Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GBHN SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKSANAAN DAN PEMBANGUNAN


NASIONAL

Dosen Pembimbing: Hendra Baharius, SH. MH

DISUSUN OLEH:

Ririn Santika

Murnita Oktavia

Nur Cahyani

Anisa Mulya Wardhani

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA

PEKANBARU
Tahun 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita ke jalan kebenaran yang diridhoi oleh Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang
GBHN SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKSANAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
yang sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusan
makalah ini banyak sekali ke kurangannya baik dalam penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang


membuat dan umumnya bagi pembaca makalah ini. Amin.

Pekanbaru, 25 Oktober 2021

Penulis
i

Daftar isi

Kata Pengantar..............................................................................................

Daftar isi.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
GBHN.........................................................................
B. Struktur
GBHN.............................................................................
C. Tujuan Pembangunan
Nasional....................................................
D. Asas Pembangunan
Nasional........................................................
E. Modal Dasar dan Faktor-Faktor
Dominan....................................
F. Visi dan Misi GBHN 1999-
2004..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran.............................................................................................

DAFTAR ISI
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar mengurangi kewenangan MPR.


Kekuasaanya untuk memilih Presiden dan wakil Presiden,misalnya dihapuskan.
Akibatnya kekuasaan MPR untuk menyusun an menetapkan GBHN yang menjadi
tanggungjawab yang wajib dilaksankan oleh presiden juga hilang. Presiden diberi
kekuasaan untuk mengatur agendanya sendiri, Tetapi MPR tetap memegang
kekuasaan untuk mengamandemen dan meratifikasi undag-undang dasar.
Berbagai konsekwensi dari perubahan UUD 1945 ini akan menjadikan kehidupan
bangsa bernegara ini pada masa pasca 2004 akan mengalami perubahan yang amat
mendasar, antara lain; MPR menjadi neben dengan lembaga tinggi lainnya;
anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD; presiden, wakil presiden,
anggota DPR, anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat, dan tidak ada lagi
GBHN. Ketiadaan GBHN tentunya akan berpengaruh kepada sistem dan alat
untuk mewujukan cita-cita bangsa bernegara, atau lebih sempit lagi akan merubah
sistem perencanaan pembangunan nasional. Menurut Prajudi Atmosudiro (2008 )
kewenangan menjalankan pemerintahan dalam konteks berbangsa dan bernegara
yang bertumpu pada keadilan harus memenuhi syarat :
1. Efektif, kegiatan harus mengenai sasaran yang tepat
2. Legitimate, diterima oleh masyrakat yang bersangkutan
3. Yuridis, perbuatan pejabat negara tidak boleh melanggar hukum dalam arti
luas
4. Legal, Perbuatan dan keputusan negara berdasarkan peraturan perundang-
undangan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi nilai moral, dan etik dalam
menjalankan tugas dan fungsi
6. Mendasarkan teknik dan teknologi untuk mengembangkan dan menjaga
mutu.
1

Wewenang untuk menjalankan pemerintahan memiliki dimensi politik


dan hukum. Wewenang bukan hanya berdimensi politik yang menunjukkan hak
untuk berbuat atau tidak berbuat, tapi wewenang harus berdimensi hukum yang
menunjukkan hak untuk memenuhi tugas dan kewajiban. Wewenang yang
dijalankan pemerintah adalah proses dan bentuk memperjuangkan hak dan
kewajiban bagi pemberi layanan ( pemerintah ) dan untuk yang dilayani yaitu
rakyat dan masyarakat ( Bagir Manan , 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari GBHN?
2. Mengapa GBHAN dijadikan landasan sebagai pembangunan nasional?
3. Apa visi dan misi GBHN dalam pembangunan nasional pada tahun 1999-
2004?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari GBHN
2. Memaparkan GBHN dijadikan alasan sebagai pembangunan nasional.
3. Menjelaskan visi dan misi GBHN dalam pembangunan nasional pada tahun
1999-2004.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian GBHN
Garis-garis Besar Haluan Negara adalah haluan negara tentang
penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak
rakyat secara menyeluruh dan terpadu yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk lima tahun guna mewujudkan kesejahteraan
rakyat yang berkeadilan.
Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan dengan maksud untuk
memberikan arah penyelenggaraan negara dengan tujuan mewujudkan kehidupan
yang demokratis, berkeadilan sosial, melindungi HAM, menegakkan supremasi
hukum dalam tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab, berakhlak mulia,
mandiri, bebas, maju, dan sejahtera untuk kurun waktu lima tahun ke depan.
Landasan GBHN disusun atas dasar landasan idiil Pancasila dan landasan
konstitusional Undang-Undang Dasar 1945.

B. Struktur GBHN
1. Sistematika GBHN

GBHN ini disusun menurut sistematika sebagai :

Bab I. : Pendahuluan

Bab II : Pola Dasar Pembangunan Nasional

Bab III : Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang

Bab IV : Pola Umum Pelita V

Bab V : Penutup

Dengan sistematika ini, maka dapatlah digariskan secara jelas dan tegas
arah dan strategi pembangunan nasional dalam kebulatan hubungan yang
menyeluruh, serta gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan dalam
waktu lima tahun mendatang maupun dalam jangka panjang.

Sistematika ini juga memberikan suatu cara pendekatan untuk meletakkan


dasar-dasar kebijaksanaan yang fundamental dan berjangka panjang sebagai
landasan dan pengarahan bagi kebijaksanaan pembangunan jangka menengah,
disertai dengan patokan-patokan bagaimana melaksanakannya.

2. UUD 1945 dan GBHN

Negara Indonesia didirikan bukan tanpa tujuan. Dari aspek


permulaan tujuan nasional itu telah ada dan jelas tercantum di dalam alinea
ke 4 Pembukaan UUD 1945, yaitu:

 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum,
 Mencerdaskan kehidupan bangsa,
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

C. Tujuan Pembangunan Nasional


Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus
menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang
ingin dicapai.
Tujuan pembangunan nasional tersebut di dalam GBHN telah digariskan,
yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur merata materil dan
spiritual berdasarkan Pancasila
b. Di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan
damai.

D. Asas Pembangunan Nasional


Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan
dan dipegang teguh dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional,
asas-asas tersebut adalah:

1. Asas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


2. Asas manfaat
3. Asas demokrasi Pancasila
4. Asas adil dan merata
5. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam perikehidupan
6. Asas hukum
7. Asas kemandirian
8. Asas kejuangan
9. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi

E. Modal Dasar dan Faktor-Faktor Dominan


Modal dasar pembangunan nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan
nasional, baik yang efektif maupun potensial, yang dimiliki dan di daya gunakan
bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional, yaitu:
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia sebagai hasil perjuangan
seluruh rakyat Indonesia.
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Wilayah Nusantara yang luas dan berkedudukan di khatulistiwa pada posisi
silang antar dua samudera dengan kondisi alamiah yang memiliki berbagai
keunggulan komparatif
4. Kekayaan alam yang beraneka ragam dan terdapat di darat, laut, udara, dan
dirgantara yang dapat di dayagunakan secara bertanggungjawab demi
kemakmuran rakyat
5. Penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang potensial
dan proaktif bagi pembangunan nasional.
6. Rohaniah dan mental.
7. Budaya bangsa Indonesia dinamis yang telah berkembang sepanjang sejarah
bangsa yang bercirikan ke-Bhinnekaan dalam keanekaan bangsa.
8. Potensi dan kekuatan efektif bangsa.
9. Angkatan bersenjata republik Indonesia

Faktor dominan adalah segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam


penyelenggaraan pembangunan agar memperlancar pencapaian sasaran
pembangunan nasional, meliputi:

1. Kependudukan dan sosial budaya, termasuk pergesekan nilai dan


perkembangan aspirasi rakyat yang dinamis.
2. Wilayah yang bercirikan kepulauan dan kelautan dengan lingkungan dan alam
tropiknya.
3. Sumber daya alam yang beraneka ragam dan tidak merata penyebarannya
termasuk flora dan fauna.
4. Disiplin nasional yang merupakan perwujudan kepatuhan dan ketaatan kepada
hukum dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
5. Manajemen nasional sebagai mekanisme penyelenggaraan negara dan
pemerintahan.
6. Perkembangan regional dan global serta tatanan internasional yang selalu
berubah secara dinamis.
7. Kemungkinan pengembangan.

Pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan


pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang
menunjang kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah saling menunjang,
saling mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju
pembangunan nasional.

F. Visi dan Misi GBHN 1999-2004


Visi politik dan strategi nasional yang tertuang dalam GBHN 1999-2004
adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berdaya saing,
dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi dan strategi
ini didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan mengusai
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia pada masa depan, diterapkan 12
misi berikut:
1. Pengalaman Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Penekanan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Peningkatan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib dan ketenteraman masyarakat


5. Perwujudan sistem nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan
HAM berlandaskan keadilan dan kebenaran.
6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif,
dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional.
8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan
pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak
10. Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, berdaya
guna, produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
11. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis, bermutu,
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin,
bertanggungjawab, terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas, dan
proaktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.

Setelah ada visi dan misi, maka ditetapkanlah arah kebijakan yang akan
ditempuh, yang mencakup bidang hukum, ekonomi, politik, agama, pendidikan,
sosial dan budaya, pembangunan daerah serta pertahanan dan keamanan.
7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
GBHN tidak lain adanya arah kebijakan dan strategi pembangunan nasional
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang menjadi
cita-cita bangsa Indonesia.
GBHN menggariskan kebijaksanaan, langkah dan sasaran untuk mewujudkan
cita-cita nasional yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 serta di dalam pasal-
pasal UUD 1945.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang GBHN sebagai landasan kebijaksanaan
dan Pembangunan nasional diharapkan pembaca dapat memahaminya. Untuk
menambah pengetahuan lagi diharapkan para pembaca bisa mencari dari sumber lain.
Saya sebagai penulis menyadari Jika makalah ini banyak memiliki kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik serta
saran mengenai pembahasan makalah di atas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rosyadi. 2000. Pancasila Dan Kewiraan untuk Pendidikan Tebaga Kesehatan. Jakarta:
Widya Medika.

Gunawan, Hendry. Pendidikan Pancasila (Mengenal P-4 Dalam Praktek Pendidikan untuk
Menyongsong Pembangunan Nasional di Bidang Kesehatan).

Anda mungkin juga menyukai