Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GEOGRAFI

USAHA PEMERATAAN PEMBANGUNAN

Oleh :

Nama : M. Rio Septian

Kelas : XII IPS

SMA ISLAM AZ-ZAHRA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021 / 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Makalah usaha pemerataan
pembangunan” guna untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi dibawah bimbingan
Ibu Rina Januarti, S.Pd.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

M. Rio Septian

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Kata Pengantar......................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan

A, Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Tujuan Penyusunan Makalah ........................................................................ 2

C. Manfaat Penyusunan Makalah ...................................................................... 2

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

Bab II Pembahasan

A. Hakikat Pemerataan Pembangunan ............................................................... 3

B. Macam-Macam Pemerataan Pembangunan .................................................. 4

C. Tantangan, Kendala dan Peluang Dalam Usaha Pemerataan Pembangunan. 5

D. Kebijakan Pemerintah Dalam Usaha Pemerataan Pembangunan ................. 9

Bab III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan .................................................................................................... 13

B. Saran .............................................................................................................. 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan diartikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan
pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Pengertian pembangunan
ini banyak diartikan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang berbeda-beda dari satu
orang dengan orang lain, namun secara umum dapat disimpulkan bahwa pembangunan
merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik melalui suatu
upaya yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Tujuan pembangunan mencakup aspek pertumbuhan, pemerataan, dan


keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek-aspek
sosial ekonomi wilayah. Perkembangan yang terjadi pada perubahan strategi pembangunan
yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan pelestarian
lingkungan untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang maksimal dan menjamin
kesinambungan. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan pendapatan
per kapita masyarakat sebagai upaya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dalam
waktu dan periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur utama
perbandingan pembangunan antara suatu negara dengan negara lainnya. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi mengindikasikan tingginya pembangunan di suatu negara menjadi
lebih maju dan berkembang.

Selain Tujuan Pembangunan ada juga usaha – usaha yang dilakukan untuk
meratakan pembangunan baik di Desa maupun Kota. Untuk mengetahui lebih lanjut apa
saja usaha yang dilakukan dalam pemerataan pembangunan maka kami tertarik untuk
menyusun makalah berikut yang berjudul “Makalah Usaha Pemerataan Pembangunan”.

1
B. Tujuan Penyusunan Makalah

Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah disamping sebagai syarat untuk
melengkapi tugas dalam mata pelajaran Geografi. Pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar kita dapat mencari tahu usaha apa saja yang dilakukan agar pembangunan di
Indonesia dapat merata, mencari tahu apa saja kendala dalam pemerataan pembangunan di
negara kita, serta mencari peta, membuat atau mencari tabel, bagan, diagram atau grafik
mengenai usaha pemerataan pembangunan di Indonesia.

C. Manfaat Penyusunan Makalah

1. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam usaha pemerataan


pembangunan

2. Mengetahui bagaimana usaha pemerintah dalam melaksanakan pemerataan


pembangunan

D. Rumusan Masalah

1. Kendala apa saja yang dihadapi dalam usaha pemerataan pembangunan?

2. Bagaimana usaha pemerintah dalam usaha pemerataan pembangunan?

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pemerataan Pembangunan

Hakikat pemerataan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah


pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pemba¬ngunan masyarakat Indonesia
seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedoman pembangunan nasional.
Upaya mema¬jukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang
berdasarkan Pancasila diarahkan pada perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dalam kaitan itu, Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
mengamanatkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh nega-ra. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemak¬muran rakyat. Selanjutnya, Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan Pasal
34 menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat,


dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi,
sosial budaya, dan aspek perta¬hanan keamanan, serta merupakan kehendak seluruh
bangsa untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
merata, untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin termasuk terpenuhinya
rasa aman, rasa tenteram, dan rasa ke¬adilan bagi seluruh rakyat.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan


makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pelaksanaannya, pembangunan nasional senantiasa memperhatikan asas-asas
pem¬bangunan, antara lain, bahwa segala usaha dan kegiatan pemba¬ngunan nasional
harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan pribadi warga negara.

3
B. Macam-Macam Pemerataan Pembangunan

Pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata


di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air, di mana setiap warga negara
berhak memperoleh kesempatan berperan serta dan menikmati hasilnya secara adil sesuai
dengan nilai-nilai kemanu¬siaan dan darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan
negara, serta menuju pada keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam
perikehidupan materiil dan spiritual.

1. Pemerataan Pembangunan materiil

Pembangunan yang merata materiil adalah perwujudan Kepu¬lauan nusantara sebagai


satu kesatuan ekonomi, bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun
efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. Tingkat per¬kembangan ekonomi
hams serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang
dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonomi yang berlandaskan
demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila, dan mengandung kemampuan memelihara
stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta memi¬liki kemampuan menciptakan
kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata.

4
2. Pemerataan pembangunan spiritual

Pembangunan yang merata spiritual adalah pembangunan yang merata bagi masyarakat
dalam pengembangan rohani, budaya, dan rasa kesetiakawanan sosialnya, yang
tercermin dalam keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhannya, antara sesama
manusia, serta antara manusia dan lingkungan alam sekitarnya. Keselarasan hubungan
ini dalam pembangunan nasional merupakan perwujudan kesatuan politik dan sosial
wilayah Kepulauan Nusantara, bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa
satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
untuk mencapai cita-cita bangsa. Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang merata dan seimbang, serta ada keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa. Rasa keadilan, keamanan, ketenteraman, dan
kemajuan dari pembangunan dirasakan merata oleh seluruh rakyat sesuai dengan peran
serta dan sumbangannya dalam pembangunan.

C. Tantangan, Kendala dan Peluang Dalam Usaha Pemerataan Pembangunan

1. Tantangan

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu, tetapi majemuk seperti dilambangkan
dalam Bhinneka Tunggal Ika. Kemajemukan ini merupakan kekuatan bangsa, tetapi
sekaligus dapat menimbul¬kan berbagai masalah pula dalam proses pembangunan.
Segolongan masyarakat memiliki peluang ekonomi yang lebih besar dibandingkan
dengan golongan lainnya. Kesempatan mendapatkan peluang dalam pembangunan tidak
sama, ada golongan yang mendapat peluang lebih baik dibanding dengan yang lain.
Dengan intensitas pembangunan yang makin meningkat, kesenjangan tersebut

5
dirasakan makin melebar karena laju pertumbuhan yang berbeda. Kesenjangan
antargolongan ekonomi ini apabila berlanjut dapat menghambat terwujudnya
penyelenggaraan kehidupan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan yang ditujukan bagi sebesar¬besar kemakmuran rakyat. Berlanjutnya
kesenjangan antar golongan ekonomi, yaitu golongan ekonomi yang sangat lemah dan
kuat, akan menghambat meningkatnya peran serta, efisiensi, dan produktivitas rakyat
yang memadai yang diperlukan dalam pembangunan. Kesenjangan antar golongan
ekonomi dan strata pendapatan yang melebar juga akan meningkatkan kecemburuan
sosial dan dapat menyebabkan timbulnya gejolak sosial yang pada gilirannya dapat
mengancam stabilitas nasional. Dengan demikian, mengurangi kesenjangan antar
golongan ekonomi dan strata penda¬patan dalam masyarakat sehingga pembangunan
dapat berjalan di atas landasan yang kukuh dan terjamin kesinambungan dan
per¬tumbuhannya karena makin merata dan berkeadilan, menjadi tan¬tangan pula.

Perkembangan ekonomi antar daerah memperlihatkan bahwa daerah di Pulau Jawa


pada umumnya telah mengalami perkem¬bangan ekonomi yang jauh lebih cepat
dibandingkan dengan daerah di luar Jawa. Kondisi ekonomi antardaerah di kawasan
barat Indonesia pada umumnya juga berbeda dengan yang ada di kawasan timur
Indonesia. Demikian pula, kondisi ekonomi perko¬taan berbeda jauh dengan kondisi
ekonomi perdesaan. Selanjutnya, ada daerah yang tersebar di berbagai wilayah
Indonesia yang tertinggal dibanding daerah lain, yaitu daerah terpencil, daerah minus,
daerah kritis, daerah perbatasan, dan daerah terbelakang lainnya. Pembangunan
ekonomi yang telah menghasilkan pertum¬buhan yang tinggi selama ini belum dapat
sepenuhnya mengatasi permasalahan kesenjangan antar daerah tersebut. Perbedaan laju
pembangunan antar daerah menyebabkan terjadinya kesenjangan kemakmuran dan
kemajuan antar daerah, terutama antara Jawa dan luar Jawa, antara kawasan barat
Indonesia dan kawasan timur Indonesia, dan antara daerah perkotaan dan daerah
perdesaan. Berlanjutnya situasi kesenjangan antar daerah bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial dan Wawasan Nusantara, serta dapat menimbulkan ancaman terhadap
ketahanan nasional. Dengan demikian, tantangan pembangunan dalam PJP II adalah
mengu¬rangi kesenjangan pembangunan antar daerah sehingga pembangunan dapat
menciptakan kemakmuran yang makin merata di seluruh wilayah tanah air.

6
2. Kendala

Upaya pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan menghadapi


berbagai kendala, terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan
perekonomian rakyat, mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah, antar
sektor, dan antar golongan ekonomi, serta upaya menanggulangi kemiskinan.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki struktur geografis yang khas. Letak
satu pulau dengan pulau lainnya terpisah oleh laut yang luas dan terpencar dalam suatu
kawasan yang sangat luas. Kondisi ini di satu pihak merupakan modal bagi pem-
bangunan, tetapi di pihak lain dapat menimbulkan masalah dalam pemerataan
pembangunan, terutama dalam pengembangan prasarana perhubungan yang berkaitan
dengan mobilitas barang, jasa, dan manusia, yang kelancarannya sangat dibutuhkan
dalam upaya pemerataan dan penanggulangan kemiskinan.

Di samping itu, potensi sumber daya alam antar wilayah juga sangat beragam. Ada
wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya, tetapi ada pula wilayah
yang memiliki potensi sumber daya alam yang amat terbatas. Lebih dari itu, di wilayah
yang sumber daya alamnya terbatas, jumlah penduduknya besar; dan sebaliknya di
wilayah yang potensi sumber daya alamnya besar, penduduknya terbatas. Dengan
kondisi tersebut, upaya pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan
dibatasi oleh adanya ketidak seimbangan ketersediaan sumber daya alam dan sumber
daya manusia antar daerah.

Indonesia memiliki pula kondisi sosial budaya antar daerah yang besar variasinya.
Kondisi ini mencerminkan adanya keragam-an yang cukup tinggi dalam nilai, sikap,
aspirasi, persepsi, kelem¬bagaan dan perilaku masyarakat antar daerah. Sebagai bangsa

7
yang satu tetapi majemuk, perbedaan dalam unsur-unsur masyarakat tersebut dapat
menjadi kendala dalam upaya pemerataan pemba¬ngunan dan penanggulangan
kemiskinan, apabila perencanaan danpelaksanaan pembangunan tidak dijalin dengan
sistem komunikasi pembangunan yang intensif dan serasi.

Secara khusus, upaya menanggulangi kemiskinan dihadapkan pada kendala berupa


tersebarnya kantung kemiskinan pada lokasi yang terisolasi serta diperberat oleh
kondisi kesuburan lahan yang rendah dan belum cukup dikuasainya teknologi usaha
tani yang unggul. Di samping itu, upaya penanggulangan kemiskinan di perdesaan juga
dihadapkan pada kendala kelembagaan dan ketim¬pangan dalam pemilikan aset
produktif terutama lahan. Upaya penanggulangan kemiskinan di perkotaan dihadapkan
pada kendala keterbatasan pasar tenaga kerja dalam menyerap dan meningkatkan
kualitas tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang berasal dari penduduk miskin.

3. Peluang

Hasil pembangunan berupa prasarana dan sarana ekonomi dan sosial, serta
pengalaman membangun, merupakan modal besar untuk mengatasi ketimpangan
ekonomi antar daerah, antar sektor, dan antar golongan ekonomi, serta merupakan
peluang untuk menanggulangi kemiskinan. Landasan perekonomian Indonesia telah
cukup kukuh dan mantap dengan ketahanan ekonomi nasional yang andal untuk
membawa rakyat Indonesia ke taraf kesejahteraan yang lebih tinggi dan lebih merata.
Semangat dan tekad yang meluas untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan
menanggulangi kemiskinan juga merupakan peluang untuk menjadikannya sebagai
gerakan nasional yang mempunyai kekuatan besar.

Kekayaan alam yang terdapat di darat, laut, udara, dan dirgan¬tara, jumlah
penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif, dan
budaya bangsa Indonesia yang dinamis, merupakan modal dasar untuk menggerakkan
dan mendorong upaya peningkatan pemerataan pembangunan dan penanggulangan
kemiskinan.

8
D. Kebijakan Pemerintah Dalam Usaha Pemerataan Pembangunan

1. Penumbuhan Perekonomian Rakyat dan Pengurangan Kesenjangan Antargolongan


Ekonomi

Kebijaksanaan mendasar untuk menumbuhkan perekonomian rakyat dan mengatasi


kesenjangan antargolongan ekonomi, dilaksanakan melalui penataan kembali berbagai
perangkat peraturan perundang-undangan yang menyentuh kehidupan ekonomi rakyat
banyak seperti kepemilikan hak atas tanah, hak dan kewajiban karyawan termasuk sistem
pengupahan, bantuan perlindungan hukum, dan mekanisme sistem ekonomi pasar yang
berdasarkan demokrasi ekonomi Pancasila.

Kebijaksanaan yang mendukung perkembangan ekonomi rakyat dilakukan pula


melalui peningkatan pemberian kemudahan di bidang perkreditan, investasi, perpajakan,
asuransi, akses terha¬dap pasar dan informasi, serta dalam memperoleh pendidikan,
pelatihan keterampilan, bimbingan manajemen, dan alih teknologi. Dengan demikian,
ekonomi rakyat dapat berkembang secara mantap dan berperan makin besar dalam
perekonomian nasional. Dalam rangka itu dikembangkan bidang kegiatan ekonomi yang
diprioritaskan bagi usaha ekonomi rakyat, yaitu koperasi dan usaha kecil termasuk usaha
informal dan tradisional, dan jika perlu ditetapkan wilayah usaha yang menyangkut
perekonomian rakyat, terutama yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi dan usaha
kecil untuk tidak dimasuki oleh usaha lainnya. Kebijak¬sanaan pemberian prioritas, dapat
pula diberikan kepada usaha ekonomi rakyat untuk turut berperan secara efektif dalam
penga¬daan barang dan jasa yang dibiayai pemerintah, disertai upaya penyediaan tempat
usaha yang terjamin khususnya bagi koperasi dan usaha kecil, dan peningkatan peran serta
masyarakat antara lain melalui koperasi dalam pemilikan saham perusahaan besar.

Selaras dengan itu upaya mencegah terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi yang
menuju pada bentuk monopoli, monopso¬ni, dan praktek usaha yang merugikan
masyarakat, dan upaya membangun kerja sama kemitraan usaha yang sejajar antara
koperasi, BUMN, dan swasta, diatur dalam peraturan perundangan yang sesuai, yang dapat
mendorong pula peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas rakyat secara
maksimal.

9
2. Penyerasian Pertumbuhan Antarsektor Ekonomi

Kebijaksanaan pemerataan pertumbuhan antarsektor ekonomi adalah menyerasikan


secara bertahap peranan dan sumbangan masing-masing sektor ekonomi, terutama sektor
pertanian, Indus-tri, dan jasa, dalam rangka menciptakan nilai tambah dan produk¬tivitas
ekonomi nasional yang tinggi, serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,
dengan memperlancar proses perpindahan tenaga kerja antarsektor ekonomi tersebut, serta
memadukan perencanaan dan pelaksanaan program antarsektor dan program regional,
sehingga dapat mewujudkan kegiatan pembangunan yang terpadu serta berdaya guna dan
berhasil guna yang memungkinkan penyelenggaraan ekonomi yang makin mencerminkan
rasa keadilan.

Untuk itu, produktivitas di sektor pertanian ditingkatkan antara lain dengan


penerapan teknologi yang tepat serta pendekatan baru dalam produksi dan pemasaran hasil
pertanian termasuk pengembangan agroindustri dan agrobisnis. Pembangunan sektor
industri diupayakan untuk makin terkait dengan sektor pertanian dan pembangunan di
sektor jasa diarah¬kan terutama untuk mendukung sektor pertanian. Dalam rangka ini
termasuk pula upaya untuk memperkuat posisi tawar petani dan meningkatkan nilai tukar
hasil produksinya termasuk melalui peningkatan peran koperasi, mengembangkan sarana
dan prasarana usaha yang dibutuhkan, serta iklim yang mendukung, termasuk kemudahan
dalam memperoleh permodalan dan dalam memperoleh pelatihan keterampilan dan
bimbingan manajemen, serta alih tek¬nologi bagi usaha di bidang pertanian terutama
dalam rangka mengembangkan usaha ekonomi rakyat, khususnya bagi petani.

3. Penyerasian Pertumbuhan Antardaerah

10
Dalam rangka pemerataan pembangunan antar daerah ditempuh berbagai upaya,
antara lain dengan meningkatkan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan wilayah atau kelompok propinsi dalam satu pulau
atau gugus pulau dengan menciptakan keterkaitan fungsional antar¬daerah, antar wilayah,
antar desa, antarkota, dan antara desa dan kota. Selanjutnya diupayakan pula dengan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mendorong kegiatan ekonomi daerah
dengan memberikan kemudahan dalam rangka deregulasi di daerah tingkat I dan II untuk
menciptakan iklim usaha yang makin baik. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan
investasi, perda¬gangan antar daerah, ekspor nonmigas, dan lapangan kerja, serta
mengembangkan prakarsa, keswadayaan, dan peran serta aktif masyarakat dalam
pembangunan dengan mendorong dan membina organisasi kemasyarakatan serta lembaga-
lembaga perekonomian rakyat termasuk koperasi, lembaga tradisional, dan lembaga
kemasyarakatan lainnya.

Untuk mempercepat pengembangan kawasan timur Indonesia dan daerah tertinggal


lainnya, diupayakan untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi guna
mendorong per¬kembangan ekonomi daerah, sesuai dengan prioritas dan potensi daerah
yang bersangkutan. Perhatian lebih besar diberikan pula kepada pengembangan sumber
daya manusia di kawasan tersebut. Dalam rangka mengejar ketertinggalan wilayah
perdesaan di¬bandingkan wilayah perkotaan, diupayakan untuk mengembangkan sarana
dan prasarana perdesaan dan meningkatkan fungsi dan peranan lembaga ekonomi serta
lembaga kemasyarakatan desa.

4. Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan ditempatkan secara utuh dalam rangka


penyelenggaraan pembangunan nasional. Dalam kerangka itu, berbagai hal yang berkaitan

11
dengan perencanaan, pengang¬garan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan
evaluasi akan dikaji dalam perspektif jangka pendek dan jangka panjang.

Inpres Desa Tertinggal dan Dana Desa merupakan kebijaksanaan untuk menumbuhkan dan
memperkuat kemampuan masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan
membuka keterisolasian dan mengembang¬kan kesempatan berusaha. IDT dan Dana Desa
diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi untuk mewujudkan kemandirian
masyara¬kat miskin di desa tertinggal, dengan menerapkan prinsip-prinsip gotong-royong,
keswadayaan, dan partisipasi, serta menerapkan semangat dan kegiatan kooperatif.
Kegiatan sosial ekonomi yang dikembangkan adalah kegiatan produksi dan pemasaran
dengan pemasyarakatan dan pemanfaatan teknologi yang tepat terutama yang sumber
dayanya tersedia di lingkungan masyarakat setempat. Guna mempercepat upaya itu,
ditingkatkan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan serta disediakan dana sebagai
modal kerja bagi penduduk miskin untuk membangun dan mengembangkan
kemampuannya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya secara
mandiri.

12
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan merupakan dua sisi


permasalahan yang telah diusahakan untuk dipecahkan melalui berbagai pembangunan
sektoral dan regional. Strategi pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan
dilakukan dalam berbagai kebijakan-kebijakan yang dapat membantu agar roda
pembangunan dapat tersebar merata ke seluruah wilayah dan rakyat Indonesia

B. Saran

Upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat agar makin adil dan merata hendaknya agar terus
ditingkatkan. Pertumbuhan ekonomi sebagai hasil pembangunan harus dapat dirasakan
masyarakat melalui upaya pemerataan yang nyata dalam bentuk perbaikan pendapatan dan
peningkatan daya beli masyarakat. Keberhasilan pembangunan yang merata harus
dirasakan sebagai perbaikan taraf hidup oleh segenap golongan masyarakat akan
meningkatkan kesadaran rakyat tentang makna serta manfaat pembangunan sehingga
motivasi rakyat makin tergugah untuk berperan aktif dalam pembangunan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/usaha-pemerataan-pembangunan-di-desa-dan-kota

https://geohepi.hepidev.com/2020/12/19/usaha-pemerataan-pembangunan-desa-dan-kota/

https://www.kemenkopmk.go.id/kemenko-pmk-bahas-pemerataan-pembangunan-wilayah-
sumatera-barat

http://repository.ump.ac.id/9164/2/Bab%20I%20-%20%20ARI%20SANTOSO.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai