Anda di halaman 1dari 19

Manfaat Ekonomi Pembangunan

dan
Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan
Dosen pengampun;
Eka Putri.M.Pd,E,

Disusun Oleh;
Nur Chrysdiyani 1872270009 Pendidikan Ekonomi
Hendri Sandoval 1872250001 Pendidikan Ekonomi
Badi’uz Zaman 1872250059 Pendidikan Ekonomi
Al Fathir Raja.R.A 1872250037 Pendidikan Ekonomi
Wafinze 1872250073 Pendidikan Ekonomi
Revia Dian Fika 1872270007 Pendidikan Ekonomi

Universitas Panca Sakti


Bekasi
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah swt, atas rahmat dan kesempatan yang telah diberikan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Manfaat Ekonomi Pembangunan
dan Ekonomi Berkelanjutan” ini dengan lancar, dan tepat waktu.
Tujuan kami membuat makalah ini tentunya untuk mencari tahu dan mempelajari
mengenai mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Informasi sesuai dengan pengetahuan yang
kami peroleh. Harapan kami untuk makalah ini, semoga apa yang tercantum bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari katasempurna.
Kami mohon untuk saran dan kritiknya untuk pengembangan makalah yang lebih baik di
masa depan, terima kasih.
Bekasi, 12 April 2023

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................................................4
Pendahuluan ......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................................................5
Isi ......................................................................................................................................................5
A. Ekonomi Pembangunan ........................................................................................................5
B. Manfaat Ekonomi Pembangunan ..........................................................................................5
C. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Kehidupan sosial Ekonomi ..............................6
D. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan Hidup ...........................................9
E. Ekonomi Pembangunan dan Korupsi ...................................................................................12
BAB III .............................................................................................................................................18
Kesimpulan dan Saran ......................................................................................................................18
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................18
B. Saran ....................................................................................................................................18
Daftar Pustaka ..................................................................................................................................19

iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Ekonomi Pembangunan
2. Manfaat Ekonomi Pembangunan
3. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Kehidupan sosial Ekonomi
4. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan Hidup
5. Ekonomi Pembangunan dan Korupsi

C. Tujuan
Tujuan analisis ekonomi pembangunan :
1. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
2. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam Ekonomi Pembangunan :
1. Masalah pembentukan modal (investasi)
2. Masalah perdagangan luar negeri (ekspor & impor)
3. Masalah pengerahan tabungan.
4. Masalah bantuan luar negeri
5. Masalah dalam sektor pertanian atau industri
6. Masalah pendidikan dan peranannya dalam menciptakan pembangunan.

4
BAB II
Pembahasaan
A. Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang
dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan
lebih cepat lagi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakatnya, atau Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat
dalam jangka panjang
B. Manfaat Ekonomi Pembangunan
Pembangunan Ekonomi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap negara, sekalipun suatu
negara sudah dalam keadaan makmur. Pembangunan ekonomi tersebut tentu memberikan dampak
bagi suatu negara, salah satunya dampak positif. Dilansir dari buku Pembangunan Ekonomi dan
Pemberdayaan Masyarakat (2018) karya Muhammad Hasan dan Muhammad Azis, dijelaskan
beberapa manfaat dari adanya pembangunan ekonomi, yaitu:
Tingkat produksi meningkat
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah kenaikan Gross Domestic Product (GDP). Konsep
GDP secara makro diartikan sama dengan output atau produksi, yaitu produksi barang dan jasa.
Dengan adanya pembangunan ekonomi, maka perekonomian akan mengalami perkembangan, berupa
peningkatan akan produk barang dan jasa suatu negara.
Adanya berbagai alternatif kemudahan
Dengan adanya peningkatan produksi barang dan jasa, akan membuat masyarakat semakin terbuka
untuk melakukan berbagai pilihan. Kebebasan ini tentu menguntungkan sebab masyarakat memiliki
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang disukainya. Contoh keuntungan yang diperoleh
masyarakat adalah kemudahan dalam membeli barang atau kemudahan dalam memilih sarana
transportasi.
Terdapat perubahan pada aspek sosial, ekonomi, dan politik
Pembangunan ekonomi merupakan proses yang terjadi dalam jangka panjang. Karena bersifat jangka
panjang, maka perubahan yang terjadi akibat pembangunan ekonomi tidak hanya secara fisik saja,
tetapi juga akan berdampak pada perubahan di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Contoh perubahan
di bidang sosial adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, seperti wawasan atau
pandangan masyarakat tentang ilmu Pengetahuan.

Perubahan di bidang ekonomi berupa kenaikan tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan perubahan di bidang politik, yaitu semakin terbukanya
pemahaman masyarakat akan demokrasi dan sistem politik yang lebih adil.
Meningkatnya nilai-nilai kebersamaan
Jika pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara berhasil, maka masyarakat negara
tersebut bisa dikatakan sudah makmur. Karena kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi, sebagai
kompensasi mereka akan mulai memperhatikan lingkungan sekitar. Ketika kesejahteraan masyarakat
sudah tinggi, maka akan terjadi kecenderungan mereka akan mulai memperhatikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan keadilan, terutama masalah yang berkaitan dengan hak asasi manusia
(HAM).

5
Tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat
Pembangunan ekonomi yang direalisasikan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan
mengakibatkan perekonomian masyarakat berkembang. Perekonomian yang berkembang, secara tidak
langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka kesejahteraan masyarakat secara otomatis juga
mengalami peningkatan. Dalam buku Ekonomi Pembangunan (2018) karya Christea Frisdiantara dan
Imam Mukhlis, dijelaskan bahwa pembangunan ekonomi yang berhasil tidak hanya ditandai dengan
pendapatan masyarakat yang meningkat. Tetapi juga terpenuhinya pemenuhan kebutuhan hidup pada
bidang kesehatan dan pemenuhan pada bidang pendidikan. Jadi, pembangunan ekonomi yang berhasil
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari tiga hal, yaitu pendapatan yang
meningkat, terpenuhinya pemenuhan kebutuhan hidup pada bidang kesehatan, dan terpenuhinya
pemenuhan kebutuhan hidup pada bidang pendidikan.
C. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Sosial Politik
Istilah sosial politik terdiri berasal dari dua kata, yaitu sosiologi dan politik. Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari masyarakat, kelompok – kelompok sosial, dan tingkah laku individu baik
individual maupun kolektif dalam konteks sosial. Politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan
sebagai konsep inti. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah ilmu tentang
kekuasaan, pemerintahan, otoritas, dan komando di dalam semua masyarakat manusia, tidak hanya di
dalam masyarakat nasional.
Sosial dan politik mempunyai hubungan dan ketekaitan yang sangat erat. Seperti yang kita ketahui,
bahwa dunia politik pasti berkenaan dengan dunia sosial masyarakat. Masyarakat menjadi
penghubung antara sosial dan politik itu sendiri. Di dalam kegiatan politik, kita tidak bisa lepas dari
partisipasi masyarakat karena masyarakatlah yang menjadi pelaku politik tersebut. Begitu juga
sebaliknya, dalam kehidupan sosial kita tidak bisa lepas dari unsur – unsur politik.
Istilah sosial dan politik sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak lama. Untuk urusan politik,
Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan politik sejak kemerdekaan Indonesia. Dalam
sejarahnya, Indonesia telah mencatat sebanyak tiga fase pemerintahan, yaitu Demokrasi Terpimpin
atau Orde Lama yang dilaksanakan sejak kemerdekaan Indonesia di bawah kepemimpinan Ir.
Soekarno, kemudian Orde Lama yaitu pada masa kepemimpinan Soeharto, dan Era Reformasi yang
dimulai sejak lengsernya Soeharto pada tahun 1998.
Ketiga fase tersebut telah menorehkan berbagai macam sejarah baik dan buruk yang membentuk dan
membekas di era reformasi sekarang ini. Pergantian fase itu sebenarnya adalah bertujuan untuk
Indonesia yang lebih baik. Seluruh sistem pemerintahan di Orde Lama yang tidak sesuai dengan
rakyat Indonesia telah diubah. Namun terlepas dari itu semua, sebagai negara multikultur dan
masyarakatnya yang sangat dinamis, Indonesia tidak bisa terlepas dari berbagai permasalahan
khususnya dalam dunia perpolitikan.
Lantas, bagaimanakah kondisi sosial politik di Indonesia sekarang ini ?
Seperti yang kita ketahui, adanya persaingan dalam dunia perpolitikan adalah suatu masalah yang
masih dirasakan dari dulu hingga sekarang. Persaingan tersebut dilakukan dalam bentuk persaingan
sehat dan persaingan yang tidak sehat. Persaingan sehat akan memberikan dampak positif bagi
siapapun, dan sebaliknya persaingan tidak sehat akan memberikan dampak negatif bagi pihak
manapun. Persaingan tidak sehat ini, biasanya dilakukan dalam bentuk : saling menjatuhkan,
menghina, memaki, bahkan saling menyakiti. Hal ini masih sering terjadi sampai sekarang ini. Ada
banyak sekali tindakan – tindakan persaingan tidak sehat yang dilakukan antara partai politik yang

6
satu dengan partai politik yang lainnya. Tindakan tersebut dilakukan oleh anggota partai politik,
pengurus partai politik, pendukung partai politik, serta masyarakat yang sebenarnya tidak tahu
menahu tentang politik tetapi memilih untuk mencoba melakukan tindakan tersebut. Sangat
disayangkan jika masalah ini akan terus melanda negara yang kita cintai ini. Banyaknya partai
merupakan bentuk dari kemajemukan bangsa yang seharusnya dijadikan pemersatu, bukan pemecah
apalagi penghancur.
Masalah lain yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa sekarang ini adalah banyaknya partai
politik yang memilih selebritis tanah air untuk menjadi anggota partainya. Dengan maksud rakyat
lebih banyak memilihnya karena kepopuleran. Padahal, kinerja dari para selebritis tersebut tidak bisa
dijamin jika hanya mengandalkan kepopuleran. Yang dibutuhkan dalam dunia perpolitikan Indonesia
bukanlah sebuah kepopuleran, akan tetapi kinerja optimal yang dapat membangun politik Indonesia
menjadi sangat baik. Dan seharusnya, partai politik memilih dengan bijaksana siapa anggota yang
mahir pada bidangnya, bukan asal – asalan.
Sangat diakui, bahwa kondisi politik yang ada di Indonesia saat ini mengalami tingkat ‘buruk’.
Keterpurukan ini disebabkan perpolitikan Indonesia yang tidak sehat. Banyak politisi di negara ini
yang terlibat kasus korupsi. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan lupa akan tugasnya
sebagai pejuang rakyat. Bahkan saat ini, banyak pejabat dan tokoh yang hanya bisa bercuap – cuap
berdiskusi di televise mencaci maki kinerja tanpa mengetahui jalan keluarnya. Bukankah lebih baik
bertindak dibandingkan hanya berdiskusi di televisi? dan sebuah diskusi tidak akan berguna jika tidak
ada solusinya.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami masalah yang cukup serius. Hilangnya nilai pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat dan dunia perpolitikan telah menimbulkan masalah yang sampai sekarang
belum terpecahkan. Nilai – nilai pancasila sudah tidak lagi menjadi dasar negara yang diamalkan
dalam kehidupan sehari – hari. Nilai pancasila sudah tidak lagi dijunjung tinggi. Dan nilai pancasila
sudah tidak dihiraukan lagi oleh masyarakat Indonesia. Pancasila seharusnya dijadikan landasan
dalam dunia perpolitikan. Pancasila seharusnya diterapkan dalam segala macam kegiatan yang
dilakukan di dunia perpolitikan. Namun yang terjadi sekarang ini adalah sebaliknya.
Hal ini sangat disayangkan, karena pancasila adalah dasar negara yang menjadi simbol dari bangsa
ini. Pancasila adalah alat pemersatu bangsa. Dan pancasila adalah pedoman bagi kehidupan
bermasyarakat.
Seperti yang kita ketahui, sampai sekarang ini masih banyak sekali masalah dalam dunia perpolitikan
yang dialami oleh negara yang kita cintai ini. Dengan adanya beragam masalah, sudah seharusnya kita
masyarakat Indonesia mulai melakukan perubahan. Kita harus memikirkan solusi dari semua masalah
ini. Bukan hanya mampu menjadi pembuat, penyebab, bahkan penikmat dari setiap masalah yang
tengah kita hadapi.
Kita tidak boleh menjadi bangsa yang lemah, menjadi bangsa yang hanya memikirkan nasib sendiri
tanpa memikirkan orang lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang hanya bisa ikut – ikutan dalam
membuat masalah, menyebarkan suatu berita yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, hanya
berkomentar tanpa memberi solusi, bahkan malah menjadi penyebab dari masalah yang timbul.
Kita harus merubah pola pikir yang kita miliki, menjadi manusia yang berpikir kritis untuk kemajuan
bangsa, dan harus bisa menemukan solusi, bukan hanya menanggapi. Kita tidak boleh bersikap acuh
tak acuh terhadap persoalan yang ada di depan mata. Bukankah lebih baik kita membantu daripada
hanya melihat suatu kesulitan yang dialami oleh orang lain?
Keberagaman yang kita miliki, adalah asset terbesar untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita
mampu bersatu. Dunia perpolitikan merupakan suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi kita dalam

7
mewujudkan kemajuan bangsa., dan masalah yang ada harus kita jadikan motivasi untuk menyatukan
bangsa ini.
Persaingan tidak sehat dalam dunia perpolitikan sudah seharusnya kita kurangi, karena persaingan
tidak sehat hanya akan menimbulkan dampak negatif yang dapat merugikan orang lain. Bukankah kita
lebih suka menjalani kehidupan dengan tenang? Tanpa ada perkelahian, tanpa ada pemakian, pemecah
belahan, bahkan pembunuhan.
Pemilihan selebritis menjadi anggota partai sebenarnya tidak ada masalah. Namun dalam pemilihan
anggota, sebagai partai politik yang bijak sudah seharusnya kita tidak hanya memikirkan kepopuleran
yang ada tanpa memikirkan kinerjanya. Menang karena kepopuleran tanpa memiliki kinerja yang
baik, justru akan terasa sia – sia.
Sebagai anggota politisi yang baik, kita tidak boleh memikirkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan orang lain. Kita harus berpikir, bahwa tindakan korupsi akan menimbulkan banyak
kerugian bagi siapa saja. Kesenangan yang kita alami jika melakukan korupsi hanya bersifat
sementara.
Pancasila yang telah dibuat dengan darah dan air mata oleh para pejuang bangsa sejak dahulu harus
kita jadikan landasan dalam berkehidupan. Pancasila harus menjadi pemersatu, bukan penghancur.
Mulailah berpikir kritis sejak dini. Memang tidak mudah untuk merubah sesuatu yang sudah rusak,
namun bukankah semuanya masi bisa diperbaiki? Kita tidak akan mampu merubah pola pikir orang
lain, apalagi sifat orang lain. Namun kita mampu untuk merubah pola pikir kita sendiri. Semuanya
dimulai dari diri sendiri.

Masalah-Masalah Sosial Politik dalam Pembangunan:


1. Pengangguran
Masalah pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rendahnya kualitas sumber
daya manusia karena rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan dan berkembangnya mesin
canggih yang menggantikan tenaga manusia. Selain itu, masalah pengangguran itu terjadi karena
minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia sedangkan jumlah penduduk semakin meningkat.
2. Tingkat Pendapatan Rendah
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera. Pendapatan per kapita
rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil
industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh
masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit
ditingkatkan. Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan
kemampuan menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal
menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
3. Inflasi
Proses naiknya harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus dan biasanya
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi bahkan spekulasi dan adanya ketidak lancaran dalam
proses distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses penurunan mata uang secara
terus-menerus.
4. Masalah Kemiskinan

8
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Adanya kemiskinan
menyebabkan rendahnya pendapatan perkapita suatu negara, hal ini juga serta kaitannya dengan
minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
5. Kependudukan di indonesia 
Berikut masalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu:
Jumlah penduduk yang sangat besar
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat
Komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan
Penyebaran penduduk yang tidak merata
Arus urbanisasi yang relatif tinggi.

D. Dampak pembangunan terhadap lingkungan

Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat di segala bidang yang
menyangkut kehidupan manusia. Manusia harus pintar dalam merancang pembangunan agar tidak
berdampak pada lingkungan. Sebab, lingkungan sangat berpengaruh secara langsung dan memiliki
peranan yang sangat penting bagi seluruh kehidupan mahluk hidup.
Dewasa ini, banyak sekali kasus pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari pembangunan.
Seperti beberapa hal diantaranya, banjir, longsor, air sungai yang terkena limbah, rusaknya pepohonan
di hutan, dan spesies hewan yang nyaris punah karena daerahnya dirusak. Oleh karena itu, manusia
harus benar-benar memperhatikan lingkungan di sekelilingnya agar tidak menimbulkan dampak buruk
yang lebih besar ketimbang manfaatnya. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang tidak
merusak lingkungan sekitar.
Dampak Baik dan BURUK dari Pembangunan
Dalam sebuah pembangunan sangat berpengaruh besar terhadap lingkungan dan menimbulkan
sejumlah dampak, dimana dampak tersebut bisa saja berdampak baik maupun buruk.
Dampak baik dari pembangunan sangat dibutuhkan negara berkembang untuk kemakmuran
penduduknya. Khusus di Indonesia, salah satu upaya Indonesia menjadi negara maju adalah
meningkatkan pembangunan di daerah terpencil atau daerah perbatasan. Manfaat sektor industri
bukan hanya bagi sektor pertanian, tetapi juga penting bagi masyarakat. Barang-barang seperti
pakaian, makanan, kendaraan pribadi dan sebagainya adalah jenis-jenis kebutuhan manusia yang
dapat dihasilkan dari sektor industri. Terutama sektor industri barang.
Pembangunan yang menghasilkan industri yang melimpah membuat lapangan kerja meningkat dan
jumlah hasil produksi pun melimpah. Barang mentah yang diolah di industri bisa menjadi barang-
barang yang dibutuhkan masyarakat. Selain kebutuhan masyarakat, pembangunan juga dapat
menambah jumlah sarana dan prasarana baru. Mesin-mesin pabrik, kantor, dan traktor adalah
beberapa diantaranya. Pembangunan tak hanya dalam ranah industri. Pembangunan di ranah

9
transportasi juga perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Dengan adanya jalur transportassi
baru, jarak antar wilayah yang jauh bisa semakin dekat.
Dampak buruk dari pembangunan tidak terlepas dari pengolahan limbah industri yang buruk dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan, entah itu pencemaran air, tanah, maupun udara. Akibatnya,
warga yang tinggal di lingkungan sekitar akan ikut tercemar dan terserang berbagai macam penyakit.
Word Health Organization (WHO) mencatat banyak pabrik industri yang menimbulkan polusi udara,
diperkirakan telah menyebabkan 4,2 juta kematian pada tahun 2016. 3,8 juta orang diperkirakan
meninggal selama periode waktu yang sama karena polusi udara pabrik industri yang disebabkan oleh
hasil produksi di pabrik dengan bahan bakar polutan seperti solar dan lain-lain.
WHO juga mencatat bahwa lebih dari 40 persen pabrik industri tidak memiliki akses ke bahan bakar
produksi bersih atau teknologi yang lebih bersih. Polusi ini akan menimbulkan pencemaran udara dan
berbagai macam penyakit yang diderita manusia itu sendiri, dalam proses pembangunan memerlukan
banyak lahan yang dibutuhkan.
Tidak jarang, lahan-lahan di perhutanan dan perbukitan pun digunakan untuk pembangunan.
Berdasarkan data  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 2.175 kejadian bencana
di Indonesia. Dari data itu, 99,08% merupakan bencana   ekologis, disebabkan meningkatnya
penebangan pohon sebagai dampak perubahan iklim. Salah satu permasalahan juga dalam penebangan
pohon banyak sekali kerugian yang terjadi. Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI) mencatat untuk 1 pohon dapat membuat 41,6 Kg kertas sama dengan 12 Rim kertas,
sementara untuk 1 pohon dapat menghasilkan 1,2 oksigen per harinya dan untuk 1 orang bernafas
membutuhkan 0,5 oksigen per harinya, jadi untuk 1 pohon dapat menunjang kehidupan 2 orang.
Apabila 1 pohon di tebang maka akan membunuh 2 orang.
Hal ini membuktikan betapa ruginya pembangunan yang dilakukan di hutan dan perbukitan akan
mengurangi daerah resapan air dan oksigen. Sebab keduanya sangat penting buat kehidupan, dimana
resapan air mampu menyerap air dalam jumlah banyak dari sebuah pohon. Bila suatu daerah tandus
atau rusak, maka air dari resapan pepohonan yang muncul dari air hujan tidak akan bisa ditampung
dalam jumlah banyak oleh tanah, karena tidak adanya pepohonan yang menyerap air dari tanah
langsung, sebagai cadangan air untuk dimassa berikutnya. Itulah sebabnya jika pohon ditebang dan
menyebabkan hutan gundul maka akan menimbulkan longsor dan banjir.
Tak hanya di hutan atau pun perbukitan, lahan pertanian pun tidak jarang dijadikan obyek
pembangunan. Padahal, kita ketahui sektor pertanian mampu menjangkau kebutuhan utama manusia.
Yaitu dalam pemenuhan kebutuhan pangan, hal ini tidak boleh dianggap mudah karena pada
dasarnya dalam sektor pertanian bergantung pada kebutuhan hidup orang banyak dan berpengaruh
sekitar 17,3% penyumbang pemasukan negara pada Produk Domestik Bruto (PDB). Namun pada
kenyataanya kehidupan para petani memang sangat memprihatinkan mulai dari pendanaannya
didalam pertanian hingga lahan yang berkurang dikarenakan banyaknya pembangunan yang terjadi di
wilayah pertanian.
Disini kita bisa melihat suatu ketimpangan. Seharusnya pembangunan mampu membantu sektor
pertanian, bukan malah mengurangi lahan pertanian. Bila lahan pertanian berkurang, maka
ketersedian beras pun akan berkurang. Seperti yang terjadi saat ini, dimana Kementerian Perdagangan
(KEMENDAG) diawal tahun  2018 pemerintah mengimpor beras dari beberapa negara bagian seperti
Thailand dan Vietnam yang berjumlah 500.000 Ton, ini yang jadi kabar buruk buat petani lokal,
pasalnya saat pemerintah mengeluarkan wacana impor beras tersebut mendekati panen raya, otomatis
ini sangat merugikan pendapatan petani lokal. Ini membuktikan lahan terbuka hijau turut menjadi
korban pembangunan. Akibatnya, lahan yang mestinya terbuka bagi semua orang kini malah menjadi
milik perseorangan. Hal ini tentu akan mengurangi wilayah-wilayah untuk publik dan berpotensi
menimbulkan penyalahgunaan lahan terbuka hijau. Padahal, lahan terbuka sangat dibutuhkan oleh

10
masyarakat. Sebab, lahan tersebut bisa digunakan masyarakat untuk bercocok tanam, bersosialisasi
atau rekreasi, dan lain-lain.
Masalah Besar dari Reklamasi
Masalah pembangunan yang berdampak langsung pada lingkungan sangat banyak, seperti reklamasi,
penggundulan hutan, serta pembangunan pabrik industri. Tidak heran masyarakat resah dengan
pembangunan-pembangunan yang terjadi seperti halnya reklamasi yang terjadi di Teluk Benoa Bali.
Reklamasi di Teluk Benoa Bali, pembangunan pulau-pulau buatan di kawasan perairan Teluk Benoa.
Padahal di teluk tersebut banyak sekali mangrove yang berjejer di pinggiran Teluk Benoa,  Proyek
reklamasi dengan menciptakan pulau-pulau baru di kawasan Teluk Benoa akan membuat proses
sedimentasi atau pendangkalan berlangsung semakin cepat, hal ini disebabkan karena material-
material sedimen yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Benoa akan terhalang oleh
pulau-pulau baru hasil reklamasi.
Reklamasi tidak akan menyelamatkan habitat dan ekosistem Teluk Benoa, namun sebaliknya,
reklamasi akan menghancurkan habitat dan ekosistem Teluk Benoa yang telah terbentuk dari jutaan
tahun yang lalu. Habitat dan ekosistem mangrove Teluk Benoa berperan penting dalam menjaga
kestabilitasan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
yang juga merupakan daerah buatan.
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAl)
AMDAL adalah suatu cara yang digunakan dalam mengendalikan perubahan lingkungan sebelum
suatu tindakan kegiatan pembangunan dilaksanakan.  Hal ini dilakukan karena setiap kegiatan
pembangunan selalu menggunakan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidupnya,
sehingga secara langsung (otomatis) akan terjadi perubahan lingkungan. Dengan demikian perlu
pengaturan pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta  cara
meminimalisir dampak, supaya pembangunan-pembangunan yang lainnya dan berikutnya dapat tetap
dilakukan.
Pembangungan tanpa AMDAL
Pembangunan suatu proyek tanpa menggunakan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) tentu sangat merugikan banyak masyarakat. Misalnya, mengalami banjir saat
hujan, kelangkaan air sumur, bising akibat proyek konstruksi, karena letak atau lokasi proyek berada
ditengah permukiman.
Untuk itu perlu direvisi kembali setiap aturan pembangunan, karena dalam UU No 26 tahun 2007
pasal 17 memuat, bahwa proporsi kawasan hutan paling sedikit 30% dari luas Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang dimaksudkan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Maka dengan ini perlu adanya
perhatian kembali untuk pemerintah daerah setempat, agar kiranya dalam mengambil kebijakan
mengenai pembangunan di perlukan AMDAL. Agar setiap pembangunan tidak merugikan lingkungan
dan makhluk hidup di sekitarnya.
Maka dari itu pembangunan disatu pihak dapat menimbulkan dampak positif terhadap lingkungan dan
masyarakat seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta hasil
produksi sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga dapat meningkatkan pendapatan.
Masyarakat sekitar pabrik, langsung atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil
pembangunan. Disisi lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan bisa saja terjadi berbagai masalah
seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan, pengurasan sumberdaya alam,
masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat.

11
Untuk itu pembangunan harus menjadi salah satu usaha yang sebenarnya dapat membantu manusia.
Tetapi, jika pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada, dimana manusia tidak
memperhitungkan dampak-dampak yang terjadi dimasa mendatang maka dampak dari perubahan itu
akan ditanggung sendiri oleh manusia. Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan
dengan semuanya, baik itu, iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya. Sebagaimana pemerintah
diharapkan untuk mempertimbangkan dengan baik dalam mengeluarkan kebijakan terkait
pembangunan, dimana pembangunan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk memilih suatu
wilayah yang akan dibanguni sesuai dan tidak akan merusak ekosistem.

E. Pembangunan dan korupsi

“Penghambat terbesar terhadap proses pembangunan di negara manapun diakui datang dari tindak
pidana korupsi,” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Pernyataan
Akhir Tahun 2021 Lemhannas RI yang diselenggarakan secara hybrid pada 31 Desember 2021.
Oleh karena itu, kata Agus, sisi lain untuk menjamin kelancaran program pembangunan adalah tetap
menjaga momentum dan meningkatkan efektivitas program pemberantasan korupsi. Menurut Agus,
dua sisi pokok itulah  yang dapat membangun Indonesia pada tahun 2022 semakin kuat dan sejahtera
dengan memanfaatkan berbagai peluang dan kemajuan di semua bidang. “Namun tetap selaras dengan
nilai-nilai Pancasila,”ujar Agus.
Pancasila dan implementasinya juga menjadi sorotan penting Lemhannas RI. Gubernur Lemhannas
menyebutkan pentingnya menguatkan identitas dan karakter bangsa agar selaras dengan Pancasila.
Menurut Agus, ciri-ciri manusia Indonesia yang memiliki identitas dan berkarakter kuat itu adalah
punya rasa ingin tahu yang tinggi; berpikiran kritis dan kreatif; dan berani mempelajari hal-hal baru.
Selain itu, mampu mengajukan pendapat dan argumen yang persuasif dan tajam baik dalam berbicara
maupun menulis; percaya diri dan tidak minder tapi juga tidak sombong; berani mengambil risiko,
tidak mudah terpengaruh, dan tidak ikut-ikutan melakukan sesuatu tanpa berpikir matang. 
Tak kalah penting adalah, generasi muda wajib mengetahui sejarah, peradaban dan warisan budaya
Indonesia. Menurut Agus, generasi muda sebaiknya perlu memahami kegemilangan dan kesalahan
para pendahulu di masa silam. Kebudayaan, kesenian dan bahasa merupakan hal yang melekat di diri
kita sejak dari buaian sampai akhir hayat. “Hal itu pula yang membedakan manusia dengan robot
yang menggunakan kecerdasan buatan,” kata Agus.
Selain itu, juga diperlukan sinergi dalam hubungan pusat daerah. Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo
mengungkapkan pentingnya sinkronisasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam
pembuatan dan implementasi keputusan serta kebijakan. “Dari sisi perencanaan, keselarasan visi-misi
pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional,”
kata Agus. 
Pemerintah daerah akan berjalan lebih baik dan efektif apabila perencanaan pembangunan yang
berdasarkan aspirasi masyarakat juga disandarkan kepada perencanaan pembangunan nasional.
Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan Ekonomi dan Politik Korupsi yang merajalela berpengaruh
serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata
pemerintahan yang baik (good governance) karena dapat menghancurkan proses-proses formal.
Korupsi pada pemilihan umum dan badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan dalam
pembentukan kebijaksanaan. Korupsi dalam sistem pengadilan pasti menghambat ketertiban dan
penegakan hukum. Korupsi dalam pemerintahan publik pasti menghasilkan ketidakseimbangan dalam
pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan lembaga-lembaga pemerintah,

12
karena me-ngabaikan prosedur, penyedotan sumber daya, pengangkatan dan promosi pejabat dalam
jabatan tertentu bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
pemerintahan dan mengeliminasi nilai-nilai demokrasi, seperti kepercayaan dan toleransi.
Berdasarkan analisis empiris-sosilogis menunjukkan bahwa berbagai akibat korupsi adalah:
(1) Pemborosan sumber-sumber-sumber, modal yang lari, gang-guan terhadap penanaman modal,
terbuangnya keahlian, bantuan yang lenyap;
(2) Ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilalihan kekuasaan oleh militer, me-nimbulkan
ketimpangan sosial budaya; dan
(3) Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya
kewibawaan dan ke-mapanan administrasi.
Selanjutnya, Simanjuntak (2003) menyatakan bahwa akibat korupsi adalah ketidak efisienan, ketidak
adilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboros-kan sumber-sumber negara, tidak
mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan asing, ketidakstabilan politik,
pembatasan dalam kebijaksanaan peme-rintah dan tidak responsif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum dampak akibat korupsi, sebagai
berikut:
(1) Kehancuran tata ekonomi, seperti larinya modal keluar negeri, gangguan terhadap perusahaan,
gangguan penanaman modal;
(2) Tata sosial bu- JURNAL PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 47
daya seperti revolusi sosial, ketimpangan sosial;
(3) Kerusakan tata politik, seperti pengambil alihan kekuasaan, hilangnya bantuan luar negeri,
hilangnya kewibawaan pemerintah, ketidakstabilan politik;
(4) Kerusakan tata administrasi, seperti tidak efisien, kurangnya kemampuan administrasi, hilangnya
keahlian atau keterampilan, hilangnya sumber-sumber negara, keterbatasan kebijaksanaan pemerintah,
pengambilan tindakan-tindakan represif.
Secara umum, akibat korupsi adalah merugikan negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan serta
memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
a. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi
dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup, dan risiko pembatalan perjanjian. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi
mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, pandangan baru yang muncul
berke-simpulan bahwa adanya sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan
baru dan hambatanhambatan baru. Korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga
mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang me-miliki koneksi akan dilindungi
dari persaingan, dan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien tetap dipertahankan (Teguh
Dananto, 2011). Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) pada sektor publik dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang memungkinkan sogokan
dan upah tersedia lebih banyak. Bahkan, pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek
masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih
banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,

13
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infra-struktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran
pemerintah. Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor
keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, adalah korupsi yang berbentuk
JURNAL PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 48 penagihan
sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman modal (capital investment) ke luar negeri,
bukannya diinvestasikan ke dalam negeri (bahwa ada diktator salah satu negara di Afrika
yang miskin, tetapi memiliki rekening gendut di bank negara Swiss). Mengapa pembangunan
ekonomi di negara diktator tersebut terabaikan? Dalam kasus negara di Afrika tersebut, salah
satu faktornya adalah ketidakstabilan politik, dan juga kenyataan bahwa pemerintah baru
sering menyegel aset-aset pemerintah lama yang sering diduga diperoleh dari hasil korupsi.
Ini memberi dorongan bagi para pejabat untuk menumpuk dan menyimpan kekayaanya di
luar negeri agar sulit dijangkau dalam penyidikan di masa mendatang. Korupsi politis
ditemukan pada banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warganegaranya.
Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok,
bukannya keuntungan rakyat luas. Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat
peraturan yang melindungi per-usahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil
dan menengah.
Politikus-politikus "probisnis" hanya memberikan pertolongan kepada perusahaan-perusahaan
besar yang telah memberikan sumbangan dana besar pada kampanye pemilu mereka. Korupsi
merupakan masalah mendesak yang harus diatasi, agar tercapai pertumbuhan dan geliat
ekonomi yang sehat. Berbagai catatan tentang korupsi yang setiap hari diberitakan oleh media
massa baik cetak maupun elektronik, tergambar adanya peningkatan dan pengembangan
model-model korupsi.
Retorika anti ko-rupsi tidak cukup ampuh untuk memberhentikan praktek tercela ini.
Peraturan perundangundangan yang merupakan bagian dari politik hukum yang dibuat oleh
pemerintah, menjadi meaningless (tanpa makna), apabila tidak dibarengi dengan kesungguhan
untuk manifestasi peraturan perundang-undangan yang ada. Politik hukum tidak cukup,
apabila tidak ada recovery terhadap para eksekutor atau para penegak hukum. Konstelasi
seperti ini mempertegas alasan dari politik hukum yang dirancang oleh pemerintah tidak lebih
hanya sekedar memenuhi meanstream yang sedang terjadi.
Dimensi politik hukum yang merupakan “kebijakan pemberlakuan” atau “enactment policy”,
merupakan kebijakan pemberlakuan yang dominan di negara berkembang, di mana peraturan
perundang-undangan kerap dijadikan instrumen politik oleh pemerintah, penguasa tepatnya,
untuk hal yang bersifat negatif atau positif. Dan konsep perundang-undangan dengan dimensi
seperti ini dominan terjadi di Indonesia, JURNAL PENELITIAN HUKUM INDONESIA -
JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 49 yang justru membuka pintu bagi masuknya praktek korupsi
melalui kelemahan perundang-undangan. Lihat saja, undang-undang bidang ekonomi hasil
analisis Hikmahanto (2006), seperti Undang-undang (UU) Perseroan Terbatas, UU Pasar
Modal, UU Hak Tanggungan, UU Dokumen Perusahaan, UU Kepailitan, UU Perbankan, UU
Persaingan Usaha, UU Perlindungan Konsumen, UU Jasa Konstruksi, UU Bank Indonesia,
UU Lalu Lintas Devisa, UU Arbitrase, UU Telekomunikasi, UU Fidusia, UU Rahasia
Dagang, UU Desain Industri, dan banyak undang-undang bidang ekonomi lainnya. Hampir
semua peraturan per-undang-undangan tersebut memiliki dimensi kebijakan politik hukum
“kebijakan pemberlakuan”, dan memberikan ruang terhadap terjadinya praktek korupsi. Fakta
yang terjadi menunjukkan bahwa negara-negara industri tidak dapat lagi menggurui negara-
negara berkembang soal praktik korupsi, karena melalui korupsilah sistem ekonomi-sosial
rusak, baik di negara maju dan berkembang. Bahkan fakta ternyata mempertegas peran besar
negara adidaya seperti Amerika Serikat melalui lembaga donor seperti Dana Moneter
Internasional, Bank Dunia dan perusahaan multinasional, semakin menjerat negara
berkembang, seperti Indonesia, dalam kubangan dan perangkap hutang luar negeri yang luar

14
biasa besar dan penyakit korupsi yang merajarela. Sebagian besar hutang itu dikorupsi oleh
penguasa Indonesia. Hal ini dilakukan dalam hegemoni terhadap pembangunan ekonomi di
Indonesia. Pergeseran sistem demokratisasi dan reformasi yang ditandai tumbangnya
kekuasaan Orde Baru, membawa berkah bagi tumbuhnya kehidupan demokratisasi di
Indonesia. Namun sayang, reformasi harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia melalui
rontoknya fondasi ekonomi yang memang “buble gum” yang setiap saat siap meledak itu.
Hipocracy (kemunafikan) menjadi senjata ampuh untuk membodohi rakyat. Namun, apakah
rakyat tidak akan sadar karena terbuai oleh lantunan lembut lagu dan kata yang tertata rapi
dari hipokrasi yang lahir dari mulut para penguasa Orde Baru. Dulu korupsi tersentralisasi di
pusat kekuasaan, kini seiring otonomi atau desentralisasi daerah yang diikuti oleh
desentralisasi penge-lolaan keuangan daerah, maka korupsi mengalami pemerataan dan
pertumbuhan yang signifikan. Ternyata pergeseran pada sistem demokratisasi dan pasar bebas
bukan satusatunya alat penangkal korupsi. Pergeseran pemerintah otoriter ke pemerintahan
demokratis tidak serta merta mampu menggusur tradisi suap-menyuap. Korupsi ada di
JURNAL PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 50 semua
sistem sosial (feodalisme, kapitalisme, komunisme, dan sosialisme). Di-butuhkan penguatan
hukum sebagai mekanisme solusi sosial untuk menyelesaikan konflik kepentingan,
penumpukan kekayaan pribadi, dan risiko suap-menyuap. Harus ada tekanan hukum yang
berat dan menyakitkan kepada koruptor. Korupsi di Indonesia telah membawa disharmonisasi
politik, ekonomi, dan social. Grafik pertumbuhan jumlah rakyat miskin terus meningkat
karena dampak korupsi. Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktek korupsi makin
mudah ditemukan di pelbagai bidang kehidupan. Pertama, karena melemahnya nilai-nilai
sosial, kepentingan pribadi menjadi pilihan lebih utama dibandingkan kepentingan umum,
serta kepemilikan harta benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandasi
perilaku sosial sebagian besar orang. Kedua, tidak ada transparansi dan tanggung gugat sistem
integritas publik. Biro pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar
ambisi politik pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara
kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama.
Berdasarkan dua alasan tersebut, pelayanan publik tidak pernah termaksimalisasikan karena
praktek demokratisasi justru memfasilitasi korupsi.
Korupsi berdampak pada ketidakpastian pembangunan ekonomi dapat dijelaskan bahwa
korupsi selalu mengakibatkan situasi pembangunan ekonomi menjadi tidak pasti.
Ketidakpastian ini tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sehat.
Sektor swasta sulit memprediksi peluang bisnis dalam perekonomian, dan untuk memperoleh
keuntungan, maka mereka mau tidak mau terlibat dalam konspirasi besar korupsi tersebut.
High cost economy harus dihadapi oleh para pebisnis, sehingga para investor enggan masuk
menanamkan modalnya di sektor riil di Indonesia, kalaupun investor tertarik mereka prepare
menanamkan modalnya pada sektor finansial di pasar uang. Salah satu elemen penting untuk
merangsang pembangunan sektor swasta adalah meningkatkan arus investasi asing (foreign
direct investment).
Dalam konteks ini korupsi sering menjadi beban pajak tambahan atas sektor swasta. Investor
asing sering memberikan respon negatif terhadap hali ini(high cost economy). Indonesia
dapat mencapai tingkat investasi asing yang optimal, jika Indonesia terlebih dahulu
meminimalisasi high cost economy yang disebabkan oleh korupsi. Praktek korupsi JURNAL
PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 51 sering dimaknai
secara positif, ketika perilaku ini menjadi alat efektif untuk meredakan ketegangan dan
kebekuan birokrasi untuk menembus administrasi pemerintah dan saluran politik yang
tertutup. Ketegangan politik antara politisi dan birokrat biasanya efektif diredakan melalui
praktek korupsi yang memenuhi kepentingan pribadi masingmasing.
Mubaryanto (2004) mengatakan “penyakit pembangunan ekonomi adalah inflasi dan korupsi.
Inflasi yang pernah menjadi hiperinflasi pada tahun 1966 berhasil diatasi para teknokrat kita.

15
Sayangnya, sekarang tidak ada tanda-tanda kita mampu dan mau mengatasi masalah korupsi,
meskipun korupsi sudah benar-benar merebak secara mengerikan. Rupanya masalah inflasi
lebih bersifat teknis sehingga ilmu ekonomi sebagai monodisiplin relatif mudah
mengatasinya. Sebaliknya korupsi merupakan masalah sosial-budaya dan politik, sehingga
ilmu ekonomi sendirian tampaknya tidak mampu mengatasinya. Lebih parah lagi, ilmu
ekonomi malah cenderung tidak berani melawan korupsi karena dianggap “tidak terlalu
mengganggu pembangunan”. Apapun alasannya, korupsi cenderung menciptakan inefisiensi
dan pem-borosan sektor ekonomi selalu terjadi. Output yang dihasilkan tidak sebanding
dengan nilai yang dikeluarkan, ancaman inflasi selalu menyertai pembangunan ekonomi.
Produk domestik bruto (PDB) turun drastis, nilai mata uang terus tergerus. Akibat efek
multiplier dari korupsi tersebut. Mubaryanto (2004) menjelaskan, kunci pemecahan masalah
korupsi adalah keberpihakan pemerintah pada keadilan. Korupsi harus dianggap menghambat
pewujudan keadilan sosial, pembangunan sosial, dan pembangunan moral. Jika sekarang
korupsi telah menghinggapi anggota-anggota legislatif di pusat dan di daerah, bahayanya
harus dianggap jauh lebih parah karena mereka (anggota DPR/DPRD) adalah wakil rakyat.
Jika wakil-wakil rakyat sudah “berjamaah” dalam berkorupsi maka tindakan ini jelas tidak
mewakili aspirasi rakyat, Jika sejak krisis multidimensi yang berawal dari krisis moneter,
terdapat keberpihakan pemerintah pada ekonomi kerakyatan (tidak lagi pada konglomerat)
dalam bentuk program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Hal itu berarti harus ada
keadilan politik. Keadilan ekonomi dan keadilan sosial sejauh ini tidak terwujud di Indonesia
karena tidak dikembangkan pula keadilan politik. Keadilan politik adalah “aturan main”
berpolitik yang adil, atau menghasilkan keadilan bagi seluruh warga negara. Kita berharap
para filosof dan ilmuwan untuk bekerja keras dan berpikir secara empirik- JURNAL
PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL 3, No 02 2022) 52 induktif, yaitu selalu
menggunakan data-data empirik dalam berargumentasi, tidak hanya berpikir secara teoritis
saja, lebih-lebih dengan selalu mengacu pada teori-teori Barat. Dengan berpikir empirik,
kesimpulan-kesimpulan pemikiran yang dihasilkan akan langsung bermanfaat bagi
masyarakat dan para pengambil kebijakan masa sekarang. Misalnya, adilkah orang-orang
kaya kita hidup mewah ketika pada saat yang sama masih sangat banyak warga bangsa yang
harus mengemis sekedar untuk makan. Negara kaya atau miskin sama saja, apabila tidak ada
itikad baik untuk memberantas praktek korupsi, pasti akan mendestruksi perekonomian dalam
jangka pendek maupun panjang. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa skandal ekonomi
dan korupsi sering terjadi di banyak negara maju dan negara berkembang, terjadi karena
kebejatan moral para cleptocracy. Pembangunan ekonomi sering dijadikan alasan untuk
menggadaikan sumber daya alam kepada perusahaan multinasional dan negara adi daya yang
di dalamnya terkemas pula praktik korupsi untuk menumpuk pundi-pundi kekakayaan bagi
kepentingan elite politik baik pribadi maupun kelompoknya.
b. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan Politik
Selain menghambat pertumbuhan ekonomi, korupsi juga menghambat pengembangan sistem
pemerintahan demokratis. Korupsi memupuk tradisi perbuatan yang menguntungkan diri
sendiri atau kelompok, yang mengesampingkan kepentingan publik. Dengan begitu korupsi
menutup rapat-rapat kesempatan rakyat miskin untuk menikmati pembangunan ekonomi dan
kualitas hidup yang lebih baik. Pendekatan yang paling ampuh dalam melawan korupsi di
Indonesia. Dimulai dari meningkatkan standar tata pemerintahan melalui konstruksi integritas
nasional. Tata pemerintahan modern mengedepankan sistem tanggunggugat. Dalam tatanan
seperti ini harus muncul pers yang bebas, undang-undang yang mendukung ter-ciptanya
pemerintahan dan masyarakat yang bebas dari korupsi. Demikian pula dengan pengadilan
yang merupakan bagian dari tata pemerintahan bidang yudikatif, tidak lagi menjadi hamba
penguasa, namun tetap memiliki kebebasan menegakkan hukum dan peraturan. Dengan
demikian, akan terbentuk lingkaran kebaikan yang memungkinkan seluruh pihak ikut
melakukan pengawasan terhadap pihak lain yang diawasi. Dalam tatanan pemerintahan yang

16
demokratis, para politisi dan pejabat negara tergantung pada suara masyarakat sipil. Artinya
kecerdasan sosial-politik dari JURNAL PENELITIAN HUKUM INDONESIA - JPeHI (VOL
3, No 02 2022) 53 masyarakat sipil-lah yang memaksa para politisi dan pejabat negara untuk
menahan diri dari praktek korupsi. Masyarakat sipil yang cerdas secara sosial-politik akan
memilih pimpinan (politisi) dan pejabat negara yang memiliki integritas diri yang mampu
menahan diri dari korupsi dan merancang kebijakan ke arah pembangunan ekonomi yang
lebih baik. Melalui masyarakat sipil yang cerdas secara sosial-politik pula pilarpilar peradilan
dan media massa dapat diawasi sehingga membentuk integritas nasional yang alergi korupsi.
Ketika konstruksi integritas nasional berdiri kokoh dengan payung kecerdasan sosial-politik
masyarakat sipil, maka pembangunan ekonomi dapat distimulus secara efektif. Masyarakat
sipil akan mendorong pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang memadai.
Masyarakat sipil pula yang memberi ruang dan menciptakan ruang pembangunan ekonomi
yang potensial. Masyarakat melalui para investor akan memutuskan melakukan investasi yang
sebesar-besarnya karena hambatan ketidakpastian telah hilang oleh bangunan integritas
nasional yang kokoh. Jumlah output barang dan jasa terus meningkat karena kondusifnya
iklim investasi di Indonesia, karena kerikil-kerikil kelembagaan birokrasi yang njelimet dan
korup telah di-minimalisasi, kondisi politik stabil dan terkendali oleh tingginya tingkat
kecerdasan sosial-politik masyarakat sipil. Para investor mampu membuat prediksi ekonomi
dengan ekspektasi keuntungan tinggi. Sehingga dengan begitu pembangunan ekonomi akan
memberi dampak langsung pada pengurangan jumlah pengangguran dan masyarakat miskin,
peningkatan PAD masing-masing daerah, peningkatan PDB, dan peme-rintah akan mampu
membangun sisten jaminan sosial warganya melalui peningkatan kualitas pendidikan dan
layanan kesehatan yang memberikan dampak langsung pada peningkatan kecerdasan
masyarakat sipil.

17
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Pembangunan Perekonomian memiliki dampak-dampak positif maupun negative atas
kehadirannya dalam bidang sosial,politik maupun likungan hidup.maka dari itu kita harus
membangun dengan memikirkan dampak-dampak apa saja yang akan timbul karena
pembangunan tersebut.
B. Saran
Pembangunan perekonomian yang tidak merugikan pihak mana pun akan membuat
kemajuan dalam bidang apapun itu.

18
Daftar Pustaka

KOMPAS.COM
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/03/181955269/dampak-positif-pembangunan-ekonomi?
Sosialpolitik Filsafat Universitas Gadjah Mada
https://sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id/2017/08/21/bagaimana-kondisi-sosial-politik-di-indonesia/
Cakrawalaide
https://www.google.com/search?q=dampak+pembangunan+terhadap+lingkungan+hidup&rlz=
LEMHANNAS RI
https://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi/press-release/1370-lemhannas-ri-korupsi-
penghambat-terbesar-pembangunan-nasional
ejournal.undaris.ac.id
https://ejournal.undaris.ac.id/index.php/jpehi/article/download/381/279?
__cf_chl_tk=kgSSIWoxYEF.2abCNpC5DOCICZduK0qR9BPvd96a3js-1681230309-0-
gaNycGzNCmU

19

Anda mungkin juga menyukai