Anda di halaman 1dari 2

Isu atau Permasalahan Eksternal Perkotaan dan Pedesaan

Permasalahan yang mencakup lingkup eksternal kota dapat diartikan sebagai keterkaitan
kota dengan kota-kota lainnya termasuk dengan pedesaan. Pembangunan dalam lingkup eksternal
ini bisa disebut sebagai pembangunan wilayah. Beberapa permasalahan dalam lingkup eksternal
antara lain:
1. Kesenjangan pertumbuhan
Pertumbuhan kota-kota besar saat ini masih terlalu terpusat di pulau Jawa-Bali, sedangkan
pertumbuhan kota-kota menengah dan kecil, terutama di luar jawa, berjalan lambat dan
tertinggal. Pertumbuhan kota yang tidak seimbang ini ditambah dengan kesenjangan
pembangunan antar wilayah menimbulkan urbanisasi yang tidak terarah dan terkendali.
2. Kesenjangan pembangunan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di pedesaan umumnya masih jauh
tertinggan dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan, hal ini merupakan
konsekuensi dari perubahan struktur ekonomi dan proses indutrialisasi, dimana investasi
ekonomi oleh swasta maupun pemerintah cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan.
Selain dari pada itu kegiatan ekonomi di wilayah pedesaan. Akibatnya, peran kota yang
diharapkan dapat mendorong perkembangan pedesaan (trickling down effects) justru
memberi dampak yang merugikan pertumbuhan pedesaan (backwash effects).
3. Belum berkembangnya Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Banyak wilayah yang memiliki produk unggulan atau lokasi strategis belum dikembangkan
secara optimal. Hal ini disebabkan antara lain:
 Adanya keterbatasan informasi pasar dan teknologi untuk pengembangan
produk unggulan,
 Belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku
pengembangan kawasan di daerah,
 Belum optimalnya dukungan kebijakan nasional dan daerah yang berpihak
kepada petani dan pelaku swasta,
 Belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada
pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam perekonomian
daerah,
 Masih lemahnya koordinasi, sinergitas, dan kerjasama diantara pelaku-pelaku
pengembangan kawasan baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah,
 Masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha kala kecil terhadap informasi
pasar modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan
jaringan pemasaran dalam upaya pengembangan usaha dan kerjasama investasi,
 Keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam
mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah,
 Belum optimalnya kerangka kerjasama antar wilayah, antar negara untuk
mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan.

Anda mungkin juga menyukai