MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
yang dibimbing oleh Bapak Agus Dharmawan
Oleh:
Kelompok 2/ Offering C
Dewi Nur Arasy (140341602754)
Diah Nur Rochmah (140341605238)
Irma Rizqi Taufika (140341603440)
Joddy Oki Ibrahim (140341606446)
Qomaril Ulfa (140341600722)
Septian Dwi Devinta Sari (140341602034)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat hidayah dan nikmat-Nya berupa kesehatan, waktu dan segala hal yang
kami butuhkan sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Manajeman Sumber Daya Manusia yang berjudul Pengembangan Masyarakat
Pedesaan ini dengan lancar.Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Agus Dharmawanselaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, kepada orang tua,
teman diskusi, dan pihak-pihak lain yang mendukung penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan ke arah kesempurnaan.Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.3.Tujuan .......................................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.3.1. Hakikat pembangunan masyarakat pedesaan
1.3.2. Tujuan dan prinsip pembangunan masyarakat pedesaan
1.3.3. Komponen pembangunan masyarakat pedesaan
1.3.4. Tahapan penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan masyarakat
pedesaan
1.3.5. Ukuran keberhasilan pembangunan masyarakat pedesaan
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
e. Hasan Shadily: masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
manusia yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai
pengaruh kebatinan satu sama lain.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang telah hidup bersama di suatu
wilayah tertentu dengan menciptakan sejumlah aturan, sistem dan kaidah-kaidah
pergaulanserta melahirkan kebudayaan masyarakat tersebut.
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Pasal 1 tentang desa, dapat diketahui bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan / atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Replubik Indonesia.
Menurut Widjaja (2010) setiap desa memiliki kondisi dan potensi yang khas
berbeda dengan desa lainnya, demikian pula aspirasi dan karakter
masyarakatnya.Oleh sebab itu pembangunan di desa memang sepatutnya lebih
banyak ditentukan oleh masyarakat desa sendiri.
Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat,
yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Terdapat beberapa
karakteristik yang menjadi ciri khas masyarakat desa, antara lain:
a. Sederhana, sebagian besar masyarakat desa hidup bersahaja (apa adanya).
Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal: secara ekonomi memang tidak
mampu dan secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri
b. Mudah curiga, cecara umum masyarakat desa akan menaruh curiga pada hal-
hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya dan seseorang/ sekelompok
yg bagi komunitas mereka dianggap asing.
c. Menjunjung tinggi unggah ungguh, sebagai orang desa sangat menjunjung
tinggi kesopanan atau unggah-ungguh apabila bertemu dengan tetangga,
pejabat, orang yg lebih tua/dituakan, yang lebih mampu secara ekonomi atau
orang yang tinggi tingkat pendidikan/jabatannya.
d. Kekeluargaan, sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa
suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah mendarah-daging dalam
sanubari mereka.
5
e. Lugas, Berbicara apa adanya, itulah ciri khas lain yg dimiliki masyarakat
desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi
orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain.
Kejujuran, itulah yg mereka miliki.
f. Suka gotong royong, Salah satu ciri khas masyarakat desa yg dimiliki di
hampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong. Uniknya, tanpa
harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan bahu-membahu
meringankan beban tetangganya yang memiliki hajatan. Mereka tidak
memperhitungkan kerugian materiil yg dikeluarkan untuk membantu orang
lain.
g. Menghargai orang lain, masyarakat desa benar-benar memperhitungkan
kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai patokan untuk
membalas budi sebesar besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud
material tetapi juga dalam bentuk penghargaan social atau dalam bahasa Jawa
biasa disebut dengan ngajeni.
h. Religious, Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam
keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka
juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yg bernuansa keagamaan.
Misalnya: tahlilan, rajaban, dll.
Pembangunan masyarakat desa haruslah memperhatikan karakteristik dari
masyarakat desa itu sendiri.Oleh karenanya dalam membangun masyarakat
desa diperlukan sikap yang sesuai dengan karakteristik masyarakat
desa.Cara bersikap kepada masyarakat desa diantaranya bersikap andhap asor,
bersahabat, menghargai, sopan santun, terbuka, membantu tanpa pamrih, tepat
waktu, silahturahmi, membaur, dan partisipatif.
Pembangunan di wilayah pedesaan diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan yang semakin memantapkan ketahanan masyarakat dalam upaya
meletakan dasar dan landasan ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dan
ketahanan nasional.Untuk itu, pembangunan pedesaan diarahkan kepada kegiatan
pengembangan secara terpadu dan menyeluruh dengan cara memperdayakan
setiap komponen dimasyarakat dalam rangka meningkatkan pengembangan
masing-masing desa.Dalam mewujudkan tujuan pembangunan desa dibutuhkan
6
kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.Selain itu juga diperlukan
kebijakan pemerintah untuk mengarahkan serta membimbing masyarakat guna
bersama-sama melaksanakan program pembangunan desa(Melis et al., 2016).
Menurut Marbun (2002) bahwa pembangunan desa adalah seluruh kegiatan
yang berlangsung di pedesaan dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat,
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong
masyarakat.Pembangunan desa diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal
potensi sumber daya alam, dan mengembangkan sumber daya manusianya dengan
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan keterampilan, meningkatkan
prakarsa, dengan mendapatkan bimbingan dan bantuan.
Menurut Muhi (2011) Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala
bentuk aktivitas manusia (masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun
diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik,
ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan, agama dan
pemerintahan yang dilakukan secara terencana dan membawa dampak positif
terhadap kemajuan desa. Dengan demikian, pembangunan desa sesungguhnya
merupakan upaya-upaya sadar dari masyarakat dan pemerintah baik dengan
menggunakan sumberdaya yang bersumber dari desa, bantuan pemerintah maupun
bantuan organisasi-organisasi/lembaga domestik maupun internasional untuk
menciptakan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
Pembangunan desa meliputi dua aspek utama yaitu pembangunan desa
dalam aspek fisik dan pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani.
a. Pembangunan desa dalam aspek fisik yaitu pembangunan yang objek utamanya
dalam aspek fisik (sarana, prasarana dan manusia) di pedesaan seperti jalan
desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan, bendungan, irigasi, sarana
ibadah, pendidikan (hardware berupa sarana dan prasarana pendidikan, dan
software berupa segala bentuk pengaturan, kurikulum dan metode
pembelajaran), keolahragaan, dan sebagainya. Pembangunan dalam aspek fisik
ini selanjutnya disebut pembangunan desa Muhi (2011).
b. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu pembangunan yang
objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan, skill dan
memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan sebagai warga negara, seperti
7
a. Masyarakat Desa
Pembangunan akan bermakna apabila pembangunan bersifat
memasyarakat yang berarti masyarakat tidak hanya terlibat aktif dalam proses
pembangunan, namun pembangunan tersebut sepenuhnya diperuntukkan bagi
masyarakat serta sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada pada
masyarakat. Memposisikan masyarakat sebagai bagian penting dalam
pembangunan menjadikan masyarakat bertanggung jawab atas keberhasilan
dan keberlanjutnan proses pembangunan tersebut sehingga pembangunan
merupakan proses dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
(Prastyanti, 2012).
Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan individu secara aktif dalam
mengubah kondisi-kondisi yang problematik dalam suatu komunitas dan
memberikan pengaruh atas kebijakan serta program yang mempengaruhi
kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, tingkat partisipasi masyarakat desa
menjadi proses yang akan menentukan keberhasilan pembangunan.
b. Pendamping Desa
Dalam pembangunan masyarakat desa, penyuluh merupakan pihak
pendamping yang dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat desa mulai
dari proses perencanaa, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil
pembangunan serta keberlanjutan pembangunan (Soetarto, 2014).
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Desa, kegiatan
pendampingan desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan pemberdayaan
masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi desa.
Pendampingan sebagai suatu strategi yang umum digunakan oleh pemerintah
dan lembaga non profit dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas dari
sumber daya manusia. Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengajak serta dan membimbing masyarakat (individu atau kelompok) untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, agar mampu mencapai
kualitas kehidupan yang lebih baik. Program pendampingan ini membutuhkan
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) memiliki integritas dan kualitas,
yang mampu berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator, serta
berperan sebagai konsultan tempat bertanya bagi kelompok (Sunarti, 2016).
11
- Pelaksana program
Pemerintah Desa dapat membuka kesempatan kepada masyarakat desa
untuk terlibat dalam menggali gagasan sehingga program-program tersebut
bisa dikendalikan sendiri oleh masyarakat.Pemerintah desa hanya berfungsi
sebagai pengontrol pelaksanaan program-program serta ikut mengevaluasi
hasil kegiatan yang ada dilapangan (Ulumiyah, et al., Tanpa Tahun).
Berikut contoh program-program pembangunan masyarakat Desa:
1) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan, dengan
kegiatan:
a) Pelaksanaan kerja bakti
b) Perlombaan Desa
c) Pembangunan Fisik, dsb.
2) Peningkatan ekonomi produktif, dengan kegiatan:
a) Pelatihan pembuatan pande besi
b) Pelatihan keterampilan border, dsb.
- Pembina
Kepala Desa mempunyai peran dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui pembinaan, dengan adanya pembinaan
diharapkan masyarakat desa mempunyai keinginan untuk ikut turut serta
dalam setiap kegiatan program pemberdayaan masyarakat. Pembinaan
dapat mencakup berbagai bidang seperti bidang ekonomi, salah satunya
pertanian.Dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, pemerintah desa
dapat bekerjasama dengan dinas pertanian dalam memberikan penyuluhan
tentang sistem pola tanam padi, pemilihan bibit, penggunaan teknologi
modern seperti mesin perontok padi serta perbaikan irigasi.Dengan
demikian, penyuluhan yang diberikan dinas pertanian sangat bermanfaat
bagi para petani desa (Ulumiyah, et al., Tanpa Tahun).
perguruan tinggi, LSM, organisasi profesi, dan 7 partai besar yang selanjutnya
akan digunakan sebagai acuan program kesehatan dalam mengembangkan
rencana strategis untuk mencapai indikator keberhasilan pembangunan
kesehatan yang telah ditetapkan. Salah satu indikator keberhasilannya adalah
perilaku hidup sehat yang didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Pada dasarnya pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk
memberikanpelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah.Dengan
meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan
fasilitas kesehatan terutama Puskesmas dan Puskesmas Pembantu karena kedua
fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga kedaerah
terpencil. Upaya pemerintah mengutamakan pembangunan dibidang kesehatan
mempunyai beberapa kepentinganantara lain meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara luas yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan lebih dini lagi adalah untuk menurunkan angka
kematian bayi/balita. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang baik selain dengan penyediaan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui
penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.Adapun
upaya untuk menilai keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan salah
satunya adalah dengan berdasarkan situasi derajat kesehatan. Oleh karena itu,
derajat kesehatan merupakan keharusan guna menilai hasil pelaksanaan
program kesehatan yang dijalankan. Guna menilai keberhasilan pembangunan
kesehatan maupun sebagai dasar dalam menyusun rencana untuk masa yang
akan datang mutlak diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.
f. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan memiliki dua indikator utama yakni
indicatorperkembangan pembangunan pendidikan dan indikator keberhasilan
pembangunanpendidikan. Indikator perkembangan pembangunan pendidikan
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Simpulan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Pembangunan di wilayah pedesaan diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan yang semakin memantapkan ketahanan masyarakat dalam upaya
meletakan dasar dan landasan ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dan
ketahanan nasional. Untuk itu, pembangunan pedesaan diarahkan kepada
kegiatan pengembangan secara terpadu dan menyeluruh dengan cara
memperdayakan setiap komponen dimasyarakat dalam rangka meningkatkan
pengembangan masing-masing desa.
2. Tujuan pembangunan masyarakat pedesaan adalah untuk meningkatkan taraf
hidup rakyat di desa-desa yang berarti menciptakan situasi, kondisi, kekuatan,
dan kemampuan dalam satu tingkat yang lebih kuat dan nyata untuk tahapan
pembangunan selanjutnya, serta untuk mewujudkan desa swasembada yang
berketahanan disegala bidang (IPOLEKSOSBUDHANKAM) sebagai
jembatan menuju masyarakat Pancasila. Sedangkan prinsip pembangunan
masyarakat pedesaan meliputi prinsip integral, keseimbangan, prioritas, dan
keswadayaan masyarakat.
3. Komponen yang terlibat dalam pembangunan masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat desa, agen perubahan atau penyuluh, dan pemerintah.
4. Tahapan penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan masyarakat
pedesaan antara lain: persiapan sosial identifikasi potensi, masalah, dan
kebutuhan (Need Assesment), perencanaan program, pembentukan dan
dinamisasi kelompok, pelaksanaan program masyarakat, monitoring dan
evaluasi, dan perencanaan dan tindak lanjut.
5. Ukuran keberhasilan pembangunan masyarakat pedesaan dapat ditinjau dari
pendapatan perkapita, struktur ekonomi, angka tabungan, indeks pembangunan
manusia (human development index), kesehatan, pendidikan, sosial dan
budaya.
23
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah ini sebagai berikut:
1. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk menambah
wawasan mengenai pembangunan masyarakat pedesaan.
2. Bagi penulis, untuk penulisan makalah selanjutnya sebaiknya lebih
mengeksplor lagi berbagai sumber, dapat pula ditambahkan data yang akurat
untuk memperkuat gagasan yang disampaikan.
24
25
DAFTAR RUJUKAN
Melis, Munthalib, Abd. Aziz, dan Apoda. 2016. Analisis Partisipasi Masyarakat
dalam Membangun Desa (Studi Di Desa Wawolesea Kecamatan Laloso
Kabupaten Konawe Utara). Jurnal Ekonomi, 1(1): 99 105.
Ulumiyah, I., Gani, A. J. Andi, Mindarti, Lely I. Tanpa Tahun. Peran Pemerintah
Desa dalam Memberdayakan Masyarakat Desa. JurnalAdministrasi Publik
(JAP),1(5): 890-899.
TANGGAPAN.
Secara umum tulisan sudah bagus, ada beberapa hal yang menjadi tulisan ini
menjadi terbatasi yaitu mengarhkan ke pembangunan pertanian, dengan
memfokuskan arah bahasan ke Penyuluh Pertanian. Meskipun sebagian
besar penduduk Indonesia hidup di desa, namun tudak berarti desa identik
dengan pertanian. Desa dapat merupakan kawasan gunung, hutan, daerah
keraing dan juga pesisir. Dalam pembangunan diperlukan peran orang-orang
yang mampu bertindak sebagai Inovator, konseptor dan juga yang
berkemampuan menjabarkan dalam tataran teknik operasional dan
mekanismenya. Orang-orang tersebut biasanya disebut Fasilitator atau
Pendamping. Oleh karenanya Bahasan tentang Penyuluh Pertanian
hendaknya direvisi dan digantikan dengan Pendamping yang fungsinya
adalah mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan.