Anda di halaman 1dari 6

1.

PERBEDAAN PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN

A. Pengertian permukiman
 Permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap dengan
prasarana lingkungan,prasarana umum, dan fasilitas sosial yang
mengandung keterpaduan kepentingan dan keselarasan
pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan
 Permukiman ialah suatu kelompok tempat tinggal dimana didalamnya
mempunyai fasilitas fasilitas pendukung yang komplit atau lengkap
misalnya bangunan rumah,jalur jalan,rumah sakit,serta fasilitas lainnya
yang dipergunakan sebagai sarana pelayanan,dan ada juga permukiman
berkelanjutan yang mampu mengakomodasikan dan mendorong proses
perkembangan kehidupan didalamnya ekonomi dan ekologi.
 permukiman menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina, (Perencanaan
dan Pengembangan Perumahan, 2006:37), adalah suatu tempat bermukim
manusia untuk menunjukkan suatu tujuan tertentu. Apabila dikaji dari segi
makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements yang
mengandung pengertian suatu proses bermukim. permukiman memiliki 2
arti yang berbeda yaitu:

1.Isi. Yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun

masyarakat di lingkungan sekitarnya.

2.Wadah. Yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam

dan elemen-elemen buatan manusia.

 Elemen Permukiman terbentuk atas kesatuan antara manusia dan


lingkungan sdi sekitarnya. Permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa elemen yaitu (Suparno Sastra M. dan Endi Marlina,
Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, 2006:39):

1.Alam.

2.Manusia. Di dalam suatu wilayah permukiman, manusia merupakan


pelaku utama kehidupan, disamping makhluk hidup seperti hewan,
tumbuhan dan lainnya. sebagai makhluk yang paling sempurna, dalam
kehidupannya manusia membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang
kelangsungan hidupnya, baik itu kebutuhan biologis (ruang, udara,
temperatur, dan lain-lain), perasaan dan persepsi, kebutuhan emosional dan
kebutuhan akan nilai-nilai moral.

3.Masyarakat. Masyarakat merupakan kesatuan kelompok orang (keluarga)


dalam suatu permukiman yang membentuk suatu komunitas tertentu. Hal-
hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat
yang mendiami suatu wilayah permukiman adalah:
1. Kepadatan dan komposisi penduduk

2. Kelompok sosial

3. Adat dan kebudayaan

4. Pengembangan ekonomi

5. Pendidikan

6. Kesehatan

7. Hukum dan administrasi

4. Bangunan atau rumah. Bangunan atau rumah merupakan wadah bagi


manusia. Pada prinsipnya bangunan yang dapat digunakan sepanjang
operasional kehidupan manusia bisa dikategorikan sesuai dengan fungsi masing-
masing, yaitu:

1. Rumah pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain)

2. Fasilitas rekreasi atau hiburan

3. Pusat perbelanjaan

4. Industri

5. Pusat transportasi

Networks. Networks merupakan sistem buatan maupun alami yang


menyediakan fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman. Untuk
sistem buatan, tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara wilayah
permukimansatu dengan yang lainnya tidak sama. Sistem buatan yang yang
keberadaannya diperlukan dalam suatu wilayah antara lain:

1. Sistem jaringan air bersih

2. Sistem jaringan listrik

3. Sistem transportasi

4. Sistem komunikasi

5. Drainase dan air kotor

6. Tata letak fisik

B. Pengertian Perumahan
Pengertian Perumahan dan Permukiman - Dalam Undang-Undang Nomor 4
tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan diartikan sebagai
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana.

Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari


kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya interaksi
social diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana
sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota
secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan,
kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.

Pengertian perumahan sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah


oleh berbagai instansi baik pemerintah atau swasta dengan disain unit-unit
rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dan kelompok perumahan
ini tidak tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah atau dapat juga sampai
ratusan rumah. Bentuknya pun tidak terbatas hanya pada bangunan satu lantai
saja, yang berderet secara horizontal, melainkan dapat juga merupakan
bangunan bertingkat yaitu merupakan rumah susun.

Aspek-aspek Perencanaan Perumahan

Untuk membuat sebuah perencanaan perumahan yang betul-betul dapat


menjawab tuntutan pembangunan perumahan dan permukiman maka perlu
dipertimbangkan secara matang aspek-aspek perencanaannya. Dengan
memperhatikan aspek-aspek perencanaan sepanjang pembangunannya,
diharapkan baik arah maupun laju pembangunan perumahan akan dapat
mencapai suatu kondisi dimana jumlah dan kualitasnya sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan
pembangunan perumahan tersebut antara lain :

1.Lingkungan
Hal utama yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan perumahan adalah
manajemen lingkungan yang baik dan terarah. Karena lingkungan perumahan
merupakan aspek yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak dapat
diabaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena baik buruknya kondisi lingkungan
akan berdampak terhadap penghuni perumahan.

Pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan dalam perencanaan lingkungan


perumahan mutlak diperlukan karena pada hakekatnya proses terbentuknya
lingkungan perumahan merupakan akumulasi dari unit-unit rumah sebagai
pembentuk perumahan tersebut. Oleh karena itu dalam perencanaan perumahan
diperlukan juga perencanaan terhadap lingkungan perumahan tersebut, terkait
secara mikro (perencanaan secara detail terhadap unit-unit rumah) serta makro
(perencanaan dan pencermatan terhadap lingkungan dimana perumahan tersebut
berada).

2. Daya Beli (Affortability)


Perencanaan bangunan diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
pembangunan yang telah dicanangkan sesusi dengan programnya. Didalam
perencanaan perumahan selalu dipikirkan kesesuaian antara ukuran bangunan,
kebutuhan ruang, konstruksi bangunan, ataupun bahan bangunan yang
digunakan dengan jangkauan pelayanannya. Hal itu perlu diantisipasi karena
kemampuan rata-rata (kemampuan daya beli) masyarakat pada wilayah yang
satu dengan yang lain tidak sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat antar lain :

1. Pendapatan per kapita sebagian besar masyarakat yang masih rendah (di bawah
standar) ;
2. Tingkat pendidikan sebagian masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang
masih relatif rendah;
3. Pembangunan yang belum merata pada berbagai daerah sehingga memicu
timbulnya kesenjangan sosial dan ekonomi ;
4. Situasi politik dan keamanan yang cenderung tidak stabil sehingga
mempengaruhi minat dan daya beli masyarakat untuk berinvestasi dan
mengembangkan modal ;
5. Inflasi yang tinggi yang menyebabkan naiknya harga bahan bangunan yang
berdampak dengan melambungnya harga rumah.

3. Kelembagaan
Keberhasilan pembangunan perumahan dalam suatu wilayah, baik di perkotaan
maupun di pedesaan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai pihak yang
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana
yang kondusif bagi terciptanya keberhasilan itu. Masyarakat sebagai pelaku
utama pembangunan memegang peran penting dalam setip program
pembangunan yang dijalankan. Apabila dikaji lebih jauh tentang unsur pelaku
pembangunan perumahan, maka peran swasta dalam hal ini pengembang
(kontraktor) sangatlah menentukan terciptanya arah dan laju pembangunan
menuju masyarakat yang adil dan sejahtera dengan tercukupinya segala
kebutuhan, termasuk kebutuhan perumahan.

1.PERBEDAAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN

A.PERKOTAAN

Perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama


bukanpertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Ciri – Ciri Kehidupan perkotaan :

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan,


tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial diantara warganya.
3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan
pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip
ekonomi.
6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial
disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat
solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

B.PEDESAAN

Pedesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,


termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa, pemerintahan,
pelayanan social, dan kegiatan ekonomi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)


Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh
kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola
kehidupan agraris penduduk ditempat itu.

Ciri-ciri kehidupan pedesaan adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam,
seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin


yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat
yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana is hidup dicintainya serta
mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan
sama¬sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat.
PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara desa dan kota :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk;
2. Lingkungan hidup;
3. Mata pencaharian;
4. Corak kehidupan sosial;
5. Statifikasi sosial;
6. Mobilitas sosial;
7. Pola interaksi sosial;
8. Solidaritas sosial; dan
9. Kedudukan dalam hirarki sistem administrasi nasional.
Dengan demikian ada juga perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat
desa, Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan,
dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat
perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara
mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata
permasalahan, Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat
pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan
pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban
community.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu
memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam
perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa.
Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-
ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum.

Anda mungkin juga menyukai