Anda di halaman 1dari 8

1.

Konsep Ruang Dan Waktu Dalam Sejarah

Konsep Ruang (Dimensi Spasial) Konsep ruang merupakan lokasi atau tempat terjadinya
suatu peristiwa sejarah.Konsep ruang atau dimensi spasial dalam mempelajari sejarah
memiliki pengertian umum, yaitu: Ruang adalah tempat terjadinya peristiwa sejarah Fokus
pada di mana peristiwa itu terjadi Contoh konsep ruang dalam peristiwa sejarah adalah
Perang 5 Hari di Semarang pada bulan Oktober 1945. Semarang menjadi ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah. Contoh lain adalah Peristiwa Tiga Daerah yang terjadi di Brebes,
Tegal dan Pemalang yang terjadi akibat tidak puasnya masyarakat pada pejabat bekas
pemerintahan kolonial Belanda dan Jepang. Brebes, Tegal, dan Pemalang menunjukkan
tempat terjadinya peristiwa sejarah.Konsep Waktu (Dimensi temporal) Konsep waktu dalam
sejarah bersifat mutlak, karena suatu peristiwa sejarah akan selalu memiliki unsur waktu
yang menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi. Konsep waktu memiliki dua makna di
dalamnya, yaitu makna denotatif atau makna sebenarnya dan makna konotatif atau makna
subyektif.Makna denotatif berarti kesatuan waktu seperti detik, menit, jam dan lainnya
sesuai fakta apa adanya. Sedangkan konotatif adalah waktu sebagai konsep. Contohnya
adalah zaman Belanda, dalam makna denotatif zaman Belanda berarti pada 1800 hingga
kemerdekaan Indonesia. Namun secara konotatif, zaman Belanda bisa berarti zaman dulu
yang sudah sangat lampau. Konsep waktu dalam mempelajari sejarah berarti sejarah saling
terhubung atau bisa berulang.Contoh konsep waktu dalam peristiwa sejarah adalah
Pertempuran 5 Hari di Semarang pada 15-19 Oktober 1945. konsep waktu di sini
menunjukkan pada tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945. Selain itu, Peristiwa 3 Daerah di
Brebes, Tegal, dan Pemalang terjadi pada bulan Oktober hingga Desember 1945.Menurut
Kuntowijoyo, konsep waktu dalam sejarah terdiri atas perkembangan, kesinambungan,
pengulangan, dan perubahan. Secara tidak langsung, setiap generasi masyarakat akan
mengalami pembaruan dalam kehidupan, yang mana ini disebut sebagai perkembangan
manusia.Meski mengalami perkembangan, manusia pasti akan mempelajari apa yang terjadi
di masa lalu dan akan dikembangkan sesuai eranya. Hal ini membuktikan bahwa
kesinambungan dalam sejarah itu terjadi meski ada perbedaan waktu. Secara tidak sadar,
dalam perkembangannya manusia akan mengalami pengulangan. Meski dalam waktu dan
latar yang berbeda, peristiwanya hampir sama dengan yang terjadi sebelumnya. Seperti yang
terjadi pada lengsernya Soekarno dan juga Soeharto yang berawal dari krisis ekonomi yang
melanda saat itu. Oleh sebab itu manusia akan melakukan tindakan dengan berusaha
mengubah nasibnya.

KETERIKATAN MANUSIA DALAM RUANG DAN WAKTU


Manusia dalam kehidupannya adalah pelaku sejarah yang akan selalu berkaitan dengan
ruang dan waktu. Beberapa keterikatan manusia dengan konsep ruang dan waktu: Aktivitas
manusia yang lampau maupun yang sedang terjadi selalu memiliki tempat dan waktu
kejadian. Perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri yang diiringi di
tempat di mana manusia beraktivitas. Keterkaitan ruang dan waktu di dalam sejarah adalah
hal yang tidak dapat dipisahkan antara manusia, tempat, dan waktu perisitiwa itu sendiri.

2.Konsep Dasar Geografi

Perkembangan ilmu geografi terus mengalami peningkatan dengan cepat. Berikut adalah
konsep geografi menurut beberapa ahli.

1. Bernard Varen atau Varenius (1622–1650)

Varenius merupakan seorang berkebangsaan Jerman yang lulus dari Ilmu Kedokteran
Universitas Leiden, Belanda namun pada akhirnya ia juga menjadi seorang geograf. Ia mampu
menulis buku yang menjadi buah pikirnya dalam ilmu geografi yaitu berjudul “Geographia
Generalis”.

Dalam bukunya ini, Varenius berpendapat bahwa geografi merupakan campuran ilmu
matematika yang membahas tentang bagian-bagian bumi dan benda-benda langit dimana
keilmuan geografi sendiri dibagi menjadi dua yakni geografi umum dan geografi khusus.

a. Geografi Umum akan membahas bagian bumi secara umum yang mencakup tiga bagian
yaitu terestrial (pengetahuan tentang Bumi secara keseluruhan, bentuk dan ukurannya),
astronomis (pengetahuan tentang hubungan Bumi dengan bintang) dan komparatif
(pengetahuan lengkap mengenai Bumi serta letak dan tempat-tempat di permukaan Bumi).

b. Geografi Khusus akan membahas objek geografi dalam cakupan wilayah tertentu. Geografi
khusus terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu atmosferis (khusus berbicara tentang iklim),
litosferis (khusus berbicara tentang permukaan bumi) dan manusia (khusus membicarakan
tentang keadaan manusia misalnya kependudukan, perniagaan, pemerintahan dsb).

2. Immanuel Kant (1724–1821)

Immanuel Kant dikenal sebagai seorang filsuf namun ia juga seorang geograf. Ia tertarik
dengan geografi karena menganggap bahwa ilmu ini sangat dekat dengan ilmu filsafat.
Dalam bukunya “Physische Geographie” ia mengutarakan pendapatnya tentang geografi.
Menurutnya, geografi memiliki beberapa objek studi yaitu benda-benda dan gejala-gejala
yang ada di permukaan bumi.

KONSEP GEOGRAFI

Konsep geografi adalah cara memandang geografi terhadap bumi sebagai tempat tinggal
makhluk hidup dan bukan sebagai suatu cara untuk menginventarisasi fenomena yang
tersebar di permukaan bumi. Konsep-konsep dasar geografi ada 10 jenis

Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak adalah konsep utama sejak awal
pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Secara
pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut
adalah lokasi yang pasti di permukaan bumi yang dapat ditentukan dengan sistem koordinat
garis lintang dan garis bujur. Lokasi tersebut mutlak dan tidak akan berubah angka
koordinatnya. Sedangkan lokasi relatif bersifat dinamis atau dalam ilmu geografi disebut
sebagai letak geografis dikaitkan dengan titik strategis suatu tempat. Nilai tinggi rendahnya
objek dipengaruhi oleh objek lain yang ada kaitannya dengan objek pertama yang menjadi
titik perhatiannya. Contoh lokasi relatif pada daerah yang dingin orang-orang cenderung
berpakaian tebal atau hangat.

Konsep Jarak

Konsep jarak berkaitan panjang satu objek dengan objek lain. Konsep jarak ini juga terbagi
menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut artinya jarak dalam satuan
tertentu atau jarak sebenarnya. Pada jarak relatif digambarkan dalam 3 peta, yaitu peta
isokronik mengaitkan jarak dengan waktu; peta isofodik mengaitkan jarak dengan biaya yang
dikeluarkan; dan peta isotacik mengaitkan wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.
Konsep jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh sehingga manusia cenderung
memperhitungkan jarak. Contoh jarak relatif, yaitu harga tanah naik jika dekat dengan pusat
kota dibandingkan dengan harga tanah di pedesaan.
*Konsep Morfologi

Konsep morfologi menjelaskan tentang daratan muka bumi adalah hasil penurunan atau
pengangkatan wilayah melalui proses geologi, seperti erosi dan sedimentasi. Konsep
morfologi ini juga berkaitan dengan bentuk lahan yang terkena erosi, pengendapan,
penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. Bentuk dataran dengan
kemiringan tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah yang cocok digunakan untuk pemukiman
dan usaha pertanian maupun usaha-usaha yang lain. Konsep morfologi berhubungan dengan
bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Contohnya bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan
lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan lain-lain.

*Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan kemudahan atau tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain.
Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik,
biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan. Contohnya keterjangkauan Jakarta-Semarang
bisa menggunakan pesawat, Jakarta-Bandung dengan kereta api.

*Konsep Pola

Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena di permukaan bumi, seperti fenomena
alam, yaitu aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan maupun
fenomena sosial budaya, seperti pemukiman, persebaran penduduk, dan mata pencaharian.
Konsep pola dapat dilihat dari pola aliran sungai terkait dengan struktur geologi dan jenis
batuan. Pola pemukiman penduduk terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan dan lain
sebagainya.

*Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi merupakan pengelompokan berbagai aktivitas manusia dalam


beradaptasi dengan lingkungannya seperti pemukiman, aktivitas pertanian, perdagangan,
dan lain-lain. Beberapa kenyataan geografi yang dapat dikaji dengan konsep aglomerasi
terutama menyangkut aspek manusia. Contohnya, orang-orang kaya memilih tinggal di
kawasan elit sedangkan orang miskin tinggal di daerah kumuh.

*Konsep Nilai Kegunaan


Konsep nilai kegunaan berhubungan dengan interaksi manusia dan lingkungan yang
memberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu. Konsep ini dapat dilihat dari
ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempunyai nilai kegunaan dalam
geografi.

*Konsep Interaksi dan Interdependensi

Konsep interaksi merupakan hubungan timbal balik antar dua daerah atau lebih yang dapat
menghasilkan kenyataan baru, penampilan, dan masalah. Konsep interaksi dan
interdependensi menyatakan ketergantungan setiap wilayah dalam memenuhi
kebutuhannya sendiri tetapi memerlukan hubungan dengan daerah lain sehingga
memunculkan hubungan interaksi (timbal balik) dalam bentuk arus barang, jasa, komunikasi,
persebaran ide, dan lain sebagainya. Contohnya, interaksi kota dan desa terjadi karena
adanya perbedaan potensi alam. Desa memproduksi bahan baku sedangkan kota
menghasilkan produk industri.

*Konsep Diferensiasi Area

Konsep ini melihat dari kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda di daerah atau
wilayah. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar dalam ruang mempunyai
karakteristik yang berbeda. Contoh dari konsep ini dapat dilihat dari permasalahan perkotaan
yang sejenis pada kota yang berbeda memerlukan alternatif pemecahan masalah yang
berbeda sesuai dengan karakteristik keruangannya.

*Konsep Keterkaitan Ruangan

Geografi merupakan ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena fisik dan manusia
yang mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau sintesis tampak jelas pada
kajian wilayah. Luasnya cakupan objek kajian geografi membawa akibat pada pokok dan
subpokok bahasan yang disajikan dalam pelajaran geografi di bangku sekolah.

Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain atau adanya
saling keterkaitan antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.
Contoh: apabila dikaji melalui peta maka terdapat konservasi spasial atau keterkaitan
wilayah antara wilayah A, B, C dan D. kekeringan dan kebanjiran di Jakarta juga tidak lepas
kaitannya dengan terjadinya pengalihan fungsi lahan di daerah hulu sekitar kawasan Puncak-
Cianjur.

3.Konsep Dasar Ekonomi

*Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Sejak ditulis dan diterbitkannya buku berjudul “The Wealth of Nation” pada tahun 1776 oleh
Smith, Ilmu ekonomi mengalami perkembangan yang pesat. Tahun 1776 itu sering dianggap
sebagai tahun kelahiran ilmu ekonomi. Smith pun disebut sebagai bapak ilmu ekonomi.

Ilmu ekonomi semakin berkembang dan gagasan Smith menjadi dasar bagi ahli ekonomi
lainnya, yaitu Malthus, Ricardo, dan John Stuart Mill.

1. Pengertian Ilmu Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari bahasa bahasa Yunani yaitu “oikonomia”, yang berarti manajemen
rumah tangga. Asal kata “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga, dan “nomos” yang
berarti peraturan, aturan, atau hukum. “Oikonomia” diartikan sebagai aturan masyarakat
sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik.

Sedangkan ilmu, dalam Kamus Besar Indonesia adalah suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang pengetahuan itu.

Jadi, ilmu ekonomi seperti dikemukakan oleh Bapak ilmu ekonomi, Smith mendefinisikan
ilmu ekonomi secara sistematis mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan.

Sadono Sukirno (2016) dalam bukunya Mikroekonomi mendefinisikan ilmu ekonomi untuk
menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak penggunaan sumber daya baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Menurut Bangun (2007), ilmu ekonomi berawal dari adanya kesenjangan “gap” antara
sumber daya “resources” yang tersedia dengan keinginan manusia. Seperti yang telah
diketahui bahwa sumber daya dengan keinginan manusia memiliki sifat yang berbeda.
Sumber daya memiliki sifat terbatas sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Maka
timbullah kesenjangan di antara keduanya yang mengakibatkan problem yang berkaitan
dengan penggunaan sumber daya.

Robert B Ekelund Jr dan Robert D Tollison menerangkan, economics is that the study of how
individual and societies, experiencing virtually limitless wants, prefer to allocate scarce
resources to best satisfy their wants.

Yang berarti ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang dan masyarakat
yang mempunyai keinginan tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang
terbatas demi memenuhi keinginan mereka.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh para
pakar, jelas bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas

4.Konsep Koperasi Indonesia

*KOPERASI

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama.[1] Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.[2]

Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.[4] Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam
UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992.[4]

Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia
internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa
Hasil Usaha).[4]

Fungsi dan peran koperasi Indonesia

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki
fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia,
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta
mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.[3]

Anda mungkin juga menyukai