Anda di halaman 1dari 24

METODE SANITASI TEMPAT TEMPAT UMUM PADA PASAR

OLEH
KELOMPOK 1
KELAS : KESEHATAN LINGKUNGAN
1. ASMA J1A118004
2. ABAS J1A118006
3. WA ZUL J1A118007
4. IRMAWATI J1A118011
5. HAYATUN NUFUSI AL HAJAR J1A118018
6. ZENY FEBRIANTI J1A118032
7. RUSNI YANTI J1A118039
8. ILMAYANTI RUKMANA J1A118046
9. VERA APRILIA J1A118301

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sanitasi Tempat Tempat
Umum ini yang berjudul “Metode Sanitasi Tempat Tempat Umum Pada Pasar”
dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami melibatkan berbagai pihak agar dapat
membantu memperlancar penyelesaian penulisan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh sebab itu kami menerima
saran dan kritik dari pembaca agar dapat merampungkan penulisan makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca.

Kendari, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

BAB III PENUTUP...................................................................................................18

3.1 Kesimpulan........................................................................................................18

3.2 Saran..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan


kegiatan kepada upaya kesehatan lingkungan hidup manusia. Tempat-tempat
umum adalah tempat untuk melakukan kegiatan bagi umum yang dilakukan
oleh badan-badan pemerintah swasta atau perorangan yang langsung
digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap
serta memiliki fasilitas. Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang paling cukup mendesak karena tempat umum
merupakan Tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala
penyakit yang dimiliki oleh masyarakat tersebut titik Oleh sebab itu maka
tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan
demikian maka sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dalam arti melindungi memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. (Ikhtiar, M.,2017)
Tempat atau sarana Layanan Umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau
tempat Layanan Umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya
tinggi. Tempat umum meliputi Hotel, Terminal angkutan umum ke pasar
tradisional atau Swalayan, bioskop, salon kecantikan, pantai pijat, Taman
Hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata
dan lain lain. (Pinontoan, O & Sumampouw, O., 2019)
Pasar sebagai salah satu tempat aktivitas banyak orang harus memperhatikan
aspek yaitu hygiene setiap individu yang ada di pasar titik sarana sanitasi
lingkungan pasar merupakan sanitasi tempat umum dan sangat dibutuhkan
karena pada area tersebut merupakan tempat interaksi berbagai jenis
masyarakat dengan potensi memiliki jenis penyakit bawaan. Sanitasi pasar
harus bersifat memelihara melindungi dan dapat meningkatkan derajat atau
status kesehatan masyarakat. (Bunarjo, P., dkk., 2020)
Pada umumnya pasar tradisional mempunyai kondisi yang buruk, bahkan dari
segi sanitasinya memiliki masalah seperti ketersediaan air yang tidak
mencukupi, sistem pengelolaan sampah yang tidak baik. Pasar yang kurang
diperhatikan dari aspek kesehatan dapat menjadi sumber perkembangbiakan
penyakit. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat menumpuknya sampah dan
segala jenis kotoran yang telah membusuk, tidak adanya selokan/drainase dan
kondisi bangunan yang tidak memadai, kondisi yang kurang sehat ini menjadi
alur penularan penyakit dari satu orang ke orang lain baik melalui kontak
langsung maupun tidak langsung. (Efendi, R & Syifa, A.,2019)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan sanitasi di Pasar?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pelaksanaan sanitasi di Pasar.


BAB II PEMBAHASAN

Sanitasi pasar merupakan pengendalian melalui kegiatan


pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengaruh – pengaruh yang
ditimbulkan oleh pasar yang erat hubungannya dengan timbul dan
merebaknya suatu penyakit. (Anggraeni, M & Aslamiyah, M.,2018).

Menkes menyebutkan manfaat atau keuntungan adanya pasar sehat


antara lain : meningkatkan kuantitas dan kualitas penjualan; lingkungan
kerja yang lebih sehat; menurunnya angka penyakit yang disebabkan
pangan; akses memperoleh pangan yang lebih aman dan bergizi;
terciptanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); meningkatnya
pendapatan daerah; dan meningkatnya hubungan kerjasama antara para
pedagang, pembeli dan pengelola. (Kementerian Kesehatan RI, 2017)

Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34


tahun 2005 Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang penyelenggaraan
kabupaten/kota sehat, pasar sehat mutlak diperlukan dalam mewujudkan
kabupaten/kota sehat dimana keberadaanya merupakan salah satu faktor
utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diwilayah
tersebut. Berikut beberapa usaha yang dilakukan untuk menciptakan
sanitasi pasar yang sehast antara lain:

1. Sosialisasi/Penyuluhan terhadap tenaga pasar


Melakukan sosialisasi dengan cara melakukan pertemuan secara rutin dan
membahas tentang pengembangan pasar sehat. petugas dan pedagang di
berikan pemahaman tentang pasar sehat mulai dari PHBS, hygiene sanitasi
pasar dan bagaimana kondisi infrastruktur pasar tersebut. Kemudian juga
membentuk tim pembina yang melibatkan dari unsur instansi terkait seperti
dinas lingkungan hidup, BPOM, dinas lain yang terkait penyelenggaran pasar
sehat. Sosialisasi ini harus dilakukan secra rutin agar pasar berada dalam
kondisi yang sehat. Penyuluhan di pasar sangat penting guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya warga pasar agar mereka paham
mengenai pasar sehat serta membiasakan mereka untuk senantiasa
menerapkan perilaku yang dapat mendukung terciptanya pasar yang sehat.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pasar yang lengkap
Untuk menciptakan suasana pasar yang sehat dibutuhkan Sarana dan
prasarana pasar yang harus memadai seperti jamban, tempat cuci tangan,
radio line, mushola, smooking area, klinik kesehatan, drainase, serta alat
pembersih pasar. Kemudian harus ada pemisahan antara pedagang sayur,
sembako, dan bahan pangan basah. Tersedianya parkir yang terpisah antara
kendaraan mobil dan motor, serta adanya tanda jalur keluar masuk pasar.
Kemudian yang terpenting adalah tersedianya tempat sampah di masing-
masing bangunan pasar dalam hal ini bangunan pasar tempat pedagang
menjual agar pedagang tidak lagi membuang sampah di kantong plastik dan
dibiarkan menumpuk didekat barang dagangan. Semua sarana dan prasarana
tersebut harus tersedia di semua gedung mulai dari kantor pengelola pasar,
Tempat penjualanan bahan pangan basah, Tempat penjualanan bahan pangan
kering, Tempat penjualan makanan matang/siap saji, Area parkir dll.
3. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Semua stake holder pasar harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
mulai dari kepala dinas pasar, pedagang dan pekerja pasar, pengunjung pasar,
pengelola pasar diharuskan senantiasa menerapkan PHBS mulai dari cuci
tangan pakai sabun, membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
oleh pengelola pasar dll. Ini bertujuan untuk menciptakan suasana pasar yang
sehat.
4. Pembinaan dan pengawasan pasar
Adanya pembinaan dan pengawasan puskesmas terhadap pedagang pasar,
kemudian adanya kunjungan dari dinas kesehatan untuk memberikan
pengarahan tentang hygiene sanitasi, PHBS, dan menginpeksi perkembangan
yang terjadi di pasar. Kemudian juga pihak puskesmas maupun dinas
kesehatan tidak hanya melakukan pengawasan tetapi juga harus memberikan
edukasi terhadap pedagang pasar terkait dampak yang ditimbulkan dari pasar
yang kotor. Dimana pasar yang kotor dapat menimbilkan penyebaran virus
penyakit. Kemudian peran kepala dinas pasar juga sangat dibutuhkan untuk
selalu mengkordinir warga pasar agar selalu menerapkan hal-hal yang dapat
mendukung terciptanya pasar yang aman dan sehat.
5. Evaluasi pasar
Evaluasi pasar sangat penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
program atau usaha yang dilakukan untuk menciptakan pasar yang sehat.
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan oleh tim inti pasar (pengelola pasar).
[ CITATION Nur19 \l 1033 ]

Selain itu salah satu usaha sanitasi pada pasar adalah pengawasan
terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar. Sesuai  dengan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat terkait dengan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Pasar yaitu, sebagai berikut. (Putri, N.,2018)

1. Lokasi
a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat.
b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran
sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir, dan sebagainya.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.
d. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah
atau bekas
e. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya

2. Bangunan
a. Umum
Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku
b. Penataan ruang dagang
1) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat
dan klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas hidup,
pemotongan unggas.
2) Pembagian zoning diberi indentitas yang jelas.
3) Tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di
tempat khusus.
4) Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang
lebarnya minimal 1,5 meter.
5) Setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik dan mudah dilihat.
6) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok
pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 m.
7) Khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan tidak
berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan.

c. Ruang kantor pengelola


1) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20 % dari luas lantai
2) Tingkat pencahayaan ruangan minimal 100 lux.
3) Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit-langit dari
lantai sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan.
5) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air
yang mengalir.

d. Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan


1) Tempat penjualan bahan pangan basah
a) Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang
rata dengan kemiringan yang cukup sehingga tidak
menimbulkan genangan air dan tersedia lubang pembuangan
air, setiap sisi memiliki sekat pembatas dan mudah
dibersihkan dg tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat
dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu.
b) Penyajian karkas daging harus digantung.
c) Alas pemotong atau telenan tidak terbuat dari bahan kayu,
tidak mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah
dibersihkan.
d) Pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan
tidak berkarat.
e) Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan
dan daging menggunakan rantai dingin (cold chain) atau
bersuhu rendah (4-10º C).
f) Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan
peralatan.
g) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
dan air yang mengalir.
h) Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan
sesuai ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan aliran
limbah serta tidak melewati area penjualan.
i) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup
dan mudah diangkat.
j) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

2) Tempat penjualan bahan pangan kering


a) Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang
rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm
dari lantai.
b) Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan karat
dan bukan dari kayu.
c) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup
dan mudah diangkat.
d) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
dan air yang mengalir.
e) Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit dan
tempat perindukannya (tempat berkembang biak) seperti:
lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

3) Tempat penjualan makanan jadi/siap saji


a) Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang
rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm
dari lantai dan terbuat bahan yang tahan karat dan bukan dari
kayu.
b) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
dan air yang mengalir.
c) Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman,
tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan.
d) Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus
tertutup dengan kemiringan yang cukup.
e) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup
dan mudah diangkat.
f) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk.
g) Pisau yang digunakan untuk memotong bahan makanan
basah/matang tidak boleh digunakan untuk makanan
kering/mentah.

e. Area Parkir
1) Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar.
2) Adanya parkir yang terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti
: mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak.
3) Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup dan
hewan mati.
4) Tersedia area bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat
parkir pengunjung.
5) Tidak ada genangan air.
6) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan
basah dalam jumlah yang cukup, minimal setiap radius 10 meter.
7) Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang berbeda
antara jalur masuk dan keluar
8) Adanya tanaman penghijauan.
9) Adanya area resapan air di pelataran parker.

f. Konstruksi
1) Atap
a) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya binatang penular penyakit.
b) Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-
langit.
c) Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Atap yang mempunyai ketinggian 10 meter atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir.
2) Dinding
a) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna
terang.
b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
c) Pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua
dinding lainnya harus berbentuk lengkung (conus)
3) Lantai
a) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata,
tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan.
b) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat
cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah
saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yg berlaku
sehingga tidak terjadi genangan air.
4) Tangga
a) Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b) Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.
c) Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin.
d) Memiliki pencahayaan minimal 100 lux
5) Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai
dan saling berhadapan (cross ventilation).
6) Pencahayaan
a) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara
efektif dan kegiatan pembersihan makanan.
b) Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang
dagangan dengan jelas minimal 100 lux.
7) Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan
makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang dapat
membuka dan menutup sendiri (self closed) atau tirai plastik
untuk menghalangi binatang penular penyakit seperti lalat atau
serangga lain masuk

3. Sanitasi Lingkungan
a. Air bersih
1) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.
2) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan
3) Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan
air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.
4) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10
meter.
5) Kualitas air bersih diperiksa setiap enam bulan sekali.

b. Kamar Mandi dan Toilet


1) Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas
2) Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
jumlah yang cukup dan bebas jentik.
3) Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan
bak air.
4) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
5) Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau
lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah dg jarak 10 m
dari sumber air bersih.
6) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan.
7) Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan
makanan dan bahan pangan.
8) Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan 100
lux.
9) Tersedia tempat sampah yang tertutup.

c. Pengolahan Tempat Sampah


1) Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah basah dan kering.
2) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat,
tertutup, dan mudah dibersihkan.
3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan
mudah dipindahkan.
4) Tersedia TPS, kedap air, kuat, kedap air atau kontainer, mudah
dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah.
5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit.
6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak
minimal 10 m dari bangunan pasar.
7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

d. Drainase
1) Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang terbuat
dari logam sehingga mudah dibersihkan.
2) Limbah cair yang berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke
saluran pembuangan umum.
3) Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112
tahun 2003 tentang kualitas air limbah.
4) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga mencegah genangan air.
5) Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase.
6) Dilakukan pengujian kualitas air limbah cair secara berkala setiap
6 bulan sekali.

e. Tempat Cuci Tangan


1) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau
2) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang
mengalir dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang
tertutup.

f. Binatang Penular Penyakit


1) Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari
lalat, kecoa dan tikus.Pada area pasar angka kepadatan tikus harus
nol.
2) Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik
pengukuran sesuai dengan area pasar.
3) Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal
30 per gril net.
4) Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty tidak melebihi
5 %.

g. Kualitas Makanan Dan Bahan Pangan


1) Tidak basi.
2) Tidak mengandung bahan berbahaya seperti pengawet borax,
formalin, pewarna textil yang berbahaya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3) Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas.
4) Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes nomor
942 tahun 2003 tentang makanan jajanan.
5) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu rendah
(4-10ºC), tidak kadaluwarsa dan berlabel jelas.
6) Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4ºC;
sayur, buah dan minuman disimpan dalam suhu 10 ºC; telur,
susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7 ºC.
7) Penyimanan bahan makanan harus ada jarak dengan lantai,
dinding dan langit-langit : jarak dengan lantai 15 cm, dengan
dinding 5 cm, dengan langit-langit 60 cm.
8) Kebersihan peralatan makanan ditentukan angka total kuman nol
maksimal 100 kuman per cm3
9) permukaan dan kuman Eschericia-coli adalah nol.

h. Desinfektan
1) Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari
dalam sebulan.
2) Bahan desinfektan yang digunakan tidak mencemari lingkungan

4. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


a. Pedagang dan Pekerja
1) Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong
unggas menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan
pekerjaanannya (sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup
rambut dll) .
2) Berpola hidup bersih dan sehat cuci tangan dengan sabun, tidak
merokok, mandi sebelum pulang terutama bagi pedagang dan
pemotong unggas, tidak buang sampah sebarangan, tidak
meludah dan buang dahak sembarangan dll.
3) Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang secara berkala,
minimal 6 bulan sekali.
4) Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit
menular langsung, seperti : diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA
dll

b. Pengunjung
1) Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang sampah
sebarangan, tidak merokok, tidak meludah dan buang dahak
sembarangan dll.
2) Cuci tangan dengan sabun terutama setalah memegang
unggas/hewan hidup, daging, ikan.
c. Pengelola
Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang hygiene
sanitasi dan keamanan pangan.

5. Keamanan
a. Pemadam Kebakaran
1) Tersedia peralatan pemadam kebakaran yang cukup dan
berfungsi serta tidak kadaluwarsa.
2) Tersedia hidran air dengan jumlah cukup menurut ketentuan
berlaku.
3) Letak peralatan pemadam kebakaran mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah penyelamatan diri.
4) Adanya petunjuk prosedur penggunaan alat pemadam
kebakaran.
b. Keamanan
Tersedia pos keamanan dilengkapi dengan personil dan
peralatannya.

6. Fasilitas Lain
a. Tempat Sarana Ibadah
1) Tersedia tempat ibadah dan tempat wudhu dengan lokasi yang
mudah dijangkau dengan sarana yang bersih dan tidak lembab.
2) Tersedia air bersih dengan jumlah dan kualitas yang cukup
3) Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan persyaratan
b. Tempat Penjualan Unggas Hidup
1) Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama.
2) Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan pengangkut
unggas tersendiri.
3) Kandang tempat penampungan sementara unggas terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
4) Tersedia fasilitas pemotongan unggas umum yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian.
5) Tersedia sarana cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air
besih yg cukup
6) Tersedia saluran pembuangan limbah cair khusus.
7) Tersedia penampungan sampah yang terpisah dari sampah pasar.
8) Tersedia peralatan desinfektan khusus untuk membersihkan
kendaraan pengangkut dan kandang unggas.
c. Tersedia pos pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan
peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang memadai.

Pengaruh Penerapan Sanitasi Pasar

1. Menurut Ginting, D (2017), juga diperlukan pengawasan dan pemeriksaan


terhadap sanitasi lingkungan pasar, sebab pasar dapat berpengaruh
terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun pengaruh tersebut antara lain :
a. Pasar yang kurang diperhatikan kebersihannya seperti pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik dapat menjadi tempat
perkembangbiakan vektor penyakit dan menyebabkan gangguan
estetika.
b. Pasar dapat menjadi tempat penularan penyakit dari satu orang ke
orang lain melalui :
1) Penularan langsung (direct contact), misalnya pengunjung
berdesak-desakkan karena pasar sedang padat sehingga terjadi
sentuhan, maka akan terjadi penularan secara langsung dari
penderita penyakit kulit kepada orang lain.
2) Penularan tidak langsung (indirect contact), yaitu melalui air, alat
makan, dan lain-lain.
3) Percikan ludah (droplet infection)
c. Pasar yang tidak diperhatikan lokasinya. Misalnya pasar dibangun di
daerah rawan banjir atau rawan kecelakaan.
Sedangkan menurut Suparlan (2012:4) dalam Ginting, D (2017)
dampak yang dapat timbul akibat adanya usaha atau kegiatan dalam pasar
antara lain :
a. Terjadi penularan penyakit antara pengunjung kepada pengunjung
ataupun antara pedagang dengan pengunjung. Misalnya penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA), penyakit influenza, dan lainnya.
b. Timbulnya penyakit akibat kondisi tempat, lingkungan, sarana, dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan. Misalnya :
penyakit yang ditularkan melalui vector, penyakit saluran pernafasan,
dan penyakit lainnya.
c. Terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja dikarenakan penggunaan
fasilitas yang tidak memenuhi standart. Misalnya : penyakit tulang
belakang karena duduk pada kursi yang tidak memenuhi syarat dalam
jangka waktu yang lama.
d. Menurunnya kualitas kesehatan lingkungan karena adanya kotoran dan
sampah-sampah yang tidak terurus yang dihasilkan dari kegiatan pasar.
Hal tersebut tentu akan mencemari lingkungan, air, udara, dan tanah.
Selain itu juga akan berdampak pada aspek sosial budaya pada
masyarakat setempat.

2. Berdasarkan Keputusan Menteri nomor 519/MENKES/SK/VI/2008


tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat diatur tentang langkah
langkah penyelengaraan.
a. Tenaga kesehatan lingkungan bertanggung jawab terhadap pembinaan
dan pengawasan kondisi kesehatan lingkungan pasar dan tenaga
promosi kesehatan melakukan pembinaan dan dan pengawasan
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat atau komunitas
pasar. tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga promosi kesehatan
memberikan rekomendasi terhadap hasil pembinaan dan pengawasan
tersebut
b. Pemantauan dan evaluasi untuk mengetahui kondisi pasar dan perilaku
masyarakat pasar dilakukan oleh gugus Tugas atau tim inti pasar atau
komunitas pasar dengan menggunakan formulir penilaian pasar yang
dilakukan setiap 3 bulan sekali
c. Pengelola Pasar perlu diberdayakan untuk memonitor implementasi
seluruh kegiatan pengembangan dan mengambil tindakan perbaikan
apabila diperlukan tindakan perbaikan perlu dikembangkan untuk
setiap pengawasan bersama pihak yang melakukan pengawasan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sanitasi pasar merupakan pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pengaruh – pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang
erat hubungannya dengan timbul dan merebaknya suatu penyakit. Salah satu
usaha sanitasi pada pasar adalah pengawasan terhadap pengaruh-pengaruh
yang ditimbulkan oleh pasar. Sesuai  dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No. 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar
Sehat terkait dengan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar yang diiringi
dengan Sosialisasi/Penyuluhan terhadap tenaga pasar serta evaluasi pasar

3.2 Saran

Untuk menciptakan pasar yang sehat, diharapakan masyarakat/komunitas


pasar serta stakholder yang terlibat agar dapat berperilaku hidup bersih dan
sehat hal ini sangat penting untuk dijaga, mengingat pasar sebagai tempat
pertemuan penjual dan pembeli. Sehingga dapat mewujudkan kondisi pasar
yang aman, nyaman, bersih dan sehat dan dapat menurunkan resiko penularan
penyakit berbasis linkungan yang ditularkan di lingkungan pasar. Selain itu,
diperlukan juga upaya pemerintah dalam memfasilitasi sarana untuk
mendukung sanitasi pasar juga diiringi dengan edukasi kepada masyarakat
terutama para pedagang di pasar.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, M dan Aslamiyah, M. 2018. Gambaran Sanitasi Lingkungan Di Pasar


Blambangan Banyuwangi Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat. Vol. 3 (4)

Bunarjo, P., dkk. 2020. Ekonomi Sumber Daya Alam : Sebuah Konsep, Fakta Dan
Gagasan.

Efendi, R dan Syifa, A. 2019. Status Kesehatan Pasar Ditinjau dari Aspek Sanitasi
dan Perilaku Hidup Bersih Sehat. Jurnal Kesehatan Indonesia. Vol. 9 (3) :
122-128

Ikhtiar, M. 2017. Pengantar Kesehatan Lingkungan. CV. Social Politic Genius :


Makasaar

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Pasar Sehat Rakyat Sehat.


https://www.kemkes.go.id. 15 Oktober 2020 (20:03)

Nurina, H. (2019). Analisis Penyelenggaraan Pasar Sehat TAc Kota Jambi Tahun
2019. SCIENTIA JOURNAL, 175-190

Pinontoan, O dan Sumampouw, O. 2019. Dasar Kesehatan Lingkungan.


DEEPUBLISH: Yogyakarta.

Putri, N. 2018. Tinjauan Keadaan Sanitasi Pasar di Pasar Umum Kusamba Desa
Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Tahun 2018. 
Diploma thesis, Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai