Leo Pala’biran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….............................. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………............................……. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………......................................... 1
A. Latar Belakang …………………………………...............................…..…….. 2
B. Saran ………………………………………………….......................……… 12
B. Rumusan Masalah
Amos Rapoport (1983) juga menyatakan bahwa permukiman dapat dilihat sebagai suatu
bentang lahan budaya (cultural landscape feature) terutama permukiman tradisional yang
wujud fisiknya sangat besar kaitannya dengan budaya, dimana ciri-cirinya adalah:
1. Di dalamnya terdapat hubungan/kaitan antara berbagai elemen dan juga sifat dan elemen-
elemen tersebut, termasuk antara lingkungan binaan dengan lingkungan alami.
2. Mempunyai ciri dan karakteristik yang khas, umumnya mengandung budaya yang spesifik.
3.Tidak dirancang oleh seorang perancang. Perancangan merupakan suatu konsep yang lebih
luas yang merupakan perwujudan dan keputusan-keputusan dan pilihan-pilihan manusia, sebuh
pilihan diantara berbagai alternatif yang memungkinkan.
4.Terdapat sifat-sifat spesifik dan pilihan-pilihan tersebut yaitu didasarkan atas hukum yang
berlaku, merefleksikan budaya pada kelompoknya.
5. Merupakan sistem pilihan dan gaya hidup, meliputi pilihan-pilihan bagaimana menentukan
material, waktu dan sumber-sumber simbolik.
6. Bentang budaya misalnya permukiman adalah merupakan sebuah produk dan sistem pilihan
tersebut.
7. Konservasi-preservasi dan bentang budaya yang merupakan suatu tingkatan dan kualitas
lingkungan. Konservasi dan prisip-prinsip dalam bentang budaya tradisional dapat diterapkan
dalam rancangan yang baru.
8. Kualitas lingkungan, yang menyangkut persepsi (terkait dengan psikologikal, sosio kultur)
dan standar (terkait dengan studi fisik dan lingkungan).
C. Defenisi Permukiman Perkotaan
Pengertian Permukiman Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan
oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai
fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
1. Pengertian Kota menurut para ahli:
a. (Bintarto)
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta
coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan
pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal
mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.
b. (Max Weber)
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta
mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.
c. (Louis Wirth)
Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
d. (Arnold Toynbee)
Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan yang
khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.
e. (Grunfeld)
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya berdekatan.
f. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1)
Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai
batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan
gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.
D. Pemukiman Pedesaan
a. Pengertian Desa :
1. Menurut Wikipedia Indonesia
Pedesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
pedesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)
Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,
iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk
ditempat itu.
Ciri-ciri kehidupan pedesaan adalah sebagai berikut
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam,
seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana is
hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama¬sama sebagai
anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung
jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat.
Gambar. Pola permukiman penduduk desa oleh Bintaro (Sumber: Sabtanti Rahayu, hal.50-52)
PERBEDAAN PERMUKIMAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara desa dan kota :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk;
2. Lingkungan hidup;
3. Mata pencaharian;
4. Corak kehidupan sosial;
5. Statifikasi sosial;
6. Mobilitas sosial;
7. Pola interaksi sosial;
8. Solidaritas sosial; dan
9. Kedudukan dalam hirarki sistem administrasi nasional.
Dengan demikian ada juga perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa, Pada mulanya
masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat
pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai
masyarakat pedesaannya
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka
mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan, Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan
bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut
sebagai urban community
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baikyang
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan.
Permukiman Menurut Hadi Sabari Yunus (1987) dalam Wesnawa (2015:2) dapat
diartikan sebagai bentukan baik buatan manusia ataupun alami dengan segala kelengkapannya
yang digunakan manusia sebagai individu maupun kelompok untuk bertempat tinggal baik
sementara maupun menetap dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Permukiman:
1. Faktor geografi
2. Faktor Kependudukan
3. Faktor Kelembagaan
4. Faktor Swadaya dan Peran Serta Masyarakat
5. Sosial dan Budaya
6. Ekonomi dan Keterjangkauan Daya Beli
7. Sarana dan Prasarana
8. Pertanahan
Pengertian Permukiman Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan
oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas
untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA