas
menyediakan peta dasar adalah Bakosurtanal. Bakosurtanal singkatan dari
Badan koordinasi survei dan pemetaan nasional.
g. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan sangat diperlukan terutama pada peta-peta yang
menggambarkan data atau keadaan yang cepat berubah. Contoh keadaan yang
berubah adalah hasil pertanian, persebaran penduduk, dan penggunaan lahan.
Tahun pembuatan peta akan berpengaruh terhadap keakuratan peta tematik.
h. Mata Angin
Mata angin sangat penting artinya dalam membaca peta. Dengan petunjuk arah
ini pembaca dapat mengetahui arah utara, selatan, barat, dan timur pada peta.
Petunjuk arah diletakkan di sebelah kiri atas atau di bagian bawah peta.
Sebenarnya, posisi petunjuk arah ini tidak harus berada pada posisi tertentu.
Yang penting, posisinya terhadap peta secara keseluruhan memberi kesan
menarik dan harmonis.
i. Simbol Peta
0 1 2 3 4 5 cm
0 9 km
1 cm = 1,8 km
5 cm =9 km
Bagaimana kalau dalam sebuah peta tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat
ditentukan skalanya dengan berbagai cara, misalnya sebagai berikut :
1) Membandingkan titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.
Contoh : Jarak A - B di peta = 10 cm, lalu jarak A - B di lapangan diukur,
ternyata jaraknya 10 km. Jadi, skalanya 10 cm : 1.000.000 cm atau 1 :
100.000.
2) Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada
skalanya untuk kenampakan yang sama.
Misalnya: Jarak A - B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita
bandingkan dengan jarak A - B pada peta lain berskala 1 : 50.000. Ternyata
jarak A - B = 20 cm.
10 x X = 20 x 50.000
10 x X = 1.000.000
X = 1.000.000
10
X = 100.000
Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000
3) Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur. Kita telah mengetahui
bahwa 1° = 111 km
Hal ini berarti 60' = 111 km
A 40° 22'
B 40° 20'
Misalkan jarak A - B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah:
40° 22' - 40° 20'= 2'. Padahal 1° = 60'= 111 km
2' = 2 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm tersebut sama dengan 370.000
60
cm di lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000 = 1 : 37.000
10
b) Untuk peta topografi di Indonesia berlaku rumus:
Ci = 1 x penyebut skala
2.000
Ci = Contour interval, artinya jarak antara suatu kontur (garis yang
menghubungkan titik-titik pada ketinggian yang sama) dengan kontur
berikutnya.
Contoh :
a. Komponen penting dalam penginderaan jauh antara lain : tenaga, objek, sensor,
dan citra. Berikut ini akan dibahas beberapa komponen penginderaan jauh
tersebut.
Data
T. Pantulan
Pengguna
Data
Permukaan bumi
1. Tenaga
Dalam penginderaan jauh, digunakan tenaga yang bersifat alamiah
yaitu sinar matahari, sinar bulan, maupun sinar buatan jika waktu pemotretan
dilakukan malam hari. Yang umum digunakan adalah sinar matahari. Sinar
matahari dalam mencapai permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh waktu,
letak, dan kondisi cuaca setempat.
Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari disebut
sistem pasif, sedangkan kalau menggunakan tenaga buatan disebut sistem
aktif. Di samping matahari sebagai sumber pokok tenaga, atmosfer juga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap penginderaan jauh. Masing-
masing atmosfer mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam menyerap,
memantulkan, menghamburkan, dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
2. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam
penginderaan jauh, antara lain meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan
litosfer.
3. Sensor
Sensor adalah suatu benda yang digunakan untuk merekam objek- -
objek di alam. Tiap sensor mempunyai kepekaan yang berbeda-beda pada
bagian spektrum elektromagnetik. Selain itu, kepekaan sensor juga berbeda
dalam merekam objek terkecil yang masih dapat dikenali dan dibedakan
terhadap objek lain yang ada di sekitarnya. Kemampuan sensor menyajikan
gambar objek lain yang terkecil disebut kualitas sensor. Sensor berdasarkan
proses perekamannya, dibedakan menjadi dua macam.
a. Sensor Fotografik
4. Citra/Keluaran
Citra adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa
kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada
citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor. Tiga ciri yang
terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal, dan ciri spektral.
Ciri spasial adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi:
bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi. Misalnya, ruang
yang terekam pada lembaran citra foto berupa areal hutan, maka dapat
ditafsirkan ciri-ciri keruangannya sebagai berikut.
a. Bentuk. Apakah bentuk wilayah hutan itu tersebar atau beraturan.
b. Ukuran. Apabila benda keseluruhan berbentuk belah ketupat, empat
persegi panjang ataupun segitiga. Luas benda tersebut kemudian dihitung
dengan skala tertentu.
c. Bayangan. Lereng landai atau curam dan kelebatan hutan dicirikan
berdasarkan rona dan warna bayangan.
d. Pola. Areal hutan umumnya berpola tidak beraturan. Areal perkebunan
dan persawahan umumnya beraturan.
e. Tekstur. Hutan hujan tropis kenampakan teksturnya kasar, hutan
homogen teksturnya sedang, semak, sabana, dan stepa teksturnya halus.
f. Situs. Hutan rawa/hutan bakau di dataran rendah pantai berpayau, hutan
sabana, stepa, dan gurun di daerah pedalaman benua yang merupakan
bayangan hujan.
g. Asosiasi/ciri-ciri tertentu. Setiap jenis objek punya ciri-ciri tertentu.
Misalnya, hutan hujan tropis berciri lebat dan industri berasosiasi dengan
cerobong asap.
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu
saat perekaman.
Contoh:
Umur • Lereng yang memiliki umur batuan muda dapat dibedakan
dengan lereng yang memiliki umur batuan tua.
• Daerah aliran sungai yang rusak dapat dibedakan dengan DAS
yang belum rusak.
• Kebun jagung yang umurnya baru 2,5 bulan sulit dibedakan
dengan tanaman tebu yang berumur 4 bulan.
Waktu • Air pada citra foto, tampak gelap pada musim kemarau, tetapi
cerah pada musim hujan.
• Sawah yang baru ditanami, pada citra foto tampak gelap pada
musim kemarau karena radiasi matahari terserap air, sehingga
sinar pantulnya kecil.
Ciri spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik
dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat
Sembilan unsur interpretasi citra ini disusun secara berjenjang atau secara
hirarkis dan disajikan pada Gambar:
c. Ada enam unsur interpretasi foto udara yang dijadikan kunci pengenalan
objek, yaitu :
a. Rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek
pada citra. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit. Misalnya, rona putih pada air sungai, menunjukkan sungai
tersebut dangkal dan keruh. Air dalam ronanya lebih gelap. Pohon-pohon yang
berlainan ronanya, berarti berlainan jenisnya.
b. Ukuran. Ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan
volume dari suatu objek. Ukuran rumah sering pula merupakan kunci
pengenalan penting. Rumah tinggal misalnya, lebih kecil daripada gedung
sekolah, kantor, pabrik, dan sebagainya.
c. Bentuk. Bentuk adalah konfigurasi umum dari suatu objek. Bentuk
merupakan kunci pengenalan yang penting. Banyak objek yang bentuknya
spesifik, sehingga pengenalannya pada citra dapat dilakukan berdasarkan
bentuknya. Bentuk bentang budaya lebih teratur daripada bentuk bentang
alam. Saluran irigasi mempunyai bentuk lebih teratur daripada sungai.
Gunung api dikenal dengan bentuknya yang cembung. .
d. Bayangan. Bayangan mencerminkan kondisi. Ada objek yang menghalangi
objek lainnya yang seharusnya terkena sinar matahari dan menimbulkan
bayangan. Bayangan ini merupakan kunci pengenalan juga. Bentuk
bayangan mencerminkan profil objek. Objek-objek tersebut, antara lain
seperti menara tinggi, cerobong asap, lereng terjal, dan sebagainya. Objek-
bbjek tersebut mudah dikenal sebab ditandai dengan adanya bayangan gelap
dengan bentuk khusus. Selain itu, perbedaan panjang bayangan dapat
mencerminkan perbedaan tinggi dari tiap-tiap objek.
e. Pola. Pola adalah susunan keruangan dari suatu objek. Pola dari bentuk
umum merupakan karakteristik bagi banyak objek, baik bentukan manusia
maupun objek alamiah. Pola permukiman dapat memberi jawaban bagi efek
difusi dan migrasi. Pola batuan singkapan merupakan kunci pengenalan bagi
struktur geologi. Bahkan dengan menggunakan foto udara, pola permukiman,
pola pertambangan, dan pola usaha tani pada ribuan tahun silam dapat
diketahui.
f. Tekstur. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra. Tekstur
berjenis kasar, halus, seragam, tak seragam, teratur; dan tak teratur. Tekstur
merupakan kunci pengenalan utama untuk tujuan tertentu. Misalnya, tekstur
pada pantai yang kasar atau yang halus dapat menunjukkan bisa tidaknya
pantai tersebut dilewati kendaraan militer (amfibi).
Di samping enam unsur di atas yang merupakan kunci pengenalan objek
citra foto udara, masih ada unsur kunci pengenal yang lain, yaitu: Site dan
Asosiasi.
a) Site. Site adalah lokasi dari suatu objek dalam kaitannya dengan lingkungan
misalnya rawa, tanggul, sungai, dan daerah pasir. Itulah sebabnya site dapat
untuk melakukan deduksi (penarikan kesimpulan) terhadap spesies dari
vegetasi sekitarnya. Banyak tumbuhan yang secara karakteristik terikat dengan
site tertentu tersebut. Misalnya hutan bakau ditandai dengan rona yang gelap,
juga dapat dikenal lokasinya yaitu pada pantai yang tergenang. Kebun kopi
Pengumpulan dan pengolahan data geografi pada saat ini sudah dilaksanakan
dengan penginderaan jauh, baik berupa foto udara citra radar, maupun citra satelit.
Data tersebut ditambah dari data teretris (data konvensional yang langsung diambil
dari permukaan bumi) yang tidak dapat dipantau dari jauh. Misalnya kepadatan
penduduk, batas administrasi, dan sebagainya.
c. Subsistem penyajian (output)
Subsistem output adalah penyajian sebagian atau semua data dan hasil dari
manipulasi data bisa dalam bentuk tabel, file peta elektronik (digital), grafik, dan
lain-lain. Komputer mampu mengolah data dari penginderaan jauh, baik berupa
foto udara, citra satelit ataupun citra radar dan disimpan dalam memori
komputer. Penggunaan komputer lebih menguntungkan karena data-data yang
ada mudah dan cepat diolah, disimpan dalam tempat yang ringkas, mudah
diingat, mudah diubah, dan mudah ditransformasikan.
b. Pengelolaan Data
Subsistem selanjutnya adalah pengelolaan data. Dalam subsistem ini di-
lakukan pengolahan data dasar. Proses-proses yang dilakukan dalam subsis-
tem ini antara lain pengarsipan data dan pemodelan.
Pengarsipan
Pengarsipoan dilakukan untuk penyimpanan data data yang nantinya un-
tuk analuisis.
Pemodelan
1 2 3 456
Memperhatikan Gambar 2.2, jelas terlihat bahwa kota itu pada awalnya
merupakan suatu desa. Oleh karena itu, pemberian istilah kota sangat dipengaruhi oleh
ruang dan waktu.
Perbedaan antara masyarakat kota dan dapat kamu lihat pada Tabel 2.1.
Unsur-Unsur
No. Desa Kota
Perbedaan
1. Mata pencaharian Agraris-homogen Nonagraris-heterogen
2. Ruang kerja Lapangan terbuka Ruang tertutup
3. Musim/ cuaca Penting dan Tidak penting
4. Keahlian/ keterampilan menentukan Ada spesialisasi
5. Rumah dan tempat kerja Umum dan tersebar Berjauan
6. Kepadatan penduduk Dekat Padat
7. Kontak sosial Tidak padat Frekuensi besar
8. Stratifikasi sosial Frekuensi kecil Kompleks dan banyak
9. Lembaga-lembaga Sederhana dan sedikit Banyak dan kompleks
10. Kontrol sosial Terbatas dan Hukum/ peraturan
11. Sifat kelompok sederhana tertulis
12. masyarakat Adat/ tradisi Individualis
13. Mobilitas Gotong royong Tinggi
Status sosial Rendah Tidak stabil
stabil
Tabel 2.1 Perbedaan antara Masyarakat Desa dan Kota
2. Teori Sektoral
Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt, bahwa unit-unit kegiatan di
perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris (melingkar),
tetapi membentuk sektor-sektor yang sifatnya lebih bebas. Dalam teori ini Hom-
mer Hoyt beranggapan seperti berikut ini.
1) Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah atau harga tanahnya tinggi terletak
di bagian luar kota (perbatasan).
2) Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah atau harga tanahnya rendah
merupakan jalur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah
perbatasan.
3) Zona pusat adalah pusat daerah kegiatan (PDK).
Zona 1 : DPK
Zona 2 : Daerah grosir dan manufaktur
Zona 3 : Permukiman kelas rendah
Zona 4 : Permukiman kelas menengah
Zona 5 : permukiman kelas atas
Keterangan:
1+
√ Pa
Pb
th
AB = Jarak lokasi titik henti yang diukur dari kota atau wilayah yang jumlah
penduduknya lebih kecil.
J
AB = Jarak antara kota A dan B
Pa = Jumlah penduduk kota yang lebih hesar (penduduk A)
Pb = Jumlah penduduk kola yang lebih kecil (penduduk B)
Contoh soal 3
A. Jumlah penduduk kota A adalah 10.000 orang, kota B adalah 5.000 orang,
dan kota C 15.000 orang. Jarak antara kota A dengan kota B adalah 25 km,
jarak kota B dengan kota C adalah 50 km. Maka lokasi titik henti antara kota
A dengan kota B, serta antara kota B dengan kota C yaitu sebagai berikut :
Jawab :
j
th AB
AB=
1+
√
25
Pa
Pb
¿ th AB=
25
1+
√ 10 .000
5 .000
=
1+ √2
25
=
1+1 , 41
Dari perhitungan tersebut, wilayah titik henti kota A dan B adalah 10,37
m diukur dari kota B yang jumlah penduduknya lebih kecil. Jadi, pelayanan
sosial, seperti pasar, toko, dan sarana kesehatan, yang paling strategis adalah
berjarak 10,37 km dari kota B, sehingga dapat dijangkau oleh penduduk kedua
wilayah.
¿ th AB=
1+
√ 15 .000
5 .000
Jadi, lokasi titik henti antara kota B dan C adalah 18,31 km diukur dari
kota B (yang jumlah penduduknya lebih kecil). Penempatan lokasi pelayanan
sosial untuk kota B dan kota C yang paling strategis adalah berjarak 18,31 km
dari kota B.
3. Teori Grafik
Teori grafik yang diterapkan pada bidang geografi untuk mengadakan
analisis interaksi dan difusi keruangan, sebenarnya merupakan adaptasi dari teori
yang berlalu pada matematika. K. J. Kansky telah menerapkan metodologi teori
grafik yang diungkapkan dalam tulisan Structure of transfortation network atau
"Struktur jaringan transportasi".
Kansky telah menghitung beberapa penstrukturan teori grafik yang
berhubungan dengan jalan kereta api dan jalan raya. Kita tahu bahwa
transportasi merupakan salah satu pendukung kekuatan interaksi antarwilayah.
Suatu daerah yang dihubungkan oleh jaringan jalan yang kompleks akan
memiliki pola interaksi keruangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah yang dihubungkan oleh satu jalur transportasi saja. Untuk mengetahui
kekuatan interaksi antarkota dalam suatu wilayah dilihat dari jaringan jalan,
digunakan rumus konektivitas. Adapun rumusnya sebagai berikut.
e
β=
v
β = Indek konektivitas
e = Jumlah jaringan jalan
v = Jumlah kota dalam suatu wilayah yang dihubungkan oleh jaringan jalan
tersebut
Manakah yang lebih besar kemungkinan interaksinya, wilayah A atau B?
A.
e 4
β= = =1 ,00
v 4
B.
e 6
β= = =1 ,50
v 4
Jadi, wilayah B diperkirakan indeks konektivitasnya lebih tinggi dibandingkan
dengan wilayah A. artinya, kota B memiliki kemungkinan lebih besar untuk
berinteraksi dengan wilayah-wilayah lainnya, dibandingkan dengan kota A.
D. Pengaruh interaksi
Interaksi merupakan gejala sosial yang banyak kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, baik di wilayah kota maupun wilayah desa, ataupun interaksi antarkota
dengan kota. Gejala interaksi tersebut dapat berupa pergerakan barang dari desa ke
kota, atau sebaliknya, pergerakan gagasan dan informasi terutama dari kota ke desa.
Bentuk lain dari gejala interaksi antara kedua wilayah tersebut antara lain
pergerakan manusia dengan tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk berekreasi,
mencari pekerjaan, dan sebagainya.
2) Jepang
a. Batas Wilayah
Utara : Laut Okhest, Pulau Sakhalin
Timur : Samudera Pasifik
Selatan: Laut Cina Timur, Samudera Pasifik dan Laut Filipina
Barat : Laut Jepang, Selat Korea
b. Luas Wilayah : 377.801 km2
c. Keadaan Alam :
- Sebagian besar merupakan pegunungan bagian dari rangkaian sirkum
pasifik (terdapat 200 gunung berapi dan 77 masih aktif, sehingga
letusan gunung api dan gempa biasa terjadi).
2. Negara Berkembang :
Adapun negara-negara berkembang menyebar dan tergabung dalam kelompok
negara selatan yang terdiri atas sebagian besar negara di Asia, Afrika dan
Amerika Selatan/Latin.
Contoh Negara Berkembang :
1) Brasil
a. Batas Wilayah :
Utara : Samudera Atlantik, Venezuela, Guyana
Timur : Samudera Atlantik, Kolombia
Selatan : Samudera Atlantik,Uruguay, Argentina
Barat : Bolivia, Paraguay, Peru, Kolombia
b. Luas Wilayah : 8.150.965 km2
c. Keadaan Alam :
- Sungai terpenting adalah sungai Amazone (sungai terpanjang no. 2
setelah sungai Nil panjangnya 6.300 km), sungai San Fransisco
- Terdapat Camos yaitu stepa dibelakang pegunungan Espinhaco
- Lembah Amazone terletak antara dataran tinggi Brasil dan dataran
tinggi Guyana (dataran tinggi Guyana di utara Lembah Amazoe)
d. Penduduk :
- Penduduk Brasil terdiri atas orang kulit putih (Portugis, Jepang,
Italia, Jerman), Indian, Negro, Mestis (Keturunan Indian dengan
orang kulit putih)
- Agama : mayoritas Katholik Roma dan Protestan
- Bahasa Nasional : Portugis
e. Perekonomian :
- Pertanian : hasil utama adalah kopi
- Peternakan : Sapi, biri-biri,kambing
- Pertimbangan : biji besi, nikel
- Industri : baja, semen, pesawat, tekstil
f. Pemerintahan : bentuk pemerintahan adalah Republik, kepala negara
adalah Presiden
2) Arab Saudi
a. Batas Wilayah :
Utara : Yordania, Irak, Kuwait
Timur : Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain
Selatan : Oman, Yaman
Barat : Laut Merah
b. Luas Wilayah : 2.240.000 km2
c. Keadaan Alam (terbagi menjadi 4 wilayah) :
- Hejas, dataran tinggi terdapat kota Mekkah dan Madinah
- Asir, daerah curah hujan tertinggi di Arab Saudi
- Nejed, di bagian tengah berupa pegunungan dan gurun
- El Hasa, dataran rendah dekat teluk Persia dan banyak ladang minyak
d. Penduduk :
- Suku bangsa Badui, Arab
- Pertambangan : minyak bumi dan gas alam