12 MATERI
Disusun Oleh:
22105026
Semester I, Kelas G
2022
1. Konsep Dasar Sejarah
Konsep Dasar dalam Memahami Sejarah
Agar dapat memahami pengertian sejarah dengan lebih mendalam, perlu untuk
mengetahui apa saja konsep dasar dari pembentukan sejarah ini. Pada dasarnya, sejarah
sendiri memiliki sifat yang cukup khas dibandingkan dengan dasar ilmu yang lain. Sifat khas
yang dimiliki tersebut diantaranya:
Memiliki urutan waktu atau kronologis sebagai dasar kejadian di masa lalu.
Memiliki tiga dimensi waktu yang digunakan yaitu masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang.
Setiap peristiwa yang terjadi memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat
diantaranya.
Kebenaran dari peristiwa sejarah yang ditemukan sifatnya masih hipotesis dan dapat
gugur jika ditemukan data atau bukti terbaru yang lebih kuat.
Dalam pengertian sejarah, ilmu satu ini merupakan bentuk pengkajian yang dilakukan dengan
lebih sistematis atas perubahan proses yang ada. Terdapat berbagai aspek kehidupan yang
mempengaruhi perubahan tersebut dan menjadikannya sebagai peristiwa yang baru.
Meskipun masa lalu sudah terlewati, namun hal ini bukan berarti sifatnya sudah final.
Melainkan, masa lampau memiliki sifat yang berkesinambungan dan masih berlanjutkan
dengan masa selanjutnya.
Maka dari itu, masa lalu tersebut tidak dapat dilupakan atau hanya dilewati begitu saja
karena dapat menjadi gambaran baru bagi masa yang akan datang. Perlu untuk dipahami
bahwa sejarah sendiri sifatnya berkesinambungan sehingga setiap peristiwa akan selalu
mempengaruhi peristiwa yang selanjutnya terjadi. Jika dipahami dengan benar, maka apa
yang terjadi pada masa lalu dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk mengambil sikap saat
masa yang akan datang. Di sisi lain, hal yang sudah terlewati ini dapat dijadikan sebagai
sebuah pelajaran yang berharga agar tidak terulang kesalahan yang sama saat menjalani masa
yang akan datang.
Terdapat konsep dasar yang perlu untuk dipertimbankan dalam melihat sejarah itu sendiri.
Konsep tersebut seperti waktu, ruang, objek, dan juga perubahan yang mempengaruhinya.
Berbagai konsep ini juga akan memberikan makna tersendiri atas setiap kejadian yang ada di
dalam sejarah. Perubahan yang terjadi menjadi kehidupan atas manusia itu sendiri.
Ringkasan : Sejarah sendiri memiliki sifat yang cukup khas dibandingkan dengan dasar
ilmu yang lain. Sifat khas yang dimiliki tersebut diantaranya:Memiliki urutan waktu atau
kronologis sebagai dasar kejadian.
2. Konsep Dasar Geografi
Konsep Geografi
Konsep geografi adalah cara memandang geografi terhadap bumi sebagai tempat tinggal
makhluk hidup dan bukan sebagai suatu cara untuk menginventarisasi fenomena yang
tersebar di permukaan bumi. Konsep-konsep dasar geografi ada 10 jenis, yaitu konsep lokasi,
jarak, morfologi, keterjangkauan, pola, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan
interdependensi, diferensiasi area, serta keterkaitan ruangan. Simak penjelasannya di bawah
ini.
Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak adalah konsep utama sejak awal
pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Secara
pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut
adalah lokasi yang pasti di permukaan bumi yang dapat ditentukan dengan sistem koordinat
garis lintang dan garis bujur. Lokasi tersebut mutlak dan tidak akan berubah angka
koordinatnya. Sedangkan lokasi relatif bersifat dinamis atau dalam ilmu geografi disebut
sebagai letak geografis dikaitkan dengan titik strategis suatu tempat. Nilai tinggi rendahnya
objek dipengaruhi oleh objek lain yang ada kaitannya dengan objek pertama yang menjadi
titik perhatiannya. Contoh lokasi relatif pada daerah yang dingin orang-orang cenderung
berpakaian tebal atau hangat.
Konsep Jarak
Konsep jarak berkaitan panjang satu objek dengan objek lain. Konsep jarak ini juga terbagi
menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut artinya jarak dalam satuan
tertentu atau jarak sebenarnya. Pada jarak relatif digambarkan dalam 3 peta, yaitu peta
isokronik mengaitkan jarak dengan waktu; peta isofodik mengaitkan jarak dengan biaya yang
dikeluarkan; dan peta isotacik mengaitkan wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.
Konsep jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh sehingga manusia cenderung
memperhitungkan jarak. Contoh jarak relatif, yaitu harga tanah naik jika dekat dengan pusat
kota dibandingkan dengan harga tanah di pedesaan.
Konsep Morfologi
Konsep morfologi menjelaskan tentang daratan muka bumi adalah hasil penurunan atau
pengangkatan wilayah melalui proses geologi, seperti erosi dan sedimentasi. Konsep
morfologi ini juga berkaitan dengan bentuk lahan yang terkena erosi, pengendapan,
penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. Bentuk dataran dengan kemiringan
tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah yang cocok digunakan untuk pemukiman dan usaha
pertanian maupun usaha-usaha yang lain. Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk
permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.
Contohnya bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan lain-lain.
Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan kemudahan atau tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain.
Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik,
biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan. Contohnya keterjangkauan Jakarta-Semarang
bisa menggunakan pesawat, Jakarta-Bandung dengan kereta api.
Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena di permukaan bumi, seperti fenomena
alam, yaitu aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan maupun fenomena
sosial budaya, seperti pemukiman, persebaran penduduk, dan mata pencaharian. Konsep pola
dapat dilihat dari pola aliran sungai terkait dengan struktur geologi dan jenis batuan. Pola
pemukiman penduduk terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan dan lain sebagainya.
Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi merupakan pengelompokan berbagai aktivitas manusia dalam beradaptasi
dengan lingkungannya seperti pemukiman, aktivitas pertanian, perdagangan, dan lain-lain.
Beberapa kenyataan geografi yang dapat dikaji dengan konsep aglomerasi terutama
menyangkut aspek manusia. Contohnya, orang-orang kaya memilih tinggal di kawasan elit
sedangkan orang miskin tinggal di daerah kumuh.
Konsep Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan berhubungan dengan interaksi manusia dan lingkungan yang
memberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu. Konsep ini dapat dilihat dari
ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempunyai nilai kegunaan dalam
geografi.
Konsep Interaksi dan Interdependensi
Konsep interaksi merupakan hubungan timbal balik antar dua daerah atau lebih yang dapat
menghasilkan kenyataan baru, penampilan, dan masalah. Konsep interaksi dan
interdependensi menyatakan ketergantungan setiap wilayah dalam memenuhi kebutuhannya
sendiri tetapi memerlukan hubungan dengan daerah lain sehingga memunculkan hubungan
interaksi (timbal balik) dalam bentuk arus barang, jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain
sebagainya. Contohnya, interaksi kota dan desa terjadi karena adanya perbedaan potensi
alam. Desa memproduksi bahan baku sedangkan kota menghasilkan produk industri.
Konsep Diferensiasi Area
Konsep ini melihat dari kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda di daerah atau
wilayah. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar dalam ruang mempunyai
karakteristik yang berbeda. Contoh dari konsep ini dapat dilihat dari permasalahan perkotaan
yang sejenis pada kota yang berbeda memerlukan alternatif pemecahan masalah yang
berbeda sesuai dengan karakteristik keruangannya.
Konsep Keterkaitan Ruangan
Geografi merupakan ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena fisik dan manusia
yang mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau sintesis tampak jelas pada
kajian wilayah. Luasnya cakupan objek kajian geografi membawa akibat pada pokok dan
subpokok bahasan yang disajikan dalam pelajaran geografi di bangku sekolah.
Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain atau adanya
saling keterkaitan antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.
Contoh: apabila dikaji melalui peta maka terdapat konservasi spasial atau keterkaitan wilayah
antara wilayah A, B, C dan D. Kekeringan dan kebanjiran di Jakarta juga tidak lepas
kaitannya dengan terjadinya pengalihan fungsi lahan di daerah hulu sekitar kawasan Puncak-
Cianjur.
3. Konsep dasar ilmu ekonomi dan koperasi
Ekonomi dan Koperasi
Ekonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai “bagaimana cara manusia memenuhi
kebutuhan materi”. Di sekitar manusia itu terdapat sumber daya yang mampu memenuhi
kebutuhan manusia, namun penyediaannya terbatas, bahkan ada yang sifatnya langka.
Sementara itu, kebutuhan materi manusia cenderung tidak terbatas. Semua penduduk baik
yang berusia lanjut, orang dewasa, para remaja, anak-anak sampai bayi yang baru lahir,
menurut pemenuhan kebutuhan, khususnya kebutuhan materi, paling tidak pangan, sandang,
dan papan (perumahan). Padahal sumber daya yang menjaminnya mulai dari lahan (areal
tanah ), pertanian, hutan, air, dan sebangsanya ada dalam keterbatasan. Oleh karena itu,
upaya ilmu ekonomi, pakar ekonomi, dan kita semua bagaimana mencari keseimbangan
antara kebutuhan manusia yamg cenderung meningkat kuantitas serta kualitasnya dengan
kemampuan sumber daya menyediakannya.
Untuk mengatur kesejahteraan rakyat, telah diatur dalam UUD NRI th 1945, pada pasal 33
yang terdiri atas tiga ayat yaitu:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bedasarkan asas kekeluargaan;
2 Cabang.– cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara;
3 Bumi, air, dan kekeyaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 ini juga tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi, dikerjakan oleh
semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bangunan
perusahaan sesuai dengan itu ialah koperasi. Koperasi adalah kegiatan ekonomi bersama dari
para anggotanya, berasaskan kekeluargaan, kerakyatan, demi keuntungan bersama, dan tidak
mangutamakan keuntungan ekonomi keluarga semata-mata, melainkan juga memperhatikan
keuntungan sosial. Oleh sebab itu dalam usaha ini membutuhkan penanganan dan
pengelolaan yang profesional.
Konsep-konsep dasar dalam mempelajari ekonomi dan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Kalangan sumber daya
2. Keterbatasan sumber daya
3. Kebutuhan yang tidak terbatas
4. Konsumsi-produksi distribusi
5. Penawaran-permintaan
6. Kekeluargaan
7. Keuntungan ekonomi
8. Keuntungan social
9. Alternatif pemanfaatan sunber daya
10. Sumber daya alternative
11. Sumber daya yang terbarukan
12. Sumber daya yang tidak terbarukan
13. Modal
14. Tenaga Kerja
15. Pemuasan kebutuhan
16. Surplus-minus-keseimbangan
17. Efektif-efisien-produktif
Pada proses pemenuhan kebutuhan akan sumber daya tersebut terjadi kegiatan ekonomi yang
dikenal dengan perdagangan. Dalam perdagangan dibutuhkan produksi,yaitu yang
memproduksi barang. Konsumen melakukan penawaran hasil produksi tadi, untuk sampai ke
konsumen harus dilakukan proses distribusi.Hal ini sebagai penyeimbang antara yang
kelebihan (surplus) dengan yang kekurangan (minus0). Demikianlah proses dan kegiatan
ekonomi belangsung.
Dalam kehidupan ekonomi, bangsa Indonesia yang ber-Pancasila, keuntungan itu tidak
semata-mata keuntungan material atau keuntungan ekonomi, melainkan juga wajib
mmemperhatikan keuntungan social.Keuntungan ini berarti dirasakan semua pihak,baik
produsen maupun konsumen.
Hidup matinya koperasi juga dari keuntungan ekonomi,namun bukan hal yang utama.Oleh
karena koperasi merupakan badan yang berasaskan kekeluargaan,untuk berkembangnya
koperasi wajib dikelola secara professional. Yang mencirikan koperasi berasaskan
kekeluargaan dan demokrasi ekonominya, terutama dalam mempertahankan keuntungan
social baginseluruh anggota dan pengguna jasa koperasi wajib menjadi acuan utama.
Modal dalam kegiatan usaha dan kegiatan ekonomi yaitu alat produksi, gedung, lahan, dan
yang paling utama adalah SDM.SDM dituntut yang bersikap mental wirausaha,yaitu yang
bersikap jujur, disiplin, mandiri, dan bertanggungjawab.Oleh sebab itu kita harus
menciptakan seseorang yang seperti itu.
Sumber daya alam, selain ada yang persediaanya terbatas dan langka,dan sifatnya tak
terbarukan,oleh karena itu penggunaannya harus berasaskan efektif,dan efisien.Denagn
demikian pemanfaatan sumber daya tersebut harus mencapai kegunaan yang setinggi-
tingginya dengan tingkat produktivitas optimal.penyalah gunaan sumber daya, kelangkaannya
dan pemusnahannya tidak hanya menimpa sumber daya yang tidak terbarukan, dapat juga
menimpa sumber daya yang terbarukan.
Kemajuan dan pemanfaatan kemajuan IPTEK dalam bidang produksi,telah pula
menyebabkan terjadinya alternative pemanfaatan dan penggunaan suatu jenis sumber
daya.Sebagai contoh penggunaan dan pemanfaatan migas serta batu bara,tidak lagi hanya
untuk bahan bakar,melainkan untuk pemanfaatan dan kepentingan yang meluas.Untuk itu
wajib dipikirkan sumber daya alternative ,sumber daya pengganti migas.sebagai contoh
sumber daya yang belumdimanfaatkan yaitu sinar surya yang melimpah, arus ombak dan
gelombang air laut yang tak kunjung henti.Untuk itu dibutuhkan SDM yang dapat mengelola
IPTEK atas sumber daya alternative tersebut.
12. Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
daring.
Pengertian kebudayaan juga arti keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi
pedoman tingkah lakunya.
Sebagaimana tertuang dalam buku Pengantar Antropologi (2012) karya Gunsu Nurmansyah,
dkk. Menurut E.B. Tylor (1871), kebudayaan adalah pengetahuan kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Di sisi lain, kebudayaan mencakup yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta
karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan
bertindak.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Honigmann, dikutip dari buku Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi
(2000), adapun tiga gejala kebudayaan yakni:
1. Gagasan
Bersifat abstrak dan tempatnya ada di alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang
bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Wujud budaya dalam bentuk sistem
gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
2. Perilaku
Berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkret dapat dilihat dan
didokumentasikan.
3. Benda Hasil Budaya
Bersifat konkret, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkret ini disebut
kebudayaan fisik. Contohnya, bangunan-bangunan megah seperti candi, piramida, menhir,
alat rumah tangga seperti kapak perunggu, gerabah, dan lain-lain.
Selain wujud-wujud kebudayaan, kita juga harus mengenal unsur-unsur kebudayaan agar
dapat memahami apa saja aspek yang bisa kita pahami sebagai budaya dan pengaruhnya.
Unsur-unsur Kebudayaan
Rhoni Rodin dalam buku Informasi dalam Konteks Sosial Budaya (2020: 86) membahas
pendapat Kluckhohn terkait sistem kebudayaan.
Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal. Menurut
Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat
universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa.
Adapun ketujuh unsur kebudayaan yang disebutkan sebagai berikut:
1. Sistem Bahasa
Bahasa adalah kebudayaan yang diciptakan manusia untuk memudahkan mereka berinteraksi
antar-sesama dalam pergaulan.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia untuk
berkomunikasi secara lisan maupun tertulis merupakan ciri terpenting. Terutama,
pengetahuan akan bahasa yang digunakan oleh suatu suku bangsa yang bersangkutan beserta
variasi-variasi dari bahasa itu.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan
teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Antropologi berusaha memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial.
Menurut Koentjaraningrat, tiap kehidupan kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh
adat istiadat dan aturan-aturan. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Para antropolog berusaha memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang
dipakai suatu masyarakat.
Teknologi ini berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan
kegunaan yang masih sederhana. Bahasan ini menyangkut fisik dari kebudayaan itu sendiri.
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi.
Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata
pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan, asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural.
Terlebih untuk yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
7. Kesenian
Penelitian akan kesenian sebagai unsur kebudayaan berisi bahasan benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan.
Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada
teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut.
Lebih jauh lagi, penelitian dan pandangan-pandangan mengenai bagaimana unsur-unsur seni
ini berjalan beriringan dengan kehidupan bermasyarakat.
Dinamika Kebudayaan
Dinamika kebudayaan adalah segala perubahan kebudayaan masyarakat. Terdapat sejumlah
faktor terjadinya dinamika kebudayaan, sebagaimana disebutkan dalam buku Khazanah
Antropologi 1 untuk Kelas XI (Depdiknas 2009), yang dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
Faktor internal:
Penduduk
Teknologi dan inovasi baru
Ekonomi
Konflik
Pemberontakan atau revolusi
Faktor eksternal:
Alam
Pengaruh budaya masyarakat lain
Kebudayaan diperlukan manusia dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Lalu, manusia mempelajari kebudayaan melalui pewarisan secara turun-temurun.
Bagi individu, mempelajari kebudayaan merupakan hal yang wajib dilakukan. Dengan
memahami kebudayaan di sekitarnya, seseorang akan mampu beradaptasi dengan lingkungan
alam dan lingkungan sosialnya yang selalu berubah.
Lantaran sifat perubahan budaya yang dinamis, maka tuntutan mempelajari budaya harus
terus dilakukan