Anda di halaman 1dari 39

HALAMAN JUDUL

PERKEMBANGAN KOTA DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN


PERKOTAAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. Asma J1A118004
2. Abas J1A118006
3. Wa Zul J1A118007
4. Irmawati J1A118011
5. Hayatun Nufusi Alhajar J1A118018
6. Zeny Febrianti J1A118032
7. Rusni Yanti J1A118039
8. Ilmayanti Rukmana J1A118046
9. Sitti Asmanur J1A118048
10. Nurul Amalia Fikrah J1A118060
11. Iqrayati Kasrudin J1A118074
12. Fitriani Agus J1A118083

KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kesehatan
Lingkungan Pemukiman dan Kota ini yang berjudul “Perkembangan Kota dan
Permasalahan Lingkungan Kota” dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami melibatkan berbagai pihak agar


dapat membantu memperlancar penyelesaian penulisan makalah ini. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh sebab itu kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat merampungkan penulisan
makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan inspirasi bagi pembaca.

Kendari, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan suatu kawasan permukiman yang didalamnya terdapat


berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, dimana terdapat fasilitas-fasilitas
pendukung untuk menunjang kegiatan masyarakat yang ada di dalam wilayah
tersebut. Kota dapat dilihat dari kepadatan penduduk, status hukum, batas
administrasi dan kepentingannya (Nuh & Winoto, 2017).
Pertumbuhan dan perkembangan kota dianggap sebagai masalah global, hal
ini disebabkan pertumbuhan populasi penduduk di perkotaan semakin tinggi
(Sunarti, Yuliastuti dan Indriastjario, 2018). Dimana Fenomena abad 21 ini
mayoritas manusia akan meninggalkan lingkungan alam maupun pedesaan dan
akan tinggal di perkotaan. Pada saat ini, 55 % populasi dunia hidup di daerah
perkotaan, dengan 54 % populasi penduduk perkotaan dunia tinggal di Asia.
Kawasan perkotaan yang memiliki pertumbuhan penduduk yang paling cepat
adalah kota-kota kecil, yang berpopulasi kurang dari 500.000 jiwa per kotanya,
terutama pada negara-negara berkembang (United Nations,2018).
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, bahwa jumlah tersebut akan terus
meningkat menjadi 80% di tahun 2050. Di Indonesia, diperkirakan tidak kurang
dari 40% penduduk tinggal di kawasan perkotaan. (Deliyanto & Sumartono,
2018). Dimana Perkembangan kota yang terdapat di Indonesia merupakan kota-
kota berkembang yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan mobilitas penduduk
yang berkegiatan di dalam suatu kawasan kota tersebut. Sehingga diperlukan
Pembangunan kota sebagai pengendali urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan.
(Ngangi,et al.,2019).
Pembangunan kawasan perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah dan
pihak swasta sebagai suatu kegiatan dapat mempengaruhi dan membawa dampak
terhadap lingkungan serta alam sekitarnya. Dimana secara umum memunculkan
berbagai permasalahan diantaranya kurangnya ketersediaan berbagai fasilitas
layanan kebutuhan hidup primer masyakarat, terutama masalah pemukiman dan

1
fasilitas-fasilitas publik lainnya yaitu berbagai fasilitas transportasi, penurunan
kualitas lingkungan perkotaan serta belum efektif dan efisiennya pengaturan
penatagunaan lahan dan tata ruang (land and space used plan regulation).
(Adiyanta, 2018). Juga berimplikasi pada timbulnya berbagai permasalahan
perkotaan seperti kemacetan, banjir, permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan
berkurangnya luasan ruang terbuka hijau. (Septiani & Yuliastuti, 2015).
Dimana Perkembangan kota menjadi penting karena merupakan tuntutan
untuk layak diketahui Status Lingkungan Hidup Perkotaan Berkelanjutan yang
menjadi dasar penting bagi pengelolaan secara berkelanjutan. Sehingga nantinya
dapat memberikan informasi terkait dengan potensi dan permasalahan lingkungan
hidup perkotaan yang berfungsi sebagai dasar analisa Pemerintah, khususnya
sektor. terkait lingkungan hidup dalam melaksanakan upaya pengambilan
keputusan dan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan secara terarah dan tepat
sasaran, serta memberikan informasi yang sebaik-baiknya dan selengkap-
lengkapnya kepada masyarakat umum dan stakeholder lainnya. (Wahyuningsih,
H.,2018).
Makalah ini menjelaskan dan menganalisis tidak hanya tentang
pengembangan kota namun permasalahan yang timbul pada lingkungan
perkotaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kota?


2. Bagaiman perkembangan kota?
3. Bagaimana masalah lingkungan?
4. Bagaimana masalah lingkungan Perkotaan?
5. Apa faktor penyebab masalah lingkungan perkotaan?
6. Apa dampak masalah lingkungan perkotaan?
7. Bagaimana upaya penanggulangan masalah lingkungan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kota

2
2. Untuk mengetahui perkembangan kota
3. Untuk mengetahui masalah lingkungan
4. Untuk mengetahui masalah lingkungan Perkotaan
5. Untuk mengetahui faktor penyebab masalah lingkungan perkotaan
6. Untuk mengetahui dampak masalah lingkungan perkotaan
7. Untuk mengetahui upaya penanggulangan masalah lingkungan

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kota

Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang


penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok kelompok, dan mata
pencaharian penduduknya bukan pertanian. Kota dalam tinjauan geografi adalah
suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah
di belakangnya.[ CITATION Red18 \l 1033 ]
Kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik secara fisik
maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara.
Dalam perkembangannya, kota sukar untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat
menjadi tidak beraturan. Kota merupakan suatu wilayah berkembangnya kegiatan
sisial, budaya dan ekonomi perkotaan yang tidak berstatus sebagai kota
administratif atau kotamadya. Aktifitas dan perkembangan kota mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan fisik Prof. Dr. Ir. Zoe’raini Djamal Irwan, M.Si.
[ CITATION Red18 \l 1033 ]
Sudut pandang tentang arti dari sebuah Kota pun bisa berbeda-beda
tergantung bagaimana pendekatannya terhadap konsentrasi bidang ilmu nya
masing-masing. Seperti misalnya, seorang dengan profesi di bidang Geografi akan
menekankan pada permukaan kota dan lingkungannya dengan mencari hubungan
antara wajah kota dan bentuk serta fungsi kota itu. Lain halnya dengan seorang
Geolog, karena dia akan memperhatikan lahan dan tanah di bawah kota dan
bagaimana hubungannya dengan pembangunan. Sudut pandang seorang Ekonom
akan berbeda lagi karena dia akan mementingkan masalah perdagangan kota yang
berfokus padahubungan kegiatan dan potensi kota secara finansial. Adapun
seorang Antropolog akan memandang kota dari lingkup budaya dan sejarah. Lain
halnya dengan seorang Politikus yang menekankan padacara mengurus kota dan
bagaimana hubungan antara pihak pemerintah dan swasta. Kemudian perhatian

4
seorang Sosiolog berbeda pula, karena dia berfokus pada klasifikasi permukiman
kota dari semua aspek tabiatnya, sedangkan seorang ilmu kesehatan akan
memperhatikan keadaan lingkungan kesehatan permukiman kota.[ CITATION
Den17 \l 1033 ]
Aspek utama yang digunakan untuk menjelaskan pengertian kota antara lain
adalah dari aspek morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan sosial.
Berbagai literatur mengenai kota antara lain mengemukakan bahwa banyak kota –
kota bermula dari desa kecil yang terdapat di pusat pertanian yang subur, misal
nya Los Angeles. Hal serupa terjadi jika daerah pertanian itu menjadi suatu daerah
yang optimum bagi pertumbuhan ekonomi pertanian yang terus berkembang. Kota
petani tumbuh dengan pesatnya ke daerah subur yang justru merupakan unsur
utama perkembangan kota. Sehingga berakibat pada usaha pertanian yang menjadi
terhambat, bahkan akirnya perdagangan mengganti sistem pertanian daerah secara
menyeluruh.kota berkembang terus dan menyebar ke arah tanah pertanian yang
mengakibatkan rusaknya usaha pertanian. Banyak kriteria yang digunakan untuk
sebuah kota sehingga defenisi kota berbeda disetiap negara.[ CITATION Den17 \l
1033 ]

2.2 Perkembangan Kota

Perkembangan suatu kota tidak terlepas dengan pertumbuhan penduduk.


Pertumbuhan penduduk ini mempengaruhi atas kebutuhan perumahan.
Berdasarkan kebutuhan perumahan tersebut, maka pemerintah kota berupaya
untuk menyediakan lahan pada kawasan tertentu di dalam kota. Penyediaan lahan
bagi perumahan diupayakan untuk tidak mengganggu peruntukan lahan kota
lainnya seperti untuk perdagangan, perkantoran dan lain sebagainy. Pertumbuhan
penduduk yang selalu bertambah, menjadikan sebuah kota mengalami
perkembangan perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan kota tidak lepas
dengan pertumbuhan kawasan perumahan. Semakin besar dan padat suatu kota
maka akan semakin besar jumlah maupun luasan dari kawasan perumahan di kota
tersebut. [ CITATION Kur16 \l 1057 ]

5
Perkembangan kota dipengaruhi oleh sektor jasa, antara lain pemerintahan,
industri, perdagangan, pendidikan , dan sektor laju pertumbuhan penduduk. Hal
ini kemudian menyebabkan meningkatnya kebutuhan penyediaan wilayah
pemukiman dengan segala sarana dan prasarana yang akan berdampak pada
peningkatan beban daya dukung lingkungan kota yang relatif tetap. Sementara itu,
masalah ini memang masih dapat diatasi dengan penerapan teknologi, namun
dalam jangka panjang akibat sampingan tersebut akan semakin berlipat ganda dan
pada akhirnya akan melapaui kemampuan teknologi untuk mengatasinya.
Menurut Zahnd (1999), dinamika perkembangan sebuah kawasan perkotaan
tergantung dari tiga hal, yaitu:
1) Perkembangan kota tidak terjadi secara abstrak. Artinya setiap perkembangan
kota berlangsung di dalam tiga dimensi, yaitu rupa, massa, dan ruang yang
berkaitan erat sebagai produknya.
2) Perkembangan kota tidak terjadi secara langsung, dimana setiap
perkembangan kota berlangsung di dalam dimensi keempat, yaitu waktu
sebagai prosesnya.
3) Perkembangan kota tidak terjadi secara otomatis, karena setiap perkembangan
kota membutuhkan manusia yang bertindak. Keterlibatan manusia tersebut
dapat diamati dalam dua skala atau perspektif, yaitu dari ‘atas’ serta dari
‘bawah’. Skala dari atas ‘atas’ memperhatikan aktivitas ekonomi politis
(sistem keuangan, permodalan, kekuasaan dan sejenisnya) yang bersifat
abstrak. Sedangkan skala dari ‘bawah’ berfokus secara konkret pada perilaku
manusia (cara, kegiatan atau pembuatannya)[ CITATION DrI17 \l 1057 ].
1. Faktor Pendukung Perkembangan Kota
a. Faktor geografis
Berkaitan dengan potensi perkembangan sumber daya alam dan
kemampuan berkembangnya suatu kota. Faktor sumber daya alam yang
potensial, misalnya kota tersebut terletak di wilayah yang subur lahanya
yang menghasilkan berbagai komoditas pertanian, mendorong kegiatan
pascapanen dan perdagangan yang berada di kota tersebut. Demikian pula
dalam hal potensial perikanan laut karena kota tersebut berada di tepi

6
pantai/laut. Selain itu terdapat faktor geografis lainya, yaitu lokasi suatu kota
yang sangat strategis, misalnya dimuara sungai besar atau di tepi laut,
memiliki pelabuhan sehingga menjadikan kota tersebut sebagai kota
perdagangan ekspor-impor yang besar dan ramai, yang mendorong kota
tersebut berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar.
b. Faktor demografis
Meliputi jumlah penduduk yang berkemampuan dan berketerampilan
produktif. Jumlah penduduk kota yang besar dan terus bertambah
mendorong ketersediaan barang dan jasa untuk memenuhi kehidupanya
bertambah sehingga kehidupan produksi berbagai sektor meningkat,
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kota meningkat. Aspek
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki penduduk perkotaan merupakan
peluang untuk menunjang pengembangan berbagai kegiatan perkotaan.
Peningkatan kegiatan produksi membutuhkan pembentukan modal
(investasi) membutuhkan tenaga kerja, menghasilkan pendapatan bertambah,
tabungan bertambah yang disalurkan kepada investasi dan industri, dan akan
terjadi proses yang semakin tinggi, maka dampak positifnya adalah
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kota menjadi lebih besar dan
maju.
c. Faktor kemudahan pelayanan dalam berbagai bidang dan sektor.
Misalnya dalam pelayanan pendidikan di daerah perkotaan disuatu
wilayah dalam berbagai strata dan bidang keahlian akan mendorong
terwujudnya sumber daya manusia yang berkemampuan dan berketerampilan
yang dibutuhkan dalam pembangunan. Kemudian pelayanan kesehatan di
daerah perkotaan mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang sehat,
berkapasitas, dan produktif untuk meningkatkan produktivitas kegiatan
dalam berbagai pembangunan sektor perkotaan untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan kota. Kemudian pelayanan keungan dan
perbankan yang menyediakan fasilitas kredit kepada para perusahaan untuk
mengembangkan kegiatan usahanya menjadi lebih maju sehingga produksi
barang dan jasa meningkat, yang berarti telah terjadi pertumbuhan dan

7
perkembangan kota secara nyata. Selanjutnya pelayanan transportasi yang
efektif dan efisien, dalam arti lancar, aman, berkapasitas, bertanggung jawab,
terjangkau oleh daya beli masyarakat dan nyaman. Pelayanan jasa
transportasi yang efektif dan efisien diharapkan mampu melayani angkutan
manusia. Dengan demikian dapat mendorong peningkatan berbagai kegiatan
perkotaan dan menghidupkan perekonomian kota.
d. Faktor ketataruangan perkotaan
Meliputi ketersedian, perencanaan, dan pemanfaatan tata ruang kota.
Ketersediaan taat ruang misalnya tersedia dalam luasnya, kondisi
topografisnya, dilihat dari kondisinya, dan dapat pula dilihat dari potensial
pengembanganya. Suatu kota yang memiliki tata ruang kota yang luas berarti
memiliki kemampuan yang cukup besar untuk mengakomodasi
(menampung) bertambahnya kebutuhan ruang untuk perumahan,
pembangunan kantor, pasar, toko, taman terbuka dan sebagainya. Berbeda
dengan kota yang memiliki tata ruang yang sempit, maka pengembangan
kotanya akan dilakukan ke arah atas yang membutuhkan biaya pembangunan
yang lebih besar. [ CITATION Mut19 \l 1057 ]
2. Faktor Penghambat Perkembangan Kota
a. Faktor Pertumbuhan penduduk
Bisa mengakibatkan pengangguran, Produktivitas rendah, Jumlah
pendapatan perkapita rendah, Dapat menimbulkan urbanisasi Kemampuan
ekspor menurun timbul keinginan untuk impor. Kemudian Mengurangi
jumlah tabungan yg diciptakan anggota masyarakat, Mempercepat kenaikan
produksi barang makanan dan Pertumbuhan penduduk di negara berkembang
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat telah mengalami perbaikan
yang berarti.
b. Faktor pendidikan
Jika pendidikan berkualitas, mudah diakses tentu mempermudah orang
untuk melakukan pergerakan dengan berbekal ilmu pengetahuan yang
diperoleh saat menjadi peserta didik. kemudahan akses pendidikan sangat
penting untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di kota tersebut. Karena

8
kemudahan akses pendidikan mempermudah orang untuk mengubah status.
Kota yang berkembang adalah kota yang memiliki fasilitas pendidikan yang
memadai.
c. Faktor Ekonomi
Aspek ekonomi sangat mempengaruhi perkembang kota. Diamana
Semakin besar dan padat suatu kota maka akan semakin besar jumlah
maupun luasan dari kawasan perumahan di kota tersebut. Artinya lahan yang
luas membutuhkan dana yang banyak untuk mengolah lahan tersebut.
Apalagi lahan untuk membangun kawasan perumahan, otomatis
membutuhkan dana yang cukup banyak untuk menyelesaikan usaha
pembangunan tersebut. [ CITATION Hid20 \l 1057 ].

2.3 Masalah Lingkungan

Menurut Prof. Otto Soemarwoto, masalah lingkungan sudah ada sejak


pertama kali bumi ini tercipta. Ahli ekologi ini menghubungkannya dengan
kejadian yang dikisahkan dalam kitab Suci Injil dan Qur'an, di mana peristiwa air
bah pada jaman Nuh adalah sebuah masalah lingkungan. Runtuhnya peradaban
Mesopotamia telah dinilai sebagai sebab dari masalah lingkungan, yaitu adanya
proses salinasi yang tinggi dari air sungai Tigris dan Euphrat, yang menyebabkan
rusaknya lahan-lahan pertanian. Akan tetapi karena waktu itu tingkat frekuensi
atau intensitas masalah tersebut belum begitu banyak dan populer, maka
masyarakat menganggap hal itu sebagai sesuatu yang kurang berarti. Namun
dengan semakin majunya peradaban manusia, lebih-lebih setelah lahirnya revolusi
industri di Inggris, maka mulailah masalah lingkungan dirasakan dan dibicarakan.
Dasawarsa tahun 1970-an merupakan awal permasalahan lingkungan secara
global yang ditandai dengan dilangsungkannya Konferensi Stockholm tahun 1972
yang membicarakan masalah lingkungan (UN Conference on the Human
Environment, UNCHE). Konferensi yang diselenggarakan PBB ini berlangsung
dari tanggal 5 - 12 Juni 1972, dan dihadiri oleh berbagai negara dan organisasi-
organisasi internasional. Tanggal 5 Juni akhirnya ditetapkan sebagai Hari
Lingkungan Hidup Sedunia. Pada 1987 terbentuk sebuah komisi dunia yang

9
disebut dengan Komisi Dunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan
(World Commission on Environment and Development) yang diketuai oleh Gro
Harlem Brudtland yang melaporkan tentang masalah-masalah pembangunan dan
lingkungan, yang lazim disebut Laporan Brundtland (Brundtland Report) yang
kemudian melahirkan konsep sustainable development, yang kita sebut dengan
pembangunan berkelanjutan. Konsep ini diartikan sebagai pembangunan yang
bertujuan memenuhi kebutuhan sekarang dengan tidak mengurangi kemampuan
generasi akan datang untuk memenuhi kebutuhannya.[ CITATION Nom04 \l
14345 ]
Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat ini
adalah sebagai berikut :
1. Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran
lingkungan hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun
agar dapat normal kembali. Sektor Industri dan asap kendaraan bermotor
adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan plastik beracun
bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi air
disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain
pihak, pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang
dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan bakar
fosil; pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang
merusak unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
2. Perubahan iklim/pemanasan global
Perubahan iklim seperti pemanasan global adalah hasil dari praktik
manusia seperti emisi gas rumah kaca. Pemanasan global menyebabkan
meningkatnya suhu lautan dan permukaan bumi sehingga menyebabkan
mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan air laut. Ia juga mengubah
pola alami musim dan curah hujan seperti banjir bandang, salju berlebihan
atau penggurunan. Akibat perubahan cuaca tersebut, produksi pertanian sering
mengalami gagal panen dan memperbesar peluang terjadinya kebakaran hutan
akibat terjadinya musim kering berkepanjangan.

10
3. Kelebihan populasi
Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan karena
menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan bakar dan makanan.
Ledakan populasi di negara-negara maju dan berkembang yang terus
menyebabkan semakin langkanya sumber daya. Pertanian intensif yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan dengan menggunakan
pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan itu
berupa menurunnya kualitas tanah dan kesehatan manusia.
4. Penipisan sumber daya alam
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab
menciptakan pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, mulai
banyak fihak yang mulai beralih menggunakan sumber daya terbarukan,
seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang diterapkan
oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan fasilitas
teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam jangka
panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak
terbarukan.
5. Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah.
Hal ini terutama limbah plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung
di Jakarta atau kota-kota di Indonesia. Selain limbah rumah tangga, limbah
dari sektor industri yang sering dibuang ke sungai juga menyebabkan ikan-
ikan mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal sungai-sungai ini penting
bagi ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok sumber makanan bagi
masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan pencemaran
laut di indonesia dan merusak ekosistem laut, sumber perikanan. Tidak kalah
penting adalah pembuangan limbah nuklir. Pembuangan limbah nuklir
memiliki bahaya kesehatan yang luar biasa, terutama akibat radiasi. Plastik,
makanan cepat saji, kemasan dan limbah elektronik murah mengancam
kesejahteraan manusia. Pembuangan limbah merupakan salah satu masalah
lingkungan hidup yang mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar.

11
6. Kepunahan keanekaragaman hayati
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat
serta hilangnya keanekaragaman hayati. Aktivitas perburuan satwa yang tidak
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, seperti perburuan
telur penyu atau kura-kura indonesia yang menyebabkan kura-kura sungai
punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Ekosistem yang menempuh waktu jutaan tahun untuk stabil
dan mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada
populasi spesies yang punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu,
kerusakan terumbu karang di berbagai lautan, yang mendukung kehidupan
laut yang kaya, menyebabkan ketersediaan ikan di lautan berkurang. Padahal
populasi manusia semakin bertambah.
7. Deforestasi atau penggundulan hutan
Pembukaan hutan untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama
sawit, menyebabkan pelepasan karbon ke bumi sehingga meningkatkan
perubahan suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan menyerap racun
karbon dioksida hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen,
membantu menciptakan hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang
penting untuk mendukung bagi kehidupan manudia, hancur digantikan
tanaman monokulutur. Padahal tanaman monokultur tidak akan mampu
berperan seperti hutan di dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hidup
manusia.
8. Fenomena pengasaman laut
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon
Dioksida (CO2). 25% gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Keasaman laut
telah meningkat dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun 2100, mungkin
meningkat sekitar 150%. Demikian menurut situs global change. Dampak
utama adalah pada punahnya kerang dan plankton, sumber makanan ikan.
9. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak terlihat yang
menutupi planet bumi, melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang

12
berbahaya. Penipisan lapisan Ozon diperkirakan disebabkan oleh polusi yang
disebabkan oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di Chloro-floro
karbon (CFC). Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian atas, mereka
menyebabkan lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika.
CFC kini dilarang di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon
penting bagi manusia karena mencegah radiasi Ultraviolet (UV) yang
berbahaya jika mencapai bumi. Ini wajib menjadi perhatian.
10. Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan
asam dapat disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat
meletusnya gunung berapi atau membusuknya vegetasi yang melepaskan
sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam merupakan
permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada kesehatan
manusia, satwa liar dan spesies air.
11. Rekayasa genetika
Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak dihasilkan oleh
teknologi rekayasa genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi genetik
makanan menggunakan bioteknologi disebut rekayasa genetika. Modifikasi
genetik dari hasil makanan, secara umum, akan meningkatkan racun dan
resiko penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa yang dimodifikasi
dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta
keseimbangan ekosistem. Kelemahan lain adalah bahwa peningkatan
penggunaan racun untuk membuat tanaman tahan terhadap gangguan serangga
atau hama dapat menyebabkan organisme yang dihasilkan menjadi resisten
(kebal) terhadap antibiotik. Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi
rekayasa genetik maka ini menjadi masalah penting. Cara terbaik dan murah
adalah kembali ke teknologi atau produk organik yaitu tidak menggunakan
racun kimia dalam produksi pertanian atau peternakan sehingga manusia
memiliki asupan makanan dan zat gizi yang sehat.[CITATION Din19 \l 14345
]

13
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencangkup
perubahan iklim, populasi dan hilangnya sumber daya alam, gerakan konservasi
mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat
alami yang secara ekologi. Adapun jenis-jenis masalah lingkungan yaitu :
1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
anusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari
tingkat nasional hingga dari sumber air pribadi dan sumur) telah di katakan
bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan
penyakit.
2. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia
atau biologi di atosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan, menganggu estetika dan kenyamanan atau
merusak properti.
3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena : kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
koersial: penggunaan pestisida; masuknya air di permukaan tanah tercemar
kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan pengendara pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah dari tempat penibunan sapah serta limbah industri yang
lansung di buang ketanah secara tidak memenuhi syarat. [ CITATION
Ans15 \l 1057 ].

2.4 Masalah Lingkungan Perkotaan

Huntington (1945) dalam Watt (1973) mengemukakan bahwa hampir


semua kota besar yang runtuh disebabkan oleh kondisi iklim. Jauh dekatnya
diengan sistem pengangkutan seperti pelabuhan, sungai dan celah gunung.

14
Duckworth dan Sandberg (1954) dalam Watt, 1973 mencatat hasil penelitian yang
sudah lama mengenai suhu udara kota yang lebih panas dari lingkungan
sekelilingnya, seolah-olah sebuah ”pulau panas” tadi. Kesan pulau panas terhadap
wilayah di tepi kota tergantung kepada besar dan luasnya kota.
Untuk menghindari efek pulau panas maka dalam perencanaan dan
penataan kota perlu mempertimbangkan faktor-faktor penyebab gejala efek pulau
panas sebagai berikut :
1. Tata ruang kota harus mempertimbangkan semakin meningkatnya radiasi
gelombang panjang yang terperangkap ke dalam lorong-lorong bangunan atau
geometri
2. Tata ruang memperhitungkan arus angin sehingga kota mempunyai sirkulasi
udara yang baik dan lancar.
3. Pembangunan dan pengembangan hutan kota sehingga dapat menurunkan
suhu kota

Masalah perkotaan di Indonesia akibat ketimpangan tingkat penyediaan


pelayanan kota, yang tidak seiring dengan pertumbuhan penduduk. Perencanaan
kota sebagai bagian dari pemecahan masalah perkotaan perlu dikaitkan dengan
pemahaman penduduk, termasuk jumlah pertumbuhannya. Pengambilan model
kota dunia Barat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam masalah
perkotaan berkaitan dengan perencanaan kota di Indonesia dengan penduduknya
yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Artikulasi ruang yang terbangun itu
menjadi bermakna hanya apabila dikaitkan dengan manusia. Manusia tinggal
dengan berdesakan atau leluasa dalam bekerja, rekreasi, berlalu lalang, berjalan
kaki maupun berkendaraan. Dalam pengembangan kota pada umumnya yang
menjadi acuan adalah konsep kota taman (garden city) yang pada dekade pertama
abad ini sudah diterapkan di Eropa, misalnya kota Welwyn di Inggris. Begitu pula
di California, persediaan air di kota-kota merupakan masalah yang
berkepanjangan. Banyak masalah perkotaan antara lain masalah yang berkaitan
dengan :

15
1) Perusakan alam, meliputi pencemaran air sungai di dalam kota dan
penyempitan ruang hijau Perusakan nilai historis kota
2) Prioritas diberikan pada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki
3) Konsenstrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota,
pemangunan yang tidak beraturan and menyebar serta memperpanjang jarak
tempuh [CITATION Placeholder1 \t \l 1033 ]

Penyumbang kerusakan terhadap lingkungan di perkotaan tidak lain adalah


aktivitas manusia dalam kehidupan. Aktivitas yang membahayakan lingkungan
hidup tersebut dapat dimasukkan kedalam poin-poin utama sebagai berikut:
1. Bertambahnya populasi manusia.
Jumlah penduduk dunia terus bertambah. Bumi yang kita pijak sudah tak
sanggup lagi menampung populasi penduduk dunia. Jika pada tahun 1900
jumlah penduduk 1,5 miliar, tahun 2000 sudah mencapai 6 Miliar dan 2015
diperkirakan mencapai 8 M. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan
konsumsi sangat tinggi, rentetan masalah sosial, rendahnya kualitas hidup dan
daya pikat kota membuat penduduk pergi dan bekerja di kota. Data menyebut
14% orang tinggal dikota tahun 1900 dan tahun 2000 meningkat menjadi 70%.
2. Eksploitasi dari konsumsi berlebih
Alam menyediakan makanan serta kebutuhan bagi seluruh makhluk
termasuk manusia, sudah selayaknya kita memanfaatkanya. Namun manusia
tidak puas hanya terpenuhi kebutuhan tetapi juga menuntut kenyamanan. Jika
dulunya merasa cukup dengan rumah dengan taman luas, maka sekarang area
hijau bukan lagi prioritas, yang terpenting kenyamanan yang lebih, dan ruang
yang luas, dilain pihak harga tanah mahal dan orang akan menggunakan
semaksimal mungkin lahan terutama di perkotaan.
3. Sumber daya tak terbaharukan
Begitu melimpahnya sumber alam yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
manusia dan salah satunya ke bidang konstruksi. Namun sebagian besar
sumber alam tersebut tak terbaharui, dan sumber yang terbaharui dan tak
terbatas belum dapat dimanfaatkan karena terbatasnya teknologi, kebanyakan

16
untuk energi dan bahan bangunan. Sumber daya terbaharukan seperti kayu
pun karena eksploitasi yang berlebih menjadikannya tidak sustainable karena
jangka panjang baru terbarui. Menyusutnya hutan secara dasyat membuat
konsentrasi CO2 meningkat tajam sehingga penghijauan di hunian adalah
krusial dewasa ini.
4. Proses pengolahan dan transportasi
Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi siap pakai
sesungguhnya juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini selain
karena bahan dasar material yang memanfaatkan sumber daya alam, proses
pengambilannya pun membutuhkan energi/bahan bakar dan keseluruhan
proses tersebut menghasilkan CO2 sebagai emisi gas buang yang berdampak
buruk bagi lingkungan. Hutan tidak hanya menyuplai O2, tetapi juga menyerap
CO2 dan mengubahnya menjadi O2, Maka pentinglah menghijaukan bangunan
modern berdasarkan isu lingkungan.
5. Pemanasan Global
Semua kegiatan manusia setelah revolusi industri menghasilkan emisi
gas buang CO2 berlipat-lipat ke atmosfer. yang secara langsung menyebabkan
panas matahari terperangkap yang dikenal sebagai efek rumah kaca, yang
mengakibatkan meningkatnya panas di permukaan bumi yang sering
diistilahkan dengan Global Warming. Peningkatan suhu sejak revolusi industri
dalam kurun waktu 20 tahun suhu bumi meningkat 2° C, pada 2100
diperkirakan bumi bersuhu 58 ° C5. Kota –kota pantai akan tenggelam seiring
mencairnya kutub bumi.
6. Bidang konstruksi penyumbang terbesar
Kenyataan yang sangat ironis, bagi profesi arsitek bidang yang digeluti
pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar. Secara
global, sektor konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energy,
dan 16% air. Selain itu konstruksi juga menyumbang emisi CO 2 terbanyak,
yakni 45% tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan pembangunan, tetapi
membangun dengan lebih bijaksana, salah satunya dengan penerapan Green

17
Desain, sustainable, dan hemat energi. Yang diharapkan dapat meminimalisasi
kerusakan alam dan hal ini tidak bisa menunggu lagi, harus dilakukan
sekarang juga. Peran bidang konstruksi terhadap kerusakan lingkungan:
a. Pengambilan material
b. Proses pengolahan material
c. Distribusi material jadi dari sumbernya ke pemakai
d. Proses konstruksi
e. Pengambilan lahan untuk bangunan
f. Konsumsi energi sejak pembangunan-dalam bangunan jadi
7. Keberadaan sampah terhadap lingkungan
Menurut teori D.D Duncan, masalah lingkungan (khususnya lingkungan
urban) mempunyai hubungan interdependensi dengan aspek demografi,
organisasi dan teknologi yang dikenal dengan model POET. Sampah
merupakan bagian dari masalah lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh
jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi dan budaya yang dilakukannya,
teknologi serta organisasi sosial yang berkembang Semakin banyak jumlah
penduduk semakin banyak aktivitas sosial ekonomi dan budaya yang
dilakukan, semakin banyak energi yang dikonsumsi dan limbah atau sampah
yang dihasilkannya pun meningkat. Kualitas sampah yang dihasilkannya juga
cendrung semakin banyak sampah yang tidak dapat membusuk (refuse).
Terkait dengan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang dilakukan,
diasumsikan poduksi sampah mencapai 3,68 lt/orang/hari. Kemajuan
teknologi cendrung menambah volume dan kualitas sampah yang dihasilkan,
karena pemakaian bahan baku semakin beragam dan cara pengepakan
(pengkemasan) dan produk manufaktur yang semakin beragam pula. Selain
itu, kecendrungan produsen yang memproduksi barang-barang komuditas dan
barang elektorik yang menggunakan teknologi modern juga menghantarkan
konsumen (masyarakat) untuk berperilaku boros atau gaya hidup konsumtif,
yaitu sekali pakai langsung buang [ CITATION Jam17 \l 1033 ].

18
2.5 Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Perkotaan

Masalah lingkungan dapat diakibatkan dari berbagai kegiatan, baik dalam


skala terbatas (sempit) maupun dalam skala luas. Dalam skala terbatas, misalnya
kegiatan keluarga yang menghasilkan limbah rumah tangga yang mana limbah ini
belum menjadi sorotan karena dampaknya tidak secara nyata mengganggu
kesehatan. Dalam skala luas, masalah lingkungan menjadi penting karena
komponen yang menanggung dampak begitu banyak sedangkan pihak penyebab
dampak diuntungkan secara ekonomi. Pada umumnya, masalah lingkungan hidup
disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan
sumber daya alam secara berlebihan, industrialisasi, dan transportasi[ CITATION
Man18 \l 1033 ].
1. Peristiwa Alam
Peristiwa alam atau kejadian yang terjadi secara alamiah seperti gempa
bumi, longsor, badai, kebakaran hutan oleh petir, banjir, letusan gunung berapi,
dan lain-lain telah banyak menimbulkan masalah lingkungan hidup. Gempa bumi
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup baik di darat maupun di laut. Gempa
bumi yang terjadi didaratan dapat menyebabkan tanah retak-retak, bentang alam
longsor, kerugian harta benda, kematian manusia dan hewan dan lain sebagainya.
Petir sering mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan. Selain dapat
mengakibatkan kerugian ekonomi dari kayu hutan, kebakaran hutan juga dapat
mengakibatkan pencemaran udara oleh asap, punahnya sumber daya genetik,
terganggunya kehidupan satwa liar dan kematian bagi satwa yang pergerakannya
lambat. Kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan tidak hanya terjadi di
wilayah kebakaran itu, tetapi juga akan berdampak ke wilayah di luarnya. Dengan
rusaknya hutan maka aliran permukaan, erosi dan sedimentasi akan meningkat
yang kemudian akan mengakibatkan pencemaran dan pendangkalan perairan di
daerah hilir. Banjir telah banyak merusak lingknngan hidup. Banjir dapat
menyebabkan korban jiwa dan harta benda, memorakporandakan permukiman
penduduk, merusak daerah pertanian, menghancurkan waduk atau bendungan

19
serta sumber penyebab penyakit. Demikan juga letusan gunung berapi yang akan
menyebabkan berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.
2. Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
Pertumbuhan penduduk yang pesat (tinggi) di suatu wilayah atau Negara
dapat dipastikan akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menimbulkan masalah dalam
penyediaan lahan untuk permukiman dan untuk usaha, fasilitas pelayanan sosial
(pendidikan, rumah ibadah,, kesehatan, air bersih, dan transportasi) serta masalah
sosial ekonomi dan sosial budaya lainnya. Umumnya, pertumbuhan penduduk
yang pesat berkaitan erat dengan kemiskinan. Disamping melalui kelahiran,
pertumbuhan penduduk di perkotaan juga disebabkan oleh urbanisasi dan
mobilitas penduduk. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke
kota yang biasanya bermukim di pinggiran kota. Penduduk urban bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Namun, dengan latar belakang pendidikan yang
keterampilan yang tidak memadai, kehidupan mereka sering semakin terpuruk.
Biasanya, penduduk urban bekerja sebagai buruh atau pekerjaan kasar lainnya.
Dampak urbanisasi yaitu berkumpulnya tenaga kerja yang kurang terampil dan
munculnya permukiman kumuh di pinggiran kota. Permukiman kumuh ini akan
menimbulkan berbagai masalah lingkungan seperti sampah, sanitasi lingkungan,
air bersih, gangguan keamanan dan masalah sosial budaya lainnya. Selain itu,
mobilitas penduduk yang merupakan lalu lalangnya masyarakat dari desa ke kota,
antar darah atau antar kota terutama karena adanya pekerjaan jasa dan kegiatan
perdagangan juga memberikan dampak buruk berupa persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan, peningkatan kepadatan trasnportasi dan menurunnya
kebersihan lingkungan.
3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan
Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan secara
berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah
lingkungan. Eksploitasi tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan
bentang alam, meningkatnya frekuensi tanah longsor, terbentuknya terowongan,
kolam atau genangan air yang tidak dikehendaki serat gangguan terhadap

20
kehidupan satwa liar. Pengangkutan bahan yang dieksploitasi juga mengakibatkan
kerusakan jalan dan proses lebih lanjut juga akan mencemari tanah, air dan udara.
Pemanfaatan sumber daya alam perairan pantai telah mengakibatkan pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Di daratan pantai umumnya bermukim nelayan yang
juga menghasilkan limbah rumah tangga yang dibuang ke perairan pantai. Selain
itu, perairan pantai dan laut sering tercemar oleh tumpahan minyak dari kapal
tangker yang tabrakan, buangan limbah padat dan cair kapal motor penumpang/
nelayan, serta dari sungai-sungai yang semuanya bermuara ke pantai atau laut.
Pengawasan dalam penerapan peratuan perundag-undangan yang berlaku secara
ketat dan konsisten dapat menekan atau mencegah kerusakan sumber daya alam.
Akan tetapi, yang terpenting adalah kearifan dan kepedulian lingkungan semua
komponen masyarakat sehingga pembafaatan sumber daya alam dilakukan dengan
penuh tanggung jawab.
4. Industrialisasi
Perkembangan peradaban manusia ditunjang oleh kemajuan ilmu dan
teknologi sekaligus juga merusak dan mencemari lingkungan hidup.
Pembangunan berbagai industri berpotensi memberikana dampak negatif terhadap
lingkungan. Industri merusak dan mencemari lingkungan tidak hanya terjadi
setelah berproduksi tetapi juga dalam tahap proses pembangunannya. Pada tahap
ini, kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat terjadi pada kegiatan land
clearing, mobilisasi peralatan berat, pengangkutan bahan bangunan dan kegiatan
lainnya. Dalam proses produksinya, semua industri akan menghasilkan produk
sampingan yang tidak kurang atau bernilai ekonomis. Produk sampingan ini
disebut sebagai limbah yang terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah ini
akan mencemari lingkungan perairan, tanah, dan udara yang pada akhirnya akan
mengganggu kehidupan makhluk hidup termasuk manusia.
5. Transportasi
Transportasi memegang peranan penting dalam aktivitas manusia baik
transportasi udara, laut maupun darat. Dampak transportasi udara yaitu bising bagi
masyarakat sekitar bandara. Transportasi laut dan sungai banyak mencemari
perairan karena limbah padat dan cair biasanya dibuang ke perairan. Untuk

21
transportasi darat, semakin banyak jumlah kendaraan bermotor yang digunakan
per satuan waktu pada wilayah tertentu maka semakin tinggi pencemaran udara.
Pencemaran udara yang diakibatkan transportasi darat terutama adalah gas CO
(Karbon monoksida), Pb (Timbal), NO (Nitrogen oksida), SO 2 (Sulfur dioksida)
dan bising. Dampak pencemaran ini dapat berupa gangguan kesehatan manusia
dan terjadinya hujan asam yang dapat menyebabkan pencemaran tanah dan
perairan[ CITATION Man18 \l 1033 ].

2.6 Dampak Masalah Lingkungan Perkotaan

Permasalahan Lingkungan Hidup di dunia diantaranya adalah pemanasan


global yang berdampak bagi kelestarian lingkungan, juga berdampak pada
dampak pada aktivitas sosial ekonomi masyarakat hingga gangguan produktifitas
pertanian, dan wabah penyakit. Penipisan lapisan ozon, hujan Asam dan proses
desertifikasi yang berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya
lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang
hingga pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Beragam
permasalahan lingkungan hiup tersebut diatas berdampak pada kondisi lingkungan
hidup di perkotaan dimana kota menjadi bagian dari lingkungan hidup. Batas
kemampuan Lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang
ada di dalamnya seringkali disebut sebagai daya dukung. Dalam Undang-Undang
Lingkungan Hidup, daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu
lingkungan untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 menyebutkan bahwa lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan
ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan
kedaulatan, hak berdaulat, dan yuridiksinya. Sehingga dapat dipahami bahwa
Status Lingkungan Hidup Perkotaan Berkelanjutan memiliki tingkat urgensitas

22
yang tinggi sebagai dasar dalam menentukan arah pembangunan suatu wilayah
perkotaan. (Wahyuningsih, 2018)
Daerah perkotaan merupakan daerah dengan perkembangan yang sangat
pesat hal ini didorong oleh masuknya aliran investasi yang kemudian
bertransformasi menjadi industri, jasa dan perdagangan yang tentunya membawa
implikasi. Status kesehatan msayarakat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Hendrik L. Blum menjelaskan bahwa status kesehatan masyarakat sangat
bergantung pada 4 komponen besar yakni lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik (keturunan). Dalam konteks ekosistem, manusia sebagai
salah satu komponen lingkungan memiliki hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan dengan lingkungan. Pada satu sisi lingkungan merupakan
penyedia hampir seluruh kebutuhan manusia dan sebaliknya dan lingkungan
sangat dipengaruhi keadaannya oleh aktifitas manusia dalam mempertahankan
kelangsungan kehidupannya. Pengelolaan lingkungan yang kurang bijaksana akan
lebih mengarah kepada eksploitasi sumber daya alam dan pengrusakan
lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi pada akhirnya
mempunyai konsekwensi negatif pada penurunan derajat kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh angka kesakitan karena
infeksi tetapi juga akibat kontaminasi zat-zat tertentu yang dapat mengganggu
kesehatan, baik yang bersifat toksik maupun tidak. Keberhasilan pembangunan
dalam meningkatkan pendapatan memiliki hubungan searah dengan meningkatnya
kasus-kasus penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes, penyempitan
pembuluh darah. Kondisi ini pada akhirnya dapat menekan angka harapan hidup.
Lingkungan mempengaruhi hidup manusia diantaranya melalui berbagai faktor
ekologi yang merupakan penopang kehidupan manusia di bumi. Rusaknya proses
ekologi akan membahayakan kehidupan di bumi kita. Faktor-faktor ekologi
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Efek rumah kaca.
Kenaikan suhu bumi yang disebabkan terserapnya gelombang infra-
merah oleh gasgas rumah kaca. Efek rumah kaca berperan dalam menjaga
suhu lingkungan yang seimbang bagi makhluk hidup. Gas rumah kaca

23
terpenting adalah CO2 yang berasal dari pernafasan, pembakaran dan
pembusukan bahan organik.
2. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses esensial untuk menjaga kelangsungan
kehidupan dibumi. Dari proses fotosintesis inilah energi matahari dirubah
menjadi energi kimia yang terkandung di dalam bahan organik tumbuhan.
Energi inilah yang dipakai oleh makhluk hidup lainnya yang tidak dapat
berfotosintesis, antara lain : manusia, hewan dan jasad renik. Selain sebagai
penghasil energi fotosintesis berperan dalam terbentuknya rosot karbon dan
menghasilkan gas oksigen (O2). Mengingat pentingnya fotosintesis maka kita
harus menjaga agar dalam proses pembangunan tetap cukup terdapat
tumbuhan hijau (hutan, semak belukar dan padang rumput).
3. Penambatan nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang esensial untuk kehidupan makhluk
hidup. Udara kira-kira mengandung 80% nitrogen. Penambat nitrogen berupa
bakteri (Asobacter, rhizobium) dan ganggang hijau (Anabaena, Azolla).
Penambatan nitrogen berperan dalam menjaga kesuburan tanah dan perairan.
Tanpa makhluk hidup penambat nitrogen udara, maka hutan dan padang
rumput akan merana bahkan mati. Oleh karena itu kemampuan lingkungan
untuk menambat nitrogen harus kita jaga dan pelihara.
4. Pengendalian populasi
Pengendalian populasi berperan dalam menjaga kesimbangan antara
pemangsa dan mangsa. Pengendalian hama terpadu banyak dilakukan
dibidang pertanian dan telah membawa keuntungan. Di Indoneisa
pengendalian hama terpadu telah menurunkan penggunaan pestisida sebanyak
63% dan biaya produksi sebesar 52%. Selain keuntungan petani diperbesar
keuntungan lainnya adalah menurunya pencemaran oleh pestisida.
5. Penyerbukan
Penyerbukan berperan dalam proses pembuahan pada tanaman. Agar
bunga menjadi buah diperlukan penyerbukan. Bahan makanan manusia
banyak sekali merupakan hasil penyerbukan, antara lain, jagung, padi, kelapa,

24
tomat dan mangga. Karena itu penyerbukan sangat penting. Penyerbukan ada
yang oleh angin, adapula oleh bantuan serangga, burung dan hewan lainnya.
Kekurangan populasi hewan tersebut akan mempengaruhi produksi banyak
tumbuhan. Oleh karena itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan
pencemaran udara akan mempunyai efek demikian.
6. Kemampuan memperbaharui diri
Sumber daya ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat
diperbaharui. Kemampuan memperbaharui ini pula tidak mutlak/ ada
batasnya, apabila kemampuan itu dilampaui maka sumber daya terbaharui
menjadi tidak terbaharui. Sebagai contoh air. Apabila beban pencemaran
melampaui kemampuan perairan memperbaharui diri maka kualitas air akan
menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk digunankan sebagai air minum.
Pencemaran yang tidak dapat diuraikan lagi oleh jasad renik menyebabkan air
tidak dapat dimurnikan lagi secara alamiah. Semua ini perlu kita hindari agar
sumberdaya yang terbaharui tetap dapat terjaga mempunyai sifat terbaharui.
7. Fungsi hidro-orologi
Hutan dan bentuk vegetasi lainnya mempunyai peranan yang sangat
penting hidro-orologi. Hutan sangat berperan penyerapan dan penguapan air.
Selain menyebabkan penguapan keberadaan hutan menyebabkan peresapan air
juga tinggi sehingga ketersedian air setelah musim hujan juga tinggi serta
distribusi air sepanjang tahun menjadi lebih baik. Sehingga banjir, kekurangan
air dalam musim kemarau dikurangi, dan erosi berkurang. Fungsi hidrourologi
hutan dan vegetasi lainnya harus kita perhatikan . kerusakan fungsi ini akan
banyak merusak hasil pembangunan yang telah dicapai dan membahayakan
pembangunan berkelanjutan (Aditianata, 2018).

Akibat atau bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan secara


garis besar merugikan manusia, terutama mereka yang tinggal di kota. Kota-kota
di Indonesia dan beberapa kota dunia, umumnya menjadi pelanggan penyakit
menular seperti kolera, thypus, sesak nafas dan lain-lain. Udara di kota menjadi

25
panas dan berdebu. Air minum tercemar oleh berbagai macam bakteri dan zat
kimia yang merugikan kesehatan (Cole & Lawrance E, 2018).
Bahaya pencemaran lingkungan hidup di kota-kota Indonesia semakin hari
semakin serius dan akan memberi dampak yang berbahaya pada jangka panjang
jika tidak segera diambil langkah-langkah konkrit dalam menanggulangi masalah
lingkungan hidup.

2.7 Upaya Penanggulangan Masalah Lingkungan Perkotaan

Menurut Herman Haeruman (1995) harapan masa depan untuk memperoleh


kualitas lingkungan perkotaan yang lebih baik akan tergantung kepada empat hal,
yaitu[ CITATION Eva18 \l 1033 ] :
1. Ketepatan alokasi ruang untuk setiap kegiatan pembangunan
2. Ketersediaan dan kemampuan kelembagaan dan proses pengelolaan
lingkungan
3. Pengendalian kegiatan pembangunan yang mengarah kepada efisien
4. Tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermasyarakat kota.

Masalah lingkungan hidup diperkotaan merupakan masalah yang kompleks.


Apabila dituangkan dalam model lengkap akan merupakan model yang besar
dengan garis interdependensi yang rumit. Pada umumnya kota harus dapat
menyediakan kebutuhan pokok penduduk berupa air, makanan dan energi. Banyak
kota yang telah melampaui daya dukung baik air maupun energi. Dalam kondisi
seperti ini pengelolaan ruang terbuka hijau mendapat perhatian khusus dalam
bentuk taman kota, taman monumen, taman lingkungan, taman jalur hijau, taman
rotonde, taman bermain dan taman pemakaman. Secara keseluruhan taman-taman
yang ada pada ruang terbuka hijau merupakan unsur hutan kota[ CITATION
Eva18 \l 1033 ].
Dalam hal ini pembangunan hutan kota sudah sangat mendesak terutama di
kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, dan Medan mengingat kondisi
lingkungan dan keseimbangan ekosistem yang cenderung menurun[ CITATION
Eva18 \l 1033 ].

26
Adapun cara penaggulangan masalah lingkungan perkotaan yatu :

1. Hutan kota

Definisi atau rumusan hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon
dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya. Odum (1983)
mengemukakan bahwa jaringan dari komponen-komponen dan proses yang terjadi
pada lingkungan merupakan sistem. Sistem lingkungan hidup biasanya meliputi
daratan atau air, misalnya hutan, danau, lautan, lokasi pertanian, perkotaan,
regional, desa dan biosfer. Dibawah ini adalah gambaran suatu konsep hutan kota[
CITATION Eva18 \l 1033 ].
Haeruman mengemukakan bahwa hutan kota terletak jauh di luar batas kota,
sepanjang interaksi yang intensif antara penduduk sebuah kota dengan hutan
tersebut berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh Taman Hutan Raya Ir.
H. Juanda di Bandung dan Tahura Dr. Muh. Hatta di Padang dan di Bengkulu
sedang dalam taraf pembangunan. Idealnya sebuah hutan kota dapat mencapai
kondisi optimum sebagaimana layaknya hutan yang terbentuk karena peristiwa
alam. Namun sesuai dengan nilai-nilai urbanity maka ada keterbatasan dalam
pembentukan hutan kota tersebut seirama pula dengan perkembangan kota yang
terjadi serta berbagai aspek kehidupan yang menyangkut kehidupan penduduk
kota[ CITATION Eva18 \l 1033 ].
Hutan kota sering berada di luar batas kota. Jalur hijau, hutan kota, hutan
lindung dan tanaman urugan dapat dikatakan bagian dari hutan kota. Area ini
biasanya untuk umum dan bermanfaat untuk berbagai macam kegunaan, serta
mempunyai nilai luar biasa untuk lingkungan kota yaitu sebagai pelindung mata
air, rekreasi, memberikan pemandangan, tempat hiburan atau sebagai tempat
pembuangan limbah[ CITATION Eva18 \l 1033 ].
Fungsi hutan kota sangat tergantung pada komposisi dan keanekaragaman
dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan tujuan perancangannya. Secara
garis besar fungsi hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi
berikut[ CITATION Eva18 \l 1033 ] :
a. Fungsi Lansekap

27
Fungsi lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial, yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi fisik antara lain vegetasi sebagai unsur struktural berfungsi untuk
perlindungan terhadap kondisi fisik alamsi sekitar seperti angin, sinar
matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau. Kegunaan
arsitektural vegetasi sangat penting didalam tata ruang luar.
2) Fungsi lansekap yang meliputi fungsi sosial. Penataan vegetasi dalam hutan
kota yang baik akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat
produktif.
b. Fungsi Pelestarian Lingkungan
Dalam pengembangan dan pengendalian kualitas lingkungan, fungsi
lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi
lingkungan antara lain :
1) Menyegarkan udara atau sebagai ”paru-paru kota”
2) Menurunkan suhu kota dan mengingkatkan kelembaban
3) Sebagai ruang hidup satwa
4) Penyanggah dan perlindungan
5) Permukaan tanah dari erosi
6) Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah
7) Peredaman kebisingan
8) Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator
9) Menyuburkan tanah
c. Fungsi Estetika
Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi. Ukuran
bentuk, warna dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan hubungannya
dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas
estetika. Hutan selain memberikan hasil utama dan sebagai sumber air juga
merupakan sarana untuk berekreasi. Suatu penataan vegetasi dapat berfungsi
dengan baik misalnya sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara,
memperbaiki kondisi tanah. Penataan tanaman yang berhasil adalah apabila
vegetasi itu berfungsi menarik. Struktur vegetasi berstrata banyak ternyata paling
efektif menanggulangi masalah lingkungan perkotaan seperti suhu udara,

28
kebisingan, debu, dan kelembaban. Hasil analisis secara multidimensi dari lima
jenis hutan kota, ternyata hutan kota yang berbentuk menyebar strata banyak
paling efektif dalam menanggulangi masalah lingkungan kota di sekitarnya
[ CITATION Eva18 \l 1033 ].
2. Penggunaan Kendaraan Umum Guna Mengurangi Polusi Udara
Evaluasi kualitas udara perkotaan Indonesia dalam konteks transportasi
berkelanjutan, Deputi II MENLH menyatakan bahwa konferensi pers ini
merupakan kick offdan kegiatan evaluasi kulitas udara perkotaan di Indonesia.
Hal ini dilaksanakan sebagai respon pemerintah terhadap berbagai permasalahan
pencemaran udara di berbagai wilayah terutama di kota besar. Bagi banyak daerah
perkotaan, usaha melengkapi kendaraan, seperti angkutan kota, skuter, dan mobil
dengan perangkat kendali yang canggih, walaupun efektif, tidak mengurangi
pencemaran udara dengan cukup cepat dan menyeluru. Kota-kota ini telah
menjalankan program, mulai dari pemberlakuan hari tanpa berkendaraan, sampai
pelarangan parkir di kota yang kesemuanya dikenal dengan istilah upaya
pengendalian transportasi (transportation control measures). Banyak TCM
dipusatkan pada pengurangan kepadatan lalu lintas, dengan menggunakan sistem
yang berkisar dari metode fisik, seperti lampu lalu lintas yang terkoordinasi, jalan
satu arah dan mobil patungan atau jalur bus yang terpisah, sampai metode
penggunaan insentif ekonomi, misalnya “tarif jalur padat” yang mengharuskan
pengemudi membayar jika jalan raya di saat lalu lintas padat [ CITATION
Hen17 \l 1033 ].

Sesuai dengan yang digariskan oleh pemerintah pokok-pokok kebijaksanaan


sistem transportasi di wilayah perkotaan adalah :

a. Pembangunan transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi


nasional yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara
terpadu.
b. Meningkatkan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
Sumber Daya Manusia sehingga terwujud, baik keandalan pelayanan maupun
keterpaduan antar dan intra moda transportasi yang disesuaikan dengan

29
perkembangna ekonomi, teknologi, tata ruang lingkungan hidup,
kebijaksanaan energi nasional dan tuntutan masyarakat dan kebutuhan
perdagangan baik nasional dan internasional dengan memperhatikan maupun
kelaikan sarana tansportasi.
c. Peran serta pihak swasta dan koperasi dalam penyelenggaraan transportasi
perlu didorong dan digalakkan melalui penciptaan iklim yang menumbuhkan
kompetisi yang sehat dan saling menghidupi, sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dan mengabdi pada kepentingan
nasional.
d. Di wilayah perkotaan dikembangkan transportasi massal yang tertib, lancar
dan aman dan nyaman dan efesien agar menimbulkan daya tarik bagi pemakai
jasa transportasi serta dapat menghindari kemacetan dan gangguan lalu lintas
dan memberikan kualitas lingkungan hidup dapat dipertahankan.
e. Pembangunan transportasi darat diarahkan pada pengembangan secara terpadu
anatara transportasi jalan raya, kereta api, sungai, danau dan penyebrangan
melalui pembangunan sarana, prasarana dengan meningkatkan manajemen
dan pelayanan serta pembinaan pemakai jalan dan kejelasan informasi agar
dapat memacu pembangunan di semua sektor.

Bahaya pencemaran lingkungan hidup di kota-kota Indonesia semakin hari


semakin serius dan akan memberi dampak yang berbahaya pada jangka panjang
jika tidak segera diambil langkah-langkah konkrit dalam menanggulangi masalah
lingkungan hidup. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah dan
masyarakat dalam menanggulangi masalalah lingkungan hidup antara lain :
a. Menciptakan peraturan standar yang mengatur segala seluk beluk persyaratan
pendirian pabrik atau industri;
b. Adanya perencanaan lokasi industri yang tepat dan relokasi bagi industri yang
pada saat ini dirasa sudah kurang tepat;
c. Memilih proses industri yang minim polusi dilihat dari segi bahan baku, reaksi
kimia, penggunaan air, asap, peyimpanan bahan baku dan barang jadi, serta
transportasi dan penyaluran cairan buangan;

30
d. Pengelolaan sumber-sumber air secara berencana disertai pengamatan
terhadap segala aspek yang berhubungan dengan pengolahan air tersebut
berikut saluran irigasi yang teratur. Cairan buangan yang berasal dari pabrik
yang belum dijernihkan jangan beracmpu dengan sungai yang biasanya
banyak dipakai untuk kepentingan air minum dan air cuci;
e. Pembuatan sistem pengolahan air limbah secara kolektif dari seluruh industri
yang berada di daerah industri tertentu;
f. Penanaman pohon-pohon secara merata dan berencana di seluruh kota yang
diharapkan dapat mengurangi debu, panas dan sekaligus menghisap zat kimia
yang beterbangan diudara yang kalau mendarat di paru-paru atau bahan
makanan dapat menimbulkan penyakit;
g. Peraturan dan penggunaan tanah berdasar rencana induk pembangunan kota
sesuai dengan peruntukannya secara berimbang;
h. Perbaikan lingkungan sosial ekonomi masyarakat hingga mencapai taraf hidup
yang memenuhi pendidikan, komunikasi dan untuk belanja sehari-hari.

31
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang


penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok kelompok, dan mata
pencaharian penduduknya bukan pertanian.
2. Perkembangan kota dipengaruhi oleh sektor jasa, antara lain
pemerintahan, industri, perdagangan, pendidikan , dan sektor laju
pertumbuhan penduduk. Hal ini kemudian menyebabkan meningkatnya
kebutuhan penyediaan wilayah pemukiman dengan segala sarana dan
prasarana yang akan berdampak pada peningkatan beban daya dukung
lingkungan kota yang relatif tetap.
3. Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat
ini adalah sebagai berikut : Polusi, Perubahan iklim/pemanasan global,
Kelebihan populasi, Penipisan sumber daya alam, Pembuangan limbah,
Kepunahan keanekaragaman hayati, Deforestasi atau penggundulan
hutan, Fenomena pengasaman laut, Penipisan lapisan ozon, Hujan asam,
Rekayasa genetika.
4. Masalah perkotaan di Indonesia akibat ketimpangan tingkat penyediaan
pelayanan kota, yang tidak seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Perencanaan kota sebagai bagian dari pemecahan masalah perkotaan
perlu dikaitkan dengan pemahaman penduduk, termasuk jumlah
pertumbuhannya.
5. Pada umumnya, masalah lingkungan hidup disebabkan oleh peristiwa
alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya
alam secara berlebihan, industrialisasi, dan transportasi.
6. Permasalahan Lingkungan Hidup di dunia diantaranya adalah pemanasan
global yang berdampak bagi kelestarian lingkungan, juga berdampak
pada dampak pada aktivitas sosial ekonomi masyarakat hingga gangguan
produktifitas pertanian, dan wabah penyakit.

32
7. Adapun beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah dan
masyarakat dalam menanggulangi masalalah lingkungan hidup antara
lain :
a. Menciptakan peraturan standar yang mengatur segala seluk beluk
persyaratan pendirian pabrik atau industri;
b. Adanya perencanaan lokasi industri yang tepat dan relokasi bagi
industri yang pada saat ini dirasa sudah kurang tepat;
c. Memilih proses industri yang minim polusi;
d. Pengelolaan sumber-sumber air secara berencana;
e. Pembuatan sistem pengolahan air limbah secara kolektif dari seluruh
industri yang berada di daerah industri tertentu;
f. Penan aman pohon-pohon secara merata dan berencana di seluruh
kota;
g. Peraturan dan penggunaan tanah berdasar rencana induk
pembangunan kota sesuai dengan peruntukannya secara berimbang;
h. Perbaikan lingkungan sosial ekonomi masyarakat

3.2 Saran

Pembangunan dari pemukiman dan perumahan haruslah disertai dengan


berbagai pertimbangan dalam hal kesehatan lingkungan dan penduduk karena
semua orang memiliki hak untuk hidup sehat dan sejahtera. Pemerintah dan
masyarakat harusnya bisa saling bekerja sama dalam melakukan
pembangunan pemukiman dan perumahan dengan menetapakan persyaratan
yang diberlakukan agar dapat membangun atau menciptakan pemukiman dan
perumahan yang layak untuk dihuni. Masyarakat sebagai penghuni rumah
memiliki kewajiban dalam menjaga kelestarian, ketentraman, dan kedamaian
lingkungan tempat tinggal. Selain itu, masyarakat dan pemerintah dapat
menanggulangi masalalah lingkungan hidup dengan berbagai cara antara lain
menciptakan peraturan standar yang mengatur segala tentang pembangunan,
melakukan perencanaan lokasi industri yang tepat, memilih proses industri
yang minim polusi, mengelola sumber-sumber air secara berencana dsb.

33
DAFTAR PUSTAKA

Adiyanta, S. (2018). Urgensi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau sebagai Ruang


Publik dalam Tata Kota Berwawasan Lingkungan Hidup. Gema Keadalin.
Vol. 5(1): 52-73

Ansyari, I. ((2015, Februari 7)). Makalah Tentang Lingkungan Hidup. Retrived


From Isya Ansyari. Blog: http:\\learninmine.blogspot.co.id\2014\makalah-
tentang-lingkungan-hidup.html.

Deliyanto, B dan Sumartono. (2018). Pengembangan Kawasan Pemukiman Dan


Berkelanjutan Kota. Seminar Nasional FMIPA Universitas Terbuka, 263-
279

Dinas Lingkungan Hidup. (2019, Oktober 15). MASALAH LINGKUNGAN


HIDUP DI INDONESIA DAN DUNIA SAAT INI. Retrieved from Situs
Resmi Kabupaten Buleleng:
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/masalah-lingkungan-hidup-di-
indonesia-dan-dunia-saat-ini-15

Dr. I. Khambali, S. M. (2017). Model Perencanaan Vegetasi Hutan Kota.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Hidayati, N. (2020). Kumpulan Materi Ajar Kreatif . Malang: CV Multimedia


Edukasi.

Kurniawan, M. A. (2016). Faktor-Faktor Penghambat Kawasan Jalan Gajah Mada


Purwodadi Sebagai Kawasan Perumahan. Jurnal Teknik Pembangunan ,
1-101.

Manik. (2018). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Kencana.

34
Muta'ali, L., & Nugroho, A. R. (2019). Perkembangan Program Penanganan
Permukiman Kumuh Di Indonesia Dari Masa Ke Masa. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Nasir, J. A. (2017). Metabolisme Apartement Peti Kemas sebagai “Solusi”


Masalah Perkotaan. Jurnal Sains dan Seni Pomits , 187-188.

Ngangi, R.S.,et al. (2019). Analisi Pertumbuhan Kawasan Mapanget Sebagai Kota
Baru. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 5(1): 82-92

Nuh, M dan S. Winoto. (2017). Kebijakan Pembangunan Perkotaan. UB Press:


Malang

Rahmayanti, H. (2017). Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Dalam Menangani


Polusi Udara Di Wilayah Perkotaan. Issn, 1-21.

Reddy Silvano Ngangi, I. P. (2018). jurnal spasial Vol 5 No 1. Analisis


Pertumbuhan Kawasan Mapanget Sebagai Kota Baru , 82-92.

Septiani, A.D dan N. Yuliastuti. (2015). Perwujudan Kelurahan Ramah


Lingkungan (Studi Kasus: Kelurahan Krapyak, Kota Semarang). Jurnal
Pengembangan Kota. Vol. 3(2): 120–127.

Siahaan, N. H. (2004). Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:


Erlangga.

Sunarti, Yuliastuti. N dan Indriastjario. (2018). Kolaborasi Stakeholder Dalam


Penyediaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di
Kota Salatiga. Jurnal Tata Loka : Planologi UNDIP, 20, 455–471

Sundari, E. S. (2018). Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam


Masalah Lingkungan Perkotaan . E Journal, 1-16.

United Nations. (2018). World urbanization prospects: The 2018 revision. United
Nations.

35
Wahyuningsih, H. (2018). Studi Status Lingkungan Hidup Perkotaan
Berkelanjutan dengan Metode Analisis Pressure-State and Response di
Kota Surakarta. Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan. Vol.1(2):207-222

Zulkaidi, D. (2017). jurnal perencanaan wilayah dan kota Vol 17 No 1. Isu


Megapolitan Jabodetabekjur Dalam Konteks Pengelolaan Pembangunan
Dan Revisi UU No. 34/1999 , 1-27.

36

Anda mungkin juga menyukai