MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Kependudukan
Dosen Pengampu: Sangap Siregar, MA
Disusun Oleh:
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,
terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa
pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yangkurang
baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuannasional
suatu bangsa. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta menjalankan roda perekonomian dan mewujudkan kesejahteraansosial.
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, pembangunan nasional mengalami pasangsurut.
Dimulai pada masa orde lama, pembangunan nasional lebih diarahkan pada sektor politik.
Akibatnya pembangunan nasional disektor lain terabaikan. Masyarakat tetap terkurung
dalam belenggu kemiskinan. Selanjutnya pada masa orde baru, dengan tekad memperbaiki
kesejahteraan rakyat, pembangunan nasional diarahkan pada usaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk maksud tersebut semua aspek kehidupan
diarahkan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akibatnya
kehidupan demokrasi menjadi terbelenggu, KKN merajalela dan sektor pertanian sebagai
leading sector masyarakat terabaikan. Sekarang ini, dengan tekad reformasi disegala
bidang, pembangunan nasional diarahkan pada usaha pembangunan yang berkelanjutan
serta berkeadilan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada materi
Dinamika pertumbuhan dan ledakan pertambahan penduduk ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya reformasi pembangunan nasional?
2. Bagaimana sistem manajemen nasional?
3. Bagaimana pertahanan dan tata ruang pembangunan nasional?
4. Bagaimana Mobilitas penduduk dan implikasi kebijakan pembangunan desa?
C. Tujuan
1. Mengetahui upaya reformasi pembangunan nasional
2. Mengetahui sistem manajemen nasional
3
3. Mengetahui pertahanan dan tata ruang pembangunan nasional
4. Mengetahui mobilitas penduduk dan implikasi kebijakan pembangunan desa
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reformasi Pembangunan Nasional
Rencana dan program pembangunan pada era reformasi sebagaimana repelita di era
orde baru disebut dengan PROPENAS (Program Pembangunan Nasional). Perbedaan antara
keduanya ada pada sifat isinya. PROPENAS lebih bersifat pada program-program mendasar
serta mendesak, sedangkan Repelita lebih rinci persektor dan perdepartemen.
Provinsi merupakan penjabaran dari GBHN 1999 Adapun PROPENAS dijabarkan
dengan REPETA (Rencana Pembangunan Tahunan). Sementara itu, untuk penjabaran
perdepartemen dan perpemda dibuatlah RESTRA (Rencana Dan Strategi) untuk setiap
departemen dan Pemda. Berikut ini adalah lima program prioritas dari PROPENAS
menurut UU nomor 25 tahun 2000:
1. Membangun Sistem Politik Yang Demokratis Serta Mempertahankan Persatuan Dan
Kesatuan
Program ini ditekankan pada penyelesaian masalah Disintegrasi bangsa serta penataan
kembali iklim politik masa orde baru yang dikenal dengan intrik dan KKN. Program ini
dilakukan untuk memecahkan lima masalah utama pembangunan di Era reformasi yang
diwariskan orde baru. Salah satu masalah tersebut adalah merebaknya konflik sosial dan
munculnya Disintegrasi bangsa.
2. Mewujudkan Supremasi Hukum Serta Pemerintahan Yang Baik
Program ini bertujuan menyelesaikan masalah penegak hukum dan Ham. Program ini
dilakukan terhadap masalah hukum yang ada di Indonesia pada masa reformasi.
Profesionalitas aparat penegak hukum ditingkatkan dan dirombak oleh jajaran petinggi
nya serta pengubahan Citra penegak hukum agar bebas dari intervensi mana pun,
termasuk pemerintah.
3. Mempercepat Pemulihan Ekonomi Dan Memperkuat Landasan Pembangunan
Berkelanjutan Dan Adil
Program ini dilaksanakan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Prioritas utama
dari program ini adalah sistem ekonomi rakyat yang mengandalkan sektor usaha kecil
dan menengah. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan ekonomi nasional serta
pemerataan hasil pembangunan. Salah satu upaya yang dilakukan program ini adalah
mengembangkan UKM dan koperasi.
4. Membangun Kesejahteraan Rakyat Serta Ketahanan Kehidupan Budaya Dan Agama
Kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang termasuk ke dalam kesejahteraan
secara material harus terus Diupayakan, namun tanpa melupakan kesejahteraan
5
spriritual. Kesejahteraan spriritual yaitu kesejahteraan dengan menanamkan nilai agama
dan pendidikan dan kehidupan Berbangsa serta bernegara. Pada program ini dilakukan
pula usaha untuk menjamin kebebasan beragama dan beribadah serta peningkatan
kualitas pendidikan agama. Hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas kurikulum
pendidikan agama di sekolah dan lembaga pendidikan yang lain serta lembaga
keamanan.
5. Peningkatan Pembangunan Daerah
Otonomi daerah menjadi alternatif yang digunakan untuk mempercepat dan
meratakan pembangunan hingga ke pelosok dan Penjuru daerah. Dengan dihapuskan
GBHN berdasarkan amandemen UUD 1945 , Maka pada masa pemerintahan 2004-2009
pembangunan didasarkan pada “Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional” Yang
tertuang pada UU No 25 tahun 2004. Adapun Asas sistem perencanaan pembangunan
nasional adalah sebagai berikut:
a. Asas kepastian hukum
b. Asas tertib penyelenggaraan
c. Asas kepentingan umum
d. Asas keterbukaan
e. Asas profesionalitas
f. Asas proporsionalitas
g. Asas akuntabilitas.
6
pemilikan, pengaturan, dan pelayanan yang diperlukan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa. Bangsa Indonesia berperan sebagai pemilik negara yang menentukan sistem
nilai yang digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi penyelenggaraan fungsi-
fungsi negara.
Pemerintah sebagai unsur yang melaksanakan penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan umum dan pembangunan sesuai dengan cita-cita bangsa. Masyarakat
merupakan unsur kontributor dan konsumen atas berbagai hasil penyelenggaraan
fungsi. Sistem manajemen nasional sebagai pendekatan sistem (systemic approach)
akan mencakup input, proses, output, outcome, dan feedback. Input dalam sistem
manajemen nasional berupa aspirasi dari rakyat serta kepentingan rakyat. Proses dalam
sistem manajemen nasional merupakan rangkaian kegiatan dalam pengolahan respon
terhadap kondisi kehidupan masyarakat dan politik nasional untuk dapat disesuaikan
dengan tujuan nasional menggunakan sumber daya yang dimiliki. Hasil dari aktivitas
ini merupakan keputusan strategis, taktis, maupun operasional yang pada dasarnya
merupakan tanggapan Pemerintah atas berbagai aspirasi dan kepentingan rakyat.
Output dari sistem manajemen nasional terhimpun dalam proses arus keluar yang
disalurkan kembali kepada masyarakat. Berbagai kebijakan ini dituangkan dalam
bentuk hierarki perundangan dan peraturan. Feedback atau proses umpan balik, sebagai
bagian dari siklus sistem manajemen nasional, menghubungkan arus keluar dengan
arus masuk dan akan berproses kembali ke Tatanan Pengambilan Keputusan
Berkewenangan (TPKB). Dengan demikian maka secara prosedural sistem manajemen
nasional merupakan siklus tak terputus dan berkesinambungan.
2. Indikator Keberhasilan Sistem Manajemen Nasional
Indikator-indikator keberhasilan dari sebuah sistem manajemen nasional antara
lain :
a. Pemerintahan yang baik (Good Governance).
b. Keamanan nasional yang relatif mapan.
c. Adanya kepastian hukum bagi seluruh penduduk.
d. Kepastian masa depan bagi seluruh penduduk.
e. Tingkat kesejahteraan rakyat yang memadai atau cukup tinggi.
f. Sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif.
3. Upaya Dalam Menjalankan Sistem Manajemen Nasional Dengan Baik
Dalam menjalankan suatu sistem manajemen nasional diperlukan upaya dan
strategi agar dapat berjalan dengan baik. Upaya-upaya tersebut antara lain :
7
3.1 Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk
praktik-praktik KKN dengan cara:
a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)
pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua kegiatan;
b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
c. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi dan
sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat;
d. Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional, produktif dan
bertanggung jawab;
e. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan;
f. Peningkatan pemberdayaan penyelenggara negara, dunia usaha dan
masyarakat dalam pemberantasan KKN.
3.2. Meningkatkan kualitas penyelengaraan administrasi negara melalui:
a. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar
dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif, dengan struktur lebih
proporsional, ramping, luwes dan responsif;
b. Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua
tingkat dan lini pemerintahan;
c. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur agar lebih
profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan
yang terbaik bagi masyarakat;
d. Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier
berdasarkan prestasi;
e. Optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan e-government, dan
dokumen/arsip negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi pemerintahan.
3.3 Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
dengan:
a. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan
umum dan pelayanan unggulan;
b. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan dirinya,
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya
pemerintahan;
8
c. Peningkatan tranparansi, partisipasi dan mutu pelayanan melalui peningkatan
akses dan sebaran informasi.
9
lewat aksi gerilya ketika berkonfrontasi dengan kekuatan superior yang
konvensional(Sebastian, 2006).
Perkembangan kemudian memperluas dan memperdalam makna rakyat semesta
menjadi lebih professional-based dan perkembangan studi keamanan yang juga dibarengi
dengan agenda reformasi sektor pertahanan Indonesia ikut memperluas dan memperdalam
makna keamanan Indonesia sehingga visi keamanan tersebut juga melingkupi aspek-aspek
vital di social-kemasyarakatan, tidak hanya aspek kemiliteran dan ancaman invasi dari
luar.
Karakteristik dari Sishankamrata tersebut antara lain:
1) Resistensi tanpa gangguan;
2) Dijalankan oleh unit besar dan kecil secara terpisah dengan fleksibilitas;
3) dibawah kepemimpinan yang konstan;
4) Sentralisasi strategi dan desentralisasi implementasi;
5) Fleksibilitas waktu dan ruang;
6) Pantang menyerah (no surrender);
7) Dijalankan dengan tiga fase frontal, konsolidasi-tantangan-penahanan, dan
konter-ofensif;
8) Keselarasan kepemimpinan nasional dan identitas nasional.
Kesuksesan strategi perang teritorial dapat dilihat melalui:
1) Stabilisasi medan politik;
2) Asas tunggal pancasila;
3) Otoriras kepemimpinan yang tunggal;
4) Integrasi menyeluruh antar divisi pertahanan;
5) Perencanaan yang maksimal; dan
6) Manajemen teritorial (sebastian, 2006).
Karakteristik ini diharapkan dapat dimaksimalkan bagi negara dalam mengatasi
kerawanan dan ancaman, terutama ancaman nonmiliter.
10
pendidikan, gangguan keamanan, terjadinya bencana alam di daerah asal, ataupun
alasan-alasan sosial lainnya.
1.1. Teori Mobilitas
Ravenstein, seorang ahli kependudukan dari Inggris, mengemukakan
pemikiran-pemikiran tentang mobilitas penduduk yang dikenal dengan Hukum
Migrasi (The Law of Migration) pada tahun 1889. Inti dari konsep pemikiran
Ravenstein adalah sebagai berikut :
11
sedangkan jumlah migran ke wilayah yang jaraknya jauh cenderung
dilakukan oleh laki-laki.
f. Teknologi dan migrasi
Semakin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam sektor transportasi serta perkembangan industri dan
perdagangan, berpengaruh terhadap peningkatan arus migrasi.
g. Motif ekonomi
Keinginan untuk memperbaiki kehidupannya dalam bidang ekonomi
(kebutuhan material) menjadi dorongan utama dan yang paling banyak para
migran melakukan perpindahan.
b. Faktor penarik
Faktor penarik adalah faktor-faktor yang timbulnya atau berasal
dari daerah tujuan. Misalnya perpindahan dari desa ke kota karena di
kota memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lebih baik atau
memiliki kesempatan pekerjaan yang lebih baik dengan upah tinggi.
Beberapa faktor penarik antara lain:
13
Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik atau tinggi.
Rasa bangga di tempat baru.
Pekerjaan yang lebih baik atau cocok.
Keadaan lingkungan lebih menyenangkan (banyak hiburan, fasilitas
sekolah, perumahan. dll).
Terdapat kerabat atau saudara di tempat tujuan.
2. Implikasi Kebijakan Pembangunan Desa
Implementasi merupakan proses tindak lanjut dari rencana kerja yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu, untuk menilai kinerja implementasi berdasarkan lima indikator pada
kesuksesan dan kegagalan, memiliki manfaat yang sama untuk pembelajaran dan juga
memiliki alat evaluasi untuk melihat kinerja program dalam implementasi. Adapun lima
indikator dasar dalam mengontrol implementasi sebagai berikut; (1), konsistensi
implementasi program dengan perencanaan. (2), ketercapain indikator yang diterapkan.
(3), ketepatan waktu implementasi dengan perencanaan. (4), ketepatan realisasi
pembiayaan dengan anggaran dalam perencanaan. (5), ketepatan target sasaran program.
14
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi berarti pelaksanaan.
Sedangkan dampak diartikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik
negatif maupun positif). Sedangkan Undang- Undang Desa diartikan sebagai UU No 6
Tahun 2014 tentang Desa yang mengatur adanya alokasi terkait dana desa.
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat dan pembinaan
kemasyarakatan.
Alokasi Dana Desa, selanjutnya disebut ADD, adalah dana perimbangan yang diterima
oleh daerah kabupaten, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka yang dimaksud dengan Implementasi dan
Dampak Undang-Undang Desa adalah bagaimana bentuk pelaksanaan dan pengaruh atau
akibat yang ditimbulkan (baik positif atau negarif) dari adanya aturan baru tentang desa.
Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.
Agar Tujuan pembangunan desa benar-benar dapat diwujudkan, maka arah kebijakan
pembangunan desa hendaklan beroriantasi kepada azas manfaat yang berhasil dan berdaya
guna. Bukan hanya sekedar keinginginan segelintir elit desa, namun merupakan kebutuhan
bersama seluruh masyarakat desa tidak terkecuali masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Dalam melaksanakan pembangunan di Desa, khususnya penggunaan dana desa
sehingga mampu memberikan kebijakan yang berdampak baik bagi masyarakat
Desa.Dampak kebijakan (policy impact atau policy concequencies) merupakan salah satu
aspek atau tipe dari evaluasi kebijakan publik; seperti dikatakan oleh Michael Borus dalam
Kusumanegara (2010) bahwa ada tiga tipe evaluasi kebijakan publik, yaitu :
Evaluasi Program.
Evaluasi Dampak.
Analisis Strategis
Dampak menurut Samodra Wibawa (1994) yaitu memberikan perhatian yang lebih
besar kepada hasil (output)dibandingkan kepada proses pelaksanaannya. Ini dijelaskan, ada
dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak diharapkan. Dampak yang diharapkan
15
maksudnya adalah ketika kebijakan dibuat, pemerintah telah menentukan atau memetakan
dampak apa saja yang akan terjadi. Dampak kebijakan menurut Wibawa terdapat unit
sosial yang dapat terkena dampak kebijakan antara lain, dampak terhadap individu ini
dapat menyentuh aspek-aspek sebagai berikut :
Dampak psikis
Dampak lingkungan
Dampak ekonomi
Dampak sosial
Dari uraian diatas jelas bahwa dampak kebijakan merupakan aspek yang
sangat penting dalam evaluasi atau penilaian kebijakan/program publik guna
mengetahui akibat - akibat atau konsekuensi dari dilaksanakannya Undang-
undang No 6 Tahun 2014 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Undang-
undang desa yang telah disahkan dan diundngkan pada tanggal 15 Januari
2014 merupakan perwujudan dari pengakuan dan penghormatan Negara
terhadap desa dengan keberagaman yang dimilikinya. Di dalam Undang-
Undang Desa perihal pembangunan desa terdapat dua hal yang menjadi kunci
utama yaitu yang disebut dengan Desa membangun dan Membangun Desa.
Dalam pasal 78, Undang-Undang tentang Desa dikatakan bahwa
pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, pembangunan desa
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan
yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa.
Agar Tujuan pembangunan desa benar-benar dapat diwujudkan,
maka arah kebijakan pembangunan desa hendaklan beroriantasi kepada
azas manfaat yang berhasil dan berdaya guna. Bukan hanya sekedar
keinginginan segelintir elit desa, namun merupakan kebutuhan bersama
seluruh masyarakat desa tidak terkecuali masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
B. Saran
Makalah ini kami tulis dengan penuh kekurangan dan banyak kesalahan.
Maka dari itu dimohon kepada teman-teman dan seluruh rekan memberikan saran
yang membangun agar makalah ini dapat mencapai kata sempurna dan baik
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/09/pembangunan-nasional-orde-baru-
orde-lama-era reformasi
Antara News. 2015. Delapan Ancaman Negara Nirmiliter menurut Menteri
Pertahanan., [daring] dalam http://www.antaranews.com/berita/523063/ delapan
ancaman-negara-nirmiliter-menurut-menteri-pertahanan [diakses pada 9 Agustus
2017]
Kementerian Pertahanan. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.