Anda di halaman 1dari 4

MATERI 1

KONSEP RUANG DAN WAKTU


DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN LOKAL DAN GLOBAL

1. Konsep Ruang dalam Dinamika Kehidupan Lokal dan Global


Geografi berasal dari kata geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan
atau tulisan. Secara harfiah, geografi berarti lukisan atau tulisan tentang bumi. Dengan
demikian geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi termasuk didalamnya
mempelajari manusia dengan segala aktivitasnya. Geografi memberikan kontribusi terhadap
IPS dalam menjelaskan hubungan interaksi antara manusia dengan lingkungan. Bagaimana
manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Serta sebaliknya, karena manusia merupakan
makhluk yang dibekali akal, manusia pun dapat mengubah lingkungannya.
Konsep ruang atau lokasi merupakan objek kajian dari ilmu geografi. Konsep lokasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Lokasi Absolut
Lokasi absolut merupakan lokasi yang sudah pasti, yakni kokasi suatu objek di
permukaan bumi yang ditentukan dengan sistem koordinat garis ekuator (garis lintang)
dan garis meridian (garis bujur). Dengan kata lain, menunjukkan suatu tempat dilihat
berdasarkan letak astronomis. Lokasi tersebut mutlak dikarenakan angka koordinatnya
tidak berubah.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif merupakan letak suatu daerah yang dipengaruhi daerah sekitar. Dalam
geografi, lokasi relatif disebut juga sebagai letak geografis. Lokasi relatif cenderung
berubah-ubah dikarenakan suatu daerah selalu berubah. Seperti satu daerah pada masa
tertentu sangat gersang, selanjutnya kawasan tersebut dibangun sarana transportasi
sehingga memberi keuntungan karena nilai jual tanah menjadi tinggi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lokasi relatif mempunyai sifat dinamis.
Keruangan dalam geografi meliputi wilayah daratan, perairan, serta udara di atasnya.
Berdasarkan skalanya, ruang di permukaan bumi bersifat gradual baik dalam ukuran dan
jaraknya, mulai dari tingkat lokal, regional sampai global.
Kita sering mengamati lingkungan tempat tinggal kita seperti mengamati bagaimana
sistem pertanian masyarakat setempat dalam mengolah tanah, mengamati bagaimana
perkembangan sarana transportasi dan bagaimana sistem irigasi yang digunakan. Kita
mengamati, memperhatikan dan menghayati apakah aspek kehidupan tersebut mengalami
perbaikan atau tidak, secara tidak langsung kita telah melakukan kegiatan dalam konteks
keruangan pada tingkat lokal.
Seperti menurut Hidayati dkk (2008; 4.7) melalui proses pengamatan perspektif
lokal, kita dapat menyaksikan bahwa perkampungan yang satu dengan yang lain menjadi
bersambung membentuk perkampungan yang lebih luas dari perkampungan-perkampungan
semula. Sebagai penghubung perkampungan satu dengan perkampungan lainnya, yaitu
adanya jalan, alat angkutan atau transportasi, juga karena arus manusia, dan barang.
Perkembangan, proses saling mempengaruhi atau saling ketergantungan
(interdependensi) wilayah tidak terbatas pada tingkat lokal saja, melainkan menembus batas
wilayah negara pada regional tertentu atau berdasarkan perspektif regional. Indonesia
menjalin kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai
bidang. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh sistem transportasi dan media elektronik.
Konsep keruangan yang lebih luas adalah berdasarkan perspektif global. Contoh
ruang dalam perspektif global adalah penebangan hutan di Indonesia tidak hanya dirasakan
oleh masyarakat Indonesia saja, akan tetapi hal tersebut menyebabkan pemanasan global
yang berdampak pada masyarakat dunia. Karena hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia
yang merupakan aspek penting sebagai penjaga keseimbangan alam. Permasalahan illegal
loging dan pemanasan global merupakan contoh dari konteks global dalam ilmu geografi.

2. Konsep Waktu dalam Dinamika Kehidupan Lokal dan Global


Setiap disiplin ilmu memiliki sifat otonom, salah satu cirinya memiliki kajian yang
berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. Akan tetapi, walaupun bersifat otonom, setiap disiplin
ilmu memiliki kaitan dengan ilmu lainnya. Seperti geografi dengan sejarah yang merupakan
ilmu dwitunggal. Penelaahan suatu peristiwa tidak terlepas dari dimensi waktunya dan ruang
terjadinya. Jika Sejarah memandang peristiwa berdasarkan waktu terjadinya (kapan),
sedangkan geografi mempertanyakan di mana terjadinya. Dapat disimpulkan bahwa ruang
dan waktu merupakan dua konsep yang saling melengkapi.
Dalam sejarah, waktu merupakan konsep utama. Suatu peristiwa tidak dapat
dikatakan sebagai fenomena atau fakta sejarah jika tidak dikatakan waktu terjadinya. Dengan
demikian peristiwa sejarah dikatakan sejarah apabila terkait dengan waktu. Waktu yang
dikaji bukan hanya sekadar kejadian di masa lampau, akan tetapi pemaknaan peristiwa
tersebut sehingga berguna bagi kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang. Seperti
menurut Winataputra (2007: 5.6) bahwa para sejarawan memiliki pendapat yang sama,
sejarah bertugas membuka masa lampau (waktu) umat manusia, memaparkan berbagai
kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangan dari
masa yang paling tua hingga dewasa ini.
Selanjutnya dijelaskan bahwa waktu dalam sejarah dilihat dari empat hal, yaitu:
a. Perkembangan. Perkembangan masyarakat terjadi mulai dari tingkat yang sederhana
menuju bentuk yang lebih kompleks. Seperti perkembangan masyarakat Indonesia pada
masa praaksara, zaman Hindu, Budha, kolonial sampai masa setelah proklamasi.
b. Kesinambungan. Masyarakat melakukan adopsi terhadap lembaga-lembaga yang lama.
Seperti kolonialisme merupakan kelanjutan dari patrimonalisme. Sistem barter
merupakan cikal bakal dari sistem jual beli.
c. Pengulangan. Pengulangan terjadi bila peristiwa di masa lampau terjadi lagi di masa
berikutnya.
d. Perubahan. Masyarakat mengalami pergeseran atau perkembangan besar-besaran dan
dalam waktu yang relatif singkat. Contohnya gerakan paderi yang menentang kaum adat
di Sumatra Barat.

Konsep waktu dalam perspektif lokal adalah peristiwa yang terjadi pada tempat
yang relatif tidak terlalu luas seperti dalam cakupan kabupaten atau provinsi. Akan tetapi,
pada akhirnya sejarah lokal tersebut membangun sejarah nasional seperti:
a. Sejarah kerajaan Hindu tertua Indonesia berada di daerah Kutai.
b. Keberanian Sultan Hassanudin dalam menentang Belanda sehingga dijuluki ayam jantan
dari timur
Peristiwa-peristiwa sejarah di atas bukan hanya milik warga Kutai dan Sulawesi saja,
akan tetapi menjadi sejarah nasional. Konsep waktu dalam perspektif global berkaitan
dengan lingkup yang luas dan memberikan dampak besar terhadap perkembangan kehidupan
global. Seperti perang dunia yang memberikan dampak besar pada aspek fisik dan
kemanusiaan. Pengalaman tersebut telah menyadarkan manusia akan peningkatan
kemampuan IPTEK dan melakukan kolaborasi untuk memperbaiki kesejahteraan. Selain itu,
pengalaman masa lalu bisa dijadikan kewaspadaan akan pentingnya kedaulatan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep ruang dan waktu
saling melengkapi. Konsep waktu dalam sejarah akan lebih bermakna jika disandingkan
dengan konsep ruang dalam geografi, begitu pula sebaliknya. Hubungan konsep ruang dan
waktu bisa dilihat dalam contoh di bawah ini:
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan Soekarno pada tanggal
17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Konsep Waktu Konsep Ruang

Anda mungkin juga menyukai