Anda di halaman 1dari 123

Daftar Isi

Pengetahuan Dasar Geografi .......................................................................... 2


Pengetahuan Dasar Pemetaan .......................................................................
Langkah-Langkah Penelitian Geografi ............................................................
Bumi Sebagai Ruang Kehidupan ....................................................................
Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan ..............................
Dinamika Pedosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan..............................
Dinamika Atmosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan .............................
Dinamika Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan ............................
Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia ................................
Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia ........................................................
Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia ....................................................
Ketahanan Pangan Industri dan Energi ..........................................................
Dinamika Kependudukan di Indonesia ............................................................
Keragaman Budaya Indonesia ........................................................................
Mitigasi Bencana Alam
Konsep Wilayah dan Tata Ruang.....................................................................
Interaksi Keruangan Desa dan Kota ...............................................................
Pemanfaatan Peta,Penginderaan Jauh dan SIG ............................................
Kerjasama Negara Maju dan Berkembang .....................................................
Tambahan
Lingkungan Hidup ...........................................................................................
Perindustrian ...................................................................................................
Kamus Geografi ..............................................................................................

1
Pengetahuan Dasar Geografi

A. Pandangan Geografi
Pandangan geografi merupakan pendapat para ahli geografi dalam melihat
geografi secara menyeluruh. Pandangan tersebut terdiri dari 2 yaitu:
1. Fisis determinisme dikemukakan oleh Ellsworth Hunthington.
Semua kehidupan dan aktivitas manusia dipengaruhi dan tergantung
pada alam.
2. Posibilisme dikemukakan oleh Paul Vidal De La Blache.
Manusia merupakan makhluk yang berakal, sehingga mampu merespon
apa yang diberikan oleh alam.

B. Konsep Geografi
Konsep merupakan gambaran umum dari sebuah fenomena yang memiliki
karakteristik khusus dan sama. Konsep tersebut terdiri dari 10 yaitu:
1. Konsep lokasi
Konsep ini menunjukkan letak suatu objek di permukaan bumi. Lokasi
dibedakan menjadi:
a. Lokasi absolut (astronomi) merupakan lokasi berdasarkan garis
lintang dan bujur. Misalnya Indonesia terletak antara 6o LU - 11o
LS dan 95o BT - 141o BT
b. Lokasi relatif (geografis) merupakan lokasi berdasarkan lingkungan
sesungguhnya
2. Konsep jarak
Konsep ini menunjukkan jauh dekat suatu objek di permukaan bumi.
Misalnya harga beras akan lebih mahal jika dipasarkan ke daerah jauh
dan ongkos angkutan semakin jauh semakin mahal. Jarak dibedakan
menjadi:
a. Jarak absolut merupakan jarak sebenarnya dalam satuan m atau
km

2
b. Jarak relatif merupakan jarak berdasarkan pertimbangan tertentu
seperti rute, biaya dan kecepatan angkut
3. Konsep keterjangkauan
Konsep ini menunjukkan kondisi medan dikaitkan dengan ketersediaan
sarana prasarana angkutan dan komunikasi. Misalnya pegunungan
yang memiliki jalan setapak sulit dijangkau.
4. Konsep pola
Konsep ini menunjukkan persebaran fenomena geosfer di permukaan
bumi. Misalnya pola pemukiman di desa memanjang jalan.
5. Konsep morfologi
Konsep ini menunjukkan bentuk permukaan bumi sebagai hasil tenaga
endogen dan eksogen. Misalnya Indonesia memiliki topografi beragam.
6. Konsep aglomerasi
Konsep ini menunjukkan pengelompokan suatu tempat. Misalnya
pengelompokan daerah industri.
7. Konsep nilai kegunaan
Konsep ini menunjukkan manfaat dari fenomena yang ada di
permukaan bumi. Misalnya laut bermanfaat untuk pariwisata.
8. Konsep interaksi interdependensi
Konsep ini menunjukkan peristiwa saling mempengaruhi bahkan
ketergantungan antar fenomena geosfer. Misalnya desa merupakan
penyokong kota.
9. Konsep deferensi area
Konsep ini menunjukkan perbedaan karakteristik wilayah di permukaan
bumi. Misalnya perbedaan kondisi iklim daerah tropis dan sub tropis.
10. Konsep keterkaitan keruangan
Konsep ini menunjukkan hubungan persebaran suatu fenomena dengan
fenomena yang lain. Misalnya daerah kapur kesulitan mendapatkan air
dan fauna di daerah kutub berbulu tebal.

3
C. Pendekatan Geografi
Pendekatan merupakan cara pandang yang digunakan untuk menelaah
masalah geografi. Pendekatan tersebut terdiri dari 3 yaitu:
1. Pendekatan keruangan (spacial approach)
Pendekatan ini menekankan pada eksistensi ruang sebagai wadah
untuk menganalisis masalah geografi. Misalnya masalah banjir terjadi
karena intensitas curah hujan yang tinggi.
2. Pendekatan kelingkungan (ecological approach)
Pendekatan ini menekankan pada hubungan antara manusia dengan
lingkungan. Misalnya masalah banjir terjadi karena adanya penebangan
hutan karena ulah manusia.
3. Analisa kompleks wilayah (region approach)
Pendekatan ini merupakan integrasi antara pendekatan keruangan dan
kelingkungan yang sangat kompleks. Misalnya masalah banjir di Jakarta
terkait dengan penggundulan hutan di wilayah Bogor.

D. Prinsip Geografi
Prinsip merupakan pedoman yang digunakan untuk menelaah masalah
geografi. Prinsip tersebut terdiri dari 4 yaitu:
1. Prinsip deskripsi
Prinsip ini memberikan penjelasan gejala geosfer yang dilengkapi
dengan peta, diagram, grafik, tabel dan gambar. Misalnya banjir
merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan
2. Prinsip distribusi
Prinsip ini menggambarkan persebaran bentang alam, tumbuhan,
hewan, dan manusia di permukaan bumi. Misalnya banjir banyak terjadi
di daerah dataran rendah.
3. Prinsip interelasi
Prinsip ini menggambarkan hubungan keterkaitan dalam ruang.
Misalnya banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi.

4
4. Prinsip korologi
Prinsip ini merupakan perpaduan prinsip diskripsi, distribusi dan
interelasi.

E. Obyek Geografi
Objek merupakan sasaran yang menunjukkan fenomena geografi. Objek
tersebut terdiri dari 2 yaitu:
1. Obyek material
Obyek ini merupakan fenomena geosfer yang terdiri dari 6 elemen.
Elemen tersebut antara lain lithosfer (lapisan kulit bumi), pedosfer
(lapisan tanah) atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), biosfer
(lapisan yang dihuni mahluk hidup), dan antroposfer (lapisan manusia).
2. Obyek formal
Objek ini berupa keruangan (region) yang digunakan untuk mengkaji
objek material.

F. Ruang Lingkup dan Aspek Geografi


Ruang lingkup geografi sangat luas, mencakup segala sesuatu yang ada
dibumi dan terdiri dari dua aspek, yaitu:
1. Aspek fisik
Aspek ini merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
fenomena alam baik hidup ataupun mati. Misalnya gunung meletus.
2. Aspek sosial
Aspek ini meliputi segala tindakan manusia baik dalam hubungannya
dengan alam maupun antar manusia. Misalnya urbanisasi.

5
Dasar Pemetaan

A. Komponen Peta
Peta merupakan gambaran muka bumi pada bidang datar dengan
menggunakan skala dan proyeksi. Peta terdiri dari 7 komponen, antara lain:
1. Judul peta
Judul peta menunjukkan jenis, nama daerah, obyek yang digambarkan,
dan tahun keadaan obyek
2. Garis astronomis
Garis ini merupakan garis khayal yang membelah bumi menjadi 4 arah
mata angin. Garis ini terdiri dari:
a. Garis lintang (pararel)
Garis ini berfungsi untuk menunjukkan gerak semu matahari dan
iklim matahari
1). Gerak semu matahari
Waktu Posisi Utara Selatan
21 maret 0o
musim semi musim gugur
21 juni 23,5 LU
o
musim panas musim dingin
23 september 0o
musim gugur musim semi
22 desember 23,5o LS musim dingin musim panas

Saat terjadi musim panas matahari terbit pukul 06.00 dan


terbenam pukul 22.00. Sebaliknya, saat musim dingin
matahari terbit pukul 08.00 dan terbenam pukul 17.00
2). Iklim matahari
Letak lintang Iklim
0 - 23,5 LU / LS
o
iklim tropis
23,5 - 40 LU / LS
o o
iklim sub tropis
40o - 66,5o LU / LS iklim sedang
66,5o - 90o LU / LS iklim dingin

6
b. Garis bujur (meridian)
Garis ini berfungsi untuk menentukan daerah waktu. Daerah waktu
diambil berdasarkan ketentuan setiap 15o = 1 jam (60 menit) atau
1o = 4 menit. Sebelah barat London - 1 jam dan sebelah timur
London + 1 jam.
3. Inset
Inset merupakan peta sisipan yang diperlukan untuk memberikan posisi
wilayah peta terhadap cakupan wilayah di atas maupun dibawahnya.
4. Skala
Skala merupakan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak di
lapangan. Skala terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a. Skala numerik
Skala ini dinyatakan dengan angka. Misalnya 1 cm : 5 km.
b. Skala verbal
Skala ini dinyatakan dengan kalimat. Misalnya 1 mile di lapangan =
63,360 inch dipeta sedangkan 1 inch = 2,54 cm.
c. Skala grafis
Skala ini dinyatakan dengan garis.

Rumus menghitung skala:

Skala =

Jarak sebenarnya diambil berdasarkan ketentuan 1o (60’) = 111 km

Jarak di lapangan = x 111 km

5. Orientasi
Orientasi merupakan tanda arah mata angin. Tanda tersebut selalu
menunjuk ke arah utara.

7
6. Legenda
Legenda merupakan keterangan simbol peta. Simbol peta harus bersifat
umum, sederhana dan mudah dimengerti. Jenis simbol peta antara lain:
a. Berdasarkan bentuk
1). Simbol titik
Simbol ini menunjukkan tempat dalam peta. Simbol tersebut
terdiri dari:
■ Simbol geometrik
Simbol ini menggunakan gambar bangun geometrik.
Misalkan
■ Simbol gambar
Simbol ini menggunakan gambar sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Misalkan
■ Simbol huruf
Simbol ini menggunakan huruf. Misalkan
2). Simbol linier
Simbol ini menunjukkan kenampakan garis dalam peta.
Misalkan
3). Simbol area
Simbol ini menunjukkan luas area. Misalkan
4). Simbol warna
Simbol ini menunjukkan perbedaan tinggi. Terdapat tiga jenis
simbol warna, yaitu:
■ Objek hipsografi (bentang darat) diwakili oleh warna
hijau, kuning dan coklat
■ Objek hidrografi (bentang air) diwakili oleh warna biru
■ Objek man made diwakili oleh warna merah/hitam
5). Simbol aliran
Simbol ini menunjukkan gerak. Misalkan
6). Simbol batang
Simbol ini menunjukkan harga barang. Misalkan

8
7). Simbol lingkaran
Simbol ini menunjukkan jumlah prosentase. Misalkan
b. Berdasarkan sifat
1). Simbol kualitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran.
Misalkan persebaran hutan di Indonesia.
2). Simbol kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan jumlah. Misalkan
kepadatan penduduk di Indonesia.
c. Berdasarkan fungsi
1). Simbol daratan
2). Simbol perairan
3). Simbol budaya
7. Letering
Lettering merupakan jenis huruf yang digunakan dalam menulis peta.
Letering berfungsi untuk memudahkan dalam menganalisis peta,
memberikan suatu kenampakan yang baik pada peta, dan memberikan
kenampakan yangg teratur pada peta. Jenis latering antara lain:
a. Romawi
1). Memiliki tebal dan tipis bervariasi
2). Memiliki ekor dan arah tegak
3). Digunakan untuk menulis suatu tempat
4). Memakai huruf besar untuk benua, negara, ibukota dan kota-
kota penting
5). Memakai huruf kecil untuk kota dan desa yang kecil
b. Italic
1). Memiliki tebal dan tipis bervariasi
2). Memiliki ekor dan arah miring ke kanan
3). Digunakan untuk menulis bentang air
4). Memakai huruf besar untuk perairan besar seperti samudara,
laut, danau dan sungai besar

9
5). Memakai huruf kecil untuk perairan kecil seperti sungai kecil,
air terjun, waduk dan jembatan
c. Gothic
1). Memiliki tebal sama
2). Tidak memiliki ekor dan arah tegak
3). Digunakan untuk menunjukkan bentang darat
4). Memakai huruf besar untuk bentang alam di darat yang
terkenal seperti kepulauan, pegunungan, gurun, lembah dan
ngarai
5). Memakai huruf kecil untuk bentang alam di darat yang kurang
terkenal seperti pulau kecil, dataran tinggi dan dataran rendah
d. Inklined Gothic
1). Memiliki tebal sama
2). Tidak memiliki ekor dan arah miring ke kanan
3). Digunakan untuk menulis bentang budaya
8. Sumber dan tahun pembuatan peta

B. Interval Countur
Sifat garis countur :
1. Berbentuk kurva tertutup
2. Tidak bercabang dan tidak berpotongan
3. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai
4. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan
5. Tidak tergambar jika melewati bangunan
6. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang
terjal
7. Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
8. Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan,
jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai
skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan

10
dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur
adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta
9. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih
3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur
sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur
10. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu
11. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang
lebih tinggi
12. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan
punggungan gunung
13. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan
suatu lembah/jurang

Ci = 1o = 60’ = 111km Jarak sebenarnya =

x 111 km
Ci merupakan selisih ketinggian antara dua garis kontur yang dinyatakan
dalam meter
Menghitung kemiringan lereng :

1. Prosentase = x 100 %

2. Derajat = x 1o

C. Kemiringan Lereng
D. Jenis Peta
1. Berdasarkan isi :
a. Peta umum / ikhtisar. Contoh : peta topografi : menggambarkan relief
permukaan bumi dengan skala besar. Peta chorografi : peta umum
bersakala sedang. Peta dunia : peta umum bersakala kecil.
b. Peta khusus / tematik
2. Berdasarkan objeknya / sifat data:
a. Peta stasioner : menggambarkan objek tetap. Contoh : peta geologi

11
b. Peta dinamik : menggambarkan objek yang berubah. Contoh : peta
kepadatan penduduk
3. Berdasarkan skala :
a. Peta kadaster / teknik ( < 5.000)
b. Peta skala besar (5.000 - 250.000)
c. Peta skala sedang (250.000 - 500.000)
d. Peta skala kecil (500.000 - 1.000.000)
e. Peta geografis ( > 1.000.000)

E. Proyeksi Peta
1. Berdasarkan sifat asli :
a. Equivalent : luas di peta sama dengan di lapangan
b. Equidistant : jarak di peta sama dengan di lapangan
c. Conform: bentuk di peta sama dengan di lapangan
2. Berdasarkan bidang proyeksi peta (cara pemindahan pararel dan
meridian pada globe ke bidang datar)
a. Proyeksi silinder: bidang tabung, cocok untuk lintang rendah (0 o - 40o)
b. Proyeksi conical : bidang kerucut, cocok untuk lintang tengah (40 o -
66,5o)
c. Proyeksi azimuthal / zenithal : bidang datar, cocok untuk lintang
rendah (0o -40o)
d. Proyeksi konvensional : ketentuan sendiri
3. Berdasarkan posisi sumbu simetri
a. Proyeksi normal / polar : berimpit dengan sumbu bumi
b. Proyeksi miring / oblique : membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi transversal / equatorial : tegak lurus terhadap sumbu bumi
4. Berdasarkan kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi
a. Proyeksi Tangent : bidang proyeksi bersinggungan dengan
permukaan bumi
b. Proyeksi Secant : bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan
bumi

12
F. Proyeksi Peta Di Indonesia
1. Proyeksi polyeder : proyeksi kerucut normal konform
2. Proyeksi transverse mercator : proyeksi silinder transversal, conform dan
menyinggung

G. Azimuth / Sudut Kompas


Adalah besar sudut antara utara magnetis (0o) dengan titik yang kita
tuju. Jenis Azimuth :
1. True Azimuth, dihitung dari utara dan searah jarum jam
2. Back Azimuth, dihitung dari utara dan berlawanan jarum jam. Bila > 180 o
maka dikurangi 180o, bila < 180o maka ditambah180o, bila sudut azimuth
= 180o maka back azimuthnya adalah 0o derajat / 360o
3. Bearing Azimuth, dihitung dari jarak yang terdekat dari utara / selatan

Langkah-Langkah Penelitian Geografi

A. Mengamati Fenomena Geografis


B. Merumuskan Pertanyaan Penelitian Geografi

13
C. Mengumpulkan Serta Mengolah Data Geografis
D. Menganalisis Data Geografis
E. Membuat Laporan Penelitian

Bumi Sebagai Ruang Kehidupan

A. Teori Pembentukan Planet Bumi

14
B. Perkembangan kehidupan di Bumi
C. Dampak Rotasi dan Revolusi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi
D. Pandangan Tentang Jagat Raya
1. Pandangan egosentris / antroposentris pada jaman purba dikemukakan
oleh Thales (624 - 484 SM)
Manusia berada ditengah-tengah jagat raya. Jagat raya seperti
hamparan tikar yang ditutup oleh bola langit berbentuk setengah bola
dan ditempeli oleh benda-benda langit
2. Pandangan Geosentris dikemukakan oleh Claudius Ptolomaeus (140 M)
Bumi merupakan pusat susunan jagat raya. Sebagai pusat, bumi
dikelilingi berturut-turur oleh bulan, venus, merkurius, matahari dan
mars. Sedangkan bintang-bintang terligat pada bola langit yang
berputar pada sumbunya.
3. Pandangan Heliosentris dikemukakan oleh Nicolas Copernicus (1500 M)
Matahari merupakan pusat susunan jagat raya. Sebagai pusat, matahari
dikelilingi berturut-turut oleh merkurius, venus, bumi, mars, yupiter dan
saturnus.

E. Teori Pembentukan Jagad Raya


Jagat raya merupakan alam semesta yang sangat luas tempat
berkumpulnya benda-benda angkasa. Teori terjadinya jagat raya:
1. Teori keadaan tetap (steady state) dikemukakan oleh Fred Hoyle
Jagat raya merupakan hal yang tak berawal dan berakhir, lebih kurang
sama, dimana-mana dan setiap saat. Materi alam semesta dapat
berbentuk terus menerus dalam ruang yang kosong dengan kecepatan
yang seimbang untuk mengganti materi yang pindah.
Bukti pendukung:
a. Jumlah galaksi sebanding dengan galaksi lama. Tiap galaksi terjadi
siklus, yaitu lahir, tumbuh, tua dan akhirnya mati.
b. Benda langit tersebar seolah-olah sedemikian merata pada bola
langit

15
2. Teori ledakan dahsyat (big bang) dikemukakan oleh Edwin Hubble
Jagat raya berasal dari suatu masa yang bereaksi menimbulkan
ledakan dahsyat. Hasil ledakan tersebut berserakaan dengan sangat
cepat menjauhi pusat ledakan dan berubah menjadi galaksi
Bukti pendukung:
a. Semua galaksi bergerak dengan arah positif (memancar memutar
keluar dari titik)
b. Kecepatan gerak radial berbanding lurus dengan jarak galaksi
3. Teori ekspansi dan kontraksi
Jagat raya terjadi karena adanya suatu siklus yang berlangsung selama
30 milyar tahun. Tahapan siklus tersebut adalah:
a. Masa ekspansi, terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen yang
membentuk unsur-unsur lain yang kompleks sehingga terbentuk
galaksi
b. Masa kontraksi, galaksi yang telah terbentuk meredup dan
meyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat
tinggi.

F. Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya bermilyar-
milyar dalam jagat raya. Ciri-ciri galaksi :
1. Mempunyai cahaya sendiri
2. Jarak antar galaksi yaitu jutaan tahun cahaya (1 tahun cahaya = 10
trilyun km)
3. Mempunyai inti yang bercahaya pada pusatnya
Bentuk-bentuk galaksi:
1. Galaksi spiral, dengan ciri-ciri:
a. Berjumlah hampir 80% dari jumlah galaksi
b. Mempunyai inti berbentuk roda atau batang
c. Mempunyai selubung bulat yang membungkus pusat yang terdiri dari
bintang dan gugus bintang

16
d. Mempunyai lengan spiral yang mengelilingi pusat daerah katulistiwa
e. Contoh galaksi Bima sakti dan galaksi Andromeda yang memiliki
besar 2 kali lipat galaksi bimasakti
2. Galaksi elips, dengan ciri-ciri:
a. Berjumlah sekitar 17% dari jumlah galaksi
b. Mempunyai pusat roda dan selubung yang membungkus pusat
c. Contoh galaksi Ursamayor
3. Galaksi tak beraturan, dengan ciri-ciri:
a. Berjumlah sekitar 3% dari jumlah galaksi
b. Berbentuk sebagai gumpalan yang semakin menebal dan menipis
c. Memiliki batas tepi yang kurang jelas
d. Contoh galaksi Magellan yang terdapat di belahan langit selatan
Bumi merupakan bagian dari galaksi Bima Sakti. Galaksi Bima Sakti
memiliki ciri-ciri :
1. Berbentuk seperti cakram
2. Terdiri dari bintang, planet, kabut gas dan debu
3. Bagian tengah berbentuk tebal dan terdiri dari 80 milyar bintang
4. Bagian tepi berbentuk tipis dan terdiri dari 20 milyar bintang

G. Teori Pembentukan Tata Surya


Tata surya merupakan kumpulan benda-benda angkasa yang terdiri
dari matahari, planet, satelit, asteroid, komet dan meteor. Teori terjadinya tata
surya :
1. Teori pasang surut oleh James Jeans dan Jeffrys
Tahapan terjadinya:
a. Bintang besar mendekat matahari
b. Terjadi efek pasang surut pada permukaan matahari akibat gaya
tarik bintang tersebut
c. Sebagian masa matahari tertarik membentuk tonjolan ke arah
bintang tersebut

17
d. Masa yang tertarik terpecah-pecah dan saling menggumpal,
berputar dan mendingin menjadi planet
Kelemahan teori ini tidak dapat menjawab tentang berapa kali bintang
tersebut lewat serta berapa jarak matahari dan bintang saat berpapasan
2. Teori bintang kembar oleh Fred Hoyle
Tahapan terjadinya:
a. Matahari merupakan bintang kembar
b. Salah satu bintang meledak sehingga pecahannya berputar
mengelilingi bintang yang lain
c. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan
bintang yang meledak mendingin menjadi planet
3. Teori kabut / nebula oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace
Tahapan terjadinya:
a. Kabut spiral berputar cepat
b. Sebagian masa kabut terlepas membentuk beberapa gelang yang
berpusat pada inti kabut
c. Membentuk gumpalan yang mendingin dan mengeras menjadi
planet
4. Teori Planetesimal oleh Chamberlain dan Moulton
Terjadi karena kabut memiliki materi kecil padat berhamburan
(planetesimal) yang saling bergerak dan tarik menarik kemudian
menggumpal dan mendingin menjadi planet beserta satelitnya
5. Teori kondensasi / protoplanet oleh Von wiszacker dan Gerald Kuiper
Tahapan terjadinya:
a. Gas hidrogen dan helium terdapat di sekitar matahari
b. Gas tersebut mendingin membentuk gumpalan (protoplanet)

H. Matahari
Teori yang menjelaskan asal panas / cahaya matahari. Teori Meteor
oleh J. R. Mayer menyatakan bahwa panas matahari berasal dari batu-batu
meteor berkecepatan tinggi yang jatuh dipermukaan matahari. Teori

18
Kontraksi oleh Helmholz menyatakan bahwa panas matahari berasal dari
mengkerutnya bola gas yang mengeluarkan energi potensial berupa panas
dan radiasi. Teori inti oleh Bethe menyatakan bahwa panas matahari berasal
dari reaksi hydrogen berubah menjadi helium dengan karbon sebagai
katalisator. Matahari memiliki ciri-ciri :
1. Pusat sumber tenaga di tata surya
2. Anggota tata surya paling besar dan pusat peredaran planet
3. Terdiri dari 4 lapisan inti yaitu core / inti matahari, fotosfera, kromosfera
dan korona
4. Berotasi 25,5 hari bumi dan memiliki gravitasi 28 kali grafitasi bumi
Manfaat matahari
1. Membuat bumi tetap hangat, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi,
tumbuhan bisa berfotosintesis
2. Merupakan sumber energi (sinar panas)
3. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya
4. Sebagai energi alternatif

I. Planet
Planet berasal dari kata planetair (Bahasa Yunani) yang berati
pengembara. Planet : benda langit yang mengitari matahari dan satu-satunya
objek yang dominan di orbitnya. Planet memiliki ciri-ciri : memiliki gaya
gravitasi, tidak mempunyai cahaya sendiri, tidak berkelap-kelip tetapi
berkilauan, lintasan berbentuk elips, beredar mengelilingi matahari dengan
arah yang sama dan biasanya memiliki satelit / pengiring. Jenis-jenis planet :
1. Berdasarkan letak (bumi sebagai batas) :
a. Planet inferior : planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
pendek dari jarak rata-rata bumi ke matahari (merkurius dan venus )
b. Planet superior : planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
panjang dari jarak rata-rata bumi ke matahari (mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus)

19
2. Berdasarkan lintasannya (asteroid sebagai batas) :
a. Inner planet : planet yang lintasannya terletak berada di sebelah
dalam lintasan asteroid (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars)
b. Outer planet : planet yang orbitnya berada di sebelah luar lintasan
asteroid (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus)
3. Berdasarkan komposisi material penyusunnya :
a. Planet teristerial / mirip bumi : planet yang ukuran dan komposisi
penyusunnya berupa batuan silikat (Merkurius, Venus, Bumi dan
Mars)
b. Planet Jovian / planet raksasa : planet yang komposisi materi
penyusunnya bukan berupa material yang padat, melainkan gas.
(Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus)
Planet terdiri dari : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus.
1. Merkurius memiliki ciri-ciri :
a. Disebut bintang fajar/senja
b. Planet terkecil dan terdekat dengan matahari
c. Mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami
serta atmosfir
d. Terdiri dari 70% logam dan 30% silikat
e. Berevolusi 88 hari dan rotasi 59 hari
2. Venus / bintang kejora memiliki ciri-ciri :
a. Disebut bintang kejora/timur
b. Atmosfer mengandung 97% karbondioksida dan 3% nitrogen
c. Berotasi 243 hari berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain
d. Berevolusi 225 hari
3. Bumi memiliki ciri-ciri :
a. Mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan
b. Berupa air sebanyak 70,8% permukaan
c. Atmosfer mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbondioksida

20
d. Berotasi 24 jam dan berevolusi 365 hari
4. Mars memiliki ciri-ciri :
a. Memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos
b. Berotasi 24,62 jam danberevolusi 687 hari
c. Atmosfer sebagian besar berupa karbondioksida dengan suhu dan
tekanan udara rendah
5. Asteroid / planetoid adalah kumpulan planet kecil dan terletak diantara
mars dan Jupiter
6. Jupiter memiliki ciri-ciri :
a. Planet paling besar
b. Berotasi 10 hari dan revolusi 12 tahun
c. Memiliki 63 satelit
d. Atmosfer mengandung hidrogen, helium, metana, dan amonia
7. Saturnus memiliki ciri-ciri :
a. Memiliki cincin yang berupa gumpalan es
b. Berotasi 10 jam dan revolusi dalam waktu 29 tahun
c. Atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana
d. Memiliki 56 buah satelit alami
8. Uranus memiliki ciri-ciri :
a. Berotasi 10 jam dan berevolusi 84 tahun
b. Memiliki 18 satelit alami
9. Neptunus memiliki ciri-ciri :
a. Berotasi 15 jam dan berevolusi 165 tahun
b. Memiliki 8 buah satelit
c. Memiliki unsur besi
Sidang umum perhimpunan astronomi internasional (international
astronomical union) yang diselenggarakan di Praha, Ceko, 24 agustus 2006
memutuskan jumlah planet di tata surya kita berjumlah delapan, pluto bukan
planet melainkan planet kerdil, dengan pertimbangan : disekitar orbit pluto
banyak dijumpai objek sejenis berupa TNO (Trans Neptunian Objects), yaitu:
objek tata surya yang mengorbit atau melintas di luar orbit planet neptunus.

21
Yang termasuk planet kerdil : pluto, ceres, xena. Sedangkan charon :
merupakan satelit pluto. NEO (Near Earth Objects)

J. Kedudukan Planet

1. Konjungsi merupakan kedudukan planet, bumi dan matahari berada pada


garis lurus atau sejajar dengan sudut 0o.
2. Oposisi merupakan kedudukan planet, bumi dan matahari dalam garis
sejajar dengan sudut 180o.
3. Elongasi merupakan sudut terbesar yang dibentuk oleh planet, bumi dan
matahari.
Hukum Kepler
I. Setiap planet bergerak dengan lintasan orbit berbentuk elips.

II. Setiap planet memiliki orbit dengan luas dan waktu yang sama.

22
III. Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak
rata-ratanya dari Matahari.

K. Komet Dan Meteor


Komet adalah benda angkasa yang mengellingi matahari dengan orbit
lonjong. Komet halley muncul setiap 76 tahun sekali, komet enche muncul
setiap 3,5 tahun, komet biela muncul tiap 6,5 tahun dan komet donotie
muncul setiap 2000 tahun. Meteoroid adalah benda langit padat yang
beterbangan tak beraturan dan tidak memili orbit yang tetap. Meteor adalah
meteorid yang masuk ke dalam atmosfer bumi. Meteorit adalah batuan
meteor yang masuk ke bumi

L. Bumi Sebagai Benda Langit


Bukti bahwa bumi bulat :
1. Orang dapat mengelilingi bumi
2. Kapal dilaut dari jauh terlihat ujungnya dulu
3. Gerhana bulan membuktikan bayangan bumi bulat
4. Benda-benda langit terbit dan terbenam pada saat yang tidak sama
Kemiringan sumbu bumi sebesar 23,5 o. Rotasi bumi / bumi berputar
pada porosnya selama 23 jam 56’ 3”. Rotasi bumi bersifat :
1. Rotasi bergerak dari barat ke timur
2. Lapisan atmosfer yang tedekat dengan bumi ikut berotasi
3. Kecepatan berputar pada tiap-tiap tempat berbeda, makin dekat dengan
kutub makin lambat
Akibat rotasi bumi :
1. Peristiwa siang dan malam
2. Peredaran semu harian benda-benda langit. Matahari dan bulan terbit
dan terbenam berlawanan dengan rotasi bumi
3. Perbedaan waktu
4. Bumi agak pepat pada kutubnya
5. Dua kali pasang surut selama sehari semalam

23
6. Pembelokan arah angin. Angin dibelahan utara katulistiwa dibiaskan ke
kanan dan disebelah selatan dibiaskan ke kiri
Revolusi bumi / bumi berputar mengelilingi matahari selama 365 ¼
hari. Akibat revolusi bumi :
1. Pergeseran semu tahunan matahari
2. Perubahan panjang siang dan malam hari
3. Pergantian musim
4. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda-beda dari bulan ke bulan

M. Sejarah Perkembangan Bumi


1. Prakambrium (Arkaekum)
a. Awal pembentukan tata surya termasuk bumi
b. Atmosfer dan hidrosfer mulai terbentuk
c. Terbentuknya mikroorganisma
d. Muncul daratan bernama Gondwana
e. Belum ada kehidupan
f. Bumi berupa bola gas panas

g. Berlangsung 2.500 juta tahun yang lalu


2. Paleozoikum
a. Berlangsung 340 juta tahun yang lalu
b. Curah hujan sangat besar
c. Keadaan bumi masih belum stabil
d. Iklim masih belum stabil dan berubah-ubah
e. Mulai ada tanda-tanda kehidupan berupa mikroorganisme, ikan,
ganggang dan rerumputan.
3. Mesozoikum
a. Berlangsung 150 juta tahun yang lalu
b. Perkembangan reptil (dinosaurus) mencapai puncaknya

24
c. Terdapat aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi
d. Iklim bumi mulai hangat
e. Benua mengalami pergeseran dan mengalami pemisahan
4. Neozoikum
a. Berlangsung 60 juta tahun yang lalu
b. Hewan reptil (dinosaurus) besar telah punah
c. Iklim bumi mulai stabil
d. Puncak hewan mamalia dan primata
e. Muncul manusia purba
f. Terdapat migrasi hewan ke seluruh dunia

Dinamika Lithosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

25
A. Siklus Batuan Pembentuk Litosfer
1. Batuan beku : terbentuk dari magma yang mendingin
a. Beku dalam / tubir / plutonik / abysis : terjadi jauh di dalam bumi
dengan waktu yang lambat dan berbentuk kristal besar. Contoh :
granit, seynit, batholit, laolit, diorit dan gabro
b. Beku korok / gang : terjadi di gang / korok dekat permukaan bumi
dengan waktu sedang berbentuk kristal sedang. Contoh : granit
posfir, diorite posfir, aplidionit dan odinit
c. Beku luar / leleran / efusif : terjadi di luar kulit bumi dengan waktu
cepat dan berbentuk kristal kecil / tak berkristal. Contoh : basalt,
apung, obsidian, andesit, liparit dan trakit
Cara membedakan batauan beku dalam dengan luar:
a. Granularitas (ukuran kristal)
■ Afanitik : memiliki kristal yang kecil sehingga sulit untuk diamati
■ Feneritik : memiliki kristal yang besar sehingga mudah untuk
diamati
b. Warna untuk mengetahui komposisi mineral
■ Felsik : berwarna terang karena banyak mengandung kwarsa,
feldspar, feldspatoid, dan muskovit

26
■ Mafik : berwarna gelap karena banyak mengandung biotit,
piroksen, amphibol, dan olivin
2. Batuan sedimen terbentuk dari penumpukan material endapan
a. Klastik, terbentuk dari serpihan batuan akibat pelapukan mekanik.
Misalnya, conglomerate, breccia, sandstone, chert (rijang), siltstone
(batu lanau) dan shale.
b. Kimia (Termik), terbentuk karena proses pelarutan. Misalnya, rock
salt, flint, iron ore, oil shale dan dolomite.
c. Organik, terbentuk karena penumpukan jasad hewan / tumbuhan.
Misalnya, coal dan limestones.
3. Batuan metamorf terbentuk karena penambahan suhu, tekanan dan
proses kimia.
a. Metamorf kontak (termik) terbentuk karena penambahan suhu tinggi.
Misalnya, hornfels, marmer
b. Metamorf dinamo / sintektonik terbentuk karena penambahan
tekanan tinggi. Misalnya, amphibolite, gneiss,
c. Metamorf pneumatolitik : karena perubahan suhu dan pemasukan
unsur lain. Contoh : topas dan azorit

B. Lapisan Kulit Bumi / Lithosfer


1. Barisfer / inti bumi : berupa bahan padat yang tersusun dari lapisan NIFE
(nikel dan ferrum) dengan suhu 5.000o C dan tebal 3.470 km
2. Asthenosfer / mantle: berupa bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar
dengan tebal 1.700 km
3. Lithosfer dengan ketebalan 1.200 km yang terdiri dari :
a. Lapisan SIMA (silisium dan magnesium) yang bersifat elastis dengan
tebal 65 km
b. Lapisan kerak / SIAL (silisium dan aluminium) yang bersifat padat
dan kaku dengan tebal 35 km. Terdiri dari :
■ Kerak benua bersifat asam berupa batu beku basalt di bawah
dan batu granit di atas

27
■ Kerak samudra bersifat basa berupa batu vulkanik di bawah dan
batu endapan di atas

C. Teori Gerakan Benua


1. Teori lempeng tektonik oleh Vine dan Matthew
Permukaan bumi terdiri dari lempengan yang selalu bergerak dari waktu
ke waktu. Gerakan lempeng berasal dari panas di dalam bumi.
2. Teori apungan dan pergeseran benua / continental drift oleh Alferd Lothar
Wegener
Semua benua berasal dari satu masa daratan yaitu Pangea. Bukti teori ini
adalah :
a. Persamaan garis kontur di pantai timur Benua Amerika dengan
pantai barat Eropa dan Afrika
b. Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 cm per
tahun
c. Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 cm per
tahun
Dampak aktivitas pergeseran benua :
a. Benua dan samudra mengapung sendiri-sendiri
b. Samudra Atlantik semakin luas karena Benua Amerika bergerak ke
arah barat
c. Adanya kegiatan seismik di sepanjang patahan St Andreas pantai
barat Amerika Serikat
3. Teori kontraksi oleh Descartes
Bumi makin susut dan mengkerut karena pendinginan sehingga terjadilah
gunung dan lembah.
4. Edward Suess
Semua benua dari satu masa daratan yaitu Gondwana. Bukti teori ini
adalah persamaan geologi di Amerika Selatan, India, Australia dan
Antartika.
5. Tim peneliti Amerika

28
Semua benua berasal dari 2 benua besar yaitu Eurasia di utara dan
Gondwana di selatan. Bukti teori ini adalah ditemukan fosil binatang
ampibi air tawar purba (labyrintodont) yang dahulunya tinggal di daerah
dakat katulistiwa.

D. Bentuk Pergeseran Lempeng Tektonik


1. Lempeng yang saling menjauh disebut zona divergen / konstruktif,
menyebabkan terbentuknya tanggul /pematang dasar samudra. Contoh :
tanggul / pematang samudra atlantik
2. Lempeng yang saling bertemu disebut zona konvergen / distruktif,
menyebabkan lempeng samudra menujam ke bawah lempeng benua
(zona subduksi) membentuk palung dan gunung. Contoh : palung
mariana dan pegunungan Himalaya
3. Lempeng yang saling berpapasan sisebut zona transform menyebabkan
patahan. Contoh : patahan San Andreas

E. Tenaga Endogen / Pembentuk Bumi


1. Tektonisme : dislokasi batuan didalam bumi, terdiri atas 2 macam :
a. Orogenesis : pembentukan pegunungan dengan area sempit dan
waktu singkat, terdiri atas 2 macam :
■ Lipatan / fold : bila materi lunak yang membentuk puncak lipatan
(antiklinal) dan lembah lipatan (sinklinal)
■ Patahan / sesar / fault : bila materi keras yang membentuk
puncak patahan (horst), lembah patahan (slenk / graben),
patahan ke kanan (dekstral) dan ke kiri (sinistral) dan patahan
yang hampir rata / bungkuk (fleksur)
b. Epirogenesis : pengangkatan dan penurunan benua dengan area
luas dan waktu lama
■ Epirogenesis negatif : daratan naik dan air laut turun, contoh :
pantai pangandaran

29
■ Epirogenesis positif : daratan turun dan air laut naik, contoh :
penyempitan pulau ubi di dekat Jakarta
2. Vulkanisme : aktivitas magma dari dalam litosfer yang menyusup sampai
ke permukaan bumi
a. Intrusi magma / plutonisme : aktivitas magma di dalam lapisan bumi.
Jenis intrusi magma :
■ Batholith : dapur magma yang membeku
■ Sill : magma yang menyusup horizontal diantara dua lapisan
batuan
■ Lakolit : bentukan gunung akibat magma yang menerobos di
antara lapisan bumi
■ Diatrema : pipa kawah antara dapur magma dan kepundan
gunung
■ Gang / korok : magma yang menyusup vertikal diantara dua
lapisan batuan
■ Apofisa : cabang gang
b. Ekstrusi / erupsi magma : aktivitas magma ke luar permukaan bumi.
Jenis ekstrusi magma :
Berdasarkan kekuatan letusan :
■ Epusif : melalui lelehan karena magma cair
■ Eksplosif : melalui ledakan karena magma kental
Berdasarkan tempat keluar magma :
■ Linier : melalui celah retakan yang memanjang
■ Areal : melalui lubang besar yang dekat dengan dapur magma
■ Sentral : melalui sebuah lubang
Tipe gunung berapi :
■ Perisai : berlereng landai karena erupsi epusif
■ Maar : berbentuk corong pada pusatnya kerena erupsi eksplosif
■ Strato : berbentuk kerucut dan berlapis-lapis karena erupsi
campuran

30
Tipe letusan gunung berapi dipengaruhi oleh kekentalan magma, tekanan
gas dan kedalaman dapur magma. Tipe letusan gunung dibagi menjadi :

■ Tipe hawai : Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai
■ Tipe stromboli : Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
■ Tipe vulkano : Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung
Semeru di Jawa Timur
Bahan keluaran gunung berapi : padat / eflata berupa bom (batu besar),
lapili(kerikil), pasir dan abu. Cair berupa lava (magma panas) dan lahar
(lumpur panas). Gas / ekshalasi berupa sulfator (belerang), fumarol (uap
air) dan mofet (karbondioksida).
Ciri-ciri gunung mau meletus :
■ Mata air mejadi kering
■ Suhu di sekitar gunung naik
■ Tumbuhan di sekitar gunung layu
■ Binatang di sekitar gunung bermigrasi
■ Sering mengeluarkan suara gemuruh disertai gempa

31
3. Gempa : getaran di permukaan bumi
Hiposentrum : sumber gempa. Episentrum : tempat gelombang gempa
mulai dirambatkan. Seismograf : alat pencatat gempa. Seismogram :
gambaran gempa pada seismograf. Pleistiseista : kerusakan terhebat
akibat gempa. Isoseista : kerusakan yang sama. Homoseista :
gelombang primer pada waktu yang sama.
Klasifikasi gempa :
a. Berdasarkan penyebabnya : gempa tektonik, gempa vulkanik dan
gempa runtuhan
b. Berdasarkan bentuk episentrum : gempa linier (berbentuk garis) dan
gempa sentral (berbentuk titik)
JES / ∆ = (S - P) - 1’, dimana S : gelombang sekunder (tranversal), P :
gelombang primer (longitudinal) dan gempa mencapai jarak 1000 km
dengan waktu 1’ (60”) atau 50 km = 3”

F. Tenaga Eksogen / Perusak Bumi


Bentuk muka bumi dapat terbentuk berdasarkan faktor kekuatan yang
merusak. Faktor perusak tersebut antara lain:
1. Aliran air (streams), menghasilkan:
a. Bentuk erosi : gullies, lembah, gorges dan canyons
b. Bentuk sisa : peaks, devide range, monadnocks dan summit area
c. Bentuk endapan : alluvial fans, flood plains dan delta
2. Gletser (glaciers), menghasilkan:
a. Bentuk erosi : cirques dan glacial troughs
b. Bentuk sisa : matterhorn peaks, aretes dan roches montennes
c. Bentuk endapan : moraines, drumlines, kames dan eskers
3. Gelombang (waves), menghasilkan:
a. Bentuk erosi : gua-gua laut dan clets
b. Bentuk sisa : cliffs, benches, stacks dan arches
c. Bentuk endapan : beaches dan bars
4. Tiupan angin (wind), menghasilkan:

32
a. Bentuk erosi : blow holes
b. Bentuk sisa : padestal rocks, mushroom rocks
c. Bentuk endapan : sand dunes dan loss
5. Pelapukan (weathering), menghasilkan:
a. Bentuk erosi : holes dan pits
b. Bentuk sisa : exfoliation domes
c. Bentuk endapan : talus cones dan land slides
6. Mahluk hidup (organism), menghasilkan:
a. Bentuk erosi : burrows
b. Bentuk sisa : tidak ada
c. Bentuk endapan : coral reefs dan ant hills

1. Pelapukan / weathering : penghancuran masa batuan. Ada 3 jenis


pelapukan :
a. Fisika / mekanik / disintegrasi : pelepasan materi batuan karena
pemuaian dan pengerutan, pemanasan dan pembekuan serta
penggaraman. Pelapukan ini disebabkan oleh perubahan suhu dan
air.
b. Kimia / dekomposisi : karena perubahan sifat massa batuan.
Perubahan sifat massa batuan dapat terjadi karena oksigen
(oksidasi), air (hidrasi) ,karbonasi (karbondioksida) dan desilikasi
(penghilangan massa batuan). Pelapukan ini biasa terjadi di daerah
tropis karena banyak turun hujan dan banyak tumbuhan
c. Biologi / organik : penghancuran masa batuan oleh mahluk hidup
Pelapukan dipengaruhi oleh jenis batuan, iklim, vegetasi penutup batuan
dan kemiringan lereng.
2. Erosi / pengikisan : terbawanya runtuhan materi batuan oleh tenaga di
permukaan bumi. Terjadi karena pengaruh air mengalir (ablasi), air laut
(abrasi / marine), es (eksarasi / gletser), hembusan angin (deflasi) dan
angin yang mengandung pasir (korasi)
3. Denudasi : proses perombakan muka bumi oleh tenaga eksogen

33
4. Sedimentasi / pengendapan :
a. Berdasarkan tenaga pengangkut : aquatis (air), aeolis / aeris (angin),
marine (air laut) dan glasial (es)
b. Berdasarkan tempat diendapkan : limnis (di danau / rawa), teristris
(di darat), fluvial (di sungai), marine (di laut) dan glasial (di daerah
es).

Dinamika Pedhosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

A. Proses Pembentukan Tanah


Tanah adalah benda alam yang terdiri dari bahan-bahan
anorganik/mineral yang didapat dari pelapukan batuan. Proses pelapukan

34
tanah disebut pedogenesis. Berubahnya bahan-bahan anorganik/mineral
menjadi tanah disebabkan oleh :
1. Air
2. Perbedaan suhu
3. Mahluk hidup seperti tanaman dan hewan
4. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik

B. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah


1. Iklim
Faktor iklim yang paling domian adalah curah hujan dan suhu. Curah
hujan dan suhu tinggi di daerah tropis menyebabkan reaksi kimia berjalan
cepat dan mempercepat proses pelapukan dan pencucian. Tanah di
Indonesia bagian barat pada umumnya bersifat asam karena proses
pelapukan dan pencucian yang cepat. Sedangkan tanah di Indonesia
bagian timur pada umumnya bersifat basa karena proses pelapukan dan
pencucian yang lambat.
2. Organisme
3. Topografi
Faktor topografi yang paling dominan adalah bentuk lahan dan
kemiringan lereng. Topografi mempengaruhi jumlah air hujan yang
meresap, dalamnya air tanah, tingkat erosi dan mengarahkan gerakan air
dan bahan yang terlarut
4. Batuan induk
5. Waktu

C. Komponen Pembentukan Tanah


1. Bahan mineral 45 %
Bahan mineral berasal dari hasil pelapukan batuan induk. Batuan induk
vulkanis memiliki kandungan mineral yang banyak mengandung unsur

35
hara, sedangkan batuan endapan dan metamorf mengandung mineral
yang rendah unsur hara.
Terdiri dari mineral primer (berasal dari batuan lapuk seperti pasir dan
debu) dan mineral sekunder (terbentuk selama proses pembentukan
tanah seperti liat)
2. Air 25 %
Air berguna untuk pertumbuhan tanaman sebagai usur hara tanaman,
sebagai pelarut unsur hara dan sebagai bagian dari sel-sel tanaman
3. Udara 25 %
4. Bahan organik 5 %
Bahan organik merupakan longgokan bahan sisa-sisa tumbuhan dan
binatang yang membusuk dan tersintesa, biasanya ditemukan di
permukaan tanah . Fungsi bahan organik adalah :
a. Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)
b. Sumber unsur N, P, S dan unsur mikro
c. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air dan unsur-unsur
hara
d. Sumber energi bagi mikroorganisme

D. Warna Tanah
Perbedaan warna tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik,
mineral, dan kelembapan tanah. Warna tanah meliputi :
1. Warna gelap menunjukkan bahan organik yang tinggi
2. Warna kelam (kelabu) menunjukkan kelembapan tanah yang tinggi
3. Warna putih, merah, coklat dan kuning menunjukkan kandungan mineral
yang tinggi. Putih untuk felspar, kaolin, kapur, dan kuarsa sedangkan
merah, coklat dan kuning untuk besi, hematit magnetit, dan limonit.

E. Profil Tanah

36
Profil tanah merupakan penampang vertikal tubuh tanah. Profil tanah
terdiri dari lapisan-lapisan tanah yang sejajar dengan permukaan tanah yang
sering disebut horison tanah.
1. Horison O
Terdapat pada tanah hutan yang belum terganggu dan merupakan
horizon organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2. Horison A / top soil
Terdapat di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan mineral.
Merupakan horizon eluviasi (mengalami pencucian)
3. Horison B / sub soil
Horizon illuviasi (penimbunan) dari bahan yang tercuci di lapisan atas
4. Horison C / regolith
Bahan induk sedikit terlapuk atau batuan sisa
5. Horison R / bed rock
Batuan keras yang belum lapuk

F. pH Tanah
pH tanah adalah derajat keasaman. Tanah netral memiliki pH = 7, < 7 =
asam, dan > 7 = basa. Pada tanah asam unsur hara tidak dapat diserap
tanaman karena diikat oleh aluminium, sedangkan tanah basa unsur hara
tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca. Tanah yang terlalu asam
dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur, sedangkan tanah yang
terlalu basa dapat diturunkan pH nya dengan menambahkan belerang

G. Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan
komposisi perbandingan pasir, debu dan liat. Ciri-ciri tekstur tanah :
No Ukuran Kelicinan Kelengketan
1 Pasir Debu Liat

37
2 Debu Liat Debu
3 Liat Pasir Pasir
Tekstur tanah dikatakan baik jika komposisi pasir, debu dan liat
seimbang dan biasa disebut lempung

H. Karakteristik Tanah Subur


1. Strukur tanah bagus
2. Ukuran sedang dan butiran tanah baik (tidak terlalu besar dan kecil)
3. Banyak kandungan garam untuk makanan tumbuhan dan banyak air
untuk melarutkan garam

I. Faktor Yang Mempengaruhi Erosi


1. Curah hujan
2. Sifat tanah yang terdiri dari tekstur, bentuk, kandungan bahan organik,
pori-pori tanah, bahan organik
3. Kemiringan lereng
4. Tutupan vegetasi dan batuan
5. Ulah manusia

J. Klasifikasi Tanah
Ditinjau dari keseburan tanah, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Tanah muda, berwarna abu-abu dan banyak megandung makanan
2. Tanah tua, berwarna coklat keabu-abuan dan zat makanan yang
terkandung di dalamnya cukup
3. Tanah mati, berwara merah dan merah muda yang tidak mengandung
bahan makanan lagi
Jenis tanah di Indonesia :
No Jenis Warna Sifat Batuan induk
1 Vulkanik keabu- subur Batu an beku dalam vulkanik
abuan
2 Latosol hitam subur Batuan beku luar vulkanik
38
3 Andosol subur Endapan abu vulkanik
4 Regosol Abu-abu tidak Pasir vulkanik
subur
5 Grumosol tidak Pelapukan batu kapur
subur
6 Terarosa / putih tidak Pelapukan batu kapur tingkat
Mediteran subur lanjut
7 Litosol tidak Endapan kapur dan liat
subur
8 Alluvial / kelabu subur dari endapan lumpur yang
Antisol kecoklat dibawa air sungai
an
9 Organosol agak sedang karena endapan gambut di rawa
/ gambut coklat pada iklim basah

K. Cara Pelestarian Lahan Potensial


1. Metode vegetatif : metode pengawetan tanah dengan cara menanam
tumbuhan pada lahan yang dilestarikan. Caranya :
a. Penghijauan : penanaman kembali lahan gundul dengan jenis
tanaman tahunaan. Jenis tanamannya antara lain, akasia,angsana,
flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan
kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan
bawah
b. Reboisasi : penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman
keras. Jenis tanamannya antara lain, pinus, jati, rasamala, dan
cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil hasilnya
(kayunya)
c. Contour strip cropping : menanam tanaman searah dengan garis
kontur berbentuk sempit dan memanjang. Fungsinya untuk
menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke
39
dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan
kemiringan 3 - 8%.
d. Bufering : menanam lahan dengan tumbuhan keras (pinus, jati,
cemara). Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah
permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya
bahan organik tanah
e. Strip cropping : melakukan penanaman berbagai jenis tanaman
secara berbaris. Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah
aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak
tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman
dipersempit. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan
mempertahankan kesuburan tanah
f. Crop rotation : penanaman tanaman secara bergantian dalam satu
lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya
untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang
g. Windbreaks : penanaman pohon secara permanen untuk melindungi
tanah dari tiupan angin
2. Metode mekanik : teknik pengolahan tanah yang dapat mengurangi aliran
permukaan dan erosi serta meningkatkan kemampuan penggunaan
tanah. Cara :
a. Contour village : pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur.
Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan
air
b. Contour plowing : membajak searah garis kontur sehingga terjadi
alur-alur horizontal
c. Pembuatan tanggul (guludan) sejajar dengan kontur. Fungsinya agar
air hujan dapat tertampung dan meresap dalam tanah. Pada
tanggulnya dapat ditanami palawija
d. Pembuatan terrassering, yaitu membuat tangga-tangga pada lahan
miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek
panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi

40
e. Pembuatan drainase : saluran pelepasan air, dibuat untuk memotong
lereng panjang menjadi lereng yang pendek. Sehingga aliran air
dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai
3. Metode kimiawi : penggunaan bahan kimia sintesis untuk memperbaiki
struktur tanah

Dinamika Atmosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

A. Lapisan Atmosfer
1. Troposfer (0 - 12 km), suhu turun setiap bertambahnya ketinggian,
banyak terdapat debu dan uap air, terjadi peristiwa cuaca dan iklim,
terjadi arus adveksi, konveksi, turbulensi,dan konduksi.

41
2. Stratosfer (12 - 60 km), inversi suhu (suhu naik setiap bertambahnya
ketinggian), lapisan Ozon (O3), tempat pesawat terbang melintas.
3. Mesosfer ( 60 - 80 km), suhu turun setiap bertambahnya ketinggian,
lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor.
4. Termosfer / ionosfer ( 80 - 800 km), suhu naik setiap bertambahnya
ketinggian, molekul mengalami ionisasi, terdapat lapisan E (Kennely
Heaviside : 80 - 200 km) dan F (Appleton : 200 - 400 km) yang berfungsi
memantulkan gelombang radio.
5. Eksosfer / dissipasisfer ( > 800 km), suhu naik setiap bertambahnya
ketinggian, pengaruh gaya berat sangat kecil, benturan antar udara
jarang terjadi.

B. Cuaca Dan Iklim


1. Cuaca : keadaan udara pada waktu dan daerah tertentu. Cuaca bersifat
mudah berubah, berlaku untuk waktu pendek, meliputi daerah sempit,
dan merupakan hasil pencatatan baru.
2. Iklim : keadaan rata-rata cuaca pada waktu yang lama dan daerah yang
luas. Iklim bersifat tetap, berlaku untuk waktu yang lama, meliputi daerah
yang luas, dan merupakan hasil rata-rata keadaan cuaca.

C. Suhu Udara : Keadaan Panas Atau Dinginnya Udara


Suhu udara diukur dengan thermometer. Garis yang mempunyai suhu
udara sama dihubungkan oleh garis isotherm. Suhu udara akan turun 0,6 o C

tiap kenaikan 100 m, maka dapat dihitung T = 26,3 o C - 0,6o C x ( ),

dengan 26,3o C : suhu rata-rata pantai tropis dan H : ketinggian. Suhu udara
dapat terjadi karena pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
1. Pemanasan secara langsung melalui :
a. Absorbsi : penyerapan unsur-unsur radiasi matahari
b. Refleksi : pemanasan karena pemantulan kembali ke angkasa

42
c. Difusi : sinar gelombang pendek biru dan lembayung yang
berhamburan ke segala arah, yang menyebabkan langit berwarna
biru
2. Pemanasan tidak langsung melalui :
a. Konduksi : pemberian panas pada lapisan bawah menuju atas
b. Konveksi : pemberian panas oleh gerak udara vertical ke atas
c. Adveksi : pemberian panas oleh gerak udara horizontal
d. Turbulensi : pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur
3. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suhu
udara :
a. Relief
b. Garis lintang
c. Lamanya penyinaran
d. Banyak sedikitnya awan
e. Ketinggian suatu tempat
f. Sudut datang sinar matahari

D. Tekanan Udara : Tekanan Karena Berat Udara


Tekanan udara diukur dengan barometer. Garis yang mempunyai
tekanan sama dihubungkan oleh garis isobar. Bila suhu udara tinggi maka
tekanan udara rendah, dan sebaliknya. Pada lapisan atmosfer bawah
tekanan udara turun 1 mb tiap naik 8 m. Gradien barometer : perbedaan
tekanan udara melalui 2 garis isobar pada tiap-tiap 111 km = 1 o (60’) di
ekuator.

GB = di x , di : perbedaan 2 isobar dan H : jarak 2 isobar.

E. Kelembapan Udara : Jumlah Uap Air Dalam Udara


Kelembapan udara diukur dengan hygrometer. Ada 2 macam
kelembapan udara. Kelembapan udara mutlak / absolute : berat uap air
dalam 1m3 udara. Kelembapan udara nisbi / relatif : perbandingan jumlah uap

43
air dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung
oleh udara.

KN / KR = x 100 %

F. Angin : Udara Yang Bergerak


Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Hukum Buys Ballot
menyatakan angin membias ke kanan di belahan bumi utara dan membias ke
kiri di belahan bumi selatan. Kecepatan angin ditentukan oleh gradien
barometer (semakin besar gradien barometer semakin besar kecepatannya),
tinggi tempat dan relief permukaan bumi, ada tidaknya vegetasi dan letak
lintang. Jenis-jenis angin :
1. Angin siklon : angin yang memusat
2. Angin antisiklon : angin yang meninggalkan pusat.
3. Angin pasat : angin yang bertiup dari daerah sub tropis ke daerah tropis.
Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan
Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan
4. Angin antipasat : angin yang bertiup dari daerah tropis ke daerah sub
tropis. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan
di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut
5. Angin musim : terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok
antara daratan dan lautan.
a. Angin musim timur : dari Australia ke asia bersifat kering pada bulan
april - oktober.
b. Angin musim barat : dari Asia ke Australia bersifat basah pada bulan
oktober - april.
c. Pada 21-3 dan 23 - 9 saat matahari tepat berada di ekuator,
Indonesia mengalami perubahan musim (pancaroba).
6. Angin darat : dari darat pada malam hari dan angin laut : dari laut pada
siang hari

44
7. Angin gunung : dari gunung pada malam hari dan angin lembah : dari
lembah pada siang hari.
8. Angin fohn : angin turun gunung bersifat kering, panas dan merusak.
Bahorok di Deli Sumatra utara, kumbang di Cirebon Jawa Tengah,
gending di Probolinggo Jawa Timur, grenggong di Pasuruan Jawa Timur,
brubu di Ujung Pandang Sulawesi Selatan, dan wambraw di Biak Papua.

G. Awan
1. Comulus / gumpalan (0,5 - 1,5 km) : comulus dan comulus nimbus
2. Stratus / lapisan (1,5 - 3 km) : stratus comulus, stratus dan nimbus stratus
3. Alto / tinggi (3 - 6 km) : alto comulus dan alto stratus
4. Cirrus / serat / rambut (6 - 12 km) : cirrus, cirrus stratus, cirrus comulus
5. Nimbus : awan hujan

H. Hujan
1.Zenital / konveksi : terjadi di daerah tropis karena panas sehingga udara
renggang dan naik menjadi awan.
2.Orografis / relief : terjadi di depan pegunungan karena angin yang
membawa uap air naik dan menjadi awan. Bayangan hujan / taduh
hujan : daerah belakang gunung.
3.Siklon : karena angin siklon membawa udara naik dan menjadi awan
4.Frontal : karena pertemuan udara panas yang mengandung uap air naik
bertemu dengan udara dingin dan membentuk awan. Biasanya terjadi di
daerah bertekanan udara rendah (0o dan 60o LU/LS )

I. Daerah Konvergensi Antar Tropik /Equator Thermal


Konvergen : daerah pertemuan dua angin dari arah yang berlawanan,
kemudian udaranya bergerak ke atas. Daerah ini memiliki suhu tertinggi
dibandingkan daerah lain (23,5o LU - 23,5o LS). Tingginya suhu berpegaruh
pada penguapan yang banyak dan menyebabkan terjadinya hujan konveksi /
zenithal. Letak DKAT setiap 14 hari bergeser dari utara ke selatan.

45
J. El Nino Dan La Nina
El nino : kenaikan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik. El
nino menyebabkan wilayah Indonesia kekeringan sedangkan wilayah barat
Amerika menjadi basah. La Nina : penurunan suhu permukaan laut di wilayah
samudra Pasifik.

K. Klasifikasi Iklim
1.Matahari : 0o - 23,5o (tropis), 23,5o - 40o (sub tropis), 40o - 66,5o (sedang)
dan 66,5o - 90o (kutub)
2.Koppen : berdasarkan suhu dan curah hujan.
a. Iklim A = hujan tropis. Terdiri dari : iklim Af (hutan hujan tropis), iklim
Am (musim) dan iklim Aw (sabana)
Ciri : suhu rata-rata 18oC, memiliki curah hujan dan penguapan yang
tinggi
b. Iklim B = kering. Terdiri dari : iklim Bs (stepa) dan Bw (gurun)
Ciri : penguapan > curah hujan
c. Iklim C = sedang
Ciri : suhu rata-rata - 3 oC - 10 oC, memiliki 4 musim
d. Iklim D = salju
Ciri :
e. Iklim E = kutub
Ciri :
3.Junghuhn : berdasarkan ketinggian tempat dan jenis tanaman.
a. Iklim panas (< 600 m) dengan tanaman padi, jagung, tebu, tembakau
dan kelapa
b. Iklim sedang (600 - 1500 m) dengan tanaman tembakau, teh, kopi,
cokelat, kina dan karet
c. Iklim sejuk (1500-2500 m) dengan tanaman pinus, cemara, sayur dan
buah
d. Iklim dingin (> 2500 m) dengan tanaman lumut

46
4.Schmidt Ferguson : berdasarkan bulan basah dan kering

Q=

Tipe Iklim dari nilai Q adalah :


14,3 - 33,3 - 60 - 100 - 167 - 300 - 700
A jika bulan kering 1 bulan, B jika bulan kering 2 bulan, C jika bulan
kering 3 - 4 bulan, D jika bulan kering 5 bulan, E jika bulan kering 6 - 7
bulan, F jika bulan kering 8 bulan, G jika bulan kering 9 - 10 bulan, H jika
bulan kering 11 - 12 bulan
5.Oldeman : berdasarkan kebutuhan air dan tanaman pertanian
6.Fisis : dipengaruhi oleh keadaan alam (relief, angin dan arah arus laut).
Terdiri dari : iklim darat / kontinental, iklim laut, iklim ugahari (daerah
plato) dan iklim pegunungan.

Dinamika Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

A. Siklus Hidrologi
1. Siklus pendek : air laut menguap - berkondensasi menjadi awan - hujan
di laut

47
2. Siklus sedang : air laut menguap - berkondensasi menjadi awan - ditiup
angin ke daratan - hujan di darat - meresap ke tanah - sungai menuju laut
3. Siklus panjang : air laut menguap - berkondensasi menjadi awan - ditiup
angin jauh ke daratan - menjadi kristal-kristal es / salju - meresap ke
tanah - sungai menuju laut

B. Proses Siklus Air


1. Evaporasi : penguapan air melalui pemanasan sinar matahari
2. Transpirasi : penguapan air dari tumbuhan melalui proses metabolisme
tanaman
3. Evapotranspirasi : gabungan antara evaporasi dan transpirasi
4. Intersepsi : air hujan yang jatuh pada daun dan menguap kembali
sebelum mencapai tanah
5. Kondensasi : perubahan uap air menjadi air akibat pendinginan
6. Presipitasi : segala bentuk curahan air dari atmosfer ke bumi
7. Run off / aliran permukaan : gerakan air di permukaan tanah melalui
sungai
8. Infiltrasi / perkolasi / seepage : peresapan air dalam lapisan tanah yang
berpori

C. Air Tanah
Adalah masa air yang berada di ruang antar batuan.
Jenis air tanah :
1. Air tanah dangkal / freatik (terletak di atas lapisan kedap air dan tidak
dalam)
2. Air tanah dalam / akuifer / artesis (terletak diantara lapisan kedap air dan
dalam)
Jenis air tanah berdasarkan asal airnya :
1. Meteoric water : berasal dari atmosfer
2. Juvenil water : berasal dari pemanasan magma

48
Media peresapan air tanah melalui pori-pori tanah, retakan tanah karena
kekeringan dan rongga akibat robohnya tumbuhan. Infiltrasi ditentukan faktor
:
1. Kelembapan tanah (makin lembab maka infiltrasi semakin kecil)
2. Porositas batuan (makin besar pori-pori tanah maka infiltrasi semakin
besar)
3. Kemiringan lereng (makin miring lereng maka infiltrasi semakin kecil)
4. Vegetasi (semakin banyak vegetasi maka infiltrasi semakin besar)

D. Sungai
1. Jenis sungai berdasarkan arah aliran :
a. Konsekuen : aliran searah dengan lereng
b. Insekuen : aliran tidak teratur
c. Subsekuen : aliran tegak lurus dengan sungai konsekuen
d. Obsekuen : anak sungai subsekuen yang alirannya berlawanan
dengan sungai konsekuen
e. Resekuen : anak sungai subsekuen yang alirannya searah dengan
sungai konsekuen
2. Jenis sungai berdasarkan formasi geologi :
a. Antacedent : arah aliran tetap karena mampu mengalami
pengangkatan. Jika terjadi pengangkatan miring, maka nama
sungainya menjadi anaclinal
b. Reverse : arah aliran berbelok karena tidak mampu mengalami
pengangkatan
c. Superposed : mengalir pada daerah peneplain yang tertutup oleh
endapan tebal
3. Jenis sungai berdasarkan pola aliran :
a. Dendritik : pola menyerupai pohon dengan cabang dan rantingnya.
Terdapat di daerah yang mempunyai struktur batuan homogen.
b. Annular : pola melingkar di daerah kubah / dome
c. Trellis : pola berjeruji di daerah lipatan

49
d. Rectangular : pola siku siku (sudut 90o) di daerah patahan
e. Redial sentripetal : pola memusat di cekungan / basin
f. Radial sentrifugal : pola menyebar di gunung berbentuk kerucut
Jenis sungai tersebut dipengaruhi oleh kedudukan bed rock terhadap
sungai, bentuk lapisan batuan, kekerasan permukaan tanah, ada
tidaknya patahan, dan struktur geologi suatu daerah.
4. Jenis sungai berdasarkan sifat khas yang dimilikinya:
a. Permanen / perenneal : mengalir sepanjang tahun dikarenakan suplai
air konstan
b. Intermittent : mengalir secara periodik karena tidak selalu
mendapatkan air
c. Epherical : hanya mengalir apabila mendapat respon dari air hujan
5. Jenis sungai berdasarkan sumber air :
a. Sungai hujan : dari air hujan
b. Sungai gletser : dari pencairan es
c. Sungai campuran : dari pencairan es dan air hujan.Contoh : sungai
Digul dan Membramo
6. Ciri sungai bagian hulu / stadium muda :
a. Arus sungai deras
b. Erosi vertikal
c. Banyak dijumpai air terjun
d. Lembah sungai curam berbentuk V
7. Ciri sungai bagian tengah :
a. Arus sungai berkurang kecepatannya
b. Erosi horizontal dan vertical
c. Jarang dijumpai air terjun
d. Mulai terjadi pengendapan material
8. Ciri sungai bagian hilir / stadium tua :
a. Arus sungai lambat
b. Erosi horizontal

50
c. Banyak ditemukan meander / sungai yang berkelok kelok dan oxbow
lake / danau tapak kuda
d. Proses pengendapan intensif sehingga berubah menjadi delta
Stadia muda dan tua diberi berdasarkan umur perusakan

E. Danau
1. Jenis danau berdasarkan cara terjadinya :
a. Danau tektonik : karena peristiwa dislokasi batuan (patahan)
b. Danau vulkanik : karena peristiwa gunung meletus
c. Danau tektovulkanik : karena peristiwa giunung meletus dan patahan
d. Danau karst : karena pelarutan batuan kapur oleh air hujan
e. Danau glacial : karena pencairan es yang mengisi cekungan / basin
f. Danau buatan : karena buatan manusia
2. Jenis danau berdasarkan kandungan karbondioksida :
a. Danau air halus : kandungan karbondioksida kurang dari 5 cc/liter
b. Danau air menengah : kandungan karbondioksida antara 5 - 22
cc/liter
c. Danau air keras : kandungan karbondioksida lebih dari 22 cc/liter

F. Laut
1. Jenis laut berdasarkan proses terjadinya :
a. Transgresi : laut meluas karena air laut naik. Contoh : selat Sunda
dan selat Karimata
b. Ingresi : laut dalam karena dasar laut mengalami penurunan.
Contoh : laut Banda dan laut Flores
c. Regresi laut menyempit karena proses sedimentasi oleh air sungai.
Contoh : laut Jawa
2. Jenis laut berdasarkan kedalamannya :
a. Litoral : wilayah pasang surut
b. Neritik : wilayah pasang surut - 150 m
c. Bathial : wilayah 150 - 1800 m

51
d. Abysal : wilayah 1800 - 6000 m
e. Lapisan afotik : sinar matahari tak dapat menembus lebih dari 200 m
3. Jenis laut berdasarkan letaknya :
a. Laut tepi / sub ocean : terletak di tepi benua. Contoh : laut Cina
Selatan dan laut Utara
b. Laut pertengahan / inland sea : terletak diantara benua. Contoh : Laut
Tengah dan laut Es Utara
c. Laut pedalaman : terletak di dalam benua. Contoh : Laut Kaspia dan
Laut Hitam
4. Relief dasar laut :
a. Shelf : dasar samudera yang dangkal (200 m)
b. Plat / dangkalan : dasar samudera yang dangkal (20 m). Jenis
dangkalan :
 Dangkalan Sunda : dasar laut antara Sumatera, Jawa dan
Kalimantan dengan kedalaman rata-rata 40 - 45 m
 Dangkalan Sahul : dasar laut antara Irian dan Australia dengan
kedalaman rata-rata 45 - 60 m
 Dangkalan Laut Utara: laut di sekitar Kepulauan Inggris
c. Palung laut / trog
d. Lubuk laut atau basin
e. Gunung laut : gunung yang kakinya mulai dari dasar laut
f. Punggung laut : bukit di dasar laut
g. Ambang laut / drempel : bukit di dasar laut yang terletak di antara
dua laut yang dalam
5. Warna air laut :
a. Biru : sinar matahari bergelombang pendek (biru) dipantulkan lebih
banyak daripada spektrum warna lain
b. Kuning : terdapat tanah loes berwarna kuning. Contoh : sungai
Huang di Cina
c. Hijau : plankton dalam jumlah besar
d. Putih : karena es. Contoh : kutub utara dan selatan

52
e. Ungu : organisme kecil yang mengeluarkan sinar fosfor. Contoh : laut
Ambon
f. Hitam : tanah loes berwarna hitam. Contoh : laut Hitam
g. Merah : banyak alga / ganggang merah. Contoh : laut Merah
6. Salinitas / kadar garam :
Dari hasil pelapukan di darat yang banyak mengandung garam yang
diendapkan oleh air sungai ke laut. Rata-rata salinitas air laut 35 %.
Salinitas tertinggi di laut Mati sebesar 250 %. Salinitas air tawar (0 - 0,5
%), air payau (0,5 - 17 %) dan air laut (> 17 %). Besar kecilnya salinitas
ditentukan oleh :
a. Penguapan (semakin tinggi penguapan maka salinitas semakin
tinggi)
b. Hujan (semakin banyak hujan maka salinitas semakin sedikit)
c. Tambahan air ke dalam laut (semakin banyak yang masuk maka
salinitas semakin sedikit)
d. Arus memeratakan kadar garam (semakin besar arus maka salinitas
semakin sedikit)
7. Gerak air laut :
a. Gelombang laut : gerak naik turun air laut. Besar kecilnya gelombang
ditentukan oleh : kecepatan angin, lama angin bertiup, luas daerah
yang terpengaruh angin laut dan kedalaman laut.
b. Arus laut : gerak air laut dari suatu tempat. Besar kecilnya arus laut
ditentukan oleh : densitas, pergesekan air permukaan dengan angin
dan pasang surut air laut
c. Pasang surut air laut : naik turun air laut karena gravitasi bulan dan
matahari. Jenis pasang surut air laut :
■ Purnama (spring tide) : saat bulan bumi dan matahari sejajar
yaitu tanggal 1 dan 14 hijriah. Terjadi pada saat bulan baru dan
bulan purnama
■ Perbani (neap tide) : saat bulan dan matahari membentuk sudut
90o yaitu tanggal 7 dan 21 hijriah. Terjadi saat bulan ¼ dan ¾

53
8. Jenis Arus di dunia :

a. Samudra Pasifik
■ Utara khatulistiwa (arus panas kuroshio dan arus dingin oyashio)
■ Selatan khatulistiwa (arus panas khatulistiwa selatan dan dan
arus panas Australia timur)
b. Samudra Atlantik
■ Utara khatulistiwa (arus panas gulfstream dan arus dingin
labrador)
■ Selatan khatulistiwa (arus panas brazilia dan arus dingin
benguela)

54
9. Cepat rambat gelombang / C =

10. Menghitung kedalaman laut / L =

Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

A. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Indonesia

55
1. Letak astronomis merupakan letak berdasarkan garis lintang dan bujur
Contoh: Indonesia berada pada 6o LU - 11o LS dan 95o - 141o BT
2. Letak geografis merupakan letak berdasarkan lingkungan sekitar
Contoh: Indonesia berada pada dua benua dan dua samudra
3. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai 3.257.483 km2 dengan
panjang garis pantai mencapai 99.093 km. Selanjutnya luas wilayah
daratan Indonesia mencapai 1.922.570 km2 yang terdiri dari 13.466
pulau.
4. Batas wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Batas fisik
■ Utara berbatasan dengan negara Malaysia, Singapura,
Filipina dan Laut Natuna Utara
■ Selatan berbatasan dengan negara Timor Leste dan
Samudera Hindia
■ Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
■ Timur berbatasan dengan negara Papua Nugini
b. Batas politik
Berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention on The Law of
The Sea) disebutkan bahwa negara pantai berhak atas laut
teretorial sejauh 12 mil dari titik ujung terluar pulau, zona ekonomi
eksklusif sejauh 200 mil dari garis pangkal laut, dan landas
kontinen sejauh 200 m di bawah permukaan laut.

H. Letak
2. Letak astronomis : berdasarkan garis lintang dan bujur
Contoh : Indonesia berada pada 6o LU - 11o LS dan 95o - 141o BT
3. Letak geografis : berdasarkan kenyataan lingkungan / keadaan sekitar
Contoh : Indonesia berada pada dua benua dan dua samudra
4. Letak geologis : berdasarkan struktur batuan
Contoh : Indonesia terletak pada pertemuan sirkum pasifik dan mediteran
5. Letak geomorfologis : berdasarkan bentuk muka bumi

56
Contoh : Indonesia mempunyai bentuk yang bervariasi
6. Letak maritim : berdasarkan lautan
Contoh : Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi tiga
lautan besar
7. Letak ekonomis : berdasarkan kehidupan akonomi antar daerah
Contoh : Indonesia berada pada jalur perdagangan dunia
8. Letak sosiokultural : berdasarkan sosial budaya antar daerah
Contoh : Indonesia sosial budaya relatif sama

B. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia


1. Adanya jalur pegunungan sirkum Pasifik dan Mediteran
2. Adanya pertemuan lempeng Eurasia, Indo Australia dan Pasifiq

C. Karakteristik Wilayah Perairan Indonesia


1. Horisontal
a. Neritik merupakan zona perairan yang terletak di atas paparan
benua
b. Oseanik merupakan zona perairan terbuka seperti samudera
2. Vertikal
a. Fotik merupakan perairan pelagik (laut lepas) yang mendapatkan
cahaya matahari
b. Afotik merupakan perairan pelagik (laut lepas) yang tidak
mendapatkan cahaya matahari

D. Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional Di


Indonesia

57
Jalur sutra pada abad ke 18 M antara Cina dan Eropa
Jalur sutra modern One Belt One Road (OBOR) melalui Asia Tengah - Eropa
serta Asia Tenggara - Jazirah Arab

E. Potensi dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Indonesia

Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia

A. Karakteristik Bioma di Dunia

58
Bioma merupakan unit-unit geografis yang perbedaannya
didasarkan pada tipe iklim, dominasi vegetasi dan kehidupan binatang. Ciri-
ciri bioma:
1. Merupakan komunitas yang cukup stabil
2. Terdapat komunitas vegetasi utama yang mendominasi daerah tersebut
3. Dinamakan sesuai dengan vegetasi yang paling dominan di wilayah
tersebut
4. Terbentuk sebagai akibat interaksi unsur lingkungan yaitu iklim, tanah,
organisme yang hidup pada suatu daerah

B. Faktor yang Mempengaruhi Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan


Dunia
1. Faktor klimatik
Klimatik merupakan iklim yang terdiri dari unsur suhu, kelembapan,
angin dan curah hujan. Berdasarkan tingkat kelembapan udara
tumbuhan dapat dibedakan menjadi:
a. Xerophyta merupakan tumbuhan yang hidup di daerah kering /
kelembapan rendah. Contoh: kaktus
b. Mesophyta merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembab
dan tidak basah. Contoh: cendawan dan anggrek
c. Hygrophyta merupakan tumbuhan yang hidup di daerah basah.
Contoh: teratai dan enceng gondok
d. Tropophyta merupakan tumbuhan yang hidup di daerah tropis.
Contoh: rotan
2. Faktor edafik
Edafik merupakan kesuburan tanah
3. Faktor fisiografi
Fisiografi merupakan bentuk permukaan bumi yang meliputi ketinggian
dan bentuk lahan.
4. Faktor biotik
Biotik yang paling berpengaruh adalah manusia

59
C. Persebaran Flora di Indonesia dan Dunia
1. Persebaran flora di Indonesia
a. Bagian barat
■ Wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali
■ Tumbuhan bersifat heterogen, lebat dan konopi luas
■ Contoh: kruing, meranti, mundu, waru dan garu
b. Bagian tengah
■ Wilayah Selawesi dan Nusa Tenggara
■ Tumbuhan bersifat homogen
■ Sabana Stepa dan beberapa jenis tumbuhan seperti eboni
dan gaharu
c. Bagian timur
■ Wilayah Maluku dan Papua
■ Banyak terdapat semak belukar
■ Contoh: Jati, Matoa dan Ficus
2. Persebaran flora di dunia
a. Bioma hutan hujan tropis
■ Suhu 200C - 300C dengan curah hujan 1000 - 2000 mm /
tahun,
■ Matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu setiap
bulan relatif kecil, dibawak kanopi (tudung pohon) gelap
sepanjang hari
■ Dijumpai tumbuhan liana (menjalar) dan epifit (menempel)
b. Bioma hutan gugur
■ Suhu -20C - 180C dengan curah hujan 750 - 1000 mm / tahun
■ Mempunyai 4 musim, keanekaragaman jenis tumbuhan
rendah, energi matahari cukup tinggi
c. Bioma sabana
■ Suhu 200C - 300C dengan curah hujan 200 - 1000 mm / tahun

60
■ Terbentang dari daerah tropis sampai sub tropis. Contoh
pohon palem
d. Bioma stepa
■ Suhu udara 200C - 100C dengan curah hujan 200 - 1000 mm /
tahun
■ Terbentang dari daerah tropis sampai sub tropis
■ Hujan tidak teratur
■ Peresapan air tinggi
■ Dijumpai tumbuhan rumput, contoh pohon akasia
e. Bioma gurun
■ Suhu udara 480C dengan curah hujan < 250 mm / tahun
■ Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi (curah
hujan)
■ Kelembapan udara rendah
■ Perbedaan suhu udara antara siang dan malam sangat tinggi
dan tanah sangat tandus
■ Dijumpai tumbuhan serofit (tumbuhan daerah kering) yang
tidak berdaun dengan akar yang panjang, contoh tumbuhan
kaktus dan akasia
f. Bioma taiga
■ Suhu -120C - -100C dengan curah hujan 400 - 750 mm / tahun
■ Terdapat di daerah utara
■ Perbedaan suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi
■ Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas
■ Dijumpai tumbuhan konifer (daun jarum), contoh : pohon
spruce, alder, birch dan juniper

g. Bioma tundra
■ Suhu < 00C dengan curah hujan < 250 mm / tahun
■ Terdapat di kutub, mendapat sedikit energi radiasi matahari,
musim dingin sangat panjang (9 bulan), pertumbuhan

61
berlangsung pada musim panas (3 bulan), dijupai tumbuhan
lumut

D. Persebaran Fauna di Indonesia dan Dunia


1. Persebaran flora di Indonesia
a. Bagian barat
■ Disebut tipe asiatis dengan wilayah paparan Sunda
■ Wilayahnya meliputi Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.
■ Didominasi hewan primata dan mamalia besar
■ Contoh: gajah, orang hutan dan banteng.
b. Begian tengah
■ Disebut tipe peralihan atau wallace
■ Wilayahnya meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku.
■ Contoh: anoa, babi rusa dan komodo.
c. Bagian timur/paparan sahul/australis
■ Disebut tipe australis dengan wilayah paparan sahul
■ Wilayahnya Papua
■ Didominasi hewan berkantung dan burung berwarna-warni
■ Contoh: kanguru, cendrawasih dan buaya.

2. Persebaran fauna di dunia


a. Nearktik
Wilayahnya meliputi greenland dan amerika utara
Contoh: anjing, tupai dan kelinci

62
b. Neotropis
Wilayahnya meliputi amerika selatan dan tengah
Contoh: alpaka, kera, tapir dan kelelawar penghisap darah
c. Palearktik
Wilayahnya meliputi eropa, afrika utara dan asia utara
Contoh: kijang, sapi dan kambing
d. Ethiopia
Wilayahnya meliputi afrika
Contoh: kuda nil, zebra, badak dan jerapah
e. Oriental
Wilayahnya meliputi asia selatan, asia timur dan asia tenggara.
Contoh: harimau, gajah dan orang hutan
f. Australia
Wilayahnya meliputi Australia dan Selandia Baru dan Indonesia
bagian timur
Contoh: kanguru, kiwi

E. Faktor Pendorong Persebaran Fauna


1. Tekanan populasi yang menyebabkan kurangnya persediaan makanan
2. Perubahan habitat

F. Faktor Penghambat Persebaran Flora Dan Fauna


1. Faktor iklim yang tidak sesuai
2. Faktor tanah yang tidak sesuai
3. Faktor biologis : habitat yang tidak sesuai
4. Faktor geografis : bentang alam yang sulit dijangkau

G. Sarana Persebaran Flora Dan Fauna


1. Jalan udara
2. Jalan air
3. Jalan tanah

63
4. Peran manusia

H. Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia


1. Insitu reservation merupakan upaya pelestarian mahluk hidup yang
dilakukan ditempat hidup aslinya. Jenisnya antara lain:
a. Taman Nasional
Taman nasional merupakan kawasan pelestarian ekosistem asli
yang dikelola dengan sistem zonasi.
b. Cagar Alam
Cagar alam merupakan kawasan yang mempunyai ciri khas berupa
keunikan jenis tumbuhan, hewan dan ekosistem untuk
kelangsungan hidup
c. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa merupakan kawasan yang mempunyai ciri khas
berupa keunikan hewan untuk kelangsungan hidup
d. Hutan Lindung
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang berfungsi
melindungi tanah dan tata air
2. Exsitu reservation : pelestarian mahluk hidup yang dilakukan diluar
tempat hidup aslinya. Jenisnya adalah :
a. Kebun Raya
Kebun raya merupakan wilayah kebun yang ditanami berbagai
jenis tumbuhan yang ditujukan terutama untuk keperluan
penelitian.
b. Kebun Binatang
Kebun binatang merupakan tempat hewan dipelihara dalam
lingkungan buatan serta dipertunjukkan kepada publik.
c. Taman Safari
Taman safarari merupakan tempat wisata keluarga yang
berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam
bebas.

64
Pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia

A. Jenis Barang Tambang

65
Barang tambang merupakan semua benda yang dihasilkan dari
dalam tanah dan dibutuhkan manusia untuk memebuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
upaya pencarian, penambangan, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan
bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Di Indonesia,
pembagian bahan tambang diatur dalam UU No. 11 tahun 1967, yaitu:
1. Bahan strategis (golongan A)
Bahan galian ini strategis bagi pertahanan, keamanan, dan
perekonomian negara. Misalnya, minyak bumi, bitumen,gas alam,
antrasit, batubara, uranium, radium, nikel, kobalt, dan timah.
2. Bahan vital (golongan B)
Bahan galian ini dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Misalnya,
besi, mangan, bauksit, tembaga, imbal, seng, emas, platina,
perakbelerang, yodium, dan orundum.
3. Bahan biasa (golongan C)
Bahan galian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum.
Misalnya, asbes, kaolin, marmer, kapur, granit, asbes, tanah liat, dan
pasir.

B. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Alam


C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam pembangunan
D. Pemanfaatan sumberdaya alam dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan
E. Pemanfaatan, Efisiensi, Dan Reklamasi Lokasi Pertambangan
Efisiensi bahan tambang merupakan ukuran tingkat penggunaan
bahan tambang sesuai dengan kebutuhan. Efisiensi bahan tambang sangat
dibutuhkan karena jumlah bahan tambang yang terdapat di alam relatif
terbatas. Efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan
proses produksi secara maksimal sehingga menghasilkan sedikit limbah
yang terbuang.

66
Reklamasi pertambangan merupakan usaha untuk memperbaiki
kondisi lahan setelah aktivitas pertambangan selesai. Reklamasi tersebut
bertujuan untuk memperbaiki ekosistem lahan bekas tambang melalui
perbaikan kesuburan tanah dan penanaman lahan di permukiman. Selain itu,
reklamasi juga bertujuan menjaga agar lahan tidak labil dan lebih produktif
dari segi ekonomi dan lingkungan. Ketentuan reklamasi diatur dalam
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.

Sumber Daya Alam

67
A. Pengertian Dan Jenis Sumber Daya Alam
Adalah segala sesuatu yang terdapat di alam dan bermanfaat bagi
manusia. Sifat sumber daya alam :
1. Jenisnya terbatas
2. Tersebar tidak merata
3. Potensi disetiap daerah belum diketahui secara pasti
4. Sebagian sumber daya alam mengalami daur ulang
Pembagian sumber daya alam dapat digolongkan menjadi :
1. Berdasarkan kelestariannya :
a. Tidak dapat diperbaharui / unrenewable resources
b. Dapat diperbaharui / renewable resources, dengan cara :
■ Siklus : terjadi secara terus menerus
■ Reproduksi : melalui pengembangbiakan
2. Berdasarkan proses terbentuknya :
b. Fisik : karena proses alam. Contoh : mineral
c. Biotik : karena proses kehidupan. Contoh : mahluk hidup
d. Lingkungan : perpaduan antara fisik dan biotik. Contoh : pegunungan
3. Berdasarkan nilainya :
a. Ekonomis tinggi : diperlukan biaya besar untuk mendapatkannya.
Contoh : mineral
b. Ekonomis rendah : diperlukan biaya sedikit untuk mendapatkannya.
Contoh : pasir
c. Non ekonomis : tidak diperlukan biaya untuk mendapatkannya.
Contoh : udara dan panas matahari.
4. Berdasarkan bentuk pemanfaatannya :
a. Materi : dimanfaatkan bahan sumber daya alam
b. Hayati : berbentuk tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani)
c. Energi : dimanfaatkan sebagai energi
d. Ruang : dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan aktivitas manusia
e. Waktu : waktu

68
B. Pertanian
Adalah segala upaya manusia dalam bercocok tanam. Peningkatan
produksi pertanian dapat berupa ekstensifikasi (memperluas lahan),
diversifikasi (menanam lebih dari 1 jenis tanaman), rehabilitasi (mengganti
tanaman kurang produktif dengan yang produktif), mekanisasi (menggunakan
alat modern) dan intensifikasi (panca usaha tani : irigasi, pengolahan tanah,
bibit unggul, pupuk dan pemberantasan hama). Bentuk-bentuk pertanian di
Indonesia :
1. Sawah : pertanian dengan pengairan
a. Sawah irigasi : mendapat air secara teratur pada musim hujan
b. Sawah tadah hujan / berbandar langit : tergantung pada musim hujan
c. Sawah lebak : terdapat disekitar aliran sungai besar.
d. Sawah pasang surut : dari rawa-rawa karena dipengaruhi oleh
pasang surut air laut
2. Ladang / huma : bertani berpindah dengan cara membuka hutan
3. Kebun / pekarangan : bertani dengan memanfaatkan kebun / pekarangan
di sekitar rumah
4. Tegal : bertani tanpa pengairan
Hortikultura berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura
(budidaya),atau budidaya tanaman kebun. Hortikultura hanya mengolah
tanaman buah, bunga, sayuran, dan obat-obatan.
Ciri-ciri tanaman hortikultura :
1. Mudah busuk dan dibutuhkan dalam keadaan segar. Contoh : wortel,
bayam, asparagus, kol, sawi. kangkung, cabai, brokoli tomat, dan terong
2. Memiliki nilai estetika.Contoh : bunga gladiol, bunga sedap malam dan
bunga krisan
3. Pruduksi musiman.Contoh : langsat, rambutan, manggis , dan mangga
4. Memerlukan ruangan yang besar. Contoh : durian
5. Memiliki daerah penanaman yang sangat spesifik.Contoh : duku
Palembang, apel Batu dan rambutan Aceh

69
C. Peternakan
Adalah usaha pemeliharaan dan pembiakan ternak. Bentuk-bentuk
peternakan di Indonesia :
1. Peternakan hewan besar : hewan ukuran besar
2. Peternakan hewan kecil : hewan ukuran kecil
3. Peternakan unggas : khusus unggas

D. Perikanan
Adalah usaha pemeliharaan, penangkapan dan pembiakan ikan.
Bentuk-bentuk perikanan di Indonesia :
1. Perikanan darat : diusahakan di perairan darat
2. Perikanan laut : diusahakan di perairan laut

E. Kehutanan
Adalah lingkungan tempat tumbuhnya hewan dan tumbuhan. Fungsi
hutan seperti fungsi ekonomis (dimanfaatkan sumber daya alamnya), fungsi
hidrologis (penyimpan air), fungsi orologis (penyaring air dan menjaga erosi),
fungsi klimatologis (udara segar), fungsi estetis (keindahan) dan fungsi
strategis (pertahanan). Bentuk-bentuk hutan di Indonesia :
1. Menurut fungsinya :
a. Hutan produksi : penghasil sumber daya alam (kayu)
b. Hutan lindung : pelindung tanah dari erosi dan banjir
c. Hutan wisata : sebagai tempat rekreasi
d. Hutan suaka alam : untuk melindungi tumbuhan dan hewan langka
e. Hutan cadangan : untuk cadangan hutan yang lain
2. Menurut terjadinya :
a. Hutan alami : terjadi sendiri
b. Hutan buatan : terjadi karena ulah manusia
3. Menurut tumbuhannya :
a. Hutan heterogen : bermacam-macam tumbuhan
b. Hutan homogen : sejenis tumbuhan

70
4. Menurut iklim :
a. Hutan hujan tropis : di daerah tropis
b. Hutan musim : tergantung musim
c. Sabana dan stepa : padang rumput disertai semak dan tidak disertai
semak
5. Menurut bentuk daunnya :
a. Hutan berdaun jarum
b. Hutan berdaun lebar

F. Pertambangan
Adalah usaha mengambil mineral-mineral yang berguna bagi manusia.
Kegiatan penambangan meliputi observasi (pengamatan), eksplorasi
(penyelidikan geologis), dan eksploitasi (pengusahaan). Ada 3 cara
penambangan yaitu terbuka (di permukaan bumi), tertutup (jauh dari
permukaan bumi), dan pengeboran (untuk minyak dan gas alam). Jenis
barang tambang :
1. Bahan galian strategis (A) : penting bagi pertahanan, keamanan dan
perekonomian negara. Contoh : minyak bumi dan batubara
2. Bahan galian vital (B) : menyangkut hajat hidup orang banyak. Contoh :
emas dan perak
3. Bahan galian biasa (C) : untuk keperluan industri. Contoh : pasir dan batu

G. Perdagangan
Terjadi karena perbedaan iklim dan tanah, sumber daya alam,
kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi dan industri. Jenis -jenis
perdagangan :
1. Dalam negeri : dilakukan antar kota, antar desa dan antar pulau
(perdagangan interinsuler). Terdiri dari perdagangan kecil dan sedang.
2. Luar negeri : dilakukan antar negara / perdagangan besar.

H. Perhubungan Dan Pengangkutan

71
1. Perhubungan dan pengangkutan darat, melalui jalan, sungai dan danau
2. Perhubungan dan pengangkutan laut. Terdiri dari pelayaran samudra,
nusantara, khusus (mengangkut barang), lokal, perintis (daerah terpencil)
dan interseluler (antar pulau)
3. Perhubungan dan pengangkutan udara. Terdiri dari penerbangan
domestik (dalam negeri), internasional dan perintis (daerah terpencil)

I. Pariwisata
Piknik : perjalanan dekat dan < 12 jam. Tur : perjalanan jauh dan > 24
jam. Darmawisata : tujuan bersenang-senang. Karyawisata : tujuan
pekerjaan. Widyawisata : tujuan belajar. Jenis-jenis pariwisata :
1. Berdasarkan letak geografis : lokal, nasional dan internasional
2. Berdasarkan tujuan perjalanan : pekerjaan, pendidikan dan berlibur
3. Berdasarkan obyek pariwisata : budaya, kesehatan, olahraga, politik dan
agama
4. Berdasarkan alat pengangkutnya : darat, air dan udara
5. Berdasarkan jumlah orang : perseorangan dan kelompok

Ketahanan Pangan Industri dan Energi

A. Ketahanan pangan, bahan industri, serta energi baru dan terbarukan

72
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan dari segi
kualitas dan kuantitas yang merata dan terjangkau. Bahan industri
merupakan material dasar yang digunakan untuk kegiatan akhir industri.

B. Potensi dan persebaran sumber daya pertanian, perkebunan, perikanan,


dan peternakan untuk ketahanan pangan nasional
C. Potensi dan persebaran sumber daya untuk penyediaan bahan industri
D. Potensi dan persebaran sumber daya untuk penyediaan energi baru dan
terbarukan.
E. Pengelolaan sumber daya dalam penyediaan bahan pangan, bahan
industri, serta energi baru dan terbarukan di Indonesia

Dinamika Kependudukan di Indonesia

A. Faktor dinamika Kependudukan

73
B. Proyeksi kependudukan
C. Mobilitas penduduk dan tenaga kerja
D. Kualitas penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia
E. Bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
F. Permasalahan yang diakibatkan dinamika kependudukan
G. Sumberdata kependudukan
H. Pengolahan dan analisis data kependudukan

I. Pertumbuhan Penduduk
Adalah perubahan jumlah penduduk karena kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk.
Rumus, Pn = Po + (L - M) + (I - E)
Ada 2 cara menghitung petumbuhan penduduk :
1. Pertumbuhan aritmatik bila jumlah pertambahan penduduk sama setiap
tahun.
Pn = Po (1 + r n)

r=

2. Pertumbuhan geometrik bila pertambahan penduduk berdasarkan bunga


majemuk.
Pn = Po (1 + r)n

r=

3. Pertumbuhan ganda / the law of seventy

Pn = + Tahun awal

Pn = jumlah penduduk pada tahun akhir


Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu dalam tahun

74
J. Kelahiran / Fertilitas / Natalitas / Birth
Faktor yang mendorong kelahiran / pronatalitas : Kawin usia muda,
penilian yang tinggi terhadap anak dan rendahnya tingkat kesehatan (banyak
bayi meninggal cenderung membuat orang tua memilih banyak anak)
Faktor yang menghambat kelahiran / anti natalitas : pelaksanaan
program KB, penundaan usia kawin, UU perkawinan No 1 1974 tentang batas
usia perkawinan pria usia 19 tahun dan wanita usia 16 tahun, adanya
pembatasan tunjangan bagi pegawai negeri, anak merupakan beban bagi
orang tua dan bertambahnya wanita karir. Ada 3 cara menghitung jumlah
kelahiran :
1. Tingkat Kelahiran Kasar / Crude Birth Rate (CBR)

CBR =

2. Tingkat Kelahiran Khusus Menurut Kelompok Umur / Age Spesipic


Fertility Rate (ASFR)

ASFR =

Klasifikasi kelahiran :
a. Tinggi = tingkat kelahiran lebih dari 30
b. Sedang = tingkat kelahiran 20 - 30
c. Rendah = tingkat kelahiran kurang dari 20
3. Tingkat Kelahiran Total / Total Fertility Rate (TFR)
TFR = 5 x ASFR

K. Kematian / Mortality / Death


Faktor pendorong kematian / promortalitas : fasilitas kesehatan belum
memadai, bencana alam, peperangan, dan kecelakaan dan kurang sadarnya
masyarakat akan pentingnya kesehatan
Faktor penghambat kematian / antimortalitas : fasilitas kesehatan yang
baik, lingkungan yang bersih dan teratur dan tingkat kesadaran masyarakat
yang tinggi akan pentingnya kesehatan. Ada 3 cara menghitung jumlah
kematian
75
1. Tingkat Kematian Kasar / Crude Death Rate (CDR)

CDR =

2. Tingkat Kematian Khusus Menurur Umur / Age Specific Death Rate


(ASDR)

ASDR =

Klasifikasi kematian :
a. Tinggi = tingkat kematian lebih dari 20
b. Sedang = tingkat kematian 10 - 20
c. Rendah = tingkat kematian kurang dari 10
3. Tingkat Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

IMR =

Klasifikasi kematian bayi :


a. Sangat tinggi lebih dari 125
b. Tinggi 75 – 125
c. Sedang 35 – 75
d. Rendah kurang dari 35

L. Mobilitas Penduduk
Adalah gerak penduduk dari satu unit geografi ke unit geografi lain. Ada
2 jenis mobilitas penduduk :
1. Mobilitas permanen adalah gerak untuk menetap (contoh : migrasi)
Macam-macam mobilitas permanent :
a. Imigrasi : penduduk masuk ke suatu negara
b. Emigrasi : penduduk keluar dari suatu negara
c. Remigrasi / repatriasi : kembali ke negara asal
d. Transmigrasi : dari propinsi / pulau ke propinsi / pulau lain
■ Transmigrasi umum : pelaksanaan dan biaya ditanggung
pemerintah
■ Transmigrasi bedol desa : seluruh penduduk dan perangkat desa

76
■ Transmigrasi lokal : suatu daerah ke daerah lain dalam satu
propinsi
■ Transmigrasi spontan : transmigrasi atas kemauan sendiri
■ Transmigrasi swakarsa : seperti spontan tapi pelaksanaannya
diberi petunjuk, bimbingan dan pembinaan dari pemerintah.
e. Urbanisasi : dari desa ke kota / kota kecil ke kota besar
f. Ruralisasi : dari kota ke desa
g. Evakuasi : perpindahan untuk menghindari bahaya
2. Mobilitas non permanen adalah gerak tidak untuk menetap, ada 2 jenis :
a. Sirkulasi : menginap untuk sementara.
b. Komutasi : tanpa menginap
Faktor pendorong urbanisasi / daya tolak desa : tanah di desa semakin
sempit, lapangan kerja di desa terbatas, upah tenaga kerja rendah dan
kurangnya sarana dan prasarana di desa
Faktor penarik urnbanisasi / daya tarik kota : lowongan pekerjaan di
kota banyak, upah tenaga kerja di kota tinggi, tersedianya sarana dan
prasarana di kota dan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan
IPTEK

M. Piramida Penduduk
Ada 3 jenis piramida penduduk :
1. Piramida penduduk muda (ekspansif), dengan ciri :
a. Jumlah penduduk muda lebih banyak daripada jumlah penduduk tua
b. Jumlah kelahiran lebih banyak daripada jumlah kematian
c. Terdapat di negara berkembang dengan bentuk piramida berupa
kerucut.
2. Piramida penduduk tetap (stasioner), dengan ciri :
a. Jumlah penduduk muda sama dengan jumlah penduduk tua
b. Jumlah kelahiran sama dengan jumlah kematian
c. Terdapat di negara maju dengan bentuk piramida berupa granat
3. Piramida penduduk tua (konstruktif), dengan ciri :

77
a. Jumlah penduduk tua lebih banyak daripada jumlah penduduk muda
b. Jumlah kematian lebih banyak daripada jumlah kelahiran
c. Terdapat di negara yang mengalami kehancuran dengan bentuk
piramida berupa batu nisan

N. Perkawinan / Nupsialitas
Ada 2 jenis perkawinan :
1. Monogami adalah perkawinan dengan satu suami / istri
2. Poligami adalah perkawinan dengan banyak suami (poliandri) / istri
(poligini)

O. Teori Pertumbuhan Penduduk (Malthus)


Pertumbuhan penduduk berkembang seperti deret ukur (1, 2, 4, 6, 8 ) dan
jumlah makanan berkembang seperti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5 )

P. Perhitungan Jumlah Penduduk


Dilakukan dengan tiga cara :
No Indikator Sensus Survey Regristasi
1. Cakupan semua sebagian yang
penduduk sebagai sampel bersangkutan
2. Waktu Periodik setiap saat terus menerus
pelaksanaan (10 tahun)
3. Data yang topik tetap topik tidak tetap kawin, cerai,
dikumpulkan adopsi
4. Pelaksanaan didatangi didatangi mendatangi

Sensus di Indonesia dimulai tahun 1961, 1971, 1980,1990, 2000, 2010


Jenis sensus ada dua yaitu:
1. De facto adalah berdasarkan dia berada saat sensus
2. De jure adalah berdasarkan rumah asal
Metode sensus ada dua cara yaitu:

78
1. Canvasser adalah pencacahan oleh petugas (di negara berkembang)
2. House holder adalah pencacahan sendiri (di negara maju)

Q. Transisi Demografi
Adalah perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan (kelahiran dan
kematian) tinggi ke tingkat pertumbuhan (kelahiran dan kematian) rendah.

R. Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja


1.Tenaga kerja : penduduk usia kerja
2.Angkata kerja : tenaga kerja yang sudah / sedang mencari kerja
3.Pengangguran : angkatan kerja yang sedang mencari kerja
a. Pengangguran terbuka : tidak bekerja
b. Setengah pengangguran : bekerja tapi tidak sesuai dengan
kebutuhan
c. Pengangguran tidak kentara : bekerja tetapi produktivitasnya tidak
maksimal

S. Angka Ketergantungan / Depency Ratio

DR =

1. Non Produktif adalah anak (<14 th) dan tua (>65 th)
2. Produktif adalah dewasa (15 -64 tahun)

T. Komposisi Sex / Sex Ratio

SR =

Klasifikasi sex rasio :


1.Kurang dari 100 artinya jumlah wanita lebih banyak daripada pria
2.Sama dengan 100 artinya jumlah wanita sama dengan pria
3.Lebih besar dari 100 artinya jumlah pria lebih banyak daripada wanita

U. Kepadatan Penduduk
79
1.Kepadatan penduduk aritmatik =

2.Kepadatan penduduk agraris =

3.Kepadatan penduduk fisiografis =

4.Kepadatan penduduk kasar =

Keragaman Budaya Indonesia

A. Pengaruh Faktor Geografis Terhadap Keragaman Budaya di Indonesia


B. Persebaran Keragaman Budaya di Indonesia
C. Pembentukan Kebudayaan Nasional
D. Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia dalam
Bidang Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
E. Kebudayaan Indonesia Sebagai Bagian Dari Kebudayaan Global

80
Mitigasi Bencana Alam

A. Jenis dan Karakteristik Bencana Alam


B. Siklus Penanggulangan Bencana
C. Persebaran Wilayah Rawan Bencana Alam di Indonesia
D. Lembaga-Lembaga yang Berperan dalam Penanggulangan Bencana
Alam
E. Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Alam di Indonesia

81
Konsep Wilayah dan Tata Ruang

A. Konsep Wilayah dan Tata ruang


Terdapat beberapa istilah dalam konsep wilayah, antara lain:
1. Daerah merupakan tempat dengan batasan-batasan administrasi
pemerintahan. Misalkan daerah propinsi jawa timur.
2. Kawasan merupakan bagian di permukaan bumi yang difungsikan untuk
hal tertentu. Misalnya kawasan pemukiman yang difungsikan untuk
membangun rumah.
3. Wilayah (region) merupakan suatu bagian di permukaan bumi yang
memiliki ciri khusus sehingga dapat dibedakan dengan wilayah-wilayah

82
yang lain. Misalnya wilayah tropis yang memiliki ciri curah hujan dan suhu
tinggi.
4. Perwilayahan (regionalisasi) merupakan proses pengelompokan wilayah
berdasarkan persamaan ciri fisik dan sosial. Perwilayahan dapat
dikelompokkan berdasarkan konsep homogenitas (fungsional) dan
heterogenitas (formal)

B. Pembagian Wilayah
1. Wilayah formal (uniform) merupakan wilayah yang didasarkan pada
kriteria persamaan fisik dan sosial. Persamaan fisik meliputi topografi,
jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya wilayah karst. Selanjutnya
persamaan sosial meliputi suku, ras, dan adat istiadat. Misalnya wilayah
suku Banjar.
2. Wilayah fungsional (nodal) merupakan wilayah yang saling berhubungan
secara fungsional. Misalnya wilayah JaBoDeTaBek.

C. Dasar Perwilayahan
1. Generalisasi wilayah
Generalisasi wilayah merupakan proses pembagian permukaan bumi
tertentu menjadi beberapa bagian. Generalisasi dilakukan dengan
menyamakan beberapa unsur sehingga menyebabkan hilangnya
beberapa faktor yang dianggap kurang penting atau kurang sesuai. Hal
ini ditujukan untuk menampakkan karakter-karakter tertentu yang ingin
ditonjolkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam generalisasi
wilayah adalah skala peta yang digunakan dan tujuannya. Jika skala yang
digunakan makin besar maka makin kecil generalisasi wilayah yang
dilakukan. Apabila skala yang digunakan kecil, maka semakin besar
generalisasinya. Selain skala, generalisasi wilayah juga dipengaruhi oleh
tujuan perwilayahan. Untuk tujuan yang memerlukan data yang tidak
terlalu detail, maka generalisasi yang dilakukan lebih kecil. Sedangkan
untuk data-data yang lebih spesifik maka generalisasinya lebih besar.

83
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai kenampakan yang ada di
wilayah tersebut.
2. Klasifikasi wilayah
a. Core Region merupakan wilayah inti yang biasanya berupa daerah
metropolitan yang terdiri atas dua atau lebih kota-kota yang
berkelompok. Misalnya, Kota Jakarta.
b. Development Axes (poros pembangunan) merupakan daerah yang
menghubungkan dua atau lebih core region. Biasanya berupa jalur
memanjang di koridor transportasi. Misalnya, jalur transportasi yang
menghubungkan Kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
c. Resource Frontier Region merupakan suatu wilayah baru yang mulai
berkembang dan nantinya akan menjadi daerah yang produktif.
Daerah ini biasanya terletak jauh dari core region. Misalnya, daerah
transmigrasi, kawasan industri, daerah perkebunan, dan lain
sebagainya.
d. Depresed Region (daerah tertekan) merupakan suatu daerah yang
mengalami penurunan tingkat ekonominya dan daerahnya sulit untuk
berkembang. Daerah ini biasanya tertekan secara sosial
dan ekonomi, sehingga cenderung menjadi daerah yang tertinggal
dibandingkan dengan daerah lainnya.
e. Special Problem Region merupakan daerah yang terletak pada
lokasi khusus dengan karakteristik tertentu. Misalnya, daerah
perbatasan, daerah cagar purbakala, perumahan militer, dan lain
sebagainya.

D. Manfaat perwilayahan
1. Memantau perubahan di setiap wilayah.
2. Memeratakan pembangunan di semua daerah.
3. Mengurutkan dan menyederhanakan informasi keruangan.
4. Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap
daerah.

84
E. Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah
F. Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kota
G. Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah

H. Penggolongan Wilayah
Wilayah digolongkan menjadi :
1. Berdasarkan tipe :
a. Wilayah formal / homogenitas / uniform : wilayah geografi yang
memiliki kesamaan ciri fisik, sosial dan politik. Contoh : wilayah iklim
tropis, wilayah kepadatan penduduk rendah, dll
b. Wilayah fungsional / heterogenitas / nodal / polarized : wilayah
geografi yang memiliki hubungan fungsional dan interdependensi
(ketergantungan) antar wilayah. Contoh : wilayah pusat kota dan
daerah pinggiran yang saling membutuhkan. Wilayah kota terdiri dari
komponen :
■ Nodus : inti / pusat kota (city)
■ Internal area : hinterland
■ Eksternal area : jalur penghubung antara kota wilayah pemasok
kebutuhan kota tersebut
2. Berdasarkan konsep :
a. Uniform : wilayah yang memiliki keseragaman ciri. Contoh : wilayah
pertanian
b. Nodal : wilayah yang diatur oleh pusat kegiatan yang saling
berhubungan. Contoh : wilayah kota metropolitan
c. Generic : wilayah yang menekankan pada jenis. Contoh : wilayah
iklim
d. Specific : wilayah tunggal yang mempunyai ciri-ciri geografi khusus.
Contoh : wilayah Asia Tenggara
3. Berdasarkan jumlah :

85
a. Singgle topic : satu macam kreteria. Contoh : wilayah curah hujan
b. Combined topic : gabungan kreteria dalam satu topik. Contoh :
wilayah iklim
c. Multiple topic : beberapa topik yang berbeda. Contoh : wilayah
pertanian
d. Total : menggunakan semua unsur wilayah. Contoh : wilayah
administrasi
e. Compagne : aktivitas manusia yang menonjol. Contoh : wilayah
perencanaan

I. Metode Penentuan Batas Wilayah


1. Metode penentuan batas-batas wilayah formal :
a. Metode bilangan indeks tertimbang : mempertimbangkan beberapa
kreteria. Contoh : wilayah perekonomian rendah menggunakan
kreteria jumlah pengangguran dan pendapatan perkapita.
b. Metode analisis faktor : menggunakan beberapa faktor dan kreteria.
Contoh : wilayah perekonomian tinggi memakai faktor industri dan
ekonomi yang memiliki beberapa kreteria
2. Metode penentuan batas-batas wilayah fungsional :
a. Analisa arus / flow : intensitas interaksi antar wilayah dngan teori
grafik milik Kansky
b. Analisis gravitasi : perbandingan jumlah penduduk dan jarak antar
wilayah milik Reilly

J. Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang perkembangannya
sangat pesat dan dapat mempengaruhi perkembangan daerah sekitar. Pusat
pertumbuhan dapat terjadi jika wilayah pusat mampu mendorong
pertumbuhan daerah sekitar dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu,
perkembangan pusat pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi,
SDA, SDM dan fasilitas penunjang.

86
Pusat pertumbuhan memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial,
antara lain:
1. Meningkatnya status sosial
2. Perubahan perilaku masyarakat
3. Meningkatnya arus informasi antar wilayah
4. Terjadinya perpaduan budaya akibat interaksi
5. Munculnya motivasi penduduk untuk beradaptasi terhadap perubahan
sosial

K. Teori Dasar Pusat Pertumbuhan


1. Teori tempat yang sentral oleh Walter Cristaller
Pusat pertumbuhan muncul di daerah pusat pelayanan yang
memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah maksimum. Syarat
suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan adalah :
a. Topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang
mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam
hubungan dengan jalur pengangkutan
b. Ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi
primer
Ada tiga jenis teori tempat sentral :
a. K 3 jika wilayah pusat berupa pasar yang optimal
b. K 4 jika wilayah pusat berupa lalu lintas yang optimal
c. K 7 jika wilayah pusat berupa administratif yang optimal
2. Kutub pertumbuhan oleh Perroux
Pusat pertumbuhan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan
dan intensitas yang berbeda
3. Teori polarisasi ekonomi oleh Gunar Myrdal
Setiap daerah mempuyai pusat pertumbuhan dan daya tarik terhadap
daerah pinggiran.

L. Pusat Pertumbuhan Wilayah Indonesia

87
1. Wilayah A pusat di medan, wilayah aceh, sumatra utara dan sumatra
barat
2. Wilayah B pusat di jakarta, wilayah sematra selatan, bangka belitung,
bengkulu, jawa barat, jawa tengah dan kalimantan barat
3. Wilayah C pusat di surabaya, wilayah jawa timur, bali dan kalimantan
4. Wilayah D pusat di makasar, wilayah sulawesi, nusa tenggara, maluku
dan irian jaya

M. Pengaruh Pusat Pertumbuhan


1. Bidang ekonomi :
a. Tempat pengolahan dan penampung SDA dan SDM
b. Berkembangnya pusat kegiatan ekonomi
c. Terciptanya lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat
meningkat
d. Munculnya badan usaha dan perbankan
2. Sosial Budaya
a. Perubahan orientasi sistem mata pencaharian
b. Arus informasi yang terbuka

Interaksi Keruangan Desa Dan Kota

A. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Desa dan Kota.


B. Pola dan Faktor-Faktor Interaksi Desa dan Kota.
C. Usaha Pemerataan Pembangunan Di Desa dan Kota.
D. Dampak Perkembangan Kota Terhadap Masyarakat Desa dan Kota.
E. Perbedaan Desa Dan Kota
88
No Karakteristik Desa Kota
1 Struktur agraris dan homogen non agraris dan
perekonomian heterogen
2 Kehidupan tergantung alam dan tidak tergantung alam
masyarakat musim dan musim
3 Kepadatan penduduk tidak padat padat
4 Lembaga terbatas dan sederhana kompleks dan banyak
pemerintahan
5 Sifat masyarakat gemmeinschaft / gesselschaft /
paguyuban patembayan
6 Perkembangan sosial lambat cepat
7 Agama dan adat tinggi rendah
istiadat
8 Status sosial stabil tidak stabil

F. Desa
Adalah kesatuan jaringan kehidupan manusia yang jarang dan
homogen. Bahasa sansekerta deshi : tanah kelahiran. Aceh menyebut
gampong, sunda menyebut kampung, tapanuli menyebut huta, sumatra barat
menyebut nagari, bali menyebut banjar dan sulawesi utara menyebut wanus.
Unsur-unsur desa : daerah, penduduk dan tata kehidupan.

G. Potensi Desa
1. Potensi fisik : meliputi tanah, air, iklim, peternakan, pertanian dan
tenaga kerja
2. Potensi non fisik : sikap gotong royong, lembaga-lembaga sosial dan
administrasi desa

H. Jenis Desa
1. Berdasarkan aktivitas penduduk : agraris, industri dan nelayan
2. Berdasarkan perkembangan masyarakat :
No Ciri-ciri Swadaya Swakarya Swasembada

89
Tingkat
1 tradisional peralihan berkembang
perkembangan
belum mampu mampu
2 Pemerintahan
mampu mengurusi mengurusi
Tingkat mulai
3 rendah tinggi
pendidikan berkembang
Mata beraneka jasa dan
4 petani
pencaharian ragam perdagangan
Adat istiadat
Tidak
5 dan kuat peralihan
mengikat
kepercayaan
3. Berdasarkan luas wilayah : terkecil (< 2 km2), kecil (2 - 4 km2), sedang
(4 - 6 km2), besar (6 - 8 km2) dan terbesar (8 -10 km2)
4. Berdasarkan kepadatan penduduk : terkecil (< 100 jiwa / km2), kecil
(100 - 500 jiwa / km2), sedang (500 - 1500 jiwa / km2), besar (1500 -
3000 jiwa / km2) dan terbesar (3000 - 4500 jiwa / km2)

I. Pola Persebaran Pemukiman Desa


Pola persebaran desa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : letak
desa, keadaan iklim, kesuburan tanah, tata air, keadaan ekonomi dan
budaya penduduk
1. Linier : memanjang di sepanjang jalan, rel kereta api, sungai dan pantai
2. Radial : melingkar di lereng gunung
3. Tersebar : tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata, topografi
kasar dan di daerah kapur
4. Memusat : mengelilingi fasilitas umum yang banyak digunakan
penduduk

J. Fungsi Desa
1. Hinterland : penyokong / penyuplai kebutuhan masyarakat kota

90
2. Segi ekonomi : penghasil tenaga kerja dan bahan mentah industri

K. Kota
Adalah kesatuan jaringan kehidupan manusia yang padat dan
heterogen. Istilah-istilah dalam kota : City : pusat kota. Urban : daerah
perkotaan. Sub urban / foubourgh : daerah penglaju. Sub urban fringe :
peralihan desa ke kota. Urban fringe : batas luar kota. Rural urban fringe :
daerah antara desa dengan kota. Town : kabupaten.

L. Jenis Kota
1. Berdasarkan jumlah peduduk : megapolitan (> 5 juta), metropolitan (1 -
5 juta), besar (500 - 1 juta orang ), sedang (100 - 500 ribu orang) dan
kecil (20 - 100 ribu orang)
2. Berdasarkan tingkat perkembangan : eopolis (desa menjadi kota), polis
(kota bersifat agraris), metropolis (kota bersifat industri), megalopolis
(gabungan metropolis), tryanopolis (kota kejam) dan nekropolis (kota
menuju keruntuhan)

M. Fungsi Kota
1. Pusat produksi : pemasok bahan produksi. Contoh : Bontang
2. Pusat perdagangan : pusat perdagangan domestik maupun
mancanegara. Contoh : Jakarta
3. Pusat pemerintahan : ibu kota negara. Contoh : Jakarta
4. Pusat kebudayaan : memiliki banyak kebudayaan. Contoh : Yokyakarta
5. Pusat kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Contoh : Cipanas

N. Pola Keruangan Kota


1. Inti kota (core of city) / Pusat daerah kegiatan (PDK) / Central bussiness
district (CBD) : pusat kegiatan ekonomi, politik dan budaya

91
2. Selaput inti kota / integument : daerah luar inti kota sebagai akibat dari
tidak tertampungnya kegiatan dalam kota. Perkembangan selaput inti
kota menimbulkan:
a. Sentralisasi : pengelompokan daerah menjadi PDK utama
b. Nukleasi : pembentukan PDK yang lebih kecil
c. Desentalisasi : gejala untuk menjauhi titik utama
d. Segregasi : kelompok perumahan yang terpisah karena perbedaan
sosial, ekonomi dan budaya
3. Kota satelit : daerah yang memiliki sifat perkotaan dan memiliki daya
dukung terhadap kehidupan kota
4. Sub Urban : daerah sekitar pusat kota yang berfungsi sebagai
pemukiman dan manufaktur

O. Teori Pola Keruangan Kota


1. Teori konsentris (Ernest W. Burgess) : terdiri dari 5 zona yang melingkar
yaitu zona PDK, zona peralihan, zona pemukiman kelas pekerja, zona
pemukiman kelas menengah dan zona penglaju

2. Teori sektoral (Hommer Hoyt) : unit kegiatan di kota membentuk sektor


yang sifatnya bebas.

92
3. Teori inti ganda (Haris dan Ullman) : kota merupakan suatu inti yang
berdiri sendiri.

P. Struktur Kawasan Metropolis


1. Menyebar

Karakteritik

93
a. Metropolis menyebar terbentuk dengan mengembangkan
pertumbuhan pada bagian pinggiran kota.
b. Pusat kota paling jarang penduduknya
c. Kota lama dibangun kembali dengan kepadatan penduduk yang
lebih rendah
d. Prasarana sosial ekonomi dari pusat kota yang lama disebar
e. Memerlukan kendaraan pribadi dalam transportasi dan  komunikasi
untuk menjembatani jarak
2. Galaktika

Karakteritik
a. Terbentuk dari permukiman kota yang kecil
b. Berpenduduk rapat dan padat
c. Dipisahkan sejauh beberapa kilometer oleh kawasan pertanian
yang rendah sekali kepadatan penduduknya atau tidak
berpenduduk
d. Kegiatan sosial ekonomi terbagi menjadi berbagai unit kecil
e. Arus lalu lintas menyebar tetapi kemudian akan memusat menuju
pusat permukiman atau CBD
3. Memusat

94
Karakteritik
a. Kegiatan sosial ekonomi yang tinggi mempunyai kepadatan
penduduk yang tinggi di puat kota
b. Banyak penduduk yang tinggal di apartemen, rumah susun dan
sebagainya
c. Sistem lalu lintas lebih khusus dengan berbagai model transportasi 
d. Alat transportasi umum lebih diperlukan daripada kendaraan
pribadi
e. Diperlukan juga jalan bebas kendaraan (pedestrian), jalan untuk
pejalan kaki disamping jalan raya (sidewalks) dan sabuk luncur
(flying belt).
f. Tingkat jangkauan sangat tinggi ke berbagai kegiatan khusus
maupun ke alam terbuka dan pedesaan dipinggir kota
g. Kota sebagai tempat pertemuan secara periodic
h. Mudahnya pelayanan dan transportasi yang efisien akibat
penduduk yang banyak
i. Terdapat suatu tingkatan tertentu dimana kepadatan penduduk
yang sangat tinggi akan menyulitkan komunikasi antar penduduk

4. Bintang

Karakteritik
a. Mempunyai pusat kota utama

95
b. Pola kepadatan penduduk pada wilayah pusat berbentuk bintang
dengan perpanjangan beberapa bagian kota yang linear seperti
lengan di alam terbuka
c. Inti kota utama sebagai pusat kota yang dikelilingi oleh banyak kota
kedua yang terletak sepanjang lengan-lengan yang linear tersebut
d. Lengan-lengan kota metropolitan ini mempunyai kepadatan
penduduk yang sedang
e. Pertumbuhan dapat berlangsung ke luar dari lengan-lengan
f. Perubahan-perubahan dapat dilakukan dengan mudah 
g. Tersedianya lahan pertanian (alam terbuka) dapat mendukung
perkembangan kawasan linear tersebut
5. Cincin

Karakteritik
a. Kawasan yang jarang penduduknya terdapat ditengah kota (pusat
kota)
b. Kepadatan yang tinggi terdapat disekeliling tengah kota sehingga
bentuk ini menyerupai cincin
c. Pergerakan lalu lintas utama juga berbentuk cincin dan dibantu
oleh beberapa jalur yang menuju ke CBD
d. Bentuk kota seperti ini banyak terdapat di Belanda, misalnya kota
Haarlem, Amsterdam, Utrecht, Rotterdam dan sebagainya

96
Q. Interaksi Desa Kota
Faktor penyebab timbulnya interaksi desa kota menurut Edward Ullman :
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) :
wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda dari segi
kualitas dan kuantitas
2. Kesempatan untuk berintervansi (intervening opportunity) : adanya
perantara yang dapat menghambat interaksi dan adanya sumber daya
pengganti
3. Kemudahan pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability)

R. Teori Interaksi

1. Teori gravitasi oleh W. J. Reilly. IAB =

PA dan PB = jumlah penduduk A dan B, DAB = jarak kota A dan B

2. Teori mobilitas penduduk / migrasi. KS =

KS = koefisien serap, m = migrasi, n = jumlah tahun, J = jarak

3. Teori titik henti. THAB =

JAB = jarak kota A dan B, PA = penduduk besar, PB = penduduk kecil

4. Teori grafik oleh Kansky. IK =

97
Pemanfaatan Penginderaan Jauh

A. Komponen Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh merupakan teknik mendapatkan informasi tentang
gejala di permukaan bumi dengan menggunakan alat tanpa berhubungan
langsung dengan objek. Penginderaan jauh dapat dilakukan dengan bantuan
beberapa komponen seperti gambar berikut ini.

98
1. Sumber tenaga merupakan sinar yang digunakan untuk menyinari obyek
dan memantulkannya pada sensor. Terdapat 2 jenis sumber tenaga
dalam penginderaan jauh, yaitu:
a. Sitem pasif, berupa sinar alami. Misalnya: matahari, bulan, dan lava.
b. Sistem aktif, berupa sinar buatan manusia. Misalnya: blitz pada
kamera dan api pada hutan yang dibakar.
Sumber tenaga dipengaruhi oleh waktu penyinaran, relief dan keadaaan
cuaca.
2. Jendela atmosfer merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang
dapat mencapai bumi
3. Objek merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam
penginderaan jauh. Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi akan
terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah
akan terlihat gelap pada citra
4. Wahana merupakan kendaraan pengangkut sensor. Terdapat 2 wahana
dalam penginderaan jauh, yaitu:
a. Wahana dengan ketinggian < 18.000 m. Misalnya: pesawat,
helikopter, drone, boom dan balon stratosfer
b. Wahana dengan ketinggian > 40.000.000 m. Misalnya: satelit.
5. Sensor merupakan alat perekam. Terdapat 2 sensor dalam penginderaan
jauh, yaitu:
a. Sensor fotografik / kimiawi
Berupa kamera pada pesawat udara dan satelit. Memiliki
keuntungan cara sederhana, tidak terlalu mahal dan resolusi spasial
baik.
b. Sensor elektromagnetik
Berupa sinyal dengan pemrosesan komputer
Alat dalam sensor :
a. Magnetometer berguna untuk mengumpulkan data yang berupa
variasi daya magnet

99
b. Gravimeter berguna untuk mengumpulkan data yang berupa variasi
daya magnet
c. Sonar berguna untuk mengumpulkan data tentang distribusi
gelombang dalam air
d. Mikrofon berguna untuk mengumpulkan / menangkap gelombang
bunyi di udara
e. Kamera berguna untuk mengumpulkan data variasi distribusi tenaga
elektromagnetik yang berupa sinar
6. Produk merupakan data yang diperoleh dari penginderaan jauh. Produk
dapat berupa citra dan data digital.

B. Hasil Penginderaan Jauh


Hasil akhir dari penginderaan jauh adalah citra. Citra merupakan
gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera / tampak
langsung pada hasil cetakan. Berdasarkan spektrum elektromagnetik, citra
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Citra foto
Citra foto merekam dengan kamera secara serentak dan menggunakan
tenaga tampak.Citra foto, dihasilkan oleh sensor berupa kamera.
Berdasarkan spektrum elektromagnetik, citra foto dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:
a. Ultraviolet (0,3 - 0,4 µm) dengan warna ungu, berfungsi untuk:
■ Mendeteksi tumpahan minyak di laut
■ Membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan aspal, dan
batuan kapur
■ Mendeteksi dan memantau sumber daya air
b. Ortokromatik (0,4 - 0,5 µm) dengan warna biru - hijau, berfungsi
untuk:
■ Penelitian daerah pantai

100
■ Penelitian vegetasi
c. Foto pankromatik / konvensional (0,4 - 0,7 µm) dengan warna merah
- ungu, berfungsi untuk:
■ Penafsiran jumlah dan agihan penduduk
■ Studi lalu lintas, kualitas perumahan, jalur transportasi dan
pemilihan letak bangunan
■ Pengenalan jenis dan jumlah produksi tanaman
d. Foto infrared (0,7 - 3 µm) dengan warna merah, berfungsi untuk
membedakan tanaman yang sehat dan sakit
2. Citra non foto
Citra non foto merekam dengan sistem penyiaman / scaning secara
bertahap. Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra
non foto dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Citra infrared termal, menggunakan spectrum inframerah termal
yang memanfaatkan perbedaan suhu
b. Citra gelombang mikro dan radar, menggunakan spectrum
gelombang mikro / radar
Citra foto dan non foto memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

C. Bagian Foto Udara

101
1. Tanda fidusial
Terdiri dari 4 tanda anak panah pada bagian tepi. Tanda ini berfungsi
untuk menentukan titik prinsipal (titik potong dalam mencari daerah
tampalan / tumpang tindih pada foto udara selanjutnya)
2. Nomor seri
Contoh : VII/320/XVI-25. VII/320 menunjukkan nomor regristrasi. XVI
menunjukkan nomor jalur terbang. 25 menunjukkan nomor foto
3. Tanda tepi terdiri dari:
a. Altimeter merupakan alat yang menunjukkan ketinggian
b. Jam merupakan alat yang menunjukan orientasi melalui arah dan
panjang bayangan
c. Waterpass merupakan alat yang menunjukan foto diambil secara
vertikal / tidak
d. Panjang fokus kamera

a. Berdasarkan sumbu kamera :


■ Foto vertikal : tegak lurus terhadap permukaan bumi
■ Foto condong : menyudut terhadap garis tegak lurus ke
permukaan bumi
b. Berdasarkan jenis kamera :
■ Foto tunggal : satu kamera untuk tiap daerah liputan
■ Foto jamak : beberapa foto untuk daerah dan waktu yang sama
c. Berdasarkan warna yang digunakan :
■ False colour : warna semu / tidak sama dengan aslinya
■ True colour : wrna asli / sama seperti aslinya
1. Citra Non Foto, dihasilkan oleh sensor bukan kamera, terdiri dari :
a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan :

102
■ Citra infrared termal : menggunakan spectrum inframerah termal
yang memanfaatkan perbedaan suhu
■ Citra gelombang mikro dan radar : menggunakan spectrum
gelombang mikro / radar
b. Sensor yang digunakan :
■ Citra tunggal : menggunakan sensor tunggal dengan saluran
lebar
■ Citra multispektral : menggunakan sensor jamak dengan saluran
sempit

D. Cara Menghitung Skala Foto Udara

Skala foto udara (cm) =

E. Tahapan Interpretasi Citra


1. Deteksi : upaya untuk mengetahui obyek
2. Identifikasi : pengenalan berdasarkan ciri obyek
3. Analisis : pengelompokan obyek yang sama
4. Deduksi : pemrosesan berdasarkan bukti yang mengarah ke yang lebih
khusus
5. Klasifikasi : pengambilan kesimpulan dan hipotesis
6. Idealisasi : menyajikan dalam bentuk peta

F. Unsur Unsur Interpretasi Citra


1. Ciri temporal
Ciri temporal disebabkan oleh waktu pemotretaan yang berbeda.
Misalnya, 3 tahun sekali bagi foto udara, 16 hari sekali bagi satelit
Landsat, 2 hari sekali bagi satelit cuaca NOAA.
Ciri temporal terdiri dari umur dan waktu
2. Ciri spektral : rona (tingkat kecerahan obyek) dan warna

103
Ciri spektral dipengaruhi oleh sifat objek terhadap tenaga yang
mengenainya. Semakin halus dan cerah permukaan objek, maka
semakin banyak pantulan sinar, sehingga menyebabkan hasil foto
semakin cerah pula.
3. Ciri spasial :
Ciri spasial dipengaruhi oleh resolusi spasial sensornya. Semakin bagus
resolusi spasial suatu sensor, maka semakin bagus pula karakteristik
spasial objek yang dapat digambarkan.
a. Bentuk : memberikan ciri khas suatu obyek. Contoh : bangunan
sekolah terlihat seperti huruf I, L dan U, gunung api berbentuk
kerucut
b. Ukuran : besar / kecil suatu obyek. Contoh : gedung dan rumah
berbeda ukuran, lapangan sepak bola berukuran 80 – 100 m
c. Bayangan : memberikan pengenalan objek menjadi lebih jelas
d. Tekstur : frekuensi perubahan rona. Contoh : hutan hujan tropis
bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan padang rumput
bertekstur halus
e. Pola : kecenderungan bentuk suatu obyek. Contoh : pola
pemukiman, pola aliran sungai dan pola tanaman perkebunan yang
jaraknya seragam
f. Situs : letak suatu obyek dengan obyek lain. Contoh : mangrove dan
rawa di dataran rendah pantai air payau, persawahan banyak
terdapat di daerah dataran rendah
g. Asosiasi : hubungan suatu obyek dengan obyek lain. Contoh :
industri dengan asap / cerobong asap, stasiun kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu

G. Manfaat Penginderaan Jauh


1. Manfaat di bidang kelautan (Seasat dan MOSS)
a. Pengamatan sifat fisis air laut
b. Pengamatan pasang surut air laut dan galombang laut

104
c. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain
2. Manfaat di bidang hidrologi (Landsat dan SPOT)
a. Pengamatan DAS
b. Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
c. Pemetaan pola aliran sungai
d. Studi sedimentasi sungai
3. Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor, dan GMS)
a. Pengamatan iklim suatu daerah
b. Analisis cuaca
c. Pemetaan iklim dan perubahannya
4. Manfaat di bidang sumber daya bumi dan lingkungan (Landsat, ASTER,
Soyus, dan SPOT)
a. Pemetaan penggunaan lahan
b. Pengumpulan data kerusakan lingkungan karena berbagai hal
c. Pendeteksian lahan kritis
d. Pemantauan distribusi sumber daya alam
e. Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS
f. Perencanaan pembangunan wilayah
5. Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, dan Venera)
a. Penelitian tentang planet-planet
b. Pengamatan benda-benda angkasa

H. Kelebihan Penginderaan Jauh


1. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya
2. Mengetahui sumber daya alam di suatu tempat
3. Mengetahui gejala cuaca dan iklim
4. Membuat perencanaan dan pembangunan wilayah

I. Kelemahan Penginderaan Jauh


1. Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus
2. Peralatan yang digunakan mahal

105
3. Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto

J. Jenis Satelit
1.Satelit sumber daya alam : Landsat (land resources satelite milik USA),
SPOT (system probotaire de observation de la terra milik Prancis), MOS
(marine observation satelite milik jepang), Seasat (sea satelite milik
USA), ERS (earth resources satelite milik eropa) dan luna milik rusia
2.Satelit cuaca : TIROS (thermal infared observation satelite milik USA),
GOES (geostasionary operational environmental satelite milik USA),
meteosat (meteorological satelite milik eropa), SKYLAB milik USA, OAO
2 (orbiting astronomical observatory milik USA) dan himawari milik jepang
3.Satelit militer : Area survey, close look dan big bird milik USA, cosmos milik
rusia, bhaskara 1 milik India

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi

A. Pengertian
Adalah sistem berbasis komputer untuk menyimpan, memanipulasi,
dan menganalisis informasi geografi

B. Komponen SIG
1. Hard ware / perangkat keras dalam komputer. Terdiri dari :
a. Digitizer : alat pengubah data teristris menjadi data digital dalam
komputer
b. Plotter : alat pencetak peta berukuran besar
c. CPU (central processing unit) : pusat pemrosesan data program
d. VDU (visual display unit) : layar monitor untuk menampilkan gambar
e. Hard disk : alat untuk menyimpan data dalam komputer

106
2. Soft ware berupa program seperti Arc info, ILWIS, ERDAS, SPANS dan
Map info
3. Brain ware berupa manusia

C. Sumber Data SIG


1. Data penginderaan jauh berupa citra foto dan non foto
2. Data teristris : data yang diperoleh langsung dari lapangan. Contoh :
persebaran penduduk, ph tanah dan curah hujan

D. Jenis Data SIG


1. Data spasial / grafis / geometris : berupa lokasi dalam peta digital yang
berasal dari pengubahan gambar peta / citra penginderaan jauh ke
dalam komputer. Data grafis terdiri dari :
a. Data vektor : disajikan dalam pasangan titik koordinat geografis x dan
y berupa data titik, garis dan area
Keunggulan data vektor
Ruang atau tempat penyimpanannya kecil
Memiliki resolusi spasial yang tinggi
Memiliki batas-batas yang tegas dan jelas sehingga sangat baik
untuk pembuatan peta-peta administratif dan persil tanah milik.
Kekurangan data vektor
Struktur datanya rumit
Datanya sulit dimanipulasi
Memerlukan biaya yang tinggi untuk perangkat lunaknya

b. Data raster : disajikan dalam bentuk grid yang pembacaannya


dimulai dari kiri bawah berupa data titik, garis dan area
Keunggulan data raster
Struktur data raster sederhana
Tumpang susun dan kombinasi data yang dipetakan mudah
dilakukan

107
Analisis keruangan mudah dilakukan
Satuan unit dalam raster mempunyai ukuran dan bentuk yang sama.
Teknologinya murah dan mudah dikembangkan
Kelemahan data raster
Volume data grafik besar sehingga memerlukan tempat penyimpanan
data yang besar pula.
Penggunaan ukuran pixel yang besar untuk mengurangi ruang
pemakaian sering menghilangkan beberapa informasi.
Peta yang rumit tampak kurang baik.
Jalinan hubungan sulit dibuat.
Transformasi proyeksi sulit dilakukan
2. Data diskriptif / atibut / data tabular : berupa penjelasan dari fenomena di
permukaan bumi. Contoh : kualitas lahan atributnya luas, tingkat
kesuburan, pemilik dan lain-lain. Data diskriptif terdiri dari :
a. Data kualitatif : dalam bentuk kalimat untuk memeperlihatkan
perbedaan jenis objek
b. Data kuantitatif : dalam bentuk nilai untuk memperlihatkan perbedaan
nilai objek. Data kuantitatif terdiri dari :
■ Nominal : data angka. Contoh : 1, 2, 3 dan 4
■ Interval : menggunakan urutan jarak yang sama. Contoh : 1 - 4
dan 5 - 8
■ Ordinal : mengurutkan data dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Contoh : ekonomi tingkat rendah, sedang dan tinggi
■ Rasio : menggunakan angka yang sebenarnya dengan interval
yang sama. Contoh : A = 10 km dan B = 20 km

E. Tahapan Kerja SIG


1. Input : memasukkan, mengumpulkan dan mempersiapkan data dari
berbagai sumber dengan cara :
a. Akuisisi : proses pemasukan dan perekaman data dalam komputer
■ Scanning / penyiaman / pelarikan

108
■ Digitasi : menelusuri garis yang tergambar pada peta dengan
alat digitizer
b. Editing : proses perbaikan data hasil digitasi
c. Tabulasi data : pemrosesan data atribut melalui tabel
d. Topologi data : pengelompokan antar obyek yang menyatakan
hubungan
e. Konversi : penyesuaian koordinat peta
f. Anotasi : pemberian nama objek peta
g. Labeling : pemberian keterangan peta
2. Proses : memanipulasi dan menganalisis data. Jenis analisis data SIG :
a. Buffering : membangun lapisan pendukung data dalam jarak tertentu
b. Skoring : pemberian nilai terhadap sifat dari parameter data
c. Overlay : penyatuan data yang berbeda dengan sistem tumpang
tindih
3. Output : menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik dan peta

F. Manfaat SIG
1. Inventarisasi sumber daya alam
a. Persebaran SDA
b. Persebaran kawasan lahan
c. Pengawasan daerah bencana alam
2. Perencanaan pola pembangunan
a. Potensi dan persebaran penduduk
b. Pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
c. Pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan
pembangunan
d. Pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan
industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta
perkantoran.

G. Keuntungan SIG

109
1. Informasi diperoleh secara cepat, tepat dan akurat
2. Mudah dalam mengolah
3. Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas
4. Mudah diulang kalau sewaktu-waktu diperlukan
5. Mudah diubah kalau sewaktu-waktu ada perubahan
6. Mudah dibawa, dikirim dan ditransformasikan (dipindahkan)
7. Aman, karena dapat dikunci dengan kode atau manual
8. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survey lapangan
9. Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan
dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi
10. Dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat

Kerjasama Negara Maju Dan Berkembang

A. Indeks Pembangunan Manusia / Human Development Index


1. Angka kematian
2. Tingkat melek huruf
3. Tingkat harapan hidup
4. Pendapatan perkapita

B. Indeks Mutu Hidup / Physical Quality Life Index


1. Angka kematian
2. Tingkat melek huruf
3. Harapan hidup pada usia satu tahun

C. Indikator Ekonomi Unrisd (United Nations Research Institute On


Social Development)

110
1. Harapan hidup
2. Persentase penduduk di daerah > 20.000
3. Konsumsi protein hewani perkapita perhari
4. Kombinasi tingkat pendidikan dasar dan menengah
5. Rasio pendidikan luar sekolah

D. Ciri-Ciri Negara Maju dan Berkembang


No Indikator Negara Maju Negara
Berkembang
1 Jumlah penduduk < 25 juta jiwa
2 Tingkat < 0,4 % per tahun
pertumbuhan
penduduk
3 Angka kematian < 8 orang per 100 jiwa
bayi
4 Angka harapan > 79 tahun
hidup
5 Tigkat melek huruf >98 % dari jumlah
penduduk
6 Pelayanan sosial > 64 % dari GNP
dan kesehatan
7 Jaminan penduduk ada Tidak ada
8 Pendapatan > 19.000 dolar
nasional / GDP
9 Tingkat inflasi <3%
10 Tingkat tabungan tinggi
dan investasi
11 Utang luar negeri rendah
12 Angka 20 %
ketergantungan

111
Lingkungan Hidup

A. Sejarah Lingkungan Hidup


Konferensi PBB tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm Swedia bertema
”The Only One Earth”. Konferensi tersebut memutuskan dibentuknya badan
khusus PBB yang mengurus masalah lingkungan yaitu UNEP (United Nation
Environmental Progame) yang bermarkas di Nairobi Kenya. Di Indonesia
lingkungan hidup diatur dalam UU No 32 Tahun 2009

B. Definisi Istilah
1. Lingkungan hidup : kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
2. Pengelolaan lingkungan hidup : upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup
3. Ekosistem : tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi

112
4. Daya dukung lingkungan : kemampuan lingkungan untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
5. Sumber daya : unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan
sumber daya buatan
6. Baku mutu lingkungan : batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang adanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup
7. Pencemaran lingkungan : masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya
8. Perusakan lingkungan : tindakan yang menimbulkan perubahan langsung
atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan,
yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan
9. Dampak lingkungan : perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan
10. AMDAL : hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan
11. Konservasi sumber daya alam : pengelolaan sumber daya alam yang
menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya
terbaharui menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya
12. Lembaga swadaya masyarakat : organisasi yang tumbuh secara
swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri, di tengah masyarakat,
dan berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup

113
13. Pembangunan berwawasan lingkungan : upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup

C. Komponen Lingkungan Hidup


1. Biotik merupakan komponen mahluk hidup yang menghuni bumi. Secara
khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
a. Produsen berupa tumbuhan
b. Konsumen berupa hewan dan manusia
c. Pengurai berupa mikroorganisme
2. Abiotik
3. Cultural

D. Prinsip Ekologi
1. Interaction : saling mempengaruhi
2. Interdependence : saling ketergantungan
3. Diversity : keanekaragaman
4. Harmony : keharmonisan
5. Sustainability : kemampuan berkelanjutan

E. Jenis Lingkungan Hidup


1. Alami : terjadi dengan sendiri. Bersifat dinamis karena memiliki tingkat
heterogenitas yang tinggi
2. Binaan / buatan : karena buatan manusia dengan teknologi. Bersifat
kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan
dengan kebutuhan manusia
3. Sosial : karena interaksi sosial dalam masyarakat

F. Jenis Mutu Lingkungan Hidup

114
1. Lingkungan biofisik : terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling
mempengaruhi. Dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung secara seimbang
2. Lingkungan sosial ekonomi : hubungan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dikatakan baik jika mampu memenuhi kebutuhan
pokok dan tambahan minimum bagi manusia
3. Lingkungan budaya : hasil cipta rasa karsa manusia. Dikatakan baik jika
tidak terjadi konflik

Perindustrian

A. Definisi Istilah
1. Industria (bahasa latin) : buruh atau tenaga kerja. Industri : usaha
manusia dalam mengolah bahan mentah menjadi setengah jadi atau jadi
2. Bahan mentah : bahan yang diperoleh dari SDA
3. Bahan baku : bahan mentah yang sudah diolah
4. Bahan setengah jadi : bahan mentah / baku yang sudah mengalami
proses produksi
5. Barang jadi : bahan yang siap dipakai oleh konsumen
6. Rancang bangun : perencanaan pendirian industri secara keseluruhan
7. Rekayasa industri : perencanaan pembuatan peralatan industri

B. Faktor Utama Pendirian Industri


1. Bahan mentah
2. Modal
3. Tenaga kerja

115
4. Sumber energi
5. Transportasi
6. Pemasaran

C. Faktor Tambahan Pendirian Industri


1. Perundang-undangan
2. Iklim
3. Sistem Perpajakan
4. Persediaan air

D. Jenis Industri
1. Berdasarkan jumlah tenaga kerja :
a. Industri rumah tangga : < 4 orang
b. Industri kecil : 5 - 19 orang
c. Industri sedang : 20 - 99 orang
d. Industri besar : > 100 orang
2. Berdasarkan tempat pemasaran :
a. Industri dasar : dipasarkan di luar dan dalam negeri
b. Industri lokal : dipasarkan di dalam negeri
3. Berdasarkan tahapan proses produksi :
a. Industri hulu : mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
b. Industri hilir : menggolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi
4. Berdasarkan bahan dasar :
a. Industri konveksi : membuat pakain jadi
b. Industri assembling : perakitan bahan setengah jadi menjadi bahan
jadi
c. Industri trafik : bahan mentah diimpor
d. Industri campuran : membuat lebih dari satu jenis barang
5. Berdasarkan hasil produksi :
a. Industri berat : menghasilkan mesin dan alat produksi

116
b. Industri ringan : menghasilkan barang jadi
6. Berdasarkan jenis usaha :
a. Industri ekstraktif : bahan baku mengambil dari alam
b. Industri non ekstraktif : bahan baku dari industri lain
c. Industri fasilitatif : jasa
7. Berdasarkan pengorganisasian :
a. Industri kecil dengan modal kecil, peralatan sederhana, kualitas
barang sederhana dan sebagai pekerjaan sampingan
b. Industri sedang dengan modal sedang, peralatan cukup lengkap,
kualitas barang sederhana dan sebagai pekerjaan pokok
c. Industri besar dengan modal besar, peralatan modern, kualitas
barang baik dan sebagai lapangan kerja
8. Berdasarkan produktivitas perorangan :
a. Industri primer : menghasilkan barang tanpa pengolahan lagi
b. Industri sekunder : menghasilkan barang dengan pengolahan lebih
lanjut
c. Industri tersier : jasa
9. Berdasarkan Departemen Perindustrian :
a. Industri kimia dasar meliputi agrokimia, selulosa, karet dan kimia
b. Industri mesin logam dasar dan elektronika meliputi mesin perkakas,
otomotif dan elektronika
c. Aneka Industri meliputi pangan, tekstil dan bahan bangunan
d. Industri kecil

E. Orientasi Industri
Orientasi industri diambil berdasarkan teori lokasi yang diungkapkan
oleh Alfred Weber, yaitu ”Penentuan lokasi industri harus dipilih ditempat
yang ongkosnya paling minimal”. Sebelum penentuan lokasi industri perlu
dilakukan inventarisasi :
1. Upah tenaga kerja
2. Sifat bahan mentah
117
3. Homogenitas wilayah
4. Biaya pengangkutan dari pabrik ke konsumen
5. Ketersediaan bahan mentah dan peluang pengangkutannya
Menurut Weber ada 3 faktor orientasi yaitu material, konsumsi dan tenaga
kerja.
1. Raw material oriented (bahan mentah / baku). Syarat : bahan baku
mudah rusak, indeks material > 1 (bahan baku lebih berat) dan
pengangkutan bahan baku lebih mahal
2. Market oriented (pasar). Syarat : barang jadi mudah rusak, indeks
material < 1 (bahan jadi lebih berat), pengangkutan bahan jadi lebih
mahal dan membutuhkan pemasaran yang luas
3. Power oriented (tenaga kerja). Syarat : banyak membutuhkan tenaga
kerja murah dan terampil

F. Aglomerasi Industri
Aglomerasi : pemusatan industri di suatu kawasan agar pengelolanya
dapat optimal. Aglomerasi dibagi mencadi dua macam :
1. Aglomerasi primer : perusahaan yang baru muncul tidak ada
hubungannya dengan perusahaan lama
2. Aglomerasi sekunder : perusahaan yang baru beroperasi bertujuan untuk
memberi pelayanan pada perusahaan yang lama
Faktor yang menyebabkan aglomerasi :
1. Mempermudah pemasaran dan proses produksi
2. Tersedia banyak tenaga kerja terampil dibanding di luar daerah tersebut
3. Suatu industri besar menjadi daya tarik bagi industri lain untuk
menunjang proses produksi
4. Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
5. Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri
6. Meningkatkan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
7. Mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, dan
pemasaran
118
8. Untuk menyongsong dan mempersiapkan perdagangan bebas di
kawasan Asia Pasifik yang dimulai tahun 2020.
9. Melakukan pemerataan lokasi industri sesuai dengan jumlah secara tepat
dan berdaya guna serta menyediakan fasilitas kegiatan industri yang
berwawasan lingkungan

G. Deglomerasi Industri
Deglomerasi : suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi
usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain.
Faktor yang menyebabkan deglomerasi :
1. Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri
2. Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak
dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah
3. Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat
4. Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah
dan upah buruh masih rendah.

H. Kawasan Industri / Industrial Estate Di Indonesia


Kawasan industri : daerah yang khusus disediakan pemerintah untuk
kegiatan industri dengan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung.
Contoh : Pulogadung, Rungkut, Cilegon, Cilacap, Ujungpandang dan Medan.
Tujuan kawasan industri :
1. Mempercepat pertumbuhan industri
2. Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
3. Mendorong kegiatan industri agar memiliki wilayah terpusat
4. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan

I. Kawasan Berikat / Bounded Zone / Export Processing Zone


Kawasan berikat : daerah pabean dengan dengan batas-batas tertentu
yang memiliki aturan khusus di bidang pabean. Kawasan berikat merupakan

119
kawasan pengolahan untuk ekspor. Fungsi kawasan berikat : sebagai tempat
penyimpanan, penimbunan dan pengolahan produk perdagangan dari luar
negeri dan dalam negeri. Contoh : Tanjung Priok, Cakung dan Batam

J. Tujuan Pembangunan Industri Di Indonesia


1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan industri
5. Memperluas dan meratakan kesempatan kerja dan berusaha
6. Meningkatkan penerimaan devisa negara melalui peningkatan ekspor
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah
8. Memperkuat stabilitas nasional dalam rangka memperkokoh
pembangunan nasional

K. Perkembangan Industri Menurut Rostow


1. The tradisional society : fungsi produksi sangat terbatas
2. The precondition for take off : masa peralihan dari tradisional ke modern
3. Take off : kendala pertumbuhan dapat diatasi
4. The drive to maturity : industri berkembang secara kesinambungan
5. The age of high mass consumption : banyak bermunculan industri produk
tahan lama dan jasa

L. Relokasi Industri
Relokasi Industri : pemindahan lokasi industri dari negara maju ke
negara berkembang dengan alasan menekan upah buruh, tekanan politis
atau hukum di negara maju, syarat pendirian industri di negara maju, dan lain
sebagainya.

120
Negara maju yang biasanya melakukan relokasi industri adalah seperti
Amerika, Jerman, Jepang, Prancis, Korea, dan sebagainya. Negara yang
menerima relokasi industri adalah Cina, India, Indonesia, Thailand, Vietnam,
Malaysia, Meksiko, dan lain-lain.
Dampak terhadap negara maju :
1. Dampak negatif
a. Industri kecil yang berhubungan dengan industri yang dipindahkan
akan terkena dampak yang merugikan sehingga menjadi lambat
berkembang.
b. Lapangan pekerjaan semakin berkurang karena adanya pemindahan
lokasi pabrik tanpa disertai pemindahan pekerja / buruh / pegawai /
karyawan.
c. Pendapatan negara maju tersebut akan berkurang.

2. Dampak positif
a. Lokasi / tempat pemasaran untuk memasarkan produk baik barang
dan jasa akan semakin meluas.
b. Usaha bisnis yang malakukan relokasi industri akan semakin luas
dan maju.
c. Membayar upah buruh yang lebih murah daripada di negara asal.
Dampak terhadap negara berkembang :
1. Dampak Positif
a. Lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja akan bertambah
b. Mendapatkan modal segar baru secara langsung
pendapatan negara dari pajak dan pendapatan perkapita penduduk
dari upah atau gaji bertambah
c. Pengalihan atau alih teknologi dari negara maju ke negara
berkembang.
2. Dampak negatif
a. Menimbulkan persaingan yang mungkin akan mematikan industri
yang sama di dalam negeri.

121
b. Masuknya budaya baru yang mungkin bertentangan dengan budaya
lokal.
c. Sebagian besar keuntungan yang diperoleh bisnis asing tersebut
akan lari ke luar negeri.

Kamus Geografi

■ Arch : lorong goa yang terhubung hasil abrasi tingkat lanjut


■ Barchan : endapan pasir yang berbentuk bulan sabit
■ Dolina : lekukan seperti corong, piring, atau sumur di daerah kapur
■ Drempel / ambang laut : punggung laut yang memisahkan dua bagian laut
atau dua laut yang dalam
■ Fyord : teluk kecil yang panjang, sempit dan bersisi curam
■ Guyot : gunung laut yang puncaknya berada dibawah permukaan laut
■ Konservasi :
■ Lubuk laut / basin / bekken : cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau
lonjong (oval)
■ Meridian : sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan
titik-titik dengan bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub
selatan

122
■ Monadnock : hasil denudasi berupa bukit-bukit kecil sisa-sisa bagian gunung
yang keras dan biasanya berupa batuan induk yang keras
■ Nehrung : bukit pasir yang panjang dan melintang berbentuk seperti lidah di
pantai
■ Pampa :
■ Praire :
■ Polje : deretan uvala-uvala atau deretan doline-doline yang besar
■ Ponor : lubang masuknya aliran air pada daerah karst yang relatif dalam
■ Reklamasi :
■ Rob : gelombang air pasang
■ Sand Dunes : endapan pasir yang meliak-liuk naik-turun bertekstur
gelombang raksasa di gurun
■ Uvala : cekungan tertutup yang luas yang terbentuk oleh gabungan dari
beberapa danau doline
■ Stack : susunan batuan masif yang berbentuk tegakan di daerah perairan
laut dangkal
■ Tumbuhan Terna : tumbuhan yang batangya lunak karena tidak membentuk
kayu
■ Preservasi : upaya pelestarian lingkungan hidup hayati / biotik dengan jalan
memelihara untuk diambil hasilnya
■ Reservasi : upaya pelestarian lingkungan hayati / biotik dengan jalan
membiarkan dan tidak mengganggu keberadaannya.
■ Puspa bangsa 5 Juni 1990 : bunga melati putih
■ Satwa nasional 10 Januari 1993 : Komodo (satwa nasional), Ikan Siluk
Merah (satwa pesona), dan Elang Jawa (satwa langka)

123

Anda mungkin juga menyukai