TENTANG
OLEH :
KELOMPOK X
1. DEWI ANGGRIANI
2. LISA ARIANI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
Makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHSAN
A. Pengertian hambatan intelektual atau tunagrahita.....................................
...................................................................................................................2
B. lasifikasi hambatan intelektual..................................................................
...................................................................................................................3
C. Faktor penyebab terjadinya ketunagrahitaan dan cara
pencegahannya...........................................................................................
...................................................................................................................6
D. Karakteristik anak tunagrahita...................................................................
...................................................................................................................9
E. Layanan bimbingan hambatan intelektual.................................................
...................................................................................................................11
F. Assesmen yang cocok untuk anak tunagrahita..........................................
...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi yang diselenggarakan oleh suatu negara bangsa
dewasa ini harus dilihat sebagai upaya terencana, terprogram, sistematik, dan
berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup
seluruh warga masyarakat. Pada gilirannya pembangunan ekonomi yang berhasil
akan berakibat positif pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hal itulah yang akan dicoba diidentifikasikan dan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Pembangunan Ekonomi sebagai prioritas pembangunan
nasional?
2. Bagaimana Strategi Pembangunan ekonomi di Indonesia?
3. Mengapa industrialisasi dijadikan sebagai alternative?
4. Mengapa pembangunan ekonomi harus berhasil?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan pendapatan akan menurunkan daya beli masyarakat atas
output (barang atau jasa). Daya beli masyarakat yang rendah, maka akan
menghambat aktivitas ekonomi dalam menghasilkan output. Peningkatan
output yang terhambat akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah juga terhambat. (Alesina dan Rodrik, 1994). Terbatasnya output
(barang dan jasa) yang dihasilkan mendorong terbatasnya lapangan kerja
yang mampu diciptakan serta upah (pendapatan) yang diterima. Lapangan
pekerjaan yang terbatas membuat masyarakat tidak akan memperoleh
pendapatan dan pada akhirnya akan menimbulkan kemiskinan.
Selama tahun 2015-2018, rata-rata ketimpangan pendapatan di Indonesia
yang diukur dengan Gini Rasio adalah 0,39. Pulau di Indonesia yang
memiliki rata-rata ketimpangan lebih rendah dari ketimpangan nasional
adalah : Pulau Sumatera 0,36, Pulau Kalimantan 0,34, Pulau Sulawesi 0,38,
Pulau Bali dan Nusa Tenggara 0,33 serta Kepulauan Maluku dan Papua 0,36.
Sementara untuk Pulau Jawa sama dengan nasional. Ketimpangan pendapatan
yang rendah pada hampir diseluruh pulau di Indonesia diikuti oleh semakin
menurunnya jumlah penduduk miskin. Rata-rata jumlah penduduk miskin
secara nasional turun sebesar 3,43 %. Pulau di Indonesia yang jumlah
penduduk miskin yang mengalami penurunan adalah: Pulau Sumatera turun
1,13 %, Pulau Jawa turun 3,16 %, Pulau Sulawesi turun 2,42 %, Pulau Bali
dan Nusa Tenggara turun 3,84 %. Sementara Pulau Kalimantan dan
Kepulauan Maluku dan Papua naik masing-masing sebesar 0,82 % dan 0,49
%.
3. Pertumbuhan Ekonomi Yang Rendah
Rendahnya tingkat produktivitas bisa dilihat dari pendapatan domestik
bruto (PDB) per kapita atau PDB per kapita pekerja yang kecil. Penyebab
oendapatan per kapita yang kecil karena rendahnya tingkat kehidupan dan
kesempatan kerja. Terutama bagi mereja yang memiliki tingkat pendidikan
rendah atau tidak sekolah sama sekali. Sehingga negara berkembang sering
dikaitkan dengan istilah lingkaran setan yang sulit diputus. Artinya dengan
mata rantai pendapatan rendah, maka berdampak pada tabungan dan investasi
yang juga rendah. Apabila tabungan dan investasi rendah, maka akan
mengakibatkan akumulasi modal yang lambat sehingga berujung pada
produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah juga mengakibatkan
rendahnya pendapatan rata-rata.
4. Akses Pendidikan Dan Keterampilan
Pada kelompok masyarakat tertentu pendidikan sebagai salah satu bentuk
investasi belum disadari sepenuhnya dengan benar. Pendidikan masih
dianggap sebagai keterpaksaan bukan sebagai kewajiban yang harus
dihadapinya. Kebanyakan masyarakat kita menganggap bahwa ukuran
keberhasilan hidup seseorang dari kemampuan ekonomi seseorang tersebut,
memang tidak seluruhnya salah tetapi ada hal yang harus diluruskan.
Pemahaman seperti itulah yang mengakibatkan banyaknya orangtua yang
tidak menyekolahkan anaknya karena menurut pemahaman mereka, anak-
anak tidak sekolahpun bisa mencari uang misalnya bekerja di ladang atau
sebagai nelayan. Seberapa penting pendidikan untuk pembangunan ekonomi
suatu bangsa menjadi pertanyaan yang sebenarnya bisa dipahami setiap
orang. Padahal semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga mendorong
peningkatan produktivitas kerjanya. Rendahnya produktivitas kaum miskin
dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka memperoleh pendidikan.
Sehingga dengan infrastruktur pendidikan yang memadai akan mendorong
kualitas sumber daya manusia yang akan menyebabkan menurunnya tingkat
kemiskinan (Rasidin dan Bonar, 2004).
5. Pasar dan informasi yang tidak sempurna
Pasar yang ada di negara berkembang cenderung tidak menyediakan
informasi yang lengkap. Struktur pasar barang dan jasa umumnya cenderung
tidak sempurna. Bahkan, monopoli, dan oligopoli bisa saja terjadi dalam
pasar faktor produksi. Selain itu, sebagian besar informasi pasar hanya
diterima oleh para pengusaha yang mempunyai hubungan dekat dengan
birokrasi yang bersangkutan. Kondisi informasi yang tidak sempurna seperti
ini, jelas hanya akan merugikan rakyat semata.
6. Tingginya tingkat pengangguran
Tidak bisa dimungkiri bahwa tingkat pengangguran di negara
berkembang memang sangat tinggi. Angka pengangguran ini akan semakin
tinggi apabila dihitung menggunakan angka under unemployment. Salah satu
penyebab tingginya angka pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan
kerja yang sangat tinggi melebihi daya tampung perekonomian nasional. Hal
ini diperparah dengan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya
pertumbuhan kesempatan kerja berkaitan erat dengan rendahnya tingkat
penanaman modal, terutama pada sektor-sektor industri, dan jasa modern.
7. Tingginya pertambahan penduduk
Umumnya tingkat pertambahan penduduk di negara berkmebang bisa
mencapai dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan negara maju.
Muhammad Hasan dalam bukunya Pembangunan Ekonomi dan
Pemberdayaan Masyarakat (2018) mengatakan selain pertambahan penduduk
yang tinggi, masalah kependudukan yang lain adalah distribusi penduduk
yang tidak merata. Di negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
besar cenderung tidak diimbangi dengan adanya pemerataan dalam
penyebaran jumlah penduduk. Penyebaran penduduk yang tidak merata ini
jelas menghambat proses pembangunan ekonomi. Dampak yang ditimbulkan
dari masalah tersebut adalah terjadinya pembagian pendapatan yang tidak
merata atau timpang.
8. Ketergantungan pada sektor pertanian primer
Negara-negara berkembang umumnya cenderung bergantung pada sektor
pertanian dan pertambangan. Bahkan, ada negara yang hanya bergantung
pada sektor pertanian saja. Kondisi ini biasa disebut sebagai perekonomian
monokultural. Baca juga: Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi
Ketergantungan yang besar dan rentannya hubungan internasional Kondisi
perekonomian negara berkembang cenderung dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian negara di sekitarnya, terutama negara maju. Hal ini terjadi
karena lemahnya permintaan domestik yang sangat mengandalkan pasar
ekspor. Apalagi barang-barang yang dikespor adalah barang-barang primer.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan menyimak pembahasan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa, adanya dua bentuk strategi dalam pembangunan
ekonomi yang biasa ditempuh oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Yaitu pertama modernisasi pertanian, yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dalam negeri sendiri. Dan yang keduaIndustrialisasi yang dapat
ditempuh dan memang ditempuh oleh negara-negara terbelakang dan sedang
berkembang.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembangunan, kita tidak bisa
memungkiri bahwa sumbangan pendidikan pada pembangunan sangatlah
besar, sehingga pendidikan bisa dikatakan telah memberikan konstribusi
secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi, sehingga pendidikan
bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan serta menguasai tekhnologi, tetapi juga dapat
menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan
ekonomi karena itu, investasi dibidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi
perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum
B. Saran
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian
kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun
pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran,
kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan bagi pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA