Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,
terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa
beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan
yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta menjalankan
roda perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan sosial.
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, pembangunan nasional mengalami pasang surut.
Dimulai pada masa Orde Lama, pembangunan nasional lebih diarahkan pada sektor politik.
Akibatnya pembangunan nasional disektor lain terabaikan. Masyarakat tetap terkurung dalam
belenggu kemiskinan. Selanjutnya pada masa Orde Baru, dengan tekad memperbaiki
kesejahteraan rakyat, pembangunan nasional diarahkan pada usaha mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Untuk maksud tersebut semua aspek kehidupan diarahkan untuk
mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akibatnya kehidupan demokrasi
menjadi terbelenggu, KKN merajalela dan sektor pertanian sebagai leading sector masyarakat
terabaikan. Sekarang ini, dengan tekad reformasi disegala bidang, pembangunan nasional
diarahkan pada usaha pembangunan yang berkelanjutan serta berkeadilan.

2.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan di bahas adalah:
1. Apa Makna, Hakikat dan Tujuan Pembangunan Nasional?
2. Bagaimana Konsepsi Pembangunan Nasional Di Indonesia?
3. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan di Indonesia?
4. Apa Saja Teori-teori Pembangunan?
5. Bagaiman Analisis Program Pembangunan di Indonesia?

1 Analisis Pembangunan di Indonesia


1.3 Tujuan
Bagi pembaca yang mudah–mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua. Untuk menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya.

2 Analisis Pembangunan di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS PEMBANGUNAN DI INDONESIA

2.1 Makna, Hakikat dan Tujuan Pembangunan Nasional

1. Pengertian Pembangunan Nasional


Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan untuk
menuju perbaikan disegala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan pada seperangkat
nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang
didambakan. Pembangunan disini lebih diarahkan pada pembangunan potensi, inisiatif, daya
kreasi, dan kepribadian dari setiap warga masyarakat. Dengan pembangunan, masyarakat
diharapkan semakin mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraanya. Pembangunan
menuntut orientasi masa depan bagi kelestarian manusia dan alam.
Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka merealisasikan
tujuan nasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah indonesia, meningkatkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,
terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju.
Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara benar, adil,
dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggara negara yang maju
dan demokratis berdasarkan Pancasila.

3 Analisis Pembangunan di Indonesia


2. Hakikat Pembangunan Nasional
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan
nasional adalah sebagai berikut :

1. Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka panjang, unsur
manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
3. Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat
maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakat adalah
pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam satu
kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

3. Tujuan Pembangunan Nasional


Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam
alinea II Pembukaan UUD 1945.
Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan Pembangunan
Nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah
maupun batiniah. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

4 Analisis Pembangunan di Indonesia


Pembangunan nasional yang dilakukan mengarah pada suatu tujuan. Tujuan ini terbagi atas
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

1. Tujuan jangka pendek dari pembangunan nasional adalah meningkatkan taraf hidup,
kecerdasan, dan kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan
landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
2. Tujuan jangka panjang yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata, material dan spiritual berdasarkan pancasila didalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

2.2 Konsepsi Pembangunan Nasional Di Indonesia

Proses pembangunan nasional secara berencana tidak selalu harus menggunakan suatu
rencana formil, hal tersebut dapat kita lihat bila pemerintah menciptakan dan melaksanakan
berbagai kebijaksanaan, program atau bahkan proyek-proyek yang saling berhubungan dan
konsisten, sehingga tidak secara langsung berpengaruh pada proses pertumbuhan yang
berencana. Hal tersebut akan lebih optimal lagi bila masyarakat mendukung serta gerak
pertumbuhan yang tidak formil tersebut tidak terganggu oleh faktor-faktor ekstern.
Perencanaan pembangunan di Indonesia didasarkan pada suatu undang-undang tersendiri,
yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Pembangunan yang berdasarkan pada undang-undang merupakan suatu
keadaan baru bagi Indonesia karena sebelumnya dasarnya adalah suatu Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, tetapi setelah ada
amandemen Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia, maka terjadi pula perubahan pada dasar
hukum perencanaan pembangunan.
Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta
mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis
berdasarkan Pancasila. Pembangunan Nasional diarahkan untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan lahir batin, termasuk terpenuhinya rasa aman, rasa tentram, dan rasa keadilan.

5 Analisis Pembangunan di Indonesia


Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan Nasional
diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan nasional.
Dalam proses pembangunan nasional tersebut didahului oleh adanya suatu perencanaan
yang dilakukan dengan suatu cara tertentu. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup
penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang
kehidupan secara terpadu dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Perencanaan
Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh
Kementerian/Lembaga dan Perencanaan Pembangunan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya. Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan rencana pembangunan
jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan.
Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi penyusunan rencana, penetapan rencana,
pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana.

1. Dinamika Pembangunan Nasional


Melaksanakan tugas pembangunan berarti adanya upaya secara bersama-sama antara
pemerintah dan masyarakatnya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa dengan mengerahkan
seluruh kemampuan yang dimiliki.
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, bergerak melakukan perubahan secara terus-
menerus dan bertahap kearah kemajuan dan perbaiakn seluruh aspek kehidupan bernegara.

6 Analisis Pembangunan di Indonesia


Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia sudah barang tentu tidak akan
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditargetkan tanpa dibarengi
oleh perumusan kebijaksanaan dan strategi pembangunan nasional yang jelas.
Dalam pembahasan aspek dan gerak dinamika pembangunan nasional terdapat lima aspek
komponen yang merupakan tujuan akhir pembangunan nasional bangasa Indonesia, antara lain:
 Kemakmuran di bidang material; diartikan sebagai kesebacukupan dalam kebutuhan fisik
yang terutama terwujud dalam bentuk tersedianya sandang, pangan dan papan.
 Kesejahteraan mental; dikaitkan dengan tersedianya kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan dalam rangka penambahan pengetahuan dan ketrampilan.
 Kesejahteraan fisik dan rohaniah; berkaitan erat dengan keamanan dari berbagai jenis
gangguan, baik yang menyangkut nyawa maupun harta benda kita. Sedangkan kerohanian
berkaitan dengan kebebasan menganut suatu ajaran agama tertentu berdasarkan keyakinan
seseorang serta melakukan ibadatnya menurut ajaran agama yang dipeluknya.
 Kebahagiaan; tidak semata-mata dalam wujud kebendaan melainkan pengakuan terhormat
atas tingginya harkat dan martabat manusia itu.
 Masyarakat bangsa yang berkeadilan sosial; memberikan keadilan yang sama terhadap
semua orang, bukan berdasarkan kemakmuran material seseorang.

2. Pola Dasar dan Prinsip Penyelenggaraan Dinamika Pembangunan Nasional


Pola dasar pembangunan nasional menggariskan apa yang menjadi tujuan pembangunan
nasional yang pelaksanaannya dilakukan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berkelanjutan untuk memingkatkan kemampuan nasioanl dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain.
Terdapat sembilan asas yang memberi arah pelaksanaan pembangunan nasional, kesembilan asas
tersebut adalah
a. Asas keimanan dan ketaqwaan;
Bahwa segala usaha dan kegiatan pembanguna nasioanl dijiwai, digerakkan dan
dikenadalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai nilai luhur
yang menjadi landasan spiritual, moral, dan etika dalam rangka pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.
b. Asas manfaat;

7 Analisis Pembangunan di Indonesia


Bahwa segala usaha dan kegitana pembangunan nasional memberikan manfaat bagi
kemanusiaan, kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga Negara serta
mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa.
c. Asas demokrasi Pancasila;
Bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dilakukan dengan semnangat
kekluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat.
d. Asas adil dan merata;
Bahwa pembangunan nasional dilakukan atas usaha bersama harus merata di semua lapisan
masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air dimana setiap warga Negara berhak
memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan.
e. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam kehidupan;
Bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai
kepentingan, yaitu keseimbangan keserasian dan keselarasan antara kepentingan dunia dan
akhirat, material dan spiritual jiwa raga, individu, masyarakat dan Negara, pusat dan
daerah serta antardaerah, kepentingan kehidupan darat, laut dan udara serta kepentingan
nasional dan internasional.
f. Asas hukum;
Bahwa setiap warga Negara dan penyelenggara Negara harus taat pada hokum yang
berintikan keadilan dan kebenaran, serta Negara diwajibkan untuk menegakkan dan
menjamin kepastian hukum.
g. Asas kemandirian;
Bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
h. Asas kejuangan;
Bahwa penyelenggara Negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan
semnagat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakn
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
i. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi.

8 Analisis Pembangunan di Indonesia


Bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasioanl perlu menerapkan nilai-nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Pelaksanaan pembangunan nasional dilakukan dengan berpegang pada prinsip yang


dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya, antara lain:
o Kesemestaan, bahwa pembangunan nasional bersifat komprehensif, artinya menyatukan
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia.
o Partisipasi rakyat, betapapun kulifiednya para aparat penyelenggara Negara dan
matangnya program-program pembangunan yang dicanangkan; tidak akan membawa hasil
yang optimal tanpa didukung oleh partisipasi rakyat.
o Keseimbangan, mengandung makna bahwa pembangunan nasioanl harus seimbang.
o Kontinuitas, cita-cita akhir bangsa Indonesia tidak akan tercapai dalam kurun waktu satu
generasi. Hal ini berarti bahwa usaha mewujudkannya harus diperjuangkan secara terus-
menerus.
o Kemandirian, pelaksanaan pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan
akan kemampuan dan kekuatan sendiri yang bersendikan pada kepribadian bangsa.
o Skala prioritas, pelaksanaan pembangunan dibatasi oleh berbagai keterbatasan, sehingga
tidak mungkin semua bidang atau masalah dilaksanakan atau ditangani dalam waktu
bersamaan.
o Pemerataan disertai pertumbuhan, hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dapat
dinikmati secara merata oleh seluruh bangsa Indonesia.

Pembangunan di berbagai sektor telah dilaksanakan secara terus-menerus, makin


meningkat meluas, mendalam, dan makin merata dalam kerangka trilogi pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan pada setiap sektor telah berhasil mengatasi masalah mendasar dan
telah memberikan hasil yang berupa peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan serta membangun
landasan yang kuat untuk repelita-repelita selanjutnya.

2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan di Indonesia

1. Faktor Pendukung Pembangunan Nasional


Suksesnya pelaksanaan pembangunan nasional didukung oleh beberapa faktor yaitu:

9 Analisis Pembangunan di Indonesia


a. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
Untuk terselenggaranya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, modal yang dipandang
sangat penting adalah modal yang mencerminkan harga diri dan martabat bangsa yang
merupakan motivasi kuat untuk bertekad memperbaiki nasib dengan mengandalkan
kekuatan sendiri.
b. Posisi geografik negara
 Tesedianya sumber daya alam tertentu
 Skla prioritas pembangunan ekonomi yang harus dipertimbngkan
 Jenis masalah yang diperhitungkan
 Akses kepada sumber ekonomi yang dibutuhkan, tetapi berada di luar batas wilayah
negara kita
c. Penduduk
Jumlah penduduk yang besar merupakan keunggulan yang luar biasa menguntungkan bagi
bangsa Indonesia. Bila potensi ini dapat didayagunakan dan ditingkatkan terutama kualitas
fisik dan mental intelektualnya, maka selain merupakan sumber tenaga kerja yang besar
serta menjadi konsumen bagi pasaran industri nasioanl, juga dapat menjadi modal utama
Indonesia dalam menghadapi persaingan global di dunia internasional.
d. Kekayaan alam
Keberhasilan pembangunan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia selama ini tidak
terlepas dari dukungan sumber daya alam yang dimiliki, yang menjadi modal dasar
pembangunan ekonomi nasional.
e. Faktor rohaniah dan mental
Keimanan dan ketaqwaa terhadap Tuhan YME serta diterimanya Pncasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan merupakan factor pendukung bisa terlaksanya pembangunan
ekonomi.
f. Globalisasi ekonomi
Tata pergaulan dunia yang melahirkan globalisasi di berbagai bidang terutama di bidang
informasi dan ekonomi memberikan peluang untuk mengenali dan memanfaatkan budaya
ekonomi bangsa lain dan membuka jalan masuk keluarnya produk dalam dan luar negeri
yang akan bersaing dalam pasar internasional.

10 Analisis Pembangunan di Indonesia


g. Kepercayaan kreditur luar negeri
Keberhasilan pembangunan ekonomi bangsa Indonesia menambah kepercayaan kreditur
luar negeri.
h. Situasi politik nasional yang stabil
Hal ini merupakan kesadaran bahwa dalam keadaan situasi politik yang stabil
pembangunan di segala bidang bisa diselenggarakan.

2. Faktor Penghambat Pembangunan Nasional


Pelaksanaan pembangunan nasional tidak berjalan mulus seperti yang dikehendaki tetapi
pelaksanaannya banyak dihadapkan pada berbagai masalah yang merupakan penghambat
pembangunan nasional. Faktor-faktor penghambat tersebut adalah :
a. Gejolak sara; adanya perbedaan suku, ras dan agama, dapat dimanfaatkan oleh kelompok
tertentu untuk menimbulkan gejolak sara yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan
Indonesia.
b. Produktivitas penduduk yang rendah; masih tertinggalnya Indonesia di bidang
produktivitas yang masih rendah serta tingkat pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi
membuat sumber daya manusia Indonesia saat ini lebih cenderung menjadi beban yang
menghambat laju pertumbuhan Indonesia.
c. Kesenjangan social; kesenjangan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja
(pengangguran), pelayanan kesehatan, kesenjangan pembangunan antar daerah dapat
menyebabkan kecemburuan social.
d. Kekurangan modal dan teknologi,
e. Persaingan dan proteksi negara lain di bidang perdagangan; persaingan semakin ketat
terhadap komoditas ekspor serta tindakan proteksi Negara lain merupakan hambatan
pengembangan ekspor Indonesia.
f. Tingkat pendidikan bangsa Indonesia; tingkat pendidikan bangsa Indonesia kebanyakan
masih rendah serta masih banyak ditemui penduduk yang buta aksara.

2.4 Teori-teori Pembangunan

Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teori


modernisasi, tahap dependensi, teori sistem dunia.

11 Analisis Pembangunan di Indonesia


1. Teori modernisasi
Teori ini muncul di Amerika Serikat yang mengaplikasikannya dalam program
Marshal Plan. Teori modern dibagi menjadi teori modern klasik dan teori modern baru.
Teori modern klasik memberikan pembenaran mengenai hubungan yang bertolak belakang
antara masyarakat tradisional dan modern. Teori ini menyoroti bahwa negara dunia ketiga
merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-
negara Barat dilihat sebagai negara modern. Teori ini memberikan saran bahwa negara-
negara berkembang harus meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya agar dapat keluar dari
berbagai permasalahan, seperti kemiskinan. Teori ini juga menilai ideologi komunisme
sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga. Satu hal yang menonjol dari teori
modernisasi klasik ini adalah, modernisasi lebih menekankan faktor internal sebagai akibat
dari masalah dalam masyarakat itu sendiri. Teori modern baru kemudian mengkritik
seluruh jawaban dari teori modernisasi klasik. Hal ini dikarenakan teori modernisasi klasik
terlalu berorientasi ke Barat, terlalu optimis, mensahkan dominasi Barat di dunia ketiga,
dan menolak tradisi. Teori modern baru ini berasumsi bahwa tradisi dapat memberikan
pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi. Karena pola pembangunan ini tidak
memberi kepuasan, maka kemudian lahir teori ketergantungan/dependensi, yang memiliki
sisi pandang dari negara- negara dunia ketiga yang berada dalam posisi tergantung
terhadap negara-negara maju.
2. Teori dependensi
Menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia
Ketiga. Teori ini mewakili suara negara-negara pinggiran untuk menantang hegemoni
ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju. Teori ini menyatakan bahwa
karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia ketiga kemudian mengalami
kemunduran (keterbelakangan). Secara ekstrim, dikatakan bahwa kemajuan atau
kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan keterbelakangan
dari negara-negara lainnya. Hal ini dilihat dari kegagalan program dari Komisi Ekonomi
PBB untuk Amerika Latin (KEPBBAL) pada awal 1960-an. Program ini dimulai tahun
1950-an saat banyak negara Amerika Latin menerapkan strategi pembangunan yang
menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program Industrialisasi Substitusi
Import (ISI). Strategi pembangunan tersebut diterapkan dengan harapan dapat

12 Analisis Pembangunan di Indonesia


meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan. Namun, yang
muncul kemudian adalah terjadinya stagnasi ekonomi yang ditandai dengan adanya
masalah pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan nilai perdagangan, dan lainnya.
Kondisi ini menimbulkan gerakan perlawanan dari rakyat dan tumbangnya pemerintahan
di beberapa negara. Secara filosofis, teori dependensi memiliki kehendak untuk meninjau
kembali pengertian dari pembangunan. Pembangunan tidak tepat untuk diartikan sebagai
sekedar proses industrialisasi, peningkatan output, dan peningkatan produktivitas. Bagi
teori dependensi, pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup
bagi setiap penduduk di negara Dunia Ketiga. Dengan kata lain, pembangunan tidak
sekedar pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan,
tetapi lebih merupakan program yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar
penduduk pedesaan, para pencari kerja, dan kelas sosial lainnya yang membutuhkan
bantuan.
3. Teori sistem dunia
Teori ini memiliki pandangan bahwa dunia merupakan sebuah sistem yang sangat
kuat yang mencakup seluruh negara di dunia, yaitu sistem kapitalisme. Di dalam teori ini,
adanya bentuk hubungan negara dalam sistem dunia yang terbagi dalam tiga bentuk
negara, yaitu negara sentral, negara semi pinggiran, dan negara pinggiran. Ketiga bentuk
negara tersebut terlibat dalam hubungan yang harmonis secara ekonomis dan kesemuanya
memiliki tujuan untuk menuju pada bentuk negara sentral yang mapan secara ekonomi.
Perubahan status negara pinggiran menuju negara semi pinggiran ditentukan oleh
keberhasilan negara pinggiran dalam melaksanakan salah satu strategi pembangunan, yaitu
strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dengan undangan, dan
strategi berdiri di atas kaki sendiri. Sedangkan upaya negara semi pinggiran menuju negara
sentral bergantung pada kemampuan negara semi pinggiran dalam melakukan perluasan
pasar serta pengenalan teknologi modern. Selain itu, juga memiliki kemampuan untuk
bersaing di pasar internasional melalui perang harga dan kualitas.

Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk memajukan,


mensejahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan seringkali
diarahkan pada pertumbuhan di bidang ekonomi atau kemajuan material. Namun pada

13 Analisis Pembangunan di Indonesia


kenyataannya, pembangunan di bidang ekonomi saja belum cukup untuk memajukan kualitas
hidup masyarakat, karena malah menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan akibat
kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi sumber, kerusakan lingkungan hidup akibat
eksploitasi sumber daya alam, dan lain-lain. Masyarakat harus mampu mengelola sumber
dayanya secara mandiri, sehingga pembangunan di bidang sosial pun perlu dilaksanakan.
Dari penjelasan masing-masing teori pembangunan tersebut, teori modernisasi tidak cocok
diterapkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan masyarakat dengan teori
modernisasi ini kurang mendasar pada masyarakat Indonesia. Modernisasi identik dengan
pertumbuhan ekonomi, dan melupakan budaya yang membangun kehidupan masyarakat.
Masyarakat menerima berbagai perubahan di dalam kehidupannya sebagai akibat dari
modernisasi, seperti gaya hidup, fasilitas-fasilitas modern seperti mall, diskotik, cafe, dan lain
sebagainya. Sementara di tengah-tengah perubahan yang terjadi, masyarakat belum mampu
untuk meninggalkan bentuk-bentuk tradisi lamanya. Akibatnya, timbul ketimpangan sosial
dalam masyarakat tersebut.
Menurut teori modernisasi, masyarakat Indonesia pada umumnya belum siap untuk
melakukan pembangunan secara menyeluruh. Proses pembangunan terhambat oleh nilai-nilai
budaya dan mentalitas masyarakat Indonesia, seperti nilai budaya yang tidak mementingkan
mutu atau prestasi, tidak mampu meninggalkan otoritas tradisinya, menganggap hidup selaras
dengan alam sehingga timbul konsep tentang nasib, tidak disiplin, kurang bertanggungjawab,
tidak berani menanggung resiko, dan lain-lain. Inilah sebabnya negara Indonesia sebagai negara
dunia ketiga mengalami keterbelakangan. Di sini terlihat jelas bahwa teori modernisasi ini tidak
memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia.
Teori selanjutnya adalah teori dependensi atau ketergantungan. Jika dikaitkan dengan teori
ini, pembangunan di Indonesia bisa saja, yaitu dengan menggantungkan pembiayaannya dari
batuan luar negeri, dinama negara pemberi bantuan tersebut dinamakan negara pusat, sebagai
modal asing. Pemberian modal asing ini merupakan sesuatu yang diharuskan bagi negara pusat
untuk membantu kemajuan Indonesia. Namun, dalam kenyataannya, pemberian bantuan tersebut
tidak sejalan dengan tujuan awal yang telah disepakati oleh negara-negara pusat. Pemberian
modal asing ini dijadikan sebagai jalan bagi negara-negara maju untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besar dari negara yang mendapat bantuan, seperti Indonesia. Dampak dari
konsekuensi dari pemberian bantuan, berupa eksploitasi sumberdaya alam dan pengambilan

14 Analisis Pembangunan di Indonesia


keuntungan lainnya dari proses pembangunan, menjadikan Indonesia secara perlahan semakin
terpuruk kedalam jurang kemiskinan, dikarenakan utang yang membebani semakin banyak.
Kekayaan alam yang melimpah di tanah air Indonesia tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal, dikarenakan posisi lemah sebagai negara yang memiliki hutang pada negara-negara
maju. PT. Freeport di Papua, sebagai contoh, telah megeksploitasi hampir seluruh sumberdaya
mineral berharga yang terdeposit di Papua untuk kepentingan negaranya. Ini contoh kerugian
besar bagi bangsa Indonesia, akibat dependensi terhadap bantuan luar negeri. Di sini terlihat jelas
pula, bahwa teori dependensi ini tidak menguntungkan Indonesia.
Teori yang terakhir adalah teori sistem dunia. Dalam teori ini negara di dunia dibagi atas
tiga bentuk negara, yaitu: negara sentral, negara semi pinggiran dan negara pinggiran. Teori ini
mengasumsikan hubungan harmonis secara ekonomi yang terjadi di antara negara-negara yang
terlibat, yang memberikan kesempatan kepada dua kelompok negara, yaitu semi pinggiran dan
pinggiran untuk dapat merubah statusnya menjadi negara sentral yang mapan secara ekonomi.
Dalam kajiannya Wahyu Ishardino S., disampaikan bahwa perubahan status negara pinggiran
menuju semi pinggian ditentukan oleh keberhasilan negara-negara tersebut melaksanakan
strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, dan strategi lainnya dalam proses
pembangunannya. Sementara itu, upaya yang harus dilakukan oleh negara semi pinggiran untuk
dapat menuju negara sentral, adalah memperluas pasar dengan memperkenalkan teknologi
modern, dan mampu mempersaingkan produknya dari segi harga dan kualitas.
Indonesia termasuk dalam kategori mana? Secara umum, Indonesia masih berada dalam
kategori negara pinggiran. Karena dari segi kegiatan produksi, hampir 90% bahan bakunya
bergantung pada import. Dengan demikian, kemampuan untuk berperang dari segi harga dan
kualitas dengan produk luar negeri masih sangat rendah. Pertumbuhan jumlah dan jenis industri
yang ada di Indonesia tidak sejalan dengan pertumbuhan kesejahteraan nasional, namun yang
terjadi malah sebalilknya. Sektor industri yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh perusahaan
asing yang mengoperasikan produksinya di Indonesia, dikarenakan ketersediaan bahan dasar
(raw materials) yang siap diolah menjadi bahan baku oleh perusahaan mereka sendiri dan
rendahnya upah tenga kerja lokal.
Indonesia belum mampu secara mandiri mengolah sumberdaya alamnya menjadi produk
antara (intermediate products) dan bahkan produk barang jadi. Konsekuensinya, hampir semua
kegiatan produksi masih bergantung pada supply produk luar negeri. Walaupun demikian,

15 Analisis Pembangunan di Indonesia


dengan teori sistem dunia, Indonesia masih punya harapan untuk mendapatkan peluang lebih
baik, yaitu mandiri di sektor bahan baku industri dan tidak hanya bertindak sebagai pasar bagi
bertubi-tubinya produk asing datang ke dalam negeri ini. Dengan memperkuat kemampuan
pengolahan sumberdaya alam yang ada, melaksanakan regulasi yang kondusif bagi usaha dalam
negeri, maka peluang Indonesia dari yang berkategori negara pinggiran dapat bangkit menjadi
negara semi pinggiran bahkan menjadi negara sentral yang maju dan berdaulat secara ekonomi.
Dari ketiga teori yang telah dibahas diatas, teori sistem dunia merupakan harapan
Indonesia untuk memperoleh peluang mendapatkan posisi yang lebih baik untuk menuju tingkat
kesejahteraan yang lebih baik pula.

2. 5 Analisis Pembangunan di Indonesia

Bila kita tinjau, pemerintahan Jokowi sudah membenahi beberapa sektor yang dimasa
sebelumnya cenderung tak terbenahi. Di sektor energi, pemerintahan Jokowi sudah melakukan
pembubaran Petral yang buahnya membuat PT Pertamina menghemat anggaran sebesar Rp 250
miliar per hari. Untuk diketahui, Petral selama ini diduga kuat menjadi sarang pemburu rente
yang kerap mengeruk keuntungan di masa lalu, terutama era Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY).
Tak hanya membubarkan Petral, Pemerintahan Jokowi juga bergegas membangun kilang-
kilang baru. PT Pertamina sudah punya rencana membangun kilang BBM di Tuban, Jawa Timur
berkapasitas 300.000 barel per hari. Pemerintah juga berrencana membangun kilang di Bontang,
Kalimantan Timur dengan kapasitas kilang sebesar 350 ribu barel. Guna “mengejar” realisasi
kebijakan ini, pemerintah telah menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi ke-8 pekan lalu yang
salah satu tujuannya adalah membangun ketahanan energi melalui percepatan pembangunan
kilang minyak di dalam negeri.
Pada era Jokowi ini pula, kilang TPPI (Trans Pacific Petroleum Indonesia) di Tuban Jawa
Timur dioperasikan kembali pada November 2015. Dengan beroperasinya kilang ini, serta mulai
beroperasinya juga unit RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) di Cilacap Jawa Tengah
tahun ini, impor BBM Premium Pertamina bisa berkurang 30%. Sedangkan selama sepuluh
tahun era SBY, tak ada satupun kilang baru yang muncul. Entah apa penyebab ketiadaan
pembangunan kilang ditengah terus bertambahnya konsumsi BBM nasional. Namun, jawaban

16 Analisis Pembangunan di Indonesia


untuk keheranan ini mulai bisa didapat tatkala pihak Pertamina mengatakan bahwa
pembangunan kilang baru selama ini dihalangi oleh pemerintahan sebelum Jokowi.
Pemerintah Jokowi juga telah tegas menjaga kedaulatan energi nasional. Blok migas
Mahakam di Kalimantan Timur yang selama ini dikuasai perusahaan Perancis Total resmi akan
diserahkan ke Pertamina pada 2017. Sedangkan pemerintahan SBY justru memperpanjang
penguasaan perusahaan Amerika Exxon Mobil di blok Cepu, Jawa Tengah.
Di bidang infrastruktur pemerintahan Jokowi telah memulai dan mengawasi ketat berbagai
proyek, termasuk yang mangkrak di era pemerintahan sebelumnya. Pemerintahan Jokowi telah
meresmikan pembuatan jalan tol Trans Sumatera tahap I dari Lampung-Palembang-Indralaya
pada April 2015.
Selain itu, Presiden juga telah meresmikan dimulainya pembangunan PLTU Batang, Jawa
Tengah yang berkapasitas 2.000 megawatt. Proyek PLTU terbesar di ASEAN ini telah mangkrak
selama empat tahun. Berbagai proyak infrastruktur lain seperti Waduk Jatigede, Sumedang, jalur
LRT jurusan Cibubur-Cawang dan Bekasi Timur-Cawang dan jalur MRT trayek Lebak Bulus-
Kebayoran Baru-Senayan-Bundaran Hotel Indonesia juga mulai dikebut di era Jokowi.
Tak hanya Jawa dan Sumatera, pulau-pulau lain yang selama ini seakan dianaktirikan
dalam pembangunan juga tak lepas dari garapan pemerintahan Jokowi. Anggaran sebesar Rp16
triliun digelontorkan untuk membangun infrastruktur di perbatasan Kalimantan yang
membentang dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat. Sebuah bukti bahwa pemerintahan
Jokowi tak menganggap daerah perbatasan sebagai daerah “pinggiran” Republik ini.
Di Papua, Kondisi infrastuktur jalan darat yang tidak memadai menjadikan jalur udara
sebagai andalan untuk pengangkutan orang dan barang, termasuk berbagai kebutuhan pokok di
Papua. Dalam kacamata ekoknomi, hal tersebut menyebabkan mahalnya biaya distribusi, yang
berarti secara otomatis juga menaikkan harga berbagai barang kebutuhan pokok tersebut,
terutama di pedalaman Papua. Upaya untuk menurunkan biaya distribusi dari satu kabupaten ke
kabupaten lain di wilayah Papua terus dilakukan pemerintah Indonesia melalui pembangunan
infrastuktur jalan raya Trans-Papua. Terdapat 12 ruas jalan yang jika tersambung semua akan
memiliki panjang yang mencapai 4.325 kilometer (km). Hingga saat ini, jalan Trans-Papua yang
sudah tersambung mencapai 3.498 km, dengan kondisi jalan aspal mencapai 2.075 km dan
sisanya masih berupa tanah. Sedangkan jalan yang belum tersambung mencapai 827 km.
Presiden Jokowi menargetkan infrastruktur Trans-Papua paling lambat sudah dapat tersambung

17 Analisis Pembangunan di Indonesia


maksimal tahun 2019. Selain pembangunan Trans-Papua, Presiden Jokowi juga tengah
mempersiapkan proyek pembangunan kereta api pertama di Pulau Papua, yang hingga saat ini
sedang memasuki fase studi kelayakan (feasibility study). Kebutuhan dana proyek kereta api
Papua untuk rute Sorong-Manokwari diprediksi mencapai Rp10 triliun. Dana tersebut akan
dipakai untuk membiayai pembangunan infrastruktur kereta sepanjang 300-400 km, yang
menembus perbukitan dan pegunungan yang ada di Provinsi Papua Barat.
Pemerintahan Jokowi juga membenahi berbagai keburukan di masa lalu. Ganti rugi pada
korban lumpur Lapindo dituntaskan pemerintah Jokowi di tahun ini. Kasus ini tak pernah tuntas
selama 8 tahun dibawah kepemimpinan SBY.
Menurut hatree.net ada beberapa proyek mangkrak di era SBY yang berhasil Presiden
Jokowi selesaikan, seperti:
1. Pembangunan LRT Cibubur Dukuh Atas
2. Pembangunan Bandara Kertajati di Jawa Barat
3. Pembangunan Bendungan Jatigede mangkrak 50 Tahun
4. Pembangunan Waduk Nipah di Madura 17 Tahun mangkrak
5. Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan
6. Penantian panjang 12 tahun Pembangunan Jembatan DR Ir Soekarno
7. Pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon
8. Jalan Tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang mangkrak 9 tahun
9. Pembangunan Bajulmati, Salah satu bendungan yang mangkrak
10. Waduk Paya Seunara di Aceh mangkrak sejak tahun 2001
Dalam hal perizinan investasi, pemerintah Jokowi telah berupaya mempersingkat waktu
Izin investasi untuk para investor melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Di era
pemerintahan SBY, investor harus bersabar menunggu sampai 2 tahun bila ingin menanamkan
modalnya di Republik ini secara tuntas. Di era Jokowi, melalui PTSP, proses pengurusan izin
investasi hanya memakan waktu 3 jam!.
Pemerintahan Jokowi juga telah bertindak nyata menyelamatkan kekayaan laut nasional
dari perampokan nelayan asing. Selama era pemerintahan sebelumnya, perampokan ikan telah
merugikan negara sebesar Rp300 triliun per tahunnya tanpa ada tindakan nyata untuk
menghentikan aksi tersebut. Di era Jokowi, upaya memerangi perampokan ikan sejak
pemerintahan Jokowi terbentuk telah mengamankan sekitar Rp100 triliun uang negara.

18 Analisis Pembangunan di Indonesia


Untuk perekonomian di era Jokowi, “wajah” nya juga tak terlalu suram. Ditengah kondisi
perekonomian global yang cenderung menurun pada 2015, neraca perdagangan Indonesia sejak
Januari hingga Oktober 2015 BPS mencatat surplus USD8,16 miliar. Hal ini dikarenakan ekspor
mencapai USD127, 22 miliar dan impor hanya USD119,05 miliar.
Dan di era Jokowi, pemerintah berhasil mencatat sejarah baru dalam penerimaan pajak.
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak per 25 Desember
2015 mencapai Rp1000 triliun, dan ini merupakan angka penerimaan pajak terbesar sepanjang
sejarah Indonesia.
Dengan program-program pembangunan yang telah di lakukan pemerintah tugas
pemerintah selanjutnya adalah memastikan masyarakat turut berpartisipasi dan menjadi subyek
dalam setiap pembangunan yang terjadi, termasuk dalam aliran arus investasi dan pembangunan
industri. Sehingga nilai tambah yang tercipta dalam proses pembangunan akan dinikmati seluruh
masyarakat Indonesia.

19 Analisis Pembangunan di Indonesia


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta perhatikan
tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai
luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,
sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Tujuan Pembangunan Nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung
jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut
serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan
masing-masing.
Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan Nasional dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, melestarikan lingkungan hidup, mentaati
segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan
sebagainya.
Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teori
modernisasi, tahap dependensi, teori sistem dunia. Dari ketiga teori yang telah dibahas diatas,
teori sistem dunia merupakan harapan Indonesia untuk memperoleh peluang mendapatkan posisi
yang lebih baik untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula.
Indonesia masih berada dalam kategori negara pinggiran. Karena dari segi kegiatan
produksi, hampir 90% bahan bakunya bergantung pada import. Dengan demikian, kemampuan
untuk berperang dari segi harga dan kualitas dengan produk luar negeri masih sangat rendah.
Pertumbuhan jumlah dan jenis industri yang ada di Indonesia tidak sejalan dengan pertumbuhan
kesejahteraan nasional, namun yang terjadi malah sebalilknya. Sektor industri yang tumbuh di
Indonesia didominasi oleh perusahaan asing yang mengoperasikan produksinya di Indonesia,
dikarenakan ketersediaan bahan dasar (raw materials) yang siap diolah menjadi bahan baku oleh
perusahaan mereka sendiri dan rendahnya upah tenga kerja lokal.

20 Analisis Pembangunan di Indonesia


Indonesia belum mampu secara mandiri mengolah sumberdaya alamnya menjadi produk antara
(intermediate products) dan bahkan produk barang jadi. Konsekuensinya, hampir semua kegiatan
produksi masih bergantung pada supply produk luar negeri.

3.2 Saran
Pemerintah harus memperhatikan pengawasan terhadap program-program pembangunan,
dengan anggaran yang begitu besar terhadapa program pembangunan akan membuka
kesempatan untuk menambah kekayaan bagi aparat yang tidak bertanggung jawab, untuk itu
dalam merealisasikan program-program pembangunan harus di barengi dengan persiapan
pengawasan.

21 Analisis Pembangunan di Indonesia


DAFTAR PUSTAKA

 Suwarsono, Alvyn Y. So. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
 Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994. Tata Negara Sekolah
Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
 Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
 http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-nasional
 http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/makna-hakikat-dan-tujuan-
pembangunan.html
 http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasional-definisi.html

22 Analisis Pembangunan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai