Kelompok 12
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………..ii
Bab 1
Pendahuluan………………………………………………………………………...1
A. Latar belakang masalah……...………………………………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………2
Bab 2
Pembahasan………………………………………………………………………….3
A. Hakikat pembangunan nasional…………………………………….3
B. Hakikat politik……………………………………………………………….6
C. Hankamnas………………………………………………………………..…10
Bab 3
Penutup………………………………………………………………………………...12
A. Kesimpulan…….…………………………………………………………....12
B. Saran…………………………………………………………………………....12
Daftar pustaka……………………………………..…….13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. HAKIKAT POLITIK
Politik berasal dari kata “polis” yang berarti negara kota yang bersifat
totalitas, yaitu kesatuan antara negara (kota) dengan masyarakat.Sejak zaman
Yunani kuno kata politik telah dikenal dengan nama “politeke techne”
(kemahiran politik) dan “politeke episteme” (ilmu politik), dan politikos
(kewarganegaraan atau Civics). Selanjutnya kata “polis” tersebut berkembang
menjadi “politikos” yang berarti hak-hak kewarganegaraan tertentu. Akhirnya
memiliki pengertian yang lebih luas yaitu pelaksanaan hak-hak warga negera
dalam turut serta berperan untuk mengambil bagian di dalam pemerintahan.
Istilah “politik” dalam khasanah bahasa Indonesia merupakan kata yang
relatif populer dan telah diperlakukan sebagai konsep awam, –di samping
sebagai konsep akademik, dalam kehidupan sehari-hari (Priyatmoko, 1990: 1-
3). Yang sering menggunakan kata “politik” sebagai konsep awam adalah
orang-orang yang tidak memahami secara benar makna konsep tersebut.
Sedangkan ynag menggunakan kata politik sebagai konsep akademik adalah
orang-orang yang memahami makna konsep tersebut secara benar, khususnya
dalam lingkungan masyarakat akademik.
Penggunaan konsep “politik” dalam pergaulan sehari-hari (konsep awam)
biasanya tidak mensyaratkan kejelasan batas-batas pengertian suatu konsep
secara pasti, diberi arti berganti-ganti, tidak konsisten. Ada kalanya penggunaan
kata “politik” dalam penga-laman sehari-hari berkonotasi negatif dan terkesan
menakutkan. Juga penggunaan kata “politik” tidak jarang segera diasosiasikan
degan pertikaian antara kelompok pada tahun 1950-an, tindak kekerasan pada
tahun 1965-1966, huru-hara perkotaan dan demonstrasi mahasiswa, atau konflik
konflik di dalam partai politik. Dengan demikian, dapat kita bayangkan bertapa
rancunya penggunaan istilah “politik” dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya yang akan kita gunakan dalam memahami ilmu politik ini
adalah kita menggunakan istilah “politik” sebagai konsep akademik. Konsep
akademik senantiasa mensyarakat kejelasan, ketepatan, dan konsistensi
penggunaan konsep akan menentukan derajat keilmiahan suatu karya akademik.
Sebagai ilmuwan mengharuskan menggunakan konsep politik sebagai
konsep akademik dalam memahami ilmu politik. Untuk memahami konsep
politik sebagai konsep akademik, terlebih dahulu harus memahami definisi ilmu
politik dari para pakar, baik yang berasal dari Barat maupun dari Timur.
Definisi dari Barat berarti definisi yang diberikan oleh pakar ilmu politik yang
berasal dari negara-negara maju baik yang berasal dari Eropa maupun Amerika.
Sedangkan definisi dari Timur berarti definisi yang diberikan oleh pakar ilmu
politik yang berasal bukan dari Eropa maupun Amerika tetapi dari negara-
negara berkembang seperti Indonesia. konsep-konsep politik, baik dari Barat
maupun dari Timur, dapat dipahami dan dirangkum bahwa konsep politik dan
ilmu politik itu mencakup aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:
1) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal Negara
2) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal (negara dan)
pemerintahan
3) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal gejala
kekuasaan
4) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari pengambilan keputusan
5) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal kebijakan
publik
6) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal pembagian
7) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal kelemba-gaan
masyarakat
8) Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari hal-ikhwal kegiatan politik
Makna politik maupun ilmu politik sangat beragam. Tiadanya kesatuan
pandangan tentang politik maupun ilmu politik, karena perspektif yang
digunakan para ahli memang berbeda-beda. Pada dasarnya walaupun definisi
politik sangat beragam, namun berbagai definisi tersebut memiliki beberapa
konsep-konsep pokok,
pertama, negara (state);
kedua, pemerintahan;
ketiga, kekuasaan (power);
keempat pengambilan keputusan (decision making);
kelima, kebijakan (policy);
keenam, pembagian (distribution)
ketujuh alokasi (allocation),
kedelapan, kegiatan dan perilaku politik (political activity and behavior).
Menurut penulis, pada kesempatan ini perlu kembali menjelaskan definisi
politik yang lebih komprehensif sebagai disampaikan oleh Ramlan Surbakti.
Dalam merumuskan konsep politik, terdapat sekurang-kurangnya enam
pandangan mengenai konsep tersebut, sejak awal hingga perkembangan yang
terakhir sebagai berikut.
(1) Klasik;
(2) Kelembagaan;
(3) Kekuasaan;
(4) Fungsionalisme;
(5) Konflik; dan
(6) Analisis wacana politik (Surbakti, 1992: 2- 9).
Dari keenam konsep/pendekatan tentang politik, Ramlan Surbakti (1992: 11)
merumuskan apa yang dimaksud dengan politik. “Politik ialah interaksi antara
pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal
dalam suatu wilayah tertentu”.
Definisi tersebut di atas mengandung tujuh istilah yang memerlukan penjelasan,
yaitu:
(1) interaksi;
(2) pemerintah;
(3) masyarakat;
(4) proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan;
(5) yang mengikat;
(6) kebaikan bersama; dan
(7) wilayah tertentu (Surbakti: 1992: 11-15).
Secara terinci dijelaskan sebagai berikut
(1) Pengertian interaksi berbeda dengan pengertian aksi reaksi walaupun
samasama merupakan hubungan. Hubungan dalam interaksi bersifat dua arah
atau lebih. Reaksi atau berupa respon yang timbul dalam interaksi tidak hanya
ditentukan oleh aksi itu, tetapi juga oleh aksi yang lain. Hubungan antara
pemerintah dan masyarakat bersifat interaksi.
(2) Yang dimaksud dengan pemerintah ialah semua lembaga yang
menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara, pembuatan peraturan,
penerapan peraturan, dan penegakan peraturan (keputusan politik. Salah satu
ciri khas pemerintah ialah kewenangannya membuat dan melaksanakan
kebijakan umum. Yang dimaksud dengan pemerintah dalam arti luas adalah
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Apa saja yang
dilakukan lembaga-lembaga pemerintah dapat dikategorikan sebagai politik,
tetapi politik tidak terbatas pada kegi-atan lembaga pemerintah, juga kegiatan
elit-elit yang melaksanakan fungsi-fungsi lembaga pemerintahan.
(3) Yang dimaksud dengan masyarakat (juga dalam arti luas), yakni seluruh
individu dan kelompok. Yang dikategorikan politik adalah inter-aksi individu
dan kelompok dengan pemerintah.
(4) Yang menjadi pusat perhatian ilmu politik ialah proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan politik. Dalam hal ini, keputusan yang mengikat
(otoritatis) tentang kebaikan bersama untuk suatu unit politik. Keputusan
merupakan pilihan terbaik dari berbagai alternatif, dan alternatif itu dapat
berupa program-program perilaku untuk mencapai tujuan masyarakat-negara,
dapat pula berupa elit-elit yang akan menyelenggarakan program-program.
Keputusan berupa kebijakan umum menyangkut tiga hal, yaitu:
a) penyerapan sumber-sumber materi dan manusia dari masyarakat
(ekstraktif);
b) distribusi dan alokasi sumber-sumber kepada masyarakat (distributif);
dan
c) penga-turan perilaku anggota masyarakat (regulatif).
Keputusan mengenai elit yang akan menyelenggarakan kebijakan umum
meliputi seleksi, pemilihan dan atau pengangkatan seseorang atau kelompok
orang untuk melaksanakan fungsi dan peranan politik tertentu dalam sistem
politik negara yang bersangkutan.
(5) Yang dimaksuk dengan yang mengikat adalah apabila anggota masyarakat
merasa bahwa mereka harus menaati kewenangan yang ada.
(6) Yang dimaksud dengan keputusan tentang kebaikan bersama ialah
keputusan tentang tujuan masyarakat atau tentang negara dan masyarakat yang
dianggap paling baik oleh seluruh anggota masyarakat (general will bukan will
of all).
(7) Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah unit politik, seperti
bangsanegara (nation-state), provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan desa.
Kongkretnya, ada keputusan politik yang menyangkut dan mempengaruhi
seluruh bangsa-negara, yakni keputusan yang dibuat oleh pemerintah nasional.
Ada pula keputusan yang menyangkut dan mempengaruhi hanya suatu provinsi,
yakni keputusan yang dibuat pemerintah daerah/ provinsi. Demikian seterusnya
sampai dengan keputusan desa.
C. HANKAMNAS
Politik Hankamnas ialah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan
negara dalam bidang hankam tentang pembinaan (perencanaan pengembangan,
pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan secara totalitas dari potensi
nasional untuk mencapai tujuan Hankamnas dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
Strategi Hankamnas ialah tata cara untuk melaksanakan politik nasional untuk
mencapai tujuan Hankamnas.
Pertahanan dan keamanan nasional bertujuan menjamin tetap tegaknya negara
kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 terhadap
segala ancaman baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Upaya pertahanan dan keamanan nasional tersebut diwujudkan dalam
Sishankamrata yang bersifat kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan.
Dalam upaya mencapai tujuan Hankamnas, yang dapat menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara digunakan landasan pemeliharaan atau prinsip dasar
yaitu jaminan terhadap ketidakpastian masa depan, bersandar kepada
kemampuan diri sendiri, politik bebaS aktif, perdamaian dunia, Wasantara dan
sishamkamrata saling memperkuat (sinergi) dengan politik strategi bidang-
bidang kehidupan lainnya (yang berhubungan dengan masalah-masalah
kesejahteraan).
Polstra Hankamnas merupakan bagian integral politik strategi Nasional, Polstra
Hankamnas bersifat saling mengisi, saling mendukung dengan Polstra bidang
lainnya. Polstra Hankamnas dilandasi oleh ideologi Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karenanya mengandung prinsip-prinsip, perlindungan seluruh bangsa
Indonesia yang berpijak kepada kemampuan diri sendiri. Bangsa Indonesia cinta
kepada perdamaian, tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan dan kedaulatan.
Perang adalah tindakan yang tidak sesuai dengan Pancasila (tidak
berperikemanusiaan). Oleh karena itu, bagi bangsa Indonesia merupakan jalan
terakhir, sejauh mungkin konflik/pertentangan diselesaikan dengan cara damai.
Kendatipun demikian upaya pertahanan dan keamanan Nasional, harus dibina
dan ditingkatkan untuk menghadapi ketidakpastian ancaman yang mungkin
timbul yang datang dari dalam atau luar.
Oleh karena kita menganut politik luar negeri “bebas aktif” dan berakar pada
falsafah Pancasila, maka sistem pertahanan dan keamanan negara keluar bersifat
defensif-aktif yang berarti tidak agresif dan ekspansif, dan ke dalam bersifat
preventif-aktif yang berarti sedini mungkin mengambil langkah-langkah dan
tindakan guna mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya
ancaman. Untuk melaksanakan politik hankamnas maka strategi yang ditempuh
ialah membangun kekuatan “penangkalan” untuk menghadapi gangguan
keamanan dalam negeri. Dalam upaya menyusun strategi tersebut dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip; ekonomis dan politis, mencukupi
kebutuhan sendiri, dislokasi kekuatan, undang-undang dan doktrin, penelitian
pengembangan dan teknologi, dwifungsi ABRI, manajemen dan pemanfaatan
peluang.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus
merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan
negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Dalam pengertian lain,
pembangunan nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Tujuan Nasional.
Hakekat politik adalah power atau kekuasaan. Tetapi tidak semua
kekuasaan adalah kekuasaan politik. Kekuasaan politik pada hakekatnya
ada pada proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.
Keputusan politik selalu menyangkut kepentingan publik. Karena
keputusan politik secara umum mencakup dua hal, yaitu program-
program perilaku untuk mencapai tujuan masyarakat-negara (kebijakan
umum), dan orang-orang yang akan menyelenggarakan kebijakan umum
(Surbakti,1992:190). Dengan demikian, maka dapat dinyatakan bahwa
hakekat ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.
Pertahanan dan keamanan nasional bertujuan menjamin tetap tegaknya
negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 terhadap segala ancaman baik yang datang dari luar negeri maupun
dari dalam negeri dalam rangka mencapai tujuan nasional.
B. SARAN
Sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih
menghormati, menghargai menjaga, memahami dan
melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para
pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa UUD 1945 dan
Pancasila adalah sebagai dasar pedoman negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/makna-hakikat-
tujuan-pembangunan-nasional-49
https://www.pustakamadani.com/2019/08/makna-dan-pengertian-ilmu-
politik-serta.html?m=1
https://96bb0091-f9f1-4dbe-957f-
062c6e1f70a0_49f56e4b639292e98295a0c75c64e4a05a090ba3873b0702
af5b2aea732031f1/?title=Rangkuman&url=http%3A%2F
%2Fbahanajar.ut.ac.id%2Fapp%2Fwebroot%2Fepub%2Foriginal_files
%2Fextract%2F1175%2FEPUB%2Fxhtml%2Fraw%2Fs4y47l.xhtml
PERTANYAAN MASING-MASING KELOMPOK BESERTA
JAWABAN:
KELOMPOK 1 (ANANDA SHERLY)
Apa saja yang mempengaruhi pembangunan nasional di Indonesia?
JAWAB: Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi Suatu Negara
Sumber Daya Alam (SDA)
SDM (Sumber Daya Manusia)
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
Sosial Budaya Masyarakat.
Keadaan Politik Negara.
Sistem Pemerintahan di Negara.
Sarana Prasarana Negara.
P2P Lending dan Pembangunan Ekonomi
KELOMPOK 6 (EVA)
Jelaskan mengapa pembagunan berkelanjutan sangat penting di perhatikan?
JAWAB: Pembangunan berkelanjutan sangat penting dipelajari karena tujuan yang ingin
dicapai adalah kebutuhan generasi yang akan datang tidak akan rusak dan berbahaya
sehingga perencanaan pembangunan menjadi lebih bijaksana.
KELOMPOK 13 (VIDIYAFIFIYONA)
Jelaskan tentang pelaksanaan pembangunan nasional yang ada keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan yang ada didalam pembangunan nasional?
JAWAB: Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka panjang, unsur
manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian yang seimbang
1. JAWAB: Dinamika dan Kreatifitas. Dengan adanya sikap idealisme dan daya
kritis yang kuat, berarti generasi muda dapat menimbulkan kreatifitas dan
dinamika dalam tatanan berupa perubahan, pembaruan, dan
menyempurnakan kekurangan yang ada
2. Keberanian Mengambil Resiko. Dalam upaya pembangunan pasti akan ada
resiko resiko yang akan timbulnya, seperti melesetnya jadwal pembangunan,
terhambat, atau bahkan gagal. Kaum muda dengan kesiapan pengetahuan,
perhitungan dan keterampilan dapat mengatasi hal tersebut dengan baik
dikarenakan, dan juga lebih berani dalam mengambil resiko.
3. Optimis dan Semangat. Optimis dan semangat yang ada dalam jiwa generasi
muda akan menjadi daya pendorong untuk menghasilkan sesatu yang lebih
maju lagi sehingga terbentuknya mental yang kuat yang tidak mudah patah
semangat.
4. Sikap Kemandirian dan Disiplin. Dengan sikap kemandirian mereka dapat
menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa, serta
melaksanakan sesuatu dengan disiplin.
5. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Keanekaragaman pada
pemuda, merupakan cermin keanekaragaman bangsa kita. Keanekaragaman
tersebut merupakan potensi dinamis dan kreatif berdasarkan semangat
sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
6. Patriotisme dan Nasionalisme. Dengan sikap patriotism dan nasionalisme,
generasimuda dapat dilibatkan dalam upaya pembelaan dan
mempertahankan Negara.
7. Sikap Kesatria. Sikap kesatria identik dengan sikap berani, mengabdi pada
Negara serta rasa tanggung jawab social yang tinggi. Sehingga dengan sikap
itu para generasi muda dpat menjadi pembela dan penegak hokum bagi
masyarakat dn bangsa.
8. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan TeknilogI. Ilmu dan teknologi saat ini
berkembang sangat pesat, dengan ilmu tersebut generasi muda dapat
menerapannya dilingkungan sekitar sebagai transformator dan dinamistator.
D3 KEBIDANAN
KELOMPOK 15 (ANISA)
Jelaskan mengenai politik bebas aktif?
JAWAB: bebas aktif" adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan merupakan
politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan
terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori pada satu
kekuatan dunia serta secara aktif
KELOMPOK 16 (SHEILA)
Jelaskan perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat dan prolaktif bagi
pembangunan nasional dalam global?
JAWAB: Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global. Visi (impian/harapan) dan
misi (hal-hal yang akan dilakukan untuk mencapai visi) tersebut merupakan dasar dan
rambu-rambu untuk mencapai tujuan bangsa dan cita-cita nasional. Berdasarkan visi dan
misi itu, maka disusunlah suatu kebijakan pembangunan nasional. Berikut secara sederhana
dapat diberikan bagan tentang paradigma pembangunan nasional berdasarkan konsep,
prinsip dan nilai-nilai Pancasila
KELOMPOK 18 (OKTICHA)
Jelaskan apasaja dan apasaja strategi hankamnas yang dilakukan untuk menetapi tugasnya
dalam pembangunan nasional?
JAWAB: a. mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat demi terciptanya
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.
b. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan warisan
kolonial dan hukum nasioal yang diskriminitif, termasuk ketidakadilan gender yang tidak sesuai
dengan tuntutan reformasi, melalui program legislasi.
c. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan,
kebenaran dan supremasi hukum serta menghargai hak asasi manusia.
KELOMPOK 20 (FIRDA)
Bagaimana mekanisme dan aspek-aspek pembangunan nasional di Indonesia?
JAWAB: sistem Perencanaan Pembangunan Daerah adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana– rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat daerah
KELOMPOK 21 (WIWINDI)
Jelaskan konsep hankamnas dalam pembangunan nasional?
JAWAB: pertahanan dan keamanan terutama ditujukan untuk menegakkan kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga
keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer dan nonmiliter, meningkatkan rasa
aman dan nyaman sebagai jaminan kondusifnya iklim investasi, serta tetap tertib dan
tegaknya hukum di masyarakat. Kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas (daratan
maupun perairan), jumlah penduduk yang banyak dan nilai kekayaan nasional yang harus
dijamin keamanannya menjadikan tantangan tugas dan tanggung jawab bidang
pertahanan dan keamanan menjadi sangat berat dalam penegakan hukumnya
SELESAI.