TUGAS Disusun dan Diajukan Tugas Terstruktur Mata Kuliah : Konsep Dasar IPS Pengampu : Amin Waluyo,M.Pd
Oleh : IVON SAPTU RISTIYANI 40210060 PGSD 2
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM BUMIAYU 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian Ilmu Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu go ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan"). Pengertian Ilmu Sejarah Sejarah secara umum adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau. Pengertian Ilmu Sosiologi Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Pengertian Ilmu Sejarah. B. Rumusan Masalah Apa hubungan sosiologi, geografi, sejarah ditinjau dari kondas IPS terpadu?
BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Geografi. Dari asal katanya, geografi itu berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti tulisan atau lukisan. Oleh karena itu secara harfiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi. Namun pada pembahasan oleh para pakar geografi selanjutnya, pengertian itu tidak hanya sekedar tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi juga penelaahannya lebih jauh. Untuk jelasnya, marilah kita ikuti konsep geografi, menurut Councl of the Geographical Association (1919), sebagai berikut. Geografi berkenaan dengan dunia nyata, dunia yang dipelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu atau kaki telanjang, atau dengan mengendarai kereta api, perahu, mobil atau pesawat terbang, dan melalui lukisan atau gambar atau cara lain. Namun demikian, penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab- akibat mengapa dunia nyata tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang menghubungkan bagian- bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan kebalikannya telah dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M., editor: 1976:16). Dari konsep yang telah dikemukakan diatas, kita dapat menyimak bahwa geografi itu berhubungan erat dengan pengalaman nyata tiap orang sehari-hari. Hal-hal yang dialami dan dipejari oleh kita dalam perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain, hal itu adalah gegrafi. Namun demikian seperti yang dinyatakan diatas, geografi itu tidak hanya terbatas pada apa yang terlihat dari luar, melainkan juga meliputi sebab-akibat mengapa yang nampak kenyataan itu demikian adanya. Geografi itu berhubungan juga dengan ilmu kealaman, hal- hal atau fenomena alam itu mempengaruhi kehidupan manusia, dan kebalikannya bagaimana tindakan manusia memodifikasi, mengubah serta mengadaptasinya. Dengan demikian, pada konsep geografi ini terungkap hubungan saling mempengaruhi antara fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan menusia. Menurut rumusan geografian Indonesia pada seminar dan Lokakarya Nasional Paningkatan Kualitas Pangajaran Geografi di Semarang, 1988, sebagai berikut: Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan definisi geografi tadi, jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas: a. atmosfer (lapisan bumi), b. litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), c. hidrosfer (lapisan air, perairan), dan d. biosfer (lapisan kehidupan. Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya (udara, betuan, perairan, kehidupan). Persamaan dan perbedaan fenomena tersebut tidak terlepas dari hubungan dan interaksi keruangan dari unsur-unsur geografi di wilayah atau dalam lingkungan di permukaan bumi. Dari pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat diketengahkan disisni bahwa geografi berkenaan: 1. geosfer atau permukaan bumi 2. alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, geosfer) 3. umat manusia atau antroposfer 4. persebarab keruangan fenomena alam dan kehidupan termasuk persamaan serta perbedaannya 5. analisis hubungan serta interaksi keruangan fenomene-fenomenanya dipermukaan bumi. Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi, paling tidak, kita dapat mempelajari dua kelompok dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James, P.E : 1979:115), dan oleh Hendry J. Warman (Gabler, R.E: 1966:13-16). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut. Getrude Whipple mengungkapkan lima konsep dasar, yaitu:
1. Bumi sebagai planet 2. Variasi cara hidup 3. Variasi wilayah-wilayah alamiah 4. Makna wilayah (region) bagi manusia 5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia Sedangkan Henry J.warman mengemukakan 15 konsep dasar sebagai berikut: 1. Konsep kewilayahan atau konsep regional 2. Konsep lapisan kehidupan atau konsep biosfer 3. Konsep manusia sebagai faktor ekologi yang dominan 4. Konsep globalisme atau konsep bumi sebagai planet 5. Konsep interaksi keruangan 6. Konsep hubungan areal (wilayah) 7. Konsep persamaan areal (wilayah) 8. Konsep perbedaan areal (wilayah) 9. Konsep keunikan areal (wilayah) 10. Konsep persebaran areal (wilayah) 11. Konsep lokasi relative 12. Konsep keunggulan komparatif 13. Konsep perubahan yang terus menerus atau perubahan abadi 14. Konsep sumber daya dibatasi secara budaya 15. Konsep bumi yang bundar di atas kertas yang datar atau konsep peta. Pada tingkat SD dan pendidikan dasar konsep dasar itu dapat kita mulai dari arah (mata angin), jarak, peta perbedaan waktu, sungai, gunung dan demikian seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan. Selanjutnya bagaimanakah membina konsep pada diri kita masing-masing dan terutama pada diri peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing? Karena pembinaan konsep itu tidak lain adalah mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu maka kita selaku guru IPS mengajarkan pengertian yang seluas- luasnya tentang sesuatu secara bertahap berkesinambungan, sampai terjadi pola pengertian dalam benak kita dan juga dalam benak peserta didik tentang sesuatu tadi secara terurai mulai dari keadaannya yang konkret mudah ditangkap oleh peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan konsep tersebut. 2. Konsep Dasar Sejarah. Sebelum kita menelaah sejarah sebagai ilmu, dalam hal ini bidang ilmu dari ilmu-ilmu social, lebih dulu kita akan menelaah apa sesungguhnya sejarah itu. Hugiono dan P.K. Poerwanta (1987:9) mendefinisikan sejarah sebagai berikut: Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara alamiah meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Sedangkan Sartono Kartodirjo (1992:59) secara singkat mengkonsepkan sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchilf\d, H.P., dkk.: 1982:141) mengemukakan sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya. Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat, sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau itu, tidak hanya digambarkan atau dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan dianalisis bahkan juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu, sejarah itu tidak hanya sebagai pengetahuan, melainkan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini termasuk bidang ilmu sosial. Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar yang menjadi karakter sejarah adalah: 1. waktu 2. dokumen 3. alur peristiwa 4. kronologi 5. peta 6. tahap-tahap peradaban 7. ruang 8. evolusi 9. revolusi Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait dengan waktu ini. Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Pada abad XVIII, seorang ahli filsafat Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tunggal, artinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi merupakan petunjuk dimana peristiwa itu terjadi. Dengan memperhatikan dan menelaah uraian yang baru kita bahas, dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep dasar tersebut tadi, jalin-menjalin dalam peristiwa dan pengalaman masa lampau sebagai suatu deskripsi serta alur sejarah. Berdasarkan analisis atau kronologi tersebut dari masa lampau sampai saat ini, kita dapat memprediksi suatu peristiwa, pengalaman, atau proses kehidupan manusia dihari-hari mendatang. Jika ada yang beranggapan bahwa mempelajari sejarah itu suatu kajian statis hal itu tidak benar. Justru analisis sejarah itu suatu analisis yang dinamis.
3. Konsep Dasar Sosiologi Kemampuan memahami konsep dasar sosiologi ini sangat penting bagi guru dalam mengajarkan IPS di SD, sebab pendidikan konsep dasar sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan tersebut. Pendidikan pengetahuan social mengenali norma-norma dan pranata-pranata yang berlaku dan perlu kita patuhi dan diindahkan tentunya. Hal tersebut dimasyarakat merupakan salah satu bagian penting yang harus dipahami dan diterapkan oleh setiap individu dalam proses sosialisasinya. Warga masyarakat yang baik adalah warga yang mampu menjunjung tinggi dan mentaati norma-norma dan pranata-pranata social yang berlaku dalam masyarakat. Pemahaman dan penguasaan anda tentang konsep dasar sosiolgi di atas sangat penting karena merupakan landasan dan sumber utama materi IPS baik untuk SD maupun tingkat lanjutan. Selain penguasaan materi anda diharapkan dapat membelajarkan materi dan menerapkan dalam berinteraksi di lingkungan sekitar anda. Tujuan kegiatan belajar sebagai berikut: 1. Konsep individu, kelompok, dan masyarakat 2. Interaksi social, pranata, struktur social 3. Peran dan status individu dalam kehidupan masyarakat Konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep social. Jika manusia diartikan sebagai individu bahwa manusia menurut kodratnya adalah disamping manusia sebagai mahluk Tuhan yang mulia; manusia sebagai mahluk pribadi sekaligus sebagai mahluk social; dan manusia merupakan suatu kesatuan antar jasmani dan rohani. Manusia pada hakikatnya adalah manusia Zoon Politicon, yaitu mahluk yang selalu hidup bermasyarakat manusia itu harus hidup di masyarakat. Sebagai akibat hubungan yang terjadi diantara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok social (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun, bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok social. Untuk dikatakan kelompok social terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Macam-macam kelompok social, meliputi klasifikasi tipe-tipe kelompok dari sudut individu; kelompok social dipandang dari sudut individu; in group dan out group; primary group dan secondary group; gemeinschaft dan gesselschaft. Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan cirri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat pribadi. Sedangkan yang dimaksud pengertian secondary group adalah kebalikan dari primary group. Secondary group sebagai kelompo-kelompok yang besar, yang terdiri banyak orang diantara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langsung. Toonies dan Loomis menyatakan bahwa gemeischaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang dikodratkan. Contoh bentuk gemeinschaft dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga. Sedangkan gesselschaft adalah kebalikannya, yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam mesin.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Hubungan sosiologi, sejarah, geografi ditinjau dalam kondas IPS terpadu adalah ketiganya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan. Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Geografi itu berhubungan erat dengan pengalaman nyata tiap orang sehari- hari. Jadi ketiga itu merupakan komponen penting dalam kondas IPS terpadu.