Anda di halaman 1dari 34

HALAMAN JUDUL

PERKEMBANGAN KOTA DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN


PERKOTAAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

ANISSA HALID J1A120005


ERNAWATI RAMBI J1A120016
FEBY OCKTAFIA J1A120020
FIQI APRIANTO J1A120022
FITRIANI PURWANTI J1A120025

KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
Kesehatan Lingkungan Permukiman Dan Kota “Perkembangan Kota Dan
Permasalahan Lingkungan Kota”
Tersusunnya Makalah ini tentuk bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu menyelesaikannya
makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Kendari, 10 November 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Definisi Kota ........................................................................................................... 3
B. Perkembangan Kota ................................................................................................ 4
C. Masalah Lingkungan ............................................................................................... 8
D. Masalah Lingkungan Perkotaan ............................................................................ 10
E. Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Perkotaan ................................................ 14
F. Dampak Masalah Lingkungan Perkotaan ............................................................. 18
G. Upaya Penganggulangan Masalah Lingkungan .................................................... 22
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 28
B. Saran ..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUASTAKA ................................................................................................... 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan suatu kawasan permukiman yang didalamnya terdapat


berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, dimana terdapat fasilitas-fasilitas
pendukung untuk menunjang kegiatan masyarakat yang ada di dalam wilayah
tersebut. Kota dapat dilihat dari kepadatan penduduk, status hukum, batas
administrasi dan kepentingannya. Perkembangan kota yang terdapat di
Indonesia merupakan kota-kota berkembang yang dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan mobilitas penduduk yang berkegiatan di dalam suatu kawasan
kota tersebut (Interpretasi & Penginderaan, 2019)
Perkembangan suatu kota pada umumnya berbeda-beda hal ini
dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut pada
setiap wilayah kota berbeda. Faktor-faktor tersebut antara lain: kondisi
geografis, topografi wilayah, jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi
penduduk dan peran pemerintah. Dalam perkembangannya suatu kota memiliki
karakteristik bentuk, karakteristik bentuk itu biasa disebut dengan morfologi
kota. Morfologi kota dapat terbentuk karena adanya interaksi baik secara
spasial atau sosial ekonomi masyarakat didalamnya. Morfologi kota yang
terbentuk berupa wujud fisik kota tersebut, wujud fisik kota itu terbentuk
utamanya karena kondisi fisik wilayah dan juga kegiatan sosial ekonomi
masyarakat. (Interpretasi & Penginderaan, 2019)

B. Rumusan Masalah

A. Apa Yang Dimaksud Dengan Kota?


B. Bagaimana Perkembangan Kota?
C. Bagaimana Masaah Lingkungan?
D. Bagaimana Masalah Lingkungan Perkotaan?
E. Apa Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Perkotaan?
F. Apa Dampak Masalah Lingkungan Perkotaan?
G. Bagaimana Upaya Penanggulangan Masalah Lingkungan?

1
C. Tujuan

A. Untuk Mengetahui Definisi Kota


B. Untuk Mengetahui Perkembangan Kota
C. Untuk Mengetahui Masaah Lingkungan
D. Untuk Mengetahui Masalah Lingkungan Perkotaan
E. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Perkotaan
F. Untuk Mengetahui Dampak Masalah Lingkungan Perkotaan
G. Untuk Mengetahui Upaya Penanggulangan Masalah Lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kota

Menurut Bintarto dalam Putra (2019) Dari segi geografis kota diartikan
sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan
bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Kota
adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Arnold Tonybee dalam Rahayu (2019) Sebuah kota tidak hanya
merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang
khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.
Sudut pandang tentang arti dari sebuah Kota pun bisa berbeda-beda
tergantung bagaimana pendekatannya terhadap konsentrasi bidang ilmu nya
masing-masing. Seperti misalnya, seorang dengan profesi di bidang Geografi
akan menekankan pada permmukaan kota dan lingkungannya dengan mencari
hubungan antara wajah kota dan bentuk serta fungsi kota itu. Lain halnya
dengan seorang Geolog karena dia akan memperhatikan lahan dan tanah di
bawah kota dan bagaimana hubungannya dengan pembangunan. Sudut
pandang seorang Ekonomi akan berbeda lagi karena dia akan mementingkan
masalah perdagangan kota yang berfokus padahubungan kegiatan dan potensi
kota secara finansial. Adapun seorang Antropolog akan memandang kota dari
lingkup budaya dan sejarah. Lain halnya dengan seorang Politikus yang
menekankan padacara mengurus kota dan bagaimana hubungan antara pihak
pemerintah dan swasta. Kemudian perhatian seorang Sosiolog berbeda pula,
karena dia berfokus pada klasifikasi permukiman kota dari semua aspek

3
tabiatnya, sedangkan seorang imu kesehatan akan memperhatikan keadaan
lingkungan kesehatan permukiman kota.
Aspek utama yang digunakan untuk menjelaskan pengertian kota antara
lain adalah dari aspek morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan
sosial. Berbagai literatur mengenai kota antara lain mengemukakan bahwa
banyak kota -kota bermula dari desa kecil yang terdapat di pusat pertanian yang
subur, misalnya Los Angeles. Hal serupa terjadi jika daerah pertanian itu
menjadi suatu daerah yang optimum bagi pertumbuhan ekonomi pertanian
yang terus berkembang. Kota petani tumbuh dengan pesatnya ke daerah subur
yang justru merupakan unsur utama perkembangan kota. Sehingga berakibat
pada usaha pertanian yang menjadi terhambat, bahkan akimya perdagangan
mengganti sistem pertanian daerah secara menyeluruh.kota berkembang terus
dan menyebar ke arah tanah pertanian yang mengakibatkan rusaknya usaha
pertanian. Banyak kriteria yang digunakan untuk sebuah kota sehingga defenisi
kota berbeda disetiap negara

B. Perkembangan Kota

Kota dalam perkembangannya mendapat banyak pengaruh. Konsentrasi


penduduk yang tinggal dalam suatu area perkotaan, yang ditunjang oleh
berbagai kegiatan dan menawarkan berbagai kesempatan memicu urbanisasi.
Kota memiliki berbagai arti dan klasifikasi yang mempengaruhi perkembangan
kota itu sendiri. Bukan hanya peningkatan kualitas kehidupan yang
ditimbulkan oleh adanya proses perkembangan kota, tetapi seringkali dampak
negatif juga muncul akibat peningkatan kegiatan dan pertumbuhan kota.
Perpindahan penduduk secara besar-besaran dari pedesaan ke perkotaan
telah memicu berbagai pertumbuhan perkotaan di seluruh dunia. Gejala lain
adalah kecenderungan hilangnya ruang hijau akibat kurang jelasnya
kewenangan pengaturan dan pemanfaatan ruang. Selain itu, timbul berbagai
macam kasus seperti taman yang merupakan paru-paru kota diubah fungsinya
menjadi kawasan komersial seperti pompa bensin, supermarket atau
department store, yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah

4
lingkungan. Dampak yang ditimbulkan sangat menyedihkan, mulai dari
ketidaknyamanan penduduk akibat kurangnya sarana dan prasarana
lingkungan, kesengsaraan masyarakat akibat banjir, sampai masalah sosial,
karena benturan berbagai kepentingan pemanfaatan lahan. Degradasi
lingkungan tidak dapat dibiarkan terus berlangsung. Salah satu jalan keluar
untuk mengatasi degradasi lingkungan yang mengancam perkotaan adalah
upaya-upaya penyusunan tata ruang secara terpadu dan berwawasan
lingkungan. Penataan ruang tidak sekedar pengelolaan perubahan lingkungan
binaan dan alam saja, melainkan sebagai upaya untuk penyelesaian berbagai
benturan kepentingan yang berbeda.

1. Faktor Pendukung Perkambangan Kota


a) Faktor gecografis
Berkaitan dengan potensi perkembangan sumber daya alam dan
kemampuan berkembangnya suatu kota. Faktor sumber daya alam yang
potensial, misalnya kota tersebut terletak di wilayah yang subur lahanya
yang menghasilkan berbagai komoditas pertanian, mendorong kegiatan
pascapanen dan perdagangan yang berada di kota tersebut. Demikian
pula dalam hal potensial perikanan laut karena kota tersebut berada di
tepi pantai laut. Selain itu terdapat faktor geografis lainya, yaitu lokasi
suatu kota yang sangat strategis, misalnya dimuara sungai besar atau di
tepi laut, memiliki pelabuhan sehingga menjadikan kota tersebut sebagai
kota perdagangan ekspor-impor yang besar dan ramai, yang mendorong
kota tersebut berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar.

b) Faktor demografis
Meliputi jumlah penduduk yang berkemampuan dan
berketerampilan produktif. Jumlah penduduk kota yang besar dan terus
bertambah mendorong ketersedian barang dan jasa untuk memenuhi
kehidupanya bertambah sehingga kehidupan produksi berbagai sektor
meningkat, mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kota
meningkat. Aspek kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

5
penduduk perkotaan merupakan peluang untuk menunjang
pengembangan berbagai kegiatan perkotaan. Peningkatan kegiatan
produksi membutuhkan pembentukan modal (investasi) membutuhkan
tenaga kerja, menghasilkan pendapatan bertambah, tabungan bertambah
yang disalurkan kepada investasi dan industri, dan akan terjadi proses
yang semakin tinggi, maka dampak positifnya adalah meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan kota menjadi lebih besar dan maju.

c) Faktor kemudahan pelayanan dalam berbagai bidang dan sektor.


Misalnya dalam pelayanan pendidikam di daerah perkotaan disuatu
wilayah dalam berbagai strata dan bidang keahlian akan mendorong
terwujudnya sumber daya manusia yang berkemampuan dan
berketerampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan. Kemudian
pelayanan kesehatan di daerah perkotaan mendukung terwujudnya
sumber daya manusia yang sehat, berkapasitas, dan produktif untuk
meningkatkan produktivitas kegiatan dalam berbagai pembangun an
sektor perkotaan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan kota.
Kemudian pelayanan keungan dan perbankan yang menyediakan fasilitas
kredit kepada para perusahaan untuk mengembangkan kegiatan usahanya
menjadi lebih maju sehingga produksi barang dan jasa meningkat, yang
berarti telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan kota secara nyata.
Selanjutnya pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, dalam arti
lancar, aman, berkapasitas, bertanggung jawab, terjangkau oleh daya beli
masyarakat dan nyaman. Pelayan an jasa transportasi yang efektif dan
efisien diharapkan mampu melayani angkutan manusia. Dengan
demikian dapat mendorong peningkatan berbagai kegiatan perkotaan dan
menghidupkan perekononmian kota.

d) Faktor ketataruangan perkotaan


Meliputi ketersedian, perencanaan, dan pemanfaatan tata ruang
kota. Ketersediaan taat ruang misalnya tersedia dalam luasnya, kondisi
topografisnya, dilihat dari kondisinya, dan dapat pula dilihat dari

6
potensial pengembanganya. Suatu kota yang memiliki tata ruang kota
yang luas berarti memiliki kemampuan yang cukup besar untuk
mengakomo dasi (menampung) bertambahnya kebutuhan ruang untuk
perumahan, pembangunan kantor, pasar, toko, taman terbuka dan
sebagainya. Berbeda dengan kota yang memiliki tata ruang yang sempit,
maka pengembangan kotanya akan dilakukan ke arah atas yang
membutuhkan biaya pembangunan yang lebih besar.

2. Faktor Penghambat Perkembangan Kota


a) Faktor Pertumbuhan penduduk
Bisa mengakibatkan pengangguran, Produktivitas rendah, Jumah
pendapatan perkapita rendah, Dapat menimbulkan urbanisasi
Kemampuan ekspor memurun timbul keinginan untuk impor. Kemudian
Mengurangi Jumlah tabungan yg diciptakan anggota masyarakat,
Mempercepat kenaikan produksi barang makanan dan Pertumbuhan
penduduk di negara berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan
masyarakat telah mengalami perbaikan yang berarti.

b) Faktor pendidikan
Jika pendidikan berkualitas, mudah diakses tentu mempermudah
orang untuk melakukan pengerakan dengan berbekal ilmu pengetahuan
yang diperoleh saat menjadi peserta didik. kemudahan akses pendidikan
sangat penting untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di kota
tersebut. Karena kemudahan akses pendidikan mempermudah orang
untuk mengubah status. Kota yang berkembang adalah kota yang
memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.

c) Faktor Ekonomi
Aspek ekonomi sangat mempengaruhi perkembang kota. Diamana
Semakin besar dan padat suatu kota maka akan semakin besar jumlah
maupun luasan dari kawasan perumahan di kota tersebut. Artinya lahan
yang luas membutuhkan dana yang banyak untuk mengolah lahan
tersebut. Apalagi lahan untuk membangun kawasan perumahan, otomatis

7
membutuhkan dana yang cukup banyak untuk menyelesaikan usaha
pembangunan terscbut.

C. Masalah Lingkungan
Di satu sisi, kota memfasilitasi dan mempermudah proses produksi dan
perdagangan, dalam rangka meningkatkan standar hidup manusia. Kota juga
menyediakan penduduk kota dengan fasilitas perkotaan dan berbagai barang
dan jasa, untuk memberikan kepuasan lebih besar kepada penduduk kota.
Namun di sisi lain, menurut versi Myrdal dan Pred (Kuncoro, 2002),
pertumbuhan kota juga sering memiliki dampak negatif, yang biasanya terkait
dengan pencemaran lingkungan dan merupakan hubungan sebab dan akibat
yang saling berkaitan.. Menurut Fan dan Qi (2010) tentang dampak urbanisasi,
ada hubungan terbalik antara populasi dan kerusakan lingkungan, yang berarti
bahwa kota-kota padat penduduk cenderung memiliki kualitas lingkungan
yang buruk. Cracolici et al. (2010) juga menyatakan pandangan yang sama
bahwa ada hubungan antara aspek ekonomi dan non-ekonomi ketika
menjelaskan kinerja nasional. Kinerja suatu negara dipandang tidak hanya dari
perspektif ekonomi (termasuk aspek sosial), tetapi juga dari perspektif lain
yaitu lingkungan. Hanya ada beberapa negara dalam kategori berkinerja baik
yang memiliki penilaian aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan yang
sama-sama tinggi.
Degradasi atau penurunan kualitas lingkungan berbahaya bagi kehidupan
manusia. Degradasi lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor utama, alam
dan manusia. Faktor-faktor alami ini seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi, tsunami, badai, epidemi, kekeringan dan kebakaran. Manusia
tidakdapat sepenuhnya memprediksi dan menghindari faktor-faktor alami yang
menyebabkan degradas lingkungan. Disisi lain faktor manusia yang
menyebabkan degradasi lingkungan sepenuhnya bergantung pada kontrol
manusia atas kegiatan mereka, termasuk upaya untuk mengelola
lingkungan.Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia
menyebabkan tanah longsor, banjir, polusi lingkungan, dan kecelakaan industri
dan kimia. Contoh dari dampak kerusakan lingkungan di Surabaya adalah

8
meningkatnya frekuensi banjir, baik akibat berkurangnya daerah penyerapan
curah hujan atau kerusakan daerah aliran sungai (DAS) menyebabkan banjir
menjadi semakin sering terjadi di Surabaya. Contoh lain termasuk kurangnya
air bersih, polusi air dan udara, perluasan daerah kumuh, dan penetrasi air asin
ke dalam sumur penduduk. Secara umum, degradasi lingkungan ini
menyebabkan banyak kerugian, seperti cedera pribadi, kematian, penyakit,
perubahan iklim dan kelaparan. “Climate Change” atau perubahan iklim adalah
perubahan pola cuaca yang berlangsung lama. Perubahan iklim telah menjadi
salah satu isu lingkungan yang berskala internasional. Peningkatan suhu bumi
merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama. Hal ini disebabkan
oleh adanya peningkatan konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca lain
yang mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Selain itu
perubahan uaca yang tidak menentu, memengaruhi tanaman pangan kita, air
yang kita gunakan, tempat tinggal, aktivitas dan kesehatan. Pola cuaca adalah
bagian penting dalam kehidupan manusia.
Perubahan iklim, memicu berbagai petaka seperti banjir, kekeringan,
longsor, gelombang tinggi, dan peningkatan muka air laut. Bencana alam
tersebut dapat menimbulkan korban jiwa sertakerugian ekonomi dan ekologi
yang tidak sedikit. Belum lagi, dampak lanjutan seperti menjalarnya berbagai
penyakit yang berujung pada kematian.Banyaknya aktivitas manusia dalam
memanfaatkan lahan dapat meningkatkan deforestasi, sedangkan penurunan
deforestasi dapat disebabkan aktivitas reforestasi atau penghijauan untuk
menambah tutupan hutan. Populasi global turut memicu dengan cepat produk
emisi. Karena dengan terus bertambahnya penduduk dunia, maka permintaan
akan energi terus meningkat.
Masalah lingkungan terbanı saat ini yang mendominasi mencangkup
perubahan iklim, populasi dan hilangnya sumber daya alam, gerakan
konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi
terhadap habitat alami yang secara ekologi. Adapun jenis-jenis masalah
lingkungan yaitu:

9
1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air mernupakan masalah global utama yang
menmbutuhkan evaluasi dan revisi kebjakan sumber daya air pada semua
tingkat (dari tingkat nasional hingga dari sumber air pribadi dan sumur)
telah di katakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk
kematian dan penyakit.
2. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia atau biologi di atosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, menganggu estetika dan
kenyamanan atau merusak properti.

3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas koersial: penggunaan pestisida; masuknya air di permukaan tanah
tercemar kedalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan pengendara
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah dari tempat penibunan sapah
serta limbah industri yang lansung di buang ketanah secara tidak memenuhi
syarat.
D. Masalah Lingkungan Perkotaan

Huntington (1945) dalam Watt (1973) mengemukakan bahwa hampir


semua kota besar yang runtuh disebabkan oleh kondisi iklim. Jauh dekatnya
diengan sistem pengangkutan seperti pelabuhan, sungai dan celah gunung.
Duckworth dan Sandberg (1954) dalam Watt, 1973 mencatat hasil
penelitian yang sudah lama mengenai suhu udara kota yang lebih panas dari
lingkungan sekelilingnya, seolah-olah sebuah "pulau panas" tadi. Kesan pulau
panas terhadap wilayah di tepi kota tergantung kepada besar dan luasnya kota.

10
Untuk menghindarī efek pulau panas maka dalam perencaaan danpenataan kota
perlu mempertimbangkan faktor-faktor penyebab gejala efek pulau panas
sebagai berikut
1. Tata ruang kota harus mempertimbangkan semak in meningkatnya radiasi
gelombang panjang yang terperangkap ke dalam lorong-lorong bangunan
atau geometri
2. Tata ruang memperhitungkan arus angin sehingga kota mempunyai sirku
lasi udara yang baik dan lancar.
3. Pembangunan dan pengembangan hutan kota sehingga dapat
menununkansuhu kota
Masalah perkotaan di Indonesia akibat ketimpangan tingkat penyediaan
pelayanan kota, yang tidak seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Perencanaan kota sebagai bagian dari pemecahan masalah perkotaan perlu
dikaitkan dengan pemahaman penduduk, termasuk jumlah pertumbuhannya.
Pengambilan model kota dunia Barat merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh dalam masalah perkotaan berkaitan dengan perencanaan kota di
Indonesía dengan penduduknya yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Artikulasi ruang yang terbangun itu menjadi bemakna hanya apabila dikaitkan
dengan manusia. Manusia tinggal dengan berdesakan atau leluasa dalam
bekerja, rekreasi, berlalu lalang, berjalan kaki maupun berkendaraan. Banyak
masalah perkotaan antaran lain masalah yang berkaitan dengan:
1) Perusakan alam, meliputi pencemaran air sungai di dalam kota dan
penyempitan ruang hijau Perusakan nilai historis kota
2) Prioritas diberikan pada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki
3) Konsenstrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota,
Penyumbang kerusakan terhadap lingkungan di perkotaan tidak lain
adalah aktivitas manusia dalam kehidupan. Aktivitas yang membahayakan
lingkungan hidup tersebut dapat dimasukkan kedalam poin-poin utama sebagai
berikut:

11
1. Bertambahnya populasi manusia
Jumlah penduduk dunia terus bertambah. Bumi yang kita pijak sudah
tak sanggup lagi menampung populasi penduduk dunia. Jika pada tahun 190
jumlah penduduk 1,5 miliar, tahun 2000 sudah mencapai 6 Miliar dan 2015
diperkirakan mencapai 8 M. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan
konsumsi sangat tinggi, rentetan masalah sosial, rendahnya kualitas hidup dan
daya pikat kota membuat penduduk pergi dan bekerja di kota. Data menyebut
14% orang tinggal dikota tahun 1900 dan tahun 2000 meningkat menjadi
70%.
2. Eksploitasi dari konsumsi berlebih
Alam menyediak an makanan serta kebutuhan bagi seluruh makhluk
termasuk manusia, sudah selayaknya kita memanfaatkanya. Namun manusia
tidak puas hanya terpenuhi kebutuhan tetapi juga menuntut kenyamanan. Jika
dulunya merasa cukup dengan rumah dengan taman luas, maka sekarang area
hijau bukan lagi prioritas, yang terpenting kenyamanan yang lebih, dan ruang
yang luas, dilain pihak harga tanah mahal dan orang akan menggunakan
semaksimal mungkin lahan terutama di perkotaan.

3. Sumber daya tak terbaharuk


Begitu melimpahnya sumber alam yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
manusia dan salah satunya ke bidang konstruksi. Namun sebagian besar
sumber alam tersebut tak terbaharui, dan sumber yang terbaharui dan tak
terbatas belum dapat dimanfaatkan karena terbatasnya teknologi, kebanyakan
untuk energi dan bahan bangunan. Sumber daya terbaharukan seperti
kayupun karena eksploitasi yang berlebih menjadikannya tidak sustainable
karena jangka panjang baru terbarui. Menyusutnya hutan secara dasyat
membuat konsentrasi CO meningkat tajam sehingga penghijauan di human
adalah krusial dewasa ini.

4. Proses pengolahan dan transportasi


Proses pengolahan bahan mentah menjaci bahan jadi siap pakai
sesungguhnya juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini

12
selain karena bahan dasar material yang memanfaatkan sumber daya alam,
proses pengambilannya pun membutuhkan energi/bahan bakar dan
keseluruhan proses tersebut menghasilkan CO, sebagai emisi gas buang yang
berdampak buruk bagi lingkungan. Hutan tidak hanya menyuplai O2, tetapi
juga menyerap CO dan mengubahnya menjadi O", Maka pentinglah
menghijaukan bangunan modern berdasarkan isu lingkungan.

5. Pemanasan Global
Semua kegiatan manusia setelah revolusi industri menghasilkan emisi
gas buang CO: berlipat-lipat ke atmosfer. yang secara langsung menyebabkan
panas matahari terperangkap yang dikenal sebagai efek rumah kaca, yang
mengakibatkan meningkatnya panas di permukaan bumi yang sering
diistilahkan dengan Global Warming. Peningkatan suhu sejak revolusi
industri dalam kurun waktu 20 tahun suhu bumi meningkat 2° C, pada 2100
diperkirakan bumi bersuhu 58 ° C5. Kota -kota pantai akan tenggelam seiring
mencairnya kutub bumi.

6. Bidang konstruksi penyumbang terbesar


Kenyataan yang sangat ironis, bagi profesi arsitek bidang yang digeluti
pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar.
Secaraglobal, sektor konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40%
energy,dan 16% air. Selain itu konstruksi juga menyumbang emisi CO2
terbanyak,yakni 45% tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan
pembangunan, tetapi membangun dengan lebih bijaksana, salah satunya
dengan penerapan Green Desain, sustainable, dan hemat energi. Yang
diharapkan dapat meminimalisasi kerusakan alam dan hal ini tidak bisa
menunggu lagi, harus dilakukan sekarang juga. Peran bidang konstruksi
terhadap kerusakan lingkungan:
a. Pengambilan material
b. Proses pengolahan material
c. Distribusi material jadi dari sumbernya ke pemakai

13
d. Proses konstruksi
e. Pengambilan lahan untuk bangunan
f. Konsumsi energi sejak pembangunan-dalam bangunan jadi

7. Keberadaan sampah terhadap lingkungan


Menurut teori D.D Duncan, masalah lingkungan (khususnya
lingkungan urban) mempunyai hubungan interdependensi dengan aspek
demografi, organisasi dan teknologi yang dikenal dengan model POET.
Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan yang sangat dipengaruhi
oleh jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi dan budaya yang
dilakukannya, teknologi serta organisasi sosial yang berkembang Semakin
banyak jumlah penduduk semakin banyak aktivitas sosial ekonomi dan
budaya yang dilakukan, semakin banyak energi yang dikon sumsi dan limbah
atau sampah yang dihasilkannya pun meningkat. Kualitas sampah yang
dihasilkannya juga cendrung semakin banyak sampah yang tidak dapat
membusuk (refuse).
Terkait dengan jumlah penduduk dan kegiaan ekonomi yang dilakukan,
diasumsikan poduksi sampah teknologi cendrung menambah volume dan
kualitas sampah yang dihasilkan, mencapai 3,68 lt/orang/hari. Kemajuan
karena pemakaian bahan baku semakin beragam dan cara pengepakan
(pengkemasan) dan produk manufaktur yang semakin beragam pula. Selain
itu, kecendrungan produsen yang memproduksi barang-barang komuditas
dan barang elektorik yang menggunakan teknologi modern juga
menghantarkan konsumen (masyarakat) untuk berperilaku boros atau gaya
hidup konsumtif, yaitu sckali pakai langsung buang

E. Faktor Penyebab Masalah Lingkungan Perkotaan


Masalah lingkungan dapat diakibatkan dari berbagai kegiatan, baik
dalam skala terbatas (sempit) maupun dalam skala luas. Dalam skala terbatas,
misalnya kegiatan keluarga yang menghasilkan limbah rumah tangga yang
mana limbah ini belum mejadi sorotan karena dampaknya tidak secara nyata
mengeanggu kesehatan. Dalam skala luas, masalah lingkungan menjadi

14
penting karena componen yang menanggung dampak begitu banyak sedangkan
pihak penyebab dampak diuntungkan secara ekonomi. Pada umumnya,
masalah lingkungan hidup disebabkan oleh peristiwa alam, pertumbuhan
penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan,
industrialisasi, dan transportasi.
1. Peristiwa Alam
Peristiwa alam atau kejadian yang terjadi secara alamiah seperti
gempa bumi, longsor, badai, kebakaran hutan oleh petir, banjir, letusan
gunung berapi,dan lain-lain telah banyak menimbulkan masalah lingkungan
hidup. Gempa bumi mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup baik di
darat maupun di laut. Gempa bumi yang terjadi didaratan dapat
menyebabkan anah retak-rctak, bentang alam longsor, keugian harta benda,
kematian manusia dan hewan dan lain sebagainya. Petir sering
mengakibatkan terjadiny a kebakaran hutan. Selain dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi dari kayu hutan, kebakaran hutan juga dapat
mengakibatkan pencemaran udara oleh asap, punahnya sumber daya
genetik,terganggunya kehidupan satwa liar dan kematian bagi satwa yang
pergerakannya lambat. Kensakan lingkungan akibat kebakaran hutan tidak
hanya terjadi di wilayah kebakaran itu, tetapi juga akan berdampak ke
wilayah di luamya. Dengan rusaknya hutan maka aliran permukaan, erosi
dan sedimentasi akan meningkat yang kemudian akan mengakibatkan
pencemaran dan pendangkalan perairan di daerah hilir. Banjir telah banyak
merusak lingknmgan hidup. Banjir dapat menyebabkan korban jiwa dan
harta benda, memorakporandakan permukiman penduduk, merusak daerah
pertanian, menghancurkan waduk atau bendungan serta sumber penyebab
penyakit. Demikan juga letusan gunung berapi yang akan menyebabkan
berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.

2. Pertumbuhan Penduduk yang Pesat


Pertumbuhan penduduk yang pesat (tinggi) di suatu wilayah atau
Negara dapat dipastikan akan menimbu Ikan berbagai masalah lingkungan
hidup. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkend ali menimbul kan

15
masalah dalamn penyediaan lahan untuk permukiman dan untuk usaha,
fasilitas pelayanan sosial(pendidikan, rumah ibadah,, kesehatan, air bersih,
dan transportasi) serta masalah sosial ekonomi dan sosial budaya lainnya.
Umumnya, pertumbuhan penduduk yang pesat berkaitan erat dengan
kemiskinan. Disamping melalui kelahiran, pertumbuhan penduduk di
perkotaan juga disebabkan oleh urbanisasi dan mobilitas penduduk.
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota yang
biasanya bermukim di pinggiran kota. Penduduk urban bertujuan
untukkmeningkatkan taraf hidupnya. Namun, dengan latar belakang
pendidikan yang keterampilan yang tidak memadai, kehidupan mereka
sering semakin terpuruk. Biasanya, penduduk urban bekerja sebagai buruh
atau pekerjaan kasar lainnya.Dampak urbanisasi yaitu berkumpulnya tenaga
kerja yang kurang terampil dan munculnya permukiman kumuh di pinggiran
kota. Permukiman kumuh ini akan menimbu lkan berbagai masalah
lingkungan seperti sampah, sanitasi lingkungan, air bersih, gangguan
keamanan dan masalah sosial budaya lainnya. Selain itu, mobilitas
penduduk yang merupakan lalu lalangnya masyarakat dari desa ke kota,
antar darah atau antar kota terutama karena adanya pekerjaan jasa dan
kegiatan perdagangan juga memberikan dampak buruk berupa persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan, peningkatan kepadatan trasnportasi dan
menurunnya kebersihan lingkungan.

3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan


Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan
secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai
masalah lingkungan. Eksploitasi tersebut akan mengakibat kan terjadinya
perubahan bentang alam, meningkatnya frekuensi tanah longsor,
terbentuknya terowongan, kolam atau genangan air yang tidak dikehendaki
serat gangguan terhadap kehidupan satwa liar. Pengangkutan bahan yang
dieksploitasi juga mengakibatkan kerusakan jalan dan proses lebih lanjut
juga akan mencemari tanah, air dan udara. Pemanfaatan sumber daya alam
perairan pantai telah mengakibatkan pencemaran dan kerusakan

16
lingkungan. Di daratan pantai umumnya bermukim nelayan yang juga
menghasilkan limbah rumah tangga yang dibuang ke perairan pantai. Selain
itu, perairan pantai dan laut sering tercemar oleh tumpahan minyak dari
kapal tangker yang tabrakan, buangan limbah padat dan cair kapal motor
penumpang nelayan, serta dari sungal-sungai yang semuanya bermuara ke
pantai atau laut. Pengawasan dalam penerapan peratuan peundag-undangan
yang berlaku secara ketat dan konsisten dapat menekan atau mencegah
kerusakan sumber daya alam.
Akan tetapi, yang terpenting adalah kearifan dan kepedulian
lingkungan semua komponen masyarakat sehingga pembafaatan sumber
daya alam dilakukan denganpenuh tanggung jawab.

4. Industrialisasi
Perkembangan peradaban manusia ditunjang oleh kemajuan ilmu dan
teknologi sekaligus juga merus ak dan mencemari lingkungan hidup.
Pembangunan berbagai industri berpotensi memberikana dampak negatif
terhadap lingkungan. Industri merusak dan mencemari lingkungan tidak
hanya terjadi setelah berproduksi tetapi juga dalam tahap proses
pembangurannya. Pada tahap ini, kenusakan dan pencemaran linggkungan
dapat terjadi pada kegiatan land clearing, mobilisasi peralatan berat,
pengangkutan bahan bangunan dan kegiatan lainnya. Dalam proses
produksinya, semua industri akan menghasilkan produk sampingan yang
tidak kurang atau bemilai ekonomis. Produk sampingan ini disebut sebagai
limbah yang terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah ini akan
mencemari lingkungan perairan, tanah, dan udara yang pada akhimya akan
mengganggu kehidupan makhluk hidup termasuk manusia.

5. Transportasi
Transportasi memegang peranan penting dalam akivitas manusia baik
transportasi udara, laut maupun darat. Dampak transportasi udara yaitu
bising bagi masyarakat sekitar bandara. Transportasi laut dan sungai banyak
mencemari perairan karena limbah padat dan cair biasanya dibuang ke

17
perairan. Untuk ransportasi darat, semakin banyak jumlah kendaraan
bermotor yang digunakan per satuan waktu pada wilayah tertentu maka
semakin tinggi pencemaran udara. Pencemaran udara yang diakibatkan
transportasi darat terutama adalah gas CO (Karbon monoksida), Pb
(Timbal), NO (Nitrogen oksida), So: (Sulfur dioksida) dan bising. Dampak
pencemaran ini dapat berupa gangguan kesehatan manusia dan terjadinya
hujan asam yang dapat menyebabkan pencemaran tanah dan perairan

F. Dampak Masalah Lingkungan Perkotaan

Permasalahan Lingkungan Hidup di dunia diantaranya adalah pemanasan


global yang berdampak bagi kelestarian lingkungan, juga berdampak pada
dampak pada aktivitas sosial ekonomi masyarakat hingga gangguan
produktifitas pertanian, dan wabah penyakit. Penipisan lapisan ozon, hujan
Asam dan proses desertifikasi yang berdampak global dan menyebabkan
semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2
menjadi semakin berkurang hingga pen cemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun). Beragam permasalahan lingkungan hiup tersebut diatas
berdampak pada kondisi lingkungan hidup di perkotaan dimana kota menjadi
bagian dari lingkungan hidup. Batas kemampuan Lingkungan hidup untuk
mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya seringkali disebut
sebagai daya dukung. Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup, daya
dukung lingkungan adalah kemampuan suatu lingkungan untuk mendukung
peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Undang Undang No. 23 Tahun 1997 menyebutkan bahwa lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangSunngan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang,
tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara
dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yuridiksinya. Sehingga
dapat dipahami bahwa StatusLinokunoan Hidun Perkotaan Rerkelanutan

18
memiliki tingkat uroensitas yang tinggi sebagai dasar dalam menentukan arah
pembangunan suatu wilayah perkotaan.
Daerah perkotaan merupakan daerah dengan perkembangan yang sangat
pesat hal ini didorong oleh masuknya aliran investasi yang kemudian
bertransformasi menjadi industri, jasa dan perdagangan yang tentunya
membawa implikasi. Status kesehatan msayarakat sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Hendrik L. Blum menjelaskan bahwa status keschatan
masyarakat sangat bergantung pada 4 komponen besar yakni lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan). Dalam konteks
ekosistem, manusia sebagai salah satu komponen lingkungan memiliki
hubungan timbal baik dan saling ketergantungan dengan lingkungan. Pada satu
sisi lingkungan merupakan penyedia hampir seluruh kebutuhan manusia dan
sebaliknya dan lingkungan sangat dipengaruhi keadaannya oleh aktifitas
manusia dalam mempertahankan kelangsungan kehidupannya. Pengelolaan
lingkungan yang kurang bijaksana akan lebih mangarah kepada eksploitasi
sumber daya alam dan pengrusakan lingkungan. Penurunan kualitas
lingkungan yang tejadi pada akhirnya mempunyai konsekwensi negatif pada
penurunan derajat kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh angka
kesakitan karena infeksi tetapi juga akibat kontaminasi zat-zat tertentu yang
dapat mengganggu kesehatan, baik yang bersifat toksik maupun tidak.
Keberhasilan pembangunan dalam meningkatkan pendapatan memiliki
hubungan searah dengan meningkatnya kasus-kasus penyakit seperti penyakit
jantung, obesitas, diabetes, penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini pada
akhimya dapat menekan angka harapan hidup.
Lingkungan mempengaruhi hidup manusia diantaranya melalui berbagai
faktor ekologi yang merupakan penopang kehidupan manusia di bumi.
Rusaknya proses ekologi akan membahayakan kehid upan di bumi kita. Faktor-
faktor ekologi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

19
1. Efek rumah kaca.
Kenaikan suhu bumi yang disebabkan terserapnya gelombang intfřa-
merah oleh gasgas rumah kaca. Efek rumah kaca berperan dalam menjaga
suhu lingkungan yang seimbang bagi makhluk hidup. Gas rumah
kacaterpenting adalah CO2 yang berasal dari pernatfasan, pembakaran dan
pembusukan bahan organik.

2. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses esensial untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dibumi. Dari proses fotosintesis inilah energi
matahari dirubah menjadi energi kimia yang terkandung di dalam bahan
organik tumbuhan. Energi inilah yang dipakai oleh makhluk hidup
lainnya yang tidak dapat berfotosintesis, antara lain: manusia, hewan dan
jasad renik. Selain sebagai penghasil energi fotosintesis berperan dalam
terbentuknya rosot karbon dan menghasilkan gas oksigen (O2).
Mengingat pentingnya fotosintesis maka kita harus menjaga agar dalam
poses pembangunan tetap cukup terdapat tumbuhan hijau (hutan, semak
belukar dan padang rumput).

3. Penambatan nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang esensial untuk kehidupan
makhluk hidup. Udara kira-kira mengandung 80% nitrogen. Penambat
nitrogen berupa bakteri (A sobacter, hizobium) dan ganggang hijau
(Anabaena, Azolla). Penambatan nitrogen berperan dalam menjaga
kesuburan tanah dan perairan. Tampa makh luk hidup penambat nitrogen
udara, maka hutan dan padang rumput akan merana bahkan mati. Oleh
karena itu kemampuan lingkungan untuk menambat nitrogen harus kita
jaga dan pelihara.

4. Pengendalian populasi
Pengendalian populasi berperan dalam menjaga kesimbangan
antara pemangsa dan mangsa. Pengendalian hama terpadu banyak
dilakukan dibidang pertanian dan tclah membawa keuntungan. Di

20
Indoneisa pengendalian hama terpadu telah menurunkan penggunaan
pestisida sebanyak 63% dan biaya produksi sebesar 52%. Selain
keuntungan petani diperbesar keuntungan lainnya adalah menurnunya
pencemaran oleh pestisida.

5. Penyerbukan
Penyerbukan berperan dalam proses pembuahan pada tanaman.
Agar bunga menjadi buah diperlukan penyerbukan. Bahan makanan
manusia banyak sekali merupakan hasil penyerbukan, antara lain,
jagung, padi, kelapa, tomat dan mangga. Karena itu penyerbukan sangat
penting. Penyerbukan ada yang oleh angin, adapula oleh bantuan
serangga, burung dan hewan lainnya. Kekurangan populasi hewan
tersebut akan mempengaruhi produksi banyak tumbuhan. Oleh karena itu
penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan pencemaran udara akan
mempunyai efek demikian.

6. Kemampuan memperbaharui diri


Sumber daya ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat
diperbaharui. Kemampuan memperbaharui ini pula tidak mutlak/ ada
batasnya, apabila kemampuan itu dilampaui maka sumber daya
terbaharui menjadi tidak terbaharui. Sebagai contoh air. Apabila beban
pencemaran melampaui kemampuan perairan memperbahanui diri maka
kualitas air akan menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk
digunankan sebagai air minum. Pencemaran yang tidak dapat diuraikan
lagi oleh jasad renik menyebabkan air tidak dapat dimurmikan lagi secara
alamiah. Semua ini perlu kita hindari agar sumberdaya yang terbaharui
tetap dapat terjaga mempunyai sifat terbaharui.

7. Fungsi hidro-orologi
Hutan dan bentuk vegetasi lainnya mempunyai peranan yang
sangat penting hidro-orologi. Hutan sangat berperan penyerapan dan
penguapan air. Selain menyebabkan penguapan keberadaan hutan
menyebabkan peresapan air juga tinggi sehingga ketersedian air setelah

21
musim hujan juga tinggi serta distribusi air sepanjang tahun menjadi
lebih baik. Sehingga banjir, kekurangan air dalam musim kemarau
dikurangi, dan erosi berkurang. Fungsi hidrourologi hutan dan vegetasi
lainnya harus kita perhatikan kerusakan fungsi ini akan banyak merusak
hasil pembangunan yang telah dicapai dan membahayakan pembangunan
berkelanjutan.
Akibat atau bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan
secara garis besar merugikan manusia, terutama mereka yang tinggal di
kota. Kota-kota di Indonesia dan beberapa kota dunia, umumnya menjadi
pelanggan penyakit menular seperti kolera, thypus, sesak nafas dan lain-
lain. Udara di kota menjadi panas dan berdebu. Air minum tercemar oleh
berbagai macam bakteri dan zat kimia yang merugikan kesehatan (Cole
& Lawrance E, 2018).
Bahaya pencemaran lingkungan hidup di kota-kota Indonesia
semakin hari semakin serius dan akan memberi dampak yang berbahaya
pada jangka panjang jika tidak segera diambil langkah-langkah konkrit
dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup.

G. Upaya Penganggulangan Masalah Lingkungan


Menurut Herman Haeruman (1995) harapan masa depan untuk
memperoleh kualitas lingkungan perkotaan yang lebih baik akan tergantung
kepada empat hal, yaitu:
1. Ketepatan alokasi nuang untuk setiap kegiatan pembangunan
2. Keterse di aan dan kemampuan kelembaga an dan proses pengelolaan
lingkungan
3. Pengendalian kegiatan pembangunan yang mengarah kepada efisien
4. Tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermasyarakat kota.
Masalah lingkungan hidup diperkotaan merupakan masalah yang
kompleks. Apabila dituangkan dalam model lengkap akan merupakan model
yang besar dengan garis interdependensi yang rumit. Pada umumnya kota harus
dapat menyediakan kebutuhan pokok penduduk berupa air, makanan dan
energi. Banyak kota yang, telah melampaui daya dukung baik air maupun

22
energi. Dalam kondisi seperti ini pengelolaan ruang terbuka hijau mendapat
perhatian khusus dalam bentuk taman kota, taman monumen, taman
lingkungan, taman jalur hijau, taman rotonde, taman bermain dan taman
pemakaman. Secara keseluruhan taman-taman yang ada pada ruang terbuka
hijau merupakan unsur hutan kota. Dalam hal ini pembangunan hutan kota
sudah sangat mendesak ternutama di kota-kota besar seperti di Jakarta,
Suabaya, dan Medan mengingat kondisi lingkungan dan keseimbangan
ekosistem yang cenderung menurun.
Adapun cara penaggulangan masalah lingkungan perkotaan yatu:
1. Hutan kota

Definisi atau rumusan hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa


pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya. Odum
(1983) mengemukakan bahwa jaringan dari komponen-komponen dan
proses yang terjadi pada lingkungan merupakan sistem. Sistem lingkungan
hidup biasanya meliputi daratan atau air, misalnya hutan, danau, lautan,
lokasi pertanian, perkotaan, egional, desa dan biosfer. Dibawah ini adalah
gambaran suatu konsep hutan kota.
Hacruman mengemukakan bahwa hutan kota terletak jauh di luar
batas kota, sepanjang interaksi yang intensif antara penduduk sebuah kota
dengan hutan tersebut berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh
Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda di Bandung dan Tahura Dr. Muh. Hatta di
Padang dan di Bengkulu sedang dalam taraf pembangunan. Idealnya sebuah
hutan kota dapat mencapai kondisi optimum sebagaimana layaknya hutan
yang terbentuk karena peristiwa alam. Namun sesuai dengan nilai-nilai
urbanity maka ada keterbatasan dalam pembentukan hutan kota tersebut
seirama pula dengan perkembangan kota yang terjadi serta berbagai aspck
kehidupan yang menyangkut kehidupan penduduk kota.
Hutan kota sering berada di luar batas kota. Jalur hijau, hutan kota,
hutan lindung dan tanaman urugan dapat dikatakan bagian dari hutan kota.
Area ini biasanya untuk umum dan bermanfaat untuk berbagai macam
kegunaan, serta mempunyai nilai luar biasa untuk lingkungan kota yaitu

23
sebagai pelindung mata air, rekreasi, memberikan pemandangan, tempat
hiburan atau sebagai tempat pembuangan limbah.
Fungsi hutan kota sangat tergantung pada konmposisi dan
keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan tujuan
perancangannya. Secara garis besar fungsi hutan kota dapat dikelompokkan
menjadi tiga fungsi berikut:
a. Fungsi Lansekap
Fungsi lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial, yaitu
sebagai berikut:
1) Fungsi fisik antara lain vegetasi sebagai unsur struktural berfungsi
untuk perlindungan terhadap kondisi fisik alamsi sekitar seperti
angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap
bau. Kegunaan arsitektural vegetasi sangat penting didalam tata
ruang luar.
2) Fungsi lansekap yang meliputi fungsi sosial. Penataan vegetasi
dalam hutan kota yang baik akan membenikan tempat interaksi
sosíal yang sangatproduktif.
b. Fungsi Pelestarian Lingkungan
Dalam pengembangan dan penge ndalian kualitas lingkungan,
fungsi lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi
lainnya. Fungsi lingkungan antara lain
1) Menyegarkan udara atau sebaga "paru-paru kota"
2) Menurunkan suhu kota dan mengingkatkan kelembaban
3) Sebagai uang hidup satwa
4) Penyanggah dan perlindungan
5) Permukaan tanah dari rosi
6) Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah
7) Peredaman kebisingan
8) Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator
9) Menyuburkan tanah
10)

24
C. Fungsi Estetika
Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi.
Ukuran bentuk, warna dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan
hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang
mempengaruhi kualitas estetika. futan selain memberikan hasil utama
dan sebagai sumber air juga merupakan sarana untuk berekreasi. Suatu
penataan vegetasi dapat berfungsi dengan baik misalnya sebagai
pembentuk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah.
Penataan tanaman yang berhasil adalah apabila vegetasi itu berfungsi
menarik. Struktur vegetasi berstrata banyak ternyata paling efektf
menanggulangi masalah lingkungan perko taan seperti suhu udara,
kebisingan, debu, dan kelembaban. Hasil analisis secara multidimensi
dari lima jenis hutan kota, termyata hutan kota yang berbentuk menyebar
strata banyak paling efektif dalam menanggulangi masalah lingkungan
kota di sekitarmya

2. Penggunaan Kendaraan Umum Guna Mengurangi Polusi Udara


Evaluasi kualitas udara perkotaan Indonesia da lam konteks
transportasi berkelanjutan, Deputi II MENLH menyatakan bahwa
konferensi pers ini merupakan kick ofidan kegiatan evaluasi kulitas udara
perkotaan di Indonesia.
Hal ini dilaksanakan sebagai respon pemerintah terhadap berbagai
permasalahan pencemaran udara di berbagai wilayah terutama di kota besar.
Bagi banyak daerah perkotaan, usaha melengkapi kendaraan, seperti
angkutan kota, skuter, dan mobil dengan perangkat kendali yang canggih,
walaupun efektif, tidak mengurangi pencemaran udara dengan cukup cepat
dan menyeluru. Kota-kota ini telah menjalankan program, mulai dari
pemberlakuan hari tanpa berkendaraan, sampai pelarangan parkir di kota
yang kesemuanya dikenal dengan istilah upaya pengendalian transportasi
(transporta tion control measures). Banyak TCM dipusatkan pada
pengurangan kepadatan lalu lintas, dengan menggunakan Sistem yang
berkisar dari metode fisik, seperti lampu lalu lintas yang terkoordinasi, jalan

25
satu aah dan mobil patungan atau jalur bus yang tepisah, sampai metode
penggunaan insentif ekonomi, misalnya "tarif jalur padat" yang
mengharuskan pengemudi membayar jika jalan raya di saat lalu lintas padat.
a. Pembangunan transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem
transportasi nasional yang andal, berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara terpadu.
b. Meningkatkan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan Sumber Daya Manusia sehingga terwujud, baik keandalan
pelayanan maupun keterpaduan antar dan intra moda transportasi yang
disesuaikan dengan perkembangna ekonomi, teknologi, tata ruang
lingkungan hidup, kebjaksanaan energi nasional dan tuntutan
masyarakat dan kebutuhan perdagangan baik nasional dan internasional
dengan memperhatikan maupun kelaikan sarana tansportasi.
c. Peran serta pihak swasta dan koperasi dalam penyelenggaraan
transpotasi perlu didorong dan digalakkan melalui penciptaan iklim
yang menumbuhkan kompetisi yang sehat dan sal ing menghidupi,
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan
mengabdi pada kepentingan nasional.
d. Di wilayah perkotaan dikembangkan transportasi massal yang tertib,
lancer dan aman dan nyaman dan efesien agar menimbulkan daya tarik
bagi pemakai jasa transportasi serta dapat menghindari kemacetan dan
gangguan lalu lintas dan memberikan kualitas lingkungan hidup dapat
dipertahankan.
e. Pembangunan transportasi darat diarahkan pada pengembangan secara
terpadu anatara transportasi jalan raya, kereta api, sungai, danau dan
penyebrangan melalui pembangunan sarana, prasarana dengan
meningkatkan manajemen dan pelayanan serta pembinaan pemakai
jalan dan kejelasan informasi agar dapat memacu pembangunan di
semua sektor.
Bahaya pencemaran lingkungan hidup di kota-kota Indonesia semakin
hari Semakin serius dan akan memberi dampak yang berbahaya pada jangka

26
panjang jika tidak segera diambil langkah-langkah konkrit dalam
menanggulangi masalah lingkungan hidup. Beberapa langkah yang dapat
diambil oleh pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalalah
lingkungan hidup antara lain:
a. Menciptakan peraturan standar yang mengatur segala seluk beluk
persyaratan pendirian pabrik atau industri;
b. Adanya perencanaan lokasi industri yang tepat dan relokasi bagi
industri yang pada sat ini dirasa sudah kurang tepat;
c. Memilih proses industri yang minim polusi dilihat dari segi bahan baku,
reaksi kimia, penggunaan air, asap, peyimpanan bahan baku dan barang
jadi, serta transportasi dan penyaluran cairan buangan
d. Pengelolaan sumber-sumber air secara berencana disestai pengamatan
terhadap segala aspek yang berhubungan dengan pengolahan air
tersebut berikut saluran irigasi yang teratur. Cairan buangan yang
berasal dari pabrik yang belum dijernihkan jangan beracmpu dengan
sungai yang biasanya banyak dipakai untuk kepentingan air minum dan
air cuci
e. Pembuatan sistem pengolahan air limbah secara kolektif dari seluruh
industry yang berada di daerah industri tertentu
f. Penanaman pohon-pohon secara merata dan berencana di seluruh kota
yang diharapkan dapat mengurangi debu, panas dan sekaligus
menghisap zat kimia yang beterbangan diudara yang kalau mendarat di
panu-paru atau bahan makanan dapat menimbulkan penyakit;
g. Peraturan dan penggunaan tanah berdasar rencana induk pembangunan
kota sesuai dengan peruntukannya secara berimbang
h. Perbaikan lingkungan sosial ekonomi masyarakat hingga mencapai
taraf hidup yang memenuhi pendidikan, komunikasi dan untuk belanja
sehari-hari.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang
penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok kelompok, dan mata
pencaharian penduduknya bukan pertanian.
Perkembangan kota dipenganuhi oleh sektor jasa, antara lain
pemerintahan, industri, perdagangan, pendidikan, dan sektor laju
pertumbuhan penduduk. Hal ini kemudian menyebabkan meningkatnya
kebutuhan penyediaan wilayah pemukiman dengan segala sarana dan
prasarana yang akan berdampak pada peningkatan beban daya dukung
lingkungan kota yang relatif tetap.
Pemasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi
saat ini adalah sebagai berikut: Polusi, Perubahan iklim/pemanasan global,
Kelebihan populasi, Penipisan sumber daya alam, Pembuangan limbah,
Kepunahan keanekaragaman hayati, Deforestasi atau penggumdulan hutan,
Fenomena pengasaman laut, Penipisan lapisan ozon, Hujan asam, Rekayasa
genetika.
Masalah perkotaan di Indonesia akibat ketimpangan tingkat
penyedaan pelayanan kota, yang tidak seiring dengan pertumbuhan
penduduk. Perencanaan kota sebagai bagian dari pemecahan masal ah
perkotaan perlu dikaitkan dengan pemahaman penduduk, termasuk jumlah
pertumbuhannya.
Pada umumnya, masalah lingkungan hidup disebabkan oleh peristiwa
alam, pertumbuhan penduduk yang pesat, pemanfaatan sumber daya alam
secara berlebihan, industrialisasi, dan transportasi.
Permasalahan Lingkungan Hidup di dunia diantaranya adalah
pemanasan global yang berdampak bagi kelestarian lingkungan, juga
berdampak pada dampak pada aktivitas sosial ekonomi masyarakat hingga
gangguan produktifitas pertanian, dan wabah penyakit.

28
Adapun bebcrapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah dan
masyarakat dalam menanggulangi masalalah lingkungan hidup antara lain:
a. Menciptak an peraturan standar yang mengatur segala seluk beluk
persyaratan pendirian pabrik atau industri;
b. Adanya perencanaan lokasi industri yang tepat dan relokasi bagi
industri yang pada saat ini dirasa sudah kurang tepat;
c. Memilih proses industri yang minim polusi;
d. Pengelolan sumber-sumber air secara berencana;
e. Pembuatan sistem pengolahan air limbah secara kolektif dari seluruh.
industri yang berada di daerah industri tertentu;
f. Penan aman pohon-pohon secara merata dan berencana di seluruhkota,
g. Peaturan dan penggunaan tanah berdasar rencana indukpembangunan
kota sesuai dengan peruntukannya secara berimbang;
h. Perbaikan lingkungan sosial ekonomi masyarakat

B. Saran
Pembangunan dari pemukiman dan penumahan hanuslah disertai
dengan berbagai pertimbangan dalam hal kesehatan lingkungan dan
penduduk karena semua orang memiliki hak untuk hidup sehat dan
sejahtera. Pemerintah dan masyarakat harusnya bisa saling bekerja sama
dalam melakukan pembangunan pemukiman dan perumahan dengan
menetapakan persyaratan yang diberlakukan agar dapat membangun atau
menciptakan pemukiman dan perumahan yang layak untuk dihuni.
Masyarakat sebagai penghuni numah memiliki kewajiban dalam menjaga
kelestarian, ketentraman, dan kedamaian lingkungan tempat tinggal. Selain
itu, masyaakat dan pemerintah dapat menanggulangi masalalah lingkungan
hidup dengan berbagai cara antara lain menciptakan peraturan standar yang
mengatur segala tentang pembangunan, melakukan perencanaan lokasi
industri yang tepat, memilih proses industri yang minim polusi, mengelola
sumber-sumber air secara berencana dsb.

29
DAFTAR PUASTAKA

Interpretasi & Penginderaan, 2019. Evaluasi Kualitas Permukiman di Sebagian


Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta, (Skripsi). Fakultas Geografi
UGM, Yogyakarta

Putra, Bagus Zakarya. 2019. Definisi Kota.

Rahayu, Hani. 2019. Definisi Kota Perkotaan dan Desa.

Adiyanta, S. (2018). Urgensi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau sebagai Ruang

Publik dalam Tata Kota Berwawasan Lingkungan Hidup. Gema


Keadalin.Vol. 5(1): 52-73

Deliyanto, B dan Sumartono. (2018). Pengembangan Kawasan Pemukiman Dan


Berkclanjutan Kota. Seminar Nasional FMIPA Universitas Terbuka,
263-279

D. I. Khambali, S. M. (2017). Model Perencanaan Vegetasi Hutan Kota.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Hidayati, N. (2020). Kumpulan Materi Ajar Kreatif. Malang: CV Multimedia


Edukasi.

Kurmiawan, M. A. (2016). Faktor-Faktor Penghambat Kawasan Jalan Gajah


MadaPurwodadi Sebagai Kawasan Perumahan. Jurnal Teknik
Pembangunan, 1-10 101.

Manik. (2018). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Kencana.

Muta'ali, L, & Nugroho, A. R. (2019). Perkembangan Program Penanganan

Permukiman Kumuh Di Indonesia Dari Masa Ke Masa. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nasir, J. A. (2017). Metabolisme Apartement Peti Kemas sebagai "Solusi"

Masalah Perkotaan. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 187-188.

30
Ngangi, R.S..ct al. (2019). Analisi Pertumbuhan Kawasan Mapanget Sebagai Kota
Baru. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 5(1): 82-92

Nuh, M dan S. Winoto. (2017). Kebijakan Pembangunan Perkotaan. UB Press


Malang

Rahmayanti, H. (2017). Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Dalam Menangani


Polusi Udara di Wilayah Perkotaan. Issn, 1-21.

Reddy Silvano Ngangi, I. P. (2018). jurnal spasial Vol 5 No 1. Analisis


Pertumbuhan Kawasan Mapanget Sebagai Kota Baru, 82-92.

Septiani, A.D dan N. Yuliastuti. (2015). Perwujudan Kelurahan Ramah


Lingkungan (Studi Kasus: Kelurahan Krapyak, Kota Semarang).
Jurnal Pengembangan Kota. Vol. 3(2): 120-127.

Sunarti, Yuliastuti. N dan Indriastjario. (2018). Kolaborasi Stakeholder Dalam


Penyediaan Perumahan Untuk Masyamkat Berpenghasilan Rendah
Di Kota Salatiga. Junal Tata Loka: Planologi UNDIP, 20, 455-471

Sundari, E. S. (2018). Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam Masalah
Lingkungan Perkotaan. E Journal, 1-16.

United Nations. (2018). World urbanization prospects: The 2018 revision. United
Nations.

Wahyuningsih, H. (2018). Studi Status Lingkungan Hidup Perkotaan


Berkelanjutan dengan Metode Analisis Pressure-State and Response
di Kota Surakarta. Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan. Vol.1(2):207-
222

Zulkaidi, D. (2017). jumal perencanaan wilayah dan kota Vol 17 No 1. Isu


Megapolitan Jabodetabekjur Dalam Konteks Pengelolaan
Pembangunan Dan Revisi UUNo. 34/1999, 1-27.

31

Anda mungkin juga menyukai