Aspek geografi
Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit
Pertemuan 1
A. Ruang lingkup Geografi pengetahuan geografi
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan.
Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi.
a. Pengertian Geografi menurut Erathosthenes Geografi berasal dari kata geographica
yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi
b. Pengertian Geografi menurut Bintarto: Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra,
menerangkan sifat bumi,menganalisis keadaan alam dan penduduk, serta mempelajari
corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi
dalamruang dan waktu.
c. Pengertian geografi menurut Strabo Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi,
karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini
kemudian disebut konsep Natural Atrribut of Place
d. Geografi menurut hasil Semlok 1988 adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
dalam konteks keruangan.
B. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya
1. Konsep lokasi,yaitu suatu letak obyek di permukaan bumi. Lokasi, adalah konsep utama
yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas :
a) Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur yang bersifat tetap disebut
juga dengan letak secara astronomis. Contoh : Kota Samarinda terletak pada
koordinat 0°21’81″–1°09’16″ LS dan 116°15’16″–117°24’16″ BT.
b) Lokasi Relatif, lokasi relativ disebut juga sebagai letak geografis. Artinya lokasi ini
berubah ubah sesuai dengan keadaan disekitarnya.
1
Contoh : Terminal Bungurasih secara administratif masuk kab. Sidoarjo tapi secara
fungssional masuk kota Surabaya
2. Konsep Jarak, yaitu panjang antara dua / lebih tempat suatu objek. Konsep jarak terdiri
atas :
a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan satuan panjang (meter,
desimeter,kilometer…)
Contoh : jarak Surabaya- Tulungagung adalah 157 Km
b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.
Contoh : Kota Balikpapan – Samarinda dapat ditempuh dalam waktu dua jam dengan
moda transportasi darat, dan 10 menit dengan transportasi udara.
3. Konsep Keterjangkauan, konsep yang menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu
tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan
sebagainya.
Contoh : Kabupaten Malinau lebih mudah dijangkau dengan menggunakan sarana
transportasi sungai, seperti kapal dan ketinting.
4. Konsep Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola
pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain.
Contoh : Pemukiman penduduk di tepian Sungai Mahakam, Samarinda tampak
memanjang mengikuti arah aliran sungai jika dilihat dari udara.
5. Konsep Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan
eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
Contoh : Pesisir Pulau Kalimantan rata-rata berelief rendah dan berawa. Sementara
bagian perbatasan dengan Serawak relief tampak lebih tinggi, bergelombang dengan
tanaman hutan tropik yang berfariasi.
6. Konsep Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang
adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
Contoh : Di Jakarta kita mengenal adanya Kampung Ambon dan Kampung Melayu.
Penamaan wialyah semacam ini juga terjadi di daerah lain. Jika ditelusuri asal muasalnya
proses ini sesuai dengan konsep dasar geografi aglomerasi.
7. Konsep Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada
makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
Contoh : Suatu wilayah belum tentu menguntungkan bagi penduduknya, tetapi mungkin
sangat bermanfaat bagi penduduk yang lainnya.
8. Konsep Interaksi , keterkaitan ruang antara gejala satu dengan yang lain, misalnya
interaksi antara desa dengan kota akibat perbedaan budaya, sumber daya alam, dll.
Contoh : Banyak tengkulak dari kota Samarinda membeli sayuran di daerah Lempake,
Sebaliknya banyak penduduk Lempake berbelanja pupuk dan peralatan pertanian di kota
Samarinda.
9. Konsep Diferensiasi Area, yakni fenomena yang berbeda antar suatu tempat dengan
tempat lainnya dipermukaan bumi. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu
wilayah dengan wilayah yang lainnya.
2
Contoh : Daerah pesisir Pulau Kalimantan banyak tersebar hutan bakau, sementara di
bagian tengah banyak tersebar hutan hujan tropis yang lebat.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur
yang lain pada suatu tempat.
Contoh: Keberadaan suatu mata air panas, sumber-sumber gas dan danau-danau vulkanik
aktif pasti berhubungan dengan aktifitas vulkanik di kawasan tersebut.
C. Obyek studi geografi
1. Objek Material
Semua materi yang menjadi sasaran atau kajian ilmu geografi, berupa fenomena yang
terjadi dimuka bumi, baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat sosial budaya yang
berhubungan dengan keruangan atau region.
Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
a. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut
kerak bumi dalam ilmu geologi. Yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi,
Geomorfologi, Petrografi, dll.
b. Atmosfer (lapisan udara), cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan
Meteorologi, dll.
c. Hidrosfer (lapisan air), meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam
Hidrologi dan Oceanografi, berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup/kehidupan), Terdiri atas hewan, tumbuhan (flora,
fauna) yang dikaji dalam Biologi dll.
e. Anthroposfer (lapisan manusia), yaitu lapisan yang merupakan tema sentral
(diutamakan) di antara lapisan-lapisan lainnya
2. Objek Formal
Cara pandang dan cara berfikir dalam mempelajari geografi serta analisis terhadap objek
material dari sudut pandang keruangan atau spasial. Dari pandangan objek formal,
muncul beberapa pertanyaan sesuai 5W + 1H (What, when, where, why, who, how).
D. Prinsip geografi dan contoh terapannya
a. Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata
sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah
transmigran di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar
dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
b. Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan
fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain.
Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena
masih tersedianya lahan untuk digarap.
d. Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip
sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini
3
merupakan simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi
daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari
yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
Pertemuan 2
E. Pendekatan geografi dan contoh terapannya
Pendekatan Spasial (Keruangan): Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas
dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan
menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi
meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam
mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak,
distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Misalnya adalah sebidang tanah yang
harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut,
yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang
kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.
Pendekatan Ekologi (Lingkungan) : yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi
dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan
ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik
dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang
ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya
perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah) : Analisis kompleks wilayah membandingkan
berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan
lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub
tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa
F. Aspek geografi
1. Aspek Fisik
Aspek geografis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah aspek fisik.
Membahas unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik. Aspek fisik dalam geografi yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia, antara lain:
a. Iklim dan unsur-unsurnya
Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat mempengaruhi kegiatan
manusia. Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Pengaruh iklim terhadap
kegiatan manusia:
-Nelayan mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka
menggunakan angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah
dengan menggunakan angin laut.
-Sekitar bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena
dalam bulan-bulan yang memiliki musim hujan.
4
b. Relief/Batuan Bumi: Relief bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief
bumi merupakan aspek fisik geografi yang mempengaruhi kehidupan manusia
maupun tumbuhan.
c. Gempa bumi: Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi.
2. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya adalah
penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
a. Populasi : Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah
penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat pembangunan.
b. Mobilitas Penduduk : Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk
adalah urbanisasi. Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena
yang bisa kita lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah
penyebaran dan tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang
muncul di daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak
dari kehilangan pekerjaan muda.
c. Pola penyebaran Penduduk yang seragam penyebaran penduduk adalah sebagai berikut:
berikut: Pembangunan tidak merata, pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal dan
lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.
BAHAN AJAR
PEMETAAN, PENGINDERAN JAUH, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
A. PEMETAAN
1. DEFENISI PETA
5
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang
digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol
sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun
pada hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama. Berikut beberapa
pengertian peta dari para ahli:
a) Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan.
b) Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada
bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c) Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan
ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
d) Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan dan tingkatan pembangunan.
Suatu peta dikatakan baik dan lengkap apabila memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a) Judul Peta
Judul peta terletak di bagian atas yang biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi
wilayah yang dipetakan, serta keadaan yang digambarkan dalam peta tersebut.
b) Skala Peta
Skala peta menunjukkan perbandingan jarak, antara jarak di peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Misalnya, peta berskala 1 : 100.000 artinya tiap jarak 1 cm
di peta sama dengan jarak 100.000 cm di lapangan. Rumus untuk menghitung skala
peta adalah sebagai berikut:
c) Legenda
Legenda adalah keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat di dalam peta.
Legenda biasanya terletak di sebelah kiri, kanan ataupun bawah dari peta yang
digambar.
6
d) Orientasi
Orientasi merupakan arah penunjuk mata angin. Pada peta biasanya arah mata angin
menunjuk ke utara. Penempatan mata angin ini boleh di sembarang tempat, asal
masih berada dalam garis tepi dan tidak mengganggu pembacaan peta.
e) Simbol Peta
Merupakan tanda-tanda konvensional yang umum dipakai untuk mewakili keadaan
yang sesungguhnya ke dalam peta. Simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Simbol fisiografis,
seperti: relief, hidrologis,
oseanologis,
klimatologis, dan
sebagainya.
Simbol kultur, seperti: jalur transportasi, batas wilayah, dan sebagainya
h) Garis Tepi
Biasanya dibuat rangkap. Garis ini dapat dijadikan pertolongan dalam membuat peta
pulau, atau suatu wilayah agar tepat di tengah-tengahnya.
i) Lettering
Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf
meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak (Roman),
dan miring (Italic). Beberapa contoh cara penulisan pada peta adalah sebagai berikut:
Judul peta ditulis dengan huruf kapital dan tegak. Contoh : PETA KOTA
KUPANG
Hal-hal yang berkaitan dengan air ditulis dengan huruf miring. Tulisan untuk
sungai sejajar dengan arah sungai dan dapat terletak di atas atau di bawahnya.
Besar kecilnya huruf disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu memerhatikan unsur
keindahan dan seni peta.
Tulisan nama ibu kota lebih besar daripada tulisan nama kota-kota lain
7
Sumber data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar bisa diketahui
dari mana asal datanya dan tahun pembuatannya.
3. JENIS –
JENIS
PETA
a) Berdasarka
n isi data
Berdasarkan isi data yang disajikan, peta dibagi menjadi peta umum dan peta
tematik.
1) Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di
permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta
menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan.
Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut:
Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap
dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama.
8
Peta chorografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang.
Contoh peta chorografi adalah atlas.
Peta dunia, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan
wilayah yang sangat luas
2) Peta Tematik
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/
khusus. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta
kepadatan penduduk, dan sebagainya. Salah satu contoh peta tematik adalah peta
penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan merupakan peta yang khusus menunjukkan
persebaran penggunaan lahan s
Gambar 1.2 Salah satu contoh peta tematik adalah peta penggunaan lahan
b) Berdasarkan Skalanya
9
Berdasarkan pada skalanya peta dibagi sebagai berikut.
1) Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000. Peta
kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis,
misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya.
2) Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini
digunakan untuk perencanaan wilayah.
3) Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
4) Peta Skala Kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
5) Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000
5. PROYEKSI PETA
1. Defenisi Proyeksi Peta
Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung
permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan umum yang harus diperhatikan
dalam proyeksi peta yaitu:
1) proyeksi equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di
permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.
2) proyeksi equidistan, yaitu peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama
dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.
3) proyeksi konform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta harus
dipertahankan sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi
10
2. Jenis – jenis Proyeksi Peta
Terdapat beberapa jenis proyeksi yang digunakan untuk menggambar peta, yaitu:
1) Proyeksi Azimutal/ Proyeksi Zenital
Proyeksi zenital ini bidang proyeksinya berupa bidang datar. Proyeksi zenital ini
sesuai digunakan untuk memetakan daerah kutub, namun akan mengalami
penyimpangan yang besar jika digunakan untuk menggambarkan daerah yang
berada di sekitar khatulistiwa.
Proyeksi bentuk ini terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut:
Proyeksi gnomonik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya terletak di pusat
lingkaran.
Proyeksi stereografik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya berpotongan
(berlawanan) dengan bidang proyeksi.
Proyeksi orthografik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya terletak jauh di luar
lingkaran.
11
2) Proyeksi Kerucut (Mercator projection)
Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa kerucut. Proyeksi seperti ini
sesuai digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada pada lintang tengah
seperti pada negara-negara di Eropa.
12
Sumber: Encarta Encyclopedia, 2004
Gambar 3. Penggambaran peta melalui proyeksi Silender.
B. PENGINDRAAN JAUH
1. Dasar – dasar Pengindraan Jauh
a) Defenisi pengindraan jauh
Pengindraan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi mengenai
objek, wilayah, dan gejala di muka bumi dengan cara menganalisa data yang
diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek.
Beberapa ahli mendefinisikan pengindraan jauh sebagai berikut.
Menurut Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, atau gejala
yang dikaji.
Menurut Wilson dan Buffon
Pengindraan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh
informasi tentang objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa
kontak langsung dengan objek, area, maupun gejala tersebut.
Menurut David Lindgren
Pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan menganalisis tentang bumi.
Menurut American Society of Photogrametry
Pengindraan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa
sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara
fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau
fenomena yang dikaji.
13
1) Sistem Tenaga
Sistem tenaga dalam proses indraja terdiri atas sistem pasif, yaitu sistem yang
menggunakan sinar matahari; dan sistem aktif, yaitu sistem yang menggunakan
tenaga buatan, seperti gelombang mikro. Jumlah tenaga yang diterima oleh objek
disetiap tempat yang berbeda-beda. Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
Waktu penyinaran matahari
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saaat matahari tegak lurus
(siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak
energi yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut.
Bentuk relief permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaan nya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Adapun yang
bertografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber
tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya, kondisi yang
berkabutkan menyebabkan hasil indraja menjadi tidak jelas atau bahkan tidak
terlihat.
2) Atmosfer
Lapisan udara terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen,
dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat
menyerap, memantul, dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Didalam indraja tedapat istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spektrum
elekromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi
cuaca yang berawan menyababkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan
bumi
14
4) Wahana dan Sensor
Wahana
Wahana adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor
guna mendapat indraja. Berdasarkan ketinggian kendaraan di angkasa dan
tempat tempat pemantauanya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok sebagai berikut:
Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang
ketinggian peredarannya antara 1.000-9.000 meter di atas permukaan
Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya
lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi.
Satelit, yaitu wahana yang peredaran antara 400 km – 900 km di luar
atmosfer
Sensor
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik itu
pesawat udara maupun satelit. Sensor dapat di bedakan menjadi dua yaitu,
sebagai berikut:
Sensor fotografi yang merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor
ini menghasilkan foto dan citra foto.
Sensor elektronik bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal
elektrik ini di rekam pada pita magnetik yang kemudian di proses
menjadi data visual atau digital menggunakan komputer yang dikenal
dengan citra satelit.
5) Perolehan Data
Data yang di peroleh dari pengindraan jauh ada dua jenis sebagai berikut:
Data yang manual didapatkan melalio kegiatan interpretasi citra dengan
bantuan alat berupa stereoskop
Data numerik (digital) diperoleh melalui penggunaan perangkat lunak
khusus pengindraan jauh yang di terapkan pada komputer.
Data yang dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan berganung pada
obyek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya teknik pengindraan jauh
memanfaatkan radiasi elekromagnetik yang dipancarkan atau di pantulkan oleh
objek yang diamati dalam frekuensi tertentu, seperti inframerah, cahaya tampak,
dan gelombang mikro. Hal ini memungkinkan karena udara dan lainnya
memancarkan atau memantulkan radiasi dalam pengindraan jauh lainnya antara lain
melalui gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.
6) Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem
pengindraan jauh, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil indraja.
Lembaga-lembaga yang menggunakan data indraja di antaranya
militer/kepolisian, kependudukan, pemetaan, meteorologi, dan klimatologi.
15
Pada gambar diatas terlihat ada sumber tenaga yang berasal dari matahari dan
zat antara berupa atmosfer. Tenaga yang mencapai dari objek di muka bumi akan
di pantulkan kembali ke sensor dan di rekam. Tenaga yang direkam oleh sensor
setelah diproses akan menghasilkan data pengindraan jauh yang berupa data
digital atau citra. Data pengindraan jauh diinterpretasikan menjadi informasi
dan akhirnya dapat di manfaatkan oleh pengguna.
c) Pengertian Citra
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang
diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Menurut Hornby, citra
adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Adapun menurut
Simonet dkk, citra adalah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaranpada
citra) yang diperoleh melalui cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektro
-mekanik.
1. Jenis-Jenis Citra
a. Citra Foto
Citra foto (Foto udara) dibedakan atas: a) spektrum elektromagnetik yang
digunakan; b) sumbu kamera; c) sudut pandang kamera; d) jenis kamera; e) warna
yang digunakan, dan f) sistem wahana dan penginderanya.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, foto udara dapar dibedakan
atas:
a) Foto ultraviolet, yaitu foto udara menggunakan gelombang ultraviolet (dekat
hingga panjang gelombang 0,29µm).
b) Foto ortokromatik, yaitu foto udara menggunakan spektrum tampak dari saluran
biru hingga saluran hijau (hingga panjang gelombang 0,56 µm).
c) Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat menggunakan seluruh spektrum tampak
d) Foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 µm dan hingga 1,2 µm bagi film
inframerah dekat yang dibuat secara khusus
16
e) Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah
dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian pada
saluran hijau.
3) Berdasarkan sudut pandang kamera, Paine (1981) membedakan foto udara sebagai
berikut:
a) Sudut kecil (narrow angle), sudut pandang < 60° - panjang fokus 304, 8 mm.
b) Sudut normal (normal angle), sudut pandang antara 60° - 75°, panjang fokus
209,5 mm.
c) Sudut lebar (wide angle), sudut pandang antara 75° - 100°, panjang fokus 152,4
mm.
d) Sudut sangat lebar (super wide angle), sudut pandang antara > 100°, panjang
fokus 88,9 mm.
4) Berdasarkan jenis kamera yang digunakan dalam penginderaan, foto udara dibedakan
atas:
a) Foto udara tunggal, yaitu foto udara yang dibuat dengan kamera tunggal. Setiap
daerah liputan hanya tergambar oleh satu lembar foto.
17
b) Foto udara jamak, yaitu beberapa lembar foto yang dibuat pada saat yang sama
dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dibedakan lagi atas:
(a) foto udara multispektral, yaitu foto udara yang dibuat dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda; (b) foto udara dengan kamera ganda (dual
kamera).
5) Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara berwarna dibedakan atas:
a) Foto udara berwarna asli (true color) yaitu foto yang warnanya mirip warna
aslinya. Foto berwarna asli adalah foto pankromatik berwarna.
b) Foto udara berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto
berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto, misalnya obyek
vegetasi yang aslinya berwarna hijau namun memantulkan spektrum inframerah,
maka akan nampak merah pada foto. Air jernih akan nampak berwarna biru muda,
air kerauh nampak biru tua hingga hitam, obyek bangunan berupa atap rumah dan
aspal akan nampak berwarna biru.
6) Berdasarkan sistem wahana, foto udara dibedakan atas:
a) Foto udara yang dibuat dengan wahana pesawat udara atau balon udara.
b) Foto udara yang dibuat dari satelit, disebut foto satelit atau foto orbital.
Gambar 12. Satelit Landsat, MOS, dan SPOT dalam Orbit Mengelilingi Bumi
Orbit Landsat adalah dari kutub ke kutub (orbit polar) pada ketinggian
sekitar 700 Km dengan inklinasi 98.2 derajat dengan waktu orbit ulang untuk
daerah tertentu (revisit time) 16 hari, artinya setiap 16 hari sekali satelit itu
melewati daerah yang sama.
2. Interpretasi Citra
Interpretasi foto dapat didefinisikan sebagai tindakan memeriksa gambar foto
untuk tujuan mengidentifikasi objek dan menilai signifikansi (Colwell, 1997). Interpretasi
citra juga dapat diartikan sebagai kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan
mengenali objek pada citra, selanjutnya menilai arti penting dari objek tersebut.
Interpretasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu digital dan visual. Interpretasi secara
digital adaah menafsir objek dan data hasil indraja dengan menggunakan komputer.
Sedangkan interpretasi secara visual adalah analisis citra tanpa alat bantu digital. Di
dalam interpretasi citra terdapat dua kegiatan utama, yaitu pengenalan benda (objek) dan
pemanfaatan informasi.
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan menilai arti penting sebuah objek. Jadi, dalam
interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pengenalan objek melalui proses deteksi, yaitu pengamatan atas adanya suatu objek,
berarti penentuan ada atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui
benda dan gejala di sekitar kita dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk
mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara
langsung atas benda, tetapi degan mengkaji hasil rekaman dari foto udara atau satelit.
b. Identifikasi
Ada tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang
terekam oleh sensor, yaitu sebagai berikut:
1) Spektoral
Ciri spektoral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektomagnetik
dan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna
19
2) Spasial
Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi
3) Temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.
c. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antarobjek dengan cara menginterpretasi dan
menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju kearah teorisasi dan
akhirnya dapat ditarik kesimpulan penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi
dilakukan oleh seorang yang sangat ahli pada bidang tersebut karena hasilnya sangat
bergantung pada kemampuan penafsir citra.
20
a. Bentuk
Objek yang sejenis di muka bumi memiliki bentuk yang sejenis pada citra. Atap
rumah tampak berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Gedung sekolah tampak
seperti hurui I, L, atau U. Gunung api berbentuk seperti kerucut dengan kawah di bagian
puncaknya. Tajuk pohon berbentuk bulat (pohon berdaun rimbun) atau bintang (pohon
palma). Oxbow (meander yang terputus) berbentuk tapal kuda.
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka
suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek
yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja.
Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan form.
Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang form merupakan susunan atau struktur
yang bentuknya lebih rinci.
1) Contoh shape atau bentuk luar
a) Bentuk bumi bulat
b) Bentuk wilayah Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100
2) Contoh form atau bentuk rinci:
a) Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk
lahan seperti gunung api, dataran pantai, tanggul alam, dsb.
b) Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk (rinci) negara
kepulauan. Wilayah yang memanjang dapat berbentuk masif atau bentuk
lainnya, akan tetapi bentuk wilayah kita berupa himpunan pulau-pulau.
c) Baik bentuk luar maupun bentuk rinci, keduanya merupakan unsur interpretasi
citra yang penting. Banyak bentuk yang khas sehingga memudahkan pengenalan
obyek pada citra.
b. Ukuran
Apabila bentuk objek pada citra foto sudah diketahui, ciri lain yang mudah diketahui
adalah ukurannya. Rumah penduduk tentu berukuran lebih kecil dariapada gedung
sekolah. Contoh pengenalan obyek berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut:
1) Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor, atau
industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila dibanding dengan kantor atau
industri.
2) Lapangan olah raga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat, lebih dicirikan oleh
ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m
bagi lapangan tennis, dan sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
3) Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga ditentukan oleh
volumenya. Volume kayu bisa ditaksir berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta
kepadatan pohonnya, dan diameter batang pohon.
c. Rona dan warna
Rona (tone) adalah tingkat kecerahan objek yang tergambar pada citra. Pada foto
udara hitam putih, rona objek dapat beragam dari putih hingga hitam dengan berbagai
wujud peralihan, seperti putih kelabu-putih, kelabu, kelabu kehitam-hitaman, kelabu
21
cerah, dan kelabu gelap. Air yang keruh akan tampak lebih cerah (tampak abu-abu
keputih-putihan), sedangkan air yang jernih lebih gelap atau kehitam-hitaman.
Foto udara berwarna akan lebih mudah diinterpretasikan berdasarkan ketampakan
warna objek. Dengan menggunakan band (saluran) inframerah, tumbuh-tumbuhan hijau
akan tampak kemerah-merahan. Jika tumbuhan itu mengalami kelainan, misalnya
diserang hama atau layu kerena daerah itu sering terjadi hujan asam, warnanya juga
mengalami kelainan.
Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan
obyek pada citra. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang
berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu
spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,7) μm. Berkaitan dengan penginderaan
jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari
hitam ke putih atau sebaliknya.
Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau,
atau merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm,
(0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila obyek menyerap sinar biru maka ia
akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak
dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan
tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau,
merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara
pengukurannya, Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat
membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa
pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan
obyek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada dapat diutarakan pula, yaitu
pembedaan obyek pada citra yang menggunakan spektrum sempit lebih mudah daripada
pembedaan obyek pada citra yang dibuat dengan spektrum lebar, meskipun citranya
sama-sama tidak berwarna. Asas inilah yang mendorong orang untuk menciptakan citra
multispektral.
d. Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra. Biasanya tekstur dinyatakan
sebagai halus, sedang, dan kasar. Hutan yang bervegetasi beranekaragam, teksturnya akan
tampak kasar, sedangkan tanaman padi yang seragam teksturnya tampak halus.
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau
pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual
(Estes dan Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-
belang. Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur:
1) Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
2) Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman
pekarangan bertekstur kasar.
22
3) Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
e. Bayangan
Bayang-bayang jika ditafsirkan secara benar akan sangat bermanfaat untuk
mengenali objek. Bayang-bayang itu memberikan petunjuk yang berharga tentang tentang
bentuk dan ukuran relatif dari objek yang tampak pada foto. Bayang-bayang dari
jembatan, menara, pohon tinggi, dan lereng pegunungan terjal memberikan petunjuk yang
jelas tentang bentuk dan ukuran objek.
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap.
Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama
sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering
merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak
dari bayangannya. Contoh :
1) Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang dipasang tinggi lebih
tampak dari bayangannya.
2) Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada foto
berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari bayangannya.
3) Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
f. Pola
Pola merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek. Pola dapat dibuat oleh
manusia dan dapat terbentuk secara alami. Pada umumnya, manusia membuat pola-pola
yang bersifat geometris berupa lengkung-lengkung yang halus dan garis-garis lurus serta
memiliki batas yang jelas. Contoh:
1) Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis batuan. Pola aliran
trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran yang padat mengisyaratkan peresapan
air kurang sehingga pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan
jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikit atau tanpa pengaruh lipatan
maupun patahan. Pola aliran dendritik pada umumnya terdapat pada batuan endapan
lunak, tufa vokanik, dan endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981).
2) Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu dengan rumah yang
ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke jalan.
3) Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah dibedakan dari hutan
atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak
tanamnya.
g. Situs
Situs adalah tempat, kedudukan, atau letak suatu objek dalam hunungan dengan
objek lain berdasarkan proses terjadinya. Situs diartikan dengan berbagai makna oleh
para pakar, yaitu:
1) Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonett, 1975). Di
dalam pengertian ini, Monkhouse (1974) menyebutnya situasi, seperti misalnya letak
kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan terhadap
parsif tanahnya. Oleh van Zuidam (1979), situasi juga disebut situs geografi, yang
23
diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap
sekitarnya. Misalnya letak iklim yang banyak berpengaruh terhadap interpretasi citra
untuk geomorfologi.
2) Letak obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, 1975), seperti misalnya
situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb.
Situs semacam ini oleh van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yaitu letak
suatu obyek atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
3) Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi
oleh faktor situs, seperti:
a) beda tinggi,
b) kecuraman lereng,
c) keterbukaan terhadap sinar,
d) keterbukaan terhadap angin, dan
e) ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau
perujudan lainnya. Contoh:
1) Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma
tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya.
Bila tumbuhnya bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak
pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
2) Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki
pengaturan air yang baik.
3) Situs pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai, tanggul alam, atau di
sepanjang tepi jalan.
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan adanya keterkaitan langsung antara objek yang satu dan
objek lainnya. Danau tapal kuda (oxbowlake) tentu berkaitan dengan meander. Artinya,
apabila ditemukan sebuah danau berbentuk tapal kuda di dekat sebuah sungai, dapat
disimpulkan bahwa danau itu adalah bekas meander yang terputus. Contoh:
1) Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi panjang serta
dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan sepak bola di tandai dengan
adanya gawang yang situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan
sepak bola berasosiasi dengan gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu
bukan lapangan sepak bola. Gawang tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau
lebih besar.
2) Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu
(bercabang).
3) Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar serta
bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan asosiasinya terhadap
lapangan olah raga. Pada umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya
lapangan olah raga di dekatnya.
24
C. PENGERTIAN SIG
Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli:
1. Menurut Aronaff, 1989.
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2. Menurut Barrough, 1986.
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari
kenyataan dunia.
3. Menurut Marble et al, 1983.
SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
4. Menurut Berry, 1988.
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
5. Menurut Calkin dan Tomlison, 1984.
SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.
6. Menurut Linden, 1987.
SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis
dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.
7. Menurut Petrus Paryono.
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan
menganalisis informasi geografi.
Digitizer
Scanner 25
CD-ROM
Unit Penyimpanan
Unit Keluaran
(Out Put )
VDU
Printer
Ploter
Input Data
(masukan data)
2) Program utility, berfungsi untuk membantu atau mengisi kekurangan/ kelemahan sistem
operasi.
3) Program aplikasi, merupakan program yang khusus melakukan pekerjaan tertentu, Map
info, Iddrisi, Erdas, Autocard for GIS, Ermapper, Ilwis, seperti ARC/Info, ArcView, dan
lain-lain.
27
Alat Alat Alat
Pemrosesan Masukan Keluaran
Data spasial dan data atribut tersimpan dalam bentuk titik (dot), garis (vektor), poligon (area)
dan pixel (grid). Data dalam bentuk titik (dot), meliputi ketinggian tempat, curah hujan, lokasi
dan topografi. Data dalam bentuk garis (vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air minum, pola
aliran sungai dan garis kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah
administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk
pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara.
Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan
(teristris), data peta dan data penginderaan jauh. Berikut ini akan dibahas satu per satu
mengenai data dasar tersebut.
1. Data lapangan (teristris)
Data teristris adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di
lapangan, karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya,
batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah dan kemiringan
lereng.
2. Data Peta
28
Yaitu dapat berupa peta yang dituangkan dalam kertas atau dalam film, misalnya: peta
geologi, peta hidrologi, dan sebagainya. Peta ini masih merupakan data mentah yang
harus kita ubah menjadi data digital.
3. Data penginderaan jauh
Data ini merupakan data dalam bentuk citra dan foto udara. Citra adalah gambar
permukaan bumi yang diambil melalui satelit. Sedangkan foto udara adalah gambar
permukaan bumi yang diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada
citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau radar, diinterpretasi (ditafsirkan)
dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari
satelit yang sudah dalam bentuk digital, langsung digunakan setelah diadakan koreksi
seperlunya.
Analisis lebar adalah analisis yang dapat menghasilkan gambaran daerah tepian
sungai dengan lebar tertentu. Kegunaannya antara lain untuk perencanaan pembangunan
bendungan sebagai penang-gulangan banjir.
29
Dalam analisis pejumlahan peta 1 dan peta 2 dijumlahkan menghasilkan peta 3
Kelas Klasifikasi
1 Datar
2 Landai
3 Agak curam
Kelas Klasifikasi
1 padi
2 palawija
3 jagung
Setelah dilakukan analisis penjumlahan aritmatika, didapat peta dengan klasifikasi baru yaitu:
Kelas Klasifikasi
1 Datar dengan tanaman padi
2 Datar dengan tanaman palawija
3 Landai dengan tanaman padi
4 Landai dengan tanaman palawija
5 Landai dengan tanaman jagung
6 Agak curam dengan tanaman padi
7 Agak curam dengan tanaman jagung
c. Analisis garis dan bidang, dapat digunakan untuk menentukan wilayah dalam radius
tertentu. Misalnya, daerah rawan banjir, daerah rawan gempa dan daerah rawan penyakit.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!
30
Perhatikan gambar diatas. Peta 1 adalah daerah aliran sungai (DAS) dan peta 2
adalah daerah yang selalu dilanda banjir. Dari kedua data itu (garis dan bidang dilakukan
analisis, menghasilkan peta 3. Peta 3 adalah daerah rawan banjir dengan radius tertentu
(digambarkan dengan lingkaran).
31
Perluasan kota terutama di Jawa terus tumbuh, sehingga perluasan lahan tidak dapat
dihindari. Pemekaran kota di Jawa, terutama akibat arus urbanisasi dan perpindahan
penduduk dari luar Jawa ke Jawa. Salah satu kota yang mengalami pemekaran di
antaranya Kotamadya Bandung
32
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI
A. Pengertian Penelitian
Penelitian menurut Gilbert (2008) adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang ada di kehidupan sekitar melalui sebuah
pengamatan dan pemikiran yang sistematis sehingga dapat menjelaskan dan menemukan
jawaban atas masalah tersebut.
Cara berfikir dalam penelitian antara lain sebagai berikut.
1. Memeriksa berbagai aspek sisi kehidupan sehari-hari secara kritis;
2. Memahami dan merumuskan prinsip-prinsip dengan prosedur tertentu;
3. Mengembangkan dan menguji teori-teori baru yang dapat meningkatkan kemampuan
dan keprofesionalan suatu bidang tertentu
Sedangkan penelitian menurut Kumar (2011) adalah sebuah proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasi informasi untuk mejawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada. Dalam proses tersebut harus memiliki ciri-ciri: dapat dikontrol, akurat, sistematis, valid
dan dapat diverifikasi, empiris dan kritis.
33
Penelitian geografi selalu berkaitan dengan sebaran keruangan yang biasanya
ditunjukkan dengan penjelasan deskriptif dan/atau penggunaan atau pembuatan peta.
6. Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan pada penelitian geografi untuk memperoleh data yang
lebih akurat jika pada peta belum memperoleh data yang akurat. Selain itu observasi
lapangan juga dapat dilakukan untuk melakukan pemetaan suatu daerah.
7. Dokumentasi
Pada penelitian geografi, dokumen baik berupa lampiran dokumen hasil kegiatan atau
pun foto disertakan karena berkaitan dengan hasil dan data pendukung penelitiian.
8. Terdapat hasil analisa yang bisa berupa grafik, diagram, tabel, bagan, dan peta.
Penelitian geografi dalam penerapannya adalah sebagai berikut.
1. Bidang Kependudukan
a. Berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan tingkat kemakmuran
penduduk, baik pada suatu wilayah tertentu maupun pada lingkup yang lebih luas.
b. Ruang lingkupnya selain pada aspek demografi, tetapi juga aspek psikologi,
sejarah, geografi, psikologi dan lain-lain.
c. Masalah kependudukan menyangkut aspek demografi, mental, tradisi, hubungan
antarindividu, keruangan, kemakmuran, dan sebagainya.
1) Masalah kependudukan
a) Berkaitan dengan tingkat kemakmuran penduduk yang rendah.
b) Penyebab utama masalah kependudukan: ketidakseimbangan antara
pertumbuhan penduduk yang pesat terhadap pertumbuhan bahan kebutuhan
primer.
2) Penerapan studi kependudukan
Pengumpulan data, penyusunan model permasalahan, dan pemecahan
masalahnya tidak dapat dilakukan hanya melalui bidang studi kependudukan,
tetapi juga melalui pendekatan lintas bidang studi atau pendekatan sistem.
2. Bidang Lingkungan
a. Bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah lingkungan
b. Membahas tentang kaitan antara gejala dan masalah kehidupan manusia terhadap
lingkungan.
c. Ditekankan pada kemampuan lingkungan dalam menjaga keserasian dan kelestarian
kehidupan.
d. Menerapkan konsep dan prinsip ekologi serta ilmu sosial.
1) Masalah lingkungan
Masalah lingkungan seperti erosi, pencemaran, kekeringan, dan banjir termasuk
masalah geografi, karena merupakan hasil interaksi keruangan antara faktor
manusia dengan faktor alam. Jadi, suatu masalah dikatakan sebagai masalah
geografi jika hubungan keruangan keadaan alam dengan keadaan penduduk
tidak seimbang.
2) Penerapan studi lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
Ruang muka bumi untuk kehidupan yang layak sudah sangat terbatas. Sumber
daya alam juga tidak merata di seluruh wilayah. Dua hal tersebut sangat penting
34
saat melakukan perencanaan yang matang bagi pengelolaan sumber daya alam.
Dengan perencanaan yang matang setelah penelitian yang saksama, maka
diharapkan kualitas kehidupan dan kualitas lingkungan dapat menjadi seimbang
sehingga masalah lingkungan teratasi.
3. Bidang Sosial
Membahas hubungan ilmu-ilmu sosial dalam memahami gejala dan masalah sosial
yang terjadi di masyarakat. Gejala sosial adalah gejala yang terjadi di masyarakat yang
disebabkan oleh kondisi, peristiwa, tingkah laku, dan sikap manusia sebagai makhluk
sosial. Masalah pengangguran, sampah, kenakalan remaja, dan kemacetan lalu lintas
merupakan contoh gejala sosial. Masalah sosial terjadi jika gejala sosial telah menjadi
masalah yang berat yang sulit diatasi.
a. Pendekatan studi sosial
Pada pendekatan ini masalah sosial dilihat dengan berbagai disiplin ilmu karena
masalah yang dikaji sangat kompleks yang berkaitan dengan berbagai aspek
kehidupan.
b. Pendekatan studi geografi
Pada pendekatan ini masalah sosial dilihat berdasarkan penyebarannya dalam
ruang, persamaan dan perbedaan masalah sosial, dan keunikan masalah sosial
di wilayah yang bersangkutan.
4. Bidang Pertanian
Membahas hubungan antara antara komponen fisik yang mencangkup iklim, air,
tanah, dan topografi dengan segala proses alamiahnya terhadap komponen manusia yang
mencakup tenaga kerja, teknologi, tradisi masyarakat, kemampuan ekonomi, dan
kondisi politik setempat.
a. Pengkajian diferensiasi areal pertanian
Membahas areal pertanian yang cukup luas, kemudian menentukan perbedaan antar-
area yang lebih kecil. Contohnya: kondisi pengairan, jenis tanah, kemampuan
teknologi yang dimiliki petani, dan jenis tanaman yang dikembangkan.
b. Faktor pendukung pertanian
Berkaitan dengan faktor-faktor mendukung pertanian untuk meningkatkan produksi
pertanian, seperti keadaan tanah, relief permukaan, keadaan iklim, tenaga kerja,
teknologi pertanian, transportasi, pemasaran, dan usaha menjaga kelestarian
lingkungan.
5. Bidang Industri
a. Membahas hubungan/interaksi antara komponen fisik yang mencangkup: lahan,
bahan baku, sumber energi, dan iklim dengan segala proses alamiahnya terhadap
komponen manusia yang mencangkup: tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi,
situasi politik, keadaan pemerintahan, transportasi, komunikasi, konsumen, dan
pasar.
b. Fokus studi geografi pada aspek industri terletak pada interelasi keruangan,
komponen, dan pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri
35
c. Dalam kajian geografi, aspek keruangan pembangunan industri terkait dengan
penerapan teknologi tepat, penentuan lokasi dan penyebarannya, serta diferensiasi
areal industri.
6. Bidang Transportasi dan Komunikasi
Dengan mengkaji transportasi dan komunikasi, maka dapat mengungkapkan difusi,
interaksi keruangan, serta kemajuan atau keterbelakangan suatu daerah.
a. Penerapan teknologi
Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi dan komunikasi telah
memperpendek jarak di muka bumi. Daerah yang semula terpencil bisa menjadi
daerah yang utama. Daerah yang berpotensi tinggi dapat dikembangkan menjadi
daerah yang produktif.
b. Manfaat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi
Melalui kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi (radio, TV, dan telepon)
kita dapat mengetahui peristiwa di luar jangkauan penglihatan kita. Sekarang,
kita dapat mendengar kejadian, menyaksikan peristiwa penting, dan pertandingan
olahraga yang berlangsung di luar negeri.
7. Bidang Permukiman
a. Berkaitan dengan segala prasarana dan sarana penunjang kehidupan penduduk
yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggalnya.
b. Terdapat dua macam permukiman, yaitu:.
1) Permukiman di daerah pedesaan
2) Permukiman di daerah perkotaan
c. Berkaitan dengan permasalahan permukiman yang terdapat di pedesaan dan
perkotaan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda antara kedua daerah
tersebut. Secara umum, faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan permukiman, yaitu faktor fisik (seperti kondisi alam, kondisi
bangunan, dan sebagainya), sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor tersebut menjadi landasan perkembangan permukiman tersebut
selanjutnya.
C. Judul Penelitian
Judul penelitian adalah suatu pernyataan yang mengandung isi keseluruhan suatu
penelitian atau penulisan. Oleh karena itu, judul penelitian geografi hendaknya berupa
pernyataan singkat dan jelas.
Contoh:
1. Pengaruh Industri tehadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Kelurahan A
2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Banjir di Kelurahan Jatiasih Kota Bekasi
D. Masalah Penelitian
Masalah merupakan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penentuan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Masalah berhubungan erat dengan judul penelitian.
36
2. Rumusan masalah mendukung tujuan penelitian.
3. Mengembangkan cara-cara menguji hipotesis
4. Menunjukkan variabel-variabel yang akan diteliti
Perumusan masalah penelitian hendaknya berupa kalimat-kalimat tanya yang terkait
dengan judul penelitian.
Contoh:
a. Jenis industri apa saja yang ada di Kelurahan A?
b. Berapa besar tenaga kerja yang ada di Kelurahan A terserap oleh industri?
c. Apa kualifikasi tenaga kerja yang dubutuhkan oleh industri?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Oleh karena
itu, salah satu pedoman dalam pembuatan instrumen penelitian adalah tujuan penelitian. Tujuan
penelitian berhubungan erat dengan judul masalah penelitian.
Contoh:
1. Meneliti jenis-jenis industri yang ada di Kelurahan A
2. Meneliti besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja oleh industri di Kelurahan A.
3. Menganalisis hubungan industri dengan tingkat penyerapan tenaga kerja.
4. Meneliti kualifikasi tenaga kerja yang terserap oleh industri di Kelurahan A.
37
1) Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek
penelitian. Observasi terbagi menjadi dua sebagai berikut.
a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat
terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek
yang diteliti.
b) Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Contohnya
adalah pengamatan yang dilakukan melalui citra dari foto udara atau satelit, dan
slide.
2) Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada
umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
3) Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
4) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film
dokumenter, dan data lain yang relevan.
5) Rating Scale (Skala Bertingkat)
Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berisi skala bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari
atau member tanda silang. Pada rating scale, data mentah yang didapat dapat berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari
subjek/ objek yang diteliti akan tetapi melalui pihak lain seperti instansi-instansi/
lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip perorangan, peta, dan sebagainya.
38
Pengolahan data dengan komputer harus dibuatkan instrumen sesuai dengan format
komputer sehingga data dapat diolah dengan cepat.
2. Analisis Data
Analisis data adalah cara menginterpretasikan data agar dapat diguakan dalam pembuatan
laporan penelitian. Analisis data dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Analisis
data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Data reduction (reduksi data)
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
2) Data display (penyajian data)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data
kualitatif dapat berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,
maupun bagan.
3) Conclusion drawing (verifikasi)
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Penarikan kesimpulan merupakan hasil analisis yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan.
M = mean/ rata-rata
x = jumlah data
n= jumlah individu
Perhatikan contoh berikut!
Ada 5 orang dengan penghasilan seperti pada tabel di bawah ini
Individu Penghasilan (ribuan)
A 100
B 125
C 140
D 150
E 175
N= 5 ∑x= 690
b) Median
40
Median merupakan nilai tengah yang membatasi setengah frekuensi bagian bawah
dan setengah frekuensi bagian atas. Perhatikan tabel berikut!
Nomor Nilai
1 60
2 65
3 75
4 85
5 80
6 81
7 79
8 77
9 86
Untuk mengetahu median dari data tersebut, pertama-tama urutkan nilai dari yang
terkecil hingga terbesar, seperti contoh berikut
60, 65, 75, 77, 79, 80, 81, 85, 86
Berdasarkan data yang telah diurutkan tersebut, maka median/ nilai tengahnya
adalah 79.
c) Modus
Modus atau mode merupakan nilai yang sering muncul dalam data. Perhatikan tabel
berikut!
Nilai Frekuensi
60 3
65 7
78 11
77 9
69 4
87 14
Jumlah 48
Modus dari data tersebut adalah 87, karena frekuensinya adalah 15.
41
Pada bagian ini, dijelaskan pentingnya tema atau judul makalah, perumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan yang mendasar (apa, mengapa, bagaimana), dan pembatasan lingkup
permasalahan. Beberapa istilah penting yang digunakan dalam permasalahan juga dapat
dijelaskan pada bagian ini.
3. Pembahasan masalah
Dalam bagian ini dibahas dan diuraikan secara sistematis beberapa alternatif pemecahan
masalah. Juga diberikan argumentasi jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan. Pada
makalah deduktif, alternatif jawaban didukung dengan jawaban dari beberapa teori ilmiah
dan pendapat para ahli. Oleh karena itu, perlu disertakan kutipan-kutipan dari berbagai
literatur yang dijadikan sumber penulisan. Pada makalah induktif, jawaban didasarkan
pada bukti empiris yang diperoleh dari lapangan, baik dari hasil penelitian sendiri maupun
hasil penelitian orang lain.
4. Kesimpulan dan saran
a. Kesimpulan adalah sintesis dari semua alternatif jawaban yang telah dibahas.
Kesimpulan bukanlah ringkasan jawaban, melainkan generalisasi dari semua alternatif
jawaban. Kesimpulan harus singkat, padat, dan jelas. Ketajaman penyusun makalah
dalam melihat hakikat permasalahan sangat diperlukan dalam menarik kesimpulan.
b. Saran yang diajukan harus didasarkan pada hasil pembahasan dan kesimpulan bahasan.
Saran yang diajukan harus konsepsional, bukan teknis operasional, dan memperhatikan
kepada siapa saran itu ditujukan.
5. Penutup makalah adalah daftar pustaka. Jika ada lampiran, tempatkan setelah daftar
pustaka.
Pada bagian awal isi makalah dikemukakan kata pengantar dan daftar isi. Adapun format
penyusunan makalah adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul (Cover)
Halaman sampul (cover) memuat judul laporan, yaitu diletakkan ditengah halaman
dengan bentuk dan ukuran huruf yang proporsional . Yang kedua adalah logo, lambang
sekolah atau institusi, yaitu diletakkan di tengah asal judul dengan ukuran sesuai
ketentuan. Di bawah judul dicantumkan nama ketua atau anggota tim pembuat laporan
dan ditulis lengkap dengan atau tanpa gelar. Selanjutnya adalah nama sekolah, lembaga
atau institusi. Dan yang terakhir adalah tahun penulisan laporan.
b. Kata Pengantar
Memuat penjelasan singkat latar belakang dan tujuan kegiatan yang dilaporkan. Selain
itu, juga dicantumkan ucapan terimakasih kepada pihak perorangan (guru) dan lembaga
(sekolah) yang membantu proses kegiatan sejak persiapan hingga penulisan laporan.
c. Daftar Isi
Memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi laporan yang dapat menuntun
pembaca apabila ingin melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul,
sub-judul, dan subjudul-subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman.
d. Daftar Tabel (jika ada)
Memuat urutan judul tabel serta nomor halaman.
42
e. Daftar Gambar (jika ada)
Memuat urutan judul gambar dan nomor halaman.
f. Daftar Lampiran (jika ada)
Memuat urutan judul lampiran dan nomor halaman.
2. Bagian Isi
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II : PEMBAHASAN
a. Latar Belakang Objek Penelitian
b. Hasil Penelitian
c. Deskripsi Hasil Penelitian
3. Bagian Akhir
BAB III : PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
43
PLANET BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN
1. Sejarah Terbentuknya Bumi
A. Teori pembentukan bumi
Proses urutan kelahiran Bumi menurut Rittmann adalah :
a. Bumi mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di sekitar Matahari
saling melekat. Partikel-partikel ini menggumpal menjadi badan yang lebih besar,
kemudian saling bertubrukan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
b. Sisa-sisa dari awan asli berjatuhan. Energi dari bahan yang jatuh ini bersama dengan
pemanasan yang terjadi akibat pelapukan radioaktif menyebabkan melelehnya Bumi.
c. Akibat pelelehan ini, bahan-bahan yang mampat terutama besi tenggelam ke pusat
planet dan menjadi intinya. Seluruh permukaan Bumi tertutup oleh lapukan batuan
yang meleleh. Bahan-bahan yang lebih ringan beralih keluar dan membentuk suatu
atmosfer purba.
d. Akibat aliran cepat dari partikel-partikel bermuatan dari Matahari menyapu bersih sisa
awan-awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke Bumi berkurang. Planet itu
mendingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
e. Awan pun mendingin, uap airnya mengembun, dan hujan deras membanjiri Bumi.
Hujan deras itu mendinginkan bebatuan di permukaan Bumi.
f. Limpahan air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga terjadi awan.
Karbondioksida dari udara mulai larut dalam genangan air sehingga planet ini makin
menjadi dingin.
g. Kira-kira 2,5 miliar tahun yang lalu, sebuah Bumi yang biru telah muncul. Awan
menghilang dan Matahari menyinari dunia yang sangat mirip dengan dunia kita
sekarang.
2. Teori Pembentukan Benua
1. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650) yang menyatakan
bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh
terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief
berupa gunung, lembah dan daratan.
2. Teori Laurasia-Gondwana
Teori yang dikemukakan oleh Eduard Zuess (1884) dan Frank B. Taylor (1910)
adalah Teori Laurasia-Gondwana. Mereka mengatakan bahwa pada awalnya
terdapat dua benua yang berada di kedua kutub. Benua tersebut disebut benua
Laurasia dan Benua Gondwana. Kedua benua tersebut bergerak ke arah equator
secara perlahan dan terpecah-pecah membentuk benua seperti benua sekarang ini.
Benua Gondwana terpecah menjadi Amerika Selatan, Antartika, Afrika, Australia
dan India, sedangkan Benua Laurasia terpecah menjadi Amerika Utara dan Benua
44
Eropa. Bukti kedua benua ini pernah bersatu yaitu dari geologi dan kehidupan
yang terdapat di kedua pantai benua tersebut terdapat kesamaan.
3. Teori Pergeseran Benua
Teori Pergeseran Benua dikemukakan oleh Alfred Wegener (1912), ia
mengemukakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua besar yang
disebut Pangea, kemudian benua tersebut terpecah-pecah dan terus bergerak
melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal mengakibatkan pecahan
benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator.
4. Teori Konveksi
Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess
dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz dinyatakan bahwa di dalam bumi
yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan
kulit bumi yang ada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi
sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava
tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi baru yang menggeser dan
menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Lempeng Tektonik
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson yang menyatakan bahwa
kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit
bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan
astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
2. Struktur Perlapisan Bumi
a. Kerak Bumi
Kerak Bumi merupakan lapisan kulit Bumi paling luar (permukaan Bumi). Kerak
Bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak Bumi
tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun,
tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak
Bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km.
Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak Bumi mencapai 1.100°C.
Kerak Bumi merupakan bagian terluar lapisan Bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak Bumi dominan
tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak Bumi dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
1) Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut
sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982) dengan
berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis
karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
2) Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya
disebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie 1982) rata-
rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. Kerak benua biasanya
45
disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari
batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua
dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau
Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu
sekitar 3800 juta tahun.
c. Inti Bumi
46
Inti Bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur Bumi. Lapisan inti dibedakan
menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
1) Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 °C.
2) Inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya
mencapai 4500 derajat celcius.
47
2. Masa / Periode Proterozoikum (2,5 milyar – 550 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya Masa Kehidupan Awal. Pada masa ini, kehidupan mulai
berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi organisme bersel banyak
( enkaryotes dan prokaryotes ). Enkaryotes ini yang nantinya akan menjadi tumbuhan
dan Prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini, organisme menjadi lebih kompleks. Jenis invertebrata
bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal,
yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan
Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai zaman Pra-Kambrium.
B. Zaman Paleozoikum (590 - 250 Juta Tahun Lalu)
Di masa inilah kehidupan-kehidupan yang beragam mulai terbentuk.Masa ini pun
terbagi menjadi tujuh sub zaman, yaitu :
1. Masa / Periode Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria”, nama latin untuk daerah Wales di Inggris,
dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata
mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan.
Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil
yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah: Alga, Cacing, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut
Gondwana (Pangea) merupakan cikal bakal benua Antartika, Afrika, India, Australia,
sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau
(Greenland) masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
2. Masa / Periode Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Masa Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali
seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid
(Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana
Trilobit dan Brakiopoda mulai mencari mangsa.
3. Masa / Periode Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Masa Silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.Tumbuhan darat
mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan
Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai
muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai
pelindung.Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi
Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.
4. Masa / Peride Devon (410-360 juta tahun lalu)
Masa Devon merupakan periode perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan
darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan.
Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin
umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
5. Masa / Periode Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
48
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga
raksasa muncul dan amfibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur
klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa. Pada zaman ini, benua-
benua di muka Bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, dan
mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan.
6. Masa / Periode Perm (290 - 250 juta tahun lalu)
Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat Pegunungan Ural, Rusia. Pada masa ini,
jumlah reptilia meningkat dan serangga modern muncul.Begitu juga tumbuhan konifer
dan grikgo primitif. Hewan Amfibi menjadi kurang begitu berperan. Masa Perm
diakhiri dengan kepunahan hewan laut pertama dalam skala besar, seperti Tribolit, dan
Koral.
49
Masa Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar
1,7 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti
oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen terjadi lima
kali zaman es (zaman glasial). Manusia purba jawa (Homo erectus) muncul pada Kala
Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala
Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan
fauna yang hidup sekarang.
(http://weshoutevolution.blogspot.com/2011/11/sejarah-perkembangan-planet-Bumi.html )
Durasi Relatif Zaman (Era) Masa Kurun Umur (jutaan Peristiwa penting
pada Eon (Period) (Epach) tahun yang
lalu)
Fhanerozoikum Lapisan es menutupi kutub, manusia
Holosen Saat ini – 0,01 modern muncul, beberapa mamalia
Kuartener
Pleistosen 0,01 – 2,59 besar punah.
Mamalia besar berkembang pesat,
Pliosen 2,59 – 5,33 nenek moyang manusia muncul,
Neogen
Miosen 5,33 – 23,03 Amerika Utara dan Selatan menyatu
Kenozoikum
Oligosen 23,03 – 33,9 Permulaan dominasi mamalia,
Eosen 33,9 – 56 munculnya mamalia besar di darat
dan laut, persebaran mamalia,
Paleogen
burung, dan serangga penyerbuk,
Paleosen 56 -66
tumbuhan berbiji terbuka semakin
dominan, perkembangan primate.
66 -145 Dinosaurus mendominasi bumi,
munculnya rumput dan tumbuhan
Kretaseus
berbunga, kepunahan dinosaurus,
amonit melimpah.
145 – 201, 3 Pembentukan Samudra Atlantik,
munculnya burung pertama,
Jura dominasi dinosaurus dan reptil
Mesozoikum
terbang, dominasi tumbuhan berbiji
terbuka
201,3 – 252,17 Pangea mulai terpecah, reptil
mendominasi daratan, mamalia purba
Trias dan dinosaurus muncul,
perkembangan koral, munculnya
tumbuhan paku pertama.
Paleozoikum 252,17 – 298,9 Terjadi kepunahan besar pada
kehidupan laut dan sebagian hewan
Perm darat, penyebaran reptil,
perkembangan leluhur serangga saat
ini.
298,9 – 358,9 Ditemukan fosil hewan laut pada
batu kapur, pembentukan
Pegunungan Appalachia,
perkembangan serangga dan reptil
Karboniferus purba di darat, ditemukan tumbuhan
berdaun hijau sepanjang tahun,
amfibi berkembang pesat,
perkembangan hutan tumbuhan
berpembuluh.
358,9 – 419,2 Ikan berkembang pesat, muncul
hewan vertebrata darat, muncul
Devon
tumbuhan berbiji, pohon, hutan, dan
berbagai serangga
Silur 419,2 – 443,4 Terdapat tumbuhan primitif di darat,
munculnya ikan berahang,
perkembangan awal tumbuhan
berpembuluh.
50
443,4 – 485,4 Amerika Utara terletak dekat
khatulistiwa, kehidupan laut
Ordovisium
berlimpah, kolonisasi darat oleh
tumbuhan dan arthropoda.
485,4 - 541 Perkembangan besar-besaran
Kambrium keragaman organisme dengan rangka
keras, perkembangan trilobite.
Proterozoikum 541 - 2500 Batuan tertua yang dikenal di bumi,
fosil sel eukariotik tertua yang
Prakambrium Arkaean 2500 - 4000 ditemukan, konsentrasi oksigen di
atmosfer mulai berkurang.
Hadean Sekitar 4600 Pembentukan bumi
51
Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan
bumi selatan.
Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi
selatan.
Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah
disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.
Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.
Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini
pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.
Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret
Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih
menjauhi matahari.
Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan
bumi utara.
Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.
Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada
daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.
Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22
Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser
23,5o ke selatan.
Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember
Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.
Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama
banyaknya.
Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.
Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.
b. Gerak semu tahunan matahari
Pergeseran posisi matahari kearah belahan bumi utara (22 desember-21 juni)dan
pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara kebelahan selatan (21 juni-21
desember) disebut gerakan semu tahunan matahari. Disebut demikian karena
sebenarnya matahari tidak bergerak.
c. Perubahan musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah
musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel
musim pada waktu dan daerah tertentu dibelahan bumi.
Musim dibelahan bumi utara
Musim semi : 22 maret-21 juni
Musim panas : 21 juni-23 september
Musim gugur : 23 september-22 desember
Musim dingin : 22 desembber-21 maret
Musim dibelahan bumi selatan
Musim semi : 23 september-22 desember
Musim panas : 22 desember-21 maret
52
Musim gugur : 21 maret- 22 juni
Musim dingin : 21 juni-23 september
d. Kalender masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada
tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap
empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih
panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih
sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat.
Dampak lain dari rotasi dan revolusi bumi adalah gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana
ini terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus.
Gerhana Bulan
Gerhanan bulan yaitu peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bulan oleh bumi.
Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang
dipantulkan. Gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari, Bumi dan Bulan dalam satu garis lurus.
Posisi bumi terletak diantara matahari dan bulan. Ada tiga jenis gerhana bulan. Gerhana bulan
total terjadi apabila bulan berada tepat pada daerah umbra (bayangan inti bumi). Apabila hanya
sebagian saja permukaan bulan yang masuk ke dalam bayangan inti dan sebagian yang lainnya
ada dalam bayangan kabur, maka dinamakan gerhana bulan sebagian. Sedangkan gerhanan bulan
penumbra jika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada saat gerhanan bulan
penumbra, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Lamanya gerhana bulan bisa
mencapai 6 bulan. Akan tetapi untuk gerhana total hanya 1 jam 40 menit.
Gerhana Matahari
Gerhana matahari yaitu peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan
terhalangnya cahaya matahari untuk sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika
matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus. Pada saat gerhanan matahari bulan
terletak diantara matahari dan bumi. Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7
menit 40 detik.
53