Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMBANGUNAN DESA

OLEH :

KELOMPOK 7

1. Sulfadly 1815041015 /A
2. M. Hasrul 1815041016 /A
3. Zhazadilah Annisa 1815041009 /A
4. Fadila M. Paisal 1815040013 /A
5. Rio Fernando Rammang 1815041017 /A
6. Miswar 1815040003 /A
7. Nurul Indi Fatima 1815041023 /B
8. Syahrim Aidin 1815041031 /B
9. Harri Purnomo 1815041026 /B
10. Winda Selvia 1815042021 /B
11. Riskawati 1815042016 /B
12. Zulfa R. 1815041025 /B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019-2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini.
Tugas ini merupakan tugas kelompok yang merupakan tugas mata kuliah
Sosiologi Pedesaan yang disusun dalam bentuk makalah. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu kritikan dan saran, kami sangat harapkan dari Dosen
Pembimbing mata kuliah ini serta nasehat-nasehat dan petunjuk dari rekan-rekan
demi kesempurnaan penyusunan makalah ini. Akhir kata dari penulis tak lupa kami
haturkan terima kasih terutama kepada Dosen Pembimbing mata kuliah ini Bapak
Dr. Maddatuang, M.Si. dan semua rekan-rekan terutama yang telah membantu dan
memberikan sumbangsi guna kelancaran penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini ada manfaatnya khususnya bagi penulis sendiri dan para
pembaca. Amin !

Makassar, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembangunan Masyarakat Desa...................................................... 3

B. Perubahan- Perubahan Khusus pada Masyarakat Desa..................... 6

C. Prisip – Prinsip Pembangunan Desa…………………….................................. 8

D. Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengetaskan Kemiskinan……………… 10

BAB III PENUTUP


A.     Kesimpulan................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembangunan merupakan suatu proses yang berdimensi jamak
(multidimensional), mencakup perubahan orientasi dan organisasi dari sistem sosial,
ekonomi, politik dan budaya.Sedangkan pertanian adalah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Didalam pembangunan masyarakat desa masih terdapat permasalahan yang sangat
relevan dibahas, alasannya. Pertama, dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan
pembangunan hanya berkecimpung di daerah perkotaan sementara secara umum
Negara kita Indonesia masih didominasi oleh pedesaan. Kedua, kendati pada masa
pemerintahan Orde Baru telah mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan
program pembangunan pedesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat bahwa kondisi
social ekonomi masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan
(memprihatinkan).
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat desa sangat perlu diperhatikan
oleh pemerintah dan perkembangan pembangunan masyarakat pedesaann tidak hanya
semata-mata pada sector pertanian, distribusi barang dan jasa tetapi lebih kepada 
spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan segenap
anggota masyarakat sehingga mereka lebih bisa mandiri, percaya diri, tidak
bergantung dan terlepas dari belenggu structural yang membuat hidup sengsara.
Sementara itu, pembangunan juga perlu diarahkan untuk merubah kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik sehingga dapat tercapai tujuan dari ruang lingkup
pembangunan pedesaan yang sangat luas.

1
Dari perkembangannya, cukup beragam strategi-strategi yang dilakukan oleh
Negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) dalam upaya pembangunan
pedesaan. Tetapi dalam bacaan ini hanya membahas beberapa saja.

B. Rumusan masalah

Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini dapat dirumuskan


sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pembangunan masyarakat desa ?
2.      Apa perubahan – perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat desa ?
3.      Apa sajakah prisip – prinsip pembangunan desa ?
4.      Bagaimana strategi pembangunan desa dalam mengetaskan kemiskinan ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1.      Dapat menambah, meningkatkan pengetahuan, dan penguasaan materi dari difinisi
pembangunan masyarakat desa
2.      Mengetahui perubahan- perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat desa
3.      Mengetahui prinsip – prinsip pembangunan desa
4.      Dapat mengetahui strategi pembangunan desa dalam mengatasi kemiskinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Masyarakat Desa


Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah Merupakan proses
perubahan yang disengaja dan direncanakan lebih  Lengkap lagi, pembangunan
berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan dengan tujuan untuk mengubah
keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan
umumnya dipadamkan dengan istilah development, sekalipun istilah development
sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka pembangunan
masyarakat desa juga disebut  rural development. Demikian pula istilah modernisasi
juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai
proses penerapan pengetahuan dan teknologi modern pada berbagai segi atau bidang
kehidupan masyarakat. Sehingga, ada pula yang mendefinisikan pembangunan
sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan. perubahan sosial
melalui modernisasi.
Modernisasi ini, dengan industri dan system. Kapitalisme yang melandasainya,
telah mengantarkan negara- negara barat ke tingkat kemajuan yang telah dicapainya
sejauh ini. Bagaimana dengan dunia Ke tiga, termasuk Indonesia? Mengapa
pembangunan diperlukan? Hal ini mudah dimengerti. Sebab, Negara negara
berkembang (dunia ke tiga) semenjak memperoleh kemerdekaannya; merasa bebas
untuk menentukan nasibnya sendiri. Hal yang segera dirasakan adalah
keterbelakangan dan ketertinggalan- nya dari dunia Barat. Maka untuk memajukan
Negara dan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu, proses modernisasi (dengan
atau tanpa industrialisasi) yang biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus
direncanakan, dipacu, dan diakselerasikan, sedemikian rupa sehingga ibarat
kendaraan segcra bisa mengantar negara-negara berkembang_tersebut menjadi
negara yang maju dan sejahtera setara dengan dunia`Barat. Pembangunan secara

3
umum mengandung pengertian secaman ini.  Bagaimana kegiatan pembangunan
nasional di Indonesia? Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pembangunan
adalah mcrupakan kegiatan yang direncanakan. Oleh negara atau khususnya
pemerintahan.

Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasiona1 secara berencana telah


dilancarkan semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat peran Dewan Perancang
Nasional (DEPPERNAS) yang memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi.
Dengan diemikian, pembangunan nasional telah dilancarkan semenjak jaman Orda,
Orba, hingga sekarang. Bagaimana rumusan pengertian pembangungm nasional kita?
Diawali dengana penugasan Deppernas oleh Presiden untuk "merancangkan pola
masyarakat adil dan makmur sebagaimana dimaksudkan oleh Pembukaan UUD
1945, maka Undang-undang Nomor 85 Tahun 1958 menyiratkan pengertian
pembangunan nasional kita sebagai usaha untuk mempertinggi tingkat kehidupan
bangsa Indonesia dengan jalan peningkatan produksi dan pengubahan struktur
perekonomian yang ada menjadi struktur perekonomian nasional. Rumusan semacam
ini ditegaskan kembali dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 Tentang
Garis-garis Besar Pola Pembanggunan Nasional.

Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak berjalan


seperti yang diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI tahun l965.
Kemudian, tahun.1966 Badan Perancang Pembangunan Naaional (BAPPENAS)
yang dibentuk tahun l967 mulai mengambil peran dalam rancangan pembangunan
nasional. Program-program pembangunan memperoleh landasannya lewat berbagai
keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor 319 Tahun 1968 tentang
Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, Ketetapan
MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978, dan lainnya. Tap MPR Nomor
II/MPR/1983 menegaskan hakekat pembangunan nasional sebagai pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Bagaimana dengan pembangunan masyarakat desa? Dalam rumusan pembangunan

4
nasional tersebut ditetapkan bahwa pembangunan masyarakat desa merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional. Secara lebih khusus pembangunan
masyarakat desa memiliki beberapa pengertian, antara lain:

 Pembangunan "masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional


menjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)
 Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa
percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).
 Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958).
Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia
memiliki arti: pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkatan taraf
hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota
masyarakat terhadap pembangunan, dan menciptakan hubungan yang selaras antara
masyarakat dengan lingkungannya (berdasarkan GBHN dan Repelita-repelita).
Dalam pada itu, istilah asing untuk pembangunan desa bukan hanya rural
development (RD), rnelainkan juga community development (CD).`Dua istilah ini
sering muncul dalam berbagai wacana tentang pembangunan masyarakat desa.
Sekalipun ada yang Cendarung tidak memperlihatkan perbedaannya, namun
sebenamya terdapat perbedaan antara dua konsep itu.

CD merupakan pendekatan pembangunan yang mengutamakan partisipasi


aktif masyarakat. CD berlaku baik di desa maupun di perkotaan. RD di lain pihak
hanya berlaku di pedesaan, dan mengutamakan keserasian masyarakat dengan Iing
kungannya. Sejak tahun 1977 Indonesia mengembangkan konsep Integrated Rural
Development (IRD). IRD menekankan keterpaduan program-program pembangunan
yang ada di desa, yang kalau tidak dipadukan akan bersifat fragmentaristik, terikat
pada berbagai departemen yang ada (Pertanian, Sosial, Perindustrian, dan lainnya)
Berlandaskan Undang-undang'Nomor 5 Tahun 1974, pembangunan desa yang
diIaksanakan oleh Pemerintah terutama bertumpu pada Departemen Dalam Negeri.

5
Pasal 80 Undang-undang itu menyatakan bahwa Kepala Wilayah (Gubernur,
Bupati,.Camat) adalah penguasa tunggal di bidang pemerintahan dan berkewajiban
untuk mengkoordinasikan pembangunan dan membina kehidupan masyarakat di
segala bidang. Departemen Dalam Negeri rnemiliki program program pembangunan
jangka pendek dan panjang.

Program-program jangka pendek bertujuan untuk mensukseskan sector-sektor


yang diprioritaskan dalam skala nasional seperti: menggerakkan dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalarn  pembangunan, penggunaan teknologi dan ilmu
pengetahuan, peningkatan produksi pangan (pertanian), perluasan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan dan kegiatan pembangunan, menggerakkan dan
meningkatkan kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan meningkatkan Keluarga
Berencana, Serta meningkatkan kesehatan masyarakat.

Program-program jangka panjang dalam garis besarnya bertujuan untuk


memajukan dan mengembangkan seluruh desa di Indonesia. Ukuran kemajuan
didasarkan atas tipologi desa yang dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri;
khususnya Ditjen Pembangunan Desa.

B. Perubahan- Perubahan Khusus yang Terjadi dalam Masyarakat Desa


Yang dimaksud dengan perubahan-perubahan khusus adalah perubahan-
perubahan yang menyangkut aspek-aspek tertentu yang diperkirakan sangat
penting dalam memahami kehidupan masyarakat desa. Dengan demikian, analisa
terhadap perubahan tentang atau yang berkait dengan aspek-aspek ini akan dapat
memperdalam pemahaman kita tentang dinamika kehidupan masyarakat desa.
Aspek-aspek yang akan dibahas dalam bab ini adalah: urbanisasi, kultur, struktur,
lembaga, dan pertanian.

Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagi proses pengkotaan, adalah suatu bentuk
khusus proses modernisasi. Dengan kata lain, konsep modernisasi yang sangat
Iuas cakupan pengertiannya itu mendapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan
dalam konsep urbanisasi. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1)

6
'proses péngkotaan (proses mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2)
proporsi penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa,
dan (3) perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota (urbanward
migration). "  Pengertian pertama dan ke dua umunya dinilai sebagai bersifat
positif, karena proses ini menunjukkan perkembangan dan kemajuan desa.
Dengan demikian, proses ini sesuai dengan perspektif evolusioner. Dalam
beberapa model khusus teori evolusi diwacanakan bahwa desa yang masih
terbelakang dan bersifat tradisional menjadi berkembang dan maju setelah
mendapatkan pengaruh kota. Model teori ini lazim disebut teori difusi kultural.

Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya menggambarkan


proses perubahan dan suatu wilayah dengan masyarakatnya yang semula adalah
desa atau bersifat pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau
bersifat kekotaan. Dalam kenyataannya secara urnum desa memang se1a1u
mengalami perubahan dan perkembangan. Cepat 1ambatnya atau besar kecilnya
perubahan dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak faktor, antara
lain tergantung kepada potensi wilayah yang bersangkutatan. Perubahan itu secara
umum cenderung mengarah ke sifat-sifai perkotaa namun, tidak semua perubahan
dan perkembangan yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses
pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali
hanya merupakan proses perubahan. Biasa saja, yang hakekatnya secara umum,
terjadi di semua kelompok masyarakat.

Mcnurut Ro1and L Warren, proses perubahan yang menunjukkan terjadinya


rnetamorpose, dari; desa rnenjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya gejala yang
Olehnya disebut great change. Indikator dan adanya great change ini adalah: (1)
division of labor, yakni bila desa itu telah menunjukkan tumbuh dan.berkernbangnya
kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau
jalinan; (2) munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi; (3) semakin
bertambahnya hubungana yang sistemik déngan masyarakat yang lebih luas; (4)

7
muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan impersonalisasi dalam
kegiatan usaha; (5) pengalihan fungsi-fungsi ke lembaga pémerintahan dan ke
bidang-bidang usaha yang menguntungkan; (6) adanya proses penyerapan gaya hidup
perkotaan dan (7) adanya proses perubahan nilai-ni1ai.(RoIand L Warren, 1963: 54).

C. Prisip – Prinsip Pembangunan Desa


Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan pninsip-prinsip yaitu:
(1) transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3) dapat dinikmati mayarakat, (4)
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan (5) berkelanjutan (sustainable).
Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan
dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat.
Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat. Oleh
karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi (wawasan)
pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan merupakan impian
tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mudah dalam arti tercapainya
tingkat kemakmuran yang lebih tinggi. Pembangunan pedesaan dilakukan dengan
pendekatan secara multisektoral (holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat
kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan
pemanfaatan sumberdaya pembangunan secana serasi dan selaras dan sinergis
sehingga tercapai optimalitas.
Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu :
Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada
pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur
Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
(a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
(b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
(c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan
kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan
secara selaras dan terpadu.

8
Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap
daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber
pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas,
memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.
Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi
dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan pedesaan diperlukan kerjasama yang erat antar daerah dalam satu
wilayah dan antar wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu diperhatikan kesesuaian
hubungan antar kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, dan antara suatu kota
dengan kota-kota sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lokasi
industri, lokasi kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang menunjang/terkait
cenderung terkonsentrasi hanya pada beberapa daerah administrasi yang berdekatan.
Dengan kerjasama antar daerah, maka daerah- daerah yang dimaksud dapat tumbuh
secara serasi dan saling menunjang. Melalui kerjasama antara
daerah-daerah/wilayah-wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara
sektor pertanian dan sektor-sektor lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi
penyiapan tenaga kerja. Strategi Pembangunan Pedesaan
Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan
masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi
serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan
wilayah pedesaan. Di negara-negara berkembang, secara demografis sebagian besar
penduduk tinggal di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan rendah.
D. Strategi Pembangunan Desa dalam Mengetaskan Kemiskinan
1.      Penyusunan tata ruang desa menjadi prasyarat utama dalam memulai suatu
upaya pembangunan desa. Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah
dirumuskan berbagai potensi yang ada, keunikan, kultur yang melandasi dan
harapan harapan yang ingin dicapai, sehingga wujud desa nantinya menjadi

9
khas, seperti desa wisata, desa tambang, desa kebun, desa peternakan, desa
nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa tradisional dan lain sebagainya.
Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana infrastruktur, site plan untuk
office, pemukiman, comercial area, lahan usaha/budidaya berbasis sentra(satu
hamparan), kemampuan daya dukung lingkungan (berdasarkan estimasi jumlah
penduduk maksimal), lokasi pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, pasar,
terminal dan ruang publik (alun alun, taman) dan sebagainya sesuai kebutuhan
dan kesepakatan masyarakat.
2.      Penetapan aktivitas dan komoditi yang akan dijadikan basis pengembangan
ekonomi desa, didasarkan analisis terhadap potensi yang ada, kemampuan
masyarakat pada umumnya, potensi pasar, minat dan kultur masyarakat.
3.     Pembentukan lembaga lembaga masyarakat yang akan berperan sebagai
stakeholders, dan akan memberikan berbagai masukan dalam proses
pembangunan desa.
4.     Perumusan perencanaan pembangunan untuk satu masa jabatan Kepala Desa,
serta program pembangunan setiap tahunnya. Perumusan harus melibatkan
seluruh komponen di desa, didasarkan kepada tata ruang yang telah disusun serta
didasarkan kepada kewajaran dan ketersediaan anggaran.
5.     Pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota dapat memberikan asistensi,
masukan sesuai dengan kebijakan, misi dan visi terhadap dokumen perencanaan
yang disusun, serta memberikan dukungan berupa pengalokasian dana dalam
bentuk tugas pembantuan atau bantuan yang diarahkan (specific grand ), Dengan
demikian tidak ada lagi program charity, baik dari Kabupaten / Kota, Provinsi
maupun dari pusat. Seluruh aktivitas pembangunan di desa sudah terintegrasi
programnya (commited program ) dan sudah terintegrasi juga alokasi
anggarannya (commited budget).
6.     Untuk pembangunan pendidikan, terutama dalam menuntaskan program
wajardikdas sembilan tahun, di desa perlu di bangun sekolah dasar dan sekolah
lanjutan pertama dalam satu lokasi, ini dilakukan untuk mengefisiensikan biaya

10
pembangunan dan pemeliharaan sekolah, juga untuk meringankan beban orang
tua murid yang besar, yaitu komponen transport.
7.     Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di desa perlu dibangun
Puskesmas Pembantu atau sejenis, dan untuk desa yang sangat terpencil dapat
didukung dengan Unit Pelayanan Kesehatan Keliling.
8.     Meningkatkan SDM aparat desa dilakukan dengan meningkatkan program dan
kegiatan yang telah berjalan melalui program pusat, provinsi dan kabupaten /
kota, efektivitas program lomba desa dan peningkatan program Non
Governtment (NGO).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan adalah proses perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih
Lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan
dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang
dikehendaki. Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan istilah
developmen, sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan tanpa
perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa juga disebut  rurar development.
Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) 'proses péngkotaan (proscs
mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi penduduk yang tinggal di
kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3) perpindahan utau pergeseran
penduduk dari desa ke Kota (urbanward migration).
Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
1.      pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
2.      pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
3.     stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan
kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta
dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah dirumuskan berbagai potensi yang
ada, keunikan, kultur yang melandasi dan harapan harapan yang ingin dicapai,
sehingga wujud desa nantinya menjadi khas, seperti desa wisata, desa tambang, desa
kebun, desa peternakan, desa nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa tradisional
dan lain sebagainya. Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana infrastruktur,
site plan untuk office, pemukiman, comercial area, lahan usaha/budidaya berbasis

12
sentra(satu hamparan), kemampuan daya dukung lingkungan (berdasarkan estimasi
jumlah penduduk maksimal), lokasi pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, pasar,
terminal dan ruang publik (alun alun, taman) dan sebagainya sesuai kebutuhan dan
kesepakatan masyarakat.
B. Saran
1. Diharapkan agar Kepala Desa dan aparat¬nya semakin gigih dalam berupaya
mem-perjuangkan aspirasi masyarakat Desa guna mendapatkan proyek-proyek
pembangunan sesuai skala prioritas kebutuhan masyarakat desanya.
2. Agar Kepala Desa beserta jajarannya semakin menjalin hubungan yang baik
dengan tokoh-tokoh masyarakat dan dengan masyarakat desa secara
keseluruhan sehingga pertemuan-pertemuan yang mereka selenggarakan di
masa yang akan datang dapat melahirkan gagasan-gagasan dan keputusan-
keputusan yang lebih baik guna menyukseskan setiap program dan proyek
yang telah berhasil diperjuangkan oleh Kepala Desa.
3. Agar Kepala Desa dan aparatnya serta tokoh-tokoh masyarakat Desa
senantiasa bersinergi menjadi teladan bagi masyarakat dalam memelihara dan
merawat hasil-hasil pembangunan yang dicapai.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://pengetahuanasliindonesia.blogspot.com/2012/12/pembangunan-masyarakat-
desa.html.
(diunduh 5 November 2019)
http://zickymilendo.wordpress.com/2011/08/01/pembangunan-masyarakat-desa.
(diunduh 5 November 2019)
http://denisuryana.wordpress.com/2009/.../pembangunan-masyarakat-desa
(diunduh 5 November 2019)
http://karangsengo.blogspot.com/2014/05/makalah-model-pembangunan-desa.html.
(diunduh 5 November 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai